SlideShare a Scribd company logo
Menggairahkan Perjalanan Halaqah

      Apakah halaqah Anda saat ini terasa kaku, monoton, atau membosankan?
Apakah sebagian peserta halaqah Anda kadang tidak datang tanpa udzur yang jelas?
Apakah halaqah Anda tidak juga meningkatkan kualitas ruhiyah dan tsaqafah Islam?
Dan halaqah Anda tidak dapat melahirkan halaqah baru? Jika hal pertama dan kedua
yang terjadi, itu berarti halaqah Anda tidak dinamis. Namun jika yang terjadi persis
dengan pertanyaan ketiga dan keempat, berarti halaqah Anda tidak produktif.




       Halaqah (kadang disebut usrah, kadang disebut liqa' tarbawi, mentoring dan
lain-lain), yang saat ini marak di mana-mana -baik di kampus, sekolah, kantor, maupun
perumahan- merupakan hal yang patut kita syukuri. Karena itu mengindikasikan ghirah
keislaman umat yang semakin menguat, serta jumlah masyarakat yang memiliki
kesadaran berislam semakin meningkat.




Namun jika dalam perjalanan halaqah terjadi hal-hal seperti pertanyaan awal pada
tulisan ini, itu merupakan problem yang tidak saja mengganggu perjalanan halaqah
tetapi juga bisa mengancam keberlangsungannya. Karenanya perlu ada solusi yang
tepat agar halaqah sukses (muntijah). Halaqah muntijah baru terpenuhi jika halaqah itu
dinamis sekaligus produktif. Satria Hadi Lubis melalui buku Menggairahkan
Perjalanan Halaqah ini berupaya memberikan solusi itu.


Urgensi Halaqah
Buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah ini diawali terlebih dulu dengan
menjelaskan urgensi halaqah. Jika definisi halaqah adalah kelompok kecil muslim
(3-12 orang) yang secara rutin mengkaji ajaran Islam dengan kurikulum (manhaj)
tertentu, maka urgensi halaqah terdiri dari 5 hal berikut:
1. Melaksanakan perintah Allah SWT untuk belajar seumur hidup (tarbiyah madal
hayah)
2. Mengikuti sunnah Rasul dalam membina para sahabat dengan sistem halaqah
3. Sarana efektif untuk mengembangkan kepribadian islami (syakhsiyah islamiyah)
4. Melatih amal jama'i demi mempertahankan eksistensi jamaah Islam
5. Jalan yang handal untuk membentuk umat (takwinul ummah) yang islami


Halaqah Muntijah
Seperti dikemukakan di atas, halaqah muntijah adalah halaqah yang memiliki 2
kriteria; tercapainya dinamisasi sehingga halaqah berjalan dengan menggairahkan
(tidak menjemukan) dan tercapainya produktifitas sehingga tujuan halaqah terwujud
dengan baik.


Dari sini halaqah bisa diklasifikasikan menjadi 5 kelompok; (1) halaqah muntijah, yakni
halaqah yang faktor dinamisasinya tinggi sekaligus produktifitasnya juga tinggi, (2)
halaqah tipe paguyuban, yakni halaqah yang faktor dinamisasinya tinggi namun
produktifitasnya rendah; (3) halaqah tipe sedang, yakni jika halaqah tersebut memiliki
faktor dinamisasi dan produktifitas sedang, (4) halaqah tipe jenuh, yakni halaqah yang
produktifitasnya tinggi namun faktor dinamisasinya rendah, dan (5) halaqah tipe
rendah, yakni halaqah yang faktor dinamisasinya rendah sekaligus faktor
produktifitasnya rendah pula.


Kadang-kadang dua faktor penentu ini tidak diperhatikan. Padahal kesuksesan
halaqah ditentukan dari sana; dinamis sebagai prosesnya dan produktif sebagai
tujuannya. Dalam dunia manajemen hal ini disebut sebagai management by process
dan management by objective. Istilah terkahir ini dalam bahasa dakwah lebih dikenal
dengan sebutan at-tarbiyah bil ahdaf.


Tidak terperhatikannya kedua faktor itu sehingga berujung halaqah tidak muntijah
seringkali disebabkan oleh murabbi karena:
1. Terjebak rutinitas, bahwa halaqah adalah kegiatan rutin pekanan saja
2. Sibuk dengan aktifitas dakwah ammah yang lebih "gegap gempita"
3. Kesibukan urusan duniawi
4. Terpesona dengan jumlah (kuantitas)
5. Merasa bahwa halaqahnya tidak ada masalah
6. Kurangnya motivasi dan pengingatan dari jamaah atau ikhwah di sekelilingnya
7. terlena dengan nostalgia masa lalu


Halaqah Dinamis
Halaqah dinamis adalah halaqah yang selalu berproses dan bergerak secara
berubah-ubah (tidak monoton) sehingga menimbulkan kegairahan dan menghilangkan
kejenuhan. Karena halaqah dilakukan sepanjang hayat, maka dinamisasi ini sangat
perlu sekaligus menjadi sesuatu hal yang cukup sulit dilakukan.


Jika halaqah dinamis maka manfaat yang bisa didapatkan adalah: (1) kepuasan
beraktifitas (job satisfaction), seluruh peserta halaqah menikmati halaqah itu, (2)
kehadiran yang rutin, (3) semangat yang tinggi, (4) tanggung jawab besar, (5)
mempercepat pencapaian tujuan, (6) meningkatkan kreatifitas, (7) menghindari
kemaksiatan karena kegairahan halaqah membawa kegairahan beribadah, (8)
memperkecil munculnya konflik/masalah, dan (9) merasakan manisnya ukhuwah.


Kejenuhan dalam halaqah sebagai lawan dari halaqah dinamis bisa disebabkan oleh
dua faktor: intern dan ekstern. Faktor intern adalah kurangnya keikhlasan, maksiat,
dan kurangnya pemahaman. Sedangkan faktor ekstern bisa disebabkan karena
suasana yang monoton, ketiadaan keteladanan, kurangnya upaya saling memotivasi,
dan konflik berkepanjangan.


Sedangkan ciri halaqah dinamis adalah halaqah yang suasananya inovatif, ada
komentar-komentar "kerinduan", ingin berlama-lama dalam halaqah, kehadiran dan
yang rutin.


Halaqah Produktif
Halaqah produktif adalah halaqah yang mampu mencapai tujuan-tujuan yang telah
direncanakan. Semakin banyak tujuan yang tercapai, semakin produktif sebuah
halaqah. Produktifitas di sini bisa dilihat dari dua sisi: kuantitas dan kualitas. Tujuan
(sasaran) halaqah dalam konteks produktifitas ini setidaknya ada tiga: tercapainya
muwashafat/kenaikan jenjang, tercapainya pembentukan murabbi baru, dan
tercapainya pengembangan potensi.


Jika halaqah produktif maka manfaat yang bisa didapatkan adalah: (1) munculnya
perasaan "berhasil" yang menumbuhkan kepercayaan diri dalam membina bagi
murabbi, (2) peserta/mutarabbi menjadi kader-kader Islami yang tangguh, (3)
akselerasi peningkatan kualitas jamaah dan umat.


Tidak tercapainya halaqah produktif juga disebabkan dua faktor: internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi murabbi yang tidak memahami tujuan halaqah,
terlena dengan proses, kurangnya semangat bersaing, dan salah dalam memahami
takdir. Sedangkan faktor eksternal meliputi kurangnya motivasi baik murabbi maupun
mutarabbi, dan kurangnya penjelasan tentang tujuan halaqah.


Rumus Meningkatkan Dinamisasi Halaqah
Satria Hadi Lubis dalam buku Menggairahkan Perjalanan Halqah ini telah
memformulasikan rumus dinamisasi halaqah sehingga lebih mudah dipahami dan
"dikuantitatifkan".

D = n(Pb) (I + K + T)




D = Dinamisasi
n (Pb) = Jumlah variasi perubahan
I = Keikhlasan
K = Keteladanan
T = Semangat mencapai tujuan


Sedangkan kejenuhuan halaqah dirumuskan sebagai berikut :
J = n (Pt) / n (Pb) – (I + K + T)




J = Kejenuhan
n (Pt) = Jumlah pertemuan
n (Pb) = Jumlah variasi perubahan
I = Keikhlasan
K = Keteladanan
T = Semangat mencapai tujuan


Variasi perubahan bisa terjadi dalam sistem belajar, metode penyampaian, media
belajar, materi, agenda acara, waktu pertemuan, tempat pertemuan, dan komposisi
peserta halaqah.


Rumus Meningkatkan Produktifitas Halaqah
Rumus peningkatan produktifitas halaqah dalam buku Menggairahkan Perjalanan
Halaqah tidak dibuat sama seperti dinamisasi halaqah. Satria Hadi Lubis membuatnya
dalam bentuk piramida sebagai berikut:




Pada dasar piramida, ada tujuan yang porsinya paling besar. Tiga tujuan halaqah
(tercapainya muwashafat/kenaikan jenjang, tercapainya pembentukan murabbi baru,
dan tercapainya pengembangan potensi) menjadi dasar dari pencapaian halaqah.
Tujuan ini berfungsi untuk melakukan langkah berikutnya, yaitu membuat
"kemenangan-kemenangan kecil" dan melakukan evaluasi. Kemenangan kecil adalah
tujuan/sasaran antara yang perlu dicapai secara bertahap untuk mencapai tujuan
halaqah yang sebenarnya. Sedangkan evaluasi adalah membandingkan antara tujuan
yang ditetapkan dengan realita yang ada. Jika tercapai berarti halaqah berhasil, jika
belum harus ada analisa sebab kegagalan dan solusinya.



Banyak Tips yang Harus Dibaca dalam Buku ini
Ya. Banyak sekali tips dan kiat-kiat yang dikemukakan Satria Hadi Lubis dalam buku
Menggairahkan Perjalanan Halaqah ini. Mulai dari kiat meningkatkan variasi
perubahan yang dilakukan dalam halaqah, kiat meningkatkan nilai keikhlasan,
keteladanan, semangat mencapai tujuan, dan lain-lain. Dalam buku ini juga ada tes
halaqah muntijah untuk mendeteksi halaqah Anda melalui pengisian kuisioner, tabel
contoh penerapan tiga langkah produktifitas halaqah dan lampiran contoh aktifitas
untuk mendinamiskan halaqah.




Motivasi menjadi murobbi

Aga Sekamdo pernah mengkomparasikan pertumbuhan kader Ikhwanul Muslimin di
Mesir dan Partai Keadilan di Indonesia. Keduanya memiliki sistem kaderisasi yang
serupa; halaqah. Pada tahun 1954 (sekitar dua dasawarsa efektif kaderisasi) anggota
Ikhwan telah mencapai 3 juta kader. Sedangkan pertumbuhan PK (kini PKS) jauh di
bawah itu. Lalu, ia menyimpulkan: ada masalah dengan kaderisasi harakah di
Indonesia ini.


Salah satu permasalahan serius kaderisasi dengan sistem halaqah adalah murabbi.
Jika sebuah harakah hendak mencapai pertumbuhan kader yang tinggi dengan sistem
ini, ia harus menyediakan murabbi dalam jumlah yang signifikan. Rekrutmen yang
masif tidak akan berarti banyak jika setelahnya tidak di-follow up-i dengan halaqah
karena kurangnya Murabbi. Tapi inilah permasalah yang menggejala hingga kini.
Usia tarbiyah yang lama bukan jaminan bahwa seorang kader siap menjadi murabbi.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak kader lama yang tidak kunjung
siap menjadi murabbi. Ada pula yang terpaksa dalam ketidaksiapan. Jika kemudian ia
belajar tentu akan menjadi lain ceritanya. Namun keterpaksaan itu sering berujung
pada "pembubaran halaqah".


Buku Menjadi Murabbi Itu Mudah yang ditulis oleh Muhammad Rosyidi berusaha
menyajikan solusi untuk menjawab permasalahan di atas. Judulnya yang menarik,
mengajak kita optimis bahwa menjadi murabbi itu tidak sesulit yang dibayangkan.
Dengan persepsi awal yang mencerahkan ini, diharapkan kader dakwah siap
diamanahi menjadi murabbi, siap memulai halaqah, dan sambil berjalan diharapkan
terus meningkatkan kafaah-nya sebagai murabbi agar halaqahnya berjalan efektif.


Mengapa Tidak Menjadi Murabbi?
Ada enam alasan mengapa kader dakwah ragu untuk menjadi murabbi yang direkam
dalam buku Menjadi Murabbi Itu Mudah. Alasan-alasan itu adalah merasa belum
siap, merasa belum pantas, merasa tidak cocok, belum mendapatkan kelompok
binaan, sibuk, atau trauma pengalaman.


Alasan yang pertama bisa dijawab dengan langsung menjadi murabbi, tanpa
membayangkan hal yang belum terjadi. Action! Untuk ketidaksiapan teknis ketika
mengisi halaqah, Muhammad Rosyidi memberikan tips: cermati murabbi mengisi
halaqah dari awal sampai akhir, jiplak saja. Selebihnya konsultasikan ke murabbi.


Alasan kedua, merasa tidak pantas, harus segera diatasi. Pertama, pahamkan diri
bahwa seorang yang berdakwah tidak harus menunggu sempurna. Sambil terus
memperbaiki diri. Para sahabat Nabi langsung mendakwahkan apa yang mereka
terima dari Rasulullah, tanpa menunggu semua surat Al-Qur'an turun lengkap. Kedua,
buat target kapan pantas jadi murabbi. Kekurangan yang telah disadari harus dibenahi
dalam tenggang waktu tertentu. Jika tak ada waktu yang bisa dijadikan batasan
sampai pantas, barangkali alasan yang sebenarnya adalah ketidakmauan atas nama
ketidakpantasan.


Merasa tidak cocok biasanya menimpa kader yang nervous bicara di depan orang
banyak, atau kurang menguasai materi. Banyak juga keraguan ini menimpa mereka
yang pernah gagal menjadi murabbi. Saran dalam buku Menjadi Murabbi itu Mudah
adalah dengan memberanikan diri menjadi murabbi. Jangan pernah merasa tidak
cocok kalau hanya pernah gagal satu atau dua kali. Sambil terus meng-up grade diri
sebagai langkas antisipasi.


Alasan keempat bisa dijawab secara personal, kelompok tarbawi, atau struktur. Secara
personal berarti meningkatkan kemampuan rekrutmen, berupaya melakukan dakwah
fardiyah. Secara kelompok, ini bisa disikapi dengan menggelar rekrutmen yang
difasilitasi murabbi. Tentu adanya peran struktur menjadi solusi yang lebih baik.
Misalnya dengan adanya bursa murabbi dan mutarabbi di samping secara berkala
menggelar acara-acara rekrutmen.


Untuk alasan sibuk, justru murabbi adalah tugas yang biasa dijalankan dengan baik
oleh mereka yang terbiasa sibuk. Kesulitan waktu bisa diatasi dengan
mengkomunikasikan kepada struktur sehingga murabbi yang bisa di satu waktu
dipertemukan dengan mutarabbi yang bisanya juga di waktu itu.


Sedangkan trauma pengalaman biasanya dialami oleh mereka yang pernah
"ditinggalkan" mutarabbi. Bisa jadi karena sikapnya yang berbeda dalam masalah
khilafiyah. Seharusnya kegagalan tidak menjadikan kader trauma untuk memegang
halaqah lagi. Justru dengan banyaknya pengalaman ia akan menjadi expert. Maka
solusinya adalah, lakukan. Do it!


Karena Menjadi Murabbi itu Luar Biasa
Motivasi itu penting. Dan motivasi berangkat dari pemahaman yang benar. Menjadi
murabbi itu luar biasa. Banyak keutamannya. Kesiapan kader untuk menjadi murabbi
akan semakin kokoh jika ia memiliki motivasi tinggi di samping keberhasilannya
menepis keraguan-keraguan di atas.


Pada bab 3 dan 5 Menjadi Murabbi Itu Mudah, Muhammad Rosyidi menguraikan
bahan motivasi itu. Bahwa kita perlu memahami status murabbi dan untungnya
menjadi murabbi. Keduanya bahkan diletakkan sebelum alasan tidak menjadi murabbi
Setidaknya, ada hal yang dijelaskan dalam buku Menjadi Murabbi Itu Mudah terkait
status Murabbi. Pertama, murabbi itu menyambung mata rantai dakwah. Tanpa
murabbi dakwah akan terputus. Dan jangan sampai kita termasuk pemutus mata rantai
itu. Kedua, menjadi murabbi berarti berkontribusi bagi dakwah. Kontribusi yang teramat
besar nilainya bagi seorang kader dakwah. Kontribusi spesial. Apapun amanah kader
di dalam struktur atau wajihah, menjadi murabbi adalah amanah utama yang tidak
boleh dikesampingkan. Ketiga, tidak adaoutsorcing dalam menjadi murabbi. Jadi
seorang ikhwah tidak boleh berpikir; saya merekrut saja, biar orang lain yang
membina. Saya di struktur saja, atau mengisi taklim saja, biar saya wakilkan halaqah
kepada ikhwah lainnya.


Sedangkan untungnya menjadi murabbi diuraikan dalam bab 5 sebagai berikut:
memperoleh pahala sebagai dai, mendapatkan multi level pahala, menjadi lebih
memahami tarbiyah, termotivasi untuk terus meningkatkan amal, menjadi sarana
pendewasaan diri, dan aplikasi taawun.


Segera Menjadi Murabbi, Siapkan Mental, Pilih Gaya Sendiri!
Cara terbaik menjadi murabbi adalah memulainya. Maka motivasi yang telah ada
harus segera menemukan krannya. Action. Bisa jadi halaqah itu murni baru, bisa jadi
ia lanjutan dari taklim rutin yang di-khas-kan, atau yang lainnya. Sambil jalan murabbi
baru perlu mensetting mentalnya. Bahwa murabbi itu pantang menyerah, bersikap
tenang, dan bijak menyikapi realitas binaan. Tidak menyerah meski hujan datang,
tetap datang. Tidak menyerah meski lelah. Tetap tenang meskipun barangkali ada
tetangga yang bertanya ada cara apa. Tetap tenang meskipun ada peserta yang di
awal halaqah bertanya yang menyulitkan. Bijak menyikapi realitas binaan yang
berbeda latar belakang maupun sangat tidak ideal dalam Islam. Murabbi perlu bijak,
karena mereka masih baru.


Dalam menyampaikan materi, kita bisa memilih gaya kita sendiri. Bisa gaya tekstual
dengan cara membacakan materi halaqah. Bisa gaya multimedia dengan membawa
laptop dan menyajikan materi dalam bentuk powerpoint. Bisa gaya mengkaji kitab,
dengan membaca kitab lalu menguraikan sendiri penjelasannya. Atau gaya paparan
dengan cukup menuliskan rasmul bayan lalu menjelaskannya.




PERAN MUROBBI

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam” (QS. 21 : 107).

Misi keberadaan kita di dunia ini tiada lain kecuali menjadi rahmat bagi semesta alam.
Rahmat dalam pengertian menebarkan kasih sayang dan memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi masyarakat. Misi tersebut tak bisa tidak mengharuskan kita
hidup dalam jalan dakwah. Mengapa? Sebab hanya dakwah yang membuat seorang
muslim konsisten mengajak orang lain ke arah kebaikan dan kasih sayang. Sedang
jalan selain dakwah adalah jalan yang penuh ketidakpastian dan keraguan untuk
merealisasikan misi keberadaan manusia muslim tersebut. Jalan yang seringkali
menggelincirkan seseorang kepada sikap egois dan hanya mementingkan diri sendiri.

Itulah sebabnya Allah mewajibkan setiap muslim berdakwah, agar mantap
merealisasikan misi keberadaannya di muka bumi. Kewajiban tersebut bahkan sudah
kita sandang sejak akil baligh. “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. 31 : 18).
Dakwah adalah jalan orang-orang yang mulia sepanjang masa. Saking mulianya jalan
tersebut, Allah SWT sampai menyebutnya sebagai jalan “yang terbaik”. “Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal shaleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri?” (QS. 41 : 33).

Karena itu, amat ironis jika ada seorang muslim yang secara sadar meninggalkan jalan
dakwah.

Untuk berdakwah, kita perlu memahami tahapan dakwah. Secara umum, ada dua
tahapan dakwah, yakni dakwah umum (‘ammah) dan dakwah khusus (khossoh).

Dakwah ‘ammah adalah dakwah yang ditujukan kepada masyarakat umum tanpa
adanya hubungan yang intensif antara da’i (orang yang berdakwah) dengan mad’u
(orang yang didakwahi). Sebagian besar fenomena dakwah yang ada di masjid-masjid
dan media massa adalah dakwah ‘ammah. Follow up (kelanjutan) dari dakwah ‘ammah
adalah dakwah khossoh. Yakni dakwah kepada orang-orang terbatas yang ingin
bersungguhsungguh mengamalkan Islam. Hubungan antara da’i dan mad’u
berlangsung intensif pada dakwah khossoh. Umumnya, mad’u pada dakwah tahapan
khusus ini dikumpulkan dalam
kelompok-kelompok kecil berjumlah 3-12 orang yang disebut dengan halaqah
(lingkaran). Di beberapa kalangan halaqah juga disebut dengan pengajian kelompok,
mentoring, ta’lim, usroh, liqo’, dan lain-lain. Di dalam halaqah inilah murobbi (pembina)
berada.




Pengertian murobbi
Murobbi adalah seorang da’i yang membina mad’u dalam halaqah. Ia bertindak
sebagai qiyadah (pemimpin), ustadz (guru), walid (orang tua), dan shohabah (sahabat)
bagi mad’unya. Peran yang multifungi itu menyebabkan seorang murobbi perlu
memiliki berbagai keterampilan, antara lain keterampilan memimpin, mengajar,
membimbing, dan bergaul. Biasanya, keterampilan tersebut akan berkembang sesuai
dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman seseorang sebagai murobbi.

Peran murobbi berbeda dengan peran ustadz, muballigh atau penceramah pada
tataran dakwah ‘ammah. Jika peran muballigh titik tekannya pada penyampaian
materimateri Islam secara menarik dan menyentuh hati, maka murobbi memiliki peran
yang lebih kompleks daripada muballigh. Murobbi perlu melakukan hubungan yang
intensif dengan mad’unya. Ia perlu mengenal “luar dalam” mad’unya melalui hubungan
yang dekat dan akrab. Ia juga memiliki tanggung jawab untuk membantu
permasalahan mad’unya sekaligus bertindak sebagai pembina mental, spritual, dan
(bahkan) jasmani mad’unya. Peran ini relatif tidak ada pada diri seorang muballigh.
Karena itulah, mencetak murobbi sukses lebih sulit daripada mencetak muballigh
sukses.

Dalam skala makro, keberadaan murobbi sangat penting bagi keberlangsungan
perjuangan Islam. Dari tangan murobbilah lahir kader-kader dakwah yang tangguh dan
handal memperjuangkan Islam. Jika dari tangan muballigh lahir orang-orang yang
“melek’ terhadap pentingnya Islam dalam kehidupan, maka murobbi melajutkan kondisi
“melek” tersebut menjadi kondisi terlibat dan terikat dalam perjuangan Islam. Urgensi
murobbi dalam perjuangan Islam bukan hanya retorika belaka, tapi sudah dibuktikan
dalam sejarah panjang umat Islam. Dimulai oleh Nabi Muhammad saw sendiri ketika
beliau menjadi murobbi bagi para sahabatnya.

Kemudian dilanjutkan dengan para ulama salaf (terdahulu) dan khalaf (terbelakang),
sampai akhirnya dipraktekkan oleh berbagai harakah (gerakan) Islam di seluruh
belahan dunia hingga saat ini. Tongkat esatafeta perjuangan Islam tersebut dilakukan
oleh para murobbi yang sukses membina kaderkader dakwah yang tangguh.

Pada intinya, umat Islam tak mungkin mencapai cita-citanya jika dari tubuh umat Islam
itu sendiri belum lahir sebanyak-banyaknya murobbi handal yang ikhlas mengajak
umat untuk memperjuangkan Islam.
Keutamaan murobbi Mengingat begitu pentingnya peran murobbi dalam
keberlangsungan eksistensi umat dan dakwah, sudah seharusnya kita memiliki
keseriusan untuk mencetak murobbi-murobbi sukses. Namun ternyata mencetak
murobbi sukses bukanlah hal yang mudah. Ada berbagai kendala yang menghadang.

Kendala tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga bagian.

1. Kendala kemauan
Yakni kendala berupa belum munculnya kesadaran dan motivasi yang tinggi dari
sebagian kita untuk menjadi murobbi. Mungkin disebabkan belum tahu pentingnya
murobbi, belum percaya diri untuk menjadi murobbi, atau karena tidak menganggap
prestisius peran murobbi dalam masyarakat.

2. Kendala kemampuan
Yakni kendala berupa minimnya pengetahuan dan pengalaman menjadi murobbi.
Memang, menjadi murobbi membutuhkan berbagai kemampuan yang perlu terus
ditingkatkan. Beberapa kemampuan yang perlu dimiliki, misalnya pengetahuan agama,
dakwah, pendidikan, organisasi, manajemen, psikologi, dan lain-lain. Kemampuan ini
masih terbatas dimiliki oleh kebanyakan umat.

3. Kendala kesempatan
Yakni kendala ketiadaan waktu dan kesempatan untuk menjadi murobbi. Kehidupan
dunia yang penuh godaan materi ini membuat orang terlena untuk mengejarnya,
sehingga tak punya waktu untuk memikirkan hal-hal yang strategis. Termasuk di
dalamnya tak punya waktu untuk serius menjadi murobbi. Padahal keberlangsungan
eksistensi umat sangat tergantung pada keberadaan murobbi-murobbi handal.

Mestinya, berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan kekuatan iman dan taqwa
kepada Allah swt. Tanpa kekuatan iman dan taqwa, obsesi menjadi murobbi sukses
menjadi musykil dilakukan.

Selain dengan iman dan taqwa, untuk mengatasi berbagai kendala itu kita juga perlu
menyadari beberapa keutamaan menjadi murobbi, diantaranya :
1. Melaksanakan kewajiban syar’i.
Menuntut ilmu wajib hukumnya dalam Islam. Apalagi jika yang dituntut itu ilmu Islam.
Cara yang paling efektif menuntut ilmu Islam adalah dengan halaqah, seperti yang
dicontohkan Nabi Muhammad saw. Menurut kaidah fiqih, jika pelaksanaan kewajiban
membutuhkan sarana, maka sarana itu menjadi wajib
untuk diadakan. Logikanya, jika menuntut ilmu Islam itu wajib dan cara yang paling
efektif menuntut ilmu Islam adalah halaqah, maka halaqah menjadi wajib untuk
diadakan.

Halaqah tidak akan berjalan efektif tanpa adanya dua pihak, pembina (murobbi) dan
peserta (mad’u). Karena itu, menjadi murobbi dan mad’u menjadi wajib juga.

Allah berfirman : “..Hendaklah kamu menjadi orang-orang robbani, karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya” (QS. 3 :79).

Pada ayat tersebut, Allah menyuruh setiap muslim menjadi murobbi (mengajarkan Al
Kitab) dan menjadi mad’u (mempelajari Al Kitab). Tidak boleh hanya mau menjadi
mad’u saja, tapi tidak mau menjadi murobbi. Jadi kesimpulannya, setiap muslim wajib
mengupayakan dirinya untuk menjadi murobbi.

2. Menjalankan sunnah rasul.
Rasulullah saw telah membina sahabat-sahabatnya dalam majelis zikir atau halaqah.
Rasulullah membina halaqah selama hidupnya, baik ketika di Mekah (contohnya di
Darul Arqom) maupun di Madinah (contohnya majelis ta’lim di Masjid Nabawi). Jadi,
menjadi murobbi berarti melaksanakan sunnah rasul
(kebiasaan Rasulullah saw). “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat
Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan
kepadamu Al Kitab dan hikmah (Sunnah Rasul), serta mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui” (QS. 2 : 151).

3. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Barangsiapa yang mengajarkan Islam kepada orang lain maka ia akan mendapatkan
pahala. Semakin efektif sarana pengajarannya, semakin berlipat ganda pahala yang
akan didapatkan. Halaqah adalah sarana yang paling efektif untuk mengajar Islam.
Karena itu, menjadi murobbi akan mendapatkan pahala
yang berlipat ganda.

4. Mencetak pribadi-pribadi unggul
Nabi Muhammad saw adalah murobbi yang telah berhasil mencetak generasi terbaik
sepanjang masa. Oleh sebab itu, menjadi murobbi berarti turut membina pribadi-
pribadi unggul harapan umat dan bangsa. Sangat aneh jika seorang muslim tidak mau
menjadi murobbi padahal ia sebenarnya sedang melakukan
tugas yang besar dan penting bagi masa depan umat dan bangsa.

5. Belajar berbagai keterampilan
Dengan membina, seorang murobbi akan belajar tentang berbagai hal. Misalnya, ia
akan belajar tentang bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri, komunikasi,
bergaul, mengemukakan pendapat, mempengaruhi orang lain, merencanakan sesuatu,
menilai orang lain, mengatur waktu, mengkreasikan
sesuatu, mendengar pendapat orang lain, mempercayai orang lain, dan lain
sebagainya. Pembelajaran tersebut belum tentu didapatkan di sekolah formal.
Padahal manfaatnya begitu besar, bukan hanya akan meningkatkan kualitas
pembinaan selanjutnya, tapi juga bermanfaat untuk kesuksesan hidup seseorang.

6. Meningkatkan iman dan taqwa.
Dengan menjadi murobbi, seseorang akan dapat meningkatkan iman dan taqwanya
kepada Allah SWT. Secara psikologis, orang yang mengajarkan orang lain akan
merasa seperti menasehati dirinya sendiri. Ia akan berupaya meningkatkan iman dan
taqwanya kepada Allah seperti yang ia ajarkan kepada
orang lain. Dampaknya, hidupnya akan menjadi tenang karena dekat dengan Allah dan
terhindar dari kemaksiatan.

7. Merasakan manisnya ukhuwah
Untuk mencapai sasaran-sasaran halaqah, murobbi dituntut mampu bekerjasama
dengan peserta halaqah. Kerjasama tersebut akan berbuah pada manisnya ukhuwah
Islamiyah di antara murobbi dan mad’u. Betapa banyak orang Islam yang tidak dapat
merasakan manisnya ukhuwah. Namun dengan menjadi murobbi, seorang muslim
akan berpeluang untuk merasakan manisnya ukhuwah.

Dengan mengetahui berbagai keutamaan murobbi tersebut, tak alasan lagi bagi kita
untuk mengelak menjadi murobbi. Kita harus berupaya sekuat tenaga untuk
menjadikan diri kita sebagai murobbi yang sukses membina mad’u. Inilah pekerjaan
besar yang masih banyak “lowongannya”. Inilah tugas besar yang menanti kita untuk
meresponnya.

Kembali ke Manhaj Da’wah

Dakwah tidak mengenal udzur. Anas bin Malik mengatakan tentang Abdullah bin Ummi
Maktum yang secara kondisi fisik buta. Tapi pada perang Yarmuk, Abdullah bin Ummi
Maktum hadir di tengah para mujahidin di medan perang, memakai baju besi,
memegang bendera. Anas bin Malik bertanya, wahai Abdullah bin Ummi Maktum,
bukankah Rasulullah saw telah memberi udzur kepadamu? Ia menjawab, “Ya betul,
memang dalam Al Quran telah diberikan udzur kepada orang buta. Tetapi
sayamenginginkan dengan kehadiran saya di sini, di medan perang, paling tidak dapat
menambah jumlah tentara Islam.” Alhamdulillah sekarang kita banyak. Coba kalau
hanya tiga orang, tidak semangat.

Diceritakan lagi ketika tentara Holagu masuk ke kota Baghdad, terdapat seorang
ulama yang juga buta. Dia menghadang tentara dengan mengayunkan pedang ke
kanan dan ke kiri barangkali ada musuh yang kena. Secara logika, apa yang bisa
dilakukan oleh orang yang dalam kondisi seperti itu? Barangkali kalau dia duduk di
rumah dia tidak dosa dan tidak ada pertanggung jawabannya di sisi Allah. Tapi
masalahnya, ia ingin berkontribusi, ingin aktif, paling tidak ingin mati syahid. Dan benar
ia mati syahid.


Kisah kisah semacam ini banyak dalm kisah tabiin. Yang kita inginkan dalam tarbiyah
adalah para kader dakwah seperti itu. Meskipun sudah udzur tetap saja bersemangat
berjuang, berjuang, berjuang. Menurut Ahmad bin Hambal kepada muridnya, “mataa
yajidul abdu tha’marrahah?” kapan seseorang bisa beristirahat?” Ia menjawab,
“Indamaa yatha’u ihda qadamaihi fil jannah” ketika salah satu kakinya menginjak
surga. Artinya sebelum mati, tidak ada waktu untuk senang senang istirahat. Laa
rahata li du’at illa ba’dal mamaat. Itu kata Syaikh Ahmad Rasyid. Jadi barangsiapa
yang mau istirahat silahkan mati. Meskipun setelah itu juga belum tentu bisa istirahat
karena tidak ada amal.


Untuk memenangkan dakwah di era siyasah seperti sekarang, setidaknya kuncinya
ada 8 (delapan) yaitu :


1. Kita harus pastikan sepakat bahwa kita harus menerapkan manhaj tarbiyah
Apalagi kalau kita mengakui kita adalah partai kader, di mana modal utama kita adalah
kader. Kita untuk msalah dana, sarana, fasilitas masih sangat terbatas dibanding yang
lain. Tapi kelebihan kita, keistimewaan kita adalah mesin dakwah kita yang dijalankan
oleh kader. Untuk melahirkan kader yang berkualitas, yang tidak mengenal udzur,
bahkan paling tidak Allah swt mengingatkan paling tidak perbandingan kapasitas kader
kita 1 banding 10 dibanding aktifis lain. Sampai rasionya bisa satu banding seribu.
Ketika Umar bin Khattab diminta mengirimkan pasukannya ke Mesir, ia hanya
mengirim 1000 personil ditambah 4 orang. Di mana satu dari empat orang itu rasionya
satu banding seribu. Itu hanya bisa dilakukan dengan tarbiyah, yang sistemik,
terstruktur, terorganisir, dengan menggunakan manhaj.


Ikhwah sekalian,
Barangkali berdasarkan pengalaman, ketika berhalaqah, sebagai naqib atau sebagai
a’dha, atau sebagai murabbi mengelola halaqah, apakah kita komitmen pada manhaj
yang dikenal dengan manhaj 1427? Pedomannya itu atau feeling? Kembali pada
manhaj, saya yakin betul ini bisa menjamin keberhasilan dakwah. Ini harus kembali
pada manhaj. Bagaimana peran para kader.. bisa dilihat dalam manhaj. Untuk tamhidi
misalnya, sudah harus punya kesadaran untuk menyebarkan fikrah. Dalam bahasa kita
dilatih untuk direct selling. Kalau muayid sudah pada kewajiban berdakwah.


Barangkali ada keluhan halaqah kering tandus, permasalahannya di mana? Itu karena
kita tidak komitmen kepada manhaj. Bukankah tentang ruhiyah, fikriyah, amaliyah,
masalah akhlak, keluarga, semuanya ada dalam manhaj dan terpenuhi dalam manhaj.
Maka itulh yang disebut kembali pada asholah manhaj. Kita punya manhaj tarbiyah,
yang waktu, pikiran, energinya, dipersiapkan lebih dari 10 tahun. Jihaz tarbawi alami,
sudah bertahun-tahun. Di Indonesia juga bertahun-tahun. Lalu kita anggap seperti
koran atau disimpen di lemari. Ini sangat urgen, kita harus kembali pada manhaj.


2. Fokus pada muwashofat yang berkait langsung terkait dengan pemenangan
pemilu.
Ada banyak muwashofat dan saya usul ada muwashofat yang harus fokus pada
pemenangan pemilu.
Artinya, dalam kondisi bebeapa bulan ini, menjelang pemilu, halaqah tidak lagi
disibukkan pada menghafal. Itu tetap perlu, tapi ditunda dulu. Harus lebih hal-hal yang
sifatnya operasional. Yakni, muwashofat matinul khuluq dan muwashofat nafi’un
lighairihi. Barangkali dalam kondisi normal kita melihat semua ini penting, tapi dalam
kondisi mendesak seperti sekarang, fokus pada dua
muwashofat itu.


3. Komitmen pada sarana halaqah sebagai sarana tarbiyah asasi.
Dalam manhaj disebutkan, al halaqah wasilatun ula wal aula... laisat badiilah anhaa...
tidak bisa diganti, tidak ada alternatif lain. Kalau kita ingin, jamaah ini, partai ini solid,
maka ukuran soliditas partai adalah pada halaqah. Kalau halaqahnya bermasalah,
halaqah hanya sekedar menyimpan badan, setor muka, menunggu taklimat, titik
krusialnya di sini. Jangan juga seperti orang yang teriak teriak tarbiyah menyimpang,
tidak ashalah, sementara dia tidak tarbiyah dan tidak halaqah.


4. Disiplin dengan baramij halaqah.
5. Memprioritaskan aspek tarbiyah amaliyah, harakiyah.


6. Menggunakan sarana tarbawi selain halaqah yang efektif.


7. Melakukan evaluasi tarbawi secara berkala



8. Evaluasi tarbawi berbasis kinerja dan kontribusi kader pada pemenangan
pemilu.



Artinya kita harus modifikasi form mutaba’ah. Yang simpel yang singkat, yang
berdampak langsung
pada pemenangan pemilu. Form yang dibikin BPK bukan wahyu. Silahkan lakukan
modifikasi sesuai kebutuhan lapangan.

More Related Content

What's hot

PPT SIFAT WAJIB ALLAH (Ahsan)-1.pptx
PPT SIFAT WAJIB ALLAH (Ahsan)-1.pptxPPT SIFAT WAJIB ALLAH (Ahsan)-1.pptx
PPT SIFAT WAJIB ALLAH (Ahsan)-1.pptx
MhmdUwais
 
Arti Iltizam dalam dakwah
Arti Iltizam dalam dakwahArti Iltizam dalam dakwah
Arti Iltizam dalam dakwah
mawardi ardi
 
Keutamaan Menuntut Ilmu
Keutamaan Menuntut IlmuKeutamaan Menuntut Ilmu
Keutamaan Menuntut Ilmu
tsaqafahpemuda.wordpress.com
 
Presentasi Motivasi Islami - Presentasi Islam
Presentasi Motivasi Islami - Presentasi IslamPresentasi Motivasi Islami - Presentasi Islam
Presentasi Motivasi Islami - Presentasi Islam
Yodhia Antariksa
 
Leadership in Islam
Leadership in IslamLeadership in Islam
Leadership in Islam
Oktalia Dwi Cahyani
 
MENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMUMENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMU
miraraudhotul
 
Leadership, kepemimpinan islam
Leadership, kepemimpinan  islamLeadership, kepemimpinan  islam
Leadership, kepemimpinan islamAziz Abdul
 
Urgensi dakwah
Urgensi dakwahUrgensi dakwah
Urgensi dakwahel-hafiy
 
Pembentukan partai politik ideologis
Pembentukan partai politik ideologisPembentukan partai politik ideologis
Pembentukan partai politik ideologisel-hafiy
 
Jalan menuju iman
Jalan menuju iman Jalan menuju iman
Jalan menuju iman
rendra visual
 
Ringkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizbRingkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizb
tsaqafahpemuda.wordpress.com
 
Materi 10: Manajemen Organisasi Dakwah
Materi 10: Manajemen Organisasi DakwahMateri 10: Manajemen Organisasi Dakwah
Materi 10: Manajemen Organisasi DakwahMarlin Dwinastiti
 
Kerangka takatul hizb
Kerangka takatul hizbKerangka takatul hizb
Kerangka takatul hizb
tsaqafahpemuda.wordpress.com
 
Presentasi Tauhid
Presentasi TauhidPresentasi Tauhid
Presentasi Tauhid
Moch Widianto
 
Rukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyahRukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyah
artja_id
 
Managemen memakmurkan masjid
Managemen memakmurkan masjidManagemen memakmurkan masjid
Managemen memakmurkan masjid
Hartono Anwar
 
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 1
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 1 Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 1
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 1
Alvie Messi
 
Al qiyadah wal juddiyah
Al qiyadah wal juddiyahAl qiyadah wal juddiyah
Al qiyadah wal juddiyahLahud Dien
 
Amal jama'i
Amal jama'iAmal jama'i
Amal jama'i
Dela Aristi
 

What's hot (20)

PPT SIFAT WAJIB ALLAH (Ahsan)-1.pptx
PPT SIFAT WAJIB ALLAH (Ahsan)-1.pptxPPT SIFAT WAJIB ALLAH (Ahsan)-1.pptx
PPT SIFAT WAJIB ALLAH (Ahsan)-1.pptx
 
Arti Iltizam dalam dakwah
Arti Iltizam dalam dakwahArti Iltizam dalam dakwah
Arti Iltizam dalam dakwah
 
Keutamaan Menuntut Ilmu
Keutamaan Menuntut IlmuKeutamaan Menuntut Ilmu
Keutamaan Menuntut Ilmu
 
Presentasi Motivasi Islami - Presentasi Islam
Presentasi Motivasi Islami - Presentasi IslamPresentasi Motivasi Islami - Presentasi Islam
Presentasi Motivasi Islami - Presentasi Islam
 
Leadership in Islam
Leadership in IslamLeadership in Islam
Leadership in Islam
 
MENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMUMENUNTUT ILMU
MENUNTUT ILMU
 
Leadership, kepemimpinan islam
Leadership, kepemimpinan  islamLeadership, kepemimpinan  islam
Leadership, kepemimpinan islam
 
Urgensi dakwah
Urgensi dakwahUrgensi dakwah
Urgensi dakwah
 
Pembentukan partai politik ideologis
Pembentukan partai politik ideologisPembentukan partai politik ideologis
Pembentukan partai politik ideologis
 
Jalan menuju iman
Jalan menuju iman Jalan menuju iman
Jalan menuju iman
 
Ringkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizbRingkasan takattul hizb
Ringkasan takattul hizb
 
Materi 10: Manajemen Organisasi Dakwah
Materi 10: Manajemen Organisasi DakwahMateri 10: Manajemen Organisasi Dakwah
Materi 10: Manajemen Organisasi Dakwah
 
Kerangka takatul hizb
Kerangka takatul hizbKerangka takatul hizb
Kerangka takatul hizb
 
Presentasi Tauhid
Presentasi TauhidPresentasi Tauhid
Presentasi Tauhid
 
Rukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyahRukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyah
 
Managemen memakmurkan masjid
Managemen memakmurkan masjidManagemen memakmurkan masjid
Managemen memakmurkan masjid
 
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 1
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 1 Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 1
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 1
 
Al qiyadah wal juddiyah
Al qiyadah wal juddiyahAl qiyadah wal juddiyah
Al qiyadah wal juddiyah
 
Peran pemuda islam dalam sejarah
Peran pemuda islam dalam sejarahPeran pemuda islam dalam sejarah
Peran pemuda islam dalam sejarah
 
Amal jama'i
Amal jama'iAmal jama'i
Amal jama'i
 

Viewers also liked

Memulai jadi murabbi
Memulai jadi murabbiMemulai jadi murabbi
Memulai jadi murabbiKhoiruz Zahra
 
Pengendalian usrah berkesan
Pengendalian usrah berkesanPengendalian usrah berkesan
Pengendalian usrah berkesanHusna Abdullah
 
Urgensi menjadi murabbi
Urgensi menjadi murabbiUrgensi menjadi murabbi
Urgensi menjadi murabbiDela Aristi
 
Sepotong hati untukmu mahasiswa
Sepotong hati untukmu mahasiswaSepotong hati untukmu mahasiswa
Sepotong hati untukmu mahasiswaMasyrifah Jazm
 
Adaabut ta'aamul fil jama'aah
Adaabut ta'aamul fil jama'aahAdaabut ta'aamul fil jama'aah
Adaabut ta'aamul fil jama'aahulfah
 
Tarbiyah dinamika halaqoh
Tarbiyah   dinamika halaqohTarbiyah   dinamika halaqoh
Tarbiyah dinamika halaqoh
Hendra Full
 
Untukmu kader dakwah ust. rahmat abdullah
Untukmu kader dakwah   ust. rahmat abdullahUntukmu kader dakwah   ust. rahmat abdullah
Untukmu kader dakwah ust. rahmat abdullah
Kammi Daerah Serang
 
Power point
 Power point  Power point
Power point
andi indah
 
Mencermati pesan pesan surat al-haqqah
Mencermati pesan pesan surat al-haqqahMencermati pesan pesan surat al-haqqah
Mencermati pesan pesan surat al-haqqahabdul syakur
 
Halaqah muntijah penghasil kader muntijah
Halaqah muntijah penghasil kader muntijahHalaqah muntijah penghasil kader muntijah
Halaqah muntijah penghasil kader muntijahRizal Fuadi Muhammad
 
Pertanyaan pertanyaan tentang blog oleh (armadodi, se)
Pertanyaan pertanyaan tentang blog oleh (armadodi, se)Pertanyaan pertanyaan tentang blog oleh (armadodi, se)
Pertanyaan pertanyaan tentang blog oleh (armadodi, se)
LP2MP Gema Nurani
 
Energizing usrah - Tips & Trick Mengurus Bulatan Gembira
Energizing usrah - Tips & Trick Mengurus Bulatan GembiraEnergizing usrah - Tips & Trick Mengurus Bulatan Gembira
Energizing usrah - Tips & Trick Mengurus Bulatan Gembira
Kaizan Nazlan
 
Bekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwahBekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwahazzahwafa
 
Presentasi Tentang Blog (Armadodi, SE)
Presentasi Tentang Blog (Armadodi, SE)Presentasi Tentang Blog (Armadodi, SE)
Presentasi Tentang Blog (Armadodi, SE)
LP2MP Gema Nurani
 
Presentasi power point apa itu blog (armadodi, se)
Presentasi power point apa itu blog (armadodi, se)Presentasi power point apa itu blog (armadodi, se)
Presentasi power point apa itu blog (armadodi, se)
LP2MP Gema Nurani
 
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Terminal Purba
 

Viewers also liked (16)

Memulai jadi murabbi
Memulai jadi murabbiMemulai jadi murabbi
Memulai jadi murabbi
 
Pengendalian usrah berkesan
Pengendalian usrah berkesanPengendalian usrah berkesan
Pengendalian usrah berkesan
 
Urgensi menjadi murabbi
Urgensi menjadi murabbiUrgensi menjadi murabbi
Urgensi menjadi murabbi
 
Sepotong hati untukmu mahasiswa
Sepotong hati untukmu mahasiswaSepotong hati untukmu mahasiswa
Sepotong hati untukmu mahasiswa
 
Adaabut ta'aamul fil jama'aah
Adaabut ta'aamul fil jama'aahAdaabut ta'aamul fil jama'aah
Adaabut ta'aamul fil jama'aah
 
Tarbiyah dinamika halaqoh
Tarbiyah   dinamika halaqohTarbiyah   dinamika halaqoh
Tarbiyah dinamika halaqoh
 
Untukmu kader dakwah ust. rahmat abdullah
Untukmu kader dakwah   ust. rahmat abdullahUntukmu kader dakwah   ust. rahmat abdullah
Untukmu kader dakwah ust. rahmat abdullah
 
Power point
 Power point  Power point
Power point
 
Mencermati pesan pesan surat al-haqqah
Mencermati pesan pesan surat al-haqqahMencermati pesan pesan surat al-haqqah
Mencermati pesan pesan surat al-haqqah
 
Halaqah muntijah penghasil kader muntijah
Halaqah muntijah penghasil kader muntijahHalaqah muntijah penghasil kader muntijah
Halaqah muntijah penghasil kader muntijah
 
Pertanyaan pertanyaan tentang blog oleh (armadodi, se)
Pertanyaan pertanyaan tentang blog oleh (armadodi, se)Pertanyaan pertanyaan tentang blog oleh (armadodi, se)
Pertanyaan pertanyaan tentang blog oleh (armadodi, se)
 
Energizing usrah - Tips & Trick Mengurus Bulatan Gembira
Energizing usrah - Tips & Trick Mengurus Bulatan GembiraEnergizing usrah - Tips & Trick Mengurus Bulatan Gembira
Energizing usrah - Tips & Trick Mengurus Bulatan Gembira
 
Bekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwahBekal ruhiyah aktifis dakwah
Bekal ruhiyah aktifis dakwah
 
Presentasi Tentang Blog (Armadodi, SE)
Presentasi Tentang Blog (Armadodi, SE)Presentasi Tentang Blog (Armadodi, SE)
Presentasi Tentang Blog (Armadodi, SE)
 
Presentasi power point apa itu blog (armadodi, se)
Presentasi power point apa itu blog (armadodi, se)Presentasi power point apa itu blog (armadodi, se)
Presentasi power point apa itu blog (armadodi, se)
 
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
 

Similar to Sekolah murobbi

114 tips murobbi sukses
114 tips murobbi sukses114 tips murobbi sukses
114 tips murobbi suksesSlight Hope
 
114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02
114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02
114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02Nufi Eri Kusumawati
 
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
MuhammadUbaid49
 
Silabus mentoring remaja lp2 i
Silabus mentoring remaja lp2 iSilabus mentoring remaja lp2 i
Silabus mentoring remaja lp2 iAbu Jakaria
 
Strategi pendampingan kader
Strategi pendampingan kaderStrategi pendampingan kader
Strategi pendampingan kader
Iqbal Juliansyah
 
Tegardi jalandakwah
Tegardi jalandakwahTegardi jalandakwah
Tegardi jalandakwah
Melissa Soraya
 
Manaj , org, kepem iin 281212 ook ibu sri indarti
Manaj , org, kepem   iin 281212 ook ibu sri indartiManaj , org, kepem   iin 281212 ook ibu sri indarti
Manaj , org, kepem iin 281212 ook ibu sri indarti
pagardewa
 
21 kelemahan gerakan dakwah masa kini
21 kelemahan gerakan dakwah masa kini21 kelemahan gerakan dakwah masa kini
21 kelemahan gerakan dakwah masa kiniMas Wardoyo
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docxMAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MhdTaajuddin
 
Makalah Membina Karakter Berakhlak Mulia
Makalah Membina Karakter Berakhlak MuliaMakalah Membina Karakter Berakhlak Mulia
Makalah Membina Karakter Berakhlak MuliaAdithia Lingga
 
Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah Sofyan Siroj
 
Konsep Dasar, Prinsip, Tantangan Kepemimpinan
Konsep Dasar, Prinsip, Tantangan KepemimpinanKonsep Dasar, Prinsip, Tantangan Kepemimpinan
Konsep Dasar, Prinsip, Tantangan Kepemimpinan
mariatikas11
 
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docxakhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
AminuddinHarahap
 
Leadership Development: Strategies for the New Normal
Leadership Development: Strategies for the New NormalLeadership Development: Strategies for the New Normal
Leadership Development: Strategies for the New Normal
SABDA
 
Revitalisasi Gerakan HIMMAH NWDI di Era Modern.pdf
Revitalisasi Gerakan HIMMAH NWDI di Era Modern.pdfRevitalisasi Gerakan HIMMAH NWDI di Era Modern.pdf
Revitalisasi Gerakan HIMMAH NWDI di Era Modern.pdf
Mirzan Agus Pratama
 
1 motivasi murabbi & tarbiyah bil ahdaf
1 motivasi murabbi & tarbiyah bil ahdaf1 motivasi murabbi & tarbiyah bil ahdaf
1 motivasi murabbi & tarbiyah bil ahdafFerry Agung
 
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkalDakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
nur habibullah norman kardi
 
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Muhsin Hariyanto
 
PENGEMBANGAN MANAJEMEN SPIRITUAL DI SEKOLAH
PENGEMBANGAN MANAJEMEN SPIRITUAL DI SEKOLAHPENGEMBANGAN MANAJEMEN SPIRITUAL DI SEKOLAH
PENGEMBANGAN MANAJEMEN SPIRITUAL DI SEKOLAH
Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 

Similar to Sekolah murobbi (20)

114 tips murobbi sukses
114 tips murobbi sukses114 tips murobbi sukses
114 tips murobbi sukses
 
Dakwah murobbi sukses 114
Dakwah murobbi sukses 114Dakwah murobbi sukses 114
Dakwah murobbi sukses 114
 
114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02
114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02
114tipsmurobbisukses 101118221604-phpapp02
 
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
 
Silabus mentoring remaja lp2 i
Silabus mentoring remaja lp2 iSilabus mentoring remaja lp2 i
Silabus mentoring remaja lp2 i
 
Strategi pendampingan kader
Strategi pendampingan kaderStrategi pendampingan kader
Strategi pendampingan kader
 
Tegardi jalandakwah
Tegardi jalandakwahTegardi jalandakwah
Tegardi jalandakwah
 
Manaj , org, kepem iin 281212 ook ibu sri indarti
Manaj , org, kepem   iin 281212 ook ibu sri indartiManaj , org, kepem   iin 281212 ook ibu sri indarti
Manaj , org, kepem iin 281212 ook ibu sri indarti
 
21 kelemahan gerakan dakwah masa kini
21 kelemahan gerakan dakwah masa kini21 kelemahan gerakan dakwah masa kini
21 kelemahan gerakan dakwah masa kini
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docxMAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
 
Makalah Membina Karakter Berakhlak Mulia
Makalah Membina Karakter Berakhlak MuliaMakalah Membina Karakter Berakhlak Mulia
Makalah Membina Karakter Berakhlak Mulia
 
Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah
 
Konsep Dasar, Prinsip, Tantangan Kepemimpinan
Konsep Dasar, Prinsip, Tantangan KepemimpinanKonsep Dasar, Prinsip, Tantangan Kepemimpinan
Konsep Dasar, Prinsip, Tantangan Kepemimpinan
 
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docxakhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
 
Leadership Development: Strategies for the New Normal
Leadership Development: Strategies for the New NormalLeadership Development: Strategies for the New Normal
Leadership Development: Strategies for the New Normal
 
Revitalisasi Gerakan HIMMAH NWDI di Era Modern.pdf
Revitalisasi Gerakan HIMMAH NWDI di Era Modern.pdfRevitalisasi Gerakan HIMMAH NWDI di Era Modern.pdf
Revitalisasi Gerakan HIMMAH NWDI di Era Modern.pdf
 
1 motivasi murabbi & tarbiyah bil ahdaf
1 motivasi murabbi & tarbiyah bil ahdaf1 motivasi murabbi & tarbiyah bil ahdaf
1 motivasi murabbi & tarbiyah bil ahdaf
 
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkalDakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
Dakwah, nur habibullah norman kardi, stai an nadwah kuala tungkal
 
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
 
PENGEMBANGAN MANAJEMEN SPIRITUAL DI SEKOLAH
PENGEMBANGAN MANAJEMEN SPIRITUAL DI SEKOLAHPENGEMBANGAN MANAJEMEN SPIRITUAL DI SEKOLAH
PENGEMBANGAN MANAJEMEN SPIRITUAL DI SEKOLAH
 

Sekolah murobbi

  • 1. Menggairahkan Perjalanan Halaqah Apakah halaqah Anda saat ini terasa kaku, monoton, atau membosankan? Apakah sebagian peserta halaqah Anda kadang tidak datang tanpa udzur yang jelas? Apakah halaqah Anda tidak juga meningkatkan kualitas ruhiyah dan tsaqafah Islam? Dan halaqah Anda tidak dapat melahirkan halaqah baru? Jika hal pertama dan kedua yang terjadi, itu berarti halaqah Anda tidak dinamis. Namun jika yang terjadi persis dengan pertanyaan ketiga dan keempat, berarti halaqah Anda tidak produktif. Halaqah (kadang disebut usrah, kadang disebut liqa' tarbawi, mentoring dan lain-lain), yang saat ini marak di mana-mana -baik di kampus, sekolah, kantor, maupun perumahan- merupakan hal yang patut kita syukuri. Karena itu mengindikasikan ghirah keislaman umat yang semakin menguat, serta jumlah masyarakat yang memiliki kesadaran berislam semakin meningkat. Namun jika dalam perjalanan halaqah terjadi hal-hal seperti pertanyaan awal pada tulisan ini, itu merupakan problem yang tidak saja mengganggu perjalanan halaqah tetapi juga bisa mengancam keberlangsungannya. Karenanya perlu ada solusi yang tepat agar halaqah sukses (muntijah). Halaqah muntijah baru terpenuhi jika halaqah itu dinamis sekaligus produktif. Satria Hadi Lubis melalui buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah ini berupaya memberikan solusi itu. Urgensi Halaqah Buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah ini diawali terlebih dulu dengan menjelaskan urgensi halaqah. Jika definisi halaqah adalah kelompok kecil muslim (3-12 orang) yang secara rutin mengkaji ajaran Islam dengan kurikulum (manhaj) tertentu, maka urgensi halaqah terdiri dari 5 hal berikut: 1. Melaksanakan perintah Allah SWT untuk belajar seumur hidup (tarbiyah madal
  • 2. hayah) 2. Mengikuti sunnah Rasul dalam membina para sahabat dengan sistem halaqah 3. Sarana efektif untuk mengembangkan kepribadian islami (syakhsiyah islamiyah) 4. Melatih amal jama'i demi mempertahankan eksistensi jamaah Islam 5. Jalan yang handal untuk membentuk umat (takwinul ummah) yang islami Halaqah Muntijah Seperti dikemukakan di atas, halaqah muntijah adalah halaqah yang memiliki 2 kriteria; tercapainya dinamisasi sehingga halaqah berjalan dengan menggairahkan (tidak menjemukan) dan tercapainya produktifitas sehingga tujuan halaqah terwujud dengan baik. Dari sini halaqah bisa diklasifikasikan menjadi 5 kelompok; (1) halaqah muntijah, yakni halaqah yang faktor dinamisasinya tinggi sekaligus produktifitasnya juga tinggi, (2) halaqah tipe paguyuban, yakni halaqah yang faktor dinamisasinya tinggi namun produktifitasnya rendah; (3) halaqah tipe sedang, yakni jika halaqah tersebut memiliki faktor dinamisasi dan produktifitas sedang, (4) halaqah tipe jenuh, yakni halaqah yang produktifitasnya tinggi namun faktor dinamisasinya rendah, dan (5) halaqah tipe rendah, yakni halaqah yang faktor dinamisasinya rendah sekaligus faktor produktifitasnya rendah pula. Kadang-kadang dua faktor penentu ini tidak diperhatikan. Padahal kesuksesan halaqah ditentukan dari sana; dinamis sebagai prosesnya dan produktif sebagai tujuannya. Dalam dunia manajemen hal ini disebut sebagai management by process dan management by objective. Istilah terkahir ini dalam bahasa dakwah lebih dikenal dengan sebutan at-tarbiyah bil ahdaf. Tidak terperhatikannya kedua faktor itu sehingga berujung halaqah tidak muntijah seringkali disebabkan oleh murabbi karena: 1. Terjebak rutinitas, bahwa halaqah adalah kegiatan rutin pekanan saja 2. Sibuk dengan aktifitas dakwah ammah yang lebih "gegap gempita"
  • 3. 3. Kesibukan urusan duniawi 4. Terpesona dengan jumlah (kuantitas) 5. Merasa bahwa halaqahnya tidak ada masalah 6. Kurangnya motivasi dan pengingatan dari jamaah atau ikhwah di sekelilingnya 7. terlena dengan nostalgia masa lalu Halaqah Dinamis Halaqah dinamis adalah halaqah yang selalu berproses dan bergerak secara berubah-ubah (tidak monoton) sehingga menimbulkan kegairahan dan menghilangkan kejenuhan. Karena halaqah dilakukan sepanjang hayat, maka dinamisasi ini sangat perlu sekaligus menjadi sesuatu hal yang cukup sulit dilakukan. Jika halaqah dinamis maka manfaat yang bisa didapatkan adalah: (1) kepuasan beraktifitas (job satisfaction), seluruh peserta halaqah menikmati halaqah itu, (2) kehadiran yang rutin, (3) semangat yang tinggi, (4) tanggung jawab besar, (5) mempercepat pencapaian tujuan, (6) meningkatkan kreatifitas, (7) menghindari kemaksiatan karena kegairahan halaqah membawa kegairahan beribadah, (8) memperkecil munculnya konflik/masalah, dan (9) merasakan manisnya ukhuwah. Kejenuhan dalam halaqah sebagai lawan dari halaqah dinamis bisa disebabkan oleh dua faktor: intern dan ekstern. Faktor intern adalah kurangnya keikhlasan, maksiat, dan kurangnya pemahaman. Sedangkan faktor ekstern bisa disebabkan karena suasana yang monoton, ketiadaan keteladanan, kurangnya upaya saling memotivasi, dan konflik berkepanjangan. Sedangkan ciri halaqah dinamis adalah halaqah yang suasananya inovatif, ada komentar-komentar "kerinduan", ingin berlama-lama dalam halaqah, kehadiran dan yang rutin. Halaqah Produktif Halaqah produktif adalah halaqah yang mampu mencapai tujuan-tujuan yang telah
  • 4. direncanakan. Semakin banyak tujuan yang tercapai, semakin produktif sebuah halaqah. Produktifitas di sini bisa dilihat dari dua sisi: kuantitas dan kualitas. Tujuan (sasaran) halaqah dalam konteks produktifitas ini setidaknya ada tiga: tercapainya muwashafat/kenaikan jenjang, tercapainya pembentukan murabbi baru, dan tercapainya pengembangan potensi. Jika halaqah produktif maka manfaat yang bisa didapatkan adalah: (1) munculnya perasaan "berhasil" yang menumbuhkan kepercayaan diri dalam membina bagi murabbi, (2) peserta/mutarabbi menjadi kader-kader Islami yang tangguh, (3) akselerasi peningkatan kualitas jamaah dan umat. Tidak tercapainya halaqah produktif juga disebabkan dua faktor: internal dan eksternal. Faktor internal meliputi murabbi yang tidak memahami tujuan halaqah, terlena dengan proses, kurangnya semangat bersaing, dan salah dalam memahami takdir. Sedangkan faktor eksternal meliputi kurangnya motivasi baik murabbi maupun mutarabbi, dan kurangnya penjelasan tentang tujuan halaqah. Rumus Meningkatkan Dinamisasi Halaqah Satria Hadi Lubis dalam buku Menggairahkan Perjalanan Halqah ini telah memformulasikan rumus dinamisasi halaqah sehingga lebih mudah dipahami dan "dikuantitatifkan". D = n(Pb) (I + K + T) D = Dinamisasi n (Pb) = Jumlah variasi perubahan I = Keikhlasan K = Keteladanan T = Semangat mencapai tujuan Sedangkan kejenuhuan halaqah dirumuskan sebagai berikut :
  • 5. J = n (Pt) / n (Pb) – (I + K + T) J = Kejenuhan n (Pt) = Jumlah pertemuan n (Pb) = Jumlah variasi perubahan I = Keikhlasan K = Keteladanan T = Semangat mencapai tujuan Variasi perubahan bisa terjadi dalam sistem belajar, metode penyampaian, media belajar, materi, agenda acara, waktu pertemuan, tempat pertemuan, dan komposisi peserta halaqah. Rumus Meningkatkan Produktifitas Halaqah Rumus peningkatan produktifitas halaqah dalam buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah tidak dibuat sama seperti dinamisasi halaqah. Satria Hadi Lubis membuatnya dalam bentuk piramida sebagai berikut: Pada dasar piramida, ada tujuan yang porsinya paling besar. Tiga tujuan halaqah (tercapainya muwashafat/kenaikan jenjang, tercapainya pembentukan murabbi baru, dan tercapainya pengembangan potensi) menjadi dasar dari pencapaian halaqah.
  • 6. Tujuan ini berfungsi untuk melakukan langkah berikutnya, yaitu membuat "kemenangan-kemenangan kecil" dan melakukan evaluasi. Kemenangan kecil adalah tujuan/sasaran antara yang perlu dicapai secara bertahap untuk mencapai tujuan halaqah yang sebenarnya. Sedangkan evaluasi adalah membandingkan antara tujuan yang ditetapkan dengan realita yang ada. Jika tercapai berarti halaqah berhasil, jika belum harus ada analisa sebab kegagalan dan solusinya. Banyak Tips yang Harus Dibaca dalam Buku ini Ya. Banyak sekali tips dan kiat-kiat yang dikemukakan Satria Hadi Lubis dalam buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah ini. Mulai dari kiat meningkatkan variasi perubahan yang dilakukan dalam halaqah, kiat meningkatkan nilai keikhlasan, keteladanan, semangat mencapai tujuan, dan lain-lain. Dalam buku ini juga ada tes halaqah muntijah untuk mendeteksi halaqah Anda melalui pengisian kuisioner, tabel contoh penerapan tiga langkah produktifitas halaqah dan lampiran contoh aktifitas untuk mendinamiskan halaqah. Motivasi menjadi murobbi Aga Sekamdo pernah mengkomparasikan pertumbuhan kader Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Partai Keadilan di Indonesia. Keduanya memiliki sistem kaderisasi yang serupa; halaqah. Pada tahun 1954 (sekitar dua dasawarsa efektif kaderisasi) anggota Ikhwan telah mencapai 3 juta kader. Sedangkan pertumbuhan PK (kini PKS) jauh di bawah itu. Lalu, ia menyimpulkan: ada masalah dengan kaderisasi harakah di Indonesia ini. Salah satu permasalahan serius kaderisasi dengan sistem halaqah adalah murabbi. Jika sebuah harakah hendak mencapai pertumbuhan kader yang tinggi dengan sistem ini, ia harus menyediakan murabbi dalam jumlah yang signifikan. Rekrutmen yang masif tidak akan berarti banyak jika setelahnya tidak di-follow up-i dengan halaqah karena kurangnya Murabbi. Tapi inilah permasalah yang menggejala hingga kini.
  • 7. Usia tarbiyah yang lama bukan jaminan bahwa seorang kader siap menjadi murabbi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak kader lama yang tidak kunjung siap menjadi murabbi. Ada pula yang terpaksa dalam ketidaksiapan. Jika kemudian ia belajar tentu akan menjadi lain ceritanya. Namun keterpaksaan itu sering berujung pada "pembubaran halaqah". Buku Menjadi Murabbi Itu Mudah yang ditulis oleh Muhammad Rosyidi berusaha menyajikan solusi untuk menjawab permasalahan di atas. Judulnya yang menarik, mengajak kita optimis bahwa menjadi murabbi itu tidak sesulit yang dibayangkan. Dengan persepsi awal yang mencerahkan ini, diharapkan kader dakwah siap diamanahi menjadi murabbi, siap memulai halaqah, dan sambil berjalan diharapkan terus meningkatkan kafaah-nya sebagai murabbi agar halaqahnya berjalan efektif. Mengapa Tidak Menjadi Murabbi? Ada enam alasan mengapa kader dakwah ragu untuk menjadi murabbi yang direkam dalam buku Menjadi Murabbi Itu Mudah. Alasan-alasan itu adalah merasa belum siap, merasa belum pantas, merasa tidak cocok, belum mendapatkan kelompok binaan, sibuk, atau trauma pengalaman. Alasan yang pertama bisa dijawab dengan langsung menjadi murabbi, tanpa membayangkan hal yang belum terjadi. Action! Untuk ketidaksiapan teknis ketika mengisi halaqah, Muhammad Rosyidi memberikan tips: cermati murabbi mengisi halaqah dari awal sampai akhir, jiplak saja. Selebihnya konsultasikan ke murabbi. Alasan kedua, merasa tidak pantas, harus segera diatasi. Pertama, pahamkan diri bahwa seorang yang berdakwah tidak harus menunggu sempurna. Sambil terus memperbaiki diri. Para sahabat Nabi langsung mendakwahkan apa yang mereka terima dari Rasulullah, tanpa menunggu semua surat Al-Qur'an turun lengkap. Kedua, buat target kapan pantas jadi murabbi. Kekurangan yang telah disadari harus dibenahi dalam tenggang waktu tertentu. Jika tak ada waktu yang bisa dijadikan batasan
  • 8. sampai pantas, barangkali alasan yang sebenarnya adalah ketidakmauan atas nama ketidakpantasan. Merasa tidak cocok biasanya menimpa kader yang nervous bicara di depan orang banyak, atau kurang menguasai materi. Banyak juga keraguan ini menimpa mereka yang pernah gagal menjadi murabbi. Saran dalam buku Menjadi Murabbi itu Mudah adalah dengan memberanikan diri menjadi murabbi. Jangan pernah merasa tidak cocok kalau hanya pernah gagal satu atau dua kali. Sambil terus meng-up grade diri sebagai langkas antisipasi. Alasan keempat bisa dijawab secara personal, kelompok tarbawi, atau struktur. Secara personal berarti meningkatkan kemampuan rekrutmen, berupaya melakukan dakwah fardiyah. Secara kelompok, ini bisa disikapi dengan menggelar rekrutmen yang difasilitasi murabbi. Tentu adanya peran struktur menjadi solusi yang lebih baik. Misalnya dengan adanya bursa murabbi dan mutarabbi di samping secara berkala menggelar acara-acara rekrutmen. Untuk alasan sibuk, justru murabbi adalah tugas yang biasa dijalankan dengan baik oleh mereka yang terbiasa sibuk. Kesulitan waktu bisa diatasi dengan mengkomunikasikan kepada struktur sehingga murabbi yang bisa di satu waktu dipertemukan dengan mutarabbi yang bisanya juga di waktu itu. Sedangkan trauma pengalaman biasanya dialami oleh mereka yang pernah "ditinggalkan" mutarabbi. Bisa jadi karena sikapnya yang berbeda dalam masalah khilafiyah. Seharusnya kegagalan tidak menjadikan kader trauma untuk memegang halaqah lagi. Justru dengan banyaknya pengalaman ia akan menjadi expert. Maka solusinya adalah, lakukan. Do it! Karena Menjadi Murabbi itu Luar Biasa Motivasi itu penting. Dan motivasi berangkat dari pemahaman yang benar. Menjadi murabbi itu luar biasa. Banyak keutamannya. Kesiapan kader untuk menjadi murabbi
  • 9. akan semakin kokoh jika ia memiliki motivasi tinggi di samping keberhasilannya menepis keraguan-keraguan di atas. Pada bab 3 dan 5 Menjadi Murabbi Itu Mudah, Muhammad Rosyidi menguraikan bahan motivasi itu. Bahwa kita perlu memahami status murabbi dan untungnya menjadi murabbi. Keduanya bahkan diletakkan sebelum alasan tidak menjadi murabbi Setidaknya, ada hal yang dijelaskan dalam buku Menjadi Murabbi Itu Mudah terkait status Murabbi. Pertama, murabbi itu menyambung mata rantai dakwah. Tanpa murabbi dakwah akan terputus. Dan jangan sampai kita termasuk pemutus mata rantai itu. Kedua, menjadi murabbi berarti berkontribusi bagi dakwah. Kontribusi yang teramat besar nilainya bagi seorang kader dakwah. Kontribusi spesial. Apapun amanah kader di dalam struktur atau wajihah, menjadi murabbi adalah amanah utama yang tidak boleh dikesampingkan. Ketiga, tidak adaoutsorcing dalam menjadi murabbi. Jadi seorang ikhwah tidak boleh berpikir; saya merekrut saja, biar orang lain yang membina. Saya di struktur saja, atau mengisi taklim saja, biar saya wakilkan halaqah kepada ikhwah lainnya. Sedangkan untungnya menjadi murabbi diuraikan dalam bab 5 sebagai berikut: memperoleh pahala sebagai dai, mendapatkan multi level pahala, menjadi lebih memahami tarbiyah, termotivasi untuk terus meningkatkan amal, menjadi sarana pendewasaan diri, dan aplikasi taawun. Segera Menjadi Murabbi, Siapkan Mental, Pilih Gaya Sendiri! Cara terbaik menjadi murabbi adalah memulainya. Maka motivasi yang telah ada harus segera menemukan krannya. Action. Bisa jadi halaqah itu murni baru, bisa jadi ia lanjutan dari taklim rutin yang di-khas-kan, atau yang lainnya. Sambil jalan murabbi baru perlu mensetting mentalnya. Bahwa murabbi itu pantang menyerah, bersikap tenang, dan bijak menyikapi realitas binaan. Tidak menyerah meski hujan datang, tetap datang. Tidak menyerah meski lelah. Tetap tenang meskipun barangkali ada tetangga yang bertanya ada cara apa. Tetap tenang meskipun ada peserta yang di awal halaqah bertanya yang menyulitkan. Bijak menyikapi realitas binaan yang
  • 10. berbeda latar belakang maupun sangat tidak ideal dalam Islam. Murabbi perlu bijak, karena mereka masih baru. Dalam menyampaikan materi, kita bisa memilih gaya kita sendiri. Bisa gaya tekstual dengan cara membacakan materi halaqah. Bisa gaya multimedia dengan membawa laptop dan menyajikan materi dalam bentuk powerpoint. Bisa gaya mengkaji kitab, dengan membaca kitab lalu menguraikan sendiri penjelasannya. Atau gaya paparan dengan cukup menuliskan rasmul bayan lalu menjelaskannya. PERAN MUROBBI “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. 21 : 107). Misi keberadaan kita di dunia ini tiada lain kecuali menjadi rahmat bagi semesta alam. Rahmat dalam pengertian menebarkan kasih sayang dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Misi tersebut tak bisa tidak mengharuskan kita hidup dalam jalan dakwah. Mengapa? Sebab hanya dakwah yang membuat seorang muslim konsisten mengajak orang lain ke arah kebaikan dan kasih sayang. Sedang jalan selain dakwah adalah jalan yang penuh ketidakpastian dan keraguan untuk merealisasikan misi keberadaan manusia muslim tersebut. Jalan yang seringkali menggelincirkan seseorang kepada sikap egois dan hanya mementingkan diri sendiri. Itulah sebabnya Allah mewajibkan setiap muslim berdakwah, agar mantap merealisasikan misi keberadaannya di muka bumi. Kewajiban tersebut bahkan sudah kita sandang sejak akil baligh. “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. 31 : 18).
  • 11. Dakwah adalah jalan orang-orang yang mulia sepanjang masa. Saking mulianya jalan tersebut, Allah SWT sampai menyebutnya sebagai jalan “yang terbaik”. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (QS. 41 : 33). Karena itu, amat ironis jika ada seorang muslim yang secara sadar meninggalkan jalan dakwah. Untuk berdakwah, kita perlu memahami tahapan dakwah. Secara umum, ada dua tahapan dakwah, yakni dakwah umum (‘ammah) dan dakwah khusus (khossoh). Dakwah ‘ammah adalah dakwah yang ditujukan kepada masyarakat umum tanpa adanya hubungan yang intensif antara da’i (orang yang berdakwah) dengan mad’u (orang yang didakwahi). Sebagian besar fenomena dakwah yang ada di masjid-masjid dan media massa adalah dakwah ‘ammah. Follow up (kelanjutan) dari dakwah ‘ammah adalah dakwah khossoh. Yakni dakwah kepada orang-orang terbatas yang ingin bersungguhsungguh mengamalkan Islam. Hubungan antara da’i dan mad’u berlangsung intensif pada dakwah khossoh. Umumnya, mad’u pada dakwah tahapan khusus ini dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 3-12 orang yang disebut dengan halaqah (lingkaran). Di beberapa kalangan halaqah juga disebut dengan pengajian kelompok, mentoring, ta’lim, usroh, liqo’, dan lain-lain. Di dalam halaqah inilah murobbi (pembina) berada. Pengertian murobbi Murobbi adalah seorang da’i yang membina mad’u dalam halaqah. Ia bertindak sebagai qiyadah (pemimpin), ustadz (guru), walid (orang tua), dan shohabah (sahabat) bagi mad’unya. Peran yang multifungi itu menyebabkan seorang murobbi perlu memiliki berbagai keterampilan, antara lain keterampilan memimpin, mengajar,
  • 12. membimbing, dan bergaul. Biasanya, keterampilan tersebut akan berkembang sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman seseorang sebagai murobbi. Peran murobbi berbeda dengan peran ustadz, muballigh atau penceramah pada tataran dakwah ‘ammah. Jika peran muballigh titik tekannya pada penyampaian materimateri Islam secara menarik dan menyentuh hati, maka murobbi memiliki peran yang lebih kompleks daripada muballigh. Murobbi perlu melakukan hubungan yang intensif dengan mad’unya. Ia perlu mengenal “luar dalam” mad’unya melalui hubungan yang dekat dan akrab. Ia juga memiliki tanggung jawab untuk membantu permasalahan mad’unya sekaligus bertindak sebagai pembina mental, spritual, dan (bahkan) jasmani mad’unya. Peran ini relatif tidak ada pada diri seorang muballigh. Karena itulah, mencetak murobbi sukses lebih sulit daripada mencetak muballigh sukses. Dalam skala makro, keberadaan murobbi sangat penting bagi keberlangsungan perjuangan Islam. Dari tangan murobbilah lahir kader-kader dakwah yang tangguh dan handal memperjuangkan Islam. Jika dari tangan muballigh lahir orang-orang yang “melek’ terhadap pentingnya Islam dalam kehidupan, maka murobbi melajutkan kondisi “melek” tersebut menjadi kondisi terlibat dan terikat dalam perjuangan Islam. Urgensi murobbi dalam perjuangan Islam bukan hanya retorika belaka, tapi sudah dibuktikan dalam sejarah panjang umat Islam. Dimulai oleh Nabi Muhammad saw sendiri ketika beliau menjadi murobbi bagi para sahabatnya. Kemudian dilanjutkan dengan para ulama salaf (terdahulu) dan khalaf (terbelakang), sampai akhirnya dipraktekkan oleh berbagai harakah (gerakan) Islam di seluruh belahan dunia hingga saat ini. Tongkat esatafeta perjuangan Islam tersebut dilakukan oleh para murobbi yang sukses membina kaderkader dakwah yang tangguh. Pada intinya, umat Islam tak mungkin mencapai cita-citanya jika dari tubuh umat Islam itu sendiri belum lahir sebanyak-banyaknya murobbi handal yang ikhlas mengajak umat untuk memperjuangkan Islam.
  • 13. Keutamaan murobbi Mengingat begitu pentingnya peran murobbi dalam keberlangsungan eksistensi umat dan dakwah, sudah seharusnya kita memiliki keseriusan untuk mencetak murobbi-murobbi sukses. Namun ternyata mencetak murobbi sukses bukanlah hal yang mudah. Ada berbagai kendala yang menghadang. Kendala tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga bagian. 1. Kendala kemauan Yakni kendala berupa belum munculnya kesadaran dan motivasi yang tinggi dari sebagian kita untuk menjadi murobbi. Mungkin disebabkan belum tahu pentingnya murobbi, belum percaya diri untuk menjadi murobbi, atau karena tidak menganggap prestisius peran murobbi dalam masyarakat. 2. Kendala kemampuan Yakni kendala berupa minimnya pengetahuan dan pengalaman menjadi murobbi. Memang, menjadi murobbi membutuhkan berbagai kemampuan yang perlu terus ditingkatkan. Beberapa kemampuan yang perlu dimiliki, misalnya pengetahuan agama, dakwah, pendidikan, organisasi, manajemen, psikologi, dan lain-lain. Kemampuan ini masih terbatas dimiliki oleh kebanyakan umat. 3. Kendala kesempatan Yakni kendala ketiadaan waktu dan kesempatan untuk menjadi murobbi. Kehidupan dunia yang penuh godaan materi ini membuat orang terlena untuk mengejarnya, sehingga tak punya waktu untuk memikirkan hal-hal yang strategis. Termasuk di dalamnya tak punya waktu untuk serius menjadi murobbi. Padahal keberlangsungan eksistensi umat sangat tergantung pada keberadaan murobbi-murobbi handal. Mestinya, berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan kekuatan iman dan taqwa kepada Allah swt. Tanpa kekuatan iman dan taqwa, obsesi menjadi murobbi sukses menjadi musykil dilakukan. Selain dengan iman dan taqwa, untuk mengatasi berbagai kendala itu kita juga perlu menyadari beberapa keutamaan menjadi murobbi, diantaranya :
  • 14. 1. Melaksanakan kewajiban syar’i. Menuntut ilmu wajib hukumnya dalam Islam. Apalagi jika yang dituntut itu ilmu Islam. Cara yang paling efektif menuntut ilmu Islam adalah dengan halaqah, seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. Menurut kaidah fiqih, jika pelaksanaan kewajiban membutuhkan sarana, maka sarana itu menjadi wajib untuk diadakan. Logikanya, jika menuntut ilmu Islam itu wajib dan cara yang paling efektif menuntut ilmu Islam adalah halaqah, maka halaqah menjadi wajib untuk diadakan. Halaqah tidak akan berjalan efektif tanpa adanya dua pihak, pembina (murobbi) dan peserta (mad’u). Karena itu, menjadi murobbi dan mad’u menjadi wajib juga. Allah berfirman : “..Hendaklah kamu menjadi orang-orang robbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya” (QS. 3 :79). Pada ayat tersebut, Allah menyuruh setiap muslim menjadi murobbi (mengajarkan Al Kitab) dan menjadi mad’u (mempelajari Al Kitab). Tidak boleh hanya mau menjadi mad’u saja, tapi tidak mau menjadi murobbi. Jadi kesimpulannya, setiap muslim wajib mengupayakan dirinya untuk menjadi murobbi. 2. Menjalankan sunnah rasul. Rasulullah saw telah membina sahabat-sahabatnya dalam majelis zikir atau halaqah. Rasulullah membina halaqah selama hidupnya, baik ketika di Mekah (contohnya di Darul Arqom) maupun di Madinah (contohnya majelis ta’lim di Masjid Nabawi). Jadi, menjadi murobbi berarti melaksanakan sunnah rasul (kebiasaan Rasulullah saw). “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan hikmah (Sunnah Rasul), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui” (QS. 2 : 151). 3. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Barangsiapa yang mengajarkan Islam kepada orang lain maka ia akan mendapatkan
  • 15. pahala. Semakin efektif sarana pengajarannya, semakin berlipat ganda pahala yang akan didapatkan. Halaqah adalah sarana yang paling efektif untuk mengajar Islam. Karena itu, menjadi murobbi akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. 4. Mencetak pribadi-pribadi unggul Nabi Muhammad saw adalah murobbi yang telah berhasil mencetak generasi terbaik sepanjang masa. Oleh sebab itu, menjadi murobbi berarti turut membina pribadi- pribadi unggul harapan umat dan bangsa. Sangat aneh jika seorang muslim tidak mau menjadi murobbi padahal ia sebenarnya sedang melakukan tugas yang besar dan penting bagi masa depan umat dan bangsa. 5. Belajar berbagai keterampilan Dengan membina, seorang murobbi akan belajar tentang berbagai hal. Misalnya, ia akan belajar tentang bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri, komunikasi, bergaul, mengemukakan pendapat, mempengaruhi orang lain, merencanakan sesuatu, menilai orang lain, mengatur waktu, mengkreasikan sesuatu, mendengar pendapat orang lain, mempercayai orang lain, dan lain sebagainya. Pembelajaran tersebut belum tentu didapatkan di sekolah formal. Padahal manfaatnya begitu besar, bukan hanya akan meningkatkan kualitas pembinaan selanjutnya, tapi juga bermanfaat untuk kesuksesan hidup seseorang. 6. Meningkatkan iman dan taqwa. Dengan menjadi murobbi, seseorang akan dapat meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah SWT. Secara psikologis, orang yang mengajarkan orang lain akan merasa seperti menasehati dirinya sendiri. Ia akan berupaya meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah seperti yang ia ajarkan kepada orang lain. Dampaknya, hidupnya akan menjadi tenang karena dekat dengan Allah dan terhindar dari kemaksiatan. 7. Merasakan manisnya ukhuwah Untuk mencapai sasaran-sasaran halaqah, murobbi dituntut mampu bekerjasama
  • 16. dengan peserta halaqah. Kerjasama tersebut akan berbuah pada manisnya ukhuwah Islamiyah di antara murobbi dan mad’u. Betapa banyak orang Islam yang tidak dapat merasakan manisnya ukhuwah. Namun dengan menjadi murobbi, seorang muslim akan berpeluang untuk merasakan manisnya ukhuwah. Dengan mengetahui berbagai keutamaan murobbi tersebut, tak alasan lagi bagi kita untuk mengelak menjadi murobbi. Kita harus berupaya sekuat tenaga untuk menjadikan diri kita sebagai murobbi yang sukses membina mad’u. Inilah pekerjaan besar yang masih banyak “lowongannya”. Inilah tugas besar yang menanti kita untuk meresponnya. Kembali ke Manhaj Da’wah Dakwah tidak mengenal udzur. Anas bin Malik mengatakan tentang Abdullah bin Ummi Maktum yang secara kondisi fisik buta. Tapi pada perang Yarmuk, Abdullah bin Ummi Maktum hadir di tengah para mujahidin di medan perang, memakai baju besi, memegang bendera. Anas bin Malik bertanya, wahai Abdullah bin Ummi Maktum, bukankah Rasulullah saw telah memberi udzur kepadamu? Ia menjawab, “Ya betul, memang dalam Al Quran telah diberikan udzur kepada orang buta. Tetapi sayamenginginkan dengan kehadiran saya di sini, di medan perang, paling tidak dapat menambah jumlah tentara Islam.” Alhamdulillah sekarang kita banyak. Coba kalau hanya tiga orang, tidak semangat. Diceritakan lagi ketika tentara Holagu masuk ke kota Baghdad, terdapat seorang ulama yang juga buta. Dia menghadang tentara dengan mengayunkan pedang ke kanan dan ke kiri barangkali ada musuh yang kena. Secara logika, apa yang bisa dilakukan oleh orang yang dalam kondisi seperti itu? Barangkali kalau dia duduk di rumah dia tidak dosa dan tidak ada pertanggung jawabannya di sisi Allah. Tapi masalahnya, ia ingin berkontribusi, ingin aktif, paling tidak ingin mati syahid. Dan benar ia mati syahid. Kisah kisah semacam ini banyak dalm kisah tabiin. Yang kita inginkan dalam tarbiyah
  • 17. adalah para kader dakwah seperti itu. Meskipun sudah udzur tetap saja bersemangat berjuang, berjuang, berjuang. Menurut Ahmad bin Hambal kepada muridnya, “mataa yajidul abdu tha’marrahah?” kapan seseorang bisa beristirahat?” Ia menjawab, “Indamaa yatha’u ihda qadamaihi fil jannah” ketika salah satu kakinya menginjak surga. Artinya sebelum mati, tidak ada waktu untuk senang senang istirahat. Laa rahata li du’at illa ba’dal mamaat. Itu kata Syaikh Ahmad Rasyid. Jadi barangsiapa yang mau istirahat silahkan mati. Meskipun setelah itu juga belum tentu bisa istirahat karena tidak ada amal. Untuk memenangkan dakwah di era siyasah seperti sekarang, setidaknya kuncinya ada 8 (delapan) yaitu : 1. Kita harus pastikan sepakat bahwa kita harus menerapkan manhaj tarbiyah Apalagi kalau kita mengakui kita adalah partai kader, di mana modal utama kita adalah kader. Kita untuk msalah dana, sarana, fasilitas masih sangat terbatas dibanding yang lain. Tapi kelebihan kita, keistimewaan kita adalah mesin dakwah kita yang dijalankan oleh kader. Untuk melahirkan kader yang berkualitas, yang tidak mengenal udzur, bahkan paling tidak Allah swt mengingatkan paling tidak perbandingan kapasitas kader kita 1 banding 10 dibanding aktifis lain. Sampai rasionya bisa satu banding seribu. Ketika Umar bin Khattab diminta mengirimkan pasukannya ke Mesir, ia hanya mengirim 1000 personil ditambah 4 orang. Di mana satu dari empat orang itu rasionya satu banding seribu. Itu hanya bisa dilakukan dengan tarbiyah, yang sistemik, terstruktur, terorganisir, dengan menggunakan manhaj. Ikhwah sekalian, Barangkali berdasarkan pengalaman, ketika berhalaqah, sebagai naqib atau sebagai a’dha, atau sebagai murabbi mengelola halaqah, apakah kita komitmen pada manhaj yang dikenal dengan manhaj 1427? Pedomannya itu atau feeling? Kembali pada manhaj, saya yakin betul ini bisa menjamin keberhasilan dakwah. Ini harus kembali pada manhaj. Bagaimana peran para kader.. bisa dilihat dalam manhaj. Untuk tamhidi misalnya, sudah harus punya kesadaran untuk menyebarkan fikrah. Dalam bahasa kita
  • 18. dilatih untuk direct selling. Kalau muayid sudah pada kewajiban berdakwah. Barangkali ada keluhan halaqah kering tandus, permasalahannya di mana? Itu karena kita tidak komitmen kepada manhaj. Bukankah tentang ruhiyah, fikriyah, amaliyah, masalah akhlak, keluarga, semuanya ada dalam manhaj dan terpenuhi dalam manhaj. Maka itulh yang disebut kembali pada asholah manhaj. Kita punya manhaj tarbiyah, yang waktu, pikiran, energinya, dipersiapkan lebih dari 10 tahun. Jihaz tarbawi alami, sudah bertahun-tahun. Di Indonesia juga bertahun-tahun. Lalu kita anggap seperti koran atau disimpen di lemari. Ini sangat urgen, kita harus kembali pada manhaj. 2. Fokus pada muwashofat yang berkait langsung terkait dengan pemenangan pemilu. Ada banyak muwashofat dan saya usul ada muwashofat yang harus fokus pada pemenangan pemilu. Artinya, dalam kondisi bebeapa bulan ini, menjelang pemilu, halaqah tidak lagi disibukkan pada menghafal. Itu tetap perlu, tapi ditunda dulu. Harus lebih hal-hal yang sifatnya operasional. Yakni, muwashofat matinul khuluq dan muwashofat nafi’un lighairihi. Barangkali dalam kondisi normal kita melihat semua ini penting, tapi dalam kondisi mendesak seperti sekarang, fokus pada dua muwashofat itu. 3. Komitmen pada sarana halaqah sebagai sarana tarbiyah asasi. Dalam manhaj disebutkan, al halaqah wasilatun ula wal aula... laisat badiilah anhaa... tidak bisa diganti, tidak ada alternatif lain. Kalau kita ingin, jamaah ini, partai ini solid, maka ukuran soliditas partai adalah pada halaqah. Kalau halaqahnya bermasalah, halaqah hanya sekedar menyimpan badan, setor muka, menunggu taklimat, titik krusialnya di sini. Jangan juga seperti orang yang teriak teriak tarbiyah menyimpang, tidak ashalah, sementara dia tidak tarbiyah dan tidak halaqah. 4. Disiplin dengan baramij halaqah.
  • 19. 5. Memprioritaskan aspek tarbiyah amaliyah, harakiyah. 6. Menggunakan sarana tarbawi selain halaqah yang efektif. 7. Melakukan evaluasi tarbawi secara berkala 8. Evaluasi tarbawi berbasis kinerja dan kontribusi kader pada pemenangan pemilu. Artinya kita harus modifikasi form mutaba’ah. Yang simpel yang singkat, yang berdampak langsung pada pemenangan pemilu. Form yang dibikin BPK bukan wahyu. Silahkan lakukan modifikasi sesuai kebutuhan lapangan.