Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya permasalah independensi auditor, dimana independensi merupakan dasar kepercayaan pada profesi akuntan publik. Oleh karena itu, pemerintah sebagai pihak regulasi mengeluarkan peraturan berupa pembatasan pemberian jasa atau adanya rotasi audit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali persepsi mengenai rotasi audit dari akuntan publik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualititif dengan menggunakan metode fenomenologi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa meskipun sudah ada regulasi pembatasan jasa audit akan tetapi tetap saja menimbulkan perilaku tricky dari akuntan dengan alasan ketergantungan ekonomi pada klien. Tetapi disatu sisi, independensi dalam melakukan jasa merupakan sesuatu hal yang penting yang harus dijaga dan dipelihara.
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...Trisnadi Wijaya
Judul: Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integri...Trisnadi Wijaya
Judul: Pengaruh Independensi, Kualitas Audit dan Pergantian Auditor terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Makalah auditing dan profesi akuntan publikUmmah Sadiyah
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan pihak yang indepenen terhadap laporan kuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Manfaat Pemeriksaan Kinerja Terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan Republi...Nico Andrianto
Aspek manfaat sebagai dampak dari pelaksanaan rekomendasi merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kinerja. Tulisan ini menguraikan hasil dari penelitian deskriptif melalui metode survei untuk menilai sejauh mana manfaat hasil pemeriksaan kinerja BPK serta mengetahui pengaruh rekomendasi yang diberikan oleh BPK terhadap entitas yang diaudit (auditee). Survei dilakukan terhadap obyek pemeriksaan kinerja BPK yang berasal dari Kementrian/Lembaga, BUMN/BUMD, RSUD, serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan “entitas lainnya”. Hasil survei
menunjukkan pemeriksaan kinerja BPK bermanfaat untuk meningkatkan kinerja auditee, dimana auditee pemerintah daerah mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan pemerintah pusat. Survei juga menunjukkan, semakin tinggi frekuensi pemeriksaan kinerja, semakin baik kualitas rekomendasi yang diberikan memberikan manfaat yang
lebih besar bagi auditee. 90% responden menyatakan, rekomendasi yang diberikan BPK dapat ditindaklanjuti. Beberapa masukan diberikan oleh auditee terkait upaya yang perlu dilakukan oleh BPK untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan dan kualitas rekomendasi untuk meningkatkan pelaksanaan tindak lanjut oleh auditee.
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...Trisnadi Wijaya
Judul: Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Auditor (Studi Empiris pada Persahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2016)
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...Mercu Buana University
This study aims to determine the effect of human capital and the use of information technology on the competitive advantage of Sharia banking. The study takes an analysis unit of Indonesia Sharia banking. The type of data used is primary data using a questionnaire which sampling used is a stratified random sampling model where respondents in this study consist of leaders and employees in Sharia banking. This research uses desciptive qualitative approach. Data analysis used PLS consisting of Outer Model test (Validity and Reliability) and Inner Model test (coefficient of determination and T test). The results show that human capital has no significant effect and the use of information technology has a significant effect on the sustainable competitive advantage of Sharia Banking.
Asuransi syariah di Indonesia berpotensi untuk tumbuh seiring dengan peningkatan pasar keuangan syariah. Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui bagaimana sikap perilaku masyarakat terhadap eksistensi asuransi syariah. Selain itu melihat apakah ada faktor yang mendukung eksistensi asuransi dan kesadaran masyarakat terhadap asuransi syariah di Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan kajian pustaka atau library research dengan pendekatan deskriptif yang merupakan bagian dari kualitatif. Data yang digunakan berupa tulisan, grafik, gambar dan bukan angka-angka. Hasil penelitian bahwa eksistensi asuransi syariah di Indonesia dapat ditingkatkan apabila memiliki dasar hukum yang khusus yang masih sangat minim untuk mengatur asuransi syariah serta peran agen asuransi syariah sangat diperlukan untuk menjembatani informasi kepada masyarakat tentang produk, sistem, kegunaan, manfaat asuransi syariah.
More Related Content
Similar to ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS
Makalah auditing dan profesi akuntan publikUmmah Sadiyah
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan pihak yang indepenen terhadap laporan kuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Manfaat Pemeriksaan Kinerja Terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan Republi...Nico Andrianto
Aspek manfaat sebagai dampak dari pelaksanaan rekomendasi merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kinerja. Tulisan ini menguraikan hasil dari penelitian deskriptif melalui metode survei untuk menilai sejauh mana manfaat hasil pemeriksaan kinerja BPK serta mengetahui pengaruh rekomendasi yang diberikan oleh BPK terhadap entitas yang diaudit (auditee). Survei dilakukan terhadap obyek pemeriksaan kinerja BPK yang berasal dari Kementrian/Lembaga, BUMN/BUMD, RSUD, serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan “entitas lainnya”. Hasil survei
menunjukkan pemeriksaan kinerja BPK bermanfaat untuk meningkatkan kinerja auditee, dimana auditee pemerintah daerah mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan pemerintah pusat. Survei juga menunjukkan, semakin tinggi frekuensi pemeriksaan kinerja, semakin baik kualitas rekomendasi yang diberikan memberikan manfaat yang
lebih besar bagi auditee. 90% responden menyatakan, rekomendasi yang diberikan BPK dapat ditindaklanjuti. Beberapa masukan diberikan oleh auditee terkait upaya yang perlu dilakukan oleh BPK untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan dan kualitas rekomendasi untuk meningkatkan pelaksanaan tindak lanjut oleh auditee.
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...Trisnadi Wijaya
Judul: Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Auditor (Studi Empiris pada Persahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2016)
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...Mercu Buana University
This study aims to determine the effect of human capital and the use of information technology on the competitive advantage of Sharia banking. The study takes an analysis unit of Indonesia Sharia banking. The type of data used is primary data using a questionnaire which sampling used is a stratified random sampling model where respondents in this study consist of leaders and employees in Sharia banking. This research uses desciptive qualitative approach. Data analysis used PLS consisting of Outer Model test (Validity and Reliability) and Inner Model test (coefficient of determination and T test). The results show that human capital has no significant effect and the use of information technology has a significant effect on the sustainable competitive advantage of Sharia Banking.
Asuransi syariah di Indonesia berpotensi untuk tumbuh seiring dengan peningkatan pasar keuangan syariah. Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui bagaimana sikap perilaku masyarakat terhadap eksistensi asuransi syariah. Selain itu melihat apakah ada faktor yang mendukung eksistensi asuransi dan kesadaran masyarakat terhadap asuransi syariah di Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan kajian pustaka atau library research dengan pendekatan deskriptif yang merupakan bagian dari kualitatif. Data yang digunakan berupa tulisan, grafik, gambar dan bukan angka-angka. Hasil penelitian bahwa eksistensi asuransi syariah di Indonesia dapat ditingkatkan apabila memiliki dasar hukum yang khusus yang masih sangat minim untuk mengatur asuransi syariah serta peran agen asuransi syariah sangat diperlukan untuk menjembatani informasi kepada masyarakat tentang produk, sistem, kegunaan, manfaat asuransi syariah.
Determinants Factors of Stock Price in Oil and Gas Sector (Indonesia Stock Ex...Mercu Buana University
The purpose of this study is to examine the factors that affect the stock prices of oil and gas subsector companies (oil and gas). These factors are Oil Price, Debt to Equity Ratio (DER), and Exchange Rate. The research design used is comparative causal research. Sampling in this research is done by using purposive sampling method technique. The analysis technique used is panel data regression analysis. The result of the study by using f-statistic test shows that the variable of Oil Price, DER and Exchange Rate simultaneously have a significant effect on Stock Price. While the result of the t-statistic test shows that the variable of Oil Price has a significant positive impact, while DER and Exchange Rate have a significant negative effect to a stock price of oil and gas listed in Indonesia Stock Exchange period 2011-2016.
Analisa Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Ass...Mercu Buana University
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari perputaran kas dan perputaran piutang terhadap profitabilitas atau return on asset (ROA). Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling yang berjumlah 20 perusahaan dari perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2012-2017 sehingga total sampel pada penelitian ini berjumlah 120. Metode analisa data yang digunakan adalah menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perputaran Kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan Perputaran Piutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Dengan demikian manajemen perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas (ROA) harus mampu mengelola perputaran kasnya agar likuiditas dari perusahaan dapat terjaga dengan baik. Selain itu walaupun perputaran piutang dalam penelitian ini berpengaruh negati tidak signifikan, akan tetapi manajemen perusahaan juga harus memberikan perhatian agar piutang yang dimiliki perusahaan memiliki kualitas yang baik agar tidak berdampak terhadap menurunnya profit perusahaan.
The Diversity Of Waqf Implementations for Economic Development in Higher Educ...Mercu Buana University
The development of higher education in Malaysia is multiplying based on the increasing numbers of Public Higher Learning Institutions (IPTA) and Private Higher Learning Institutions (IPTS). This increase has encouraged various parties to collaborate to create a solid foundation and strategy to create IPT to become more competitive. However, the funding factor is still one restraint that IPTs must face. To overcome this problem, one example of IPT is taking the initiative by implementing waqf for higher education in limited institutions. Based on this scenario, the present paper was written to achieve two objectives: The first isto examine the precise development of higher education waqf that has been implemented in IPT in Malaysia. Thesecond isto precisely examine the variety of waqf that can be implemented for higher education. This study is an exploration in which the data used were derived from library research. The findings of this study will develop a theory on the diversification of waqf implementations for higher education in Malaysia.
Marketing Strategy for Renewable Energy development In Indonesia Context TodayMercu Buana University
Economic development depends on the availability of energy, especially in supporting the current government’s development priorities to build the infrastructure sector in Indonesia, while the goal of development is to improve the nation’s competitiveness this research aims to investigate the opportunity to reduce fossil energy and switch to renewable energy. One of the efforts to improve long-term national energy security length is through reducing dependence on fossil energy, and the government must take swift action to use renewable energy. The methodology in this research uses internal factor evaluation analysis, external factor evaluation and SWOT matrix. Furthermore, the data used is secondary data in the period 2017–2022 coming from various official sources. The development of renewable energy in the world followed by the technology, more advanced technology used, the cost of investment and renewable energy tariffs will be cheaper, thus will be more competitive with electricity from fossil energy. Currently the installed power generation capacity in Indonesia is 57 gigawatts, of which 86% still use fossil energy and the remaining is renewable energy. Renewable energy in Indonesia becomes a very potent alternative, where the energy source depends on the geographical area and the source of energy it produces. The potential of renewable energy in Indonesia is very big, Indonesia has 40% geothermal potential in the world.
ANALYSIS OF TAXES PAYMENT, AUDIT QUALITY AND FIRM SIZE TO THE TRANSFER PRICIN...Mercu Buana University
This research is aimed to analyze the effect of tax, audit quality and firm size to an indication of transfer pricing in the manufacturing firm that listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2010-2016. Independent variable in this research was tax payment, audit quality and firm size and dependent variable used is transfer pricing policy. This research used secondary data analysis of financial statements or annual reports of firms in Indonesia Stock Exchange. The population of this research is a manufacturing firm in the period 2010-2016. The research using purposive sampling method, the total amount of samples was 133 firms. This research used logistic regression analysis as an analytical method. The results of the analysis in the research showed that tax-effected and significant to an indication of transfer pricing. While auditing quality and firm size not significantly on an indication transfer pricing.
The Islamic Banking, Asset Quality: “Does Financing Segmentation Matters” (I...Mercu Buana University
Bank stability becomes one of the crucial pillars in maintaining economic growth. Therefore, the segmentation strategy is needed because it aims to improve the financial stability of the bank (decrease Non-Performing Loan-NPL / Non-Performing Financing-NPF). This study aims to determine the effect of segmentation on the quality of Islamic banks proxied with NPF. The method used is a quantitative method with multiple regression test and statistical tool Stata version 13. From the results of statistical data, it is known that the retail segment has a more significant influence than the wholesale segment, which is 92.61% and 56.05%. Therefore, sharia banks should have their business priorities in the retail segment, especially business in the microfinance segment by maintaining the quality of financing through selective financing channeling.
Potential Big Bath Accounting Practice in CEO Changes (Study on Manufacturing...Mercu Buana University
This Research aims to compare the earnings management which is big bath accounting model while CEO Changes in Indonesia. This research is using Secondary data which is Financial Statement from the Indonesian Stock Exchange. CEO change is classified either as routine or non-routine based on RUPS (General Shareholders Meeting) and RUPSLB (Extraordinary General Shareholders Meeting) information. The purposive sampling was used in this research by sampling 14 listed company of CEO Change non-routine and 34 listed company of CEO Change routine. These samples are observed from 2004 to 2014. To identify the big bath accounting practice. Although CEO Change non-routine made a high correlation in this study, the study provides there is no difference in earnings management big bath accounting model while CEO Changes between routine and non-routine changes.
The Challenges of Bad Debt Monitoring Practices in Islamic Micro BankingMercu Buana University
The study aims to assess and compare the monitoring procedures in two Bank Syariah Mandiri (BSM) branches located in Cengkareng and Duri Kosambi of West Jakarta city. The research implemented qualitative data analysis tools that consisted in to develop Focus group discussion (FDG) to obtain reliable and depth data related to monitoring practices among loan officers. Meanwhile, interviews were designed to the branch managers of each institution to determine their role in the NPF management. The study results divide into two parts: On the one hand, it highlights the standard monitoring procedures for the Non-performing financing (NPF) in Islamic micro banking and the main differences between conventional and Islamic in NPF management. On the other hand, the second result exposes three main key findings: First one, it confirms the importance of count on proper risk management for Islamic micro banking and harnessing of the sharia principles to maintain the quality of the portfolio. Second, the study reveals a correlation that exists among screening, monitoring, and enforcement, thus how a proper testing and supervision practices may affect in the following steps of the loan cycle. Finally the third one, it shows the impact of real leadership from the head manager in the performance of the institution.
Bad Debt Issues in Islamic Bank: Macro and Micro Influencing (Indonesia Cases)Mercu Buana University
The research aims to test the influence of the variables affecting Non-Performing Financing (NPF) in this case is Financing Debt Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Operational Expense Ratio against Operation Income (BOPO), Exchange Rate, Inflation and Real National Income (PDBR). The data analysis method used in this study is multiple regression. Regression analysis method, in addition to measuring the strength of the relationship between two or more variables, also shows the direction of the relationship between the dependent variable with the independent variable The result of processing obtained from the value of R2 adjusted equal to 0,362 which means variation or behavior of independent variable that is FDR, CAR, BOPO, Kurs, Inflation, and PDRB able to explain variations or the behavior of the dependent variable that is NPF equal to 36,2%. The rest is equal to 63,8% are variations or actions of other independent variables that affect the NPF but are not included in the model.
The purpose of this study is to determine the effect of financial distress, profitability, leverage, liquidity and firm size in going concern audit opinion. This research was conducted at Indonesia Stock Exchange (IDX) by accessing the website www.idx.co.id. The population in this study are all manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) period 2012-2016. The number of manufacturing companies sampled in this research is 78 companies with observation for six years. Under purposive sampling method, the total sample of research is 390 sample. Hypothesis testing in this study using logistic regression analysis. Financial Distress results negatively affect going concern audit opinion; leverage has an adverse effect in going concern audit opinion, while profitability, liquidity, and firm size has no significant impact on going concern audit opinion.
The purpose of this study is to measure the impact of penetration of foreign banks in the Indonesian banking industry. The measured effects are limited to competition and efficiency during the years 2000-2011, during which was a recovery from the economic crisis in Indonesia. Panzar-Rosse measures the competition and Conjectural Variation approaches. The efficiency is measured by the Standard Profit Efficiency approach. By using panel regression method with SUR (Seemingly Unrelated Regression), we found that penetration of foreign banks will increase competition and efficiency of banking in Indonesia, especially to medium and small banks through spillover effect on domestic banking system. The increase in total assets, total loans and the amount of third party funds held by foreign banks in Indonesia will increase competition and efficiency of banks in Indonesia.
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTAN...Mercu Buana University
This research aims to identify and examine the effect of motivation and competence of personnel on the quality of accounting information of BMN in the Ministry of Manpower and Transmigration. The method used is descriptive and associative. Target population studied is Unit in the Ministry of Manpower and Transmigration. Sampling technique used is random sampling. Model influence analyzed using SEM analysis (Structural Equation Modeling) with alternative method PLS (Partial Least Square) which aims to examine the relationship and influence between motivation and competence of personnel working on the quality of accounting information of BMN in the Ministry of Manpower and Transmigration. The results of the analysis showed that the work motivation partially positive and significant impact on the quality of accounting information of BMN. Similarly, the competence of personnel that is partially positive and significant impact on the quality of accounting information of BMN. Simultaneously, work motivation and competence of personnel affects the quality of accounting information BMN this means that with good motivation and competent personnel also will produce accounting information BMN quality.
The Urgency of Allignment Islamic Bank to Increasing the Outreach (Indonesia ...Mercu Buana University
The outreach of Islamic Bank is critical to circulate out of maslahah (beneficiaries) to the community (Ummah) and the implementation of Sharia in
totality (Kaffah). Nevertheless, Indonesia as the biggest Muslim in the world should facilitate the Muslim society to access their financial transaction
needs based their Islamic law. The study aims to examine the outreach of Islamic Bank in Indonesia. The methodology in this literature review is
qualitative that support with quantitative data. Three questions research is going to determine in this study are: (i) How the growth of Islamic Banks
from 2008 to 2015? (ii) How many the clients that have sworn out by Islamic Banks? (iii) What is the link between maslahah and the Islamic Bank
growth? We founded the outlet and business performance during 2008-2015 of Islamic Bank in Indonesia still behind from Conventional Bank thus
to improve the backward we need interaction, integration and evolution process from all stakeholders. Due to achieve the increasing of outreach we
also need the role of government in the political will that function to legitimate and enforce the alignment of Islamic Banks (Bank Syariah Mandiri,
BNI Syariah, BTN Syariah and BRI Syariah) became one state own Islamic Bank which objective to create social well-being of the community.
The Challenges of Microfinance Institutions in Empowering Micro and Small Ent...Mercu Buana University
This study aims to examine the challenges of microfinance institutions (MFIs) in empowering micro and small entrepreneur to concern and care not only for the business growth but also the environmental sustainability in their surroundings. Indonesia as developing countries also faces the environmental degradation that contributes by micro and small entrepreneurs. Moreover MFIs have substantial relationships in term to preserve the environment because of the objectives are not only achieve the profit but also balancing with the social (people) and environment (planet) achievement and MFIs clients also micro and small entrepreneur who as the majority contributor of environment degradation in developing countries. The discussion of the paper is determined by three research questions (i) What’s the role of MFIs in preserving the environment? (ii) How the role of corporate governance in MFIs? (iii) How the implementation of corporate governance in MFIs in empowering micro to implementing green activity (Indonesia evidence)? In addition, to ensure the commitment of MFIs should exist corporate governance, which supervise the compliance with Act No.1 2013 related to the sustainability concern from MFIs because until now the impact of the act has not given the significant impact yet because of the importance is not only the existence of regulation but also the consciousness all stakeholders related to comply and implementing of green activity.
In the case of Indonesia regarding capital sources in Islamic Banks, all Islamic Banks are subsidiaries of Conventional Banks (except Bank Muamalat). Bank Syariah Mandiri which is the only Islamic Bank that meets capital ownership with Business Category Bank Level III (BUKU III) is also a subsidiary of Bank Mandiri (conventional bank). In the same way, conventional banks become essential to meet the capital requirement to improve the business of Islamic Bank. This article aims to determine the role of capital and operating profit for business expansion (financing) in Bank Syariah Mandiri. The method used is the quantitative method by using statistical tool STATA version 13. The result of regression test is known that capital and profit have a significant influence in increasing financing expansion in Islamic Bank. Also, the price of the number of bad debts causes the lack of public confidence in the Islamic bank. The alternative to increasing the capital and public trust is government policies to support Islamic bank become independent.
The focus of this research is to explain whether investors prefer technical or fundamental analysis to analyze their investment options and to analyze factors influencing the selection of that investment analysis method. The research uses questionnaire with 125 participants. Six independent variables used to explain the choice of investment analysis method, namely investor’s education, investor’s experience, information accessibility by the investor, investor's time the horizon, trading activity frequency, and investor’s perception toward the disclosure done by the corporation. The result showed that Indonesian investors prefer technical analysis. The influencing factors that significantly the selection of analysis method are investor’s experience and investor’s time horizon.
The market share of Islamic banking in Indonesia has continually decreased from 4.89% in 2013 to 4.85% in 2014 and 4.83% in 2015. As a result, the idea to establish a single state owned Islamic Bank occurs. This conceptual paper aims to contribute the maslahah framework regarding the future of Islamic banks in Indonesia.
Women entrepreneurs have a positive contribution to the household economy in particular and the sustainable economic development in general. Nevertheless, there are limitations in mobility for women entrepreneurs, especially in Muslim countries to conduct their business activities outside the home, which was due to concern, to take care of their children, and the values or customs, which is embraced by the local community, so that limited mobility of women entrepreneurs, not because of the Islamic religiosity. Therefore, is requires form of technology solutions for women entrepreneurs, which can reduce, the limitations.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS
1. See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/327652458
ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS
Conference Paper · August 2018
CITATIONS
0
READS
77
1 author:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Islamic Bank Guidance View project
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA View project
Lucky Nugroho
Universitas Mercu Buana
41 PUBLICATIONS 74 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Lucky Nugroho on 14 September 2018.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
2. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
165
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya permasalah independensi auditor, dimana independensi
merupakan dasar kepercayaan pada profesi akuntan publik. Oleh karena itu, pemerintah sebagai pihak
regulasi mengeluarkan peraturan berupa pembatasan pemberian jasa atau adanya rotasi audit. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menggali persepsi mengenai rotasi audit dari akuntan publik. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kualititif dengan menggunakan metode fenomenologi. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa meskipun sudah ada regulasi pembatasan jasa audit akan tetapi tetap saja menimbulkan
perilaku tricky dari akuntan dengan alasan ketergantungan ekonomi pada klien. Tetapi disatu sisi,
independensi dalam melakukan jasa merupakan sesuatu hal yang penting yang harus dijaga dan dipelihara.
Kata kunci: Rotasi Audit, fenomenologi, akuntan public
ABSTRACT
This research is based on the existence of auditor independence problem, where independence is the basis
of openness to public accountant profession. Therefore, the government as a party involved in the audit. The
purpose of this study is to explore the audit perception of public accountants. This research is a type of
qualitative research using phenomenology method. The results of this study found that there are audit
provisions that will allow to perform the tasks of the accountant on the grounds of economic dependence on
the client. But on the one hand, independence in doing services becomes an important thing that must be
maintained and maintained.
Keyword : Audit Tenure, phenomenology, public accountant
PENDAHULUAN
Independensi auditor merupakan
dasar kepercayaan masyarakat pada profesi
akuntan publik dan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam menilai
jasa yang mereka berikan. Secara khusus
literatur akuntansi memberikan bukti bahwa
auditor rentan terhadap tekanan pengaruh
sosial yang tidak tepat dari superior (atasan)
dan rekan kerja dalam perusahaan sehingga
diduga semakin panjang jangka waktu audit
(hubungan auditor-klien yang lama), maka
auditor semakin sering untuk
mengkompromikan pilihan akuntansi dan
pelaporan klien dalam rangka bisnisnya,
yang akhirnya dapat menurunkan kualitas
laporan keuangan yang diauditnya (Lord &
DeZoort, 2001). Lebih lanjut, menurut
International Federation Of Accountants
(IFAC) melalui dokumen Rebuilding Public
Confidence in Financial Reporting (2003),
yangmenyatakan bahwa berlebihnya
keakraban antara auditor dengan klien
adalah suatu ancaman bagi independensi
auditor, oleh karena itu regulator
mengusulkan bahwa rotasi wajib merupakan
mekanisme yang diharapkan dapat menjaga
independensi auditor.
Pemerintah Republik Indoensia
mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 423/KMK.06/2002 yang diubah
dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK)
No.359/KMK.06/2003 dan disempurnakan
dengan Peraturan Menteri Keuangan
No.17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan
publik. Peraturan ini menyatakan bahwa
penyediaan jasa audit umum atas laporan
keuangan suatu entitas yang dibuat oleh
ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS
Erik Nugraha1, Lucky Nugroho2, Rima Dwijayanty3
Universitas Sangga Buana YPKP 1,3, Universitas Mercubuana Jakarta 2
Email : erik.nugraha23@gmail.com
3. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
166
perusahaan audit (KAP) maksimal enam
tahun berturut-turut, dan oleh akuntan publik
maksimal tiga tahun berturut-turut.Namun
pada tahun 2015, pemerintah mengeluarkan
peraturan baru yang mengatur pergantian
auditor, yaitu PP No. 20/2015 tentang Praktik
Akuntan Publik. Dalam PP No. 20/2015
pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa KAP
tidak lagi dibatasi dalam melakukan audit
atas suatu perusahaan. Pembatasan hanya
berlaku bagi AP, yaitu selama 5 tahun buku
berturut-turut. Setelah memberikan jasa
audit atas informasi keuangan historis
terhadap suatu perusahaan selama 5 tahun
buku berturut-turut AP diwajibkan
melakukan cooling-off selama 2 (dua) tahun
berturut-turut. Setelah periode cooling-
off selesai, maka AP dapat kembali
memberikan jasa audit pada perusahaan
tersebut. Perusahaan yang dimaksud dalam
PP No. 20/2015 adalah industri di sektor
pasar modal, bank umum, dana pensiun
perusahaan asuransi/reasuransi, atau
BUMN, sebagaimana dijelaskan pada pasal
11 ayat (2).
Untuk memperketat pengawasan
terhadap AP yang melakukan audit terhadap
perusahaan penyelenggara jasa keuangan,
OJK mengeluarkan POJK Nomor 13 Tahun
2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam
Kegiatan Jasa Keuangan. Dalam peraturan
tersebut, diatur bahwa institusi jasa
keuangan wajib membatasi penggunaan
jasa penggunaan jasa audit dari AP paling
lama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Sedangkan pembatasan penggunaan jasa
dari KAP tergantung pada hasil evaluasi
Komite Audit. Selain itu, institusi jasa
keuangan harus menggunakan akuntan
publik dan kantor akuntan publik (KAP) yang
terdaftar di OJK.
Peraturan tersebut muncul karena
kekhawatiran bahwa masa perikatan audit
yang tidak dibatasi memiliki dampak negatif
terhadap independensi auditor. Meskipun
secara hukum telah diatur mengenai masa
perikatan antara auditor dengan klien secara
jelas, akan tetapi menurut Junaidi et al
(2013) fenomena rotasi semu terjadi di
Indonesia. Rotasi semu menunjukkan suatu
kondisi yang secara formal berdasarkan
peraturan pemerintah, telah terjadi rotasi
auditor atau pergantian auditor yang
menyebabkan hubungan KAP dengan klien
terputus, padahal secara esensial hubungan
KAP dengan kliennya masih tetap
berlangsung. Dalam praktiknya adanya
peraturan pembatasan pemberian jasa
asurans pada klien tersebut menimbulkan
perilaku tricky dari partner untuk saling
bertukar bendera. Oleh karena itu rotasi
yang terjadi seakan hanya untuk
menggugurkan kewajiban karena adanya
pembatasan pemberian jasa asurans kepada
klien, dan bukan karena untuk
mempertahankan atau dapat meningkatkan
kualitas jasa yang diberikan.
Penerapan kewajiban pergantian
auditor ini di Indonesia juga telah memotivasi
dilakukannya penelitian yang berfokus pada
isu pergantian auditor maupun KAP
berdasarkan data di Indonesia, misalnya
penelitian Khanifah & Atiq Amjadallah
(2010), Siregar, dkk (2011) dan Novianti et
al. (2012). Khanifah & Atiq Amjadallah
(2010) meneliti tentang hubungan rotasi
kantor akuntan publik dengan kualitas laba
yang dilaporkan, hasilnya penelitiannya
menunjukkan lama atau pendeknya rotasi
KAP tidak terbukti dapat menurunkan
independensi auditor akibat adanya
intervensi dari manajemen yang berujung
pada penurunan kualitas laba yang
dilaporkan, akan tetapi penelitian Khanifah &
Atiq Amjadallah (2010) hanya berfokus pada
pergantian KAP saja, tidak melihat dari sisi
pergantian partner. Penelitian Siregar, dkk
(2011) menunjukkan adanya bukti bahwa
jangka waktu audit yang terlalu lama
menurunkan kualitas audit (meningkatkan
besaran manajemen laba), tetapi terdapat
temuan juga bahwa jika dilakukan rotasi
auditor tetap akan menurunkan kualitas
audit. Akan tetapi, hasil penelitian Siregaar,
dkk (2011) bertolak belakang dengan hasil
penelitian Novianti et al. (2012) yang
menemukan bahwa semakin lama
penugasan audit, maka semakin baik
kualitas auditnya. Berdasarkan hasil riset
empiris ternyata masih terdapat perbedaan
hasil penelitian terkait dengan regulasi rotasi
auditor dan implikasinya. Berangkat dari
adanya perbedaan hasil penelitian
sebelumnya, maka penelitian ini
dilaksanakan dalam upaya mengungkap
4. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
167
lebih jauh dan mendalam tentang fenomena
di balik praktik rotasi auditor dari sudut
pandang auditor.
METODE
Paradigma yang digunakan dalam
penelitian ini adalah paradigma interpretif.
Paradigma interpretif lebih menekankan
pada makna atau interpretasi seseorang
terhadap sebuah simbol. Tujuan penelitian
dalam paradigma ini adalah memaknai (to
interpret atau to understand, bukan to
explain dan to predict) sebagaimana yang
terdapat dalam paradigma positivisme,
sedangkan pendekatan penelitian yang
digunakan adalah fenomenologi.
Pendekatan fenomenologi bertujuan
memahami respon atas keberadaan
manusia/masyarakat, serta pengalaman
yang dipahami dalam berinteraksi, para
fenomenolog percaya bahwa pada makhluk
hidup tersedia berbagai cara untuk
menginterpretasikan pengalaman melalui
interaksi dengan orang lain (Moleong, 2010:
18). Adapun metode yang digunakan dalam
pendekatan fenomologi terdiri atas tahap
intuisi, analisis serta deskripsi dan hasil
keseluruhannya berupa deskripsi
fenomenologis. Dalam konteks studi ini,
fenomena yang diamati dan digali adalah
praktik rotasi audit. Sedangkan sudut
pandang yang dipilih adalah dari sudut
pandang auditor, sebagai pelaku yang
berpengetahuan dan berpengalaman
langsung serta bergelut dengan praktik rotasi
audit. Pemahaman yang mendalam atas
suatu fenomena tertentu bersumber dari
pengetahuan dan pengalaman langsung
pihak yang menjalani dan merasakan
keseharian atas fenomena tersebut. Di
dalam hal rotasi audit, maka pemahaman
yang mendalam atas fenomena rotasi audit
disadari, dijalani dan dirasakan oleh auditor.
Mengacu pada pandangan Denzin (1989:11)
dalam Irianto, dkk (2014), titik awal penelitian
ini adalah dari pemaknaan atas persepsi
auditor yang memiliki pemahaman dan
pengetahuan, serta menjalani secara
langsung praktik rotasi audit.
Penelitian ini difokuskan pada
pencarian makna yang diberikan oleh auditor
terhadap fenomena pergantian auditor, oleh
sebab itu informan yang dipilih untuk proses
pengambilan data adalah praktisi yang
terlibat langsung dan memiliki pengalaman
mengenai praktik pergantian / rotasi auditor.
Sesuai komitmen dengan informan, maka
nama-nama informan, KAP, serta informasi
yang dipandang sensitif disamarkan, tanpa
mengurangi substansi makna atau pesan
yang disampaikan. Adapun informan
penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 1.
Tabel 1. Infroman Penelitian
No.
Informan
(Nama
Samaran)
Jabatan
1 AR Partner KAP AF
2 HR Patner KAP HER
3 RS Partner KAP DB
4 SP Partner KAP SP
Teknik Pengumpulan data menggunakan
metode wawancara mendalam dengan para
informan, wawancara dilakukan secara tidak
terstruktur dan informal. Pada penelitian
kualitatif, proses analisis data dapat
dilakukan oleh peneliti pada saat maupun
setelah pengumpulan data. Teknik analisis
yang digunakan pada penelitian ini mengacu
kepada Rahayu dkk. (2007) dengan
membagi kedalam empat tahap analisis data
dalam penelitian fenomenologi, yaitu: (1).
Deskripsi fenomena, (2). Identifikasi tema-
tema, (3). Mengembangkan noetic/noematic
correlates dan (4). Abstraksi intisari atau
universals dari noetic/noematic correlates.
HASIL
Rotasi Audit : Penegakan Regulasi,
Menjaga Independensi, Perilaku Tricky
dan Ketergantungan Ekonomi
Sebagaimana telah diuraikan pada
latabelakang penelitian, bahwa rotasi auditor
telah diatur dalam oleh regulasi dalam hal ini
pemerintah, dimana dalam aturan yang
terbaru rotasi auditor hanya berlaku pada
patner dari suatu Kantor Akuntan Publik,
tidak seperti aturan lama yang mensyaratkan
bahwa Kantor Akuntan Publik juga harus
melakukan rotasi audit jika telah melebihi
jangka waktu yang ditentukan atau dengan
kata lain, tidak boleh melakukan audit
terhadap suatu entitas (ada jeda terlebih
dahulu). Walaupun dari sisi aturan telah jelas
dan tegas, namun praktik rotasi audit yang
ditemukan dalam studi ini menunjukkan
5. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
168
fenomena yang berbeda. Informan-informan
auditor dalam studi ini telah memahami
makna dan menunjukkan kesadaran tinggi
akan pentingnya rotasi audit, namun disisi
lain juga menyampaikan berbagai praktik
yang bertentangan dengan kesadaran
tersebut. Praktik-praktik yang bertentangan
dengan kesadaran dimaksud ditata
sedemikian rupa sehingga tampak wujud
yang sesuai dengan regulasi rotasi audit
yang berlaku.
Bapak RS yang merupakan salah
satu informan menyatakan bahwa,
“Ya dengan adanya Rotasi bagus dong,
berarti tidak akan ada auditor seumur hidup
pada suatu klien tertentu. Kita juga kan
sebagai Akuntan mesti ikut aturan yang
dikeluarkan pemerintah”.
Pernyataan Bapak RS diatas
menegaskan bahwa rotasi audit penting
dilakukan dalam mentaati peraturan yang
dikeluarkan pemerintah, lebih lanjut
pernyataan Bapak RS tersebut menyatakan
dengan adanya rotasi audit berarti tidak akan
ada isitilah auditor seumur hidup bagi suatu
klien tertentu. Hal tersebut dalam rangka
menjaga independensi auditor, karena
semakin lama hubungan auditor dengan
klien, akan memicu terjadinya keakraban
yang berlebih yang dapat menurukan
independensi dari auditor tersebut, hal
sesuai dengan Johnson et al. (2002)
menyatakan bahwa akibat dari terkikisnya
independensi auditor akan mengakibatkan
auditor tidak lagi termotivasi untuk
melakukan inovasi terhadap prosedur audit,
terlampau lamanya hubungan auditor
dengan klien dipandang sebagai pemicu
turunnya independensi dan obyektivitas
akibat dari keakraban berlebihan antara
kedua pihak sehingga menyebabkan kualitas
laporan keuangan yang dilaporkan oleh
perusahaan menjadi diragukan
keandalannya. Pandangan hampir sama
diungkapkan oleh bapak AR bahwa
“klien biasanya agak berani tuh nego-nego
terkait opini audit jika kita sudah lama
mengaudit mereka, dengan ada regulasi itu
bagus lah”.
Pernyataan Bapak RS dan AF
memiliki pandangan yang sama terkait
aturan rotasi audit, yaitu ditujukan untuk
menjaga independensi auditor, hal ini sesuai
pernyataan Sianson et al, (2001)
menyatakan panjang hubungan antara
auditor dengan klien, perikatan yang
semakin lama dikhawatirkan dapat
mempengaruhi independensi auditor
tersebut, karena semakin lama seseorang
berada dalam organisasi atau perusahaan
maka dia akan merasa menjadi bagian dari
perusahaan atau organisasi tersebut.
Bapak HR memiliki padangan
bahwa
“jika memang aturannya seperti itu, mau
tidak mau kita harus ikutin”,
Hal senada juga sama dikatakan
bapak SP yang menyatakan bahwa :
“aturannya kan sudah jelas, ya kita ikutin
saja”.
Dari pernyataan kedua informan
yaitu bapak HR dan bapak SP penulis dapat
berpendapat bahwa bapak HR dan bapak
SP lebih mengutamakan penegakan aturan
yang telah dikelurkan oleh pemerintah bukan
pada penegakan independensi dari auditor
akibat masa perikata audit yang berlangsung
lama atau tanpa adanya pembatasan jangka
waktu audit. Lebih lanjut bapak HR
menyatakan :
“regulasi itu yang enak kan KAP yang besar,
partnernya banyak...lha kita KAP kecil, bisa
hilang klien....”
Pernyataan tersebut menyiratkan
bahwa untuk KAP kecil ketergantungan
ekonomi akan suatu klien tertentu sangat
besar, mereka berpadangan bahwa regulasi
terkait pembatasan audit hanya untuk
Akuntan Publik (partner) dirasa merugikan
untuk KAP kecil, berbeda dengan KAP besar
yang jumlah partner nya sangat banyak akan
diutungkan dengan regulasi yang hanya
membatasi Akuntan Publik (partner) tanpa
ada batasan untuk Kantor Akuntan Publik.
Ketergantungan ekonomis menjadi
salah satu pertimbangan tidak mudahnya
auditor dapat memenuhi regulasi tentang
rotasi audit. Jika auditor hanya memberikan
jasa kepada klien satu atau beberapa kali,
mungkin sumbangan fee yang dibayarkan
6. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
169
klien terhadap penghasilan total auditor tidak
akan material. Namun, jika pemberian jasa
tersebut dilakukan dalam jangka panjang,
apalagi jika ukuran perusahaan klien besar,
maka tidak mustahil auditor akan kehilangan
potensi penghasilan yang cukup signifikan
seandainya mereka tidak bisa
mempertahankan klien tersebut. Oleh karena
itu relasi yang dibangun antara auditor dan
klien bukan untuk kepentingan jangka
pendek, namun untuk kepentingan jangka
panjang dengan pertimbangan dapat
mempertahankan kontinuitas sumber
pendapatan di satu sisi bagi auditor, dan
sekaligus kenyamanan bagi klien. Hal
demikian dipertegas oleh Bapak AR bahwa:
“kalau klien sih maunya kalo sudah sama
kita, ya gak mau sama yang lain”.
Fenomena tersebut yang menjadi
pemicu adanya praktik tricky yang
menyebabkan rotasi semu. Praktik rotasi
audit semu ini dicontohkan oleh Bapak AR.
Beliau menjelaskan bahwa :
“kita rekomendasikan KAP lain ke klien, tapi
yang ngerjain kita...istilahnya pinjam bendera
lah”.
Hal ini juga senada diungkapkan
oleh Bapak SP bahwa :
“yang kerja tim kita, tapi benderanya yang
lain kan bisa, gak ngelanggar aturan kan
meskipun saya udah gak boleh sign opini
karena aturan pembatasan”.
Pada kasus tersebut dapat dilihat
adanya kerjasama yang baik antar KAP.
Audit tetap dilaksanakan oleh auditor KAP
yang lama, namun secara formal seolah-olah
audit dilaksanakan oleh auditor KAP yang
baru karena ditandatangani partner dari KAP
yang baru. Dengan demikian, maka regulasi
rotasi audit telah dilaksanakan walaupun
secara substantif tidak dilaksanakan, inilah
yang selanjutnya disebut praktik rotasi audit
semu.Rotasi semu menunjukkan suatu
kondisi yang secara formal berdasarkan
peraturan pemerintah, telah terjadi rotasi
auditor yang menyebabkan hubungan KAP
dengan klien terputus, padahal secara
esensial hubungan KAP dengan kliennya
masih tetap berlangsung. Dalam praktiknya
adanya peraturan pembatasan pemberian
jasa KAP pada klien tersebut menimbulkan
perilaku tricky dari KAP maupun partner
untuk saling bertukar bendera maupun
partner.
SIMPULAN
Adanya regulasi rotasi audit atau
jangka waktu pembatasan audit merupakan
tujuan mulia yang dilakukan oleh pihak
regulator dalam hal ini pemerintah, demi
menjaga independensi dari akuntansi publik
yang pada akhirnya dapat menciptakan
kualitas audit yang baik, akan tetapi regulasi
tersebut bukan tanpa kelemahan, tetap saja
ada perilaku tricky yang dilkukan oleh
akuntan publik dengan istilah “pinjam
bendera”, hal tersebut tidak terlepas dari
motif ketergantungan ekonomi terhadap
klien. Penelitian ini bukan tanpa
keterbatasan, dimana keterbatasan tersebut
diantaranya subjek peneliti hanya sebagain
kecil dari Kantor Akuntan Publik yang ada di
Kota Bandung, sehingga hasil penelitian ini
tidak dapat digeneralisasi, diharapkan untuk
peneliti selanjutnya digunakan analisis data
kuantitif agar dapat menggeneralisasi dari
hasil penelitian.
DAFTAR RUJUKAN
Irianto, G., N. Noviati., Wulandari. (2014).
Kamuflase Dalam Praktik Rotasi Auditor.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma. Vol. 5
No.3. pp 393-408
Johnson, V, E., I. K. Khurana, & J. K.
Reynolds. (2002). Audit Firm Tenure And
The Quality Of Financial Reports.
Contemporary Accounting Research, 19
(4), 637-660.
Junaidi, Jogiyanto Hartono M., Eko Suwardi,
dan Setiyono Miharjo. (2013). Rotasi
Semu Dan Tenur KAP Pada
Independensi. Simposium Nasional
Akuntansi XVI. Manado. pp 120-150
Khanifah., Atiq Amjadallah. (2010).
Hubungan Rotasi Kantor Akuntan Publik
(KAP) Dengan Kualitas Laba Yang
Dilaporkan. Prosiding Seminar Unimus.
pp 353-358
7. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
170
Lord, A.T., DeZoort, F.T. (2001). The Impact
Of Commitment And Moral Reasoning
On Auditors Responses To Social
Influence Pressure. Accounting,
Organizations And Society, 26, 215-235
Novianti, N, G. Irianto, dan Sutrisno. (2012).
Tenur KAP, Tenur Partner Audit, Auditor
Spesialisasi Industri, dan Kualitas Audit.
Simposium Nasional AkuntansiXV.
Sinason, D.H., J.P. Jones, dan S.W. Shelton.
(2001). An Investigation Of Auditor And
Client Tenure. Mid-American Journal Of
Business, Vol. 16, No. 2, pp. 31-40.
Sylvia, VS., Fitriany., A. Wibowo., V.
Anggraita. (2011). Rotasi Dan Kualitas
Audit:Evaluasi Atas Kebijakan Menteri
Keuangan. Jurnal Akuntansi Keuangan.
Vol. 8 No. 1. pp 1-19
View publication statsView publication stats