The purpose of this study is to determine the effect of financial distress, profitability, leverage, liquidity and firm size in going concern audit opinion. This research was conducted at Indonesia Stock Exchange (IDX) by accessing the website www.idx.co.id. The population in this study are all manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) period 2012-2016. The number of manufacturing companies sampled in this research is 78 companies with observation for six years. Under purposive sampling method, the total sample of research is 390 sample. Hypothesis testing in this study using logistic regression analysis. Financial Distress results negatively affect going concern audit opinion; leverage has an adverse effect in going concern audit opinion, while profitability, liquidity, and firm size has no significant impact on going concern audit opinion.
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Op...Trisnadi Wijaya
Judul: Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017)
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Pe...Trisnadi Wijaya
Judul: Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Jurnal pengaruh ukuran perusahaan, niai perusahaan profitabiltas dan financia...LUSI2
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2009-2012 yang telah diaudit dan dipublikasikan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan sub sektor otomotif & komponen yang terdaftar di BEI dari tahun 2009-2012 sebanyak 12 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebnayak 10 perusahaan sub sector otomotif & komponen yang memenuhi kriteria dan mengahasilkan 10 sampel penelitian dengan pengamatan 4 tahun (2009-2012). Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS versi 20.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, nilai perusahaan, profitabilitas dan financial leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, nilai perusahaan, profitabilitas dan financial leverage secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen adalah 65%. Sedangkan sisanya sebesar 35% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avo...Trisnadi Wijaya
Judul: Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2016)
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...Trisnadi Wijaya
Judul: Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...Mercu Buana University
This study aims to determine the effect of human capital and the use of information technology on the competitive advantage of Sharia banking. The study takes an analysis unit of Indonesia Sharia banking. The type of data used is primary data using a questionnaire which sampling used is a stratified random sampling model where respondents in this study consist of leaders and employees in Sharia banking. This research uses desciptive qualitative approach. Data analysis used PLS consisting of Outer Model test (Validity and Reliability) and Inner Model test (coefficient of determination and T test). The results show that human capital has no significant effect and the use of information technology has a significant effect on the sustainable competitive advantage of Sharia Banking.
Asuransi syariah di Indonesia berpotensi untuk tumbuh seiring dengan peningkatan pasar keuangan syariah. Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui bagaimana sikap perilaku masyarakat terhadap eksistensi asuransi syariah. Selain itu melihat apakah ada faktor yang mendukung eksistensi asuransi dan kesadaran masyarakat terhadap asuransi syariah di Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan kajian pustaka atau library research dengan pendekatan deskriptif yang merupakan bagian dari kualitatif. Data yang digunakan berupa tulisan, grafik, gambar dan bukan angka-angka. Hasil penelitian bahwa eksistensi asuransi syariah di Indonesia dapat ditingkatkan apabila memiliki dasar hukum yang khusus yang masih sangat minim untuk mengatur asuransi syariah serta peran agen asuransi syariah sangat diperlukan untuk menjembatani informasi kepada masyarakat tentang produk, sistem, kegunaan, manfaat asuransi syariah.
More Related Content
Similar to Faktor faktor yang mempengaruhi audit going concern
Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Op...Trisnadi Wijaya
Judul: Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Audit Delay terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017)
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Pe...Trisnadi Wijaya
Judul: Pengaruh Pertumbuhan Laba, Investment Opportunity Set, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Jurnal pengaruh ukuran perusahaan, niai perusahaan profitabiltas dan financia...LUSI2
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2009-2012 yang telah diaudit dan dipublikasikan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan sub sektor otomotif & komponen yang terdaftar di BEI dari tahun 2009-2012 sebanyak 12 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebnayak 10 perusahaan sub sector otomotif & komponen yang memenuhi kriteria dan mengahasilkan 10 sampel penelitian dengan pengamatan 4 tahun (2009-2012). Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS versi 20.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, nilai perusahaan, profitabilitas dan financial leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, nilai perusahaan, profitabilitas dan financial leverage secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen adalah 65%. Sedangkan sisanya sebesar 35% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avo...Trisnadi Wijaya
Judul: Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit dan Profitabilitas terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2016)
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Man...Trisnadi Wijaya
Judul: Pengaruh Kualitas Audit, Audit Tenure, dan Audit Capacity Stress terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)
Penerbit: e-Jurnal Skripsi STIE MDP
Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...Mercu Buana University
This study aims to determine the effect of human capital and the use of information technology on the competitive advantage of Sharia banking. The study takes an analysis unit of Indonesia Sharia banking. The type of data used is primary data using a questionnaire which sampling used is a stratified random sampling model where respondents in this study consist of leaders and employees in Sharia banking. This research uses desciptive qualitative approach. Data analysis used PLS consisting of Outer Model test (Validity and Reliability) and Inner Model test (coefficient of determination and T test). The results show that human capital has no significant effect and the use of information technology has a significant effect on the sustainable competitive advantage of Sharia Banking.
Asuransi syariah di Indonesia berpotensi untuk tumbuh seiring dengan peningkatan pasar keuangan syariah. Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui bagaimana sikap perilaku masyarakat terhadap eksistensi asuransi syariah. Selain itu melihat apakah ada faktor yang mendukung eksistensi asuransi dan kesadaran masyarakat terhadap asuransi syariah di Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan kajian pustaka atau library research dengan pendekatan deskriptif yang merupakan bagian dari kualitatif. Data yang digunakan berupa tulisan, grafik, gambar dan bukan angka-angka. Hasil penelitian bahwa eksistensi asuransi syariah di Indonesia dapat ditingkatkan apabila memiliki dasar hukum yang khusus yang masih sangat minim untuk mengatur asuransi syariah serta peran agen asuransi syariah sangat diperlukan untuk menjembatani informasi kepada masyarakat tentang produk, sistem, kegunaan, manfaat asuransi syariah.
Determinants Factors of Stock Price in Oil and Gas Sector (Indonesia Stock Ex...Mercu Buana University
The purpose of this study is to examine the factors that affect the stock prices of oil and gas subsector companies (oil and gas). These factors are Oil Price, Debt to Equity Ratio (DER), and Exchange Rate. The research design used is comparative causal research. Sampling in this research is done by using purposive sampling method technique. The analysis technique used is panel data regression analysis. The result of the study by using f-statistic test shows that the variable of Oil Price, DER and Exchange Rate simultaneously have a significant effect on Stock Price. While the result of the t-statistic test shows that the variable of Oil Price has a significant positive impact, while DER and Exchange Rate have a significant negative effect to a stock price of oil and gas listed in Indonesia Stock Exchange period 2011-2016.
Analisa Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Ass...Mercu Buana University
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari perputaran kas dan perputaran piutang terhadap profitabilitas atau return on asset (ROA). Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling yang berjumlah 20 perusahaan dari perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2012-2017 sehingga total sampel pada penelitian ini berjumlah 120. Metode analisa data yang digunakan adalah menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perputaran Kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan Perputaran Piutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Dengan demikian manajemen perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas (ROA) harus mampu mengelola perputaran kasnya agar likuiditas dari perusahaan dapat terjaga dengan baik. Selain itu walaupun perputaran piutang dalam penelitian ini berpengaruh negati tidak signifikan, akan tetapi manajemen perusahaan juga harus memberikan perhatian agar piutang yang dimiliki perusahaan memiliki kualitas yang baik agar tidak berdampak terhadap menurunnya profit perusahaan.
The Diversity Of Waqf Implementations for Economic Development in Higher Educ...Mercu Buana University
The development of higher education in Malaysia is multiplying based on the increasing numbers of Public Higher Learning Institutions (IPTA) and Private Higher Learning Institutions (IPTS). This increase has encouraged various parties to collaborate to create a solid foundation and strategy to create IPT to become more competitive. However, the funding factor is still one restraint that IPTs must face. To overcome this problem, one example of IPT is taking the initiative by implementing waqf for higher education in limited institutions. Based on this scenario, the present paper was written to achieve two objectives: The first isto examine the precise development of higher education waqf that has been implemented in IPT in Malaysia. Thesecond isto precisely examine the variety of waqf that can be implemented for higher education. This study is an exploration in which the data used were derived from library research. The findings of this study will develop a theory on the diversification of waqf implementations for higher education in Malaysia.
Marketing Strategy for Renewable Energy development In Indonesia Context TodayMercu Buana University
Economic development depends on the availability of energy, especially in supporting the current government’s development priorities to build the infrastructure sector in Indonesia, while the goal of development is to improve the nation’s competitiveness this research aims to investigate the opportunity to reduce fossil energy and switch to renewable energy. One of the efforts to improve long-term national energy security length is through reducing dependence on fossil energy, and the government must take swift action to use renewable energy. The methodology in this research uses internal factor evaluation analysis, external factor evaluation and SWOT matrix. Furthermore, the data used is secondary data in the period 2017–2022 coming from various official sources. The development of renewable energy in the world followed by the technology, more advanced technology used, the cost of investment and renewable energy tariffs will be cheaper, thus will be more competitive with electricity from fossil energy. Currently the installed power generation capacity in Indonesia is 57 gigawatts, of which 86% still use fossil energy and the remaining is renewable energy. Renewable energy in Indonesia becomes a very potent alternative, where the energy source depends on the geographical area and the source of energy it produces. The potential of renewable energy in Indonesia is very big, Indonesia has 40% geothermal potential in the world.
Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya permasalah independensi auditor, dimana independensi merupakan dasar kepercayaan pada profesi akuntan publik. Oleh karena itu, pemerintah sebagai pihak regulasi mengeluarkan peraturan berupa pembatasan pemberian jasa atau adanya rotasi audit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali persepsi mengenai rotasi audit dari akuntan publik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualititif dengan menggunakan metode fenomenologi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa meskipun sudah ada regulasi pembatasan jasa audit akan tetapi tetap saja menimbulkan perilaku tricky dari akuntan dengan alasan ketergantungan ekonomi pada klien. Tetapi disatu sisi, independensi dalam melakukan jasa merupakan sesuatu hal yang penting yang harus dijaga dan dipelihara.
ANALYSIS OF TAXES PAYMENT, AUDIT QUALITY AND FIRM SIZE TO THE TRANSFER PRICIN...Mercu Buana University
This research is aimed to analyze the effect of tax, audit quality and firm size to an indication of transfer pricing in the manufacturing firm that listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2010-2016. Independent variable in this research was tax payment, audit quality and firm size and dependent variable used is transfer pricing policy. This research used secondary data analysis of financial statements or annual reports of firms in Indonesia Stock Exchange. The population of this research is a manufacturing firm in the period 2010-2016. The research using purposive sampling method, the total amount of samples was 133 firms. This research used logistic regression analysis as an analytical method. The results of the analysis in the research showed that tax-effected and significant to an indication of transfer pricing. While auditing quality and firm size not significantly on an indication transfer pricing.
The Islamic Banking, Asset Quality: “Does Financing Segmentation Matters” (I...Mercu Buana University
Bank stability becomes one of the crucial pillars in maintaining economic growth. Therefore, the segmentation strategy is needed because it aims to improve the financial stability of the bank (decrease Non-Performing Loan-NPL / Non-Performing Financing-NPF). This study aims to determine the effect of segmentation on the quality of Islamic banks proxied with NPF. The method used is a quantitative method with multiple regression test and statistical tool Stata version 13. From the results of statistical data, it is known that the retail segment has a more significant influence than the wholesale segment, which is 92.61% and 56.05%. Therefore, sharia banks should have their business priorities in the retail segment, especially business in the microfinance segment by maintaining the quality of financing through selective financing channeling.
Potential Big Bath Accounting Practice in CEO Changes (Study on Manufacturing...Mercu Buana University
This Research aims to compare the earnings management which is big bath accounting model while CEO Changes in Indonesia. This research is using Secondary data which is Financial Statement from the Indonesian Stock Exchange. CEO change is classified either as routine or non-routine based on RUPS (General Shareholders Meeting) and RUPSLB (Extraordinary General Shareholders Meeting) information. The purposive sampling was used in this research by sampling 14 listed company of CEO Change non-routine and 34 listed company of CEO Change routine. These samples are observed from 2004 to 2014. To identify the big bath accounting practice. Although CEO Change non-routine made a high correlation in this study, the study provides there is no difference in earnings management big bath accounting model while CEO Changes between routine and non-routine changes.
The Challenges of Bad Debt Monitoring Practices in Islamic Micro BankingMercu Buana University
The study aims to assess and compare the monitoring procedures in two Bank Syariah Mandiri (BSM) branches located in Cengkareng and Duri Kosambi of West Jakarta city. The research implemented qualitative data analysis tools that consisted in to develop Focus group discussion (FDG) to obtain reliable and depth data related to monitoring practices among loan officers. Meanwhile, interviews were designed to the branch managers of each institution to determine their role in the NPF management. The study results divide into two parts: On the one hand, it highlights the standard monitoring procedures for the Non-performing financing (NPF) in Islamic micro banking and the main differences between conventional and Islamic in NPF management. On the other hand, the second result exposes three main key findings: First one, it confirms the importance of count on proper risk management for Islamic micro banking and harnessing of the sharia principles to maintain the quality of the portfolio. Second, the study reveals a correlation that exists among screening, monitoring, and enforcement, thus how a proper testing and supervision practices may affect in the following steps of the loan cycle. Finally the third one, it shows the impact of real leadership from the head manager in the performance of the institution.
Bad Debt Issues in Islamic Bank: Macro and Micro Influencing (Indonesia Cases)Mercu Buana University
The research aims to test the influence of the variables affecting Non-Performing Financing (NPF) in this case is Financing Debt Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Operational Expense Ratio against Operation Income (BOPO), Exchange Rate, Inflation and Real National Income (PDBR). The data analysis method used in this study is multiple regression. Regression analysis method, in addition to measuring the strength of the relationship between two or more variables, also shows the direction of the relationship between the dependent variable with the independent variable The result of processing obtained from the value of R2 adjusted equal to 0,362 which means variation or behavior of independent variable that is FDR, CAR, BOPO, Kurs, Inflation, and PDRB able to explain variations or the behavior of the dependent variable that is NPF equal to 36,2%. The rest is equal to 63,8% are variations or actions of other independent variables that affect the NPF but are not included in the model.
The purpose of this study is to measure the impact of penetration of foreign banks in the Indonesian banking industry. The measured effects are limited to competition and efficiency during the years 2000-2011, during which was a recovery from the economic crisis in Indonesia. Panzar-Rosse measures the competition and Conjectural Variation approaches. The efficiency is measured by the Standard Profit Efficiency approach. By using panel regression method with SUR (Seemingly Unrelated Regression), we found that penetration of foreign banks will increase competition and efficiency of banking in Indonesia, especially to medium and small banks through spillover effect on domestic banking system. The increase in total assets, total loans and the amount of third party funds held by foreign banks in Indonesia will increase competition and efficiency of banks in Indonesia.
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTAN...Mercu Buana University
This research aims to identify and examine the effect of motivation and competence of personnel on the quality of accounting information of BMN in the Ministry of Manpower and Transmigration. The method used is descriptive and associative. Target population studied is Unit in the Ministry of Manpower and Transmigration. Sampling technique used is random sampling. Model influence analyzed using SEM analysis (Structural Equation Modeling) with alternative method PLS (Partial Least Square) which aims to examine the relationship and influence between motivation and competence of personnel working on the quality of accounting information of BMN in the Ministry of Manpower and Transmigration. The results of the analysis showed that the work motivation partially positive and significant impact on the quality of accounting information of BMN. Similarly, the competence of personnel that is partially positive and significant impact on the quality of accounting information of BMN. Simultaneously, work motivation and competence of personnel affects the quality of accounting information BMN this means that with good motivation and competent personnel also will produce accounting information BMN quality.
The Urgency of Allignment Islamic Bank to Increasing the Outreach (Indonesia ...Mercu Buana University
The outreach of Islamic Bank is critical to circulate out of maslahah (beneficiaries) to the community (Ummah) and the implementation of Sharia in
totality (Kaffah). Nevertheless, Indonesia as the biggest Muslim in the world should facilitate the Muslim society to access their financial transaction
needs based their Islamic law. The study aims to examine the outreach of Islamic Bank in Indonesia. The methodology in this literature review is
qualitative that support with quantitative data. Three questions research is going to determine in this study are: (i) How the growth of Islamic Banks
from 2008 to 2015? (ii) How many the clients that have sworn out by Islamic Banks? (iii) What is the link between maslahah and the Islamic Bank
growth? We founded the outlet and business performance during 2008-2015 of Islamic Bank in Indonesia still behind from Conventional Bank thus
to improve the backward we need interaction, integration and evolution process from all stakeholders. Due to achieve the increasing of outreach we
also need the role of government in the political will that function to legitimate and enforce the alignment of Islamic Banks (Bank Syariah Mandiri,
BNI Syariah, BTN Syariah and BRI Syariah) became one state own Islamic Bank which objective to create social well-being of the community.
The Challenges of Microfinance Institutions in Empowering Micro and Small Ent...Mercu Buana University
This study aims to examine the challenges of microfinance institutions (MFIs) in empowering micro and small entrepreneur to concern and care not only for the business growth but also the environmental sustainability in their surroundings. Indonesia as developing countries also faces the environmental degradation that contributes by micro and small entrepreneurs. Moreover MFIs have substantial relationships in term to preserve the environment because of the objectives are not only achieve the profit but also balancing with the social (people) and environment (planet) achievement and MFIs clients also micro and small entrepreneur who as the majority contributor of environment degradation in developing countries. The discussion of the paper is determined by three research questions (i) What’s the role of MFIs in preserving the environment? (ii) How the role of corporate governance in MFIs? (iii) How the implementation of corporate governance in MFIs in empowering micro to implementing green activity (Indonesia evidence)? In addition, to ensure the commitment of MFIs should exist corporate governance, which supervise the compliance with Act No.1 2013 related to the sustainability concern from MFIs because until now the impact of the act has not given the significant impact yet because of the importance is not only the existence of regulation but also the consciousness all stakeholders related to comply and implementing of green activity.
In the case of Indonesia regarding capital sources in Islamic Banks, all Islamic Banks are subsidiaries of Conventional Banks (except Bank Muamalat). Bank Syariah Mandiri which is the only Islamic Bank that meets capital ownership with Business Category Bank Level III (BUKU III) is also a subsidiary of Bank Mandiri (conventional bank). In the same way, conventional banks become essential to meet the capital requirement to improve the business of Islamic Bank. This article aims to determine the role of capital and operating profit for business expansion (financing) in Bank Syariah Mandiri. The method used is the quantitative method by using statistical tool STATA version 13. The result of regression test is known that capital and profit have a significant influence in increasing financing expansion in Islamic Bank. Also, the price of the number of bad debts causes the lack of public confidence in the Islamic bank. The alternative to increasing the capital and public trust is government policies to support Islamic bank become independent.
The focus of this research is to explain whether investors prefer technical or fundamental analysis to analyze their investment options and to analyze factors influencing the selection of that investment analysis method. The research uses questionnaire with 125 participants. Six independent variables used to explain the choice of investment analysis method, namely investor’s education, investor’s experience, information accessibility by the investor, investor's time the horizon, trading activity frequency, and investor’s perception toward the disclosure done by the corporation. The result showed that Indonesian investors prefer technical analysis. The influencing factors that significantly the selection of analysis method are investor’s experience and investor’s time horizon.
The market share of Islamic banking in Indonesia has continually decreased from 4.89% in 2013 to 4.85% in 2014 and 4.83% in 2015. As a result, the idea to establish a single state owned Islamic Bank occurs. This conceptual paper aims to contribute the maslahah framework regarding the future of Islamic banks in Indonesia.
Women entrepreneurs have a positive contribution to the household economy in particular and the sustainable economic development in general. Nevertheless, there are limitations in mobility for women entrepreneurs, especially in Muslim countries to conduct their business activities outside the home, which was due to concern, to take care of their children, and the values or customs, which is embraced by the local community, so that limited mobility of women entrepreneurs, not because of the Islamic religiosity. Therefore, is requires form of technology solutions for women entrepreneurs, which can reduce, the limitations.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Faktor faktor yang mempengaruhi audit going concern
1. SIKAP, Vol 2 (No. 2), 2018, Hal 96-111
p-ISSN: 2541-1691 e-ISSN: 2599-1876
SISTEM INFORMASI, KEUANGAN, AUDITING DAN
PERPAJAKAN
http://jurnal.usbypkp.ac.id/index.php/sikap
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT GOING
CONCERN
Lucky Nugroho1
, Siti Nurrohmah2
, Lawe Anasta3
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Mercu Buana, Jakarta
Email: lucky.nugroho@mercubuana.ac.id, siti.nurrohmah492@gmail.com
laweanasta@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh financial distress, profitabilitas,
leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan pada opini audit going concern. Penelitian ini dilakukan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melakukan akses pada situs www.idx.co.id. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2012-2016. Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah 78 perusahaan dengan pengamatan selama 6 tahun. Berdasarkan metode purposive
sampling, total sampel penelitian adalah 390 sampel. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi logistik. Hasil Financial Distress berpengaruh negatif pada opini
audit going concern, leverage berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern, sedangkan
profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit
going concern
Keywords: Financial Distress, Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, ukuran perusahaan Going
Concern
Abstract
The purpose of this study is to determine the effect of financial distress, profitability, leverage,
liquidity and firm size in going concern audit opinion. This research was conducted at Indonesia
Stock Exchange (IDX) by accessing the website www.idx.co.id. The population in this study are all
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) period 2012-2016. The
number of manufacturing companies sampled in this research is 78 companies with observation for
six years. Under purposive sampling method, the total sample of research is 390 sample. Hypothesis
testing in this study using logistic regression analysis. Financial Distress results negatively affect
going concern audit opinion; leverage has an adverse effect in going concern audit opinion, while
profitability, liquidity, and firm size has no significant impact on going concern audit opinion.
Kata kunci: Financial Distress, Profitability, Leverage, Liquidity, Going Concern, Company Size
2. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
PENDAHULUAN
Salah satu indikator penting dalam pembangunan pada suatu negara adalah terjadinya
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sangat bergantung dari sektor manufaktur, karena
sektor ini berperan sebagai pemicu tumbuhnya angka perdagangan, membuka kesempatan
tenaga kerja, meningkatkan konsumsi masyarakat yang mengakibatkan terjadinya peningkatan
pendapatan pajak di suatu negara (Lall, 2000; Rakhiemah & Agustia, 2009; Dwirainaningsih,
2017). Oleh karenanya keberadaan dan pertumbuhan pelaku usaha di sektor manufaktur menjadi
fokus dan prioritas pemerintah pada suatu negara termasuk pemerintah Indonesia. Lebih lanjut,
saat ini pemerintah Presiden Jokowi sedang fokus dalam pembangunan infrastruktur (Yamin &
Windymadaksa, 2017), pembangunan infrastruktur memiliki hubungan yang erat dengan sektor
manufaktur. Hubungan tersebut dikarenakan kelengkapan infrastruktur pada suatu negara akan
menentukan keberhasilan dari proses industrialisasi di suatu negara (sektor manufaktur) dimana
pembangunan infrastruktur bertujuan untuk mendukung para pelaku usaha, sebagai contoh:
pembangunan jalan raya dan pelabuhan akan mempermudah pendistribusian suatu produk atau
barang yang dihasilkan oleh suatu industri (Ogunlana et al.,1996; Prasetyo & Firdaus, 2009).
Oleh karenanya pada era pemerintahan Jokowi sektor manufaktur menjadi salah satu pilar
penting pembangunan yang bertujuan untuk menyukseskan pembangunan nasional yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Mirza, 2012).
Reputasi dan kinerja suatu perusahaan mencerminkan keberlangsungan (going concern)
suatu organisasi atau perusahaan tersebut (Susanto, 2009) oleh karenanya pemberian opini
going concern menjadi salah satu aspek penting bagi Manajemen perusahaan terutama bagi
perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal. Fenomena yang terjadi saat ini sesuai data per
Januari 2016, terdapat beberapa emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki
opini kelangsungan usaha (going concern) dengan kata lain terdapat beberapa perusahaan yang
kelangsungan usahanya masih dipertanyakan (Kontan.co.id, 2016). Perusahaan yang
mendapatkan opini going concern adalah perusahan yang sedang mengalami penurunan
pendapatan atau kinerja yang terus merugi. Tedapat beberapa emiten yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia yang mengalami peurunan pendapatan utama karena lini usahanya sedang berhenti,
salah satunya perusahaan tambang PT. Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) dinilai masih belum
mempunyai going concern yang jelas, hal ini dikarenakan operasional pertambangan dihentikan.
Ada juga perusahaan yang memiliki banyak beban utang sehingga membuat kerugian bertahun-
tahun, dan seperti PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL), dimana saat ini APOL sedang
dalam proses restrukturisasi utang. Dari peristiwa di atas, opini going concern memiliki peran
penting bagi perusahaan. Menurut Kristiana (2012) opini going concern berdampak terhadap
perspektif pihak eksternal perusahaan terhadap kemampuan dan keberlangsungan perusahaan
tersebut. Opini going concern merupakan asumsi terhadap laporan keuangan suatu perusahaan,
semakin baik asumsi atas laporan keuangan perusahaan tersebut maka para investor memiliki
kepercayaan untuk berinvestasi (menanamkan modalnya) pada perusahaan tersebut (Kristiana,
2012). Begitu juga sebaliknya, apabila opini going concern suatu perusahaan mengalami
penurunan, maka berdampak terhadap turunnya reputasi perusahaan tersebut yang dapat
mengakibatkan turunnya harga saham, kesulitan dalam mengajukan pinjaman kepada kreditur
dan menurunnya kepercayaan investor, kreditur, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen
perusahaan (Dewayanto, 2011) . Hilangnya kepercayaan publik terhadap citra perusahaan dan
manajemen perusahaan tersebut akan memberi imbas yang sangat signifikan terhadap
kelangsungan usaha perusahaan dimasa yang akan datang sehingga akan mengancam
keberlangsungan operasional perusahaan tersebut di masa yang akan datang (Kartika, 2012).
Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mempertahankan kelangsungan operasional
perusahaan (going concern). Kelangsungan operasional dari suatu perusahaan merupakan
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu mempertahankan kinerjanya sehingga dapat
menutupi biaya operasional dan mampu menghasilkan laba. Kemampuan perusahaan menjaga
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 97
3. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
kinerjanya adalah salah satu alasan investor untuk melakukan investasi diperusahaan tersebut
(DeFond et al., 2002). Oleh karena itu, peran auditor sangat dibutuhkan oleh para investor karena
berperan sebagai perantara antara kepentingan investor dengan perusahaan selaku penyedia
laporan keuangan untuk memastikan opini going concern tersebut dipublikasikan ke masyarakat
sesuai dengan kondisi riil perusahaan tersebut (Blay et al., 2011; Venuti, 2004). Kelangsungan
operasional perusahaan juga selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam
mengelola perusahaan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan pendapatan dan kinerja
perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat tercermin dalam laporan keuangannya oleh karenya
salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap masyarakat, khususnya bagi
pemegang saham adalah berupa laporan keuangan (Orlitzky et al., 2003).
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perusahaan-perusahaan sangat peduli terhadap opini
going concern terhadap perusahaannya, dikarenakan opini going concern akan berpengaruh
terhadap reputasi perusahaan tersebut. Pada penelitian-penelitian terdahulu terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi opini going concern yang antara lain adalah financial distress,
profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan (Zmijewski, 1984; Pan, 2012; Geiger &
Rama, 2006; Welch, 2011). Adapun tujuan penelitian adalah (1) mengetahui apakah financial
distress berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern dari auditor; (2) mengetahui
apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern dari auditor;
(3) mengetahui apakah leverage berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern
dari auditor; (4) mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern dari auditor; (5) mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern dari auditor.
TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Opini Going Concern Versus Kebangkrutan
Konsep dari teori agency adalah untuk mengeliminasi terjadinya asymmetry information
antara manajemen (internal) dengan pemangku kepentingan eksternal (Jensen & Meckling,
1976; Chow, 1982; Watts & Zimmerman, 1986; Willenborg & McKeown 2000). Selanjutnya
salah satu fungsi dari audit adalah untuk mengurangi risiko terjadinya assymmetry information
dikarenakan laporan audit adalah sebagai mediasi antara pembuat laporan keuangan dengan
pengguna laporan keuangan. Opini dari auditor tersebut adalah hasil dari pemeriksaan audit
sehingga pengguna dari laporan audit dapat menggunakannya tanpa adanya informasi yang bias
karena auditor dalam pemeriksaannya telah memastikan pencatatannya bebas dari salah saji yang
material dan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Stanley
et al., 2009). Satu pendapat (opini) penting yang diberikan kepada para pemangku kepentingan
berkaitan yang disampaikan oleh auditor terhadap klien sebagai opini keberlangsungan/going
concern opinion (Mutchler, 1984; DeFond et al., 2002; Antle et al., 2006). Menurut Sinarwati
(2011), laporan keuangan sebagai suatu informasi harus disusun berdasarkan beberapa asumsi
yang meliputi:
Keberlangsungan Usaha (Going Concern)
Asumsi keberlangsungan usaha adalah konsep suatu perusahaan itu akan beroperasi terus,
dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi atau bangkrut dimasa yang akan datang.
Penekanan dari konsep ini adalah terhadap kebijakan bahwa tersedianya waktu yang cukup
bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaannya, kontrak-kontrak dan perjanjian-
perjanjian.
Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi.
Kesatuan Usaha (Economic Entity)
Asumsi kesatuan usaha adalah perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri
sendiri terpisah dari pemiliknya sehingga untuk akuntansi perusahaan harus dipisahkan dari
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 98
4. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
pemegang saham atau pemilik dengan kata lain seluruh transaksi perusahaan harus dipisahkan
dari transaksi-transaksi pemilik.
Penggunaan Unit Moneter (Monetary Unit)
Beberapa transaksi pada suatu perusahaan dapat dicatat dengan menggunakan ukuran unit
fisik atau waktu tetapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik
yang sama, sehingga dapat menimbulkan kesulitan dalam pencatatan dan penyusunan laporan
keuangan. Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi terjadi akan dinyatakan dalam
bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah
mata uang dari negara dimana perusahaan itu berada.
Periode Waktu (Time Period)
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan jumlah
volume dan laba yang berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian
pada periode-periode tertentu saat dibuatnya laporan keuangan. Laporan keuangan ini harus
dibuat tepat pada waktunya agar berguna bagi manajemen dan kreditur. Oleh karena itu perlu
adanya pengalokasian pada periode tertentu untuk transaksi yang berpengaruh pada periode
tersebut.
Hubungan antara kebangkrutan dan opini going concern telah banyak diungkap oleh para
peneliti dibidang audit dan akuntansi (Boritz & Kralitz, 1987; Barnes & Huan, 1993; Kuruppu et
al., 2003; Santosa & Wedari 2007) yang mengatakan bahwa opini going concern suatu
perusahaan terkait dengan kepastian perusahaan dalam menjalankan usahanya. Menurut Habib,
et al., (2013) beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakpastian usaha dari suatu organisasi
atau perusahaan adalah sebagai berikut:
Kerugian usaha yang besar dalam kurun waktu yang relatif lama dan terus-menerus (selama 3
tahun) sebelum terjadinya kebangkrutan;
Mengalami kekurangan modal kerja pada tahun berjalan dan terjadi berulang;
Defisit laba ditahan dalam kurun waktu yang relatif lama dan terus-menerus (selama 3 tahun)
sebelum terjadinya kebangkrutan;
Ketidakmampuan perusahaan dalam membayar hutang yang telah jatuh tempo dan hutang
jangka pendek secara terus-menerus;
Hilangnya pelanggan utama yang menyebabkan terjadinya penurunan omzet penjualan secara
signifikan;
Terjadinya bencana seperti banjir, gempa, dsb. yang mengakibatkan berhentinya aktivitas
usaha dari perusahaan tersebut;
Terdapatnya gugatan dan perkara hukum yang mengancam perusahaan berhenti aktivitas
usahanya.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Financial Distress dengan Opini Going Concern
Financial distress atau kesulitan keuangan yang dihadapi suatu perusahaan merupakan
indikator perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan, karena financial distress adalah
tahap dimana perusahaan mengalami penurunan omzet penjualan dan mengalami kerugian dalam
jangka waktu lama dan terus-menerus sebelum terjadinya kebangkrutan (Santosa, & Wedari,
2007; Habib, et al., 2013). Pada perusahaan yang kondisi keuangannya tidak baik maka auditor
cenderung untuk mengeluarkan opini audit going concern (DeFond et al., 2002; Carcello & Neal,
2003). Selanjutnya menurut Januarti (2008) menyatakan bahwa terdapat peluang auditor
memberikan opini audit going concern kepada perusahaan yang pernah mengalami financial
distress. Hal ini menunjukan bahwa ketika terjadi financial distress atau kesulitan usaha pada
perusahaan, maka perusahaan tersebut berpeluang untuk memperoleh opini audit going concern
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 99
5. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
dari auditor karena perusahaan tersebut diragukan kelangsungan usahanya dalam jangka waktu
yang pendek maupun panjang. Dalam penelitian ini, rasio dummy yang digunakan adalah
apabila perusahaan mengalami financial distress, maka diberikan kode -1 sedangkan perusahaan
yang sehat diberikan rasio dummy 1 sehingga apabila perusahaan semakin baik maka perusahaan
tersebut tidak mendapatkan opini audit going concern begitu juga sebaliknya semakin
perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan, maka perusahaan tersebut memiliki peluang
besar mendapatkan opini audit going concern. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Financial distress berpengaruh negatif pada opini audit going concern
Pengaruh Profitabilitas dengan Opini Going Concern
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
sebuah perusahaan menghasilkan laba, oleh karenanya kinerja dan profitabilitas suatu
perusahaan dapat dinilai melalui return asset atau ROA (Fayed, 2013; Jawadi et al., 2014; Olson
and Zobi, 2016; Yong Tan et al., 2017). Berdasarkan indikator ROA tersebut, maka perusahaan
dengan profit rendah, bahkan sampai rugi sehingga memiliki ROA yang rendah, memiliki
kemungkinan perusahaan tidak mendapatkan opini audit going concern. Dengan kata lain
rendahnya profitabilitas sebuah perusahaan, maka semakin rendah juga kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba yang mengakibatkan keraguan auditor untuk memberikan opini going
concern, dan sebaliknya apabila profitabilitas perusahaan tinggi, berarti semakin baik
kemampuan perusahaan untuk mencetak laba sehingga sedikit kemungkinan dari auditor atas
keraguan dari kelangsungan usaha dari perusahaan tersebut. Oleh karenaya menurut penelitian
terdahulu, Tria (2015) dan Wulandari (2014) membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan uraian di atas maka
hipotesis kedua adalah sebagai berikut:
H2: Profitabilitas berpengaruh negatif pada opini audit going concern
Pengaruh Leverage dengan Opini Going Concern
Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban hutangnya. Rasio leverage diukur dengan menggunakan debt ratio, yaitu
dengan membandingkan total hutang dengan total aktiva. Leverage berhubungan negatif dengan
pemberian opini audit going concern, semakin besar debt ratio suatu perusahaan, maka hutang
yang dimiliki suatu perusahaan akan semakin besar, sehingga risiko kegagalan suatu perusahaan
dalam membayar kewajiban atau hutangnya semakin tinggi (Svanberg & Ohman, 2014; Moalla,
2017). Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit going
concern serta akan menjadi pertimbangan. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
H3 : Leverage berpengaruh positif terhadap opini audit going concern
Pengaruh Likuiditas dengan Opini Going Concern
Likuiditas adalah kemampuan sebuah perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aktiva lancarnya. Oleh karenanya rasio likuiditas merupakan
perbandingan kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar atau biasa disebut dengan current
ratio dalam perusahaan. Dalam hubungannya dengan opini audit going concern, semakin rendah
likuiditas perusahaan, maka semakin rendah juga kemampuan perusahaan tersebut dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan tersebut. Sebaliknya, apabila likuiditas perusahaan semakin besar, maka semakin
besar juga kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan tepat
waktu. Hipotesis ini didukung oleh (Gallizo & Saladrigues, 2016; Salawu et al., 2017) yang
dalam penelitannya menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap opini audit going
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 100
6. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
concern. Perusahaan yang memiliki likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut semakin rendah kemampuannya dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya tepat
waktu, sehingga menyebabkan semakin tinggi kecenderungan auditor memberikan opini audit
going concern. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :
H4 : Likuiditas berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern
Pengaruh Ukuran Perusahaan dengan Opini Going Concern
Semakin tinggi total aset yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan dianggap memiliki
kemampuan untuk menjaga kelangsungan usahanya sehingga terdapat peluang besar tidak
menerima opini audit going concern. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil perusahaan akan
memperbesar kemungkinan pemberian opini going concern (Vermeer et al., 2013; Feldmann, &
Read 2013). Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern.
H5 : Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern.
Berdasarkan hipotesis tersebut di atas, maka kerangka penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal komparatif (causal comparative
research). Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki
hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor
yang menjadi penyebab melalui data-data yang telah dikumpulkan (Yusuf, 2016). Penelitian ini
dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melakukan akses pada situs www.idx.co.id.
Lingkup penelitian dibatasi pada pembahasan mengenai pengaruh financial distress,
profitabilitas, leverage, likuiditas dan Ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah opini audit going concern
(Y). Variabel opini audit going concern diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu
opini audit going concern diberi kode 1 dan opini non-going concern diberi kode 0. Posisi opini
going concern sendiri dapat ditemukan pada bagian laporan auditor independen. Opini going
concern biasanya terdapat di opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas yang
menjelaskan keraguan kelangsungan usaha perusahaan sedangkan opini non-going concern
dijelaskan oleh opini wajar tanpa pengecualian. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah financial distress (X1), profitabilitas (X2), leverage (X3) , likuiditas (X4) dan Ukuran
perusahaan (X5). Financial Distress dalam penelitian ini diukur dengan Z-Score model yang
dikembangkan oleh Altman (Altman, 2000; Altman, 2013) dimana perusahaan yang mengalami
finacial distress diberikan rasio dummy -1 dan yang tidak mengalami rasio dummynya adalah 1.
Financial
Profitability
Leverage
Liquidity
Asset Size
Going Concern
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 101
7. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
Rasio Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on assets (ROA).
Sedangkan rasio leverage diukur dengan debt ratio, yaitu mengukur jumlah persentase dari
jumlah dana yang diberikan oleh kreditur berupa utang terhadap jumlah aset perusahaan. Utang
termasuk utang lancar, utang bank, utang obligasi, dan kewajiban jangka panjang lainnya.
Tingkat likuiditas perusahaan dapat diukur melalui Current Ratio. Current Ratio dihitung dengan
cara aktiva lancar dibagi utang lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dengan
utang lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Ukuran perusahaan adalah gambaran dari
suatu perusahaan dapat dikategorikan sebagai perusahaan besar atau kecil yang dapat dilihat
melalui total aset, penjualan bersih, dan kapitalisasi pasar. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah dipilih melalui
metode purposive sampling.
Tabel 3.1 Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Keterangan Jumlah
1.
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2016
144
2. Perusahaan yang delisting selama periode 2012-2016 (5)
3.
Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh
auditor Independen dan berakhir pada 31 Desember periode 2012-2016 tidak
tersedia
(27)
4. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah (24)
Jumlah Populasi Perusahaan 88
Jumlah Sampel dalam Penelitian 78
Tahun Pengamatan (2012-2016) 5
Total Jumlah Sampel Selama Periode Penelitian 390
Berdasarkan Tabel 3.1, maka perusahaan yang diambil sebagai sampel penelitian pada
tahun 2012-2016 adalah sebanyak 78 perusahaan manufaktur, sehingga jumlah observasi dalam
penelitian selama tahun 2012-2016 adalah 308 observasi. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression) dengan menggunakan
program SPSS. Regresi logistik digunakan karena variabel dependennya bersifat dikotomi
(perusahaan yang mendapat opini audit going concern dan perusahaan yang tidak mendapat
opini audit going concern) (Ghozali, 2013). Adapun model regresi logistik pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Keterangan :
GC = Opini audit going concern
α = Konstana
β = Koefisien regresi
X1 = Financial Distress
X2 = Profitabilitas
X3 = Leverage
X4 = Likuiditas
Ln
𝐺𝐺𝐺𝐺
1 − 𝐺𝐺𝐺𝐺
= 𝛼𝛼 + 𝛽𝛽1𝑋𝑋1 + 𝛽𝛽2𝑋𝑋2 + 𝛽𝛽3𝑋𝑋3 + 𝛽𝛽4𝑋𝑋4 + 𝛽𝛽5𝑋𝑋5 + 𝑒𝑒
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 102
8. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
X5 = Ukuran perusahaan
e = Standard error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik deskriptif disajikan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik
variabel-variabel penelitian khususnya mengenai rata-rata (mean), standar deviasi (standar
deviation), nilai maksimum dan nilai minimum. Pada tabel 4.1 di bawah ini disajikan hasil
pengujian statistik deskriptif mengenai variable financial distress, profitabilitas, leverage,
likuiditas dan ukuran perusahaan dan opini audit going concern.
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik deskriptif
Variabel N Minimum Maksimum Mean
Std.
Deviation
Audit Going Concern 390 0 1 0,615 0,24062
Financial Distress 390 -1 1 0,1795 0,77466
Profitabilitas 390 -54,68 32,46 5,3391 8,81494
Leverage 390 -3059,81 1125,44 93,8846 259,25034
Likuiditas 390 0,20 15,16 2,3315 1,95081
Ukuran Perusahaan 390 24,41 31,78 27,9996 1,43589
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan hasil statistik deskriptif, maka variabel opini audit going concern diperoleh
nilai mean sebesar 0,615 dan standar deviasi sebesar 0,24062 dengan nilai minimum 0
sedangkan nilai maksimumnya sebesar 1. Kemudian variabel Financial distress diperoleh nilai
mean sebesar 0,1795 dan standar deviasi sebesar 0,77466 dengan nilai minimum yaitu -1
sedangkan nilai maksimumnya sebesar 1. Selain itu nilai mean variabel ROA pada sampel yaitu
sebesar 5,3391 dan standar deviasi diperoleh sebesar 8,81494.Nilai minimum ROA pada sampel
yang telah diuji sebesar -54,68 dicapai oleh PT Fajar Surya Wisesa Tbk dan nilai maksimum
diperoleh sebesar 39,56 dicapai oleh PT Merck Tbk (lampiran 1). Berdasarkan dari analisis
statistik deskritif sebelumnya dapat diperoleh informasi nilai minimum Leverage pada sampel
yang diteliti yaitu sebesar 8,53 diperoleh oleh PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk dan nilai
maksimum sebesar 1125,44 dicapai oleh PT Tirta Mahakam Resources Tbk. Nilai mean dari
Leverage diperoleh sebesar 93,8846 dan standar deviasi sebesar 127,65528 (lampiran 1).
Berdasarkan dari analisis statistik deskritif sebelumnya dapat diperoleh informasi nilai minimum
Likuiditas pada sampel yang diteliti yaitu sebesar 0,39 diperoleh oleh PT Merck Tbk dan nilai
maksimum sebesar 15,16 dicapai oleh PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk (lampiran 1). Nilai mean
dari Likuiditas diperoleh sebesar 2,4713 dan standar deviasi sebesar 1,95679. Berdasarkan hasil
analisis statistik deskriptif sebelumnya didapatkan nilai mean sebesar 28,0715 dan standar
deviasi sebesar 1,42103. Skor nilai minimum ukuran perusahaan pada sampel yang diuji adalah
25,19 yang dicapai oleh PT Kedaung Indah Can Tbk dan nilai maksimum 31,78 yang dicapai
oleh PT Gudang Garam Tbk (lampiran 1).
Tabel 4.2 Hasil Uji Hosmer and Lomeshow’s Goodness of Fit Test
Step Chi -Square df Sig
1 15,344 8 0,053
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa nilai signifikan 0,053 yang nilainya besar dari
0,05 sehingga hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang
diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi logistik yang digunakan telah memenuhi kecukupan data (fit).
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 103
9. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
Tabel 4.3 Hasil Uji Fit 1
Iteration -2log Likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 208,716 -1,754
2 182,337 -2,438
3 180,344 -2,692
4 180,320 -2,724
5 180,320 -2,725
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS
Tabel 4.4 Hasil Uji Fit 2
Iteration
-2log
Likelihood
Coefficients
constant X1 X2 X3 X4 X5
Step 1 1 177,996 -1,144 -0,396 -0,006 -0,001 -0,016 -0,012
2 128,876 -0,900 -0,916 -0,008 -0,002 -0,031 -0,043
3 113,548 0,400 -1,554 -0,005 -0,003 -0,056 -0,108
4 108,863 2,229 -2,119 -0,004 -0,003 -0,089 -0,190
5 107,982 3,150 -2,479 -0,003 -0,003 -0,108 -0,235
6 107,934 3,275 -2,589 -0,003 -0,003 -0,112 -0,243
7 107,934 3,276 -2,597 -0,003 -0,003 -0,112 -0,244
8 107,934 3,276 -2,597 -0,003 -0,003 -0,112 -0,244
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 menunjukkan perbandingan antara nilai -2LL blok pertama
dan dengan -2LL blok kedua. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi
yang kedua lebih baik, karena terdapat penurunan nilai dari blok pertama ke blok kedua.
Tabel 4.5 Model Summary
Step
-2Log
Likelihood
Cox & Snell
R Square
Nagelkerke
R square
1 107,934 0,169 0,458
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS
R Square adalah 0,458 (45,8 %) dan nilai Cox & Snell R Square 0,169 (16,9%). Artinya
variabel independen Financial Distress, Profitabilitas,Leverage,Likuiditas, dan Ukuran
Perusahaan mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen Opini Audit Going Concern
sebesar 45,8 %,sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini sebesar
54,2%.
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 104
10. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas
Constant FD PFB LVR LIK UP
Step 1 Constant 1,000 0,046 0,196 0,084 -0,373 -0,995
FD 0,046 1,000 -0,254 0,013 -0,149 0,039
PFB 0,196 -0,254 1,000 -0,287 -0,173 -0,201
LVR 0,084 0,013 -0,287 1,000 0,043 -0,099
LIK -0,373 -0,149 -0,173 0,043 1,000 0,323
UP -0,995 0,039 -0,201 -0,099 0,323 1,000
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS
Hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 4.6 menunjukkan tidak ada nilai koefisien
korelasi antar variabel yang lebih besar dari 0,8. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat gejala multikolinearitas yang antar variabel bebas tersebut.
Tabel 4.7.Variable in the Equation
B S.E Wald Df Sig Exp(B)
Step 1 FD -2,597 0,638 16,562 1 0,000 0,074
PFB -0,003 0,031 0,011 1 0,917 0,997
LVR -0,003 0,001 7,109 1 0,008 0,997
LIK -0,112 0,182 0,379 1 0,538 0,894
UP -0,244 0,231 1,114 1 0,291 0,784
Constant 3,276 6,448 0,258 1 0,611 26,478
Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.7 di atas maka model regresi logistik yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
Variabel konstan model regresi logistik mempunyai koefisien positif sebesar 3,276 yang
berarti jika variabel lain dianggap nol maka Opini Audit Going Concern mengalami kenaikan
sebesar 3,276 satuan. Variabel financial distress memiliki statistik wald sebesar 16,562
sedangkan dari tabel Chi-Square untuk signifikansi 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh hasil
sebesar -2,597 yang berarti setiap kenaikan 1% pada kesehatan perusahaan akan mengalami
penurunan peluang mendapatkan Opini Audit Going Concern sebesar 2,597 satuan dengan
asumsi nilai koefisien variabel lain tetap. Nilai signifikansi Financial Distress menghasilkan
nilai yang lebih rendah dari 0,05 yaitu memiliki nilai sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel financial distress berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern atau
dengan kata lain H1 diterima. Berdasarkan hasil koefisien tersebut menunjukkan bahwa financial
distress berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016. Hal ini menunjukkan ketika perusahaan mengalami
financial distress, maka perusahaan tersebut berpeluang mendapatkan opini audit going concern
dari auditor karena perusahaan tersebut diragukan kelangsungan usahanya.
Variabel profitabilitas memiliki statistik wald sebesar 0,011 sedangkan dari tabel Chi-
Square untuk signifikansi 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh hasil koefisien profitabilitas
sebesar -0,003 yang berarti setiap kenaikan 1% pada profitabilitas akan mengalami penurunan
opini audit going concern sebesar 0,003 satuan dengan asumsi nilai koefisien variabel lain tetap.
Ln
𝐺𝐺𝐺𝐺
1 − 𝐺𝐺𝐺𝐺
= 3,276 − 2,597𝐹𝐹𝐹𝐹 − 0,003𝑃𝑃𝑃𝑃 − 0,003𝐿𝐿𝐿𝐿 − 0,112𝐿𝐿𝐿𝐿 𝐿𝐿
− 0,244𝑈𝑈𝑈𝑈 + 𝑒𝑒
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 105
11. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
Nilai signifikansi profitabilitas menghasilkan nilai yang lebih besar dari 0,05 yaitu memiliki nilai
sebesar 0,917. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang
signifikan. Berdasarkan hasil statistik pada pengujian regresi logistik variabel profitabilitas
memiliki nilai signifikansi 0,917 yang berarti tidak berpengaruh (0,917>0,05). Hasil penelitian
ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari Return On Assets (ROA) dalam
memberikan opini audit going concern oleh auditor. Nilai ROA dapat diinterpretasikan sebagai
prosentase laba yang dihasilkan dalam pemanfaatan aset perusahaan sehingga terdapat
kemungkinan rendahnya ROA bukan berarti perusahaan tersebut memiliki kinerja yang buruk,
tetapi harus ditinjau dan dianalisa lebih lanjut penyebab rendahnya ROA tersebut. Seperti jika
perusahaan melakukan investasi dapat menyebabkan rendahnya nilai ROA, sehingga auditor
perlu menilai bagaimana tindakan manajemen risiko perusahaan dalam menilai dan menangani
sebab dan akibat dari investasi tersebut. Jika rencana manajemen cukup layak, maka perusahaan
masih dapat mengembangkan potensi asetnya guna menghasilkan laba (Asker et al., 2011; Chen
& Steiner, 1999; Cremonini, M., & Martini, P. (2005).
Variabel leverage memiliki statistik wald sebesar 7,109 sedangkan dari tabel Chi-Square
untuk signifikansi 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh hasil koefisien leverage sebesar -0,003
yang berarti setiap kenaikan 1% pada leverage akan mengalami penurunan opini audit going
concern sebesar 0,003 satuan dengan asumsi nilai koefisien variabel lain tetap. Nilai signifikansi
leverage menghasilkan nilai yang lebih kecil dari 0,05 yaitu memiliki nilai sebesar 0,008. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit
going concern. Berdasarkan nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa leverage
berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2012-2016. Hal ini menunjukkan ketika nilai leverage perusahaan tinggi,
maka perusahaan tersebut berpeluang tidak mendapatkan opini audit going concern dari auditor.
Hal tersebut dimungkinkan dengan meningkatnya rasio hutang terhadap jumlah terhadap modal
yang perusahaan tersebut sedang melakukan ekspansi bisnisnya sehingga kondisi keuangan
perusahaan dalam keadaan baik (Rampini & Viswanathan, 2010; Barclay et al., 1995; Shleifer
& Vishny, 1992).
Variabel Likuiditas memiliki statistik wald sebesar 0,379 sedangkan dari tabel Chi-
Square untuk signifikansi 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh hasil 1 koefisien Likuiditas
sebesar -0,112 yang berarti setiap kenaikan 1% pada Likuiditas akan mengalami penurunan
Opini Audit Going Concern sebesar 0,112 satuan dengan asumsi nilai koefisien variabel lain
tetap. Nilai signifikansi Profitabilitas menghasilkan nilai yang lebih besar dari 0,05 yaitu
memiliki nilai sebesar 0,538. Hal ini menunjukkan bahwa variabel likuiditas tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern. Likuiditas dalam penelitian ini
diproksikan dengan current ratio. Semakin kecil nilai current ratio maka semakin kecil pula
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Apabila perusahaan
tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka hal tersebut dapat berpengaruh pada
kredibilitas perusahaan sehingga perusahaan tersebut dianggap sedang mengalami masalah yang
dapat mengganggu kelangsungan usahanya. Oleh karenanya, perusahaan yang memiliki rasio
likuiditas rendah patut diragukan kelangsungan usahanya di masa yang akan datang, sehingga
sangat besar kemungkinan perusahaan tersebut mendapat opini audit going concern. Lebih lanjut
auditor tidak hanya mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dalam menerbitkan opini audit going concern, namun lebih melihat pada
kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya. Hasil penelitian ini didukung
dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Lie et al., (2016) yang mengungkapkan bahwa
likuiditas tidak berpengaruh signifikan pada pemberian opini audit going concern.
Variabel ukuran perusahaan memiliki statistik wald sebesar 1,114 sedangkan dari tabel
Chi-Square untuk signifikansi 0,05 dan derajat bebas = 1 diperoleh hasil koefisien Ukuran
Perusahaan sebesar -0,244 yang berarti setiap kenaikan 1% pada ukuran Perusahaan akan
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 106
12. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
mengalami penurunan Opini Audit Going Concern sebesar 0,244 satuan dengan asumsi nilai
koefisien variabel lain tetap. Nilai signifikansi Ukuran Perusahaan menghasilkan nilai yang lebih
besar dari 0,05 yaitu memiliki nilai sebesar 0,291. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil
dari pengujian variabel Ukuran Perusahaan tidak terdapat pengaruh yang signifikan ukuran
perusahaan terhadap opini audit going concern pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI tahun 2012-2016. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian terdahulu, yaitu
Alamanda (2014). Opini audit going concern selalu dihubungkan dengan bagaimana suatu
entitas dalam mengelola perusahaan agar mampu bertahan hidup dan memanfaatkan sumber
daya yang dimilikinya secara optimal. Berdasarkan konsep tersebut, maka meskipun perusahaan
tergolong perusahaan kecil, namun jika perusahaan memiliki manajemen dan kinerja yang baik
dan mampu menjaga kelangsungan usahanya dalam jangka waktu panjang maka akan
mendapatkan opini audit going concern. Hasil dari pengujian variabel Ukuran Perusahaan tidak
terdapat pengaruh yang signifikan ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil dari penelitian terdahulu, yaitu Alamanda (2014). Opini audit going concern selalu
dihubungkan dengan bagaimana suatu entitas dalam mengelola perusahaan utuk dapat
mempertahankan aktivitas operasional dan usahanya serta mampu untuk memanfaatkan sumber
daya yang dimilikinya secara optimal (Humphery-Jenner et al., 2011; Hall & Weiss, 1967; Joh,
2003) . Berdasarkan konsep tersebut, maka meskipun perusahaan tergolong perusahaan kecil,
namun jika perusahaan memiliki manajemen dan kinerja yang baik dan mampu menjaga
kelangsungan usahanya dalam jangka waktu panjang maka tidak akan mendapatkan opini audit
going concern.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian statistik serta pembahasan,
maka dapat disimpulkan bahwa Financial Distress berpengaruh negatif pada opini audit going
concern, leverage berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern, sedangkan
profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini
audit going concern. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah perusahaan yang
diteliti, menambahkan variabel-variabel lain seperti pertumbuhan perusahaan, opini audit tahun
sebelumnya dan sebagainya. Objek penelitian dapat menambahkan objek perusahaan
pertambangan, perusahaan dagang, perusahaan real estate, perbankan dan/atau perusahaan jasa.
DAFTAR PUSTAKA
Alamanda, Putri Karina. 2013. “Pengaruh ukuran perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, dan
Debt Default terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan Manufaktur
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2013”. Universitas Negeri Surabaya.
Altman, E. I. (2000). Predicting financial distress of companies: revisiting the Z-score and ZETA
models. Stern School of Business, New York University, 9-12.
Altman, E. I. (2013). 17 Predicting financial distress of companies: revisiting the Z-Score and
ZETA® models1. Handbook of Research Methods and Applications in Empirical Finance,
428.
Antle, R., Gordon, E., Narayanamoorthy, G., & Zhou, L. (2006). The joint determination of audit
fees, non-audit fees, and abnormal accruals. Review of Quantitative Finance and
Accounting, 27(3), 235-266.
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 107
13. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
Asker, J., Farre-Mensa, J., & Ljungqvist, A. (2011). Comparing the investment behavior of
public and private firms (No. w17394). National Bureau of Economic Research.
Barclay, M. J., Smith, C. W., & Watts, R. L. (1995). The determinants of corporate leverage and
dividend policies. Journal of applied corporate finance, 7(4), 4-19
Barnes, P., & HUAN, H. D. (1993). The auditor's going concern decision: some UK evidence
concerning independence and competence. Journal of Business Finance &
Accounting, 20(2), 213-228.
Blay, A. D., Geiger, M. A., & North, D. S. (2011). The auditor's going-concern opinion as a
communication of risk. Auditing: A Journal of Practice & Theory, 30(2), 77-102.
Boritz, J. E., & Kralitz, E. R. (1987). Reporting on condition: auditing the going-concern
assumption. CA Magazine, 120(3), 67-70.
Carcello, J. V., & Neal, T. L. (2003). Audit committee characteristics and auditor dismissals
following “new” going-concern reports. The Accounting Review, 78(1), 95-117.
Chen, C. R., & Steiner, T. L. (1999). Managerial ownership and agency conflicts: A nonlinear
simultaneous equation analysis of managerial ownership, risk taking, debt policy, and
dividend policy. Financial review, 34(1), 119-136.
Chow, C. (1982), “The demand for external auditing: size, debt and ownership influence”, The
Accounting Review, Vol. 57 No. 2, pp. 272-91
Cremonini, M., & Martini, P. (2005). Evaluating information security investments from attackers
perspective: the return-on-attack (ROA). In WEIS
DeFond, M. L., Raghunandan, K., & Subramanyam, K. R. (2002). Do non–audit service fees
impair auditor independence? Evidence from going concern audit opinions. Journal of
accounting research, 40(4), 1247-1274.
Dewayanto, T. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit
Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Fokus Ekonomi, 6(1).
Dwirainaningsih, Y. (2017). Pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja dan
kesejahteraan masyarakat di Kota Pekalongan. JURNAL LITBANG KOTA
PEKALONGAN, 12.
Erik, N. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Dan Dampaknya
Terhadap Koefisien Respon Laba. Sistem Informasi Akuntansi, Keuangan, Auditing &
Perpajakan (SIKAP), 1 (1), 9–21.
Fayed, M. E. (2013). Comparative performance study of conventional and Islamic banking in
Egypt. Journal of Applied Finance and Banking, 3(2), 1.
Feldmann, D., & Read, W. J. (2013). Going-concern audit opinions for bankrupt companies–
impact of credit rating. Managerial Auditing Journal, 28(4), 345-363.
Gallizo, J. L., & Saladrigues, R. (2016). An analysis of determinants of going concern audit
opinion: Evidence from Spain stock exchange. Intangible Capital, 12(1).
Geiger, M. A., & Rama, D. V. (2006). Audit firm size and going-concern reporting
accuracy. Accounting horizons, 20(1), 1-17.
Ghazali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS
Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 108
14. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
Habib, A., Uddin Bhuiyan, B., & Islam, A. (2013). Financial distress, earnings management and
market pricing of accruals during the global financial crisis. Managerial Finance, 39(2),
155-180.
Hall, M., & Weiss, L. (1967). Firm size and profitability. The Review of Economics and
Statistics, 319-331.
Humphery-Jenner, M. L., & Powell, R. G. (2011). Firm size, takeover profitability, and the
effectiveness of the market for corporate control: Does the absence of anti-takeover
provisions make a difference?. Journal of Corporate Finance, 17(3), 418-437.
Januarti, I. (2008). Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi
Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-2005). MAKSI, 8.
Jawadi, F., Jawadi, N., & Louhichi, W. (2014). Conventional and Islamic stock price
performance: An empirical investigation. International Economics, 137, 73-87.
Jensen, M. and Meckling, W. (1976), “Theory of the firm: managerial behavior, agency costs
and ownership structure”, Journal of Financial Economics, Vol. 3, pp. 305-60.
Joh, S. W. (2003). Corporate governance and firm profitability: evidence from Korea before the
economic crisis. Journal of financial Economics, 68(2), 287-322.
Kartika, A. (2012). Pengaruh Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini
Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Dinamika Akuntansi Keuangan dan
Perbankan, 1(1).
Kristiana, I. (2012). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhanperusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berkala Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi, 1(1).
Kuruppu, N., Laswad, F., & Oyelere, P. (2003). The efficacy of liquidation and bankruptcy
prediction models for assessing going concern. Managerial auditing journal, 18(6/7), 577-
590.
Lall, S. (2000). The Technological structure and performance of developing country
manufactured exports, 1985‐98. Oxford development studies, 28(3), 337-369.
Lie, C., Wardani, R. P., & Pikir, T. W. (2016). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas,
dan Rencana Manajemen terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur di BEI). Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(2).
Mirza, D. S. (2012). Pengaruh kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan belanja modal terhadap
indeks pembangunan manusia di Jawa Tengah tahun 2006-2009. Economics Development
Analysis Journal, 1(2).
Mutchler, J.F. (1984), “Auditors’ perceptions on the going-concern opinion decision”, Auditing:
A Journal of Practice & Theory, Vol. 3, pp. 17-30.
Moalla, H. (2017). Audit report qualification/modification: Impact of financial variables in
Tunisia. Journal of Accounting in Emerging Economies, 7(4), 468-485.
Ogunlana, S. O., Promkuntong, K., & Jearkjirm, V. (1996). Construction delays in a fast-
growing economy: comparing Thailand with other economies. International Journal of
project management, 14(1), 37-45.
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 109
15. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
Olson, D., & Zoubi, T. (2016). Convergence in bank performance for commercial and Islamic
banks during and after the Global Financial Crisis. The Quarterly Review of Economics and
Finance.
Orlitzky, M., Schmidt, F. L., & Rynes, S. L. (2003). Corporate social and financial performance:
A meta-analysis. Organization studies, 24(3), 403-441.
Pan, W. T. (2012). A new fruit fly optimization algorithm: taking the financial distress model as
an example. Knowledge-Based Systems, 26, 69-74.
Prasetyo, R. B., & Firdaus, M. (2009). Pengaruh infrastruktur pada pertumbuhan ekonomi
wilayah di indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, 2(2), 222-236.
Rakhiemah, A. N., & Agustia, D. (2009). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap corporate social
responsibility (CSR) disclosure dan kinerja finansial perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XII, 4-6.
Rampini, A. A., & Viswanathan, S. (2010). Collateral, risk management, and the distribution of
debt capacity. The Journal of Finance, 65(6), 2293-2322.
Salawu, R., Moromoke Oladejo, T., & Godwin, I. (2017). Going Concern and Audit Opinion of
Nigerian Banking Industry.
Santosa, A. F., & Wedari, L. K. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia, 11(2).
Shleifer, A., & Vishny, R. W. (1992). Liquidation values and debt capacity: A market
equilibrium approach. The Journal of Finance, 47(4), 1343-1366
Sinarwati, N. K. (2011). MENGAPA PERUSAHAAN MENERIMA OPINI AUDIT GOING
CONCERN?. JINAH (Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika), 1(1).
Stanley, J., Todd De Zoort, F., & Taylor, G. (2009). The association between insider trading
surrounding going concern audit opinions and future bankruptcy. Managerial Auditing
Journal, 24(3), 290-312.
Susanto, Y. K. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern
pada perusahaan publik sektor manufaktur. Jurnal bisnis dan Akuntansi, 11(3), 155-173.
Svanberg, J., & Ohman, P. (2014). Lost revenues associated with going concern modified
opinions in the Swedish audit market. Journal of Applied Accounting Research, 15(2), 197-
214.
Tria, N. N. A. (2015). Pengaruh ukuran perushaan, profitabilitas, solvabilitas dan debt default
terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2013. Jurnal Akintansi UNESA, 3(2).
Venuti, E. K. (2004). The going-concern assumption revisited: Assessing a company's future
viability. The CPA Journal, 74(5), 40.
Vermeer, T. E., Raghunandan, K., & Forgione, D. A. (2013). Going-concern modified audit
opinions for non-profit organizations. Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial
Management, 25(1), 113-134.
Watts, R. and Zimmerman, J. (1986), Positive Accounting Theory, Prentice-Hall, Englewood
Cliffs, NJ.
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 110
16. Lucky Nugroho, Siti Nurrohmah, Lawe Anasta / Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern
Welch, I. (2011). Two common problems in capital structure research: The financial‐debt‐to‐
asset ratio and issuing activity versus leverage changes. International Review of
Finance, 11(1), 1-17.
Willenborg, M., & McKeown, J. C. (2000). Going-concern initial public offerings. Journal of
Accounting and Economics, 30(3), 279-313.
Wulandari, S. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan
Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi, 531-558.
Yamin, M., & Windymadaksa, S. (2017). PEMBANGUNAN KERETA CEPAT JAKARTA-
BANDUNG SEBAGAI MERCUSUAR HUBUNGAN INDONESIA-TIONGKOK. JPP
(Jurnal Politik Profetik), 5(2), 200-218.
Yong Tan, Christos Floros, and John Anchor. "The profitability of Chinese banks: impacts of
risk, competition and efficiency." Review of Accounting and Finance 16, no. 1 (2017): 86-
105.
Yusuf, A. M. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Prenada
Media.
Zmijewski, M. E. (1984). Methodological issues related to the estimation of financial distress
prediction models. Journal of Accounting research, 59-82. Available online at:
http://investasi.kontan.co.id/news/bei-kaji-kembali-penilaian-going-concern-emiten
www.idx.co.id, diakses sabtu 16 September 2017.
Jurnal SIKAP Vol 2 | No. 2 | 2018 111