Dalam dokumen tersebut, Kepala Sekolah Ibu Suti menyelesaikan pertengkaran antara dua siswa, Dino dan Anto, dengan pendekatan restitusi. Ibu Suti membantu Dino mengakui kesalahannya dan memperbaiki kerusakan yang ditimbulkannya dengan belajar menjahit untuk mengganti kancing kemeja Anto yang copot. Pendekatan ini membantu kedua siswa berdamai dan belajar dari kesalahan masing-masing.
1. Guru menggunakan pendekatan restitusi untuk menyelesaikan masalah antara murid dengan guru pengganti. Langkah-langkahnya meliputi validasi tindakan salah, menstabilkan identitas, dan menanyakan kaidah keyakinan kelas.
2. Murid mengusulkan diskusi kelompok dan mengirim email kepada guru untuk meminta maaf serta menjamin tidak mengulangi kesalahan.
3. Kepala sekolah mengapresiasi langkah
Dalam dokumen tersebut, Kepala Sekolah Ibu Suti menyelesaikan pertengkaran antara dua siswa, Dino dan Anto, dengan pendekatan restitusi. Ibu Suti membantu Dino mengakui kesalahannya dan memperbaiki kerusakan yang ditimbulkannya dengan belajar menjahit untuk mengganti kancing kemeja Anto yang copot. Pendekatan ini membantu kedua siswa berdamai dan belajar dari kesalahan masing-masing.
1. Guru menggunakan pendekatan restitusi untuk menyelesaikan masalah antara murid dengan guru pengganti. Langkah-langkahnya meliputi validasi tindakan salah, menstabilkan identitas, dan menanyakan kaidah keyakinan kelas.
2. Murid mengusulkan diskusi kelompok dan mengirim email kepada guru untuk meminta maaf serta menjamin tidak mengulangi kesalahan.
3. Kepala sekolah mengapresiasi langkah
Dokumen tersebut membahas empat kasus yang terjadi di sekolah yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Keempat kasus tersebut dianalisis untuk mengetahui posisi kontrol guru, kebutuhan siswa, dan nilai-nilai kebajikan apa yang ingin dituju. Analisis dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait setiap kasus.
Ibu Suti berupaya menenangkan Dino dan Anto setelah terlibat pertengkaran. Ibu Suti menanyakan tentang keyakinan sekolah dan meminta Dino memperbaiki kesalahannya dengan belajar menjahit untuk memperbaiki kancing baju Anto yang rusak.
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kelompok 2-1.pdfIwanHartaji2
Ibu Suti mengambil posisi manajer dalam menangani kasus pertengkaran antara Dino dan Anto. Ia menenangkan Dino, menanyakan keyakinan sekolah, dan meminta Dino memperbaiki kesalahannya dengan belajar menjahit untuk memperbaiki kemeja Anto. Hal ini membuat kedua siswa kembali berbaikan.
1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Presentasi dan Diskusi.pptxAriIrawanPratama1
Kasus ini membahas tentang dua murid bernama Fifi dan Natali yang bersikap tidak menghormati terhadap guru pengganti mereka, Ibu Eni. Ibu Santi selaku guru yang menggantikan Ibu Santi yang sakit berusaha untuk membangun hubungan yang baik dengan Fifi dan Natali serta mendorong mereka untuk memperbaiki perilaku, antara lain dengan mengadakan diskusi kelompok dan berkomunikasi dengan Ibu Eni.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari beberapa kasus yang menggambarkan berbagai posisi kontrol guru dalam menangani masalah siswa, meliputi sebagai pembuat rasa bersalah, pemantau, penghukum, serta manajer. Setiap kasus dijelaskan langkah restitusi yang ditempuh guru beserta analisis peran guru yang seharusnya diambil.
Dokumen tersebut membahas kasus-kasus yang terjadi di sekolah yang melibatkan guru, siswa, dan kepala sekolah. Kasus-kasus tersebut mencakup perilaku siswa yang kurang menghormati guru, datang terlambat ke sekolah, dan bertengkar dengan teman. Dokumen ini menjelaskan bagaimana guru dan kepala sekolah menangani setiap kasus dengan mengambil berbagai posisi kontrol seperti manajer, pemantau, atau
Kasus 4 menceritakan tentang perkelahian antara Anto dan Dino di sekolah. Kepala Sekolah Ibu Suti mengambil posisi sebagai manajer dengan menenangkan kedua siswa, meminta Dino memperbaiki kesalahannya dengan menjahitkan kembali kancing kemeja Anto yang terlepas, serta membantu Dino belajar menjahit. Pendekatan restoratif Ibu Suti berhasil memperbaiki hubungan Anto dan Dino.
R Kolaborasi Modul 1.4 A6_Sesi 1_09.00.pptxkhoirulfuad6
As we all know, cars create pollution, and cause a lot of road deaths and other accidents.
Firstly, cars, as we all know, contribute to most of the pollution in the world.Cars emit a deadly gas that causes illnesses such as bronchitis, lung cancer, and ‘triggers’ off asthma. Some of these illnesses are so bad that people can die from them.
Secondly, the city is very busy. Pedestrians wander everywhere and cars commonly hit pedestrians in the city, which causes them to die. Cars today are our roads biggest killers.
Thirdly, cars are very noisy. If you live in the city, you may find it hard to sleep at night, or concentrate on your homework, and especially talk to someone.
In conclusion, cars should be banned from the city for the reasons listed.
Learning from Television
Traditionally, educators have perceived television as not particularly beneficial to literacy development. Concerns were fueled by findings suggesting that with the introduction of television people spend less time reading books and reading scores decline. As our society is striving to make adjustments to the decline in literacy skills, new ways of learning and teaching are being explored, educators are becoming interested in exploring the educational potential of television. Therefore, the interest in television as an educational medium has increased for several reasons.
First, existing educational television programs that were developed to enhance the literacy development of both children and adults have been quite successful in achieving their intended outcomes. This has been reported in several researches dealing with such things such as television supported distance learning programs from the Open University in Great Britain.
Second, because television is a very accessible medium, it has the potential to reach learners that have not been able to participate in traditional adult literacy programs. Television is accessible both in terms of its technology and in terms of its content. By
1985, 99% of all US households had a least one television set. Moreover, viewers are intimately familiar with the content of television and tend to associate it with pleasurable experience because of its power to entertain
Finally, the development of new visual technologies makes it possible to provide users with more control and interactivity and thus to adapt televised instruction to the needs of a variety of learners and learning styles.
To conclude, many teachers in UK are recently becoming aware to benefit the potential of television programs to support the teaching processes.
Learning from Television
Traditionally, educators have perceived television as not particularly beneficial to literacy development. Concerns were fueled by findings suggesting that with the introduction of television people spend less time reading books and reading scores decline. As our society is striving to make adjustments to the decline in literacy skills, new ways of learning and teaching are being explored, edu
Dalam kasus ini, Ibu Dani menghadapi kesulitan mengajar Fajar yang sering acuh tak acuh dan tidak memperhatikan pelajaran. Ibu Dani mencoba mengontrol Fajar dengan menyuruhnya maju ke depan dan menjawab soal, namun Fajar tetap tidak bisa menjawab. Ibu Dani mengungkapkan kekecewaannya karena usahanya mengajar Fajar. Kebutuhan dasar Fajar mungkin kebebasan dan kesenangan. J
Dokumen tersebut membahas empat kasus yang terjadi di sekolah yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Keempat kasus tersebut dianalisis untuk mengetahui posisi kontrol guru, kebutuhan siswa, dan nilai-nilai kebajikan apa yang ingin dituju. Analisis dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait setiap kasus.
Ibu Suti berupaya menenangkan Dino dan Anto setelah terlibat pertengkaran. Ibu Suti menanyakan tentang keyakinan sekolah dan meminta Dino memperbaiki kesalahannya dengan belajar menjahit untuk memperbaiki kancing baju Anto yang rusak.
Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kelompok 2-1.pdfIwanHartaji2
Ibu Suti mengambil posisi manajer dalam menangani kasus pertengkaran antara Dino dan Anto. Ia menenangkan Dino, menanyakan keyakinan sekolah, dan meminta Dino memperbaiki kesalahannya dengan belajar menjahit untuk memperbaiki kemeja Anto. Hal ini membuat kedua siswa kembali berbaikan.
1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Presentasi dan Diskusi.pptxAriIrawanPratama1
Kasus ini membahas tentang dua murid bernama Fifi dan Natali yang bersikap tidak menghormati terhadap guru pengganti mereka, Ibu Eni. Ibu Santi selaku guru yang menggantikan Ibu Santi yang sakit berusaha untuk membangun hubungan yang baik dengan Fifi dan Natali serta mendorong mereka untuk memperbaiki perilaku, antara lain dengan mengadakan diskusi kelompok dan berkomunikasi dengan Ibu Eni.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari beberapa kasus yang menggambarkan berbagai posisi kontrol guru dalam menangani masalah siswa, meliputi sebagai pembuat rasa bersalah, pemantau, penghukum, serta manajer. Setiap kasus dijelaskan langkah restitusi yang ditempuh guru beserta analisis peran guru yang seharusnya diambil.
Dokumen tersebut membahas kasus-kasus yang terjadi di sekolah yang melibatkan guru, siswa, dan kepala sekolah. Kasus-kasus tersebut mencakup perilaku siswa yang kurang menghormati guru, datang terlambat ke sekolah, dan bertengkar dengan teman. Dokumen ini menjelaskan bagaimana guru dan kepala sekolah menangani setiap kasus dengan mengambil berbagai posisi kontrol seperti manajer, pemantau, atau
Kasus 4 menceritakan tentang perkelahian antara Anto dan Dino di sekolah. Kepala Sekolah Ibu Suti mengambil posisi sebagai manajer dengan menenangkan kedua siswa, meminta Dino memperbaiki kesalahannya dengan menjahitkan kembali kancing kemeja Anto yang terlepas, serta membantu Dino belajar menjahit. Pendekatan restoratif Ibu Suti berhasil memperbaiki hubungan Anto dan Dino.
R Kolaborasi Modul 1.4 A6_Sesi 1_09.00.pptxkhoirulfuad6
As we all know, cars create pollution, and cause a lot of road deaths and other accidents.
Firstly, cars, as we all know, contribute to most of the pollution in the world.Cars emit a deadly gas that causes illnesses such as bronchitis, lung cancer, and ‘triggers’ off asthma. Some of these illnesses are so bad that people can die from them.
Secondly, the city is very busy. Pedestrians wander everywhere and cars commonly hit pedestrians in the city, which causes them to die. Cars today are our roads biggest killers.
Thirdly, cars are very noisy. If you live in the city, you may find it hard to sleep at night, or concentrate on your homework, and especially talk to someone.
In conclusion, cars should be banned from the city for the reasons listed.
Learning from Television
Traditionally, educators have perceived television as not particularly beneficial to literacy development. Concerns were fueled by findings suggesting that with the introduction of television people spend less time reading books and reading scores decline. As our society is striving to make adjustments to the decline in literacy skills, new ways of learning and teaching are being explored, educators are becoming interested in exploring the educational potential of television. Therefore, the interest in television as an educational medium has increased for several reasons.
First, existing educational television programs that were developed to enhance the literacy development of both children and adults have been quite successful in achieving their intended outcomes. This has been reported in several researches dealing with such things such as television supported distance learning programs from the Open University in Great Britain.
Second, because television is a very accessible medium, it has the potential to reach learners that have not been able to participate in traditional adult literacy programs. Television is accessible both in terms of its technology and in terms of its content. By
1985, 99% of all US households had a least one television set. Moreover, viewers are intimately familiar with the content of television and tend to associate it with pleasurable experience because of its power to entertain
Finally, the development of new visual technologies makes it possible to provide users with more control and interactivity and thus to adapt televised instruction to the needs of a variety of learners and learning styles.
To conclude, many teachers in UK are recently becoming aware to benefit the potential of television programs to support the teaching processes.
Learning from Television
Traditionally, educators have perceived television as not particularly beneficial to literacy development. Concerns were fueled by findings suggesting that with the introduction of television people spend less time reading books and reading scores decline. As our society is striving to make adjustments to the decline in literacy skills, new ways of learning and teaching are being explored, edu
Dalam kasus ini, Ibu Dani menghadapi kesulitan mengajar Fajar yang sering acuh tak acuh dan tidak memperhatikan pelajaran. Ibu Dani mencoba mengontrol Fajar dengan menyuruhnya maju ke depan dan menjawab soal, namun Fajar tetap tidak bisa menjawab. Ibu Dani mengungkapkan kekecewaannya karena usahanya mengajar Fajar. Kebutuhan dasar Fajar mungkin kebebasan dan kesenangan. J
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
3. 1.4.a.5.1 Ruang Kolaborasi Modul 1.4 - Presentasi
Kelompok 4
Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. CGP dapat menganalisis kasus-kasus yang
disediakan berdasarkan konsep-konsep inti
dalam
modul Budaya Positif bersama CGP lain
dalam Komunitas Praktisi
2.CGP dapat mempresentasikan hasil analisis
studi kasus berdasarkan konsep-konsep inti
dalam modul
Budaya Positif
4. STUDI
KASUS
Kasus 4
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket,
dan tiba-tiba terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut.
Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik,
menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3 kancingnya
terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka,
dan membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Suti
sebagai kepala sekolah berupaya menenangkan keduanya,
terutama Dino. “Dino sepertinya kamu saat ini sedang marah
sekali.” Mendengar itu, Dino pun mengalir bercerita tentang
kekesalan hatinya. Ibu Suti pun melanjutkan bahwa membuat
kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa
mempertahankan diri adalah hal yang penting. Namun
meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih
efektif, karena saat ini Dino berada di ruang kepala sekolah.
5. Lanjutan Kasus 4 (1)
Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan
sekolah yang disepakati, serta apakah Dino bersedia
memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan
terhadap Anto? Dino pun akhirnya perlahan
mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya
kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino
untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya
perlu kancing saya diperbaiki bu. Ibu saya akan
sangat marah kalau melihat kancing baju saya
sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun
kembali bertanya ke Dino apakah yang akan dia
lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang
terlepas? .
6. Lanjutan Kasus 4 (2)
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak
tahu bu, saya lem kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti
berpikir sebentar dan menanggapi, “Kalau di lem akan
mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana kalau kamu
menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino tampak
ragu-ragu dan menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau
bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan,
“Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino
berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan
menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?”
Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru
Tata Busana”. Dino kembali diam sejenak,
memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
7. Lanjutan Kasus 4 (3)
Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui
dan sepanjang siang itu Dino belajar menjahit
dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali
terlihat kedua anak laki-laki tersebut, Dino dan
Anto pada jam pulang sekolah, mereka sudah
bercengkrama dan bersenda gurau kembali.
8. Dari kasus 4 tersebut kami
telah menyepakati
bahwa
1. Posisi kontrol apa yang telah dipraktikkan
oleh Kepala Sekolah Ibu Suti? Hal-hal apa
saja yang
dilakukannya sehingga Anda
berkesimpulan demikian?
Posisi Kontrol Ibu Suti adalah
sebagai Manager, hal ini terlihat
dari cara ibu Suti menyelesaikan
masalah dengan menggunakan
9. Diane Gossen dalam bukunya
Restitution; Restructuring School
Discipline,
(2001) telah merancang sebuah
tahapan untuk memudahkan para
guru dan orangtua dalam
melakukan proses untuk
menyiapkan anaknya untuk
melakukan restitusi, bernama
segitiga
restitusi/restitution triangle.
10.
11. MENSTABILKAN
IDENTITAS
Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari
orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang
sukses. Anak yang melanggar peraturan karena sedang mencari perhatian
adalah anak yang sedang mengalami kegagalan. Dia mencoba untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan. Kalau kita mengkritik
dia, maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau kita ingin
ia menjadi reflektif, maka kita harus meyakinkan si anak, Ketika seseorang
merasa sedih dan emosional, mereka tidak bisa mengakses bagian otak
yang berfungsi untuk berpikir rasional, seperti yang telah dipelajari modul
1.2 tentang konsep otak 3-in-1 (Triune). Saat itulah ketika kita harus
menstabilkan identitas anak. Sebelum terjadi hal-hal lain yang bisa
memperburuk keadaan, kita sebaiknya membantu anak untuk tenang dan
kembali ke suasana hati dimana proses belajar dan penyelesaian masalah
bisa dilakukan dengan cara mengatakan kalimat-kalimat seperti berikut :
12. MENSTABILKAN
IDENTITAS
Dino sepertinya kamu saat ini sedang marah
sekali. membuat kesalahan adalah hal yang
manusiawi Ibu tidak tertarik mencari siapa yang
salah, tapi Ibu ingin mencari solusi dari
permasalahan ini
Dari pernyataan ibu suti diatas Dino pun mengalir
bercerita tentang kekesalan hatinya dan saat ini dino
emosinya sudah stabil
13. VALIDASI TINDAKAN YANG
SALAH
Menurut Teori Kontrol semua tindakan
manusia, baik atau buruk, pasti
memiliki maksud/tujuan tertentu.
Seorang guru yang memahami teori
kontrol pasti akan mengubah
pandangannya dari teori stimulus
response ke cara berpikir proaktif
yang
mengenali tujuan dari setiap tindakan
14. VALIDASI TINDAKAN YANG
SALAH
1. Mempertahankan diri adalah hal
yang penting. Namun Dino harus
memikirkan cara lain yang
mungkin lebih efektif,
2. “Kamu pasti punya alasan
mengapa
melakukan hal itu
3. Kamu patut bangga pada dirimu
sendiri karena kamu telah
15. MENANYAKAN KEYAKINAN (SEEK THE
BELIEF)
Teori kontrol menyatakan bahwa kita
pada dasarnya termotivasi secara
internal. Ketika identitas sukses telah
tercapai (langkah 1) dan tingkah laku
yang salah telah divalidasi (langkah 2),
maka anak akan siap untuk dihubungkan
dengan nilai-nilai yang dia
percaya,
dan berpindah menjadi orang yang
dia inginkan.
16. MENANYAKAN KEYAKINAN (SEEK THE
BELIEF)
Ibu Suti bertanya tentang keyakinan sekolah
yang disepakati.
Ibu suti : apakah Dino bersedia memperbaiki
kesalahan yang telah dilakukan terhadap
Anto?
Ibu suti : hal apa yang bisa dilakukan Dino
untuk memperbaiki masalah.
Anto : Saya perlu kancing saya diperbaiki
bu. Ibu saya akan sangat marah kalau
melihat kancing baju saya sampai copot 3
kancing begini
17. HAL-HAL YANG DILAKUKAN IBU SUTI DALAM
MENYELESAIKAN KASUS 4 ADALAH:
1.Mempersilahkan murid
mempertanggungjawabkan
perilakunya
2.Mendukung murid agar dapat mencari
solusi untuk mengatasi
permasalahannya.
3.Menanyakan keyakinan sekolah
yang telah disepakati
18. Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino
dikuatkan, bagaimana Anto dikuatkan oleh
Ibu Suti?
Dino sebagai pelaku dan anto sebagai korban
dikuatkan dengan mengaitkan keyakinan sekolah
yang telah disepakati seperti bertanggung jawab
dan menghargai orang lain sehingga dino bisa
menjahit dan anto merasa puas sehingga bisa
menerima dengan ikhlas hal ini terlihat
beberapa saat kemudian keduanya telah saling
bercengkrama dan bersenda gurau seperti tidak
ada masalah sebelumnya.
19. Nilai-nilai kebajikan (keyakinan
sekolah) yang dituju dalam kasus
tersebut adalah :
1.Bertanggung jawab
2.Menghargai orang
lain
3.Ikhlas
4.Pemecahan Masalah
5.Kesabaran
6.Persahabatan