Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 mengatur tentang pelaku pengadaan barang/jasa pemerintah yang terdiri atas pengguna anggaran, kuasa pengguna anggaran, pejabat pembuat komitmen, pejabat pengadaan, pokja pemilihan, agen pengadaan, pejabat pemeriksa hasil pekerjaan, dan panitia pemeriksa hasil pekerjaan beserta tugas dan tanggung jawab masing-masing.
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021Nurul Angreliany
Materi disusun oleh Dr. FAHRURRAZI, M.Si.
untuk Diskusi Santai Seputar Perpres & PerLKPP No. 12 Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Chanel Youtube : https://youtu.be/ejUpQgITVPU
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Perpres ini mengatur mengenai perubahan beberapa ketentuan dalam Perpres Nomor 16 Tahun 2018. Beberapa perubahan yang diatur dalam Perpres ini antara lain dalam Pasal 65 yang mengatur mengenai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah yang wajib mengalokasikan anggaran minimal 40% untuk usaha kecil dan koperasi dari total anggaran belanja barang/jasa. Selain itu, perubahan juga dilakukan pada Pasal 66 yang mengatur mengenai Kewajiban penggunaan produk dalam negeri yang dilakukan apabila terdapat produk dalam negeri yang memiliki penjumlahan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh persen). Beberapa pasal juga telah diubah sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2021 ini.
Manajemen pengadaan barang dan jasa PemerintahMrisqiW
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pengadaan barang dan jasa di Indonesia. Terdiri dari organisasi pengadaan yang terdiri atas pengguna anggaran, pejabat pembuat komitmen, unit layanan pengadaan, dan panitia penerima hasil pekerjaan. Juga membahas tentang pelaksanaan pengadaan melalui penyedia barang dan jasa maupun swakelola.
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021Nurul Angreliany
Materi disusun oleh Dr. FAHRURRAZI, M.Si.
untuk Diskusi Santai Seputar Perpres & PerLKPP No. 12 Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Chanel Youtube : https://youtu.be/ejUpQgITVPU
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Perpres ini mengatur mengenai perubahan beberapa ketentuan dalam Perpres Nomor 16 Tahun 2018. Beberapa perubahan yang diatur dalam Perpres ini antara lain dalam Pasal 65 yang mengatur mengenai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah yang wajib mengalokasikan anggaran minimal 40% untuk usaha kecil dan koperasi dari total anggaran belanja barang/jasa. Selain itu, perubahan juga dilakukan pada Pasal 66 yang mengatur mengenai Kewajiban penggunaan produk dalam negeri yang dilakukan apabila terdapat produk dalam negeri yang memiliki penjumlahan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh persen). Beberapa pasal juga telah diubah sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2021 ini.
Manajemen pengadaan barang dan jasa PemerintahMrisqiW
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pengadaan barang dan jasa di Indonesia. Terdiri dari organisasi pengadaan yang terdiri atas pengguna anggaran, pejabat pembuat komitmen, unit layanan pengadaan, dan panitia penerima hasil pekerjaan. Juga membahas tentang pelaksanaan pengadaan melalui penyedia barang dan jasa maupun swakelola.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pengadaan barang/jasa pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018. Secara garis besar membahas tentang tujuan, kebijakan, prinsip, etika pengadaan barang/jasa pemerintah, pelaku pengadaan, perencanaan, persiapan, pemilihan pengadaan, serta pengadaan untuk pelaksanaan penelitian.
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 mengatur tentang pengadaan barang/jasa pemerintah yang mencakup prinsip, ruang lingkup, jenis, organisasi, dan prosedur pengadaan yang transparan, adil, dan akuntabel.
Dokumen tersebut merangkum peraturan presiden tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah. Prinsip dasar pengadaan meliputi efisien, transparan, dan adil. Dokumen menjelaskan organisasi pengadaan, tugas pejabat terkait, dan prosedur pengadaan.
Dokumen tersebut membahas proses pengadaan barang dan jasa pemerintah mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan pemilihan penyedia, hingga pelaksanaan kontrak dan serah terima hasil proyek. Terdapat penjelasan mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing organisasi dan pejabat yang terlibat dalam proses pengadaan.
Berisikan peraturan perundangan tentang proses pengadaan barang dan jasa ygn dibuat oleh pemerintah dalam hal proses tender untuk perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang kontruksi
Profil Khalid Mustafa menunjukkan bahwa beliau adalah seorang ahli pengadaan yang berpengalaman luas di berbagai lembaga pemerintah. Beliau saat ini menjabat sebagai Ketua Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia dan Pengurus Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia serta memiliki berbagai sertifikasi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah.
Poin2 Pelaksanaan dan Pengendalian Kontrak 2022.pdfarif129194
Tiga dokumen tersebut memberikan informasi mengenai nilai anggaran tahunan untuk tiga obyek yaitu Pasar Banyuasri Singaraja, RS Sanjiwani Gianyar, dan Pasar Rakyat Gianyar dengan total nilai Rp. 159,5 miliar, Rp. 135 miliar, dan Rp. 224,9 miliar.
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 mengenai perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan baru ini memperjelas ketentuan mengenai pelaku pengadaan, SDM dan kelembagaan, UMKM dan koperasi, jasa konstruksi, pembinaan penyedia, serta e-marketplace pengadaan. Dokumen ini juga membahas perubahan-perubahan penting dalam
Pengadaan barang dan jasa pemerintah tahun 2021 mencapai Rp1.214,1 triliun atau 52,1% dari APBN. Perpres ini mengubah Perpres 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan merubah pelaku pengadaan, persiapan pengadaan, pemilihan penyedia, pengecualian dan sanksi.
Peraturan ini mengatur pengecualian pengadaan barang dan jasa pemerintah dari peraturan pengadaan pemerintah, mencakup pengadaan di BLU, berdasarkan tarif yang dipublikasikan, praktik bisnis yang mapan, dan peraturan lain. Dokumen ini menjelaskan ruang lingkup, pelaku, dan ketentuan pengadaan untuk masing-masing kategori pengecualian.
Dokumen tersebut membandingkan perbedaan definisi, organisasi, metode pemilihan penyedia, tanda bukti perjanjian, jaminan pelaksanaan, pengumuman pemilihan, penandatanganan kontrak, pembayaran, dan keadaan kahar antara Peraturan Presiden No. 54/2010, 35/2011, dan 70/2012 dengan Peraturan Presiden No. 172/2014 dan 4/2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaYuni
Dokumen tersebut membandingkan perbedaan definisi, organisasi, metode pemilihan penyedia, tanda bukti perjanjian, jaminan pelaksanaan, pengumuman pemilihan, penandatanganan kontrak, pembayaran, dan keadaan kahar antara Peraturan Presiden No. 54/2010, 35/2011, dan 70/2012 dengan Peraturan Presiden No. 172/2014 dan 4/2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Agus Triyono
Dokumen tersebut membandingkan perbedaan definisi, organisasi, metode pemilihan penyedia, tanda bukti perjanjian, jaminan pelaksanaan, pengumuman pemilihan, penandatanganan kontrak, pembayaran, dan keadaan kahar antara Peraturan Presiden No. 54/2010, 35/2011, dan 70/2012 dengan Peraturan Presiden No. 172/2014 dan 4/2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pengadaan barang/jasa pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018. Secara garis besar membahas tentang tujuan, kebijakan, prinsip, etika pengadaan barang/jasa pemerintah, pelaku pengadaan, perencanaan, persiapan, pemilihan pengadaan, serta pengadaan untuk pelaksanaan penelitian.
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 mengatur tentang pengadaan barang/jasa pemerintah yang mencakup prinsip, ruang lingkup, jenis, organisasi, dan prosedur pengadaan yang transparan, adil, dan akuntabel.
Dokumen tersebut merangkum peraturan presiden tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah. Prinsip dasar pengadaan meliputi efisien, transparan, dan adil. Dokumen menjelaskan organisasi pengadaan, tugas pejabat terkait, dan prosedur pengadaan.
Dokumen tersebut membahas proses pengadaan barang dan jasa pemerintah mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan pemilihan penyedia, hingga pelaksanaan kontrak dan serah terima hasil proyek. Terdapat penjelasan mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing organisasi dan pejabat yang terlibat dalam proses pengadaan.
Berisikan peraturan perundangan tentang proses pengadaan barang dan jasa ygn dibuat oleh pemerintah dalam hal proses tender untuk perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang kontruksi
Profil Khalid Mustafa menunjukkan bahwa beliau adalah seorang ahli pengadaan yang berpengalaman luas di berbagai lembaga pemerintah. Beliau saat ini menjabat sebagai Ketua Pusat Pengkajian Pengadaan Indonesia dan Pengurus Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia serta memiliki berbagai sertifikasi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah.
Poin2 Pelaksanaan dan Pengendalian Kontrak 2022.pdfarif129194
Tiga dokumen tersebut memberikan informasi mengenai nilai anggaran tahunan untuk tiga obyek yaitu Pasar Banyuasri Singaraja, RS Sanjiwani Gianyar, dan Pasar Rakyat Gianyar dengan total nilai Rp. 159,5 miliar, Rp. 135 miliar, dan Rp. 224,9 miliar.
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 mengenai perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan baru ini memperjelas ketentuan mengenai pelaku pengadaan, SDM dan kelembagaan, UMKM dan koperasi, jasa konstruksi, pembinaan penyedia, serta e-marketplace pengadaan. Dokumen ini juga membahas perubahan-perubahan penting dalam
Pengadaan barang dan jasa pemerintah tahun 2021 mencapai Rp1.214,1 triliun atau 52,1% dari APBN. Perpres ini mengubah Perpres 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan merubah pelaku pengadaan, persiapan pengadaan, pemilihan penyedia, pengecualian dan sanksi.
Peraturan ini mengatur pengecualian pengadaan barang dan jasa pemerintah dari peraturan pengadaan pemerintah, mencakup pengadaan di BLU, berdasarkan tarif yang dipublikasikan, praktik bisnis yang mapan, dan peraturan lain. Dokumen ini menjelaskan ruang lingkup, pelaku, dan ketentuan pengadaan untuk masing-masing kategori pengecualian.
Dokumen tersebut membandingkan perbedaan definisi, organisasi, metode pemilihan penyedia, tanda bukti perjanjian, jaminan pelaksanaan, pengumuman pemilihan, penandatanganan kontrak, pembayaran, dan keadaan kahar antara Peraturan Presiden No. 54/2010, 35/2011, dan 70/2012 dengan Peraturan Presiden No. 172/2014 dan 4/2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannyaYuni
Dokumen tersebut membandingkan perbedaan definisi, organisasi, metode pemilihan penyedia, tanda bukti perjanjian, jaminan pelaksanaan, pengumuman pemilihan, penandatanganan kontrak, pembayaran, dan keadaan kahar antara Peraturan Presiden No. 54/2010, 35/2011, dan 70/2012 dengan Peraturan Presiden No. 172/2014 dan 4/2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Matriks perbedaan perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya(1)Agus Triyono
Dokumen tersebut membandingkan perbedaan definisi, organisasi, metode pemilihan penyedia, tanda bukti perjanjian, jaminan pelaksanaan, pengumuman pemilihan, penandatanganan kontrak, pembayaran, dan keadaan kahar antara Peraturan Presiden No. 54/2010, 35/2011, dan 70/2012 dengan Peraturan Presiden No. 172/2014 dan 4/2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Similar to Sosialisasi Perpres 16 th 2018.pptx (20)
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
3. TUJUAN PENGADAAN
1. menghasilkan b/j yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan
(kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan Penyedia)
2. meningkatkan penggunaan
produk dalam negeri
3. Meningkatkan peran serta UMKM
4. meningkatkan peran
pelaku usaha nasional
5. mendukung pelaksanaan penelitian
dan pemanfaatan barang/jasa hasil penelitian
6. meningkatkan keikutsertaan
industri kreatif
7. mendorong pemerataan ekonomi
8. mendorong Pengadaan Berkelanjutan
Ps.4
4. KEBIJAKAN PENGADAAN
1. meningkatkan kualitas perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
2. melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang lebih
transparan, terbuka, dan kompetitif
3. memperkuat kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
Pengadaan Barang/Jasa
4. mengembangkan E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa
5. menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta transaksi elektronik
6. mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
7. Memberikan kesempatan kepada UMKM
8. mendorong pelaksanaan penelitian dan industri kreatif
9. melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan
Ps.5
11. 6
Pasal 9
Tugas & Wewenang (PA)
Pelaku Pengadaan
Kewenangan di atas dapat didelegasikan kepada KPA untuk pengelolaan
APBN/APBD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
a) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja
b) Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang ditetapkan
c) Menetapkan perencanaan pengadaaan
d) Menetapkan dan mengumumkan RUP
e) Melaksanakan konsolidasi PBJ
f) Menetapkan penunjukkan langsung untuk tender/seleksi ulang gagal
12. g) Menetapkan :
• PPK, pejabat pengadaan, PjPHP/PPHP, penyelenggara swakelola, tim teknis,
dan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan melalui sayembara/kontes
h) Menyatakan tender/seleksi gagal
i) Menetapkan pemenang pemilihan/ Penyedia untuk
metode pemilihan
• Tender/Penunjukan Langsung/ E-Purchasing B/PK/JL dgn nilai Pagu
Anggaran paling sedikit di atas Rp. 100 M
• Seleksi/Penunjukan Langsung untuk JK dgn nilai Pagu
Anggaran paling sedikit di atas Rp. 10 M
7
Pasal 9
Tugas & Wewenang (PA)
Pelaku Pengadaan
Kewenangan (huruf G, H, I) tidak dapat didelegasikan kepada KPA untuk pengelolaan APBD
13. 8
⃝ Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Kuasa Pengguna Anggaran beserta tugas dan
kewenangannya
⃝ Pejabat Pembuat Komitmen beserta tugasnya
⃝ Pejabat Pengadaan beserta tugasnya
⃝ Pokja Pemilihan beserta tugasnya
⃝ Agen Pengadaan beserta tugasnya
⃝ PjPHP/PPHP beserta tugasnya
⃝ Penyelenggara Swakelola beserta tugasnya
⃝ Penyedia beserta syarat dan tanggung jawab
PELAKU PENGADAAN
14. 9
Pasal 1 angka 8, 9
Pejabat yang memperoleh kuasa dari
PAuntuk melaksanakan sebagian
kewenangan dan tanggung jawab
Penggunaan Anggaran pada K/L yang
bersangkutan
APBN
Pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian kewenangan
PAdalam melaksanakan sebagian
tugas dan fungsi Perangkat Daerah
APBD
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Pelaku Pengadaan
15. 10
Pasal 10
P A
K P A
Tugas Pokok
KPA
Pelaku Pengadaan
a) Melaksanakan pendelegasian sesuai pelimpahan dari PA
b) Menjawab Sanggah Banding peserta Tender Pekerjaan Konstruksi
c)dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan kewenangan yang
terkait dengan :
• melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja; dan/atau
• mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam
batas anggaran belanja yang telah ditetapkan
16. 11
Pasal 10
Ketentuan Lain
KPA
Pelaku Pengadaan
• Dapat dibantu oleh Pengelola PBJ
• Dalam hal tidak ada personel yang dapat ditunjuk sebagai
PPK, KPA dapat merangkap sebagai PPK*
*Sehingga KPA yang melaksanakan tugas sebagaimana tugas PPK
17. 12
⃝ Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Kuasa Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Pejabat Pembuat Komitmen beserta tugasnya
⃝ Pejabat Pengadaan beserta tugasnya
⃝ Pokja Pemilihan beserta tugasnya
⃝ Agen Pengadaan beserta tugasnya
⃝ PjPHP/PPHP beserta tugasnya
⃝ Penyelenggara Swakelola beserta tugasnya
⃝ Penyedia beserta syarat dan tanggung jawab
PELAKU PENGADAAN
18. Pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA/KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara/anggaran belanja daerah
13
Pasal 1 angka 10
Pejabat Pembuat Komitmen
Pelaku Pengadaan
19. 14
Pasal 11
Tugas PPK
(1)
Pelaku Pengadaan
PPK dalam melaksanakan tugas dapat dibantu oleh Pengelola PBJ
a) menyusun perencanaan pengadaan
b) menetapkan spesifikasi teknis/KAK
c) menetapkan rancangan kontrak
d) menetapkan HPS
e) menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan ke Penyedia
f) mengusulkan perubahan jadwal kegiatan
g) menetapkan tim pendukung
h) menetapkan tim atau tenaga ahli
i) melaksanakan E-Purchasing untuk nilai paling sedikit diatas Rp. 200 juta
j) menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
20. 15
Pasal 11
Tugas PPK
(2)
Pelaku Pengadaan
k) mengendalikan kontrak
l) melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA/KPA
m) menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/KPA
dengan Berita Acara Penyerahan
n) menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan
o) menilai kinerja Penyedia
PPK dalam melaksanakan tugas dapat dibantu oleh Pengelola PBJ
21. 16
Pasal 10 ayat 3 &
Pasal 11 ayat2
melakukan
tindakan yang
mengakibatkan
pengeluaran
anggaran belanja
mengadakan dan
menetapkan
perjanjian
dengan pihak
lain dalam batas
anggaran belanja
yang telah
ditetapkan.
P P K
P A / K PA
Pejabat Pembuat Komitmen
Pelaku Pengadaan
PPK juga melaksanakan tugas pelimpahan kewenangan dari
PA/KPA :
22. 17
⃝ Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Kuasa Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Pejabat Pembuat Komitmen beserta tugasnya
⃝ Pejabat Pengadaan beserta tugasnya
⃝ Pokja Pemilihan beserta tugasnya
⃝ Agen Pengadaan beserta tugasnya
⃝ PjPHP/PPHP beserta tugasnya
⃝ Penyelenggara Swakelola beserta tugasnya
⃝ Penyedia beserta syarat dan tanggung jawab
PELAKU PENGADAAN
23. 18
Pejabat administrasi/pejabat
fungsional/personel yang ditetapkan oleh
PA/KPA untuk melaksanakan (persiapan
dan pelaksanaan) Pengadaan Langsung,
Penunjukan Langsung (paling banyak
200jt untuk B/PK/JL atau 100jt untuk JK),
dan E-purchasing (paling banyak 200jt)
Pasal 1 angka 13 &
Pasal12
Pejabat Pengadaan
(PP)
Pelaku Pengadaan
24. 19
⃝ Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Kuasa Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Pejabat Pembuat Komitmen beserta tugasnya
⃝ Pejabat Pengadaan beserta tugasnya
⃝ Pokja Pemilihan beserta tugasnya
⃝ Agen Pengadaan beserta tugasnya
⃝ PjPHP/PPHP beserta tugasnya
⃝ Penyelenggara Swakelola beserta tugasnya
⃝ Penyedia beserta syarat dan tanggung jawab
PELAKU PENGADAAN
25. 20
ihan
Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut Pokja
Pemilihan adalah sumber daya manusia yang ditetapkan
oleh pimpinan UKPBJ untuk mengelola pemilihan Penyedia
Pasal 1 angka12
Pokja Pemilihan
Pelaku Pengadaan
26. 21
Pasal 13
Tugas Pokja
Pemilihan • Pemilihan Penyedia
• Pemilihan Penyedia untuk Katalog Elektronik
melaksanakan persiapan & pelaksanaan :
• Pokja Pemilihan beranggotakan 3 orang, berdasarkan pertimbangan
kompleksitas pemilihan Penyedia, dapat ditambah sepanjang berjumlah gasal
• Dapat dibantu oleh tim / tenaga ahli
Menetapkan pemenang pemilihan:
• Tender/Penunjukan Langsung B/PK/JL dgn
nilai Pagu Anggaran paling banyak 100 M
• Seleksi/Penunjukan Langsung JK dgn nilai
Pagu Anggaran paling banyak 10 M
Pokja Pemilihan
Pelaku Pengadaan
27. 22
⃝ Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Kuasa Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Pejabat Pembuat Komitmen beserta tugasnya
⃝ Pejabat Pengadaan beserta tugasnya
⃝ Pokja Pemilihan beserta tugasnya
⃝ Agen Pengadaan beserta tugasnya
⃝ PjPHP/PPHP beserta tugasnya
⃝ Penyelenggara Swakelola beserta tugasnya
⃝ Penyedia beserta syarat dan tanggung jawab
PELAKU PENGADAAN
28. 23
Dapat
Melaksanakan
PBJ
mutatis mutandis
dengan tugas
pokja pemilihan
dan/atau PPK
UKPBJ atau Pelaku Usaha yang melaksanakan sebagian atau seluruh
pekerjaan PBJ yang diberi kepercayaan oleh K/L/Perangkat Daerah
sebagai pihak pemberi pekerjaan
T u g a s
Pasal 1 angka 16 &
pasal14
Agen Pengadaan
Pelaku Pengadaan
31. 26
⃝ Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Kuasa Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Pejabat Pembuat Komitmen beserta tugasnya
⃝ Pejabat Pengadaan beserta tugasnya
⃝ Pokja Pemilihan beserta tugasnya
⃝ Agen Pengadaan beserta tugasnya
⃝ PjPHP/PPHP beserta tugasnya
⃝ Penyelenggara Swakelola beserta tugasnya
⃝ Penyedia beserta syarat dan tanggung jawab
PELAKU PENGADAAN
32. 27
Pasal 1 angka 14 &
Pasal15
Pejabat administrasi/pejabat
fungsional/personel yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa
administrasi hasil pekerjaan PBJ
Tugas
Memeriksa administrasi hasil pekerjaan PBJ
B/PK/JL JK
Paling banyak Rp 200 Juta Paling banyak Rp 100 Juta
Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PjPHP)
Pelaku Pengadaan
33. 28
Pasal 1 angka 15 &
Pasal15
Tim yang bertugas memeriksa
administrasi hasil pekerjaan PBJ
Paling sedikit
di atas Rp 200 Juta
Paling sedikit di atas
Rp 100 Juta
Pelaku Pengadaan
Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP)
Tugas
Memeriksa administrasi hasil pekerjaan PBJ
B/PK/JL JK
34. 29
⃝ Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Kuasa Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Pejabat Pembuat Komitmen beserta tugasnya
⃝ Pejabat Pengadaan beserta tugasnya
⃝ Pokja Pemilihan beserta tugasnya
⃝ Agen Pengadaan beserta tugasnya
⃝ PjPHP/PPHP beserta tugasnya
⃝ Penyelenggara Swakelola beserta tugasnya
⃝ Penyedia beserta syarat dan tanggung jawab
PELAKU PENGADAAN
35. 30
Pasal 16
Tim Persiapan
• menyusun
sasaran, rencana
kegiatan, jadwal
pelaksanaan,
dan rencana
biaya
Tim Pelaksana
• melaksanakan,
mencatat,
mengevaluasi, &
melaporkan
secara berkala
kemajuan
pelaksanaan
kegiatan &
penyerapan
anggaran
Tim Pengawas
• mengawasi
persiapan dan
pelaksanaan
fisik maupun
administrasi
swakelola.
Penyelenggara Swakelola
Pelaku Pengadaan
Tim yang menyelenggarakan kegiatan secara Swakelola
36. 31
⃝ Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Kuasa Pengguna Anggaran beserta tugas dan kewenangannya
⃝ Pejabat Pembuat Komitmen beserta tugasnya
⃝ Pejabat Pengadaan beserta tugasnya
⃝ Pokja Pemilihan beserta tugasnya
⃝ Agen Pengadaan beserta tugasnya
⃝ PjPHP/PPHP beserta tugasnya
⃝ Penyelenggara Swakelola beserta tugasnya
⃝ Penyedia beserta syarat dan tanggung jawab
PELAKU PENGADAAN
37. 32
Pasal 1
angka 27 ,28
P e n ye d i a
Pelaku Pengadaan
Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau
badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum
maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum Negara RI, baik sendiri maupun
bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai
bidang ekonomi.
Penyedia adalah Pelaku Usaha yang menyediakan
barang/jasa berdasarkan kontrak.
38. 33
P e n ye d i a
Pelaku Pengadaan
Pasal 17
Penyedia wajib memenuhi kualifikasi sesuai dengan
barang/jasa yang diadakan dan sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
39. 34
Pasal 17
Tanggung Jawab Penyedia
Pelaku Pengadaan
Pelaksanaan Kontrak
Kualitas Barang/Jasa
Ketepatan Perhitungan Jumlah / Volume Ketepatan Wa
Penyerahan
Ketepatan Tempat Penyerahan
40. PBJ
UMUM
Swakelola
Tipe I
Tipe II
Tipe III
Tipe IV
Penyedia
E-purchasing
Pengadaan
langsung
Penunjukan
langsung
Tender
cepat
Tender/
seleksi
KHUSUS
PBJ
penanganan
keadaan
darurat
PBJ di luar
negeri
Pengecualian
dari Ketentuan
Perpres No
16/2018
Badan
Layanan
Umum (BLU)
tarif yang
dipublikasikan
praktek bisnis yang
telah mapan
Diatur per UU lainnya
PBJ
Penelitian Tender/ Seleksi
Internasional
dan PHLN
42. 6
Pasal 50 ayat 5
PELAKSANAAN MELALUI E-PURCHASING ADA DUA KRITERIA YAITU:
1. Wajib dilakukan untuk barang/jasa yang menyangkut
pemenuhan kebutuhan nasional dan/atau strategis yang
ditetapkan oleh menteri, kepala lembaga, atau kepala daerah.
2. Tidak wajib, jika tidak ditetapkan oleh menteri, kepala
lembaga, atau kepala daerah. Keputusan pembelian melalui e-
Purchasing harus mempertimbangkan pemerataan ekonomi
dengan memberikan kesempatan pada usaha mikro, kecil dan
menengah serta Pelaku Usaha lokal.
PBJ MELALUI PENYEDIA
43. 7
PENUNJUKAN LANGSUNG
Pasal 38 (5) dan 4 (5)
Keg. mendadak (komitmen internasional)
Rahasia (kepentingan Negara)
Satu kesatuan sistem konstruksi
Hanya 1 pelaku usaha yg mampu
Benih dan Pupuk
Sarpras utk masyarakat tdk mampu
Hak Paten
Tender ulang gagal
1 pelaku usaha yang mampu
Pemegang hak cipta
Konsultan hukum yang
segera dan tidak bisa
ditunda
Repeat order (maks 2 kali)
Pelaksanaan penunjukan langsung dilaksanakan
dengan mengundang 1 pelaku usaha yang dipilih
dengan disertai negosiasi teknis maupun harga.
B/PK/JL JK
PBJ MELALUI PENYEDIA
44. 8
Pelaksanaan Pengadaan Langsung dilakukan sebagai berikut:
1. Pembelian/pembayaran langsung kepada
Penyedia untuk Pengadaan Barang/Jasa
Lainnya yang menggunakan bukti
pembelian dan kuitansi; atau
2. Permintaan penawaran yang disertai
dengan klarifikasi serta negosiasi teknis
dan harga kepada Pelaku Usaha untuk
Pengadaan Langsung yang menggunakan
SPK
PENGADAAN LANGSUNG
Pasal 50 ayat 7
PBJ MELALUI PENYEDIA
45. 9
TENDER CEPAT
Pelaksanaan Tender Cepat:
• Peserta sudah terkualifikasi dalam SIKaP
• Peserta hanya memasukkan penawaran harga
• Evaluasi penawaran harga dilakukan oleh aplikasi
• Penetapan pemenang berdasarkan harga penawaran terendah
• Dapat menggunakan E-reverse Auction
Pasal 50 ayat 4 & 11
PBJ MELALUI PENYEDIA
46. 10
Pelaksanaan Pemilihan melalui Tender/Seleksi Prakualifikasi terdiri dari:
Tahap Prakualifikasi Tender/Seleksi
1. Pelaksanaan Prakualifikasi
a. Pengumuman Prakualifikasi
b. Pendaftaran dan
pengunduhan Dokumen
kualifikasi
c. Pemberian Penjelasan
(apabila diperlukan)
d. Penyampaian Dokumen
Prakualifikasi
e. Evaluasi Prakualifikasi
f. Penetapan dan Pengumuman
Hasil Prakualifikasi
g. Masa Sanggah Kualifikasi
2. Undangan
3. Pendaftaran dan pengambilan
Dokumen Tender/Seleksi
4. Pemberian Penjelasan
5. Penyampaian Dokumen
Penawaran
6. Evaluasi Dokumen Penawaran
7. Penetapan dan pengumuman
Pemenang
8. Sanggah
9. Sanggah Banding (khusus
Pekerjaan Konstruksi)
PEMILIHAN MELALUI TENDER/SELEKSI
Pasal 50
PBJ MELALUI PENYEDIA
47. 11
Tahap Pascakualifikasi
1. Pengumuman dan/atau Undangan
2. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pemilihan
3. Pemberian Penjelasan
4. Penyampaian Dokumen Penawaran
5. Evaluasi Dokumen Penawaran
6. Pembuktian pasca kualifikasi
7. Penetapan dan pengumuman Pemenang
8. Sanggah
9. Sanggah Banding (Khusus Pekerjaan Konstruksi)
PEMILIHAN MELALUI TENDER/SELEKSI
Pelaksanaan Pemilihan melalui Tender/Seleksi Pascakualifikasi terdiri dari:
Pasal 50
PBJ MELALUI PENYEDIA
48. 3
⃝ PBJ dalam rangka penanganan
keadaan darurat
⃝ PBJ di luar negeri
⃝ Pengecualian dari Ketentuan
Perpres No 16 Th 2018
⃝ PBJ untuk Pelaksanaan Penelitian
⃝ Tender/Seleksi Internasional dan
dana pinjaman atau hibah luar negeri
PENGADAAN KHUSUS
49. 4
Keadaan Darurat
“Suatu keadaan yang ditetapkan oleh Pemerintah
untuk jangka waktu tertentu atas dasar
rekomendasi Badan yang diberi tugas untuk
menanggulangi bencana”
UU 24/2007 tentang penanggulangan bencana
Penanganan keadaan darurat dilakukan untuk
keselamatan/perlindungan masyarakat atau
warga negara Indonesia yang berada di dalam
negeri dan/atau luar negeri yang pelaksanaannya
tidak dapat ditunda dan harus dilakukan segera.
Pasal 1 Angka 52 Pasal 59 ayat 1
PENGADAAN KHUSUS
50. 5
Keadaan darurat meliputi :
• Bencana alam, bencana non alam dan/atau bencana sosial
• Pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan
• Kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu
pelayanan publik
• Bencana alam, bencana
perkembangan situsi politik
non alam, bencana
dan keamanan di
kebijakan pemerintah
luar
asing
sosial,
negeri
yang
dan/atau pemberlakuan
memiliki dampak langsung terhadap keselamatan dan
ketertiban WNI di luar negeri, dan/atau
• Pemberian bantuan kemanusiaan kepada negara lain yang
terkena bencana
Keadaan Darurat
Pasal 59 ayat 2
PENGADAAN KHUSUS
51. 6
Keadaan Darurat
Keadaan darurat bencana alam, bencana non alam,
dan/atau bencana sosial meliputi :
Siaga Darurat
antisipasi
bencana
Tanggap
Darurat
Penanganan
dampak
bencana
Transisi darurat
ke Pemulihan
Rehabilitasi
bencana
Pasal 59 ayat 4
PENGADAAN KHUSUS
52. • PPK menunjuk Penyedia terdekat yang sedang melaksanakan
kegiatan PBJ sejenis atau Pelaku Usaha lain yang dinilai mampu dan
memenuhi kualifikasi untuk melaksanakan kegiatan PBJ sejenis.
• Penggunaan konstruksi permanen :
– penyerahan pekerjaan permanen masih dalam kurun waktu
keadaan darurat
– Kebutuhan penanganan hanya bisa diatasi dengan konstruksi
permanen dan penyelesaian pekerjaan dapat melewati masa
keadaan darurat
Proses PBJ -Penanganan Keadaan Darurat
Pasal 59 ayat 5 - 7 7
PENGADAAN KHUSUS
53. 8
⃝ PBJ dalam rangka penanganan keadaan darurat
⃝ PBJ di luar negeri
⃝ Pengecualian dari Ketentuan
Perpres No 16 Th 2018
⃝ PBJ untuk Pelaksanaan Penelitian
⃝ Tender/Seleksi Internasional dan
dana pinjaman atau hibah luar negeri
PENGADAAN KHUSUS
54. Perpres 16 Th 2018
9
Pengadaan di Luar Negeri
• Dasar hukum untuk PBJ di luar negeri prinsipnya mengikuti
ketentuan Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018
• Dalam hal tidak dapat dilaksanakan maka dapat menyesuaikan
dengan ketentuan PBJ negara setempat yang diatur oleh Menteri
Luar Negeri
Pasal60
PENGADAAN KHUSUS
55. 10
⃝ PBJ dalam rangka penanganan keadaan darurat
⃝ PBJ di luar negeri
⃝ Pengecualian dari Ketentuan Perpres
No 16 Th 2018
⃝ PBJ untuk Pelaksanaan Penelitian
⃝ Tender/Seleksi Internasional dan
dana pinjaman atau hibah luar negeri
PENGADAAN KHUSUS
56. Pengecualian
PengadaanKhusus
Peraturan Presiden 16/2018 dikecualikan untuk PBJ :
Badan Layanan Umum
(BLU)*
berdasarkan tarif yang
dipublikasikan secara luas
kepada masyarakat
dilaksanakan sesuai
dengan praktik bisnis
yang sudah mapan
diatur dalam peraturan
perundang undangan
lainnya
Pasal61
• PBJ pada BLU diatur tersendiri dengan peraturan pimpinan BLU.
• Pengaturan lebih lanjut mengenai pengecualian selain BLU diatur dengan
Peraturan Lembaga
11
PENGADAAN KHUSUS
57. 12
⃝ PBJ dalam rangka penanganan keadaan darurat
⃝ PBJ di luar negeri
⃝ Pengecualian dari Ketentuan Perpres No 16 Th
2018
⃝ PBJ untuk Pelaksanaan Penelitian
⃝ Tender/Seleksi Internasional dan
dana pinjaman atau hibah luar negeri
PENGADAAN KHUSUS
58. 13
Kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan
metode ilmiah secara sistematis untuk
memperoleh informasi, data, dan keterangan
yang berkaitan dengan pemahaman dan
pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik
kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan
ilmu pengetahuan dan/atau teknologi
Penelitian
Pasal 1 angka 34
PENGADAAN KHUSUS
59. 14
Penelitian
PA/ KPA pada K/L/PD
sebagai penyelenggara
penelitian; dan
Pelaksana Penelitian
dilakukan oleh:
Pasal 62 ayat 1
PENGADAAN KHUSUS
60. 15
PA/ KPA pada K/L/PD sebagai penyelenggara
penelitian memiliki kewenangan:
a. Menetapkan renstra penelitian yang mengacu
pada arah pengembangan penelitian nasional
b. menetapkan program penelitian tahunan yang
mengacu pada renstra penelitian dan/atau
untuk mendukung perumusan dan
penyusunan kebijakan pembangunan nasional
c. melakukan penjaminan mutu pelaksanaan
penelitian.
Penelitian
Pasal 62 ayat 2
PENGADAAN KHUSUS
61. 16
Pelaksana penelitian antara lain
• Individu/kumpulan individu meliputi Pegawai
Aparatur Sipil Negara/non-Pegawai
Aparatur Sipil Negara;
• Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah;
• Perguruan Tinggi;
• Ormas; dan/atau
• Badan Usaha.
Pasal 62 ayat 3
Penelitian
PENGADAAN KHUSUS
62. 17
Metode pemilihan pelaksanaan penelitian yaitu
Penelitian
Kompetisi
• dilaksanakan melalui
seleksi proposal
penelitian
Penugasan
• ditetapkan oleh
penyelenggara
penelitian untuk
penelitian yang bersifat
khusus
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Menristekdikti
Pasal62
PENGADAAN KHUSUS
63. 18
• Penelitian dapat menggunakan anggaran belanja dan/atau fasilitas
yang berasal dari 1 atau lebih dari 1 penyelenggara penelitian.
• Penelitian dapat dilakukan dengan kontrak penelitian selama 1
Tahun Anggaran atau melebihi 1 Tahun Anggaran.
• Pembayaran pelaksanaan penelitian dapat dilakukan secara
bertahap atau sekaligus berdasarkan produk keluaran sesuai
ketentuan dalam kontrak penelitian.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai penelitian diatur denga peraturan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
riset, teknologi, dan pendidikan tinggi.
Pasal 62 ayat 8 - 11
Ketentuan Penelitian
PENGADAAN KHUSUS
64. 19
⃝ PBJ dalam rangka penanganan keadaan darurat
⃝ PBJ di luar negeri
⃝ Pengecualian dari Ketentuan Perpres No 16 Th 2018
⃝ PBJ untuk Pelaksanaan Penelitian
⃝ Tender/Seleksi Internasional dan dana
pinjaman atau hibah luar negeri
PENGADAAN KHUSUS
65. Keikutsertaan Perusahaan Asing dalam PBJ
> Rp 50 Miliar
> Rp 25 Miliar
> Rp 50 Miliar
> Rp 1 Triliun
Pekerjaan
Konstruksi
Barang
Jasa Konsultansi
Jasa Lainnya
20
Tender/ Seleksi Internasional dilaksanakan untuk nilai kurang
dari batasan sebagaimana di atas, dalam hal tidak ada Pelaku
Usaha dalam negeri yang mampu dan memenuhi persyaratan.
Pasal 63 ayat 1 & 2
PENGADAAN KHUSUS
66. Keikutsertaan Perusahaan Asing dalam PBJ
21
Pasal 63 ayat 1 & 2
Tender/ Seleksi Internasional dapat dilaksanakan untuk
Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai oleh Lembaga
Penjamin Kredit Ekspor atau Kreditor Swasta Asing.
PENGADAAN KHUSUS
67. PBJ Melalui Tender/Seleksi Internasional
Bekerja sama usaha
dengan badan usaha
nasional (konsorsium,
subkontrak/lainnya)
Dokumen pemilihan : Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris – bila ada penafsiran
berbeda : Bahasa Indonesia
• Pengadaan B/PK bekerja
sama dengan industri
dalam negeri (pembuatan
suku cadang dan
pelayanan purna jual)
• Diumumkan di situs web
K/L/PD & komunitas
Internasional
Pembayaran
menggunakan mata
uang Rupiah
PasaP
e
ln
6g
3a
d
aa
a
yn
aK
th
3u
s-u
s8 21
PENGADAAN KHUSUS
68. PBJ dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri
23
Ketentuan Umum:
• berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden ini, kecuali diatur lain dalam
perjanjian pinjaman luar negeri atau perjanjian hibah
luar negeri (dapat dikonsultasikan kepada LKPP)
• Dapat dilaksanakan sebelum disepakatinya perjanjian
pinjaman luar negeri (advance procurement).
Pasal64
PENGADAAN KHUSUS
71. Tahapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
• meliputi identifikasi kebutuhan, penetapan
barang/jasa, cara, jadwal, dan anggaran
Pengadaan Barang/Jasa.
• dilakukan bersamaan dengan proses penyusunan
Rencana Kerja (Renja K/L) setelah penetapan Pagu
Indikatif.
• Perencanaan pengadaan melalui Swakelola
meliputi : penetapan tipe Swakelola, penyusunan
spesifikasi teknis/KAK, dan penyusunan perkiraan
biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB)
• Perencanaan pengadaan melalui Penyedia meliputi:
penyusunan spesifikasi teknis/KAK, penyusungan
perkiraan biaya/RAB, pemaketan Pengadaan
Barang/Jasa, Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa,
penyusunan biaya pendukung
• Hasil perencanaan pengadaan diumumkan pada
Rencana Umum Pengadaan (RUP)
PERENCANAAN
PENGADAAN
• Persiapan Pengadaan Barang/Jasa
melalui Swakelola meliputi
penetapan sasaran, Penyelenggara
Swakelola, rencana kegiatan, jadwal
pelaksanaan, dan RAB.
• Persiapan Pengadaan Barang/Jasa
melalui Penyedia oleh PPK meliputi
kegiatan menetapkan HPS,
rancangan kontrak, spesifikasi
teknis/KAK, uang muka, jaminan
uang muka, jaminan pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan, sertifikat
garansi, dan/atau penyesuaian harga
PERSIAPAN
PENNGADAAN
BARANG/JASA
• Pelaksanaan
melalui
swakelola tipe
I, II, III, atau IV
• Pemilihan
penyedia
• Pelaksanaan
kontrak
• Serah terima
hasil pekerjaan
PELAKSANAAN
PENGADAAN
BARANG/JASA
74. PENYELENGGARA SWAKELOLA
Terdiri atas :
TIM PERSIAPAN
• memiliki tugas
menyusun sasaran,
rencana kegiatan,
jadwal pelaksanaan,
dan rencana biaya
TIM PELAKSANA
• memiliki tugas
melaksanakan,
mencatat,
mengevaluasi, dan
melaporkan secara
berkala kemajuan
pelaksanaan kegiatan
dan penyerapan
anggaran
TIM PENGAWASAN
• memiliki tugas
mengawasi persiapan
dan pelaksanaan fisik
maupun administrasi
swakelola
75. PERENCANAAN PENGADAAN SWAKELOLA
Tahapan perencanaan Swakelola (Tipe II, III, IV)
penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU)
PPK menyusun spesifikasi teknis/KAK
PPK meminta Pelaksana Swakelola untuk mengajukan
RAB
RAB tersebut digunakan sebagai dasar pengajuan
Anggaran untuk pengadaan barang/jasa melalui Swakelola
dalam penyusunan RKAKL dan RKA-PD
76. NOTA KESEPAHAMAN (MOU)
PA/KPA membuat Nota Kesepahaman dengan Pelaksana
Swakelola dengan ketentuan sebagai berikut :
TIPE I
• TIDAK
DIPERLUKAN
TIPE II
• PA/KPA
penanggung
jawab anggaran
menandatangani
Nota
Kesepahaman
dengan pimpinan
Kementerian /
Lembaga /
Perangkat
Daerah lain
TIPE III
• PA/KPA penanggung
jawab anggaran
dapat
menandatangani
Nota Kesepahaman
dengan pimpinan
Ormas
TIPE IV
• PA/KPA
penanggung
jawab anggaran
dapat
menandatangani
Nota
Kesepahaman
dengan pimpinan
Kelompok
Masyarakat
77. PERENCANAAN PENGADAAN MELALUI PENYEDIA
Perencanaan pengadaan melalui Penyedia meliputi:
a. penyusunan spesifikasi teknis/KAK
b. penyusunan perkiraan biaya/RAB
c. pemaketan Pengadaan Barang/Jasa
d. Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa
e. penyusunan biaya pendukung
78. SPESIFIKASI TEKNIS / KERANGKA ACUAN KERJA
Dalam menyusun spesifikasi teknis/KAK :
a. menggunakan produk dalam negeri
b. menggunakan produk bersertifikat SNI
c. memaksimalkan penggunaan produk industri hijau
79. SPESIFIKASI TEKNIS / KERANGKA ACUAN KERJA
Dalam penyusunan spesifikasi teknis/KAK dimungkinkan
penyebutan merek terhadap:
a. komponen barang/jasa
b. suku cadang
c. bagian dari satu sistem yang sudah ada
d. barang/jasa dalam katalog elektronik
e. barang/jasa pada Tender Cepat
80. PEMAKETAN PENGADAAN BARANG/JASA
Pemaketan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan dengan
berorientasi pada:
a. keluaran atau hasil
b. volume barang/jasa
c. ketersediaan barang/jasa
d. kemampuan Pelaku Usaha
e. ketersediaan anggaran belanja
82. PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP)
a. Pengumuman RUP Kementerian/Lembaga
dilakukan setelah penetapan alokasi anggaran
belanja
b. Pengumuman RUP Perangkat Daerah dilakukan
setelah rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
89. 2. PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA
a. menetapkan HPS
b. menetapkan rancangan kontrak
c. menetapkan spesifikasi teknis/KAK; dan/atau
d. menetapkan uang muka, jaminan uang muka,
jaminan pelaksanaan, jaminan pemeliharaan,
sertifikat garansi, dan/atau penyesuaian harga
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia oleh PPK
meliputi kegiatan:
90. HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
a. HPS dihitung secara keahlian dan menggunakan data yang dapat
dipertanggungjawabkan
b. HPS telah memperhitungkan keuntungan dan biaya tidak langsung (overhead cost).
c. Nilai HPS bersifat terbuka dan tidak bersifat rahasia
d. Total HPS merupakan hasil perhitungan HPS ditambah Pajak Pertambahan Nilai
(PPN)
e. HPS digunakan sebagai: alat untuk menilai kewajaran harga, dasar untuk
menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah, dan dasar untuk menetapkan
besaran nilai Jaminan Pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih rendah 80%.
f. HPS tidak menjadi dasar perhitungan besaran kerugian negara
g. Penyusunan HPS dikecualikan untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan Pagu
Anggaran paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), E-purchasing, dan
Tender pekerjaan terintegrasi
h. Penetapan HPS paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir
pemasukan penawaran (pascakualifikasi) atau batas akhir pemasukan dokumen
kualifikasi (prakualifikasi)
91.
92.
93.
94.
95. UANG MUKA
a. paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari nilai
kontrak untuk usaha kecil
b. paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari nilai
kontrak untuk usaha non-kecil dan Penyedia Jasa
Konsultansi; atau
c. paling tinggi 15% (lima belas persen) dari nilai
kontrak untuk Kontrak Tahun Jamak
Uang Muka dapat diberikan dengan ketentuan sbb:
96. JAMINAN
Jaminan Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas:
Jaminan
Penawaran
Digunakan
untuk
pekerjaan
konstruksi
dengan nilai
HPS diatas
Rp.10 Milyar
Nilainya 1-3%
dari HPS
Jaminan
Sanggahan
Banding
Digunakan
untuk
pekerjaan
konstruksi
dengan nilai
HPS diatas
Rp.10 Milyar
Nilainya 1%
dari HPS
Jaminan
Pelaksanaan
diberlakukan untuk
Kontrak Pengadaan
Barang/ Pekerjaan
Konstruksi/ Jasa
Lainnya dengan
nilai paling sedikit di
atas Rp200 juta
Nilainya 5% dari nilai
kontrak atau 5% dari
HPS (untuk harga
penawaran dibawah
80% x HPS)
Jaminan
Uang Muka
diserahkan
Penyedia
kepada PPK
senilai uang
muka
Jaminan
Pemeliharaan
diberlakukan untuk
Pekerjaan Konstruksi
atau Jasa Lainnya
yang membutuhkan
masa pemeliharaan,
dalam hal Penyedia
menerima uang retensi
pada serah terima
pekerjaan pertama
(Provisional Hand
Over).
Besaran nilai Jaminan
Pemeliharaan sebesar
5% dari nilai kontrak
97.
98. METODE PEMILIHAN
a. E-purchasing
b. Pengadaan Langsung
c. Penunjukan Langsung
d. Tender Cepat; dan
e. Tender
Metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya:
a. Seleksi
b. Pengadaan Langsung; dan
c. Penunjukan Langsung
Metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi :
100. PELAKSANAAN SWAKELOLA
Pelaksanaan Pengadaan melalui Swakelola meliputi :
TIPE I
• PA/KPA dapat menggunakan
pegawai Kementerian /
Lembaga / Perangkat
Daerah lain dan/atau tenaga
ahli
• Penggunaan tenaga ahli
tidak boleh melebihi 50%
(lima puluh persen) dari
jumlah Tim Pelaksana
• Dalam hal dibutuhkan
Pengadaan Barang/Jasa
melalui Penyedia,
dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan
Presiden tentang
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
TIPE II
• PPK menandatangani
Kontrak Swakelola dengan
Ketua Tim Pelaksana
Swakelola setelah
Kesepakatan Kerja Sama
• Nilai pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak
Swakelola sudah termasuk
kebutuhan barang/jasa yang
diperoleh melalui Penyedia
TIPE III
• PPK menandatangani
Kontrak Swakelola dengan
Pimpinan Ormas sesuai
dengan Nota Kesepahaman
• Pimpinan Ormas dapat
Memberikan mandat kepada
pengurus Ormas untuk
menandatangani Kontrak
Swakelola dan bertindak
selaku penerima kuasa
• Nilai pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak
Swakelola sudah termasuk
kebutuhan barang/jasa yang
diperoleh melalui Penyedia
TIPE IV
• PPK menandatangani
Kontrak Swakelola dengan
pimpinan Kelompok
Masyarakat sesuai dengan
Nota Kesepahaman
• Nilai pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak
Swakelola sudah termasuk
kebutuhan barang/jasa yang
diperoleh melalui Penyedia
102. PENGAWASAN SWAKELOLA
Tim Pelaksana melaporkan kemajuan pelaksanaan
Swakelola dan penggunaan keuangan kepada PPK
secara berkala
Tim Pengawas melakukan pengawasan pelaksanaan
Swakelola secara berkala sejak tahapan persiapan,
pelaksanaan sampai dengan penyerahan hasil pekerjaan
Pengawasan pelaksanaan Swakelola meliputi
pengawasan administrasi, teknis, dan keuangan
Berdasarkan hasil pengawasan, Tim Pengawas
melakukan evaluasi swakelola dan memberikan
rekomendasi kepada PPK untuk mengambil tindakan
korektif apabila diperlukan
Pengendalian Kontrak :
103. SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN SWAKELOLA
Penyerahan hasil pekerjaan Swakelola dilakukan oleh
Tim Pelaksana kepada PPK sesuai dengan ketentuan
Kontrak Swakelola
Penyerahan hasil pekerjaan Swakelola dilaksanakan
setelah Tim Pengawas melakukan pemeriksaan hasil
pekerjaan
PPK menyerahkan hasil pekerjaan Swakelola kepada
PA/KPA
PA/KPA meminta PjPHP/PPHP untuk melakukan
pemeriksaan administratif terhadap hasil pekerjaan
Swakelola yang akan diserahterimakan
Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara
104. PEMILIHAN PENYEDIA
a. Pelaksanaan Kualifikasi
b. Pengumuman dan/atau Undangan
c. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan
d. Pemberian Penjelasan
e. Penyampaian Dokumen Penawaran
f. Evaluasi Dokumen Penawaran
g. Penetapan dan Pengumuman Pemenang
h. Sanggah.
Pelaksanaan pemilihan melalui Tender/Seleksi :
105. PEMILIHAN PENYEDIA
a. peserta telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi
Kinerja Penyedia (SIKAP)
b. peserta hanya memasukan penawaran harga
c. evaluasi penawaran harga dilakukan melalui
aplikasi
d. penetapan pemenang berdasarkan harga
penawaran terendah
Ketentuan Tender Cepat:
106. PEMILIHAN PENYEDIA
Pelaksanaan Penunjukan Langsung dilakukan
dengan mengundang 1 (satu) Pelaku Usaha yang
dipilih, dengan disertai negosiasi teknis maupun
harga
Penunjukan Langsung :
107. PEMILIHAN PENYEDIA
a. pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia
untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang
menggunakan bukti pembelian atau kuitansi
b. permintaan penawaran yang disertai dengan
klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada
Pelaku Usaha untuk Pengadaan Langsung yang
menggunakan SPK
Pengadaan Langsung :
108. PERLEM LKPP NO 9 TAHUN 2018
a. Pengadaan Langsung untuk Barang/Jasa Lainnya yang harganya sudah
pasti dengan nilai paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah), dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut
1. Pejabat Pengadaan melakukan pemesanan Barang/Jasa
Lainnya ke Penyedia
2. Penyedia dan PPK melakukan serah terima Barang/Jasa
Lainnya
3. Penyedia menyerahkan bukti pembelian / pembayaran
atau kuitansi kepada PPK
4. PPK melakukan pembayaran
109. PERLEM LKPP NO 9 TAHUN 2018
b. Pengadaan Langsung untuk Jasa Konsultansi dengan nilai paling
banyak Rp100.000.000, Barang/Jasa Lainnya dengan nilai di atas
Rp50.000.000, Pekerjaan Konstruksi dengan nilai paling banyak
Rp200.000.000, dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pejabat Pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harga, antara lain melalui media elektronik
dan/atau non-elektronik
2. Dalam hal informasi sebagaimana dimaksud dalam butir 1 tersedia,
Pejabat Pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling
sedikit dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda
3. Pejabat Pengadaan mengundang calon Penyedia yang diyakini
mampu untuk menyampaikan penawaran administrasi, teknis,
harga dan kualifikasi
110. PERLEM LKPP NO 9 TAHUN 2018
b. Pengadaan Langsung untuk Jasa Konsultansi dengan nilai paling
banyak Rp100.000.000, Barang/Jasa Lainnya dengan nilai di atas
Rp50.000.000, Pekerjaan Konstruksi dengan nilai paling banyak
Rp200.000.000, dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
4. Undangan dilampiri spesifikasi teknis dan/atau gambar serta
dokumen-dokumen lain yang menggambarkan jenis pekerjaan yang
dibutuhkan
5. Calon Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran
administrasi, teknis, harga dan kualifikasi secara langsung sesuai
jadwal yang telah ditentukan dalam undangan
6. Pejabat Pengadaan membuka penawaran dan mengevaluasi
administrasi, teknis dan kualifikasi dengan sistem gugur,
melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga untuk
mendapatkan Penyedia dengan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan
111. PERLEM LKPP NO 9 TAHUN 2018
b. Pengadaan Langsung untuk Jasa Konsultansi dengan nilai paling
banyak Rp100.000.000, Barang/Jasa Lainnya dengan nilai di atas
Rp50.000.000, Pekerjaan Konstruksi dengan nilai paling banyak
Rp200.000.000, dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
7. negosiasi harga dilakukan berdasarkan HPS dan/atau informasi lain
sebagaimana dimaksud dalam butir 1
8. dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan,
Pengadaan Langsung dinyatakan gagal dan dilakukan Pengadaan
Langsung ulang dengan mengundang Pelaku Usaha lain
9. Pejabat Pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan
Langsung
10. Pejabat Pengadaan melaporkan hasil Pengadaan Langsung kepada
PPK
112. PELAKSANAAN KONTRAK
a. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
b. Penandatanganan Kontrak
c. Pemberian uang muka
d. Pembayaran prestasi pekerjaan
e. Perubahan Kontrak
f. Penyesuaian harga
g. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak
h. Pemutusan Kontrak
i. Serah Terima Hasil Pekerjaan; dan/atau
j. Penanganan Keadaan Kahar
Pelaksanaan kontrak terdiri atas :
113.
114.
115. PENYELESAIAN KONTRAK
1. Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai
masa pelaksanaan Kontrak berakhir, namun PPK menilai
bahwa Penyedia mampu menyelesaikan pekerjaan, PPK
memberikan kesempatan Penyedia untuk menyelesaikan
pekerjaan
2. Pemberian kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan,
dimuat dalam adendum kontrak yang didalamnya mengatur
waktu penyelesaian pekerjaan, pengenaan sanksi denda
keterlambatan kepada Penyedia, dan perpanjangan Jaminan
Pelaksanaan
3. Pemberian kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan,
dapat melampaui Tahun Anggaran
116. SERAH TERIMA PEKERJAAN (Penyedia – PPK)
Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen)
sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam
Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK untuk serah terima
barang/jasa
PPK melakukan pemeriksaan terhadap
barang/jasa yang diserahkan
PPK dan Penyedia menandatangani Berita Acara
Serah Terima (BAST)
117. SERAH TERIMA PEKERJAAN (PPK – PA/KPA)
PPK menyerahkan barang/jasa
sebagaimana dimaksud kepada PA/KPA
PA/KPA meminta PjPHP/PPHP untuk
melakukan pemeriksaan administratif
terhadap barang/jasa yang akan
diserahterimakan
Hasil pemeriksaan dituangkan dalam
Berita Acara