Tanaman secara fertigasi adalah kaedah penanaman yang menggabungkan sistem pengairan dengan pembajaan terus kepada akar tanaman menggunakan sistem drip.
Penanaman secara fertigasi boleh dilaksanakan secara terbuka sama ada di atas tanah atau di tanaman di dalam polibeg atau di tanam di bawah sistem kalis serangga (atau rumah pelindung hujan). Bagaimanapun, penggunaan rumah kalis serangga di negara bercuaca panas adalah kurang praktikal dan mempunyai kos yang sangat tinggi.
Jika menggunakan sistem fertigasi, kawalan pembajaan amat diperlukan. Pembajaan berlebihan akan menyebabkan EC terlalu tinggi dan tanaman akan menunjukkan simptom tidak sihat dan hasilnya kurang. Pembajaan berlebihan menyebabkan medium menjadi toksik dan menyebabkan sesetengah nutrien terikat atau immobile sekaligus menyebabkan pokok menunjukkan simptom kekurangan nutrien, menjadi kurang sihat dan mengurangkan hasil.
Tanaman secara fertigasi adalah kaedah penanaman yang menggabungkan sistem pengairan dengan pembajaan terus kepada akar tanaman menggunakan sistem drip.
Penanaman secara fertigasi boleh dilaksanakan secara terbuka sama ada di atas tanah atau di tanaman di dalam polibeg atau di tanam di bawah sistem kalis serangga (atau rumah pelindung hujan). Bagaimanapun, penggunaan rumah kalis serangga di negara bercuaca panas adalah kurang praktikal dan mempunyai kos yang sangat tinggi.
Jika menggunakan sistem fertigasi, kawalan pembajaan amat diperlukan. Pembajaan berlebihan akan menyebabkan EC terlalu tinggi dan tanaman akan menunjukkan simptom tidak sihat dan hasilnya kurang. Pembajaan berlebihan menyebabkan medium menjadi toksik dan menyebabkan sesetengah nutrien terikat atau immobile sekaligus menyebabkan pokok menunjukkan simptom kekurangan nutrien, menjadi kurang sihat dan mengurangkan hasil.
communication in Majlis Bandaraya Melaka BersejarahJuliana Tajudin
Differences in Customs and Behavior – Gender Roles
Dimension of Organizational Culture – Conflict Tolerance
Differences in Custom and Behavior
Dimension of Organizational Culture – Reward
How People Spend Their Time
1. TTG PENGOLAHAN PANGAN
SELAI PISANG
1. PENDAHULUAN
Selai pisang adalah bahan berupa pasta yang berkadar gula tinggi dan dibuat
dari bubur pisang. Pembuatan bahan ini tidak sulit, dan biayanya tidak mahal.
2. BAHAN
1) Pisang yang telah matang konsumsi, dan daging buah telah lunak.
2) Pisang yang hampir matang konsumsi, tapi daging buah masih agak keras.
3) Gula pasir halus yang putih bersih.
4) Asam Sitrat.
5) Tepung agar-agar.
3. PERALATAN
1. Pisau dan talenan. Alat ini digunakan untuk mengupas dan memotong-
motong pisang.
2) Penggiling. Alat ini digunakan untuk menggiling pisang menjadi bubur
pisang. Untuk jumlah kecil, blender dapat digunakan untuk menghaluskan
pisang menjadi bubur pisang.
3) Panci. Alat ini digunakan untuk memasak bubur pisang menjadi selai pisang.
4) Timbangan.
4. CARA PEMBUATAN
1) Pembuatan manisan cacahan pisang.
Pisang yang hampir matang konsumsi dicacah seperti kotak (3~4 mm),
kemudian diberikan pelumuran gula 3 kali.
a. Pelumuran pertama : Cacahan pisang dilumuri dengan gula halus. Tiap 1
kg cacahan memerlukan 300 gram gula. Setelah itu cacahan disimpan di
dalam lemari pendingin selama 48 jam. Selama penyimpanan, cairan
buah akan keluar. Cairan buah ini dipisahkan dan disimpan pada suhu
dingin. Cairan ini disebut ekstrak buah bergula.
b. Pelumuran kedua: Cacahan pisang dilumuri lagi dengan gula halus. Tiap 1
kg cacahan memerlukan 250 gram gula. Setelah itu cacahan disimpan di
dalam lemari pendingin selama 48 jam. Selama penyimpanan, cairan
buah masih keluar. Cairan buah ini dipisahkan dan disimpan pada suhu
dingin.
c. Pelumuran ketiga : Cacahan pisang dilumuri lagi dengan gula halus. Tiap
1 kg cacahan memerlukan 200 gram gula. Setelah itu cacahan disimpan
1
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
2. TTG PENGOLAHAN PANGAN
di dalam lemari pendingin selama 48 jam. Selama penyimpanan, cairan
buah masih keluar. Cairan buah ini dipisahkan dan disimpan pada suhu
dingin. Sekarang cacahan pisang disebut sebagai manisan cacahan
pisang.
2) Pembuatan bubur buah.
Pisang matang konsumsi yang daging buahnya telah lunak disimpan di
dalam lemari pendingin selama semalam, kemudian dikupas dan digiling
atau ditumbuk sampai menjadi bubur buah yang halus. Pekerjaan ini harus
dikerjakan secara cepat supaya selama pengerjaan buah belum berubah
menjadi kehitaman.
3) Pemasakan dan penambahan gula pada bubur.
Bubur buah ditambah dengan tepung agar dan diaduk sampai rata. Tiap kg
bubur buah ditambah dengan 6 g tepung agar. Setelah itu bubur buah
dimasak sampai mendidih dengan api sedang. Setelah mendidih, bubur buah
ditambah dengan asam sitrat, gula pasir halus dan cairan ekstrak bergula.
Tiap 1 kg bubur ditambah dengan :
a. 5 gram asam sitrat.
b. 1260 gram gula pasir halus, dan
c. Seluruh cairan ekstrak buah bergula yang diperoleh dari penggulaan 100
gram cacahan pisang.
Setelah penambahan bahan tersebut, pendidihan diteruskan dengan api
kecil sambil diaduk selama 5 menit. Setelah itu api dimatikan, dan ke dalam
selai pisang ditambahkan manisan cacahan pisang dan essence pisang
secukupnya. Tiap 1 kg bubur pisang, ditambah dengan 100 gram manisan
cacahan pisang. Produk yang diperoleh disebut selai pisang.
4) Penyiapan botol.
Botol kaca disikat bagian dalamnya dengan detergen., seluruh permukaan
botol dicuci sampai bersih dengan menggunakan detergen. Botol dibilas
sampai bersih, setelah itu botol direbus di dalam air mendidih selama 30
menit.
5) Pembotolan.
Botol diangkat dari air panas dan dibalikkan agar airnya keluar dari botol.
Ketika botol masih panas, selai yang masih sangat panas dimasukkan ke
dalam botol sampai permukaan selai 1 cm dari bibir botol paling atas.
Penutup botol segera ditutupkan dengan kuat dan rapat.
6) Penyimpanan.
Selai dalam botol ini dapat disimpan lama pada suhu kamar.
2
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
3. TTG PENGOLAHAN PANGAN
5. KONTAK HUBUNGAN
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat,Jl. Rasuna
Said, Padang Baru, Padang, Telp. 0751 40040, Fax. 0751 40040
Jakarta, Januari 2001
Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah,
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat
Editor : Tarwiyah, Kemal
3
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id