Dokumen tersebut membahas kajian personal brand dari tiga individu yaitu Alanda Kariza, Budi Setiawan, dan Prof. Dr. Sarlito W. Sarwono. Ketiganya mewakili tiga golongan usia yang berbeda yaitu dewasa muda, dewasa madya, dan dewasa akhir. Dokumen tersebut menganalisis ciri personal brand yang kuat masing-masing individu beserta media yang digunakan untuk mengembangkan personal brand, kemudian membandingkan ketiganya. Hal pent

1. BY FAJAR ADI NUGROHO
110710086
SEMINAR PIO
KAJIAN PERSONAL BRAND
YANG KUAT

2. 1.Latar Belakang

3. Globalisasi membuat banyak perubahan pada lingkungan
kerja. Perkembangan sosial, politik, teknologi dan ekonomi
telah merubah cara seseorang dalam memandang karir dan
bisnis. Persaingan dalam dunia kerja menjadi semakin ketat
dan luas. Keterjaminan terhadap pekerjaan pun semakin
berkurang. Seorang karyawan sebuah perusahaan yang hari
ini masih dipekerjakan, bisa jadi minggu depan sudah
diberhentikan. Di lain pihak terdapat individu yang merasa
tidak puas dengan pekerjaannya saat ini. Ketidakpuasan
tersebut bisa disebabkan karena tidak sesuai dengan
passion-nya.
Kondisi tersebut membutuhkan suatu langkah yang
kompetitif untuk bisa meraih sukses. Membangun personal
brand menjadi sebuah cara yang efektif untuk meraih
sukses tersebut

4. 2.Landasan Teori

5. Definisi Personal Brand, Setiap individu mempunyai
gambaran publik yang jelas, kuat, menarik di benak
orang-orang yang berhubungan dengannya.
Personal brand juga merupakan cara mengambil
kontrol tentang bagaimana orang lain
mempersepsikan Anda sebelum mereka mendatangi
kita secara langsung. Setiap orang telah mempunyai
persepsi tentang Anda. Dengan personal brand
inilah Anda akan mulai mengambil kontrol secara
sadar terhadap proses dari persepsi publik
(Montoya, 2009).

6. Apa itu Personal Brand?
1. Personal Brand adalah Anda (you).
2. Personal Brand adalah janji (promise).
3. Personal Brand adalah hubungan (relationship).

7. Ciri Personal Brand yang Kuat
1. Clarity
Brand Anda harus menyatakan tentang siapa
Anda.
2. Specialization
Anda harus menjadi berbeda dari pesaing Anda
untuk bisa diperhatikan.
3. Consistency
Anda harus tetap menjaga pesan mendasar yang
sama dan tetap berusaha keras untuk
mengembangkannya.

8. Media untuk Mengembangkan Personal Brand
1. Buzz Marketing
2. Canvassing
3. Client Referrals
4. Direct Mail
5. Indoor Advertising
6. The Internet
7. Networking
8. Outdoor Advertising
9. Point-of-Purchase
10. Print Advertising
11. Professional Referrals
12. Public Relation
13. Publishing
14. Radio Advertising
15. Seminar Private
16. Seminar Public
17. Special Events
18. Sponsorship
19. Telemarketing
20. Television Advertising
21. Trade Shows

9. III. Analisis Objek Kajian
Personal Branding

10. ALANDA KARIZA
Personal brand yang dibangun oleh Alanda
Kariza dalam blognya adalah seorang remaja yang
mempunyai keahlian menulis dan sangat peduli
pada isu-isu global, terutama lingkungan dan
pemuda. Penulis muda dan agen perubahan
bagi para pemuda seusianya menjadi personal
brand Alanda.

11. Ciri personal brand yang kuat pada Alanda Kariza
Clarity, ditunjukkan oleh Alanda dalam bingkai “about”
yang menceritakan tentang siapa Alanda Kariza dan apa
saja yang telah dilakukannya.
Specialization, Ia menunjukkan bahwa dirinya adalah
seorang remaja yang ingin memperkenalkan diri pada
dunia melalui keahlian sebagai seorang penulis dan agen
perubahan global.
Consistency, hampir semua artikel yang ada dalam
blognya tersebut berbicara tentang masalah pemuda,
perubahan, isu-isu lingkungan dan diramu dengan
keahliannya dalam menulis.

12. Media yang digunakan oleh Alanda Kariza
The Internet, dengan adanya blog ini
menunjukkan penggunaan media internet.
Client Referrals
Networking, yaitu ditunjukkan dengan
terpilihnya Alanda menjadi wakil Indonesia
sebagai The Global Changemakers
Publishing, yaitu dengan menerbitkan novel
dan buku-buku serta membuat tulisan di
beberapa majalah remaja.

13. BUDI SETIAWAN, M.PSI
Personal brand yang dibangun oleh Bukik
dalam blognya adalah seorang yang mempunyai
passion dalam memfasilitasi proses perubahan
organisasi dan individu yang berpijak pada
kekuatan terbaiknya. Fasilitator perubahan
organisasi dan coaching pengembangan
personal adalah personal brand-nya.

14. Ciri personal brand yang kuat pada Bukik
Clarity, gambaran diri tentang Bukik
ditunjukkan dengan sangat jelas namun
sederhana pada jendela Bukik>Profil Bukik.
Specialization, The Dancing Leader adalah
spesialisasi utama yang diusung oleh Bukik.
Consistency, pada blog tersebut Bukik secara
konsisten membuat artikel dan mengembangkan
The Dancing Leader

15. Media yang digunakan oleh Bukik
The Internet, Bukik menggunakan blog untuk
mengembangkan dan menyuarakan ide-idenya.
Client Referrals
Networking, disini Bukik juga menjadi pendiri
sekaligus pemimpin Komunitas Imagine Indonesia.
Bukik juga menjadi Ketua Asosiasi Psikologi Industri dan
Organisasi untuk wilayah Surabaya.
Publishing, yaitu dengan membuat tulisan di majalah
People and Business dan menerbitkan e-book.
Radio Advertising, yaitu dengan mengisi sebuah acara
di sebuah radio swasta di Surabaya.
Seminar Public, yaitu dengan mengadakan Shared
Learning MPPO Jilid I dan II yang merupakan seminar
untuk umum.

16. Prof.Dr. Sarlito W. Sarwono
Prof. Dr. Sarlito atau biasa disebut dengan
panggilan Ito, membangun personal brand sebagai
salah seorang Psikolog paling top di
Indonesia.

17. Ciri personal brand yang kuat pada Sarlito W.
Sarwono
Clarity digambarkan dengan sangat jelas pada
menu home. Beliau memperkenalkan diri dengan
bahasa kebapakan namun mencoba untuk tidak
kaku.
Specialization, menyediakan menu konsultasi
psikologi secara online dan gratis pada blog
tersebut.
Consistency, isi blognya yang sebagian besar
berkisar tentang psikologi menunjukkan
konsistensi beliau pada brand-nya.

18. Media yang digunakan oleh Sarlito
The Internet, beliau menggunakan blog ini untuk
membagikan pengetahuan yang dimilikinya.
Client Referrals, terdapat beberapa pembaca blog yang
berkomentar bahwa dia diberikan referensi blog
DR.Sarlito.
Networking, berbagai workshop, konferensi maupun
konvensi tentang psikologi banyak beliau ikuti, baik di
dalam maupun di luar negeri.
Professional Referrals, ditunjukkan dari seringnya
beliau ditunjuk menjadi dosen tamu.
Publishing, sebagai Guru Besar tentu telah banyak
pemikiran beliau yang dipublikasikan lewat buku-buku
maupun tulisan-tulisan di media massa.

19. Lanjutan..
Seminar Private, mengadakan seminar bagi
kalangan psikologi.
Seminar Public, yaitu dengan mengadakan
seminar dengan para pendengar masyarakat
umum.
Special Events, membentuk TPB (The
Professor Band) yang sering tampil di muka
umum.

20. IV. Analisis Perbandingan
antar Objek Kajian

21. Analisa tiga objek kajian personal branding di atas
menghasilkan perbandingan sebagai berikut :
Ketiga objek kajian di atas mewakili 3 golongan
usia perkembangan, yaitu dewasa awal, dewasa
madya dan dewasa akhir.
Alanda Kariza sebagai golongan usia dewasa muda,
meskipun sudah memiliki pengalaman sampai ke
luar negeri, terlihat masih kurang percaya diri
dalam mempromosikan brand--nya. Ia lebih
banyak berbagi tentang kegiatan pribadinya.

22. lanjutan…
Budi Setiawan sebagai golongan dewasa madya,
dengan pengalaman dan pengetahuannya sudah
cukup luas lebih berani menampilkan diri dalam
mengembangkan brand­-nya.
Sarlito W. Sarwono sebagai golongan dewasa akhir,
mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang
sangat luas lebih menampilkan diri secara sederhana
namun sangat berisi.

23. V. Inspirasi yang
Didapatkan

24. Masing-masing individu mempunyai cara masing-
masing untuk mempromosikan personal brand-
nya.
Hal terpenting dalam personal branding adalah
konsistensi dalam mengusung
spesialisasi/keunikan yang dimiliki oleh masing-
masing individu secara jelas dan sederhana.

25. Daftar Pustaka
Montoya, Peter. (2009). The Brand Called You. New
York: McGraw Hill.