Buku berjudul “Selayang Pandang Peranan, Komitmen dan Kebijakan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama dalam Pembangunan Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Tabanan” ini, disusun sebagai pelengkap dan data pendukung dalam penilaian lomba Kriteria Pembina bidang Pembangunan Perikanan Budidaya sebagai tindaklanjut dari surat Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali Nomor : 523.2/261/Prod/DPK tanggal 16 Februari 2007 dan surat dari Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 576/DPB/HM.330.01/II/2007 tanggal 5 Februari 2007 tentang Lomba Adibakti Mina Bahari Kategori Lomba Bidang Perikanan Budidaya Tahun 2007.
Kelompok tani Sikotok Jaya meminta bantuan sarana dan prasarana pengelolaan perkebunan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tojo Una-Una karena sumber daya alam di desa Kalia sangat terbatas. Kelompok ini berharap mendapat bantuan agar kehidupan petani di desa Kalia setara dengan petani di kecamatan lain.
Surat keputusan ini menetapkan dan mengukuhkan pengurus kelompok nelayan "Mandol Jaya" di Desa Kalia. Kelompok ini dibentuk untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang perikanan. Surat keputusan ini menetapkan 10 orang sebagai pengurus kelompok dengan masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab.
Peresmian Instalasi Pengolahan Air Laut Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) Dadang Solihin
Dokumen tersebut meringkas peresmian instalasi pengolahan air laut di Pulau Payung, Kepulauan Seribu oleh Deputi Gubernur DKI Bidang Budaya dan Pariwisata. Instalasi tersebut diharapkan dapat menyediakan air bersih bagi 23 ribu penduduk di empat pulau di kepulauan tersebut.
Dokumen tersebut berisi rencana pembangunan jalan provinsi dan kabupaten di Papua dan Papua Barat antara tahun 2013-2014. Terdapat 29 ruas jalan provinsi dengan total panjang 1.216 km yang akan dibangun serta 15 ruas jalan kabupaten/kota dengan total panjang tidak dinyatakan. Pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan mendukung percepatan pembangunan di dua provinsi tersebut.
Peta menunjukkan rencana pembangunan jalan TNI tahun 2013-2014 di Provinsi Papua Barat. Pembangunan jalan akan dilakukan di beberapa lokasi di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang meliputi Taman Nasional Darat, Hutan Lindung, Taman Nasional Laut, Hutan Produksi, Hutan Produksi Konversi dan Hutan Produksi Terbatas.
Proposal ini membahas rencana pengembangan budidaya ikan air tawar di Kabupaten Lampung Utara, meliputi peningkatan sarana dan prasarana budidaya, produksi, serta pembangunan industri pengolahan ikan dari hulu ke hilir untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan ekspor.
Kelompok tani Sikotok Jaya meminta bantuan sarana dan prasarana pengelolaan perkebunan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tojo Una-Una karena sumber daya alam di desa Kalia sangat terbatas. Kelompok ini berharap mendapat bantuan agar kehidupan petani di desa Kalia setara dengan petani di kecamatan lain.
Surat keputusan ini menetapkan dan mengukuhkan pengurus kelompok nelayan "Mandol Jaya" di Desa Kalia. Kelompok ini dibentuk untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang perikanan. Surat keputusan ini menetapkan 10 orang sebagai pengurus kelompok dengan masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab.
Peresmian Instalasi Pengolahan Air Laut Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) Dadang Solihin
Dokumen tersebut meringkas peresmian instalasi pengolahan air laut di Pulau Payung, Kepulauan Seribu oleh Deputi Gubernur DKI Bidang Budaya dan Pariwisata. Instalasi tersebut diharapkan dapat menyediakan air bersih bagi 23 ribu penduduk di empat pulau di kepulauan tersebut.
Dokumen tersebut berisi rencana pembangunan jalan provinsi dan kabupaten di Papua dan Papua Barat antara tahun 2013-2014. Terdapat 29 ruas jalan provinsi dengan total panjang 1.216 km yang akan dibangun serta 15 ruas jalan kabupaten/kota dengan total panjang tidak dinyatakan. Pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan mendukung percepatan pembangunan di dua provinsi tersebut.
Peta menunjukkan rencana pembangunan jalan TNI tahun 2013-2014 di Provinsi Papua Barat. Pembangunan jalan akan dilakukan di beberapa lokasi di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang meliputi Taman Nasional Darat, Hutan Lindung, Taman Nasional Laut, Hutan Produksi, Hutan Produksi Konversi dan Hutan Produksi Terbatas.
Proposal ini membahas rencana pengembangan budidaya ikan air tawar di Kabupaten Lampung Utara, meliputi peningkatan sarana dan prasarana budidaya, produksi, serta pembangunan industri pengolahan ikan dari hulu ke hilir untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan ekspor.
UU No. 31 tahun 2004 dan UU No. 45 tahun 2009 mengatur tentang perikanan di Indonesia. UU No. 31 tahun 2004 merupakan undang-undang pertama yang mengatur perikanan, menggantikan UU sebelumnya. UU No. 45 tahun 2009 memperbarui beberapa ketentuan dalam UU No. 31 tahun 2004, antara lain mengubah definisi nelayan kecil dan memperbarui ketentuan izin usaha perikanan. Kedua UU ini bertujuan mengelola sum
Permohonan bantuan alat tangkap ikan oleh kelompok nelayan Nirwana dari desa Laiworu kepada Bupati Muna. Kelompok ini meminta bantuan mesin katinting dan alat tangkap lainnya untuk meningkatkan taraf hidup nelayan dan menjaga kelestarian sumber daya laut setempat.
Kelompok nelayan memohon bantuan satu unit kapal tangkap untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok, mengingat keterbatasan alat tangkap saat ini hanya perahu jukung."
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkVolker Hirsch
TEDx Manchester talk on artificial intelligence (AI) and how the ascent of AI and robotics impacts our future work environments.
The video of the talk is now also available here: https://youtu.be/dRw4d2Si8LA
1. Dokumen ini membahas pentingnya penguatan kelembagaan masyarakat pesisir berbasis kearifan lokal (Bendega) untuk mendukung program konservasi yang berkelanjutan.
2. Bendega merupakan lembaga tradisional di Bali yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan religius di wilayah pesisir.
3. Pembentukan Perda Bendega bertujuan untuk memberikan perlindungan h
Proposal ini meminta bantuan dana untuk pengadaan peralatan nelayan bagi Kelompok Nelayan "BULAWA BAHARI" di Desa Kaidundu Barat, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Bantuan berupa rakit/rompon ini diharapkan dapat meningkatkan hasil tangkapan dan pendapatan nelayan.
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013KPDT
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan perikanan tuna pole and line dan hand line di Kabupaten Sikka, NTT. Dokumen ini menjelaskan potensi, strategi, program, dan pencapaian pengembangan perikanan di kabupaten tersebut.
Proposal meminta bantuan dana untuk membeli kapal motor senilai Rp14,27 juta untuk mendukung kegiatan penyuluhan di Kecamatan Paminggir yang wilayahnya terdiri dari perairan dan rawa. Kapal diperlukan untuk menjangkau 7 desa dan membantu penyuluh dalam memberikan pelayanan, nasehat, dan pemecahan masalah di bidang pertanian, perikanan dan peternakan.
Dokumen tersebut membahas potensi dan produksi sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Dompu, termasuk data produksi tangkap dan budidaya, tantangan dan peluang sektor, serta program peningkatan produksi melalui JARAPASAKA.
Dokumen ini berisi permohonan bantuan sarana dan prasarana budidaya rumput laut dari Kelompok Nelayan "Balano Bersinar" kepada Bupati Muna. Kelompok ini membutuhkan bibit rumput laut, tali nilon, perahu, dan mesin perahu untuk meningkatkan usaha budidaya rumput laut mereka di Desa Ghone Balono.
Buku ini membahas kajian pengelolaan tambak garam rakyat secara terpadu untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas garam. Diajukan dua konsep pengelolaan yaitu corporate farming dan kombinasi collective-cooperative farming. Analisis SOAR menunjukkan corporate farming cocok dikelola secara profesional untuk produksi garam industri, sedangkan collective-cooperative farming lebih mengutamakan pemberdayaan petambak secara gotong royong. Kedua konsep ini berpelu
Dokumen ini memberikan panduan teknis penggunaan dana alokasi khusus (DAK) bidang kelautan dan perikanan tahun 2012. DAK akan digunakan untuk pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan tangkap dan budidaya, pengolahan, pemasaran, pengawasan sumber daya kelautan, penyuluhan, dan statistik. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas perikanan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
UU No. 31 tahun 2004 dan UU No. 45 tahun 2009 mengatur tentang perikanan di Indonesia. UU No. 31 tahun 2004 merupakan undang-undang pertama yang mengatur perikanan, menggantikan UU sebelumnya. UU No. 45 tahun 2009 memperbarui beberapa ketentuan dalam UU No. 31 tahun 2004, antara lain mengubah definisi nelayan kecil dan memperbarui ketentuan izin usaha perikanan. Kedua UU ini bertujuan mengelola sum
Permohonan bantuan alat tangkap ikan oleh kelompok nelayan Nirwana dari desa Laiworu kepada Bupati Muna. Kelompok ini meminta bantuan mesin katinting dan alat tangkap lainnya untuk meningkatkan taraf hidup nelayan dan menjaga kelestarian sumber daya laut setempat.
Kelompok nelayan memohon bantuan satu unit kapal tangkap untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok, mengingat keterbatasan alat tangkap saat ini hanya perahu jukung."
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkVolker Hirsch
TEDx Manchester talk on artificial intelligence (AI) and how the ascent of AI and robotics impacts our future work environments.
The video of the talk is now also available here: https://youtu.be/dRw4d2Si8LA
Similar to Selayang Pandang Peranan, Komitmen dan Kebijakan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama dalam Pembangunan Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Tabanan
1. Dokumen ini membahas pentingnya penguatan kelembagaan masyarakat pesisir berbasis kearifan lokal (Bendega) untuk mendukung program konservasi yang berkelanjutan.
2. Bendega merupakan lembaga tradisional di Bali yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan religius di wilayah pesisir.
3. Pembentukan Perda Bendega bertujuan untuk memberikan perlindungan h
Proposal ini meminta bantuan dana untuk pengadaan peralatan nelayan bagi Kelompok Nelayan "BULAWA BAHARI" di Desa Kaidundu Barat, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Bantuan berupa rakit/rompon ini diharapkan dapat meningkatkan hasil tangkapan dan pendapatan nelayan.
Materi kadis rapat kementerian daerah tertinggal jakarta-27-29_mei_2013KPDT
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan perikanan tuna pole and line dan hand line di Kabupaten Sikka, NTT. Dokumen ini menjelaskan potensi, strategi, program, dan pencapaian pengembangan perikanan di kabupaten tersebut.
Proposal meminta bantuan dana untuk membeli kapal motor senilai Rp14,27 juta untuk mendukung kegiatan penyuluhan di Kecamatan Paminggir yang wilayahnya terdiri dari perairan dan rawa. Kapal diperlukan untuk menjangkau 7 desa dan membantu penyuluh dalam memberikan pelayanan, nasehat, dan pemecahan masalah di bidang pertanian, perikanan dan peternakan.
Dokumen tersebut membahas potensi dan produksi sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Dompu, termasuk data produksi tangkap dan budidaya, tantangan dan peluang sektor, serta program peningkatan produksi melalui JARAPASAKA.
Dokumen ini berisi permohonan bantuan sarana dan prasarana budidaya rumput laut dari Kelompok Nelayan "Balano Bersinar" kepada Bupati Muna. Kelompok ini membutuhkan bibit rumput laut, tali nilon, perahu, dan mesin perahu untuk meningkatkan usaha budidaya rumput laut mereka di Desa Ghone Balono.
Buku ini membahas kajian pengelolaan tambak garam rakyat secara terpadu untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas garam. Diajukan dua konsep pengelolaan yaitu corporate farming dan kombinasi collective-cooperative farming. Analisis SOAR menunjukkan corporate farming cocok dikelola secara profesional untuk produksi garam industri, sedangkan collective-cooperative farming lebih mengutamakan pemberdayaan petambak secara gotong royong. Kedua konsep ini berpelu
Dokumen ini memberikan panduan teknis penggunaan dana alokasi khusus (DAK) bidang kelautan dan perikanan tahun 2012. DAK akan digunakan untuk pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan tangkap dan budidaya, pengolahan, pemasaran, pengawasan sumber daya kelautan, penyuluhan, dan statistik. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas perikanan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Proposal ini mengajukan dana BLM PUMP-PB untuk kelompok pembudidaya ikan Patil Lele di Desa Panggungharjo untuk mengembangkan budidaya lele melalui pembesaran benih. Kelompok ini akan membangun kolam terpal dan membudidayakan 45.000 ekor benih lele dengan anggaran Rp65 juta.
Dokumen tersebut memberikan sambutan atas terbitnya modul penyuluhan perikanan tentang pengolahan ikan mas. Ringkasannya adalah:
1. Dokumen ini berisi sambutan atas selesainya modul penyuluhan tentang pengolahan ikan mas
2. Modul diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan penyuluhan perikanan
3. Masukan untuk penyempurnaan modul selanjutnya sangat diterima
Dokumen tersebut merangkum capaian tahun 2010 dari SUPM Pariaman dalam bidang pengajaran, kesiswaan, sarana pendidikan, pengabdian masyarakat, realisasi kegiatan dan anggaran, permasalahan dan saran pemecahan. Fokus kegiatan tahun 2011 adalah mendukung percepatan pembangunan kelautan dan perikanan di wilayah kerja. Rencana tahun 2012 meliputi rehabilitasi gedung, pembangunan sarana prasarana dan pen
Similar to Selayang Pandang Peranan, Komitmen dan Kebijakan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama dalam Pembangunan Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Tabanan (20)
Dokumen tersebut membahas tentang pembenihan ikan karper di Kabupaten Tabanan, Bali. Ia menjelaskan tentang proses pendederan benih karper, pedoman padat tebar benih, dan pemanenan berdasarkan ukuran. Dokumen juga menjelaskan tentang seleksi induk pemijahan dan beberapa cara tradisional pembenihan karper di Indonesia.
Teknik budidaya belut di Jawa Barat memanfaatkan media tanah sawah yang diletakkan di bagian bawah kolam, di atasnya ditambah cincangan jerami kering dan kedebong pisang kering. Benih belut ditebarkan setelah media siap dan pakan awal sudah disediakan. Belut diberi pakan berkala dan dipanen setelah 4-6 bulan dengan menguras air dan media kolam.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
Selayang Pandang Peranan, Komitmen dan Kebijakan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama dalam Pembangunan Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Tabanan
1. 1
Selayang Pandang
Peranan, Komitmen dan Kebijakan
Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama
dalam
Pembangunan Perikanan dan Kelautan
di Kabupaten Tabanan
DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
KABUPATEN TABANAN
2007
2. 2
KATA PENGANTAR
Berkembangnya pembangunan perikanan dan kelautan, khususnya dalam bidang budidaya perikanan di Kabupaten Tabanan hingga saat ini tidak bisa dilepaskan dari peranan, komitmen dan kebijakan N. Adi Wiryatama, S.Sos, M.Si selaku Bupati Tabanan. Baik pada masa kepemimpinannya periode 2000 – 2005 maupun periode berikutnya 2006 – 2010 yang kini telah memasuki tahun kedua.
Banyak kebijakan yang telah dilakukan terkait pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Tabanan yang telah dilakukan oleh Bupati N. Adi Wiryatama selama kepemimpinannya selaku Kepala Daerah Kabupaten Tabanan. Satu di antaranya adalah tetap mempertahankan eksistensi Dinas Perikanan sebagai lembaga teknis, bahkan diperluas peranan tugasnya menjadi Dinas Perikanan dan Kelautan.
Buku berjudul “Selayang Pandang Peranan, Komitmen dan Kebijakan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama dalam Pembangunan Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Tabanan” ini, disusun sebagai pelengkap dan data pendukung dalam penilaian lomba Kriteria Pembina bidang Pembangunan Perikanan Budidaya sebagai tindaklanjut dari surat Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali Nomor : 523.2/261/Prod/DPK tanggal 16 Februari 2007 dan surat dari Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 576/DPB/HM.330.01/II/2007 tanggal 5 Februari 2007 tentang Kategori Lomba Bidang Perikanan Budidaya Tahun 2007.
Meski berisi uraian singkat, melalui buku ini kami berharap bisa memberikan gambaran kepada Tim Penilai Lomba Bidang Perikanan
3. 3
Budidaya Tahun 2007 dalam kategori Penghargaan Khusus terhadap Perorangan dalam Kriteria Pembina di bidang Pembangunan Perikanan Budidaya yang dilaksanakan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan, terkait Peranan, Komitmen dan Kebijakan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama dalam Pembangunan Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Tabanan, khususnya di bidang perikanan budidaya.
Melalui buku ini, kami juga berharap kepada Tim Penilai Lomba Bidang Perikanan Budidaya Tahun 2007, baik di tingkat Provinsi Bali maupun Pusat serta pihak terkait bisa memberikan masukan untuk penyempurnaan buku ini.
Tabanan, 5 Maret 2006
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Tabanan,
Ir. NYOMAN WIRNA ARIWANGSA, MM.
P E M B I N A UTAMA MUDA
NIP. 070020872
4. 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………… ii
I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
1. Latara Belakang............................................................................ 1
2. Tujuan............................................................................................ 4
II. PERANAN, KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
BUPATI TABANAN DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN
DAN KELAUTAN.............................................................................. 6
1. Mempertahankan Dinas Perikanan................................................. 7
2. Pembentukan RUTR Budidaya Perikanan..................................... 9
3. Pemberdayaan BBI........................................................................ 10
4. Pembentukan UPP......................................................................... 12
5. Bangun Praja Club........................................................................ 12
6. Bursa Ikan..................................................................................... 15
7. Pelestarian Perairan Umum.......................................................... 16
8. Uji Coba Budidaya Ikan............................................................... 18
9. Peduli Nelayan............................................................................. 20
10. Wisata Perikanan......................................................................... 21
III. PERKEMBANGAN HASIL-HASIL PEMBANGUNAN
PERIKANAN DAN KELAUTAN................................................... 23
1. Perkembangan Produksi Perikanan.............................................. 24
2. Perkembangan Produksi Benih.................................................... 24
3. Perkembangan Dinamika Kelompok........................................... 25
4. Perkembangan Pengelolaan Perikanan Laut............................... 25
5. Perkembangan PEMP................................................................. 26
6. Perkembangan Tingkat Konsumsi Ikan..................................... 28
7. Perkembangan Bursa Ikan......................................................... 28
8. Kegiatan Lomba Mancing............................................................ 29
9. Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP).............................................. 30
10. Perkembangan Sumberdaya Manusia......................................... 30
A. Pelatihan Bagi Pembudidaya Ikan/Nelayan/Pengolah.......... 31
B. Pelatihan /Diklat Bagi Petugas…………………………….. 32
11. Perkembangan Pelestarian Sumberdaya Perikanan.................... 35
5. 5
12. Perkembangan Alokasi Anggaran.............................................. 36
13. Perkembangan Target PAD........................................................ 38
14. Pembangunan Bali Benih Ikan................................................... 38
IV. KESIMPULAN............................................................................... 41
DAFTAR LAMPIRAN
- Tabel 1 : Perkembangan Hasil-hasil Pembangunan Perikanan dan Kelauatan di Kabupaten Tabanan tahun 2000 – 2006
6. 6
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Tabanan selama periode tahun 2000 - 2005 dan periode 2006 – 2007 secara keseluruhan telah menunjukkan hasi-hasil yang cenderung meningkat dan menggembirakan karena sesuai tujuan pembangunan perikanan dan kelautan yaitu untuk meningkatkan konsumsi ikan/kapita/tahun, peningkatan pendapatan para pembudidaya ikan/nelayan, memperluas lapangan kerja di bidang perikanan maupun industri dan pariwisata yang berbasis perikanan dan kelautan yang nantinya diharapkan mampu membangun masyarakat agribisnis perikanan serta mampu menciptakan sumber-sumber pendapatan daerah.
Keberhasilan pembangunan perikanan dan kelautan tersebut tidak lepas dari peranan, komitmen dan kebijakan N. Adi Wiryatama, S.Sos, M.Si selaku Bupati Tabanan pada periode 2000 – 2005 dan 2006 – 2010 yang menaruh perhatian sangat besar terhadap pembangunan perikanan dan kelautan. Baik di masa kepemimpinannya kali pertama pada periode 2000 – 2005 maupun kepemimpinannya kali kedua pada periode 2006 – 2010. Pada periode pertama kempemimpinnya ketika memasuki era otonomi daerah, eksistensi Dinas Perikanan tetap dipertahankan bahkan diperluas peranan tugasnya mencakup bidang kelautan, sehingga melalui Perda Kabupaten Tabanan Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Tabanan, lembaga teknis Dinas Perikanan tetap dipertahankan eksistensinya dan diperluas peranan tugasnya menjadi Dinas Perikanan dan Kelauatan. Selain itu, untuk kali
7. 7
pertama di Bali, Balai Benih Ikan (BBI) lokal yang ada juga ditingkatkan statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Padahal pada masa yang sama, di sebagian besar kabupaten di Bali, Dinas Perikanan yang ada banyak yang dilikuidasi dan digabung dengan dinas lainnya.
Pada masa awal kepemimpinannya kali kedua periode 2006 - 2010, komitemen dan kebijakan N. Adi Wiryatama selaku Bupati Tabanan terhadap pembangunan perikanan tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 2 Tahun 2006, tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Tabanan, eksistensi Dinas Perikanan dan Kelautan tetap dipertahankan
Berdasarkan Perda tersebut, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan adalah salah satu Dinas Teknis yang mempunyai Tugas Pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah serta mempunyai fungsi antara lain ( 1). Perumusan Kebijakan Teknis sesuai dengan lingkup tugasnya, (2). Penyelenggaraan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya (3). Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya. (d). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas-tugas rutin pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan diperlukan dukungan dana yang memadai, untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Peranan, komitmen dan kebijakan Bupati N. Adi Wiryatama terhadap pembangunan perikanan dan kelautan tidak hanya mempertahankan eksistensi Dinas Perikanan dan Kelautan sebagai lembaga teknis saja, namun juga dalam hal penyediaan anggaran yang cenderung meningkat. Demikian juga lembaga teknis di bawah Dinas Perikanan dan Kelautan, seperti Unit
8. 8
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Benih Ikan serta UPTD Dinas Perikanan dan Kelautan Kecamatan dibentuk untuk mendukung dan meningkatkan tugas pokok dan fungsi Dinas Perikanan dan Kelauatan Kabupaten Tabanan.
Selain itu, secara konkrit Bupati N. Adi Wiryatama juga terlibat langsung dalam program pembangunan perikanan dan kelautan di antaranya dengan cara melakukan sosialisasi tentang pelestarian perairan umum dan lingkungan hidup kepada masyarakat melalui seruan larangan penangkapan ikan dengan bahan terlarang yang ditujukan kepada Camat, Kepala Desa dan Bendesa Adat. Selain itu, secara berkala menggelar Lomba mancing Bangun Praja Club (BPC) yang diikuti oleh pejabat eksekutif dan legislatif sebagai sarana sosialisasi pelestarian perairan umum dan lingkungan hidup, sekaligus sebagai upaya meningkatkan pemasaran dan produksi ikan konsumsi dari para pembudidaya di Kabupaten Tabanan.
Dalam upaya memotivasi dan membantu para pembudidaya ikan di Kabupaten Tabanan meningkatkan produksi dan pemasaran ikan konsumsi, Bupati N. Adi Wiryatama merupakan satu-satunya bupati di Bali yang mencanangkan kegiatan bursa ikan pada tahun 2003 lalu. Kegiatan bursa ikan ini, secara berkala pada awal bulan digelar di halaman kantor bupati. Langkah ini juga merupakan salah satu upaya sosialisasi gerakan makan ikan, khususnya di kalangan pejabat dan pegawai di lingkungan Pemkab Tabanan.
Kepada para nelayan di Kabupaten Tabanan, Bupati N. Adi Wiryatama juga menunjukkan perhatian besar. Hal ini dapat dilihat dengan diberikannya bantuan mesin tempel kepada para nelayan dan dibangunnya Tempat Pendaratan Ikan (TPI) di Yeh Gangga dan Pantai Soka. Bupati N. Adi Wirayatama juga turun langsung ke lapangan memberikan arahan dan
9. 9
solusi ketika para nelayan tengah menghadapi permasalahan seperti adanya kematian ikan secara massal di sepanjang pantai Tabanan awal tahun 2007 akibat adanya Fenomena Red Tide.
2. Tujuan
Peranan, komitmen dan kebijakan N. Adi Wiryatama selaku Bupati Tabanan terhadap pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Tabanan selama ini memang sejalan dengan visi pembangunan perikanan dan kelautan Kabupaten Tabanan yang dicanangkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan yakni , “ Terwujudnya pengelolaan Sumberdaya perikanan dan kelautan yang berdayasaing, berkeadilan dan berkelanjutan ”. Selain itu juga mendukung misi dari Dinas Perikanan dan Kelautan yakni:
(1). Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pelaku pembangunan perikanan dan kelautan.
(2). Memberdayakan segenap lembaga pelaku pembangunan di sektor perikanan dan kelautan dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan dan kelautan secara berkeadilan.
(3). Mendorong dan meningkatkan para pelaku ekonomi dan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan Perikanan dan Kelautan yang berdaya saing dan berkelanjutan.
(4). Meningkatkan peran sektor perikanan dan kelautan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
(5). Mengembangkan pemulihan dan perlindungan sumberdaya perikanan dan kelautan secara berkelanjutan.
(6). Mendorong terwujudnya sistem pemerintahan yang akuntabel dan transparan.
10. 10
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka N. Adi Wiryatama selaku Bupati Tabanan secara nyata terbukti telah memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Tabanan sehingga layak mendapat dukungan dan penghargaan dari semua pihak, utamanya dari masyarakat perikanan yang konsen terhadap pembangunan perikanan dan kelautan di Indonesia.
Terkait hal itu, sesuai surat Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali Nomor : 523.2/261/Prod/DPK tanggal 16 Februari 2007 dan surat dari Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 576/DPB/HM.330.01/II/2007 tanggal 5 Februari 2007 tentang Kategori Lomba Bidang Perikanan Budidaya Tahun 2007, maka pada tahun 2007 ini Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan mengusulkan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatma, S.Sos, M.Si mendapat penghargaan khusus terhadap perorangan dalam Kriteria Pembina di bidang Pembangunan Perikanan Budidaya yang dilaksanakan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan.
11. 11
II. PERANAN, KOMITMEN DAN KEBIJAKAN BUPATI TABANAN DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
N. Adi Wiryatama, S.Sos, M.Si menjabat sebagai Bupati Tabanan kali pertama pada periode 2000 – 2005 yang merupakan masa-masa awal era reformasi. Berikutnya, pada periode 2006 – 2010 melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), mayoritas masyarakat Tabanan kembali memilih dan memberikan kepercayaan kepada N. Adi Wiryatama, S.Sos, M.Si sebagai Bupati Tabanan untuk masa bakti 2006 – 2010.
Selama menjabat sebagai Bupati Tabanan, N. Adi Wiryatama memiliki peranan penting terhadap kemajuan pembangunan sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Tabanan. Komitmennya yang kuat terhadap pembangunan perikanan dan kelautan dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang telah ditempuh selama ini. Salah satu kebijakan penting dan bersejarah yang ditempuh adalah tetap mempertahankan dan memperluas tugas dan peranan lembaga teknis Dinas Perikanan menjadi Dinas Perikanan dan Kelautan.
12. 12
1. Mempertahankan Dinas Perikanan
Pada masa jabatannya sebagai Bupati Tabanan masa bakti 2000 – 2005 yang merupakan masa awal era otonomi daerah, Bupati N. Adi Wiryatama seusai dilantik Gubernur Bali menyatakan komitmennya akan memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan pertanian dalam arti luas yang disinergikan dengan pariwisata dan budaya. Komitemen ini diwujudkan melalui terbitnya Perda Kabupaten Tabanan Nomor 3 Tahun 2000 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Tabanan.
Pada Perda ini, Dinas Perikanan tetap dipertahankan eksistensinya sebagai lembaga teknis dan diperluas peranan tugasnya menjadi Dinas Perikanan dan Kelautan. Kondisi bangunan kantor Dinas Perikanan dan Kelautan yang sebelumnya rusak berat dan sangat memprihatinkan, pada tahun 2000 akhirnya direnovasi total menjadi gedung kantor yang lebih representatif sebagai lembaga teknis.
Menindaklanjuti Perda Nomor 3 tahun 2000, Bupati Tabanan juga menerbitkan SK Bupati Tabanan Nomor 277 tahun 2001 tanggal 6 Juni tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
13. 13
Teknis Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan. Pada SK ini, Balai Benih Ikan (BBI) lokal yang semula non eselon, ditingkatkan statusnya menjadi eselon IV sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BBI. Langkah ini merupakan sejarah bagi masyarakat perikanan di Bali, karena hanya BBI lokal di Kabupaten Tabanan yang statusnya telah menjadi UPTD. Sementara BBI Sentral dan banyak BBI lokal lainnya di Bali statusnya tetap non eselon.
Pada masa bakti kali kedua jabatannya sebagai Bupati Tabanan, N. Adi Wiryatama juga kembali meneguhkan komitmennya terhadap pembangunan perikanan dan kelautan. Ketika kabupaten lainnya di Bali banyak yang melikuidasi dan menggabungkan Dinas Perikanan dengan dinas teknis lainnya, Bupati Tabanan tetap kukuh mempertahankan eksistensi Dinas Perikanan dan Kelautan. Melalui Perda Kabupaten Tabanan Nomor 2 tahun 2006 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Tabanan ini, struktur organisasi Dinas Perikanan dan Kelautan diperkuat dengan menambah satu bidang pada eselon III, yakni Bidang Perencanaan dan Pelaporan.
Berikutnya diterbitkan juga Perda Nomor 3 tahun 2006 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tabanan. Keluarnya Perda ini mengukuhkan dan memperkuat status Dinas Perikanan dan Kelautan sebagai Lembaga Teknis di Kabupaten Tabanan.
Tidak itu saja, untuk memperkuat dan mengefektifkan kinerja Dinas Perikanan dan Kelautan, Bupati Tabanan juga merombak Cabang Dinas Perikanan menjadi UPTD Perikanan dan Kelautan di masing-masing kecamatan melalui Peraturan Bupati Tabanan No. 10 tahun 2006 tentang
14. 14
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan.
2. Pembentukan RUTR Budidaya Perikanan
Terkait komitemennya terhadap pembangunan perikanan budidaya, Bupati Tabanan juga memiliki pandangan jauh ke depan. Hal ini diperlihatkan pada periode pertama masa baktinya sebagai Bupati Tabanan, dengan cara memerintahkan Dinas Perikanan dan Kelautan untuk membuat Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) budidaya perikanan di Kabupaten Tabanan.
RUTR yang penyusunannya dilaksanakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan bekerjasama dengan Universitas Warmadewa Denpasar, Fakultas Pertanian, Jurusan Perikanan ini, telah diseminarkan di Kantor Bupati Tabanan dengan melibatkan pihak-pihak terkait pada tahun 2001. Di Bali, RUTR Budidaya Perikanan di Kabupaten Tabanan ini merupakan kali pertama yang dibuat oleh kabupaten. Sampai saat ini belum ada kabupaten lainnya di Bali yang membuatnya. Provinsi Bali sendiri, pada tahun 2006 lalu telah menyusun drafnya dan diharapkan bisa ditetapkan sebagai Perda Provinsi Bali tahun ini.
Adanya RUTR Budidaya Perikanan di Kabupaten Tabanan,
#S# # # # # # # PupuanSelemadegPenebelBaturitiKediriMargaTabananKerambitanZona VZona IIZona IVZona IIIZona VIZona VIIZona IZona VIII8°35' 8°25' 8°15' 114°55'115°5'115°15' PETA ZONAPENGEMBANGAN BUDIDAYAPERIKANANPEMERINTAH KABUPATEN TABANAN3036KilometerUTBSDanauBatas desaBatas kecamatan#Kota Kabupaten #Kota Kecamatan Legenda: Zona Pengembangan
15. 15
oleh Bupati diharapkan bisa menjadi landasan dan rambu-rambu untuk pengembangan budidaya perikanan ke depan agar lebih terarah dan tidak tumpang tindih serta bisa memberikan jaminan bagi investor/pembudidaya ikan agar tidak ragu menanamkan investasinya di bidang budidaya ikan. Pada RUTR ini, wilayah Kabupaten Tabanan terbagi menjadi beberapa zona pengembangan budidaya perikanan yang disesuaikan dengan potensi SDA dan SDM setempat serta kesesuaian dengan jenis ikan yang akan dikembangkan.
3. Pemberdayaan BBI
Sebelum tahun 2000, keberadaan tiga BBI lokal di Kabupaten Tabanan masing-masing BBI Baturiti, BBI Penebel dan BBI Meliling kondisinya memang sangat memprihatinkan. Semua kolamnya berpematang tanah, dangkal dan areal serta bangunannya yang ada terkesan kumuh. Demikian juga sarana dan prasarananya sangat memprihatinkan karena jauh dari mencukupi akibat tidak pernah mendapatkan kucuran anggaran secara khusus dari Pemerintah Daerah. Namun di era Bupati Wiryatama, kondisi tersebut secara bertahap dibenahi. Setelah meningkatkan status BBI lokal menjadi UPTD, dana untuk operasional dan pembangunan BBI mulai dikucurkan sehingga BBI lokal yang ada bisa lebih meningkatkan kinerjanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pembudidaya ikan akan benih ikan.
Mengingat kebutuhan terhadap benih ikan yang semakin meningkat, sementara BBI lokal yang ada arealnya sempit, Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama pada tahun 2004 mengambil kebijakan merelokasi BBI lokal Baturiti yang sumber air dan pengairannya sudah tidak memadai ke Dusun/Banjar Bolangan, Desa Babahan, Kecamatan Penebel yang arealnya lebih luas dan sumber airnya lebih memadai. Untuk kepentingan ini,
16. 16
Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui kebijakan Bupati Tabanan telah menyiapkan areal seluas 2,3 ha untuk bangunan kantor, aula, hatchery, gudang dan bangunan pendukung BBI lainnya serta unit perkolaman yang lebih representatif.
Dalam upaya memberdayakan BBI, Bupati Tabanan juga menempuh kebijakan mengadakan renovasi secara bertahap sarana dan prasarana masing-masing BBI lokal yang ada agar lebih representatif. Terkait hal itu, pada tahun 2004 BBI lokal Bolangan mulai dibangun dan BBI lokal Penebel serta BBI lokal Meliling dilengkapi sarana dan prasarananya melalui dukungan dari dana APBN. Pada tahun 2006, Bupati Tabanan juga menempuh kebijakan dengan kembali membangun dan mefungsikan BBI lokal Pesiapan yang sudah 18 tahun mangkrak tidak berfungsi. BBI Pesiapan yang bangunannya relatif megah dan berada di perkotaan ini, diresmikan beroperasinya kembali oleh Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama pada tahun 2007.
17. 17
Terkait telah beroperasinya BBI Pesiapan ini, Bupati Tabanan memberikan kebijakan khusus, selain difungsikan untuk memproduksi benih ikan, sementara waktu BBI Pesiapan ini juga difungsikan sebagai pasar ikan sebelum dibangunnya pasar ikan yang permanen. Pasar ikan di Kabupaten Tabanan rencananya akan dibangun di lokasi bekas BBI Baturiti terintegrasi dengan pasar agribisnis di Bedugul.
4. Pembentukan UPP
Komitemen Bupati Tabanan dalam pembangunan perikanan budidaya tidak hanya pada pemberdayaan BBI saja, namun juga terhadap para pembudidaya ikan. Salah satu di antaranya dilakukan dengan cara menerbitkan SK Bupati Tabanan Nomor 320 Tahun 2005 tanggal 8 Desember 2005 tentang Pembentukan Kepengurusan Unit Pelayanan Pengembangan (UPP) Mina Karya Lestari Kabupaten Tabanan. Dalam hal penerbitan SK Pembentukan UPP ini, Bupati Tabanan merupakan perintis karena yang pertama melakukannya di Bali sehingga SK ini akhirnya oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali dijadikan acuan dan contoh bagi kabupaten lainnya di Bali dalam pembentukan UPP.
Kepengurusan UPP dibentuk di Kabupaten Tabanan pertimbangannya adalah untuk pemberdayaan pembudidaya ikan sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap kelembagaan masyarakat pembudidaya ikan. Melalui UPP yang merupakan gabungan organisasi kelompok pembudidaya ikan ini, diharapkan program pembangunan perikanan budidaya di Kabupaten Tabanan bisa berjalan secara efektif dan efisien.
5. Bangun Praja Club
18. 18
Komitmen dan kebijakan Bupati N. Adi Wiryatama di bidang pembangunan perikanan dan kelautan juga diwujudkan melalui pembentukan Bangun Praja Club (BPC), yakni kelompok pemancingan ikan yang anggotanya terdiri dari para pejabat dan anggota DPRD. BPC yang diketuai langsung oleh Bupati Tabanan ini, dibentuk pada awal tahun 2002 untuk sarana rekreasi bagi para pejabat sekaligus sarana sosialisasi tentang pelestarian ikan di perairan umum dan lingkungan hidup. Hal ini bisa dimaklumi karena pada awalnya kegiatan pemancingan BPC ini dilakukan di perairan umum seperti di danau, sungai dan saluran irigasi.
Melalui pemancingan di perairan umum tersebut, masyarakat dihimbau agar bisa menjaga dan melestarikan ikan yang ditebarkan secara berkala oleh Dinas Perikanan dan Kelautan dalam rangka restocing supaya bisa berkembang biak di alam sehingga ke depan setelah besar bisa dipancing bersama masyarakat. Lewat kegiatan BPC ini, Bupati Tabanan juga sering menghimbau masyarakat agar menjaga kebersihan perairan danau, saluran irigasi maupun sungai demi kelestarian lingkungan hidup.
Selain memancing di perairan umum, anggota BPC juga secara berkala mengadakan kegiatan pemancingan di kolam memenuhi undangan dari para kelompok pembudidaya ikan dan kelompok masyarakat lainnya yang menggelar kegiatan lomba mancing untuk penggalian dana kas kelompok atau dana pembangunan di desa. Ketika memancing di kolam,
19. 19
Bupati Tabanan ketika memberikan sambutannya selalu menyempatkan diri melakukan sosialisasi dan himbauan tentang pelestarian ikan di perairan umum kepada masyarakat. Langkah BPC memancing di kolam pemancingan ini, akhirnya menimbulkan fenomena tersendiri di Kabupaten Tabanan karena banyak masyarakat yang akhirnya menyukai kegiatan memancing. Selain itu, kolam pancing di Kabupaten Tabanan juga bermunculan. Baik yang dikelola oleh perorangan, kelompok pembudidaya ikan maupun kelompok masyarakat lainnya.
Banyaknya kolam pancing yang bermunculan di Kabupaten Tabanan akhirnya menjadi pangsa tersendiri bagi kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Tabanan. Seiring makin ramainya kegiatan lomba mancing, baik yang diikuti oleh BPC atau masyarakat luas, usaha perikanan budidaya di
20. 20
sawah, kolam, saluran irigasi dan jakapung juga semakin berkembang. Demikian juga halnya dengan kegiatan usaha pembenihan ikan. Masing- masing segmen usaha budidaya tersebut akhirnya berkembang dan saling bersinergi karena makin lancarnya pemasaran ikan ke kolam pancing yang hampir setiap minggu mengadakan lomba.
Setelah bertahun-tahun mengadakan kegiatan memancing ikan air tawar, Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama saat meresmikan beroperasinya kembali BBI Pesiapan pada bulan Februari 2007 lalu juga mencetuskan ide untuk menggelar kegiatan pemancingan di laut dengan BPC, kelompok nelayan dan pelaku pariwisata. Lomba mancing di laut yang rencananya digelar bulan April 2007 ini, menurut Bupati Wiryatama dimaksudkan untuk mensosialisasikan penggunaan alat tangkap pancing di kalangan nelayan yang belakangan sudah jarang dimanfaatkan nelayan untuk menangkap ikan di laut. Selain itu, kegiatan memancing ikan di laut yang akan diikuti juga oleh wisatawan manca negara ini, rencananya akan dijadikan even tahunan sebagai wisata mancing di Tabanan untuk menggairahkan pariwisata.
6. Bursa ikan
Seiring bermunculannya kolam pancing dan berkembangnya budidaya ikan di Kabupaten Tabanan, para pembudidaya ikan pada tahun 2002 sempat mengalami masalah sulitnya memasarkan ikan. Hal ini bisa dimaklumi karena pada saat yang bersamaan banyak masuk ikan dari
21. 21
luar daerah Tabanan yang memasok kebutuhan kolam pancing. Terkait permasalahan yang dihadapi oleh para pembudidaya ikan ini, Bupati Tabanan menawarkan gagasan agar Dinas Perikanan dan Kelautan bekerjasama dengan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Ikan Mas dan kelompok pembudidaya menggelar bursa ikan di halaman kantor bupati.
Kegiatan bursa ikan ini, selain membantu memperlancar pemasaran ikan juga sekaligus sebagai sarana untuk mensosialisasikan gerakan makan ikan di kalangan pejabat dan pegawai di lingkungan Pemkab Tabanan. Animo pejabat dan pegawai ternyata sangat besar sehingga kegiatan bursa ikan ini secara berkala pada awal bulan digelar di halaman kantor Bupati Tabanan. Sedangkan pada hari-hari biasa, kegiatan bursa ikan ini dilakukan berkeliling dari satu instansi ke instansi lain. Namun setelah beroperasinya BBI Pesiapan, kegiatan bursa ikan dilaksanakan di BBI Pesiapan sehingga bisa dimanfaatkan secara leluasa oleh masyarakat setiap waktu.
7. Pelestarian Perairan Umum
Komitemen Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama terhadap pelestarian perairan umum dan lingkungan, tidak hanya dilakukan melalui sosialisasi di tempat pemancingan ikan dengan melibatkan BPC. Namun juga dilakukan melalui
22. 22
seruan lewat surat yang ditujukan kepada camat, kepala desa dan bendesa (pimpinan) adat untuk disosialisasikan ke masyarakat. Surat Seruan Bupati Tabanan Nomor: 523.11/654/DPK, tanggal 3 Desember 2001 ini, dikeluarkan oleh Bupati Tabanan karena masih adanya penangkapan ikan di peraiaan umum dengan bahan terlarang di sejumlah wilayah desa di Kabupaten Tabanan.
Seruan Bupati Tabanan ini intinya berisi himbauan kepada seluruh masyarakat untuk melestarikan sumberdaya perikanan dan kelautan dengan menerapkan dan ikut mensosialisasikan Undang-undang dan Peraturan yang berkaitan dengan pelestarian sumberdaya perikanan dan kelautan yaitu antara lain tidak menggunakan alat dan bahan yang terlarang serta tidak mencemari dengan limbah-limbah yang berbahaya serta mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan penebaran ikan (restocking) dan budidaya ikan di perairan umum ( sungai,saluran irigasi,embung,dan danau).
Selain melalui surat seruan, beberapa kali Bupati Tabanan juga terjun langsung di lapangan melakukan penebaran ikan di peraiaran umum seperti di Danau Beratan, Embung (Bendungan) Telaga Tunjung dan perairan umum lainnya dengan melibatkan pejabat dan masyarakat.
Pada tahun 2006 lalu, Bupati Tabanan secara khusus juga memerintahkan Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan memasang bill board di sejumlah tempat strategis tentang larangan penangkapan ikan dengan bahan terlarang di peraiaran umum dan laut.
23. 23
Larangan penangkapan ikan dengan bahan terlarang sebagai salah satu upaya untuk melestarikan perairan umum di Kabupaten Tabanan tersebut, atas usul dan saran Bupati Tabanan di masa kepemimpinannya periode pertama juga sudah dimasukkan dalam pasal di Perda Kabupaten Tabanan No.12 tahun 2002 tentang Ketertiban Umum.
8. Uji Coba Budidaya Ikan
N. Adi Wiryatama sebagai anak seorang petani di Dusun/banjar Angsri, Desa Tegeh, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, selain memiliki hobi memancing juga memiliki hobi bertani dan memelihara ikan di kolam. Ketika pulang ke kampung halamannya, kegiatan memberi makan ikan yang dipelihara di beberapa petak kolam masih sering dilakukannya sendiri.
Namun mengingat kesibukannya sebagai Bupati Tabanan, N Adi Wiryatama pulang ke kampung halaman tidak bisa dilakukannya setiap hari. Oleh karena itu, untuk mengingatkan kampung halaman serta menyalurkan hobinya memelihara ikan, N. Adi Wiryatama ketika menjabat Bupati Tabanan kali pertama lantas membangun dua petak kolam kecil di depan dan belakang rumah jabatannya di komplek kantor bupati. Ketika rumah dinasnya tersebut direnovasi dan harus pindah ke rumah dinas di komplek perumahan dinas pejabat Pemkab Tabanan di Desa Wanasara, Tabanan, saluran irigasi yang ada di samping rumah dinas tersebut juga dimanfaatkan oleh N. Adi Wiryatama untuk memelihara ikan karper, lele dan udang galah dengan sistem sekat berjeruji.
Demikian juga ketika Bupati Wiryatama berada di kantornya, hobinya memelihara dan memandang ikan tetap bisa tersalurkan karena di depan bagian depan kantornya sengaja dibuatkan kolam memanjang yang
24. 24
ditebari ikan nila merah dan koi. Sedangkan di bagian lobi dipajang dua buah akuarium untuk ikan hias.
Kegiatan memelihara ikan yang dilakukan oleh N. Adi Wiryatama tersebut juga merupakan salah satu peranan dan komitmen Bupati Tabanan untuk memberikan contoh sekaligus sebagai sarana promosi untuk menggalakkan perikanan budidaya di Kabupaten Tabanan.
Dalam beberapa kali kunjungannya ke luar daerah, Bupati N. Adi Wiryatama juga sering menyempatkan diri untuk mengunjungi sentra perikanan budidaya seperti yang pernah dilakukannya di Cina, Singapura dan beberapa daerah di Indonesia. Dari hasil kunjungannya ini, teknik budi daya yang diterapkan oleh pembudidaya setempat, ada kalanya diterapkan di Kabupaten Tabanan setelah dilakukan uji coba terlebih dulu secara langsung di kolamnya atau melalui Dinas Perikanan dan Kelautan.
Beberapa uji coba budi daya ikan yang pernah dilakukan oleh Bupati Tabanan di antaranya adalah budidaya ikan nila di jakapung, pembenihan ikan karper dan nila di kolam rumah dinasnya serta uji coba budi daya ikan karper, lele dan udang galah di saluran irigasi .
25. 25
Pada awal tahun 2007 ini, Bupati Tabanan juga tengah mengadakan uji coba pembenihan lobster air tawar (Cherax) dalam wadah akuarium.
Pada tahun 2006 lalu, sepulang dari kunjungan kerjanya di Solo (Jawa Tengah), Bupati Tabanan juga mendatangkan 10.000 ekor benih patin untuk diuji coba budidayanya di BBI Bolangan. Sebelum ada uji coba ini, budidaya ikan patin memang belum berkembang di Tabanan. Namun setelah dilakukan uji coba dan hasilnya menggembirakan, budi daya ikan patin akhirnya dikenal dan mulai berkembang di masyarakat.
Hasil uji coba budidaya ikan yang dilakukan oleh Bupati Tabanan tersebut memang sering disosialisasikan kepada masyarakat dan pembudidaya ikan dalam berbagai kesempatan. Baik dalam pertemuannya secara langsung kepada masyarakat maupun melalui media massa yang meliputnya ketika Bupati Tabanan mengunjungi lokasi uji coba atau melakukan panen ikan dari hasil uji coba tersebut.
9. Peduli Nelayan
Kepedulian Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama kepada nelayan ternyata tidak hanya melalui kegiatan lomba mancing di laut yang akan digelar April 2007. Pada waktu-waktu sebelumnya, Bupati Tabanan juga menunjukkan perhatian dan kepeduliannya kepada nelayan. Di antaranya dengan memberi bantuan alat penangkap ikan berupa jaring dan mesin tempel perahu serta alat pendeteksi ikan “Fish Finder” kepada kelompok
26. 26
nelayan. Selain itu, pembangunan TPI (Tempat Pendaratan Ikan) di Pantai Yeh Gangga dan Pantai Soka, juga merupakan bentuk kepedulian lain Bupati Wiryatama terhadap para nelayan.
Pembentukan USP (Usaha Simpan Pinjam) Swamitra Mina pada Koperasi Tani Panca Satya yang merupakan LEPP-M3 (Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina) juga merupakan salah satu kebijakan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama untuk pemberdayaan nelayan. LEPP-M3 USP Swamitra Mina, Koperasi Tani Panca Satya yang sudah sudah berbadan hukum ini, diharapkan ke depan dapat berfungsi sbagai lembaga yang dapat membantu pengembangan usaha budidaya perikanan.
10. Wisata Perikanan
Sesuai dengan komitmennya membangun pertanian dalam arti luas yang disinergikan dengan pariwisata dan budaya, Bupati Tabanan pada tahun 2003 lalu juga telah mencetuskan gagasannya untuk membangun areal pemancingan ikan di Danau Beratan, Bedugul yang disinergikan dengan
27. 27
budidaya ikan di jakapung sebagai wisata perikanan. Demikian juga kebijakannya mengijinkan pembangunan art shop serta warung ikan bakar di pantai Soka, Selemadeg Barat juga merupakan upaya untuk menggairahkan wisata perikanan atau bahari.
Selain itu, ketika Embung (Bendungan) Telaga Tunjung di Meliling, Kerambitan diresmikan operasionalnya awal tahun 2007, Bupati Tabanan juga mencanangkan ke depan akan menjadikan sebagian wilayah embung ini menjadi lokasi budidaya jakapung dan areal pemancingan ikan untuk menambah daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Embung Telaga Tunjung. Sebagai langkah awal untuk pengembangan budidaya ikan dan wisata mancing, Bupati Tabanan telah menebarkan benih karper, tawes dan nila sejumlah 18.000 ekor.
28. 28
III. PERKEMBANGAN HASIL-HASIL PEMBANGUNAN
PERIKANAN DAN KELAUTAN
Kabupaten Tabanan merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Bali yang berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di utara, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana, Selatan dengan Samudera Indonesia dan Timur dengan Kabupaten Badung. Dari Kota Denpasar sebagai Ibu Kota Propinsi Bali, Ibu Kota Tabanan berjarak sekitar 35 Km kearah Barat. Secara Geografis Kabupaten Tabananterletak pada posisi 144o 54” 52” – 150o 12” 57” Bujur Timur dan 8o14”30”– 8
8” 07” Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupasten Tabanan tercatat 839,33 km2 yang terbagi atas 10 wilayah kecamatan masing-masing, Kecamatan Tabanan yang luasnya 51,40 km, Kediri (53,60 km2), Marga ( 44,98 km2 ), Baturiti (99,17 km2 ), Penebel (141,98 km2 ), Kerambitan (42,39 km2 ), Selemadeg Barat, Selemadeg dan Selemadeg Timur (226,98 km2 ), dan Kecamatan Pupuan dengan luas 179,33 km2 .
Topografi wilayah Kabupaten Tabanan sebagian besar berupa daratan yang landai, berbukit dan gunung. Sebagai wilayah yang berbatasan dengan Samudera Indonesia, Kabupaten Tabanan memiliki garis pantai sepanjang 35 km yang terbentang dari Timur ke Barat mulai dari pantai Nyanyi, Kecamatan Kediri sampai di pantai Yeh Leh, Kecamatan selemadeg Barat.
# # # # # # # # PupuanSelemadegPenebelBaturitiKediriMargaTabananKerambitan8°35' 8°25' 8°15' 114°55'115°5'115°15' PETA LAHAN POTENSI PENGEMBANGAN BUDIDAYAPERIKANANPEMERINTAH KABUPATEN TABANAN3036KilometerUTBSDanauHutanKebun/PerkebunanTegalan/tanah kosongPemukimanSawah tidak potensiSemak/BelukarLegenda: Lahan potensiBatas desaBatas kecamatan#Kota kabupaten #Kota kecamatan
29. 29
Sebagai daerah pertanian, Kabupaten Tabanan juga memiliki potensi Perikanan yang beragam, baik potensi wilayah, sumber daya alam dan kelautan. Ketersediaan sumber mata air yang banyak dan aliran sungai yang mengalir sepanjang tahun juga kondisi perairannya yang relatif rendah pencemaran telah mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha agribisnis perikanan air tawar dalam bentuk budi daya ikan di kolam, sawah, saluran irigasi maupun pengembangan budidaya ikan di jakapung ( jaring kantong apung ) di Danau Beratan, Bedugul. Potensi pengembangan budidaya ikan air tawar seluas 12.556,65 ha, kolam air tenang seluas 2002,14 ha, saluran irigasi sepanjang 114,39 km dan budidaya Jakapung seluas 20 ha. Sedangkan potensi kelautannya dimanfaatkan melalui usaha penangkapan ikan, pengolahan ikan dan usaha pemanfaatan potensi pantai sebagai objek wisata.
1. Perkembangan Produksi Perikanan
Berdasarkan hasil-hasil produksi yang diperoleh dari berbagai jenis kegiatan baik perikanan budidaya air tawar maupun perikanan tangkap, jumlah produksi ikan konsumsi yang dicapai pada tahun 2006 sebesar 1.055 ton senilai Rp.24.802.8000.000. Dibanding tahun sebelumnya mengalami peningkatan jumlah 1,5 ton atau sekitar satu .persen, sedangkan nilainya meningkat Rp 5.911.600.000 atau sekitar 0,76 persen.
2. Perkembangan Produksi Benih
Sedangkan mengenai produksi benih ikan dari berbagai jenis komoditas perikanan yang ada di Kabupaten Tabanan, pada tahun 2006 produksinya telah mencapai sebesar 9.424.000 ekor meningkat sekitar 0,98 persen dibanding tahun sebelumnya yang sejumlah 9.240.000 ekor.
30. 30
Sedangkan nilainya meningkat 0,98 persen dari Rp 92.400.000 .menjadi Rp 94.240.000
Jumlah produksi benih tersebut di atas dihasilkan oleh 3 (tiga) unit Balai Benih Ikan (BBI Dinas), 1 (satu) Unit RCP, 6 (enam) unit KPI dan 104 Unit Perbenihan Ikan Rakyat (UPR) yang akeberadaannya tersebar di 10 Kecamatan di Kabupaten Tabanan.
3. Perkembangan Dinamika Kelompok
Untuk mendukung pelaksanaan Pembangunan Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Tabanan, tidak bisa dilepaskan dari peranan Institusi/Kelembagaan Pembudidaya Ikan/Nelayan yang sampai saat jumlahnya mencapai 254 kelompok yang keberadaannya tersebar di 10 Kecamatan. Dibanding tahun sebelumnya terjadi peningkatan atau tambahan tujuh kelompok atau sekitar 4,49 persen.
4. Perkembangan Pengelolaan Perikanan Laut
Kabupaten Tabanan memiliki potensi sumber Perikanan laut yang keberadaannya tersebar di 6 Kecamatan, dengan panjang garis pantai + 35 km, yang terbentang dari Timur (Pantai Nyanyi Kec. Kediri) ke Barat (Pantai Yeh Leh, Kec. Selemadeg Barat).
31. 31
Potensi Perikanan Laut memang belum dilakukan pemanfaatan secara optimal, namun sejak digulirkan Program PEMP tahun 2001, masyarakat pesisir di Kabupaten mulai aktif memanfaatkan potensi perikanan yang ada.
Adapun keberadaan Sarana dan prasarana perikanan laut di Kabupaten Tabanan berupa armada penangkapan ikan total sejumlah 254 buah dengan perincian berupa jukung/perahu dengan motor tempel sejumlah 207 unit dan jukung/perahu tanpa motor tempel sejumlah 47 unit. Sedangkan sarana penangkapan ikan yang dimiliki oleh nelayan di Kabupaten Tabanan total sejumlah 5.149 unit dengan perincian alat tangkap berupa jaring 2.539 unit, bubu 1.295 unit dan alat tangkap lainnya 1.315 unit.
5. Perkembangan PEMP
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) merupakan program unggulan Departemen Kelautan dan Perikanan RI yang dilaksanakan sejak tahun 2000. Proyek yang dananya bersumber dari Program Penanggulangan Dampak Pengurangan Energi (PPD-SE) ini, bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir melalui penguatan kelembagaan sosial ekonomi, penguatan modal dan peningkatan kualitas sumber daya pesisir dan laut secara optimal dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip pelestariannya.
Saat pertama kali dicanangkan, secara nasional PEMP baru dilaksanakan di 26 Kabupaten yang tersebar di 7 Propinsi. Tahun 2003
32. 32
PEMP telah berkembang dan dilaksanakan di 126 Kabupaten pada 30 Propinsi di Indonesia.Di Kabupaten Tabanan PEMP dilaksanakan kali pertama tahun 2001 mendapat alokasi dana Rp 471,4 juta untuk modal kerja, pengadaan 24 unit mesin tempel perahu, 6 unit jukung dan alat tangkap ikan lainnya bagi enam kelompok nelayan di Kecamatan Tabanan dan Selemadeg.
Tahun 2003 program PEMP kembali dilaksanakan di Kabupaten Tabanan yang meliputi 4 Kecamatan dengan melibatkan 10 kelompok nelayan. Perinciannya di Kecamatan Kediri 2 kelompok, Kerambitan 3 kelompok, Selemadeg Timur 3 kelompok dan Selemadeg Barat 2 kelompok. Dana PEMP tahun 2003 sejumlah Rp 620 juta yang dialokasikan untuk modal kerja Rp 82,927 juta, pengadaan mesin tempel 36 unit dan jaring 926 unit.
Berikutnya, tahun 2005 kembali Kabupaten Tabanan menerima dana PEMP sejumlah Rp 1.005.785.000 yang dijaminkan sebagai kredit (cash coleteral) yang diperuntukkan bagi nelayan, pengolah ikan, pengepul ikan dan pelaku wisata bahari yang ada di enam kecamatan dan 10 desa pesisir di Kabupaten Tabanan. Tahun 2006 lalu, melalui APBN Perubahan Tabanan kembali menerima dana PEMP sejumlah Rp 550 juta untuk memberdayakan masyarakat pesisir.
33. 33
6. Perkembangan Tingkat Konsumsi Ikan
Sejalan dengan peningkatan produksi, tingkat konsumsi ikan/kapita/tahun di Kabupaten Tabanan dari tahun ke tahun juga menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2006 tingkat konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Tabanan mencapai 20,2 kg/kapita/tahun atau mengalami peningkatan sebesar 0,2 kg/kapita/tahun dibandingkan dengan tingkat konsumsi ikan/kapita/tahun dalam tahun 2005.
7. Perkembangan Bursa Ikan
Sejak dicanangkannya kegiatan Bursa Ikan yaitu Gerakan membeli ikan di kalangan pejabat dan pegawai di lingkungan Pemkab Tabanan oleh Bapak Bupati pada bulan September 2002, maka melalui kegiatan Bursa Ikan telah dirasakan manfaatnya secara nyata yaitu membantu memasarkan produksi ikan yang dihasilkan oleh para pembudidaya ikan di Kabupaten Tabanan.
Mengingat dampak positif tersebut, kegiatan Bursa Ikan tetap dilaksanakan melalui kerjasama antara Kelompok Pembudidaya ikan dengan KPN Ikan Mas Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan, yang siap menerima order dan menghantarkan ke masing-masing Kantor, Dinas, Badan dan instansi lain. Pada tahun 2006, dari kegiatan Bursa Ikan bisa terpasarkan ikan sejumlah 3.096 ton senilai Rp. 49.507.000 meningkat
34. 34
jumlahnya 1.746 ton atau sekitar 129 persen dan nilainya 144 persen dibanding tahun sebelumnya
Saat ini KPN Ikan Mas yang bekerjasama dengan BBI Pesiapan dan kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Tabanan tetap melayani masyarakat yang ingin membeli ikan gurami, karper dan lele. Selain melalui kegiatan Bursa Ikan, para pembudidaya ikan dan nelayan juga banyak yang memasarkan ikan hasil produksinya secara langsung ke pemilik kolam pancing atau ke pasar yang ada di Kabupaten Tabanan maupun yang ada di Denpasar dan sekitarnya.
8. Kegiatan Lomba Mancing
Selain pemasaran ikan ke pasar atau melalui bursa ikan, pembudidaya ikan banyak juga yang memasarkan produksinya langsung ke kolam pancing yang jumlahnya cenderung meningkat sejak diadakannya Lomba Mancing Bangun Praja yang digagas oleh Bupati Tabanan pada tahun 2001. Selain untuk menyerap produksi, lomba mancing ini juga merupakan sarana sosialisasi terhadap pelestarian ikan di perairan umum dan pelestarian lingkungan hidup.
Pada tahun 2006, jumlah kolam pancing yang ada di Kabupaten Tabanan tercatat sejumlah 46 unit dengan luas areal mencapai 2.543 M2 yang dikelola oleh perorangan, kelompok pembudidaya ikan maupun
35. 35
kelompok masyarakat lainnya. Jauh meningkat dibanding tahun 2002, ketika kali pertama BPC terbentuk.
9. Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP)
Penerbitan Surat Ijiun Usaha Perikanan (SIUP) untuk Pembinaan dan Pengembangan Kegiatan Usaha Perikanan dan Kelautan di kabupaten Tabanan, pelaksanaannya baru ditangani sejak tahun 1994 dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 17/1991 tentang Perijinan Usaha Perikanan. Dan untuk pelaksanaan opersaional di Kabupaten Tabanan atas dasar Keputusan Bupati Tabanan Nomor 22/1996 tentang Ijin Usaha Perikanan di Kabupaten Tabanan.
Pada tahun 2002 telah dikeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 26 Tahun 2002 tentang Retribusi Ijin Usaha Perikanan serta telah ditinjaklanjuti dengan Keputusan Bupati Tabanan Nomor 613 Tahun 2002 tentang Struktur dan Besarnya Tarif, Tata Cara Permohonan dan Pembayaran Retribusi Usaha Perikanan.
Perkembangan penerbitan Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP) di Kabupaten Tabanan dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Pada tahun 2006 SIUP yang diterbitkan sejumlah 79 buah meningkat 163 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 30 buah SIUP.
10. Perkembangan Sumberdaya Manusia
Dalam pembangunan Perikanan dan Kelautan diperlukan sumberdaya manusia yang memiliki ketrampilan, beretos kerja tinggi, produktif, maju, efesien, profesional dan mempunyai kemampuan kewirausahaan sehingga mampu mengisi, menciptakan dan memperluas kesempatan kerja. Sehubungan dengan hal tersebut, guna meningkatkan
36. 36
kualitas sumberdaya aparatur dan masyarakat, pada tahun 2006, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan telah menyelenggaran pelatihan-pelatihan teknis dan mengirim para petugas dan petani untuk mengikuti kegiatan pelatihan- pelatihan seperti :
A. Pelatihan bagi Pembudidaya Ikan/Nelayan/Pengolah
Pelatihan Proksimas Gurami di Kelompok Mina Asri, Br. Cibukan, Desa Bajera, Kec.Selemadeg, dengan jumlah peserta 20 orang.
Pelatihan Proksimas Karper di Kelompok Mina Beji Lestari, Br. Peneng, Ds. Mekar Sari, Kecamatan Baturiti, dengan jumlah peserta 20 orang
Pelatihan Teknis Pembudidaya Udang Galah, di Kabupaten Tabanan, dengan jumlah peserta 40 orang
Pelatihan Teknis Pembudidaya Ikan Gurami, di Kabupaten Tabanan, dengan jumlah peserta 40 orang
Pelatihan Teknis Pembudidaya Ikan Nila, di Kabupaten Tabanan, dengan jumlah peserta 40 orang
Pelatihan Teknis Mina Padi, di Kabupaten Tabanan, dengan jumlah peserta 40 orang
37. 37
Pelatihan Teknis Pembudidaya Ikan Lele, di Kabupaten Tabanan, dengan jumlah anggota 40 orang.
B. Pelatihan/Diklat bagi Petugas
Pelatihan Teknis Pembudidaya Ikan Nila, di Kabupaten Tabanan, dengan jumlah peserta 40 orang
Diklat Dasar I Perikanan bagi Petugas Angkatan I, di BPPP Banyuwangi, dengan jumlah peserta 1 orang
Diklat Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Bagi Petugas di BPPP Banyuwangi, dengan jumlah peserta 1 orang
Diklat Fungsional PPL Prikanan dan Kelautan di Universitas Udayan, Denpasar dengan jumlah peserta 6 orang.
Diklat Tenis Pembesaran Udang Galah bagi Petugas di BPPP Banyuwangi, dengan jumlah peserta 2 orang
Selain melalui pelatihan-pelatihan, Pemkab Tabanan melalui Dinas Perikanan dan Kelautan juga selalu memberikan dukungan terhadap pegawai dan staf yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan formalnya. Keragaan SDM pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut:
a. Jumlah Pegawai : 101 Orang
b. Jenis Kelamin
- Laki-laki : 88 orang
- Perempuan : 13 orang
c. Tingkat Pendidikan
- Strata Dua (S2) : 7 orang
- Strata Satu (S1) : 31 orang
38. 38
- Sarjana Muda : 14 orang
- SLTA : 45 orang
- SLTP : 3 orang
- Sekolah Dasar : 2 orang
Jumlah : 102 orang
d. Status Kepegawaian
- PNSD : 86 orang
- Tenaga Harian Daerah : 11 orang
- Tenaga Harian Proyek : 5 orang
Jumlah : 102 orang
e. Pejabat Struktural, Fungsional dan Staf
(1). Pejabat Struktural :
Eselon II : 1 orang
Eselon III : 5 orang
Eselon IV : 25 orang
Jumlah : 31 orang
(2). Pejabat Fungsional : 24 orang
(3). Staf
Staf Bagian Tata Usaha : 19 orang
Staf Bagian Perencanaan dan Pelaporan : 3 orang
Staf Bidang Pengembangan Pesisir dan Kelautan : 4 orang
Staf Bidang Pengembangan Usaha dan Produksi : 3 orang
Staf Bidang Pengembangan Sumberdaya : 3 orang
Staf Unit BBI Bolangan : 8 orang
Staf Unit BBI Penebel : 2 orang
Staf Unit BBI Meliling : 2 orang
39. 39
Staf Unit BBI Pesiapan : 3 orang
Staf UPTD Kecamatan Marga : 1 orang
Staf UPTD Kecamatan Selemadeg : 1 orang
f. Keragaan Pangkat/Golongan
(1). Golongan IV
Golongan IV/a : 4 orang
Golongan IV/b : 1 orang
Golongan IV/c : 1 orang
(2). Golongan III
Golongan III/a : 9 orang
Golongan III/b : 19 orang
Golongan III/c : 11 orang
Golongan III/d : 24 orang
(3). Golongan II
Golongan II/a : 3 orang
Golongan II/b : 2 orang
Golongan II/c : 4 orang
Golongan II/d : 7 orang
(4). Golongan II
Golongan I/a : - orang
Golongan I/b : - orang
Golongan I/c : 1 orang
Golongan I/d : - orang
(5). Harian Daerah : 10 orang
(6). Tenaga Harian Proyek : 5 orang
g. Agama
- Hindu : 98 orang
40. 40
- Islam : 3 orang
- Kristen : 1 orang
11. Perkembangan Pelestarian Sumberdaya Perikanan
Dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, khususnya menjaga, memelihara, membina, mengembangkan serta melestarikan sumberdaya hayati yang ada di perairan umum seperti sungai, bendungan/empang, danau, saluran irigasi, parit dan tempat-tempat hidup ikan lainnya serta selaras dengan jiwa Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan Hidup, Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 03 Tahun 1985 mengenai Perlindungan Ikan dan Perda Tabanan No.12 tahun 2002 tentang Ketertiban Umum, Bupati Tabanan juga telah mengeluarkan Surat Seruan Nomor: 523.11/654/DPK, tanggal 3 Desember 2001 yang ditujukan kepada para Camat, Kepala Desa, Bendesa Adat di seluruh Kabupaten Tabanan untuk selalu menjaga, memelihara dan melestarikan peraiaran umum dan lingkungan hidup.
Dinas Perikanan dan Kelauatan Kabupaten Tabanan menindaklanjuti peraturan dan seruan tersebut dengan langkah-langkah nyata seperti antara lain :
41. 41
1. Melakukan sosialisasi pelestarian peraiaran umum dan lingkungan hidup melalui penyuluhan oleh PPL Perikanan dan petugas teknis lainnya.
2. Mengadakan pemasangan papan larangan penangkapan ikan dengan bahan berbahaya di sejumlah tempat strategis.
3. Mendukung kegiatan lomba mancing yang dilaksanakan oleh Bangun Praja, Kelompok Pembudidaya ikan dan kemlompok masyarakat lainnya.
4. Membentuk Pokmaswas yang anggotanya para nelayan
5. Membudidayakan dan/atau menebar ikan (Restocking) baik di sungai, bendungan, danau, parit, saluran irigasi, laut dan perairan umum lainnya.
6. Melaksanakan gerakan kebersihan secara rutin.
Khusus mengenai kegiatan penebaran ikan di perairan umum (Restocking) yang ditujukan untuk memperkaya dan melestarikan sumber daya ikan, pada tahun 2006 Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan telah melaksanakan penebaran benih ikan di perairan umum (Restocking) sebanyak 1.750.000 ekor.
12 . Perkembangan Alokasi Anggaran
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan sebagai lembaga teknis, dari tahun ke tahun menerima alokasi anggaran yang cenderung meningkat. Baik itu anggaran untuk belanja langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan Peraturan Bupati Tabanan Nomor : 12 Tahun 2006, tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
42. 42
Anggaran 2006 tanggal 5 April 2006 maka Dinas Perikanan dan Kelautan mendapat alokasi dana belanja langsung belanja tidak langsung.
Secara keseluruhan pada tahun anggaran 2006, Dinas Perikanan dan Kelauatan Tabanan menerima alokasi dana pembangunan sebesar Rp 5.911.808.500 yang bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN dengan perincian sebagai berikut :
1. Alokasi Anggaran Pembangunan
1.1. APBD Kabupaten Tabanan Rp 3.708.416.000
a. PelestarianSumberdayaPerikanan (Restocking) : Rp. 300.650.000
b. Pelatihan Teknis Perikanan dan Kelautan : Rp. 116.625.000
c. Gerakan Makan Ikan : Rp. 85.595.000
d. Perencanaan dan Evaluasi Program
Pembangunan Perikanan dan Kelautan : Rp 47.254.500
e. Pengembangan Sarana dan Prasarana
Perikanan Air Tawar : Rp. 461.450.000
f. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan : Rp. 51.625.000
g. Pembangunan dan Pengadaan Sarana
dan prasarana BBI : Rp.2.405.761.000
h. Pemberdayaan Unit Perbenihan
Se-Kabupaten Tabanan : Rp. 149.705.500
i. Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir : Rp. 89.750.000
1.2. APBD Provinsi Rp 72.392.500.000
a. Sarana UPR untuk Ikan Karper : Rp. 32.517.500
b. Monev Pengolahan dan Pelestarian
43. 43
Perairan Umum : Rp. 20.000.000
c. Pengembangan Minapadi : Rp. 19.875.000
1.3. APBN/DAK/DEKON Rp 2.131.000.000
a. Pembinaan dan Pengembangan Perikanan Rp. 121.000.000,00
b. Pembinaan Ekspor, peningkatan daya saing,
promosi, penerobosan pasar terorganisir dan
pengendalian import Rp. 34.000.000,00
c. Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan Rp. 6.000.000,00
d. Pembangunan dan Pengadaan Sarana
Prasarana BBI Rp. 1.970.000.000
13 . Perkembangan Target Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Selain menerima alokasi anggaran belanja, Dinas Perikanan dan Kelauatan juga menerima target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dari tahun ke tahun nilainya meningkat. Pada tahun 2006 PAD yang ditergetkan sejumlah Rp 34.408.200 yang dapat direalisasikan sejumlah Rp 34.710.700 atau sekitar 100,88 persen dari target.
14. Pembangunan Balai Benih Ikan
Dalam rangka memenui kebutuhan benih ikan di Kabupaten Tabanan pada khususnya, maka pada TA. 2004 sampai dengan TA. 2005, telah dibangun Balai Benih Ikan yang dananya bersumber dari DAK Non DR dan Dana Pendamping dari APBD Kabupaten Tabanan dengan jumlah dana sebesar Rp 3.850.000.000,00 (tiga milyar delapan ratus lima puluh juta rupiah), dengan uraian sebagai berikut :
44. 44
a. TA 2004 dengan jumlah dana sebesar Rp 2.772.000.000,00
- Pembangunan BBI Bolangan Unit I
- Rehabilitasi BBI Bolangan Unit II
- Rehabilitasi BBI Penebel
- Rehabilitasi BBI Meliling
- Pengadaan Sarana dan Prasarana Perikanan
b. TA 2005 dengan jumlah dana sebesar Rp 1.078.000.000,00
- Pembangunan BBI Bolangan Unit III
- Melanjutkan Pembangunan BBI Bolangan Unit I
- Melanjutkan Rehabilitasi BBI Bolangan Unit II
- Melanjutkan Rehabilitasi BBI Penebel
- Melanjutkan Rehabilitasi BBI Meliling
- Pengadaan Sarana Pengolahan Ikan
- Pengadaan Sarana Penangkapan Ikan
Sedangkan pada tahun 2006 dibangun Balai Benih Ikan Pesiapan dan Pembangunan Lanjutan BBI Bolangan,yang dananya bersumber dari DAK dan Dana Pendamping dari APBD Kabupaten Tabanan dengan jumlah dana sebesar Rp 2.167.000.000 yang dialokasikan untuk:
1. Pembangunan lanjutan BBI Pesiapan berupa :
- Pembangunan kantor
- Pembangunan Gudang dan Rumah Jenset
- Pembangunan Gedung Laboratorium
- Pembangunan Bangsal Pembenihan
- Pembangunan Bangsal pemberokan dan Ruang Serba Guna
45. 45
- Pembangunan Kolam, Bak Filter dan Saluran Air
- Pemasangan Pipa Jaringan Irigasi
- Pemasangan Pagar Tembok Kawat Berduri dan Penataan Halaman
2. Pembangunan lanjutan BBI Bolangan berupa:
- Penurapan Kolam, Pembuatan Bak Pemberokan, Pagar Tembok, Gudang Pupuk dan Penataan Halaman
46. 46
IV. K E S I M P U L A N
Berdasarkan uraian tesebut di atas, dapat disimpulkan pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Tabanan di bawah kepemimpinan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama telah menunjukkan perkembangan dan hasil yang menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dengan semakin eksis dan berkembangnya Dinas Perikanan dan Kelautan sebagai lembaga teknis dan makin bergairahnya para pembudidaya ikan dan nelayan menekuni usahanya.
Berkembangnya pembangunan perikanan dan kelautan, khususnya dalam bidang budidaya perikanan di Kabupaten Tabanan hingga saat ini tidak bisa dilepaskan dari peranan, komitmen dan kebijakan Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama, S.Sos, M.Si selama ini.
Beberapa jenis kegiatan budidaya perikanan yang telah berkembang di Kabupaten Tabanan di antaranya adalah telah terwujudnya sentra-sentra pembangunan Komoditas Ikan Gurami melalui sistem Sentra Pengembangan Komoditas Unggulan (SPAKU) dan Program Peningkatan Konsumsi Masyarakat (Proksimas) Gurami dan Budidaya Mina Padi, berkembangnya budidaya Ikan Karper di Saluran Irigasi serta budidaya Udang Galah, Inbud Nila dan budidaya lobster air tawar serta telah diberdayakannya pembudidaya ikan melalui UPP dan diberdayakannya masyarakat pesisir/nelayan melalui Program PEMP.
Demikian beberapa hal yang dapat kami laporkan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka penilaian lomba Kriteria Pembina bidang Pembangunan Perikanan Budidaya karena jasa Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama, S.Sos, M.Si yang besar dalam pembangunan bidang perikanan budidaya di Kabupaten Tabanan.