Dokumen tersebut membahas tentang sanitasi tempat umum. Tempat umum memiliki potensi penularan penyakit dan pencemaran lingkungan. Pengawasan sanitasi tempat umum dilakukan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Tempat umum yang diawasi sanitasinya misalnya pasar, hotel, dan fasilitas umum lainnya.
Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) – Pel...Joy Irman
Pelatihan Pemantauan dan Evaluasi (Monev) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Pemantauan, (B) Evaluasi (C) Pelaporan dan Indikator Kinerja. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) - Pem...Joy Irman
Pelatihan Pemantauan dan Evaluasi (Monev) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Pemantauan, (B) Evaluasi (C) Pelaporan dan Indikator Kinerja. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) – Pel...Joy Irman
Pelatihan Pemantauan dan Evaluasi (Monev) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Pemantauan, (B) Evaluasi (C) Pelaporan dan Indikator Kinerja. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) - Pem...Joy Irman
Pelatihan Pemantauan dan Evaluasi (Monev) Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Pemantauan, (B) Evaluasi (C) Pelaporan dan Indikator Kinerja. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Evaluasi kinerja lingkungan merupakan operasi yang penting, baik untuk otoritas pengawas pelindungan lingkungan dan pemilik atau penghuni lahan dimana kegiatannya akurat, yang memiliki dampak potensi terhadap lingkungan.
Ada berbagai tingkat evaluasi kinerja lingkungan untuk setiap aktivitas yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan.
Kinerja dapat dilihat sebagai fungsi untuk kapasitas melakukan, kesempatan untuk melakukan, dan kemauan untuk melakukan. Perlu dicatat bahwa tidak ada kombinasi kapasitas dan peluang dapat menghasilkan kinerja yang tinggi tanpa adanya beberapa tingkat motivasi atau keinginan untuk bertindak.Pengukuran kinerja lingkungan adalah bagian penting dari sistem manajemen lingkungan. Ini merupakan ukuran hasil dan sumbangan yang dapat diberikan sistem manajemen lingkungan pada perusahaan secara riil dan kongkrit Evaluasi kinerja lingkungan adalah hal yang penting, baik untuk otoritas perlindungan lingkungan dan pemilik atau penghuni tanah dimana kegiatan dilakukan, yang memiliki potensi dampak terhadap lingkungan. Ada berbagai tingkat evaluasi kinerja lingkungan untuk kegiatan dengan potensi dampak lingkungan.
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Studi EHRA (Environmenta...Joy Irman
Modul Pelatihan Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) terdiri atas beberapa Sub-Modul, yaitu Pengantar Perencanaan, Proses Perencanaan, Pengumpulan Data, Studi EHRA (Environment Health Risk Assessment), Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), Tata Cara Survei, Perumusan Kebijakan dan Strategi Sanitasi, Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Perencanaan SPAL-Terpusat (SPAL-T), Tahapan Pelaksanaan, dan Konsultasi Publik & Legalisasi Rencana.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Evaluasi kinerja lingkungan merupakan operasi yang penting, baik untuk otoritas pengawas pelindungan lingkungan dan pemilik atau penghuni lahan dimana kegiatannya akurat, yang memiliki dampak potensi terhadap lingkungan.
Ada berbagai tingkat evaluasi kinerja lingkungan untuk setiap aktivitas yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan.
Kinerja dapat dilihat sebagai fungsi untuk kapasitas melakukan, kesempatan untuk melakukan, dan kemauan untuk melakukan. Perlu dicatat bahwa tidak ada kombinasi kapasitas dan peluang dapat menghasilkan kinerja yang tinggi tanpa adanya beberapa tingkat motivasi atau keinginan untuk bertindak.Pengukuran kinerja lingkungan adalah bagian penting dari sistem manajemen lingkungan. Ini merupakan ukuran hasil dan sumbangan yang dapat diberikan sistem manajemen lingkungan pada perusahaan secara riil dan kongkrit Evaluasi kinerja lingkungan adalah hal yang penting, baik untuk otoritas perlindungan lingkungan dan pemilik atau penghuni tanah dimana kegiatan dilakukan, yang memiliki potensi dampak terhadap lingkungan. Ada berbagai tingkat evaluasi kinerja lingkungan untuk kegiatan dengan potensi dampak lingkungan.
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Studi EHRA (Environmenta...Joy Irman
Modul Pelatihan Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) terdiri atas beberapa Sub-Modul, yaitu Pengantar Perencanaan, Proses Perencanaan, Pengumpulan Data, Studi EHRA (Environment Health Risk Assessment), Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), Tata Cara Survei, Perumusan Kebijakan dan Strategi Sanitasi, Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Perencanaan SPAL-Terpusat (SPAL-T), Tahapan Pelaksanaan, dan Konsultasi Publik & Legalisasi Rencana.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
2. Pendahuluan
• Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai
tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran
lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya.
• Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap
tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi
kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan
penyakit dan gangguan kesehatan lainnya
• Pelaksanaan dan pengawasan sanitasi tempat-tempat
umum dilakukan secara berkala dan menjadi tanggung
jawab wilayah kerja Puskesmas setempat.
3. Tujuan Pengawasan Tempat-tempat
Umum
• Untuk memantau sanitasi tempat-tempat
umum secara berkala
• Untuk membina dan meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam menciptakan lingkungan
yang bersih dan sehat dutempat-tempat
umum
• Mencegah timbulnya berbagai macam
penyakit menular dan penyakit akibat kerja
4. Kriteria yang digolongkan sebagai
tempat-tempat umum
• Tempat tersebut diperuntukkan bagi masyarakat
umum bukan masyarakat khusus
• Ada tempat dan kegiatan permanen
• Di dalam tempat tersebut dilakukan kegiatan atau
aktivitas yg dapat menimbulkan terjadinya
penularan penyakit, penyakit akibat kerja, dan
kecelakaan
• Di dalam tempat tersebut terdapat fasilitas atau
perlengkapan yg dapat menimbulkan penyakit
atau kecelakaan
7. A. Identifikasi Masalah
• Dilaksanakan melalui orientasi keadaan sanitasi secara garis besar
• Mencari permasalahan umum STTU(Preliminary survey)
• Melakukan peninjauan lapangan dari bagian luar (external area),
kemudian pada bagian dalam (internal area)
• Peninjauan dilakukan selurus wilayah TTU dan menitik beratkan
pada lokasi umum(Public Area)
• Tahapan identifikasi:
– Datang ke lokasi
– Meninjau dan melihat keadaan umum sanitasi
– Mengetahui secara garis besar keadaan sanitasi
– Sensus masalah umum yang didapatkan
– Dicatat untuk dibuat sheet sanitasi(form), yang akan dipakai dalam
melakukan survey nantinya
8. B. Langkah Pemeriksaan STTU
1. Persiapan pemeriksaan:
• Mengadakan peninjauan lokasi
– Membagi wilayah TTU yg diperiksa menjadi unit-unit wilayah yang lbh
kecil
– Melihat dan mencatat keadaan semua fasilitas sanitasi yg tersedia
masing-masing wilayah tsb
• Mencari dan menentukan pokok-pokok sanitasi(Sanitary Iterms)
– Item sanitasi adalah semua fasilitas yg terdapat dalam unit atau sub-
unit wilayah TTU yg mempunyai nilai sanitasi(Fasility of Sanitary
Importance)
– Fasilitas yg mempunyai nilai sanitasi adalah fasilitas yg dapat dinilia 2
segi(Segi kebersihan/Cleanlines, Segi persyaratan/ sanitary code)
• Membuat sheet sanitasi untuk pemeriksaan
– Pengumpulan data, item sanitasi diunit atau sub unit wilayah TTU.
Jumlah item kadang tidak sama bergantung(besar kecilnya TTU, Titik
berat kegiatannya, metode kerja yg dilakukan, Modernisasi fasilitasnya,
Sifat dan kebiasaan konsumen memanfaatkan)
– Menyusun formulir pemeriksaan sanitasi
9. - Menyusun formulir pemeriksaan sanitasi:
Jenis tempat dan usaha yg diperiksa
Unit-unit teritorialnya, termasuk sub unitnya
Jangka waktu dan jumlah pemeriksaannya
Adanya kolom untuk penilian Kebersihan(K) dan Persyaratan (P)
Jumlah item yg diperiksa
Keadaan % Kebersihan
Keadaan % Persyaratan
Tangggal persyaratan
Pemeriksaan
Dalam Pengisian formulir pemeriksaan akan didapatkan tanda Negatif(-) dan tanda
Positif(+), berarti
» (-) baik untuk K maupun P = tidak ada masalah
» (+) baik untuk K maupun P = ada masalah, berarti juga fasilitas/keadaan itu perlu
diadakan perbaikan
10. Contoh: "Formulir pemeriksaan"
FORMULIR PEMERIKSAAN SANITASI TTU
Jenis TTU : .............................
Unit/ Sub-unit: ......................
Hari/Tanggal : .......................
Pemeriksa : .......................
No Items
Penilaian Bulan : ....
Ket
Pemeriks ke I Pemeriks ke II Pemeriks ke III
K P K P K P
1 Kamar standar:
ventilasi
pencahayaan
lantai
dinding
tempat sampah
2 Kamar mandi:
persediaan air
WC
tempat sampah
handuk
3 Dan lain - lain
Jumlah items : ............................
Jumlah % K (-) : ...........................
Jumlah % P(-) : ............................
Kesimpulan/catatan :...................
Pemeriksa
...........................
11. 2. Pelaksanaan pemeriksaan
– Ada 2 tindakan yg dilakukan:
• Evaluasi/penilaian
• Saran perbaikan (order for imporvement=OFI)
• Pelaksanaan Evaluasi/penilaian
Yaitu pengujian sesuatu dengan menggunakan alat ukur atau standar
ukuran sesuai dengan standar yg berlaku atau dipersyaratkan
• Objek penilaiannya:
1. Kebersihan;mempunyai sifat relatif subyektif tergantung dari
kepekaan masing-masing penilai
2. Persyaratan;mempunyai sifat objektif berdasarkan pada persyaratan
atau standar yg berlaku, sedang kepekaannya tergantung dari
kepekaan alat ukurnya
• Sistem Penilaiannya
– Ada 2 sistem penilaian yg dilakukan:
• Membandingkan dengan keadaan riil sesuai kenyataan dg standar yg berlaku
• Membandingkan hasil pengukuran yg menggunakan alt ukur dg standar
tertentu
12. • Cara menilai:
1. Bentuk nilai % atau angka (kuantitatif)
Misal: meja kotor kotornya meja = 70% atau 2, kebersihannya = 30% atau 1
2. Bentuk ada/ tidaknya masalah(kualitatif), menggunakan tanda (+)
dan (-)
(+)= ada masalah
(-)= tidak ada masalah
Misal:
- piring kotor = kebersihan (K),
- piring retak = persyaratan (P),
- piring bersih tapi retak = K (-) dan P (+)
13. Maksud dan tujuan pemeriksaan:
1. Mendeteksi masalah yg ditemukan untuk segera
dilakukan tindakan perbaikan
2. Mengetahui kemajuan dan kemunduran suatu usaha
selama periode waktu tertentu
3. Mengetahui apakah hasil usaha yg diperoleh lebih
efektif dan efisien
Hasil penilaian
1. Hitung jumlah item yg diperiksa
2. Hitung jumlah K(-) yg didapat
3. Hitung jumlah P(-) yg didapat
15. Ada 2 metode melakukan saran-saran perbaikan:
1. Langsung, disampaikan secara lisan dan memberikan
alasan mengapa diperbaiki dan bagaimana cara
memperbaikinya
2. Tidak langsung, jalan memberikan secara tertulis
berupa order for improvement(OFI), berisikan:
Apakah yg harus diperbaiki (what)
Dimana tempanya(where)
Apakah masalahnya(why)
Kapan sudah harus diselesaikan waktunya (when)
Bagaimana cara memperbaikinya(how)
16. C. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Sanitasi (follow up)
• Adalah pemeriksaan yg dilakukan sebagai tindak lanjut
dari hasil pemeriksaan Sanitasi yg terdahulu.
• Maksud dan tujuan follow up:
1. Mengadakan penilaian secara terus menerus dari keadaan
sanitasi
2. Mencari data yg paling mutakhir guna menentukan perlu
tidaknya segera dilakukan tindakan-tindakan perbaikan dari
keadaan yg mengakibatkan kemunduran
3. Memperoleh data pembanding dari keadaan sanitasi pada
waktu sekarang dengan keadaan sanitasi waktu sebelumnya
4. Memperoleh gambaran keadaan STTU sepanjang tahun secara
terus – menerus
5. Memperoleh data untuk kepentingan penelitian dan
pengembangan
19. Cara Mengadakan Pengawasan
Tindak Lanjut
• Ada 2 macam cara:
1. Berdasarkan waktu
– Incidental follow up inspection
– Routine follow up inspection
2. Berdasarkan materi
– General follow up inspection
– Special follow up inspection
20. • Manfaat pemeriksaan tindak lanjut
1. Masalah yg timbul segera diketahui dan
diperbaiki
2. Masalah yg timbul segera diketahui dan dicarikan
jalan pemecahannya
3. Kerusakan kecil segera diketahui dan diatasi,
sehingga tidak menjadi masalah yg lebih besar
dan dapat dicegah adanya pemborosan
21. D. Sistem Penilaian dan Analisis
Permasalahan
• Permasalahan akibat pemeriksaan sanitasi
dan pemeriksaan tindak lanjut perlu
dipertimbangkan perihal:
1. Adanya klasifikasi permasalahan apabila
termasuk kesalahan yg menyangkut
2. Adanya penentuan prioritas yg perlu
diperbaiki terlebih dahulu disesuaikan
dengan kemampuan
22. E. Sistem Pencatatan dan Pelaporan
• Baik follow up inspection maupun sanitary
inspection adalah suatu tindakan dalam
control system
• Perihal objek pengawasan dapat berupa:
1. Terhadap lingkungannya, terutama kebersihan
dan persyaratan
2. Terhadap manusianya, tentang unsur
manusianya sendiri dan hasil kerja, cara
melakukan pekerjaan tersebut
23. “ SANITASI PASAR ”
• Hal yg harus diperhatikan dalam sanitasi pasar:
a. Letak
• luas; terbuka; jangan terlalu dekat perumahan,
sampah,genangan air
b. Gedung
• Umum
– Disusun sedemikian rupa untuk memudahkan pembeli
• Khusus
– Konstruksi ruangan bagian penjualan daging dan ikan, dll
c. Fasilitas
d. Tempat penjualan
24. “ SANITASI HOTEL ”
• Adalah usaha pencegahan timbulnya berbagai
macam penyakit diantara karyawan maupun
tamu hotel sebagai akibat dari tidak
diperhatikannya faktor-faktor lingkungan hotel
yg mengganggu
• Sanitasi hotel menyangkut 2 aspek
pembahasan
– Berhubungan dengan perumahan disekeliling
– Berhubungan dengan makanan dan minuman
25. • Untuk fasilitas sanitasi hotel, persyaratan
kesehatan yg harus dipenuhi:
– Kualitas air
– Kuantitas air
– Pembuangan air limbah
– Toilet untuk umum
– Kamar mandi dan jamban untuk tamu menginap
– Pengelolaan tempat sampah
– Peralatan pencegah masuknya serangga dan tikus
26. • Adapun persyaratan yg harus dipenuhi
berkaitan dengan karyawan
1. Pakaian kerja yg bersih dan utuh
2. Memiliki surat keterangan sehat dari dokter yg
masih berlaku
3. Memiliki persyaratan kursus penyehatan
makanan bagi petugas pengelola makanan
4. Telah menjalani pemeriksaan rectal swab bagi
penajamh makanan