Penelitian ini menganalisis morfologi kampung kota di Dusun Wanasari, Denpasar melalui pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik keruangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk morfologi kampung tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil analisis diharapkan memberikan masukan untuk penata
e-magazine arsitektur ruang hadir kembali dengan tema yang mendasar, yakni "Arsitektur". Pada edisi 05|2011 kali ini, ruang mencoba mengumpulkan ide, gagasan, opini, dan manifestasi dari arsitektur saat ini.
Bahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptxKurikulumwaSman14
Buku panduan geografi untuk SMA/MA kelas XII ini membahas konsep-konsep geografi penting seperti wilayah dan pewilayahan, interaksi desa-kota, pemanfaatan peta dan SIG, serta perbandingan antara negara maju dan berkembang. Buku ini terdiri atas 4 bab yang mencakup berbagai aspek geografi yang relevan bagi pendidikan SMA/MA kelas XII.
e-magazine arsitektur ruang hadir kembali dengan tema yang mendasar, yakni "Arsitektur". Pada edisi 05|2011 kali ini, ruang mencoba mengumpulkan ide, gagasan, opini, dan manifestasi dari arsitektur saat ini.
Bahan Ajar PowerPoint Geografi Kelas 12 (masbabal.com) (1).pptxKurikulumwaSman14
Buku panduan geografi untuk SMA/MA kelas XII ini membahas konsep-konsep geografi penting seperti wilayah dan pewilayahan, interaksi desa-kota, pemanfaatan peta dan SIG, serta perbandingan antara negara maju dan berkembang. Buku ini terdiri atas 4 bab yang mencakup berbagai aspek geografi yang relevan bagi pendidikan SMA/MA kelas XII.
Perencanaan Tata Ruang Nasional, Provinsi, Kabupaten/ Kota
Perencanaan tata ruang = spatial planning
Ekspresi geografis yang merupakan cermin lingkup kebijakan yang dibuat di tengah masyarakat, terkait perekonomian, sosial, dan kebudayaan. Perencanaan tata ruang ini adalah wujud struktur ruang dan pola ruang, yang disusun secara nasional, regional, maupun lokal.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang. Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 tahun, dengan peninjauan kembali setiap satu kali dalam 5 tahun.
Tiga kalimat:
1. Kampung merupakan bentuk permukiman tradisional di Indonesia sebelum perencanaan kota modern dan merupakan akar pertumbuhan kota.
2. Kampung dapat menjadi sumber peradaban, kreativitas, dan budaya kota serta menginspirasi semangat urbanisme baru yang sesuai dengan karakter lokal berkelanjutan.
3. Prinsip-prinsip perencanaan kota berkelanjutan yang berdasarkan pada eksistens
Dokumen tersebut membahas tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar IPS kelas 7 SMP/MTs yang mencakup konsep ruang, interaksi sosial, interaksi ekonomi, dan perubahan sejarah Indonesia dari masa praaksara hingga masa Hindu-Buddha dan Islam. Dokumen ini juga menjelaskan kegiatan pembelajaran yang terkait untuk mencapai kompetensi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang street-level bureaucrats yang berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam pekerjaan mereka dan memiliki diskresi yang besar dalam menjalankan tugas. Street-level bureaucrats dianggap sebagai pengambil kebijakan di arena kerja mereka. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya peran street-level bureaucrats dalam memperkenalkan inovasi organisasi untuk memenuhi tugas mereka di tengah berbagai kendala. Berbagai conto
Studi ini meneliti hubungan antara keterikatan tempat dan pemberdayaan masyarakat di Kampung Cina Kota Bandung. Wawancara dengan pemangku kepentingan menemukan keterikatan mendalam masyarakat dengan kampung tersebut, yang tampaknya memperkuat kapasitas sosial komunitas dan mendukung upaya pemberdayaan. Keterikatan tempat dapat dimanfaatkan untuk memperkuat partisipasi masyarakat dalam pembangunan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ...Riza Magfirah
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan masyarakat desa dalam mengelola program desa wisata di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di Desa Ketingan, Sleman. Masyarakat Desa Ketingan terlibat secara profesional dalam mengelola desa wisata dengan membagi tugas secara terorganisir kepada seluruh penduduk melalui Lembaga Masyarakat Des
Dokumen ini berisi format penentuan kriteria ketuntasan mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Satap N 1 Tinombo. Terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan kriteria ketuntasan untuk masing-masing kompetensi dasar. Kriteria ketuntasan berupa nilai KKM yang harus dicapai siswa untuk dinyatakan tuntas. Dokumen ditandatangani kepala sekolah dan guru mata pelajaran IPS.
Dokumen tersebut merupakan surat pengajuan judul proposal penelitian yang membahas tentang nilai-nilai budaya dalam kaba Minangkabau. Penelitian ini akan menganalisis kaba-kaba Minangkabau secara struktural dan semiotik untuk mengungkapkan nilai-nilai budaya seperti nilai tentang hakikat hidup, karya, waktu, alam sekitar, dan hubungan antarsesama.
Konflik antar organisasi kemasyarakatan di Bandung semakin memanas. Perselisihan antara Pemuda Pancasila dan Buah Batu Corps bermula dari penganiayaan dan kini berlanjut dengan pembacokan, perusakan properti, dan intimidasi terhadap wartawan. Upaya hukum dan pantauan keamanan terus dilakukan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Perencanaan Tata Ruang Nasional, Provinsi, Kabupaten/ Kota
Perencanaan tata ruang = spatial planning
Ekspresi geografis yang merupakan cermin lingkup kebijakan yang dibuat di tengah masyarakat, terkait perekonomian, sosial, dan kebudayaan. Perencanaan tata ruang ini adalah wujud struktur ruang dan pola ruang, yang disusun secara nasional, regional, maupun lokal.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang. Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 tahun, dengan peninjauan kembali setiap satu kali dalam 5 tahun.
Tiga kalimat:
1. Kampung merupakan bentuk permukiman tradisional di Indonesia sebelum perencanaan kota modern dan merupakan akar pertumbuhan kota.
2. Kampung dapat menjadi sumber peradaban, kreativitas, dan budaya kota serta menginspirasi semangat urbanisme baru yang sesuai dengan karakter lokal berkelanjutan.
3. Prinsip-prinsip perencanaan kota berkelanjutan yang berdasarkan pada eksistens
Dokumen tersebut membahas tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar IPS kelas 7 SMP/MTs yang mencakup konsep ruang, interaksi sosial, interaksi ekonomi, dan perubahan sejarah Indonesia dari masa praaksara hingga masa Hindu-Buddha dan Islam. Dokumen ini juga menjelaskan kegiatan pembelajaran yang terkait untuk mencapai kompetensi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang street-level bureaucrats yang berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam pekerjaan mereka dan memiliki diskresi yang besar dalam menjalankan tugas. Street-level bureaucrats dianggap sebagai pengambil kebijakan di arena kerja mereka. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya peran street-level bureaucrats dalam memperkenalkan inovasi organisasi untuk memenuhi tugas mereka di tengah berbagai kendala. Berbagai conto
Studi ini meneliti hubungan antara keterikatan tempat dan pemberdayaan masyarakat di Kampung Cina Kota Bandung. Wawancara dengan pemangku kepentingan menemukan keterikatan mendalam masyarakat dengan kampung tersebut, yang tampaknya memperkuat kapasitas sosial komunitas dan mendukung upaya pemberdayaan. Keterikatan tempat dapat dimanfaatkan untuk memperkuat partisipasi masyarakat dalam pembangunan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ...Riza Magfirah
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan masyarakat desa dalam mengelola program desa wisata di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di Desa Ketingan, Sleman. Masyarakat Desa Ketingan terlibat secara profesional dalam mengelola desa wisata dengan membagi tugas secara terorganisir kepada seluruh penduduk melalui Lembaga Masyarakat Des
Dokumen ini berisi format penentuan kriteria ketuntasan mata pelajaran IPS kelas VII di SMP Satap N 1 Tinombo. Terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan kriteria ketuntasan untuk masing-masing kompetensi dasar. Kriteria ketuntasan berupa nilai KKM yang harus dicapai siswa untuk dinyatakan tuntas. Dokumen ditandatangani kepala sekolah dan guru mata pelajaran IPS.
Dokumen tersebut merupakan surat pengajuan judul proposal penelitian yang membahas tentang nilai-nilai budaya dalam kaba Minangkabau. Penelitian ini akan menganalisis kaba-kaba Minangkabau secara struktural dan semiotik untuk mengungkapkan nilai-nilai budaya seperti nilai tentang hakikat hidup, karya, waktu, alam sekitar, dan hubungan antarsesama.
Konflik antar organisasi kemasyarakatan di Bandung semakin memanas. Perselisihan antara Pemuda Pancasila dan Buah Batu Corps bermula dari penganiayaan dan kini berlanjut dengan pembacokan, perusakan properti, dan intimidasi terhadap wartawan. Upaya hukum dan pantauan keamanan terus dilakukan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
Seminar
1. Nama : Ni Made Ayu Anggreni Wedayati
Nim : 10.04.02.003
MK. Seminar Perencanaan
Studi Morfologi Kampung Kota
di Dusun Wanasari Denpasar
Program Studi Perencanaan Wilayah dan kota Fakultas Teknik Universitas Hindu
Indonesia
2. Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Permasalahan
Ruang Lingkup
Manfaat Penelitian
Tinjauan Pustaka
Landasan Teori
Kerangka Penelitian
Metodologi Penelitian
Pendekatan Penelitian
Jenis, Sumber dan Bentuk Data
Proses, Jenis, Analisis dan
Tujuan Analisis
Desain Penelitian
3. Morfologi
suatu
kampung Perilaku
masyarakat yang
tinggal
Pembangunan Fisik
kondisi rumah yang
kurang sehat
kehidupan sosial yang
tidak teratur
fasilitas sosial yang
rendah
kurangnya infrastruktur
tata guna lahan yang
tidak teratur
Dusun
Wanasari
Denpasar “Kampung Jawa”
bagaikan miniatur
Indonesia
Jumlah Penduduk =
7.699 jiwa
Berada di Pusat Kota
Denpasar
Menemukan faktor-faktor
yang mempengaruhi bentuk
morfologi kampung kota di
Dusun Wanasari, Denpasar
4. Rumusan Permasalahan Seperti apakah karakteristik keruangan kampung kota
di Dusun Wanasari Denpasar?
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi bentuk morfologi
kampung kota di Dusun Wanasari Denpasar?
Tujuan Penelitian Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk
morfologi kampung kota di Dusun Wanasari, Denpasar
Sasaran Penelitian Mengidentifikasi karakteristik keruangan kampung kota
di Dusun Wanasari, Denpasar
Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk
morfologi kampung kota di Dusun Wanasari Denpasar
5. Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup Substansi Teori pengertian, karakteristik, morfologi kampung kota
Gambaran Dusun Wanasari Denpasar
Kondisi Eksisting dari segi fisik dan non fisik
Lingkup Wilayah
Dusun Wanasari (Kampung Jawa) yang berada di
Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara,
Kabupaten Denpasar, Propinsi Bali dengan batas-
batas administrasi wilayah studi dipaparkan sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Br. Lumintang
Sebelah Barat : Br. Puncak Sari
Sebelah Timur : Br. Balun
Sebelah Selatan : Br. Wangaya Kaja
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi bentuk morfologi
kampung kota di Dusun Wanasari, Denpasar
7. Manfaat Penelitian
Manfaat Praktis
Manfaat Teoritis
Memberikan bahan masukan bagi
Pemerintah Kota Denpasar dan
instansi terkait mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi bentuk
morfologi kampung kota Dusun
Wanasari, Denpasar dalam upaya
penataan kawasan kampung di Kota
Denpasar
Manfaat Praktis
untuk Prodi Perencanaan Wilayah
dan Kota Universitas Hindu
Indonesia Denpasar terhadap hasil
penelitian ini diharapkan untuk
menjadi referensi yang berguna bagi
akademisi yang akan memahami dan
mengembangkan lebih lanjut
penelitian semacam ini atau kajian
yang lebih mendalam mengenai
bentuk morfologi kampung kota di
Kota Denpasar
8. Definisi Kampung Kota :
Bagian dari sebuah desa/kelurahan dalam hal ini
menjadi bagian dari kota yang biasanya ditempati oleh
masyarakat berpenghasilan rendah, dengan pola
permukiman marjinal ditandai dengan kehidupan yang ikatan
kekerabatan masyarakatnya yang masih erat
Tinjauan Pustaka
Ciri-ciri permukiman kampung
kota dalam Handayani (2008)
karena dianggap menimbulkan
permasalahan bagi kawasan kota
antara lain:
1. Tingginya kepadatan
penduduk
2. Tingkat ketersediaan fasilitas
umum dan fasilitas sosial yang
rendah.
3. Kurangnya fasilitas sosial
4. Kurangnya infrastruktur.
5. Minimnya lahan yang tersedia
bagi sarana infrastruktur.
6. Tata guna lahan yang tidak
teratur.
7. Pemanfaatan lahan hendaknya
direalisasikan sesuai rencana
peruntukannya
8. Kondisi rumah yang kurang
sehat.
(1) Kampung di persimpangan jalan
(2) Kampung sepanjang sebuah jalan
(3) Kampung bujursangkar
(4) Kampung di belokan jalan
(5) Pengembangan kampung :
Sebaiknya sekolah yang direncanakan jangan dibangun di Y
tetapi di X supaya kampung dapat berkembang dengan
seimbang
Macam-Macam Perkembangan Kampung
(Sumber : Keeble, 1959 dalam Jayadinata, 1999)
9. Morfologi Kampung Kota
Zahnd (1999) dalam Alie dan Suwandono (2013) morfologi
merupakan bentuk ilmu atau pendekatan untuk memahami
perkembangan kota yang terus menerus mengalami perubahan
selama proses perkembangannya melalui bentuk pola dan tata
ruang kota.
Pola-Pola Perkembangan Morfologi Kota
(Sumber : Branch dalam Soetomo, 2002)
Variasi Ekspresi Keruangan dari
Morfologi Kota
(Sumber : Yunus, 1999)
Bentuk Bujur
Sangkar
Bentuk Empat
Persegi
Panjang
Bentuk Kipas Bentuk Bulat
Bentuk Pita
Bentuk
Gurita
10. Sistem pola jalan
tidak teratur
(irregular system)
Sistem pola jalan radial
konsentris
(radial concentric system)
Sistem pola jalan jalan
bersudut siku atau grid (the
rectangular or grid system)
Pola Jalan yang membentuk Morfologi Kota
(Sumber : Northam dalam Yunus, 1999)
Figure Ground
Urban Solid dan Urban Void (Sumber : Wahyudin, 2012)
11. menyebar dengan
kecenderungan kacau
Pola-Pola Kawasan Secara Tekstural yang Mengekspresikan Rupa
Kehidupan dan Kegiatan Perkotaan Secara Arsitektural
(Sumber : Curdes,Gerhard dalam Zahnd, 2006)
homogen yang jelas, dimana ada
satu pola penataan
heterogen, dimana dua atau lebih
pola berbenturan
12. Figure (hitam)secara
figuratif sebagai wajah
orang sedangkan ground
(putih) secara figuratif
sebagai sebuah piala
(a) Segitiga hitam
(massa) dilihat
secara figuratif. (b)
Segitiga putih (void)
dilihat secara
figuratif.
Pandangan kedua mengutamakan konfigurasi
ground (konfigurasi ruang atau void). Artinya ruang
atau void dilihat sebagai suatu bentuk tersendiri
Linkage Theory mengenai Fungsional Kawasan
Konteks Arsitektur kota “ lingkage
menunjukan hubungan aktivitas /pergerakan dari
beberapa zona makro / mikro dengan atau tanpa
keragaman fungsi, yg bertalian aspek fisik, historis,
ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Teori Place
Teori ini berkaitan dengan space terletak pada
pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan
karakteristik manusia terhadap ruang fisik.
Migrasi, Urbanisasi, dan Transmigrasi
Kependudukan , Sektor informal
Infrastruktur
Komunitas dan Kerukuntetanggaan (Neigbourhood)
Ground yang figuratif
(Sumber : Le Corbusier, 1998)
Figure yang figurative
(Sumber : Grutter,Jorg, Aestetik der Architektur. Stuggart, 1987 dan Zanhd, 2006)
13. mberdayaan (empowerment) secara harifiah mengandung arti memberikan atau mendapatkan kekuatan (powe
emikian pemberdayaan selalu terkait dengan memberikan kemampuan kepada golongan miskin yang biasany
untuk mendapatkan akses ke sumber-sumber daya yang menjadi dasar dari kekuasaan dalam suatu sistem o
nn, 1992). Pemberdayaan dapat ditujukan pada individu atau kolektif, namun demikian dalam konteks sebuah
n pembangunan pemberdayaan selalu akan ditujukan kepada kelompok secara kolektif atau biasa disebut deng
s. Kebijakan pembangunan skala mikro ditujukan kepada komunitas-komunitas yang secara unik mempunyai
stik dan perilaku serta potensi yang berbeda.
tetanggaan (Neigbourhood)
kungan kerukuntetanggaan (neighbourhood) dapat dilihat sebagai suatu tempat interaksi sosial yang leb
urhood sering dikaitkan dengan penentuan layout lingkungan, bentuk dan lahan guna menciptakan suat
rakatan tertentu (unique communities). Pembatasan fisik dan administrasi wilayah sebagai batas sosial ma
mberikan pengertian yang salah akan keberadaan neigbourhood tersebut. Ciri-ciri neighbourhood bisa dilihat d
ungan kemasyarakatan yang terikat spasial (tempat).
ungan ekologis dengan pendekatan etnologis sehingga memberikan suatu bentuk fisik dan identitas lin
ndiri.
u lingkungan permukiman yang menunjukkan keadaan sosial, ekonomi dan etnis yang homogen.
u lingkungan permukiman dengan fungsi yang tertentu secara geografis.
u bentuk kelompok kemasyarakatan yang mempunyai keterikatan sosial yang seragam.
asan kampung kota mempunyai karakteristik sebagai suatu lingkungan kerukuntetanggaan yang khusus
hunian masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tida
standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan s
anitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosial lain
15. Penelitian ini berjudul “Studi Morfologi Kampung Kota di Dusun Wanasari, Denpasar”. Pendekatan
yang digunakan pada penelitian ini adalah Pendekatan Deskriptif Kualitatif.
Metodologi
Penelitian
Jenis , Sumber dan Bentuk Data
Rumusan Masalah Jenis Data Sumber Data Bentuk Data
Karakteristik
keruangan
kampung kota di
Dusun Wanasari,
Denpasar
Data
Kualitatif
Primer - Observasi
- Wawancara
Lokasi Penelitian di Dusun
Wanasari Desa Dauh Puri
Kaja Kecamatan
Denpasar Utara
- Sejarah kampung
- Asal usul bangunan dan penghuni
- Peta dusun wanasari denpasar
- Jumlah dan Sebaran Penduduk
- Perkembangan dan Laju Pertumbuhan
Penduduk
- Kepadatan Penduduk
- Komposisi Penduduk
- Sistem Kemasyarakatan, Ritual
Keagamaan dan Kelembagaan
- Kesenian/Tradisi dan benda bersejarah
- Sebaran data mata pencaharian
penduduk dan jumlah sektor informal
(pedagang)
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
bentuk morfologi
Dusun Wanasari,
Denpasar
Data
Kualitatif
Primer - Wawancara -Stakeholder di
Masyarakat Setempat
- Sejarah kampung
- Asal usul bangunan dan penghuni
- Peta dusun wanasari denpasar
- Jumlah dan Sebaran Penduduk
- Perkembangan dan Laju Pertumbuhan
Penduduk
- Kepadatan Penduduk
- Komposisi Penduduk
- Sistem Kemasyarakatan, Ritual
Keagamaan dan Kelembagaan
- Kesenian/Tradisi dan benda bersejarah
- Sebaran data mata pencaharian
penduduk dan jumlah sektor informal
(pedagang)
16. Rumusan Masalah Jenis Data Sumber Data Bentuk Data
Kebijakan yang
terkait di dalam
mengkaji
penelitian ini
Data
Kualitatif
Sekunder Instansi-instasi terkait yaitu:
- BPN Provinsi Bali
- BPN Kota Denpasar
- Dinas Tata Ruang dan
Perumahan Kota
Denpasar
- BAPPEDA Denpasar
- Dinas Perijinan Kota
Denpasar
- Badan Lingkungan Hidup
Kota Denpasar
- Dinas Sosial dan Tenaga
Kerja Kota Denpasar
- Dinas Kependudukan
Kota Denpasar
- Dinas PDAM Kota
Denpasar
- Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota
Denpasar
- PLN Kota Denpasar
- Dinas Perhubungan Kota
Denpasar
- Dinas PU Kota Denpasar
- Kecamatan Denpasar
Utara
- Desa Dauh Puri Kaja
- Dusun di Dusun Wanasari
Instansi - Kajian kebijakan : RTBL, KDB (Koefisien
Dasar Bangunan), dan KLB (Koefisien
Lantai Bangunan)
- Dokumen mengenai kepemilikan
lahan/tanah (milik pemerintah, pribadi,
sewa/kontrak, pinjam
- Peraturan Pemerintah mengenai
permukiman dan Dokumen/Laporan
Proyek Permukiman
Kumuh
- Peraturan/Dokumen/Laporan Pemerintah
mengenai penanganan dampak
pencemaran lingkungan (Dusun Wanasari
yang berdekatan dengan Tukad Badung)
- Peraturan/Dokumen/Laporan Pemerintah
mengenai ketenagakerjaan dan
penanganan permasalahan social
- Peraturan/Dokumen/Laporan Pemerintah
mengenai pemeliharaan prasarana dan
sarana infrastruktur (Kondisi Jalan, Kondisi
Kelistrikan, Kondisi Air Bersih, Kondisi
Persampahan)
17. No Proses Analisis Jenis Analisis Tujuan Analisis
1 Analisis Karakteristik
Keruangan
Kampung Kota
Analisis Deskriptif Bertujuan untuk merumuskan bentuk
keruangan kampung, sejarah kampung,
penggunaan lahan serta pola
penggunaan, mata pencaharian
penduduk, kepadatan penduduk, laju
pertumbuhan penduduk, sebaran
pemukiman dan sistem jaringan
transportasi dalam kaitannya dengan
karakteristik keruangan di Dusun
Wanasari Denpasar
2 Analisis faktor-faktor
yang
mempengaruhi
bentuk morfologi
kampung kota di
Dusun Wanasari
Denpasar
Analisis Normatif Untuk menghimpun pendapat tentang
faktor-faktor yang bentuk morfologi
kampung kota di Dusun Wanasari
Denpasar
Proses, Jenis Analisis, Tujuan Analisis
18. Alur Langkah Kerja Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bentuk Morfologi
Kampung Kota
Langkah 1
Identifikasi Karakteristik Keruangan
Kampung Kota
Karakteristik keruangan kampung kota
mengenai sejarah kampung,
pemanfaatan lahan kampung serta tata
kehidupan pada ruang kampung
Langkah 2
Menemukan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Bentuk Morfologi
Kampung Kota dimana dibantu dengan
kajian teori yang akan ditemukan di
lokasi penelitian
Pengklasifikasikan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Bentuk Morfologi
Kampung Kota
Langkah 3
Menemukan Faktor Faktor yang
Mempengaruhi Bentuk Morfologi Kampung
Kota