SlideShare a Scribd company logo
SISTEM REPRODUKSI NENG ANNIS FATHIA,
M.KEP
SISTEM REPRODUKSI
1. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup
untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan
jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
2. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai
berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan
(pubertas) atau masa akil balik.
3. Pria testisnya : sel kelamin jantan (sperma) dan
hormon testosteron.
4. Wanita : ovarium menghasilkan sel telur (ovum)
dan hormon wanita yaitu estrogen.
ANATOMI FISIOLOGI REPRODUKSI
WANITA
Secara anatomi, sistem reproduksi
wanita terdiri dari genitalia eksternal
dan genitalia internal. Genitalia
eksternal terdiri dari mons pubis, labia
mayora, labia minora, klitoris, glandula
vestibularis mayor, glandula vestibularis
minor. Sedangkan genitalia internal
terdiri dari vagianhymen, tuba uterina,
uterus, ovarium
SISTEM REPRODUKSI WANITA
Genetalia Eksternal
•Mons pubis, Labia
mayora, labia
minora, klitoris,
glandula vestibularis
mayor, glandula
vestibularis minor
SISTEM REPRODUKSI WANITA
Genetalia
Internal
•Vagianhymen,
Tuba uterina,
Uterus,
Ovarium
GENETALIA EKSTERNA
MONS PUBIS
1. Mons pubis adalah penonjolan berlemak di
sebelah ventral simfisis dan daerah supra
pubis.
2. Sebagian besar mons pubis terisi oleh
lemak, jumlah jaringan lemak bertambah
pada pubertas dan berkurang setelah
menopause.
3. Setelah dewasa, mons pubis tertutup oleh
rambut kemaluan yang kasar.
4. organ ini diduga berperan dalam proses
rangsangan seksual karena mengeluarkan
GENETALIA EKSTERNA
Labia mayora
Labia mayora merupakan organ yang terdiri
atas dua lipatan yang memanjang berjalan
ke kaudal dan dorsal dari mons pubis dan
keduanya menutup rima pudendi (pudendal
cleft).
Labia minora
Labia minora merupakan organ yang terdiri
atas dua lipatan kulit kecil terletak di antara
kedua labia mayora pada kedua sisi introitus
vaginae. Kedua labium minus membatasi
suatu celah yang disebut sebagai vestibulum
GENETALIA EKSTERNA
Klitoris
1. Terletak dorsal dari komisura anterior
labia mayora dan hampir keseluruhannya
tertutup oleh labia minora.
2. Klitoris mempunyai tiga bagian yaitu krura
klitoris, korpus klitoris dan glans klitoris.
3. Klitoris berfungsi sebagai organ sensori.
Pada klitoris ditemukan banyak persarafan
yang membantu mengantarkan
rangsangan seksual
GENETALIA EKSTERNA
Glandula vestibularis mayor
Sering disebut juga kelenjar Bartholini
1. Kelenjar yang bentuknya bulat/ovoid yang
ada sepanjang dan terletak dorsal dari
bulbus vestibule atau tertutup oleh bagian
posterior bulbus vestibuli.
2. Kelenjar ini berukuran kecil, sehingga
tidak mudah terdeteksi oleh tangan
maupun mata.
3. Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan
cairan yang berperan sebagai pelumas
saat berhubungan seksual.
GENETALIA EKSTERNA
Glandula vestibularis minor mengeluarkan
lendir ke dalam vestibulum vagina untuk
melembapkan labia minora dan mayora serta
vestibulum vagina.
GENETALIA INTERNAL
1. Vagina berbentuk tabung,
membentuk sudut 60 derajat
bidang horizontal.
2. Dinding ventral vagina memiliki
panjang 7,5 cm dan panjang
dinding posterior 9 cm.
3. Vagiana bagian atas terhubung
dengan uterus, bagian kaudal
membuka pada vestibulum
vagina pada lubang yang disebut
introitus vaginae.
4. Fungsi vagina : Sebagai organ
kopulasi, jalan lahir dan menjadi
duktus ekskretorius darah
GENETALIA INTERNAL
Hymen Adalah lipatan mukosa yang menutupi
sebagian dari introitus vagina. Himen tidak dapat
robek disebut hymen imperforatus.
GENETALIA INTERNAL
Oviduk (saluran telur) juga
disebut sebagai tuba falopi
atau tuba uterine. Fungsi
oviduk atau
saluran tuba (tuba falopi)
adalah salah satu bagian
penting dari sistem
reproduksi wanita, yaitu
sebagai jalur ovum (sel
telur) agar bisa melakukan
perjalanan dari area
ovarium ke rahim.
GENETALIA INTERNAL
Uterus (juga disebut rahim)
adalah organ otot
berbentuk buah pir terbalik
dari sistem reproduksi
wanita yang terletak di
antara kandung kemih dan
rektum. Uterus berfungsi
untuk memberi makan dan
menampung sel telur yang
telah dibuahi sampai
menjadi janin atau sampai
siap untuk dilahirkan.
GENETALIA INTERNAL
1. Ovarium berperan penting
dalam fungsi
reproduksi wanita seperti,
memproduksi dan menyimpan
telur serta menghasilkan
hormon wanita seperti,
estrogen dan progesteron.
2. Ovarium berperan dalam
memproduksi sel telur sejak
Anda berbentuk janin, dengan
jumlah sel telur total
jutaan pada setiap ovariumnya.
HORMON PADA WANITA
Estrogen memengaruhi organ endokrin
dengan menurunkan sekresi FSH, dimana
pada beberapa keadaan akan menghambat
sekresi LH dan pada keadaan lain
meningkatkan LH.
HORMON PADA WANITA
Hormon estrogen
Pengaruh terhadap organ seksual antara lain
pada pembesaran ukuran tuba falopii,
uterus, vagina, pengendapan lemak pada
mons veneris, pubis, dan labia, serta
mengawali pertumbuhan mammae.
Pengaruh lainnya adalah kelenjar mammae
berkembang dan menghasilkan susu, tubuh
berkembang dengan cepat, tumbuh rambut
pada pubis dan aksilla, serta kulit menjadi
lembut.
HORMON PADA WANITA
Hormon progesterone dihasilkan oleh korpus
luteum dan plasenta, bertanggung jawab
atas perubahan endometrium dan perubahan
siklik dalam serviks serta vagina.
Efek progesterone terhadap tuba falopii
adalah meningkatkan sekresi dan mukosa.
Pada kelenjar mammae akan meningkatkan
perkembangan lobulus dan alveolus kelenjar
mammae, kelenjar elektrolit serta
peningkatan sekresi air dan natrium
HORMON PADA WANITA
Foliclle stimulating hormone (FSH)
FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar
hipofisi. Pembentukan FSH ini akan
berkurang pada pembentukan/pemberian
estrogen dalm jumlah yang cukup seperti
pada kehamilan
OVULASI
Ovulasi adalah salah satu proses yang terjadi
dalam siklus menstruasi pada wanita. Proses
ovulasi terjadi ketika folikel telur yang
matang pecah dan melepaskannya melalui
tuba falopi ke arah rahim untuk
mendapatkan pembuahan.
Wanita yang sedang dalam masa ovulasi akan
mengalami kram ringan di perut, nyeri
payudara, perut kembung, keputihan, hingga
peningkatan gairah seksual
OOGENESIS
Oogenesis adalah
proses pembentukan
sel telur pada wanita.
Sel telur ini
dibutuhkan agar
proses pembuahan
berjalan sukses dan
memungkinkan
terjadinya kehamilan.
ANATOMI FISIOLOGI REPRODUKSI
PRIA
Secara anatomi organ reproduksi laki-laki
terdiri dari organ reproduksi eksternal yaitu
skroturn dan penis, dan organ reproduksi
internal yaitu testis (menghasilkan sperma
dan hormone), kelenjar aksesoris
(mensekresikan produk esensial bagi
pergerakan sperma), dan sekurnpulan
duktus yang membawa sperma dan kelenjar.
GENETALIA EKSTERNAL
Penis tersusun atas 3 jenis jaringan
erektil, yaitu satu korpus spongiosum
dan dua korpora kavernosa, yang
dilapisi oleh jaringan tunika albuginea.
Uretra terletak di korpus spongiosum.
Jaringan erektil yang berfungsi
untuk deposit sperma dalam hubungan
seksual sehingga dapat ditampung
dalam liang senggama
GENETALIA EKSTERNAL
1. Penis terdiri dari tiga
bagian : pangkal
bagian yang
terhubung kepanggul.
Bantang bagian penis
yang menggantung
dan kepala penis
merupakan bagian
ujung penis.
2. Penis juga
GENETALIA EKSTERNAL
Skrotum merupakan kantong yang
terdiri dari jaringan kutis dan subkutis
yang terletak dorsal dari penis dan
kaudal dari simfisis pubis. Berfungsi
sebagai kantung kulit khusus yang
melindungi testis dan epididimis dari
cedera fisik dan merupakan pengatur
suhu testis.
GENETALIA INTERNAL
TESTIS
• Testis terletak di dalam
skrotum dan dibungkus oleh
tunica albuginea, beratnya 10-
14 gram, panjangnya 4 cm,
diameter anteroposterior
kurang lebih 2,5 cm.
• Testis merupakan kelenjar
eksokrin (sitogenik) karena
pada pria dewasa menghasilkan
spermatozoa, dan disebut juga
kelenjar endokrin karena
menghasilkan hormon untuk
GENETALIA INTERNAL
TESTIS
• Testis terbagi menjadi lobulus-
lobulus
• Lobulus-lobulus tersebut
terletak jaringan parenkim yang
membentuk tubuli seminiferi
kontorti. Saat mencapai
mediastinum testis tubulus-
tubulus ini berubah menjadi
tubuli seminiferi recti untuk
menjadi anyaman rete testis
(halleri).
• Dari rete ini keluar kurang lebih
GENETALIA INTERNAL
Epididimis
• Organ yang berbentuk organ
yang berbentuk seperti huruf C.
• Epididimis terbagi menjadi tiga
yaitu kaput epididimis, korpus
epididimis dan kauda
epididimis
• Berfungsi sebagai tempat
sekresi sperma dari testis,
sebagai pematangan motilitas
dan fertilitas sperma,
memekatkan/mengentalkan
dan menyimpan sperma.
GENETALIA INTERNAL
Duktus deferens (Vas
Deferens)
• Duktus deferens (Vas Deferens)
Merupakan lanjutan dari duktus
epididimis
• Berfungsi sebagai pembawa
spermatozoa dari epididimis ke
duktus ejakulatorius dan
menghasilkan cairan semen
yang berfungsi unutk
mendorong sperma keluar dari
dukrus ejakulatorius dan uretra.
GENETALIA INTERNAL
Vesikula seminalis
• Berfungsi sebagai penghasil
fruktosa untuk memberi nutrisi
sperma yang dikeluarkan
• Mengeluarkan prostaglandin
yang merangsang motilitas
saluran reproduksi pria untuk
membantu mengeluarkan
sperma
• Menghasilkan sebagian besar
cairan semen
• Menyediakan precursor (proses
biologis) untuk pembekuan
GENETALIA INTERNAL
Duktus ejakulatorius
• Berfungsi membawa spermatozoa dari vas
deferens menuju ke basis prostat
Glandula prostatica
• Berfungsi mengeluarkan cairan basa yang
menetralkan sekresi vagina yang asam, memicu
pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap
berada dalam vagina pada saat penis dikeluarkan
Glandula bulbuurethralis (Glandula
Cowperi)
• Berfungsi mengeluarkan mucus untuk pelumasan.
HORMON PADA PRIA
Hormon testosterone
• Dihasilkan oleh sel interstitial yang
terletak antara tubulus seminiferus.
• Penempatan testis
• Perkembangan seks primer dan sekunder :
setelah pubertas menyebabkan penis,
testis, dan skrotum membesar sampai usia
20 tahun serta mempengaruhi
pertumbuhan sifat seksual sekunder pria
mulai pada masa pubertas
HORMON PADA PRIA
Hormon gonadotropin
• Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan
dua macam hormone yaitu Lutein hormone
(LH) dan Folicle Stimulating Hormon (FSH).
Hormon Esterogen
• Hormon ini memungkinkan
spermatogenesis untuk menyekresi
protein pengikat endogen untuk mengikat
testosterone dan estrogen serta membawa
keduanya ke dalam cairan lumen tubulus
seminiferus untuk pematangan sperma
HORMON PADA PRIA
Hormon pertumbuhan (Growth
Hormone)
• Hormon ini diperlukan untuk mengatur
latar belakang fungsi metabolism testis
secara khusus dan untuk meningkatkan
pembelahan awal spermatogenesis.
PENGATURAN FUNGSI
REPRODUKSI
KEGIATAN SEKSUAL PRIA
SPERMATOGENESIS
SPERMATOGENESIS
SPERMATOGENESIS
SPERMATOGENESIS
SIKLUS MENSTRUASI
PROLIFERASI
• Pada fase praovulasi, lapisan dinding
rahim yang sempat luruh akan mulai
menebal kembali. Proses penebalan
rahim berfungsi untuk mempersiapkan
rahim agar bisa ditempati oleh sel telur
bila terjadi pembuahan oleh sperma.
• Pada saat ovulasi, folikel yang dominan
akan pecah dan mengeluarkan sel telur,
kemudian bergerak menuju rahim
melalui tuba falopi. Sel telur tersebut
dapat dibuahi hingga 24 jam setelah
SEKRESI
• Uterus siap menerima hasil nidasi
• Berlangsung selama 14 hari
• Pembuluh darah semakin berkembang
• Berbarengan dengan fase lutein
MENSTRUASI
• Fase menstruasi terjadi selama 3–7 hari.
• Pada fase ini, lapisan dinding rahim dan
sel telur akan meluruh menjadi darah
menstruasi.
• Banyaknya darah yang keluar selama
masa menstruasi ini bisa berkisar antara
30-40 ml.
• Nyeri atau kram di bagian panggul, perut,
dan punggung. Kondisi ini biasanya
dipicu oleh kontraksi rahim yang terjadi
karena adanya peningkatan
JAZAKUMULLAHU KHAIR

More Related Content

Similar to SISTEM REPRODUKSI.pptx

Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Reproduksi manusia
Reproduksi manusiaReproduksi manusia
Reproduksi manusia
Dani Ibrahim
 
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
Padang State University
 
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
Baiqadeliadwisavitri
 
belajar biologi
belajar biologibelajar biologi
sistem-reproduksi-manusia-materi-ajar.pptx
sistem-reproduksi-manusia-materi-ajar.pptxsistem-reproduksi-manusia-materi-ajar.pptx
sistem-reproduksi-manusia-materi-ajar.pptx
ssuser0d6781
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
Nur Azizah
 
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgKelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Nur Azizah
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
Nur Azizah
 
Alat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaAlat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusia
Mujahidin Waru
 
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptxAlat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Restuundefined
 
Sistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptxSistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptx
RohayatiOcha
 
Alat reproduksi pria
Alat reproduksi priaAlat reproduksi pria
Alat reproduksi pria
bunga dewi astuti
 
Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksinajmitahir
 
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdfSISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
yeniap1
 
sistem reproduksi manusia
sistem reproduksi manusiasistem reproduksi manusia
sistem reproduksi manusia
Alfira Nissa Islami
 
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIASISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Rosdianasella
 

Similar to SISTEM REPRODUKSI.pptx (20)

Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
 
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
 
Reproduksi manusia
Reproduksi manusiaReproduksi manusia
Reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
 
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
Proses menstruasi dan konsepsi AKPER PEMKAB MUNA
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA (1).pptx
 
belajar biologi
belajar biologibelajar biologi
belajar biologi
 
sistem-reproduksi-manusia-materi-ajar.pptx
sistem-reproduksi-manusia-materi-ajar.pptxsistem-reproduksi-manusia-materi-ajar.pptx
sistem-reproduksi-manusia-materi-ajar.pptx
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdgKelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
Kelompok biologi REPRODUKSI MANUSIA smpn 1 bdg
 
Kelompok biologi
Kelompok biologiKelompok biologi
Kelompok biologi
 
Alat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusiaAlat reproduksi manusia
Alat reproduksi manusia
 
Genitalia interna wanita
Genitalia interna wanitaGenitalia interna wanita
Genitalia interna wanita
 
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptxAlat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
Alat reproduksi laki-laki dan wanita.pptx
 
Sistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptxSistem Reproduksi.pptx
Sistem Reproduksi.pptx
 
Alat reproduksi pria
Alat reproduksi priaAlat reproduksi pria
Alat reproduksi pria
 
Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksi
 
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdfSISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
SISTEM_REPRODUKSI_SISTEM_REPRODUKSI_MANU.pdf
 
sistem reproduksi manusia
sistem reproduksi manusiasistem reproduksi manusia
sistem reproduksi manusia
 
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIASISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
 

More from NengAnnisFathia

2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx
2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx
2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx
NengAnnisFathia
 
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptxASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
NengAnnisFathia
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
NengAnnisFathia
 
PRAKTIKUM KGD-GCS.pptx
PRAKTIKUM KGD-GCS.pptxPRAKTIKUM KGD-GCS.pptx
PRAKTIKUM KGD-GCS.pptx
NengAnnisFathia
 
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx
NengAnnisFathia
 
MATERI 1.pptx
MATERI 1.pptxMATERI 1.pptx
MATERI 1.pptx
NengAnnisFathia
 

More from NengAnnisFathia (6)

2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx
2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx
2.6. MANAJEMEN BENCANA-JALUR EVAKUASI BENCANA.pptx
 
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptxASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
 
PRAKTIKUM KGD-GCS.pptx
PRAKTIKUM KGD-GCS.pptxPRAKTIKUM KGD-GCS.pptx
PRAKTIKUM KGD-GCS.pptx
 
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx
00. PEMERIKSAAN TD, NADI, SUHU, RR.pptx
 
MATERI 1.pptx
MATERI 1.pptxMATERI 1.pptx
MATERI 1.pptx
 

Recently uploaded

FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 

Recently uploaded (19)

FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 

SISTEM REPRODUKSI.pptx

  • 1. SISTEM REPRODUKSI NENG ANNIS FATHIA, M.KEP
  • 2. SISTEM REPRODUKSI 1. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. 2. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. 3. Pria testisnya : sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. 4. Wanita : ovarium menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen.
  • 3.
  • 4. ANATOMI FISIOLOGI REPRODUKSI WANITA Secara anatomi, sistem reproduksi wanita terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia internal. Genitalia eksternal terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, glandula vestibularis mayor, glandula vestibularis minor. Sedangkan genitalia internal terdiri dari vagianhymen, tuba uterina, uterus, ovarium
  • 5. SISTEM REPRODUKSI WANITA Genetalia Eksternal •Mons pubis, Labia mayora, labia minora, klitoris, glandula vestibularis mayor, glandula vestibularis minor
  • 7. GENETALIA EKSTERNA MONS PUBIS 1. Mons pubis adalah penonjolan berlemak di sebelah ventral simfisis dan daerah supra pubis. 2. Sebagian besar mons pubis terisi oleh lemak, jumlah jaringan lemak bertambah pada pubertas dan berkurang setelah menopause. 3. Setelah dewasa, mons pubis tertutup oleh rambut kemaluan yang kasar. 4. organ ini diduga berperan dalam proses rangsangan seksual karena mengeluarkan
  • 8. GENETALIA EKSTERNA Labia mayora Labia mayora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan yang memanjang berjalan ke kaudal dan dorsal dari mons pubis dan keduanya menutup rima pudendi (pudendal cleft). Labia minora Labia minora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan kulit kecil terletak di antara kedua labia mayora pada kedua sisi introitus vaginae. Kedua labium minus membatasi suatu celah yang disebut sebagai vestibulum
  • 9. GENETALIA EKSTERNA Klitoris 1. Terletak dorsal dari komisura anterior labia mayora dan hampir keseluruhannya tertutup oleh labia minora. 2. Klitoris mempunyai tiga bagian yaitu krura klitoris, korpus klitoris dan glans klitoris. 3. Klitoris berfungsi sebagai organ sensori. Pada klitoris ditemukan banyak persarafan yang membantu mengantarkan rangsangan seksual
  • 10. GENETALIA EKSTERNA Glandula vestibularis mayor Sering disebut juga kelenjar Bartholini 1. Kelenjar yang bentuknya bulat/ovoid yang ada sepanjang dan terletak dorsal dari bulbus vestibule atau tertutup oleh bagian posterior bulbus vestibuli. 2. Kelenjar ini berukuran kecil, sehingga tidak mudah terdeteksi oleh tangan maupun mata. 3. Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan cairan yang berperan sebagai pelumas saat berhubungan seksual.
  • 11. GENETALIA EKSTERNA Glandula vestibularis minor mengeluarkan lendir ke dalam vestibulum vagina untuk melembapkan labia minora dan mayora serta vestibulum vagina.
  • 12. GENETALIA INTERNAL 1. Vagina berbentuk tabung, membentuk sudut 60 derajat bidang horizontal. 2. Dinding ventral vagina memiliki panjang 7,5 cm dan panjang dinding posterior 9 cm. 3. Vagiana bagian atas terhubung dengan uterus, bagian kaudal membuka pada vestibulum vagina pada lubang yang disebut introitus vaginae. 4. Fungsi vagina : Sebagai organ kopulasi, jalan lahir dan menjadi duktus ekskretorius darah
  • 13. GENETALIA INTERNAL Hymen Adalah lipatan mukosa yang menutupi sebagian dari introitus vagina. Himen tidak dapat robek disebut hymen imperforatus.
  • 14. GENETALIA INTERNAL Oviduk (saluran telur) juga disebut sebagai tuba falopi atau tuba uterine. Fungsi oviduk atau saluran tuba (tuba falopi) adalah salah satu bagian penting dari sistem reproduksi wanita, yaitu sebagai jalur ovum (sel telur) agar bisa melakukan perjalanan dari area ovarium ke rahim.
  • 15. GENETALIA INTERNAL Uterus (juga disebut rahim) adalah organ otot berbentuk buah pir terbalik dari sistem reproduksi wanita yang terletak di antara kandung kemih dan rektum. Uterus berfungsi untuk memberi makan dan menampung sel telur yang telah dibuahi sampai menjadi janin atau sampai siap untuk dilahirkan.
  • 16. GENETALIA INTERNAL 1. Ovarium berperan penting dalam fungsi reproduksi wanita seperti, memproduksi dan menyimpan telur serta menghasilkan hormon wanita seperti, estrogen dan progesteron. 2. Ovarium berperan dalam memproduksi sel telur sejak Anda berbentuk janin, dengan jumlah sel telur total jutaan pada setiap ovariumnya.
  • 17. HORMON PADA WANITA Estrogen memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH, dimana pada beberapa keadaan akan menghambat sekresi LH dan pada keadaan lain meningkatkan LH.
  • 18. HORMON PADA WANITA Hormon estrogen Pengaruh terhadap organ seksual antara lain pada pembesaran ukuran tuba falopii, uterus, vagina, pengendapan lemak pada mons veneris, pubis, dan labia, serta mengawali pertumbuhan mammae. Pengaruh lainnya adalah kelenjar mammae berkembang dan menghasilkan susu, tubuh berkembang dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan aksilla, serta kulit menjadi lembut.
  • 19. HORMON PADA WANITA Hormon progesterone dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, bertanggung jawab atas perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Efek progesterone terhadap tuba falopii adalah meningkatkan sekresi dan mukosa. Pada kelenjar mammae akan meningkatkan perkembangan lobulus dan alveolus kelenjar mammae, kelenjar elektrolit serta peningkatan sekresi air dan natrium
  • 20. HORMON PADA WANITA Foliclle stimulating hormone (FSH) FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisi. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen dalm jumlah yang cukup seperti pada kehamilan
  • 21. OVULASI Ovulasi adalah salah satu proses yang terjadi dalam siklus menstruasi pada wanita. Proses ovulasi terjadi ketika folikel telur yang matang pecah dan melepaskannya melalui tuba falopi ke arah rahim untuk mendapatkan pembuahan. Wanita yang sedang dalam masa ovulasi akan mengalami kram ringan di perut, nyeri payudara, perut kembung, keputihan, hingga peningkatan gairah seksual
  • 22. OOGENESIS Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur pada wanita. Sel telur ini dibutuhkan agar proses pembuahan berjalan sukses dan memungkinkan terjadinya kehamilan.
  • 23. ANATOMI FISIOLOGI REPRODUKSI PRIA Secara anatomi organ reproduksi laki-laki terdiri dari organ reproduksi eksternal yaitu skroturn dan penis, dan organ reproduksi internal yaitu testis (menghasilkan sperma dan hormone), kelenjar aksesoris (mensekresikan produk esensial bagi pergerakan sperma), dan sekurnpulan duktus yang membawa sperma dan kelenjar.
  • 24. GENETALIA EKSTERNAL Penis tersusun atas 3 jenis jaringan erektil, yaitu satu korpus spongiosum dan dua korpora kavernosa, yang dilapisi oleh jaringan tunika albuginea. Uretra terletak di korpus spongiosum. Jaringan erektil yang berfungsi untuk deposit sperma dalam hubungan seksual sehingga dapat ditampung dalam liang senggama
  • 25. GENETALIA EKSTERNAL 1. Penis terdiri dari tiga bagian : pangkal bagian yang terhubung kepanggul. Bantang bagian penis yang menggantung dan kepala penis merupakan bagian ujung penis. 2. Penis juga
  • 26. GENETALIA EKSTERNAL Skrotum merupakan kantong yang terdiri dari jaringan kutis dan subkutis yang terletak dorsal dari penis dan kaudal dari simfisis pubis. Berfungsi sebagai kantung kulit khusus yang melindungi testis dan epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis.
  • 27. GENETALIA INTERNAL TESTIS • Testis terletak di dalam skrotum dan dibungkus oleh tunica albuginea, beratnya 10- 14 gram, panjangnya 4 cm, diameter anteroposterior kurang lebih 2,5 cm. • Testis merupakan kelenjar eksokrin (sitogenik) karena pada pria dewasa menghasilkan spermatozoa, dan disebut juga kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon untuk
  • 28. GENETALIA INTERNAL TESTIS • Testis terbagi menjadi lobulus- lobulus • Lobulus-lobulus tersebut terletak jaringan parenkim yang membentuk tubuli seminiferi kontorti. Saat mencapai mediastinum testis tubulus- tubulus ini berubah menjadi tubuli seminiferi recti untuk menjadi anyaman rete testis (halleri). • Dari rete ini keluar kurang lebih
  • 29. GENETALIA INTERNAL Epididimis • Organ yang berbentuk organ yang berbentuk seperti huruf C. • Epididimis terbagi menjadi tiga yaitu kaput epididimis, korpus epididimis dan kauda epididimis • Berfungsi sebagai tempat sekresi sperma dari testis, sebagai pematangan motilitas dan fertilitas sperma, memekatkan/mengentalkan dan menyimpan sperma.
  • 30. GENETALIA INTERNAL Duktus deferens (Vas Deferens) • Duktus deferens (Vas Deferens) Merupakan lanjutan dari duktus epididimis • Berfungsi sebagai pembawa spermatozoa dari epididimis ke duktus ejakulatorius dan menghasilkan cairan semen yang berfungsi unutk mendorong sperma keluar dari dukrus ejakulatorius dan uretra.
  • 31. GENETALIA INTERNAL Vesikula seminalis • Berfungsi sebagai penghasil fruktosa untuk memberi nutrisi sperma yang dikeluarkan • Mengeluarkan prostaglandin yang merangsang motilitas saluran reproduksi pria untuk membantu mengeluarkan sperma • Menghasilkan sebagian besar cairan semen • Menyediakan precursor (proses biologis) untuk pembekuan
  • 32. GENETALIA INTERNAL Duktus ejakulatorius • Berfungsi membawa spermatozoa dari vas deferens menuju ke basis prostat Glandula prostatica • Berfungsi mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi vagina yang asam, memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap berada dalam vagina pada saat penis dikeluarkan Glandula bulbuurethralis (Glandula Cowperi) • Berfungsi mengeluarkan mucus untuk pelumasan.
  • 33. HORMON PADA PRIA Hormon testosterone • Dihasilkan oleh sel interstitial yang terletak antara tubulus seminiferus. • Penempatan testis • Perkembangan seks primer dan sekunder : setelah pubertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas
  • 34. HORMON PADA PRIA Hormon gonadotropin • Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormone yaitu Lutein hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormon (FSH). Hormon Esterogen • Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat testosterone dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk pematangan sperma
  • 35. HORMON PADA PRIA Hormon pertumbuhan (Growth Hormone) • Hormon ini diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolism testis secara khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis.
  • 42.
  • 44. PROLIFERASI • Pada fase praovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal kembali. Proses penebalan rahim berfungsi untuk mempersiapkan rahim agar bisa ditempati oleh sel telur bila terjadi pembuahan oleh sperma. • Pada saat ovulasi, folikel yang dominan akan pecah dan mengeluarkan sel telur, kemudian bergerak menuju rahim melalui tuba falopi. Sel telur tersebut dapat dibuahi hingga 24 jam setelah
  • 45. SEKRESI • Uterus siap menerima hasil nidasi • Berlangsung selama 14 hari • Pembuluh darah semakin berkembang • Berbarengan dengan fase lutein
  • 46. MENSTRUASI • Fase menstruasi terjadi selama 3–7 hari. • Pada fase ini, lapisan dinding rahim dan sel telur akan meluruh menjadi darah menstruasi. • Banyaknya darah yang keluar selama masa menstruasi ini bisa berkisar antara 30-40 ml. • Nyeri atau kram di bagian panggul, perut, dan punggung. Kondisi ini biasanya dipicu oleh kontraksi rahim yang terjadi karena adanya peningkatan