SlideShare a Scribd company logo
Draft 6
PETA JALAN
GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL
2015-2019
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran, sehingga kami dapat menyelesaikan buku Peta Jalan Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM) sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pada kurun waktu
5 (lima) tahun yaitu 2015 - 2019. Buku ini disusun berdasarkan masukan dari berbagai pihak baik
dari Kementerian/ Lembaga, Dunia Pendidikan, Dunia Usaha maupun Masyarakat melalui
berbagai forum baik dipusat maupun di daerah.
Gerakan Nasional Revolusi Mental yang diamanatkan oleh Presiden RI pada pidato
kenegaraan di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada tanggal 14 Agustus 2015, merupakan
gerakan yang bersifat masif, kesuksesannya sangat tergantung pada komitmen dan peran serta
seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Gerakan Nasional Revolusi Mental meliputi 3 (tiga) nilai
dasar yaitu Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong yang dijabarkan dalam 5 (lima) program
yakni Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib,
Gerakan Indonesia Mandiri dan Gerakan Indonesia Bersatu.
Buku ini memuat latar belakang perlunya peta jalan ini dibuat, tujuan yang ingin dicapai
pada akhir gerakan, fokus dan isu strategis, landasan, visi dan misi, sumberdaya dan pelaku,
prinsip-prinsip, sasaran dan strategi, tahapan dan rencana aksi, sasaran dan target Gerakan
Nasional Revolusi Mental.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa buku peta jalan ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kami mohon masukkan dan saran dari para pembaca sehingga peta jalan GNRM dapat
mewujudkan perubahan dan perbaikan karakter bangsa menuju bangsa yang bermartabat,
modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberikan masukan dalam proses penyusunan buku “Peta Jalan Gerakan Nasional Revolusi
Mental” ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Jakarta, Juni 2016
Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan
Haswan Yunaz
3
SAMBUTAN
Revolusi Mental adalah perjuangan besar, bukan perjuangan kecil (Presiden Soekarno,
1957). Perjuangan ini selayaknya terus menjadi agenda utama para pemimpin Indonesia
selanjutnya dalam membangun dan memperbaiki karakter bangsa, karena menyangkut
pembangunan kualitas manusia. Pembangunan tak terbatas pada dimensi sosial, ekonomi, dan
politik namun juga dimensi pembangunan budaya baik warisan budaya maupun nilai dan
kreativitas budaya bangsa. Pembangunan budaya merupakan agenda strategis yang dimuat dalam
RPJMN 2015-2019 sesuai dengan Trisakti dan Nawacita yang merupakan penjabaran Visi dan
Misi Presiden Jokowi – Jusuf Kalla.
Buku Peta Jalan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) ini diharapkan menjadi acuan
bagi Penyelenggara Negara (Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif), dunia usaha, dunia pendidikan dan
masyarakat baik di pusat maupun didaerah dalam pelaksanaan GNRM pada lingkup kerja, tugas
dan kegiatan masing-masing untuk mencapai 3 (tiga) tujuan GNRM yaitu :
1. Mengubah cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang berorientasi
pada kemajuan dan kemodernan sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan
mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
2. Membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa
depan Indonesia sebagai Negara dengan kekuatan besar untuk berprestasi tinggi,
produktif sehinggamenjadi bangsa yang maju dan modern dengan fondasi tiga pilar
Trisakti.
3. Mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan
berkepribadian yang berkebudayaan melalui pembentukan manusia Indonesia baru
yang unggul.
Dalam merealisasikan visi dan misi Trisakti, selain diperlukan sumberdaya material,
keterampilan dan manajemen, juga kesiapan mental. Secara umum, bangsa Indonesia rentan
dalam mentalitas berdikari, berdaulat dan berkepribadian dengan berbagai implikasi
destruktifmya. Oleh karena itu, GNRM harus membidik aspek terpenting yang menentukan
perilaku manusia yaitu karakter personal dan budaya meliputi sistem nilai, sistem pengetahuan
dan sistem perilaku yang membentuk karakter kolektif. “Budaya” penentu nasib suatu bangsa,
demikian pernah dinyatakan oleh Perdana Menteri Singapur (Lee Kuan Yew).
Dengan mempertimbangkan hambatan mental yang ada serta idealisme nilai-nilai budaya,
maka Revolusi Mental difokuskan pada 3 (tiga) mentalitas inti yaitu mentalitas-budaya
kemandirian, mentalitas-budaya gotong royong dan mentalitas-budaya pelayanan. Restorasi
ketiga mental budaya tersebut akan menurunkan mentalitas-ikutan. Kreativitas dan inovasi
misalnya merupakan hasil perpaduan ketiga mentalitas tersebut. Selanjutnya, mentalitas inti harus
menjadi landasan ideologi kerja bagi penyusunan platform dengan segala turunan kebijakan dan
progam di semua lini dan sektor pemerintahan. Dalam implementasinya, GNRM tidak dilakukan
4
secara vertikal yaitu negara yang berinisiatif dan melaksanakan. Namun, pendekatan horizontal
dalam bingkai gotong royong yang melibatkan partisipasi berbagai agen sosial dari kalangan dunia
usaha/swasta, dunia pendidikan dan masyarakat seperti pendidik, media, organisasi
kemasyarakatan, tokoh agama, budayawan, pemuda, perempuan dan aktivis dunia maya sangat
tepat untuk dilakukan.
Semoga buku “Peta Jalan Gerakan Nasional Revolusi Mental” ini dapat bermanfaat untuk
menambah energi pergerakan dan perubahan menuju Indonesia yang kita cita-citakan bersama.
Amiin Ya Rabbal Alamiin
Jakarta, Juni 2016
Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Puan Maharani
5
I. Pendahuluan
Revolusi Mental merupakan semangat untuk melanjutkan perjuangan besar mengisi janji
Kemerdekaan yang dinyatakan pertama kali oleh Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus
1957, yang bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat perubahan berkemajuan bangsa
Indonesia, sehingga memerlukan gerakan hidup baru untuk mewujudkan Trisakti, yaitu berdaulat
di bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Semangat perubahan berkemajuan melalui Revolusi Mental dikuatkan kembali oleh
Presiden Joko Widodo pada tahun 2014. Komitmen tersebut menjadi kehendak politik Kabinet
Kerja yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menekankan
Revolusi Mental dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dukungan rakyat terhadap
pentingnya Revolusi Mental, tercermin dari Penyelenggara Negara dan masyarakat yang
mengakui bahwa mental atau karakter bangsa Indonesia tengah mengalami berbagai
permasalahan sehingga untuk memperbaiki dan dan merubahnya memerlukan gerakan bersama
dengan melibatkan semua komponen bangsa secara bergotong-royong.
Mengacu pada berbagai hasil survei internasional dan pengakuan Indonesia sebagai
anggota G-20, kita masih menghadapi berbagai masalah sosial-budaya yang memerlukan cara
pikir, cara kerja, cara hidup dan sikap yang lebih baik. Corruption Perception Index (CPI) yang
dikeluarkan Transparency International (2014) memberikan peringkat Indonesia pada nomor 107
dari 114 negara, jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina.
Hal ini disebabkan, antar lain oleh rendahnya pengakuan terhadap kekayaan budaya, praktik
korupsi pada berbagai sendi kehidupan, daya saing dan etos kerja yang kurang kompetitif, praktik
hidup individualistik dan masalah mentalitas para Penyelenggara Negara dan masyarakat. Bangsa
Indonesia memerlukan gerakan perubahan tentang cara pandang (mindset), cara pikir, cara kerja,
cara hidup dan sikap serta perilaku yang berorientasi pada perubahan berkemajuan untuk
mewujudkan Indonesia yang maju, makmur, sejahtera, modern dan bermartabat berlandaskan
nilai-nilai Pancasila. Sebagai gerakan, Revolusi Mental melibatkan semua simpul-simpul perubahan
para Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk mengembangkan dan mendokumentasikan
produk-produk seni dan kreativitas budaya serta mengembangkan dan melestarikan warisan
budaya.
6
Indonesia seperti kehilangan model dan teladan yang baik dari para Penyelenggara
Negara, bahkan masyarakat pun mengalami kehilangan kepercayaan terhadap Penyelenggara
Negara dengan melihat banyaknya kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di lingkungan
eksekutif, legislatif, yudikatif dan berbagai instrumen sosial lainnya. Praktik pandemik korupsi ini
sungguh ironis dan masih terjadi pada masa paska reformasi.
Dari aspek produktivitas tenaga kerja Indonesia menurut Asian Development Bank (ADB,
2015) meski naik sebesar 60% dalam 14 tahun terakhir, namun kalah jauh oleh kenaikan
produktivitas negara-negara lain. Sebagai perbandingan, kenaikan produktivitas tenaga kerja
China adalah lima kali lipat dalam 14 tahun terakhir. Indonesia bergerak, namun bangsa lain
bergerak lebih cepat dan lebih produktif. Gerakan Nasional Revolusi Mental akan mendorong
akselerasi peningkatan produktivitas tenaga kerja Indonesia. Perubahan berkemajuan di semua
aspek harus terus dikumandangkan dan dilaksanakan agar bangsa Indonesia lebih disegani lagi baik
di lingkungan regional maupun global melalui pencapaian 3 (tiga) tujuan dari GNRM yaitu:
1. Mengubah cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang berorientasi pada
kemajuan dan kemodernan sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu
berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
2. Membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa depan
Indonesia sebagai Negara dengan kekuatan besar untuk berprestasi tinggi, produktif dan
berpotensi menjadi bangsa maju dan modern dengan fondasi tiga pilar Trisakti.
3. Mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan
berkepribadian yang berkebudayaan melalui pembentukan manusia Indonesia baru yang
unggul.
7
II. Fokus Gerakan Nasional Revolusi Mental
Fokus Gerakan Nasional Revolusi Mental meliputi 3 (tiga) masalah mendasar, yaitu:
1) Krisis integritas dan pandemik korupsi dalam penyelenggaraan negara dan praktik di
masyarakat. Pada saat yang sama, Indonesia menghadapi tantangan yang berat dalam
proses demokratisasi.
2) Lemahnya etos kerja, kreativitas, dan daya saing membuat Indonesia semakin
tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Pada saat yang sama Indonesia memasuki
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
3) Krisis identitas ditandai dengan melemahnya budaya gotong royong, yang merupakan
aset sosial-budaya Indonesia. Pada saat yang sama kita menghadapi gempuran
gelombang globalisasi yang lebih diwarnai dengan nilai-nilai individualistik.
Ketiga masalah mendasar diatas mempengaruhi sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara serta apabila tidak dicari solusinya dapat menghambat upaya mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran pada jangka menengah dan panjang. Gerakan Nasional Revolusi
Mental diharapkan dapat merubah perilaku kolektif bangsa secara bersama-sama menuju perilaku
baru melalui gerakan yang melibatkan semua unsur, baik Penyelenggara Negara maupun
masyarakat.
Revolusi Mental adalah Gerakan untuk mengubah cara pikir, cara kerja, cara hidup dan
sikap serta perilakubangsa Indonesia yang mengacu nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong
royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan, agar Indonesia menjadi negara
yang maju, modern, makmur, sejahtera dan bermartabat.
Revolusi Mental merupakan gerakan yang melibatkan seluruh komponen bangsa dengan
memperkuat peran nyata Penyelenggara Negara dan seluruh elemen masyarakat Secara nasional
unsur pelaksana gerakan ini setidaknya terdiri atas 4 (empat) pelaku utama yaitu Penyelenggara
Negara (eksekutif, legislatif, yudikatif) baik pusat maupun daerah, dunia usaha, dunia pendidikan
dan masyarakat. Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) memerlukan inisiatif semua unsur
Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk bersama-sama secara bergotong-royong mengubah
keadaan bangsa menjadi lebih baik dan lebih maju sesuai harapan rakyat. Bentuk nyata dari
8
gerakan ini selain berupa inisiatif semua unsur, juga didukung oleh berbagai simpul perubahan
yang telah dan sedang berlangsung dalam masyarakat mulai dari birokrasi yang melayani,
peningkatan penegakan hukum dan aturan tanpa pandang bulu, hingga berbagai inisiatif yang
melibatkan para pemangku kepentingan secara bergotongroyong untuk mewujudkan perilaku
kolektif yang berintegritas dan beretoskerja. Semua komponen bangsa diharapkan berperan
sebagai agen perubahan yang merupakan bentuk nyata aktivitas GNRM yang dikategorikan
kedalam 4 (empat) Pelaku Utama seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Empat Pelaku Utama GNRM
III. Landasan, Visi, Misi, dan Nilai-nilai Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM)
3.1 Landasan GNRM
Di dalam RPJMN 2015-2019 dijabarkan secara jelas arah pembangunan presiden Jokowi –
Jusuf Kalla sesuai Trisakti dan Nawacita. Selain capaian aspek material, pembangunan sosial-
budaya juga mendapat perhatian besar, termasuk bagaimana mengatasi berbagai ketimpangan.
Pembangunan yang berpihak kepada rakyat dilakukan dengan menguatkan arah
pembangunan yang lebih berorientasi pada keadilan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Kemajuan dan kemakmuran sebagai hasil pembangunan harus mampu menangani kesenjangan
dan ketimpangan kelompok pendapataan dan memajukan kawasan atau daerah-daerah yang
selama ini tertinggal, baik Kawasan Timur Indonesia (KTI) maupun daerah-daerah di luar Pulau
Dunia PendidikanDunia Usaha
Masyarakat
Penyelenggara
Negara
Gugus Tugas
9
Jawa dan wilayah-wilayah lainnya. Hal ini terlihat pada Strategi Pembangunan Nasional yang
meliputi norma pembangunan Kabinet Kerja dalam 3 (tiga) Dimensi Pembangunan yaitu Dimensi
Pembangunan Manusia, Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan serta Dimensi Pemerataan dan
Kewilayahan. Dimensi Pembangunan Manusia salah satu unsurnya adalah mental/karakter bangsa
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Strategi Pembangunan Nasional
Sumber: RPJMN 2015-2019
Revolusi Mental penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Revolusi Mental
dimulai dari perubahan alam pikiran yang membawa perubahan cara kerja dan cara hidup dalam
meraih cita-cita dan mencapai tujuan bernegara. Revolusi Mental membangkitkan kesadaran
untuk berprestasi tinggi, produktif menuju bangsa yang bermartabat, modern, maju, makmur, dan
sejahtera berdasarkan Pancasila. Revolusi Mental berorientasi pada kemajuan dan kemodernan
sebagai gerakan yang melibatkan seluruh komponen bangsa dengan mensinergikan peran institusi
pemerintahan bersama-sama rakyat, internalisasi nilai-nilai instrumental pada individu, keluarga,
institusi sosial, masyarakat luas dan lembaga negara. Keberhasilan Revolusi Mental mensyaratkan
manusia unggul dengan pendidikan yang baik, memiliki keahlian dan keterampilan, menguasai
10
teknologi, pekerja keras, mempunyai etos kerja serta komitmen yang tinggi untuk bekerja dan
bersinergi secara bergotong-royong.
Nilai instrumental Revolusi Mental meliputi 3 (tiga) rumpun yaitu integritas, etos kerja
dan gotong royong. Revolusi mental didukung oleh modal dasar yang dimiliki oleh Bangsa
Indonesia yakni posisi geografis yang strategis sebagai negara maritim, geo-ekonomi dan geo-
politik strategis sebagai kekuatan ekonomi politik, jumlah penduduk yang besar, kekayaan
sumber daya alam yang tinggi dan modal sosial yang sudah terbangun.
Perilaku-perilaku dari aktualisasi nilai-nilai instrumental Revolusi Mental akan membentuk
budaya baru yang mendorong terwujudnya Trisakti sebagai prasyarat menjadi bangsa yang
bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.
Sebagai sebuah gerakan Revolusi Mental mengandung 8 (delapan) prinsip, yaitu:
(i) Merupakan gerakan sosial untuk mendorong kemajuan Indonesia.
(ii) Pemerintah bertekad untuk menjamin kesungguhan dan keberlanjutan gerakan revolusi
mental.
(iii) Bersifat lintas-sektoral, meliputi seluruh kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan
masyarakat.
(iv) Bersifat partisipatif, merupakan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dunia
pendidikan dan masyarakat.
(v) Diawali dengan program pemicu (value attack) untuk mengubah perilaku masyarakat
secara cepat dan konkrit.
(vi) Program dirancang secara ramah pengguna, populer dan bagian dari gaya hidup.
(vii) Nilai-nilai yang dikembangkan tersebut bertujuan untuk mengatur kehidupan sosial dan
moralitas publik, bukan terbatas pada moralitas privat.
(viii) Dapat diukur dampaknya.
Kedelapan prinsip GNRM tersebut menunjukkan, terdapat upaya-upaya untuk melakukan
perubahan fundamental pada karakter, kepribadian dan perilaku bangsa.
Kerangka pikir Revolusi Mental mengacu pada dokumen RPJMN sesuai Gambar 3 sebagai
berikut:
11
Gambar 3. Kerangka Pikir Gerakan Nasional Revolusi Mental
Gambar 3 di atas menunjukkan pentingnya implementasi gerakan sebagai bagian tak
terpisahkan dari landasan filosofis dan rasionalnya yang telah dipayungi RPJMN 2015-2019.
3.2 Visi, Misi dan Nilai-nilai Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
Visi GNRM adalah:
“Terwujudnya Penyelenggara Negara dan masyarakat Indonesia yang berintegritas dan
beretos kerja dengan semangat gotong royong”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi GNRM adalah:
(i) Memperkuat nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong sebagai perwujudan cara pikir,
cara kerja, cara hidup dan sikap serta perilaku para Penyelenggara Negara dan
masyarakat;
(ii) Mempraktikkan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong dalam kehidupan
masyarakat;
12
(iii) Melembagakan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong secara sistemik dan
terstruktur pada Penyelenggara Negara dan masyarakat;
(iv) Memperluas keterlibatan Penyelenggara Negara dan masyarakat dalam membangun
integritas, etos kerja, dan gotong royong;
(v) Meningkatkan penegakan aturan-aturan yang mengacu pada nilai integritas, etos kerja, dan
gotong royong terhadap Penyelenggara Negara;
Nilai-nilai GNRM meliputi:
(i) Integritas. Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan yang menyelaraskan hubungan diantara
tindakan dengan nilai dan prinsip kehidupan. Integritas merupakan kesatuan kata dan
perbuatan yang mengarahkan karakter dan perilaku seseorang secara bertanggung jawab.
Bentuk penjabaran nilai Integritas antara lain jujur, dapat dipercaya, berakhlak
mulia, bertanggungjawab dan konsisten.
(ii) Etos Kerja. Etos Kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau masyarakat. Etos kerja seseorang berkaitan erat dengan kepribadian,
perilaku, dan karakter individu yang bersangkutan. Etos kerja antara lain terdiri dari nilai
daya saing, optimis, inovatif, produktif dan berjiwa patriot.
(iii) Gotong royong. Gotong royong merupakan nilai yang telah ada sejak zaman nenek
moyang kita. Masyarakat Indonesia dikenal sejak lama telah menggunakan cara kerjasama
didalam menyelesaikan setiap masalah yang mereka hadapi. Bentuk nilai gotong royong
antara lain terdiri dari kepekaan, kerjasama, solidaritas, perilaku tolong
menolong, komunal, berorientasi pada kemaslahatan dan nasionalis.
IV. Pelaku GNRM
Gerakan Nasional Revolusi Mental bersifat sistemik, kolektif, dan masif yang sangat
ditentukan oleh komitmen dan aksi nyata seluruh Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia
pendidikan dan masyarakat. Semua Kementerian/Lembaga wajib berpartisipasi dalam gerakan ini.
Demikian juga, para pelaku perubahan di masyarakat menjadi unsur penting dalam gerakan ini.
Pelaku perubahan di masyarakat merupakan mitra perubahan bagi Penyelenggara Negara. Semua
13
unsur ini menjadi simpul-simpul perubahan melalui aksi-aksi nyata pada lingkungan masing-
masing.
Pemerintah dalam hal ini Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas)
telah memetakan peran Kementerian dan Lembaga (K/L) dalam upaya menjalankan Revolusi
Mental, yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019. Pada Gambar 4 ditunjukkan bahwa Bappenas
mengkoordinasikan perencanaan GNRM dan Kemenko PMK mengkoordinasikan,
mensinkronkan, dan mengendalikan pelaksanaan GNRM yang selanjutnya dipetakan peran
masing-masing K/L sesuai dengan inisatif strategis sebagai berikut:
1. Untuk mewujudkan kedaulatan politik diperlukan 2 (dua) inisiatif strategis yakni:
a. Meningkatkan kepatuhan, penegakan hukum dan reformasi lembaga peradilan yang
dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan,
Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, TNI/Polri, Kejaksaan Agung, Komisi Yudisial, Komisi Pemberantasan
Korupsi, Komisi Nasional HAM dan Ombudsman RI.
b. Menguatkan kelembagaan politik dan reformasi birokrasi pemerintahan yang
melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan,
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Kementerian Agraria/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Kementerian Kesehatan, Komisi Pemilihan Umum,
Badan Pengawasan Pemilu, Lembaga Administrasi Negara, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan, dan Ombudsman RI.
2. Untuk mewujudkan kemandirian ekonomi ditetapkan inisiatif strategis berupa
peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa yang melibatkan Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Kemaritiman,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian
Pemuda dan Olahraga, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan,
14
Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Pertanian,
Kementerian ESDM, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Kementerian Kesehatan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Komisi Pengawas Persaingan Usaha,
Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Ekonomi Kreatif dan Komisi
Ekonomi dan Industri Nasional.
3. Untuk mewujudkan kepribadian dalam kebudayaan ditetapkan 4 inisiatif strategis yakni:
a) Meningkatkan peran keluarga, agama, lembaga sosial dan media publik yang melibatkan
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama,
Kementerian Sosial, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pemuda dan
Olahraga, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
b) Mengembangkan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa yang melibatkan,
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian
Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian
Pemuda dan Olahraga, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian
Ketenagakerjaan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Lembaga Administrasi
Nasional, Komisi Pemberantasan Korupsi dan Perpustakaan Nasional.
c) Memanfaatkan modal sosial dan modal budaya melibatkan Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Sosial, Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
15
d) Membangun pendidikan yang berkualitas dan kebudayaan yang memacu daya cipta dan
inovasi melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, Kementerian Agama, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian
Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertanian.
Masing-masing Kementerian / Lembaga sesuai dengan tugas dan kewenangannya diminta untuk
menyusun Rencana Aksi Nasiona (RAN) sampai tahun 2019 dan melaksanakan kegiatan Gerakan
Nasional Revolusi Mental sesuai dengan peta peran Kementerian / Lembaga (Gambar 4) .
Gambar 4 Peta Peran K/L dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental
16
Di dalam GNRM, semua elemen bangsa bergerak secara simultan, integral, dan sistemik
menyentuh seluruh elemen bangsa untuk mendorong terjadinya perubahan ke arah yang lebih
baik dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Keteladanan Penyelenggara Negara
yang disertai praktik penegakan hukum dan aturan secara konsisten diharapkan dapat
membangkitkan inisiatif perubahan yang melibatkan dunia usaha, pelaku pendidikan dan
masyarakat.
V. Sasaran dan Strategi GNRM
Secara substansial, semangat Revolusi Mental selaras dengan Revolusi Karakter Bangsa
yang juga dinyatakan dalam RPJMN 2015-2019. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-
2019 itu, arah dan strategi dari Revolusi Karakter Bangsa meliputi :
1. Meningkatkan kualitas pendidikan agama di sekolah untuk memperkuat pemahaman
dan pengamalan untuk membina akhlak mulia dan budi pekerti luhur,
2. Meningkatkan pemasyarakatan budaya produksi,
3. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi inovasi
Revolusi Mental memerlukan peran yang lebih dominan dari aspek pendidikan dan
kebudayaan agar menjadi gerakan sosial.
5.2 Sasaran Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
Sasaran Gerakan Nasional Revolusi Mental(GNRM) adalah seluruh simpul-simpul
perubahan yang melibatkan Penyelenggara Negara dan Masyarakat yang masing-masing terdiri
atas:
1. Pemerintah (Aparatur Sipil Negara),
2. Dunia Usaha,
3. Masyarakat antara lain:
a) Pendidik (guru, dosen),
b) Budayawan dan Seniman,
c) Tokoh Agama,
17
d) Tokoh Politik dan Kader Partai Politik,
e) Tokoh Masyarakat,
f) Akademisi/ Organisasi Profesi,
g) Pemuda dan Mahasiswa,
h) Tokoh Wanita,
i) Wartawan/Media dan,
j) Netizen (penggiat dunia maya yaitu aktivis sosial media)
Semua simpul-simpul perubahan terlibat dalam gerakan sosial yang mengubah situasi
Bangsa Indonesia dari kondisi awal yang telah dijabarkan sebelumnya menuju kondisi yang
diharapkan pada akhir tahun 2019 dengan tahapan-tahapan sebagai berikut (Gambar 5)
Gambar 5. Tahapan Pelaksanaan GNRM 2015-2019
18
Untuk mewujudkan sasaran Gerakan Nasional Revolusi Mental, diharapkan dapat
memperoleh capaian penting (milestones) tahun 2015-2019, sebagai berikut:
(i) Meningkatnya agen-agen perubahan pada Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia
pendidikan dan masyarakat
(ii) Indeks penurunan korupsi
(iii) Meningkatnya partisipasi masyarakat
(iv) Indeks Revolusi Mental
Tercapainya indeks pada capaian penting diatas menjadi tanggung jawab Kementerian /
Lembaga sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Adapun Indeks Revolusi Mental disusun dan
diukur untuk memonitor dan mengevaluasi implementasi nilai-nilai integritas, etos kerja dan
gotong royong pada Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat setiap
tahunnya.
VI. Tahapan Pelaksanaan GNRM
Dalam RPJMN 2015-2019, Revolusi Mental memerlukan pendekatan gerakan multi-
sektoral yang melibatkan sinergi jalur pendidikan, hukum dan politik, secara berkelanjutan
melampaui dimensi waktu tahun 2019. Peta Jalan ini diharapkan dapat membantu mempercepat
proses perubahan berkemajuan agar lebih terukur dan mencapai sasaran yang diharapkan.
Mengingat kompleksitas persoalan bangsa ini, RPJMN 2015-2019 juga mengakui
pentingnya sinergi lintas sektoral agar Revolusi Mental dapat menjadi tanggung jawab
Kementerian / Lembaga secara terkoordinasi, bersinergi dan berkelanjutan. Pendekatan hukum
dan politik juga diperlukan untuk menghadirkan keteladanan, ketertiban sosial dan kepatuhan
masyarakat terhadap hukum dan aturan.
Berdasarkan perubahan aspek struktural, kultural dan prosesual yang berhasil dilakukan di
berbagai negara lain, langkah-langkah rentang waktu (timeline) GNRM mengikuti tahapan sebagai
berikut:
(i) Tahap pertama (2015-2016), fokus pada sosialisasi, diseminasi dan pembentukan
Gugus Tugas agen-agen perubahan yang melibatkan Penyelenggara Negara, dunia usaha,
19
dunia pendidikan dan masyarakat pada tahun 2015-2016. Tujuan tahapan ini adalah
meningkatkan rasa mememiliki semua unsur pelaku perubahan terhadap gerakan.
(ii) Tahap kedua (2016-2017), fokus pada partisipasi agen perubahan dan peningkatan
penegakan aturan oleh Penyelenggara Negara yang didukung oleh berbagai pendukung
gerakan dari dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat yang berdampak pada
meningkatnya ketaatan pada hukum dan praktik pencegahan serta pemberantasan
korupsi.
(iii) Tahap ketiga (2017-2018), fokus pada Penyelenggara Negara dan masyarakat yang
melayani, bersih dan tertib, yang berdampak pada meningkatnya mutu pelayanan yang
diberikan Penyelenggara Negara dan pelayanan yang diberikan antar sesama masyarakat
yang didukung oleh ketertiban dan kebersihan lingkungan.
(iv) Tahap keempat (2018-2019), fokus pada Penyelenggara Negara dan masyarakat
yang mandiri dan bersatu, yang mengindikasikan bahwa bangsa Indonesia tengah
mengalami tahapan proses transformasi menuju budaya yang diharapkan dengan
menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja dan
gotong royong.
Empat tahap tersebut diatas merupakan tahapan yang saling berkaitan dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuan gerakan. Kesuksesan gerakan ini memerlukan
kepemimpinan berbasis keteladanan pada semua simpul perubahan dan semua tingkatan
kepemimpinan, baik pada Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia pendidikan maupun
masyarakat.
6.1 Strategi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
Strategi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan. Dengan memperhatikan sasaran GNRM, maka ditetapkan 5 (lima) strategi
GNRM 2015-2019 sebagai berikut:
(i) Membuat payung hukum pelaksanaan GNRM dan meningkatkan penegakan hukum yang
didukung oleh sistem, tata kelola pemerintahan dan praktik meritokrasi.
20
(ii) Menguatkan rasa memiliki para Penyelenggara Negara melalui Reformasi Birokrasi untuk
membangun budaya birokrasi yang melayani dan berintegritas.
(iii) Melakukan praktik simpul-simpul perubahan dalam gerakan untuk membangun inisiatif
dan partisipasi semua pelaku GNRM.
(iv) Melakukan praktik keteladanan berbasis nilai-nilai Revolusi Mental di semua simpul
perubahan dan tingkatan kepemimpinan.
(v) Menjadikan portal http://www.revolusimental.go.id sebagai platform gerakan bersama.
Selanjutnya keterkaitan antara strategi, sasaran strategis dan indikator keberhasilan dapat dilihat
pada Tabel 2, sebagai berikut:
Tabel 2 Matriks Strategi, Sasaran Strategis, dan Indikator Keberhasilan GNRM
No Strategi Sasaran Strategis Indikator Keberhasilan
1 Membuat payung hukum
pelaksanaan GNRM dan
meningkatkan penegakan
hukum yang didukung oleh
sistem, tata kelola
pemerintahan dan praktik
meritokrasi
1. Semua
Kementerian/
Lembaga
Tersedianya payung hukum
pelaksanaan GNRM dalam bentuk
Instruksi Presiden
2. Penegak hukum Penegak hukum melaksanakan
kegiatannya dengan mengacu pada
3 (tiga) nilai Revolusi Mental
2 Menguatkan rasa memiliki
para Penyelenggara Negara
melalui Reformasi Birokrasi
untuk membangun budaya
birokrasi yang melayani dan
berintegritas
Penyelenggara Negara,
dunia usaha, dunia
pendidikan, dan
masyarakat
Penyelenggara Negara, dunia
usaha, dunia pendidikan, dan
masyarakat secara aktif
melaksanakan 5 (lima) program
GNRM baik di pusat maupun
daerah
3 Melakukan praktik simpul-
simpul perubahan dalam
gerakan untuk membangun
inisiatif dan partisipasi semua
pelaku GNRM
1. Gugus Tugas
GNRM
Terbentuknya Gugus Tugas GNRM
di pusat dan daerah
Terlaksananya 5 (lima) Program
GNRM oleh Gugus Tugas
2. Penyelenggara
Negara
Penyelenggara Negara menepati
disiplin terhadap prosedur, biaya
dan waktu pelayanan
Penyelenggara Negara menerapkan
Sistem penilaian kinerja berbasis
meritokrasi dan mengacu nilai-nilai
instrumental GNRM
21
Penyelenggara Negara
menyampaikan dokumen Laporan
Hasil Kekayaan Pejabat Negara
(LHKPN) dan Laporan Hasil
Kekayaan Aparatur Sipil Negara
(LHKAPARATUR SIPIL NEGARA)
terintegrasi dengan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP).
4 Melakukan praktik
keteladanan berbasis nilai-
nilai Revolusi Mental di
semua simpul perubahan dan
tingkatan kepemimpinan
Penyelenggara Negara,
dunia usaha, dunia
pendidikan dan
masyarakat
Penyelenggara Negara, dunia
usaha, dunia pendidikan dan
masyarakat mendapatkan apresiasi
mengacu pada praktik GNRM.
5 Menjadikan portal
http://www.revolusimental.g
o.id sebagai platform gerakan
bersama
1. Masyarakat Tersosialisasikannya hak dan
kewajiban masyarakat melalui
berbagai medium tersegmentasi.
2. Penyelenggara
Negara, dunia
usaha, dunia
pendidikan dan
masyarakat
Tersedianya data dan informasi
pelaksanaan GNRM oleh berbagai
komponen di pusat dan daerah
Berfungsinya Portal GNRM
sebagai media komunikasi
strategis.
6.2 Rencana Aksi Gerakan Nasional Revolusi Mental
Berdasarkan strategi, sasaran strategis dan indikator keberhasilan seperti yang diuraikan
pada Tabel 2 diatas, maka GNRM dikategorikan kedalam 5 (lima) program besar GNRM yakni
sebagai berikut:
1. Gerakan Indonesia Melayani, adalah gerakan para Penyelenggara Negara dan masyarakat
untuk meningkatkan perilaku pelayanan publik berintegritas agar negara hadir melindungi
kepentingan warganya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
2. Gerakan Indonesia Bersih, adalah gerakan para Penyelenggara Negara dan masyarakat
untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat baik jasmani dan rohani pada semua
simpul perubahan dan tingkatan kepemimpinan mengacu pada Pancasila dan UUD 1945.
22
3. Gerakan Indonesia Tertib, adalah gerakan para Penyelenggara Negara dan masyarakat
untuk mewujudkan perilaku hidup tertib terutama di ruang publik mengacu kepada asas
ketertiban umum.
4. Gerakan Indonesia Mandiri, adalah gerakan para Penyelenggara Negara dan masyarakat
untuk mewujudkan perilaku kreatif, inovatif dan beretos kerja tinggi untuk mewujudkan
kemandirian dibidang pangan, energi dan teknologi dalam menghadapi persaingan regional
dan global.
5. Gerakan Indonesia Bersatu, adalah gerakan para Penyelenggara Negara dan masyarakat
untuk mewujudkan perilaku saling menghargai dan gotong royong untuk memperkuat jati
diri dan karakter bangsa berdasarkan 4 (empat) pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD
1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
Selanjutnya kelima gerakan tersebut dilakukan melalui sejumlah program, sasaran, indikator dan
target waktu pelaksanaan sebagai berikut pada Tabel 3-7. Rincian program pada masing-masing
gerakan sejalan dengan amanah dalam Instruksi Presiden No…… tentang GNRM.
GERAKAN INDONESIA MELAYANI (PIC: KEMENPAN & RB)
No Program Sasaran Indikator
Aksi Nyata Pelaksanaan Kegiatan* (mohon diisi oleh PIC)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Peningkatan
kapasitas sumber
daya manusia
Aparatur Sipil
Negara
Aparatur Sipil
Negara
1. % K/L yang telah
melaksanakan
sosialisasi tentang
Revolusi Mental
Sosialisasi &
Diseminasi
1. Penyusu
nan SE
MenPA
NRB ttg
aktualisa
si RM
ASN
2. Penguata
n
PerMen
PANRB
39/2012
tentang
budaya
kerja
1. Sosialisasi
SE
MenPANR
B ttg
aktualisasi
RM ASN
2. Monitoring
dan
evaluasi
satker yang
telah
memiliki
buday kerja
1. Monitori
ng dan
evaluasi
penerapa
n SE
MenPAN
RB ttg
aktualisas
i RM
ASN
2. Monitori
ng dan
evaluasi
satker
yang
telah
memiliki
buday
kerja
1. Monitorin
g dan
evaluasi
penerapan
SE
MenPANR
B ttg
aktualisasi
RM ASN
2. Monitorin
g dan
evaluasi
satker
yang telah
memiliki
buday
kerja
2. % K/L yang melakukan
pelatihan dengn
memasukkan materi
Revolusi Mental
Pengintegrasia
n materi RM
dalam diklat
bagi JPT
Pratama, JA,
Pengintegrasian
materi RM
dalam diklat
bagi JPT
Pratama, JA,
Pengintegrasia
n materi RM
dalam diklat
bagi JPT
Pratama, JA,
Pengintegrasia
n materi RM
dalam diklat
bagi JPT
Pratama, JA,
24
dan JF dan JF dan JF dan JF
2 Peningkatan
Penegakan
disiplin Aparatur
Pemerintah dan
Penegak Hukum
Aparatur Sipil
Negara dan
Penegak
Hukum
1. % ASN dan Aparat
Penegak Hukum yang
mengakkan disiplin
1. Monitorin
g
penegakka
n disiplin
ASN dan
Aparat
Penegak
Hukum
2. Penindaka
n
pelanggara
n disiplin
3. Pelaporan
pelanggara
n disiplin
setiap K/L
1. Monitoring
penegakkan
disiplin ASN
dan Aparat
Penegak
Hukum
2. Penindakan
pelanggaran
disiplin
3. Pelaporan
pelanggaran
disiplin
setiap K/L
1. Monitorin
g
penegakka
n disiplin
ASN dan
Aparat
Penegak
Hukum
2. Penindaka
n
pelanggara
n disiplin
3. Pelaporan
pelanggara
n disiplin
setiap K/L
1. Monitorin
g
penegakka
n disiplin
ASN dan
Aparat
Penegak
Hukum
2. Penindaka
n
pelanggara
n disiplin
3. Pelaporan
pelanggara
n disiplin
setiap K/L
25
2. Jumlah kasus
terselesaikan pada
lembaga penegak
hukum
Monitoring
penyelesaian
pengaduan
terhadap
ASN pada
lembaga
penegak
hukum
Monitoring
penyelesaian
pengaduan
terhadap ASN
pada lembaga
penegak
hukum
Monitoring
penyelesaian
pengaduan
terhadap ASN
pada lembaga
penegak
hukum
Monitoring
penyelesaian
pengaduan
terhadap
ASN pada
lembaga
penegak
hukum
3 Penyempurnaan
standar
pelayanan dan
sistem pelayanan
yang inovatif (e-
government)
Aparatur Sipil
Negara
1. Jumlah unit
penyelenggaraan
pelayanan pada K/L
yang telah
menyempurnakan
standar pelayanan
(sesuai UU 25/2009)
1. Sosialisasi
dan
bimtek
penyempu
rnaan
standar
pelayanan
2. Evaluasi
mandiri
standar
pelayanan
di masing-
masing
K/L
Evaluasi dan
penyempurnaa
n standar
pelayanan
terhadap K/L
Evaluasi dan
penyempurna
an standar
pelayanan
terhadap K/L
Evaluasi
menyeluruh
tentang
standar
pelayanan
terhadap K/L
2. Jumlah K/L/ Pemda
yang terintegrasi
dengan SIPP (Sistem
Informasi Pelayanan
1. Sosialisasi
kebijakan
SIPP
Pelaksanaan
pengintegrasia
n informasi
Pelaksanaan
updating data
dan
1. Pelaksanaa
n updating
data dan
26
Publik) Nasional Nasional
2. Pembangu
nan
aplikasi
SIPP
Nasional
pelayanan
public seluruh
K/L/Pemda ke
dalam SIPP
Nasional
monitoring monitoring
2. Evaluasi
penerapan
SIPP
4 Penyempurnaan
sistem
manajemen
kinerja
(performance-
based
management
system) Aparatur
Sipil Negara
Aparatur Sipil
Negara
1. % Instansi Pemerintah
yang akuntabel
1. Penyelaras
an system
manajeme
n kinerja
nasional
2. Pendampi
ngan
langsung
untuk
perbaikan
implement
asi Sistem
AKIP pada
Pemda
yang
termasuk
dalam
Pilot
Project. Di
samping
itu tetap
dilakukan
1. Sosialisasi
hasil
penyelaras
an system
manajemen
kinerja
nasional
2. Bimbingan
teknis,
workshop
dan
pendampin
gan
langsung
terhadap
instansi
pemerintah
yang masih
kurang.eval
uasi SAKIP
instansi
pemerintah
Bimbingan
teknis,
workshop
dan
pendampinga
n dilakukan
lebih massif
lagi terhadap
instansi
pemerintah
yang
memerlukan
perbaikan
mendasar.
Evaluasi
SAKIP
instansi
pemerintah
pusat dan
daerah
dilakukan
lebih focus
Bimbingan
teknis,
workshop
dan
pendampinga
n langsung
dilakukan
lebih luas lagi
terhadap
instansi
pemerintah
daerah
wilayah
timur.
Evaluasi
SAKIP
instansi
pemerintah
pusat dan
daerah
dilakukan
lebih massif
27
evaluasi
SAKIP
Instansi
Pemerinta
h Pusat
dan
Daerah
pusat dan
daerah
dilakukan
dalam skala
yang lebih
masif
lagi. lagi
2. % IP dengan reformasi
birokrasi baik
Sosialisasi,
workshop
dan
bimbingan
teknis
pelaksanaan
reformasi
birokrasi
kepada
instansi
pemerintah
pusat,
provinsi dan
57
kabupaten/ko
ta pilot
project.
Evaluasi
pelaksanaan
reformasi
birokrasi
pada
Sosialisasi,
workshop dan
bimbingan
teknis
pelaksanaan
reformasi
birokrasi
dengan lingkup
yang lebih luas.
Evaluasi
pelaksanaan
reformasi
birokrasi
dilakukan lebih
massif lagi pada
pemerintah
pusat, provinsi
dan
kabupaten/kot
a
Workshop
dan
bimbingan
teknis
pelaksnaaan
reformasi
birokrasi
dengan
penekanan
pada
pemerintah
daerah.
Evaluasi
pelaksanaan
reformasi
birokrasi
dilakukan
dengan
penekanan
pada survey
hasil
reformasi
Bimbingan
teknis dan
pendampinga
n tentang
pelaksnaan
refomrasi
birokrasi
pada
pemerintah
daerah baru.
Evaluasi
pelaksanan
reformasi
birokrasi
dilakukan
dengan
penekanan
pada tindak
lanjut hasil
survey hasil
reformasi
28
pemerintah
pusat,
provinsi dan
57
kabupaten/ko
ta
birokrasi birokrasi
5 Peningkatan
perilaku
pelayanan publik
yang cepat,
transparan,
akuntabel, dan
responsif
Aparatur Sipil
Negara
% ASN yang ditingkatkan Penyiapan
modul
peningkatan
kompetensi
di bidang
pelayanan
publik.
1. Sosialisasi
peningkatan
kompetensi
ASN di
bidang
pelayanan
publik;
2. Pelaksanaan
diklat
peningkatan
kompetensi
di bidang
pelayanan
publik.
1.Pelaksanaan
diklat
peningkatan
kompetensi
di bidang
pelayanan
public;
2.Monitoring
dan evaluasi
hasil
pelaksanaan
Diklat
1. Monitoring
dan evaluasi
hasil
pelaksanaan
Diklat;
2. Penyempur
naan modul
terkait.
6 Penyempurnaan
peraturan
perundang-
undangan
(deregulasi)
Aparatur Sipil
Negara
Peraturan perundang-
undangan yang telah
disempurnakan
7 Penyederhanaan
pelayanan
birokrasi
(debirokratisasi)
Aparatur Sipil
Negara
% K/L yang telah
menyusun business process
Penyusunan
pedoman
business
Sosialisasi
pedoman
business process
Monitoring
dan evaluasi
business
Monitoring
dan evaluasi
business
29
process process K/L process K/L
8 Peningkatan
penyediaan
sarana dan
prasarana yang
menunjang
pelayanan publik
Aparatur Sipil
Negara
% K/L yang telah memiliki
sarana dan prasarana yang
memenuhi standard
pelayanan.
Penyusunan
SE tentang
standar
sarana
prasarana
penunjang
pelayanan
publik
Sosialisasi SE
tentang
standar sarana
prasarana
penunjang
pelayanan
publik
Monitoring
dan Evaluasi
K/L memiliki
sarana
prasarana
yang sesuai
dengan
ketentuan
Monitoring
dan Evaluasi
K/L memiliki
sarana
prasarana
yang sesuai
dengan
ketentuan
9 Peningkatan
penyediaan
sarana dan
prasarana yang
menunjang
pelayanan publik
Aparatur Sipil
Negara
% pengaduan yang
ditindaklanjuti K/L/Pemda
melalui SP4N-LAPOR!
Sosialisasi
sistem SP4N-
LAPOR!
Pelaksanaan
monitoring
dan evaluasi
pengaduan
melalui SP4N-
LAPOR!
Ditindaklanjuti
K/L/Pemda
Pelaksanaan
monitoring
dan evaluasi
pengaduan
melalui
SP4N-
LAPOR!
Ditindaklanju
ti K/L/Pemda
Pelaksanaan
monitoring
dan evaluasi
pengaduan
melalui
SP4N-
LAPOR!
Ditindaklanju
ti K/L/Pemda
10 Penerapan sistem
penghargaan dan
sanksi beserta
keteladanan
pimpinan
Aparatur Sipil
Negara
Jumlah K/L yang
menerapkan kebijakan
tentang penghargaan,
sanksi dan keteladanan
kepemimpinan
Penetapan
kebijkan
tentang
penghargaan,
sanksi dan
keteladanan
pemimpin
Pelaksanaan
monitoring
dan evaluasi
Penerapan
kebijkan
tentang
penghargaan,
sanksi dan
keteladanan
Pelaksanaan
monitoring
dan evaluasi
Penerapan
kebijkan
tentang
penghargaan,
sanksi dan
keteladanan
Pelaksanaan
monitoring
dan evaluasi
Penerapan
kebijkan
tentang
penghargaan,
sanksi dan
keteladanan
30
pemimpin pemimpin pemimpin
31
GERAKAN INDONESIA BERSIH (PIC: KEMENKO MARITIM)
No Program Sasaran Indikator
Aksi Nyata Pelaksanaan Kegiatan* (mohon diisi oleh PIC)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Peningkatan
perilaku hidup
bersih dan sehat
lingkungan
keluarga, satuan
pendidikan,
satuan kerja dan
komunitas
Keluarga,
satuan
pendidikan,
satuan kerja
dan
komunitas
1. Indeks
Kualitas
Lingkungan
Hidup
2. Indeks
Perilaku
Hidup
Bersih dan
Sehat
Sosialisasi
&
Diseminasi
1. Berperan aktif
melalui
sosialisasi
Gerakan
Budaya Bersih
dan Senyum
dalam
rangkaian Hari
Peduli Sampah
Nasional
(HPSN) Tahun
2016 yang
digelar di
Bundaran
Hotel Indoneia
Jakarta.
2. Sosialisasi
Gerakan
Budaya Bersih
dan Senyum
(GBBS) kepada
300 orang
Karang Taruna
Kota
Makassar.
1. Sosialisasi
Pedoman
GBBS di 10
lokasi KSPN,
sasaran
pemerintah,
masyarakat,
dan dunia
usaha.
2. Bersih pantai
pada 10 KSPN.
3. Seminar dan
sarasehan
tentang Pola
Hidup Sehat
dan ramah
lingkungan di
10 KSPN.
4. Lomba
penulisan karya
ilmiah
berkaitan
dengan
Revolusi
Mental di 10
1. Sosialisasi
Pedoman
GBBS di lokasi
luar KSPN,
sasaran
pemerintah,m
asyarakat, dan
dunia usaha.
2. Bersih pantai
kawasan di
luar KSPN.
3. Seminar dan
sarasehan
tentang Pola
Hidup Sehat
dan ramah
lingkungan di
luar KSPN.
4. Lomba
penulisan
karya ilmiah
berkaitan
dengan
Revolusi
Mental di luar
1. Sosialisasi
Pedoman
GBBS di 10
lokasi KSPN,
sasaran
pemerintah,
masyarakat,
dan dunia
usaha.
2. Bersih pantai
pada 10
KSPN.
3. Seminar dan
sarasehan
tentang Pola
Hidup Sehat
dan ramah
lingkungan di
10 KSPN.
4. Lomba
penulisan
karya ilmiah
berkaitan
dengan
Revolusi
32
3. Sosilisasi
Gerakan
Budaya Bersih
dan Senyum
kepada PNS
SKPD Kota
Makassar.
4. Sosialisasi
GBBS pada
anak sekolah
dan guru
pembimbing
sebanyak 500
orang pada
kegiatan
Ekspedisi
Maritim 2016
di atas KM.
Kelud.
5. Sosialisasi
GBBS di
kawasan
Marunda.
6. Bersih pantai
kawasan
Marunda.
7. Bersih pantai
Losari
dirangkaikan
KSPN.
5. Fasilitasi
kegiatan bersih
diri di 10
KSPN.
6. Fasilitasi
kegiatan bersih
lingkungan di
10 KSPN.
7. Fasilitasi
pemberdayaan
karakter,
kompetensi,
dan ekonomi
di 10 KSPN
KSPN.
5. Fasilitasi
kegiatan
bersih diri di
Marunda.
6. Fasilitasi
kegiatan
bersih
lingkungan di
Marunda.
7. Fasilitasi
pemberdayaan
karakter,
kompetensi,
dan ekonomi.
Mental di 10
KSPN.
33
dengan lomba
lukis dengan
tema
kebersihan.
8. Fasilitasi
kegiatan bersih
diri di
Marunda.
9. Fasilitasi
kegiatan bersih
lingkungan di
Marunda.
10. Fasilitasi
pemberdayaan
karakter,
kompetensi,
dan ekonomi.
11. Sosialisasi
GBBS di lebih
dari 5 KSPN.
12. Sosialisasi di
Internal
Kemenko
Maritim.
13. Koordinasi
GBBS kepada
K/L terkait.
2 Peningkatan
sinergi
Keluarga,
satuan
Sarana dan
prasarana sesuai
- - - -
34
penyediaan
sarana dan
prasarana yang
menunjang
perilaku hidup
bersih dan sehat
pendidikan,
satuan kerja
dan
komunitas
dengan
kebutuhan
masyarakat
3 Pengembangan
sistem
pengelolaan
sampah yang
holistik dan
terintegrasi
termasuk kali
bersih, sarana
dan prasarana
pelayanan
publik
Keluarga,
satuan
pendidikan,
satuan kerja
dan
komunitas
1. Sistem
pengelolaan
sampah yang
holistik dan
terintegrasi
menuju
Indonesia
Bebas
Sampah
2020
2. Pengembang
an sistem
pengelolaan
sampah yang
telah ada
Bersama
Komunitas
Muria di
Kawasan
Marunda
memberikan
pelatihan dan
bimbingan
pemanfaatan
dan pemilahan
sampah untuk
dijadikan barang
kerajinan.
Seminar tentang
Pemanfaatan
limbah sampah
untuk
kemakmuran
rakyat
Fasilitasi
kegiatan
pembinaan bagi
pemulung
sampah dan
pengrajin
barang bekas
sampah
Fasilitasi
kegiatan Expo
hasil kerajinan
dari sampah
4 Penyempurnaan
peraturan
perundang-
undangan
(deregulasi)
Pemerintah Peraturan
perundang-
undangan yang
disempurnakan
- - - -
5 Pemberian
kemudahan bagi
dunia usaha dan
lembaga yang
melakukan
pengelolaan
Dunia usaha
dan lembaga
yang
melakukan
pengelolaan
sampah
1. Kemudahan
izin bagi
dunia usaha
dan lembaga
2. Pengelolaan
dan
- - - -
35
sampah pemanfaatan
sampah
6 Mengutamakan
peran serta
masyarakat di
dalam
menunjang
perilaku bersih
dan sehat
Masyarakat 1. Fasilitas
Mandi, Cuci
dan Kakus
(MCK)
2. Kualitas
MCK
3. Individu/
Rumah
Tangga yang
berobat
4. Kualitas
kesehatan
masyarakat
dan
kesehatan
lingkungan
1. Membentuk
Kelompok
Kerja (POKJA
MARUNDA)
yang terdiri
dari unsur
masyarakat
(TOGA,
TOMA,
Pemuda)
sebagai AGEN
PERUBAHAN
Kegiatan
Gerakan
Budaya Bersih
dan Senyum.
2. Bersama
dengan LSM
Muria dan
Masyarakat
Marunda
mengadakan
Pameran dan
Ekspo tentang
Gerakan
Budaya Bersih
dan Senyum
1. Memfasilitasi
POKJA tiap
KSPN.
2. Memberdayaka
n organisasi
karang taruna
di 10 KSPN
untuk
memasyarakat
kan perilaku
bersih dan
sehat.
3. Koordinasi
dengan K/L dan
Pemda untuk
fasilitasi sarpras
kesehatan
masyarakat.
1. Memfasilitasi
POKJA pada
lokasi di luar
KSPN.
2. Memberdayak
an organisasi
karang taruna
di luar lokasi
KSPN untuk
memasyarakat
kan perilaku
bersih dan
sehat.
3. Koordinasi
dengan K/L
dan Pemda
untuk fasilitasi
sarpras
kesehatan
masyarakat di
luar KSPN.
1. Seminar
Nasional dan
Evaluasi akhir
GNRM di 10
KSPN.
2. Memberdayak
an organisasi
karang taruna
di 10 KSPN
untuk
memasyarakat
kan perilaku
bersih dan
sehat.
3. Koordinasi
dengan K/L
dan Pemda
untuk fasilitasi
sarpras
kesehatan
masyarakat.
36
yang diadakan
di Rumah Si
Pitung.
7 Peningkatan
penegakan
hukum di
bidang
kebersihan dan
kesehatan
lingkungan
Penegak
Hukum dan
Peraturan
1. Peraturan di
bidang
kebersihan
lingkungan
2. Peraturan di
bidang
kesehatan
lingkungan
3. Penegakan
hukum di
bidang
kebersihan
lingkungan
meningkat
4. Penegakan
hukum di
bidang
kesehatan
lingkungan
5. Kebersihan
lingkungan
terjaga
6. Kesehatan
lingkungan
terjaga
- - - -
37
38
GERAKAN INDONESIA TERTIB (PIC: KEMENKO POLHUKAM)
No Program Sasaran Indikator
Aksi Nyata Pelaksanaan Kegiatan *(mohon diisi oleh PIC)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Peningkatan perilaku
tertib penggunaan
ruang publik
Keluarga,
satuan
pendidikan,
satuan kerja
dan
komunitas
1. Peraturan tentang
penggunaan ruang
publik
2. Sarana/prasarana
penggunaan ruang
publik
3. Kenyamanan
berkegiatan di
ruang publik
Sosialisasi
&
Diseminasi
1. Pembentuk
an gugus
tugas
Gerakan
Indonesia
Tertib
2. Penyusunan
rencana
kerja dan
anggaran
partisipasi
agen
perubahan
dan
peningkatan
penegakan
aturan
dalam
peningkatan
perilaku
tertib
penggunaan
ruang publik
Meningkatkan
partisipasi agen
perubahan dan
peningkatan
penegakan
aturan dalam
peningkatan
perilaku tertib
penggunaan
ruang publik
Penyelenggara
Negara dan
masyarakat
yang mandiri
dan bersatu
dalam
peningkatan
perilaku tertib
penggunaan
ruang publik
2 Peningkatan perilaku
tertib pengelolaan
pengaduan
Pemerintah 1. Peraturan tentang
pengelolaan
pengaduan
2. Kulitas
penyelesaian
pengaduan
3. Jangka waktu
pengelolaan
pengaduan
Partisipasi
agen
peruahan
dan
peningkatan
penegakan
auran dalam
peningkatan
perilaku
tertib
pengelolaan
Meningkatkan
Partisipasi agen
peruahan dan
peningkatan
penegakan
auran dalam
peningkatan
perilaku tertib
pengelolaan
penaduan
Penyelenggara
Negara dan
masyarakat
yang mandiri
dan bersatu
dalam
peningkatan
perilaku
pengelolaan
pengaduan
39
penaduan
3 Peningkatan perilaku
tertib administrasi
kependudukan
Pemerintah
dan
Masyarakat
1. Peraturan
tentang
administrasi
kependudukan
2. Penduduk
memiliki
dokumen
kependudukan
yang sesuai
3. Anak yang sudah
mempunyai Kartu
Identitas Anak
(KIA)
Partisipasi
agen
perubahan
dan
peningkatan
penegakan
peraturan
dalam
peningkatan
perilaku
tertib
administrasi
kependuduk
an
Meningkatkan
Partisipasi agen
perubahan dan
peningkatan
penegakan
peraturan
dalam
peningkatan
perilaku tertib
administrasi
kependudukan
Penyelenggara
Negara dan
masyarakat
yang mandiri
dan bersatu
dalam
peningkatan
perilaku tertib
administrasi
kependudukan
4 Peningkatan perilaku
tertib berlalu-lintas
Masyarakat 1. Indeks Tertib
Berlalu Lintas
2. Kenyamanan
berlalu lintas
3. Sarana dan
prasarana jelas
untuk alur lalu
lintas
Partisipasi
agen
perubahan
dan
peningkatan
penegakan
peraturan
dalam
peningkatan
perilaku
tertib
berlalu
Meningkatkan
Partisipasi agen
perubahan dan
peningkatan
penegakan
peraturan
dalam
peningkatan
perilaku tertib
berlalu lintas
Penyelenggara
Negara dan
masyarakat
yang mandiri
dan bersatu
dalam
peningkatan
perilaku tertib
berlalu lintas
40
lintas
5 Peningkatan perilaku
antri
Masyarakat 1. Sistem antre
2. Kenyamanan
mengantre
3. Perilaku antre di
lokasi pelayanan
publik
4. Tersedianya
sarana dan
prasarana
penunjang
perilaku antre
Partisipasi
agen
perubahan
dan
peningkatan
penegakan
peraturan
dalam
peningkatan
perilaku
antri
Meningkatkan
Partisipasi agen
perubahan dan
peningkatan
penegakan
peraturan
dalam
peningkatan
perilaku antri
Penyelenggara
Negara dan
masyarakat
yang mandiri
dan bersatu
dalam
peningkatan
perilaku antri
6 Peningkatan sinergi
penyediaan sarana
dan prasarana
penunjang perilaku
tertib
Pemerintah,
Dunia Usaha
dan
Masyarakat
1. Sinergi
pendanaan dalam
penyediaan
Sarana dan
Prasarana
penunjang
perilaku tertib
2. Sarana dan
prasarana sesuai
kebutuhan
masyarakat
Partisipasi
agen
perubahan
dan
peningkatan
penegakan
peraturan
dalam
peningkatan
sinergi
penyediaan
sarana dan
prasarana
penunjang
perilaku
Meningkatkan
Partisipasi agen
perubahan dan
peningkatan
penegakan
peraturan
dalam
peningkatan
sinergi
penyediaan
sarana dan
prasarana
penunjang
perilaku tertib
Penyelenggara
Negara dan
masyarakat
yang mandiri
dan bersatu
dalam
peningkatan
sinergi
penyediaan
sarana dan
prasarana
penunjang
perilaku tertib
41
tertib
7 Peningkatan
penegakan hukum
perilaku tertib
Penegak
Hukum
1. Peraturan
tentang perilaku
tertib
2. Penegak hukum
yang
melaksanakan
perilaku tertib
Partisipasi
agen
perubahan
dan
peningkatan
penegakan
peraturan
dalam
peningkatan
penegakan
hukum
perilaku
tertib
Meningkatkan
Partisipasi agen
perubahan dan
peningkatan
penegakan
peraturan
dalam
peningkatan
penegakan
hukum
perilaku tertib
Penyelenggara
Negara dan
masyarakat
yang mandiri
dan bersatu
dalam
peningkatan
penegakan
hukum perilaku
tertib
8 Menumbuhkan
lingkungan keluarga,
satuan pendidikan,
satuan kerja dan
komunitas yang
ramah dan bebas
kekerasan.
Keluarga,
satuan
pendidikan,
satuan kerja
dan
komunitas
1. Indeks
Kebahagiaan
2. Peraturan
perlindungan
terhadap
perempuan
3. Peraturan
perlindunan
terhadap anak
4. Sosialisasi bahaya
narkoba
5. Sosialisasi bahaya
kekerasan
Partisipasi
agen
perubahan
dan
peningkatan
penegakan
aturan
dalam
menumbuhk
an
lingkungan
keluarga,
satuan
pendidikan,
Meningkatkan
Partisipasi agen
perubahan dan
peningkatan
penegakan
aturan dalam
menumbuhkan
lingkungan
keluarga,
satuan
pendidikan,
satuan kerja
dan komunitas
yang ramah
Penyelenggara
Negara dan
masyarakat
yang mandiri
dan bersatu
dalam
peningkatan
penegakan
aturan dalam
peningkatan
penegakan
aturan dalam
menumbuhkan
lingkungan
42
satuan kerja
dan
komunitas
yang ramah
dan bebas
kekerasan
dan bebas
kekerasan
keluarga,
satuan
pendidikan,
satuan kerja
dan komunitas
yang ramah
dan bebas
kekerasan
43
GERAKAN INDONESIA MANDIRI (PIC: KEMENKO PEREKONOMIAN)
N
o
Program Sasaran Indikator
Aksi Nyata Pelaksanaan Kegiatan* (mohon diisi oleh PIC)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Peningkatan
perilaku yang
mendukung
tercapainya
kemandirian
bangsa dalam
berbagai sektor
kehidupan
Pemerintah
dan
Masyarakat
Indeks
Kesejahteraan
Rakyat (IKRAR)
Sosialisasi
&
Diseminasi
Perumusan dan
pengkoordinasian
kebijakan yang
mendukung
peningkatan
kemandirian
bangsa dan
peningkatan
income per kapita.
Monitoring
peningkatan
inovasi dan jiwa
berwirausaha
untuk
mendukung
kemandirian
bangsa.
Evaluasi
peningkatan
inovasi dan jiwa
berwirausaha
untuk mendukung
kemandirian
bangsa.
Penyempurnaan
atas peningkatan
inovasi dan jiwa
berwirausaha
untuk
mendukung
kemandirian
bangsa.
2 Peningkatan
perilaku yang
mendukung
tercapainya
pertumbuhan
kewirausahaan
dan ekonomi
kreatif
Pemerintah
dan
Masyarakat
1. Wirausaha
Baru
2. Indeks
Ekonomi
Kreatif
Fasilitasi
koordinasi
penciptaan
wirausaha baru
dan ekosistem
kewirausahaan
yang baik,
peningkatan atas
nilai indeks
ekonomi kreatif,
sinergi lintas
instansi dalam
program diklat
Monitoring atas
fasilitasi
koordinasi
penciptaan
wirausaha baru
dan ekosistem
kewirausahaan
yang baik,
peningkatan atas
nilai indeks
ekonomi kreatif,
sinergi lintas
instansi dalam
Evaluasi atas
fasilitasi
koordinasi
penciptaan
wirausaha baru
dan ekosistem
kewirausahaan
yang baik,
peningkatan atas
nilai indeks
ekonomi kreatif,
sinergi lintas
instansi dalam
Penyempurnaan
atas fasilitasi
koordinasi
penciptaan
wirausaha baru
dan ekosistem
kewirausahaan
yang baik,
peningkatan atas
nilai indeks
ekonomi kreatif,
sinergi lintas
instansi dalam
44
teknis dan
manajerial
terhadap pelaku
usaha,
peningkatan
peran inkubator
wirausaha.
program diklat
teknis dan
manajerial
terhadap pelaku
usaha,
peningkatan
peran inkubator
wirausaha.
program diklat
teknis dan
manajerial
terhadap pelaku
usaha,
peningkatan
peran inkubator
wirausaha.
program diklat
teknis dan
manajerial
terhadap pelaku
usaha,
peningkatan
peran inkubator
wirausaha.
3 Peningkatan
peran koperasi
dan UMKM
terhadap
ekonomi nasional
Koperasi
dan UMKM
1. Kelompok
masyarakat
yang
mendirikan
koperasi
2. Iklim baik bagi
Usaha Mikro
Kecil dan
Menengah
Peningkatan
jumlah koperasi
dan scale up
koperasi,
penciptaan iklim
usaha yang baik,
terutama fokus
pada aspek
keuangan bagi
UMKM.
Monitoring atas
peningkatan
jumlah koperasi
dan scale up
koperasi,
penciptaan iklim
usaha yang baik,
terutama fokus
pada aspek
keuangan bagi
UMKM.
Evaluasi atas
peningkatan
jumlah koperasi
dan scale up
koperasi,
penciptaan iklim
usaha yang baik,
terutama fokus
pada aspek
keuangan bagi
UMKM.
Penyempurnaan
atas peningkatan
jumlah koperasi
dan scale up
koperasi,
penciptaan iklim
usaha yang baik,
terutama fokus
pada aspek
keuangan bagi
UMKM.
4 Peningkatan
apresiasi seni,
kreatifitas karya
budaya dan
warisan budaya
Pemerintah
dan
Masyarakat
1. Angka
Pendaftaran
Hak Kekayaan
Intelektual
(HAKI)
Fasilitasi
kemudahan dalam
pendaftaran dan
pengakuan,
pemeliharaan
Monitoring atas
fasilitasi
kemudahan
dalam
pendaftaran dan
Evaluasi atas
fasilitasi
kemudahan dalam
pendaftaran dan
pengakuan,
Penyempurnaan
atas fasilitasi
kemudahan
dalam
pendaftaran dan
45
2. Angka
Penetapan
Budaya
Nasional
3. Meningkatnya
kegiatan
Pagelaran/pam
eran seni dan
budaya.
HAKI, budaya
nasional, serta
pemasyarakatan
seni dan budaya
lokal melalui
pameran/pagelara
n di daerah.
pengakuan,
pemeliharaan
HAKI, budaya
nasional, serta
pemasyarakatan
seni dan budaya
lokal melalui
pameran/pagelar
an di daerah.
pemeliharaan
HAKI, budaya
nasional, serta
pemasyarakatan
seni dan budaya
lokal melalui
pameran/
pagelaran di
daerah.
pengakuan,
pemeliharaan
HAKI, budaya
nasional, serta
pemasyarakatan
seni dan budaya
lokal melalui
pameran/pagelar
an di daerah.
5 Peningkatan
perilaku yang
mendukung
tercapainya
pemerataan
ekonomi dan
pengembangan
potensi daerah
tertinggal
Pemerintah
dan
Masyarakat
1. Indeks Desa
Membangun
2. Indeks
Pembangunan
Desa
3. Indeks
Pembangunan
Daerah
tertinggal
1. Mendorong
peningkatan
pendapatan
dan daya beli
masyarakat
kelas bawah
2. Penilaian
Indeks Desa
Membangun
3. Fasilitasi
Pembangunan
Desa, regulasi
dan evaluasi
4. Fasilitasi
Indeks
Pembangunan
Desa teringgal,
regulasi dan
evaluasi
5. Peningkatan
fasilitasi
koordinasi
1. Mendorong
peningkatan
pendapatan
dan daya beli
masyarakat
kelas bawah
2. Penilaian
Indeks Desa
Membangun
3. Fasilitasi
Pembangunan
Desa, regulasi
dan evaluasi
4. Fasilitasi
Indeks
Pembangun-
an Desa
teringgal,
regulasi dan
evaluasi.
5. Monitoring
1. Mendorong
peningkatan
pendapatan
dan daya beli
masyarakat
kelas bawah
2. Penilaian
Indesks Desa
Membangun
3. Fasilitasi
Pembangunan
Desa, regulasi
dan evaluasi
4. Fasilitasi
Indeks
Pembangunan
Desa teringgal,
regulasi dan
evaluasi.
5. Evaluasi atas
peningkatan
fasilitasi
1. Mendorong
peningkatan
pendapatan
dan daya beli
masyarakat
kelas bawah
2. Penilaian
Indeks Desa
Membangun
3. Fasilitasi
Pembangunan
Desa, regulasi
dan evaluasi
4. Fasilitasi
Indeks
Pembangunan
Desa
teringgal,
regulasi dan
evaluasi.
5. Penyempurna
an atas
46
lintas instansi
dan regional
untuk
wirausaha desa
dalam rangka
pemerataan
ekonomi
daerah
(tertinggal)
sehingga
perbaikan
dalam indeks
gini, indeks
desa
membangun,
indeks
pembangunan
desa, dan
indeks
pembangunan
daerah
tertinggal.
atas
peningkatan
fasilitasi
koordinasi
lintas instansi
dan regional
untuk
wirausaha
desa dalam
rangka
pemerataan
ekonomi
daerah
(tertinggal)
sehingga
perbaikan
dalam indeks
gini, indeks
desa
membangun,
indeks
pembangunan
desa, dan
indeks
pembangunan
daerah
tertinggal
koordinasi
lintas instansi
dan regional
untuk
wirausaha
desa dalam
rangka
pemerataan
ekonomi
daerah
(tertinggal)
sehingga
perbaikan
dalam indeks
gini, indeks
desa
membangun,
indeks
pembangunan
desa, dan
indeks
pembangunan
daerah
tertinggal.
Evaluasi atas
peningkatan
fasilitasi
koordinasi
lintas instansi
dan regional
untuk
wirausaha
desa dalam
peningkatan
fasilitasi
koordinasi
lintas instansi
dan regional
untuk
wirausaha
desa dalam
rangka
pemerataan
ekonomi
daerah
(tertinggal)
sehingga
perbaikan
dalam indeks
gini, indeks
desa
membangun,
indeks
pembangunan
desa, dan
indeks
pembangunan
daerah
tertinggal.
47
rangka
pemerataan
ekonomi
daerah
(tertinggal)
sehingga
perbaikan
dalam indeks
gini, indeks
desa
membangun,
indeks
pembangunan
desa, dan
indeks
pembangunan
daerah
tertinggal.
6 Peningkatan
perilaku yang
mendukung
penggunaan
produk dan
sebesar-besarnya
komponen dalam
negeri
Pemerintah
dan
Masyarakat
1. Penggunaan
produk dalam
negeri
2. Jumlah
Perusahaan
yang
memanfaatkan
komponen
dalam negeri
1. Pemanfaatan
Pameran
Produksi
Indonesia
merupakan
wahana unjuk
kemampuan
industri dalam
negeri yang
berdaya saing
tinggi.
2. Kepercayaan
kemandirian
bangsa dengan
menyiapkan
1. Pemanfaatan
Pameran
Produksi
Indonesia
merupakan
wahana unjuk
kemampuan
industri
dalam negeri
yang berdaya
saing tinggi.
2. Kepercayaan
kemandirian
bangsa
dengan
1. Pemanfaatan
Pameran
Produksi
Indonesia
merupakan
wahana unjuk
kemampuan
industri dalam
negeri yang
berdaya saing
tinggi.
2. Kepercayaan
kemandirian
bangsa dengan
menyiapkan
1. Pemanfaatan
Pameran
Produksi
Indonesia
merupakan
wahana unjuk
kemampuan
industri dalam
negeri yang
berdaya saing
tinggi.
2. Kepercayaan
kemandirian
bangsa dengan
menyiapkan
48
Perusahaan
BUMN dan
Swasta utk
kesadaran
memanfaatkan
bahan baku
lokal.
3. Penggunaan
barang
produksi
dalam negeri
sebagai
substitusi
impor.
4. Mendorong
PMA atau
PMDN dalam
penggunaan
TKDN secara
progresif dari
tahun ke
tahun.
5. Peningkatan
jumlah
wirausaha
dengan
berbasis pada
kearifan
potensi
lokal/daerah
(dalam negeri).
menyiapkan
Perusahaan
BUMN dan
Swasta utk
kesadaran
memanfaatka
n bahan baku
lokal.
3. Penggunaan
barang
produksi
dalam negeri
sebagai
substitusi
impor.
4. Mendorong
PMA atau
PMDN dalam
penggunaan
TKDN secara
progresif dari
tahun ke
tahun.
5. Monitoring
atas
peningkatan
jumlah
wirausaha
dengan
berbasis pada
kearifan
potensi
lokal/daerah
Perusahaan
BUMN dan
Swasta utk
kesadaran
memanfaatkan
bahan baku
lokal.
3. Penggunaan
barang
produksi
dalam negeri
sebagai
substitusi
impor.
4. Mendorong
PMA atau
PMDN dalam
penggunaan
TKDN secara
progresif dari
tahun ke
tahun.
5. Evaluasi atas
peningkatan
jumlah
wirausaha
dengan
berbasis pada
kearifan
potensi
lokal/daerah
(dalam
negeri).
Perusahaan
BUMN dan
Swasta utk
kesadaran
memanfaatkan
bahan baku
lokal
3. Penggunaan
barang
produksi dalam
negeri sebagai
substitusi
impor.
4. Mendorong
PMA atau
PMDN dalam
penggunaan
TKDN secara
progresif dari
tahun ke
tahun.
5. Penyempurnaa
n atas
peningkatan
jumlah
wirausaha
dengan
berbasis pada
kearifan
potensi
lokal/daerah
(dalam negeri).
49
(dalam
negeri).
7 Peningkatan
kapasitas dan
kompetensi
Tenaga Kerja
Pemerintah
dan
Masyarakat
1. Indeks
Penyediaan
Lapangan
Pekerjaan
2. Jumlah tenaga
kerja terlatih
3. Jumlah
Lembaga/ Balai
pelatihan
tenaga kerja
berkualitas
1. Penilaian
indeks
penyediaan
lapangan kerja
2. Pelatihan
tenaga kerja
yang tersebar
di seluruh
pelosok
3. Membangun
lembaga atau
balai pelatihan
tenaga kerja
berdasarkan
standarisasi
yang tersebar
di seluruh
pelosok
4. Membangun
lembaga atau
balai pelatihan
tenaga kerja
berdasarkan
potensi daerah
yang tersebar
di seluruh
pelosok
sehingga dapat
dimanfaatkan
oleh calon
tenaga kerja
1. Penilaian
indeks
penyediaan
lapangan
kerja
2. Pelatihan
tenaga kerja
yang tersebar
di seluruh
pelosok
3. Membangun
lembaga atau
balai pelatihan
tenaga kerja
berdasarkan
standarisasi
yang tersebar
di seluruh
pelosok
4. Membangun
lembaga atau
balai pelatihan
tenaga kerja
berdasarkan
potensi
daerah yang
tersebar di
seluruh
pelosok
sehingga dapat
dimanfaatkan
1. Penilaian
indeks
penyediaan
lapangan
kerja
2. Pelatihan
tenaga kerja
yang tersebar
di seluruh
pelosok
3. Membangun
lembaga atau
balai pelatihan
tenaga kerja
berdasarkan
standarisasi
yang tersebar
di seluruh
pelosok
4. Membangun
lembaga atau
balai pelatihan
tenaga kerja
berdasarkan
potensi daerah
yang tersebar
di seluruh
pelosok
sehingga dapat
dimanfaatkan
oleh calon
1. Penilaian
indeks
penyediaan
lapangan
kerja
2. Pelatihan
tenaga kerja
yang tersebar
di seluruh
pelosok
3. Membangun
lembaga atau
balai pelatihan
tenaga kerja
berdasarkan
standarisasi
yang tersebar
di seluruh
pelosok
4. Membangun
lembaga atau
balai pelatihan
tenaga kerja
berdasarkan
potensi
daerah yang
tersebar di
seluruh
pelosok
sehingga
dapat
50
sesuai dengan
kebutuhan.
5. Peningkatan
fasilitasi
penyediaan
lembaga/balai
pelatihan
tenaga kerja
yang
berkualitas dan
optimalisasi
pemanfaatanny
a sehingga
meningkatnya
indeks
penyediaan
lapangan kerja.
oleh calon
tenaga kerja
sesuai dengan
kebutuhan.
5. Monitoring
atas
peningkatan
fasilitasi
penyediaan
lembaga/balai
pelatihan
tenaga kerja
yang
berkualitas dan
optimalisasi
pemanfaatanny
a sehingga
meningkatnya
indeks
penyediaan
lapangan kerja
tenaga kerja
sesuai dengan
kebutuhan.
5. Evaluasi atas
peningkatan
fasilitasi
penyediaan
lembaga/balai
pelatihan
tenaga kerja
yang
berkualitas
dan
optimalisasi
pemanfaatanny
a sehingga
meningkatnya
indeks
penyediaan
lapangan kerja.
dimanfaatkan
oleh calon
tenaga kerja
sesuai dengan
kebutuhan.
5. Penyempurna
an atas
peningkatan
fasilitasi
penyediaan
lembaga/balai
pelatihan
tenaga kerja
yang
berkualitas
dan
optimalisasi
pemanfaatann
ya sehingga
meningkatnya
indeks
penyediaan
lapangan
kerja.
8 Peningkatan
penelitian dan
pengembangan di
bidang ekonomi,
pangan, dan
energi
Pemerintah
, Dunia
Usaha dan
Masyarakat
1. Alokasi
Sumber Daya
Penelitian
Ekonomi,
Pangan dan
Energi
2. Pemanfaatan
Hasil Litbang
3. Kapasitas SDM
1. Mendorong
Peningkatan
penelitian dan
pengembangan
bidang
ekonomi dan
pangan pokok
2. Peningkatan
koordinasi
1.Mendorong
Peningkatan
Pemanfaatan
hasil Penelitian
ekonomi dan
pangan pokok.
2.Peningkatan
koordinasi
dalam
1. Mendorong
Peningkatan
implementasi
hasil penelitian
ekonomi dan
pangan pokok.
2. Peningkatan
koordinasi
dalam
1.Mendorong
Peningkatan
implementasi
hasil penelitian
eonomi dan
pangan pokok.
2.Peningkatan
koordinasi
dalam
51
litbang dalam
Penyiapan
kapasitas SDM
dalam rangka
hasil penelitian
energy.
3. Pengembangan
kapasitas SDM
dalam rangka
tindak lanjut
hasil penelitian
energy.
4. Peningkatan
kualitas dan
daya saing
penelitian di
bidang energi.
5. Peningkatan
akses informasi
dengan cara
business
matching
antara pelaku
usaha dan hasil
riset (kalangan
akademisi)
sehingga terjadi
optimalisasi
kualitas dan
kuantitas hasil
litbang di
sektor
ekonomi,
Penyiapan
kapasitas SDM
dalam rangka
hasil penelitian
energy.
3.Pengembangan
kapasitas SDM
dalam rangka
tindak lanjut
hasil penelitian
energy.
4.Peningkatan
kualitas dan
daya saing
penelitian di
bidang energy.
5.Monitoring
atas
peningkatan
akses
informasi
dengan cara
business
matching
antara pelaku
usaha dan hasil
riset (kalangan
akademisi)
sehingga
terjadi
optimalisasi
kualitas dan
kuantitas hasil
Penyiapan
kapasitas SDM
dalam rangka
hasil penelitian
energi.
3. Pengembangan
kapasitas SDM
dalam rangka
tindak lanjut
hasil penelitian
energi.
4. Peningkatan
kualitas dan
daya saing
penelitian di
bidang energi.
5. Evaluasi atas
peningkatan
akses informasi
dengan cara
business
matching
antara pelaku
usaha dan hasil
riset (kalangan
akademisi)
sehingga terjadi
optimalisasi
kualitas dan
kuantitas hasil
litbang di
sektor
ekonomi,
Penyiapan
kapasitas SDM
dalam rangka
hasil penelitian
energy.
3.Pengembangan
kapasitas SDM
dalam rangka
tindak lanjut
hasil penelitian
energy
4.Peningkatan
kualitas dan
daya saing
penelitian di
bidang energi.
5.Penyempurna-
an atas
peningkatan
akses
informasi
dengan cara
business
matching
antara pelaku
usaha dan hasil
riset (kalangan
akademisi)
sehingga
terjadi
optimalisasi
kualitas dan
kuantitas hasil
52
pangan dan
energi.
litbang di
sektor
ekonomi,
pangan dan
energi.
pangan dan
energi.
litbang di
sektor
ekonomi,
pangan dan
energi
9 Peningkatan
sinergi
penyediaan
sarana dan
prasarana yang
menunjang
kemandirian di
bidang ekonomi,
pangan, dan
energi
Pemerintah
, Dunia
Usaha dan
Masyarakat
1. Peningkatan
sarana dan
prasarana;
2. Jumlah
produksi
pangan;
3. Terpenuhinya
kebutuhan
energi;
4. Jumlah impor
pangan
(menurun).
1. Terwujudnya
ketersediaan
Sarana dan
prasarana
pangan dan
pertanian.
2. Tewujudnya
peningkatan
produksi
pangan pokok
3. Terwujudnya
penurunan
impor pangan
pokok
4. Pemanfaatan
dan
penggunaan
energi baru
dan terbarukan
dalam rangka
pemenuhan
kebutuhan
energi (Biogas,
PLTMH, PLTS
1. Terwujudnya
ketersediaan
Sarana dan
prasarana
pangan dan
pertanian.
2. Tewujudnya
peningkatan
produksi
pangan
pokok
3. Terwujudnya
penurunan
impor
pangan
pokok
4. Pemanfaatan
dan
penggunaan
energi baru
dan
terbarukan
dalam rangka
pemenuhan
1. Terwujudnya
ketersediaan
Sarana dan
prasarana
pangan dan
pertanian.
2. Tewujudnya
peningkatan
produksi
pangan
pokok
3. Terwujudnya
penurunan
impor pangan
pokok
4. Pemanfaatan
dan
penggunaan
energi baru
dan
terbarukan
dalam rangka
pemenuhan
kebutuhan
1. Terwujudnya
ketersediaan
Sarana dan
prasarana
pangan dan
pertanian.
2. Tewujudnya
peningkatan
produksi
pangan pokok
3. Terwujudnya
penurunan
impor pangan
pokok
4. Pemanfaatan
dan
penggunaan
energi baru
dan
terbarukan
dalam rangka
pemenuhan
kebutuhan
energi (Biogas,
53
dll) dan panas
bumi.
5. Peningkatan
Pembangunan
listrik
pedesaan.
6. Penyederhana-
an dan
peningkatan
sinergi dalam
penyaluran
sarana dan
prasarana
sesuai
kebutuhan bagi
pelaku usaha
sehingga dapat
meningkatan
jumlah
produksi
pangan,
terpenuhinya
kebutuhan
energi dan
penurunan nilai
impor pangan.
kebutuhan
energi
(Biogas,
PLTMH,
PLTS dll) dan
panas bumi.
5. Peningkatan
Pembangun-
an listrik
pedesaan
6. Monitoring
atas
penyederhan
aan dan
peningkatan
sinergi dalam
penyaluran
sarana dan
prasarana
sesuai
kebutuhan
bagi pelaku
usaha
sehingga
dapat
meningkatan
jumlah
produksi
pangan,
energi
(Biogas,
PLTMH, PLTS
dll) dan panas
bumi.
5. Peningkatan
Pembangunan
listrik
pedesaan.
6. Evaluasi atas
Penyederhana
-an dan
peningkatan
sinergi dalam
penyaluran
sarana dan
prasarana
sesuai
kebutuhan
bagi pelaku
usaha
sehingga dapat
meningkatan
jumlah
produksi
pangan,
terpenuhinya
kebutuhan
energi dan
PLTMH, PLTS
dll) dan panas
bumi.
5. Peningkatan
Pembangunan
listrik
pedesaan.
6. Penyempurna
an atas
Penyederhana
-an dan
peningkatan
sinergi dalam
penyaluran
sarana dan
prasarana
sesuai
kebutuhan
bagi pelaku
usaha sehingga
dapat
meningkatan
jumlah
produksi
pangan,
terpenuhinya
kebutuhan
energi dan
penurunan
54
terpenuhinya
kebutuhan
energi dan
penurunan
nilai impor
pangan.
dan
penurunan
nilai impor
pangan.
nilai impor
pangan.
10 Peningkatan
penggunaan hasil
penelitian dan
pengembangan
teknologi dalam
negeri
Pemerintah
, Dunia
Usaha dan
Masyarakat
Penggunaan hasil
litbang teknologi
dalam negeri
Peningkatan
optimalisasi
sinergi antara
hasil litbang
berbasis teknologi
terhadap pelaku
usaha (industri)
dalam negeri.
Monitoring atas
peningkatan
optimalisasi
sinergi antara
hasil litbang
berbasis
teknologi
terhadap pelaku
usaha (industri)
dalam negeri.
Evaluasi atas
peningkatan
optimalisasi
sinergi antara
hasil litbang
berbasis teknologi
terhadap pelaku
usaha (industri)
dalam negeri.
Penyempurnaan
atas peningkatan
optimalisasi
sinergi antara
hasil litbang
berbasis
teknologi
terhadap pelaku
usaha (industri)
dalam negeri.
11 Pemberian
kemudahan bagi
perseorangan
atau Perusahaan
Dalam Negeri
untuk
mendaftarkan
dan pemeliharaan
Hak Kekayaan
Intelektual
Pemerintah
, Dunia
Usaha dan
Masyarakat
1. Peraturan
tentang Hak
Kekayaan
Intelektual
(HAKI)
2. Sosialisasi
HAKI
3. Pendaftaran
dan
Pemeliharaan
HAKI
1. Peningkatan
pelayanan dan
perlindungan
HAKI di
masyarakat di
era
perdagangan
bebas
2. Fasilitasi bagi
industri
ekonomi
1. Peningkatan
pelayanan dan
perlindungan
HAKI di
masyarakat di
era
perdagangan
bebas
2. Monitoring
atas fasilitasi
bagi industri
1.Peningkatan
pelayanan dan
perlindungan
HAKI di
masyarakat di
era perdagangan
bebas
2.Evaluasi atas
fasilitasi bagi
industri
ekonomi kreatif
1. Peningkatan
pelayanan dan
perlindungan
HAKI di
masyarakat di
era
perdagangan
bebas
2. Penyempurna
an atas
fasilitasi bagi
55
kreatif untuk
pendaftaran
dan
pemeliharaan
sertifikasi
HAKI;
simplifikasi dan
implementasi
peraturan
terkait HAKI.
ekonomi
kreatif untuk
pendaftaran
dan
pemeliharaan
sertifikasi
HAKI;
simplifikasi
dan
implementasi
peraturan
terkait HAKI.
untuk
pendaftaran dan
pemeliharaan
sertifikasi HAKI;
simplifikasi dan
implementasi
peraturan
terkait HAKI.
industri
ekonomi
kreatif untuk
pendaftaran
dan
pemeliharaan
sertifikasi
HAKI;
simplifikasi
dan
implementasi
peraturan
terkait HAKI.
12 Peningkatan
internalisasi nilai-
nilai persaingan
usaha yang sehat
Pemerintah
, Dunia
Usaha dan
Masyarakat
1. Pedoman
tentang
persaingan
usaha
2. Perbaikan
Pemahaman
tentang nilai-
nilai
persaingan
usaha
1. Sinergi
menyelenggara
kan Focus
Group
Discussion
(FGD) bersama
dengan
beberapa
kementerian
terkait dengan
perekonomian.
2. Penilaian
indeks
pemahaman
nilai nilai
1. Sinergi
menyelenggara
kan Focus
Group
Discussion
(FGD) bersama
dengan
beberapa
kementerian
terkait dengan
perekonomian.
2. Penilaian
indeks
pemahaman
nilai nilai
1. Sinergi
menyelenggara
kan Focus
Group
Discussion
(FGD) bersama
dengan
beberapa
kementerian
terkait dengan
perekonomian.
2. Penilaian
indeks
pemahaman
nilai nilai
1. Sinergi
menyelenggara
kan Focus
Group
Discussion
(FGD) bersama
dengan
beberapa
kementerian
terkait dengan
perekonomian.
2. Penilaian
indeks
pemahaman
nilai nilai
56
persaingan
usaha dengan
sosialisasi dan
evaluasi.
3. Fasilitasi dalam
penyederhana-
an pedoman
persaingan
usaha dan
peningkatan
pemahaman
dalam
persaingan
usaha melalui
sosialisasi.
persaingan
usaha dengan
sosialisasi dan
evaluasi.
3. Monitoring
atas fasilitasi
dalam
penyederhana-
an pedoman
persaingan
usaha dan
peningkatan
pemahaman
dalam
persaingan
usaha melalui
sosialisasi.
persaingan
usaha dengan
sosialisasi dan
evaluasi.
3. Evaluasi atas
fasilitasi dalam
penyederhana-
an pedoman
persaingan
usaha dan
peningkatan
pemahaman
dalam
persaingan
usaha melalui
sosialisasi.
persaingan
usaha dengan
sosialisasi dan
evaluasi.
3. Penyempurna-
an atas fasilitasi
dalam
penyederhana-
an pedoman
persaingan
usaha dan
peningkatan
pemahaman
dalam
persaingan
usaha melalui
sosialisasi.
13 Pemberian
penghargaan
terhadap hasil
karya atau
prestasi anak
bangsa
Pemerintah
, Dunia
Usaha dan
Masyarakat
1. Pedoman
penghargaan
2. Pemberian
penghargaan
Fasilitasi
koordinasi dalam
penyusunan
konsep pedoman
penghargaan dan
pemberian
penghargaan
terhadap hasil
karya/ inovasi/
prestasi anak
bangsa.
Monitoring atas
fasilitasi
koordinasi dalam
penyusunan
konsep pedoman
penghargaan dan
pemberian
penghargaan
terhadap hasil
karya/
inovasi/prestasi
Evaluasi atas
fasilitasi
koordinasi dalam
penyusunan
konsep pedoman
penghargaan dan
pemberian
penghargaan
terhadap hasil
karya/
inovasi/prestasi
Penyempurnaan
atas fasilitasi
koordinasi dalam
penyusunan
konsep pedoman
penghargaan dan
pemberian
penghargaan
terhadap hasil
karya/
inovasi/prestasi
57
anak bangsa. anak bangsa. anak bangsa.
14 Penyempurnaan
peraturan
perundang-
undangan
(deregulasi);
Pemerintah 1. Tersedianya
data dan
informasi
peraturan
perundang-
undangan yang
perlu
disempurna-
kan
2. Meningkatnya
jumlah
peraturan
perundang-
undangan yang
disempurna-
kan meningkat
Evaluasi dan
monitoring dalam
implementasi
paket deregulasi
yang telah
dikeluarkan, dan
mapping-analisis
atas regulasi yang
ada untuk
disempurnakan/
simplifikasi dalam
level
implementasi.
Peningkatan
evaluasi dan
monitoring
dalam
implementasi
paket deregulasi
yang telah
dikeluarkan, dan
mapping-analisis
atas regulasi yang
ada untuk
disempurnakan/
simplifikasi dalam
level
implementasi.
Optimalisasi
evaluasi dan
monitoring dalam
implementasi
paket deregulasi
yang telah
dikeluarkan, dan
mapping-analisis
atas regulasi yang
ada untuk
disempurnakan/
simplifikasi dalam
level
implementasi.
Penyempurnaan
atas evaluasi dan
monitoring
dalam
implementasi
paket deregulasi
yang telah
dikeluarkan, dan
mapping-analisis
atas regulasi yang
ada untuk
disempurnakan/
simplifikasi dalam
level
implementasi.
15 Peningkatan
penegakan
hukum terhadap
pelaku
pelanggaran Hak
Kekayaan
Intelektual dan
perilaku usaha
yang tidak sehat.
Penegak
Hukum
1. Terbitnya
Peraturan
terhadap
pelaku usaha
yang tidak
sehat
2. Penegakan
terhadap
pelanggaran
perilaku usaha
yang tidak
sehat
1. Sosialisasi UU
No. 5 Tahun
2009 tentang
larangan
praktek
monopoli dan
persaingan
usaha tidak
sehat.
2. Peningkatan
persaingan atas
perilaku usaha
1. Sosialisasi UU
No. 5 Tahun
2009 tentang
larangan
praktek
monopoli dan
persaingan
usaha tidak
sehat.
2. Penilaian
indeks
penegakan
1. Sosialisasi UU
No. 5 Tahun
2009 tentang
larangan
praktek
monopoli dan
persaingan
usaha tidak
sehat.
2. Penilaian
indeks
penegakan
1. Sosialisasi UU
No. 5 Tahun
2009 tentang
larangan
praktek
monopoli dan
persaingan
usaha tidak
sehat.
2. Penilaian
indeks
penegakan
58
yang sehat
dengan
penegakan
hukum atas
pelanggaran
terhadap HAKI
3. Tersedianya
database
Peraturan
Perundang-
Undangan
4. Terpublikasinya
produk hukum
deregulasi yang
telah
berkekuatan
hukum tetap
5. Melakukan
harmonisasi
peraturan
perundang-
undangan
hukum
persaingan
usaha dengan
sosialisasi dan
evaluasi
3. Monitoring
atas
peningkatan
persaingan
atas perilaku
usaha yang
sehat dengan
penegakan
hukum atas
pelanggaran
terhadap
HAKI.
hukum
persaingan
usaha dengan
sosialisasi dan
evaluasi
3. Evaluasi atas
peningkatan
persaingan atas
perilaku usaha
yang sehat
dengan
penegakan
hukum atas
pelanggaran
terhadap
HAKI.
hukum
persaingan
usaha dengan
sosialisasi dan
evaluasi.
3. Penyempurna
an atas
peningkatan
persaingan
atas perilaku
usaha yang
sehat dengan
penegakan
hukum atas
pelanggaran
terhadap
HAKI.
59
GERAKAN INDONESIA BERSATU (PIC: KEMENDAGRI)
N
o
Program Sasaran Indikator
Aksi Nyata Pelaksanaan Kegiatan*(mohon diisi oleh PIC)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Peningkatan perilaku
yang mendukung
kehidupan demokrasi
Pancasila
Pemerintah
dan
Masyarakat
Indeks Demokrasi
Indonesia
Sosialisasi
&
Diseminasi
Penilaian
Indeks
Demokrasi
dan
sosialisasi
serta
evaluasi
Penilaian
Indeks
Demokrasi
dan
sosialisasi
serta
evaluasi
Penilaian
Indeks
Demokrasi
dan sosialisasi
serta evaluasi
Penilaian
Indeks
Demokrasi
dan
sosialisasi
serta evaluasi
2 Peningkatan perilaku
toleran dan
kerukunan inter dan
antar umat beragam
Pemerintah
dan
Masyarakat
Indeks Kerukunan Umat
Beragama
Fasilitas
Peningkatan
peran
Forum
Komunikasi
Umat
Beragama
dalam
masyarakat
Fasilitas
Peningkatan
peran
Forum
Komunikasi
Umat
Beragama
dalam
masyarakat
Fasilitas
Peningkatan
peran Forum
Komunikasi
Umat
Beragama
dalam
masyarakat
Fasilitas
Peningkatan
peran Forum
Komunikasi
Umat
Beragama
dalam
masyarakat
3 Peningkatan perilaku
yang mendukung
kesadaran
nasionalisme,
patriotisme, dan
kesetiakawanan sosial
Pemerintah
dan
Masyarakat
1. Buku/modul
kewarganegaraan
2. Pendidikan/pelatihan
kewarganegaraan
Penyiapan
kader dan
Pendidikan
kesadaran
bela Negara
dan
Penyiapan
kader dan
Pendidikan
kesadaran
bela Negara
dan
Penyiapan
kader dan
Pendidikan
kesadaran
bela Negara
dan
Penyiapan
kader dan
Pendidikan
kesadaran
bela Negara
dan
4 Peningkatan kebijakan
yang mendukung
Pemerintah 1. Indeks Wawasan
Kebangsaan
Penyiapan/
evaluasi
Penyiapan/e
valuasi
Penyiapan/
evaluasi
Penyiapan/
evaluasi
60
persatuan dan
kesatuan bangsa
2. Kebijakan yang
mendukung persatuan
dan kesatuan bangsa
kebijakan
terkait
dengan
penilaian
Indeks
Demokrasi
Indonesia,
Kerukunan
antar umat
beragama,
bela Negara,
pembauran,
wawasan
kebangsaan,
menjalin
persatuan
dan
kesatuan
masyarakat
dan daerah
dalam bidang
ekonomi.
kebijakan
terkait
dengan
penilaian
Indeks
Demokrasi
Indonesia,
Kerukunan
antar umat
beragama,
bela Negara,
pembauran,
wawasan
kebangsaan,
menjalin
persatuan
dan
kesatuan
masyarakat
dan daerah
dalam
bidang
ekonomi.
kebijakan
terkait dengan
penilaian
Indeks
Demokrasi
Indonesia,
Kerukunan
antar umat
beragama,
bela Negara,
pembauran,
wawasan
kebangsaan,
menjalin
persatuan dan
kesatuan
masyarakat
dan daerah
dalam bidang
ekonomi.
kebijakan
terkait
dengan
penilaian
Indeks
Demokrasi
Indonesia,
Kerukunan
antar umat
beragama,
bela Negara,
pembauran,
wawasan
kebangsaan,
menjalin
persatuan
dan kesatuan
masyarakat
dan daerah
dalam bidang
ekonomi.
5 Peningkatan perilaku
yang memberikan
pengakuan dan
perlindungan
terhadap kaum
minoritas dan
marjinal
Pemerintah
dan
Masyarakat
1. Peraturan terhadap
pengakuan dan
perlindungan kaum
minoritas dan marjinal
2. Kaum minoritas dan
marjinal yang dilibatkan
dalam kegiatan
3. IKRAR
Persiapan 1. Penyusuan
peraturan
terhadap
pengakuan
dan
perlindung
an kaum
minoritas
dan
marjinal
Sosialisasi dan
diseminasi
Sosialisasi
dan
diseminasi
61
2. Evaluasi
Perda
6 Peningkatan
dukungan terhadap
inisiatif dan peran
masyarakat di dalam
pembangunan
Pemerintah
dan
Masyarakat
1. Alokasi anggaran
2. Kegiatan berbasis
partisipasi masyarakat
3. Produksi Produk dalam
negeri
Sosialisasi
dan
diseminasi
Sosialisasi
dan
diseminasi
Sosialisasi dan
diseminasi,
serta realisasi
Sosialisasi
dan
diseminasi,
serta realisasi
7 Peningkatan perilaku
kerjasama inter dan
antar lembaga,
komponen
masyarakat dan lintas
sektor
Pemerintah
dan
Masyarakat
Indeks Integritas Sektor
Publik
Sosialisasi
dan
diseminasi.
Sosialisasi
dan
diseminasi.
Sosialisasi dan
diseminasi,
serta realisasi
Sosialisasi
dan
diseminasi,
serta realisasi
8 Peningkatan
penegakan hukum
terhadap pelaku
pelanggaran yang
mengganggu
persatuan dan
kesatuan bangsa
Penegak
Hukum
1. Indeks Hukum
Indonesia
2. Penegakan hukum
terhadap pelaku
kriminal
3. Penegakan hukum
terhadap pelaku anarkis
Sosialisasi
dan
diseminasi
Sosialisasi
dan
diseminasi
serta
penegakan
hukum
terhadap
gangguan
Kamtibmas
Sosialisasi dan
diseminasi
serta
penegakan
hukum
terhadap
gangguan
Kamtibmas
Sosialisasi
dan
diseminasi
serta
penegakan
hukum
terhadap
gangguan
Kamtibmas
9 Penyelenggaraan
pendidikan agama
yang mengajarkan
keragaman, toleransi
dan budi pekerti
Pemerintah
dan
Masyarakat
1. Kurikulum pendidikan
keagamaan yang
mengajarkan
keragaman, toleransi
dan budi pekerti
2. Lembaga pendidikan
agama yang
mengajarkan
keagamaan, toleransi
Sosialisasi
dan
diseminasi
Penyiapan
kurikulum
pendidikan
keagamaan
yang
mengajarkan
keragaman,
toleransi
dan budi
Sosialisasi dan
implementasi
kurikulum
pendidikan
keagamaan
yang
mengajarkan
keragaman,
toleransi dan
Implementasi
kurikulum
pendidikan
keagamaan
yang
mengajarkan
keragaman,
toleransi dan
budi pekerti
62
dan budi pekerti
3. Rasa aman di
masyarakat
4. Interaksi sehat dan
saling percaya di
masyarakat
pekerti budi pekerti
10 Peningkatan peran
lembaga agama,
keluarga dan media
publik dalam
persemaian nilai-nilai
budi pekerti,
toleransi dan hidup
rukun
Pemerintah
dan
Masyarakat
1. Indeks Toleransi antar
Umat Beragama
2. Materi dan informasi
tentang pentingnya
nilai-nilai budi pekerti,
toleransi dan hidup
rukun
Sosialisasi
dan
diseminasi
Sosialisasi
dan
diseminasi
serta
menyiapan
Indeks
Toleransi
antar umat
beragama
Sosialisasi dan
diseminasi
serta penilaian
Indeks
Toleransi
antar umat
beragama
Sosialisasi
dan
diseminasi
serta
penilaian
Indeks
Toleransi
antar umat
beragama
VII. Kelembagaan GNRM
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor ……Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental, Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan membentuk dan menetapkan Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi
Mental melalui melalui Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang anggotanya terdiri
dari Gugus Tugas Kementerian/ Lembaga, dan unsur dunia usaha dan masyarakat. Selanjutnya, Gubernur, Bupati dan Walikota
membentuk Gugus Tugas Daerah yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur, Bupati dan Walikota, yang anggotanya terdiri
dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), unsur dunia usaha dan masyarakat di lingkup daerah tersebut. Struktur organisasi
kelembagaan Gugus Tugas Nasional dan Daerah dapat ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Struktur Gugus Tugas GNRM Nasional
64
Gambar 7. Struktur Gugus Tugas GNRM Kementerian/ Lembaga
65
Gambar 8. Struktur Gugus Tugas GNRM Provinsi
66
Gambar 9. Struktur Gugus Tugas GNRM Kabupaten/ Kota
VIII. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan dan Pengendalian GNRM
Gugus Tugas Kementerian / Lembaga melakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan
GNRM pada unit kerjanya, selanjutnya melaporkan hasilnya kepada Gugus Tugas Nasional
minimal 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu dianggap perlu. Gugus Tugas Nasional Melakukan
monitoring dan evaluasi kepada Gugus Tugas Kementerian /Lembaga atas pelaksanaan GNRM
minimal setiap 4 (empat) bulan sekali atau sewaktu-waktu dianggap perlu dan melaporkan
hasilnya kepada Presiden setiap 6 (enam) bulan sekali atau sewaktu-waktu dianggap perlu.
Menteri Dalam Negeri melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan GNRM kepada
Gugus Tugas Daerah (Provinsi, Kabupaten dan Kota) minimal 3 (tiga) bulan sekali selanjutnya
melaporkan hasilnya kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan minimal setiap 4(empat) bulan sekali atau sewaktu-waktu dianggap perlu. Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyampaikan laporan pelaksanaan
GNRM di daerah kepada Presiden setiap 6 (enam) bulan sekali atau sewaktu-waktu dianggap
perlu.
Pengendalian pelaksanaan GNRM dilakukan oleh Gugus Tugas Nasional yang
dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,
bekerja sama dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Komunikasi dan Informatika, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan serta Kantor Staf Presiden.
IX. Penutup
Peta jalan ini disusun sebagai acuandalam pelaksanaan GNRM, yang selanjutnya dijabarkan
ke dalam Pedoman Umum yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Selanjutnya masing-masinbg Kementerian /
Lembaga diminta menyususn Pedoman Teknis GNRM yang ditetapkan melalui Surat Keputusan
Menteri / Kepala Lembaga. Dalam Pelaksanaan GNRM di daerah Gubernur diminta menerbitkan
Surat Keputusan Gubernur tentang Pedoman Pelaksanaan GNRM di Provinsi. Bupati diminta
68
menerbitkan Surat Keputusan Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan GNRM di Kabupaten dan
Walikota menerbitkan Surat Keputusan Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan GNRM di Kota.
Dokumen peta jalan ini dapat terus disempurnakan, sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan pelaksanaan GNRM yang dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI c.q. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan.

More Related Content

What's hot

Mewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan InovasiMewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanPartisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Atika Rusli
 
Asn dan upaya mewujudkan visi indonesia 2045
Asn dan upaya mewujudkan visi indonesia 2045Asn dan upaya mewujudkan visi indonesia 2045
Asn dan upaya mewujudkan visi indonesia 2045
Dr. Zar Rdj
 
Makalah pembangunan desa
Makalah pembangunan desaMakalah pembangunan desa
Makalah pembangunan desa
Septian Muna Barakati
 
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Dadang Solihin
 
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASN
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASNPemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASN
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASN
Tri Widodo W. UTOMO
 
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasan
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasanRancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasan
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasaninfosanitasi
 
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
Dadang Solihin
 
Efektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinanEfektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinan
Fazialdi Alfiansyah
 
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenas
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenasMateri paparan musrenbang dari narasumber bappenas
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenas
Deki Zulkarnain
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-
temanna #LABEDDU
 
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah SintesaAglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
bramantiyo marjuki
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Dadang Solihin
 
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
temanna #LABEDDU
 
Merancang proyek perubahan pkn2 juli-2020
Merancang proyek perubahan pkn2 juli-2020Merancang proyek perubahan pkn2 juli-2020
Merancang proyek perubahan pkn2 juli-2020
ssuser5d18a2
 
Inovasi Perencanaan dalam rangka Akselerasi Pembangunan Daerah
Inovasi Perencanaan dalam rangka Akselerasi Pembangunan DaerahInovasi Perencanaan dalam rangka Akselerasi Pembangunan Daerah
Inovasi Perencanaan dalam rangka Akselerasi Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Mewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan InovasiMewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
Mewujudkan Desa Mandiri dengan Inovasi
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam PembangunanPartisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
 
Asn dan upaya mewujudkan visi indonesia 2045
Asn dan upaya mewujudkan visi indonesia 2045Asn dan upaya mewujudkan visi indonesia 2045
Asn dan upaya mewujudkan visi indonesia 2045
 
Makalah pembangunan desa
Makalah pembangunan desaMakalah pembangunan desa
Makalah pembangunan desa
 
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
 
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASN
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASNPemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASN
Pemetaan Kompetensi Sosio-Kultural ASN
 
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasan
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasanRancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasan
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasan
 
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
 
Efektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinanEfektifitas kepemimpinan
Efektifitas kepemimpinan
 
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenas
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenasMateri paparan musrenbang dari narasumber bappenas
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenas
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-
Agenda ii pkp-modul membangun tim efektif-
 
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah SintesaAglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
 
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk KelurahanInovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
Inovasi Pelayanan Publik untuk Kelurahan
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
 
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
 
Merancang proyek perubahan pkn2 juli-2020
Merancang proyek perubahan pkn2 juli-2020Merancang proyek perubahan pkn2 juli-2020
Merancang proyek perubahan pkn2 juli-2020
 
Inovasi Perencanaan dalam rangka Akselerasi Pembangunan Daerah
Inovasi Perencanaan dalam rangka Akselerasi Pembangunan DaerahInovasi Perencanaan dalam rangka Akselerasi Pembangunan Daerah
Inovasi Perencanaan dalam rangka Akselerasi Pembangunan Daerah
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 

Similar to Rev roadmap gnrm 2015 2019 20 juli 2016 (1) final (1)

Ppt modul(1)(1)
Ppt modul(1)(1)Ppt modul(1)(1)
Ppt modul(1)(1)
Nurliana Umar
 
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan SosialRevolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
musniumar
 
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
Hendri Sivilianto
 
Pengetahuan good governance
Pengetahuan good governancePengetahuan good governance
Pengetahuan good governance
novychalimi
 
Manajemen Pembangunan #1
Manajemen Pembangunan #1Manajemen Pembangunan #1
Manajemen Pembangunan #1
Raja Matridi Aeksalo
 
SPB 2.2 Revolusi Mental.pptx
SPB 2.2 Revolusi Mental.pptxSPB 2.2 Revolusi Mental.pptx
SPB 2.2 Revolusi Mental.pptx
adkusn1
 
Kebijakan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik
Kebijakan Revolusi Mental untuk Pelayanan PublikKebijakan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik
Kebijakan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik
Gus Priyono
 
Juknis partisipasi masyarakat gim gib-git edit arif
Juknis partisipasi masyarakat gim gib-git edit arifJuknis partisipasi masyarakat gim gib-git edit arif
Juknis partisipasi masyarakat gim gib-git edit arif
Nurliana Umar
 
PEMBANGUNAN MANUSIA-IBNU YAHYA SAPUTRA.pdf
PEMBANGUNAN MANUSIA-IBNU YAHYA SAPUTRA.pdfPEMBANGUNAN MANUSIA-IBNU YAHYA SAPUTRA.pdf
PEMBANGUNAN MANUSIA-IBNU YAHYA SAPUTRA.pdf
IBNUYAHYASAPUTRA
 
04 yanti way
04 yanti way04 yanti way
04 yanti way
Indah342348
 
Konsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
Konsep Pengorganisasian Pengembangan MasyarakatKonsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
Konsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
Safira Sahida
 
Sistem Manajemen Nasional
Sistem Manajemen NasionalSistem Manajemen Nasional
Sistem Manajemen Nasional
Dadang Solihin
 
pancasila sebagai dasar pembangunan..pptx
pancasila sebagai dasar pembangunan..pptxpancasila sebagai dasar pembangunan..pptx
pancasila sebagai dasar pembangunan..pptx
HabibAkbari2
 
Sesi 5.docx
Sesi 5.docxSesi 5.docx
Sesi 5.docx
ayiknina
 
TeoriPembngunanPPT.pptx
TeoriPembngunanPPT.pptxTeoriPembngunanPPT.pptx
TeoriPembngunanPPT.pptx
PutriNurarshafika
 
Pnpm mandiri
Pnpm mandiriPnpm mandiri
Pnpm mandiri
Dzawil Ulfa
 
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011ervinayulianti
 
A
AA
Buku saku rev 5
Buku saku rev 5Buku saku rev 5
Buku saku rev 5
Nurliana Umar
 
Revolusi mental yang dapat meningkatkan integritas dan kinerja
Revolusi mental yang dapat meningkatkan integritas dan kinerjaRevolusi mental yang dapat meningkatkan integritas dan kinerja
Revolusi mental yang dapat meningkatkan integritas dan kinerja
Yani Antariksa
 

Similar to Rev roadmap gnrm 2015 2019 20 juli 2016 (1) final (1) (20)

Ppt modul(1)(1)
Ppt modul(1)(1)Ppt modul(1)(1)
Ppt modul(1)(1)
 
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan SosialRevolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
 
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
 
Pengetahuan good governance
Pengetahuan good governancePengetahuan good governance
Pengetahuan good governance
 
Manajemen Pembangunan #1
Manajemen Pembangunan #1Manajemen Pembangunan #1
Manajemen Pembangunan #1
 
SPB 2.2 Revolusi Mental.pptx
SPB 2.2 Revolusi Mental.pptxSPB 2.2 Revolusi Mental.pptx
SPB 2.2 Revolusi Mental.pptx
 
Kebijakan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik
Kebijakan Revolusi Mental untuk Pelayanan PublikKebijakan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik
Kebijakan Revolusi Mental untuk Pelayanan Publik
 
Juknis partisipasi masyarakat gim gib-git edit arif
Juknis partisipasi masyarakat gim gib-git edit arifJuknis partisipasi masyarakat gim gib-git edit arif
Juknis partisipasi masyarakat gim gib-git edit arif
 
PEMBANGUNAN MANUSIA-IBNU YAHYA SAPUTRA.pdf
PEMBANGUNAN MANUSIA-IBNU YAHYA SAPUTRA.pdfPEMBANGUNAN MANUSIA-IBNU YAHYA SAPUTRA.pdf
PEMBANGUNAN MANUSIA-IBNU YAHYA SAPUTRA.pdf
 
04 yanti way
04 yanti way04 yanti way
04 yanti way
 
Konsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
Konsep Pengorganisasian Pengembangan MasyarakatKonsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
Konsep Pengorganisasian Pengembangan Masyarakat
 
Sistem Manajemen Nasional
Sistem Manajemen NasionalSistem Manajemen Nasional
Sistem Manajemen Nasional
 
pancasila sebagai dasar pembangunan..pptx
pancasila sebagai dasar pembangunan..pptxpancasila sebagai dasar pembangunan..pptx
pancasila sebagai dasar pembangunan..pptx
 
Sesi 5.docx
Sesi 5.docxSesi 5.docx
Sesi 5.docx
 
TeoriPembngunanPPT.pptx
TeoriPembngunanPPT.pptxTeoriPembngunanPPT.pptx
TeoriPembngunanPPT.pptx
 
Pnpm mandiri
Pnpm mandiriPnpm mandiri
Pnpm mandiri
 
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
 
A
AA
A
 
Buku saku rev 5
Buku saku rev 5Buku saku rev 5
Buku saku rev 5
 
Revolusi mental yang dapat meningkatkan integritas dan kinerja
Revolusi mental yang dapat meningkatkan integritas dan kinerjaRevolusi mental yang dapat meningkatkan integritas dan kinerja
Revolusi mental yang dapat meningkatkan integritas dan kinerja
 

More from Nurliana Umar

Juknis gugus tugas provinsi fix
Juknis gugus tugas provinsi fixJuknis gugus tugas provinsi fix
Juknis gugus tugas provinsi fix
Nurliana Umar
 
Paparan standar asdep untuk fgd
Paparan standar asdep untuk fgdPaparan standar asdep untuk fgd
Paparan standar asdep untuk fgd
Nurliana Umar
 
Paparan gerakan nasional revolusi mental
Paparan gerakan nasional revolusi mentalPaparan gerakan nasional revolusi mental
Paparan gerakan nasional revolusi mental
Nurliana Umar
 
Modul revolusi mental revisi 29 06-16
Modul revolusi mental revisi 29 06-16Modul revolusi mental revisi 29 06-16
Modul revolusi mental revisi 29 06-16
Nurliana Umar
 
Penduduk dan lingkungan
Penduduk dan lingkunganPenduduk dan lingkungan
Penduduk dan lingkungan
Nurliana Umar
 
Mata kuliah klh (pengertian lingkungan hidup)
Mata kuliah klh (pengertian lingkungan hidup)Mata kuliah klh (pengertian lingkungan hidup)
Mata kuliah klh (pengertian lingkungan hidup)Nurliana Umar
 

More from Nurliana Umar (6)

Juknis gugus tugas provinsi fix
Juknis gugus tugas provinsi fixJuknis gugus tugas provinsi fix
Juknis gugus tugas provinsi fix
 
Paparan standar asdep untuk fgd
Paparan standar asdep untuk fgdPaparan standar asdep untuk fgd
Paparan standar asdep untuk fgd
 
Paparan gerakan nasional revolusi mental
Paparan gerakan nasional revolusi mentalPaparan gerakan nasional revolusi mental
Paparan gerakan nasional revolusi mental
 
Modul revolusi mental revisi 29 06-16
Modul revolusi mental revisi 29 06-16Modul revolusi mental revisi 29 06-16
Modul revolusi mental revisi 29 06-16
 
Penduduk dan lingkungan
Penduduk dan lingkunganPenduduk dan lingkungan
Penduduk dan lingkungan
 
Mata kuliah klh (pengertian lingkungan hidup)
Mata kuliah klh (pengertian lingkungan hidup)Mata kuliah klh (pengertian lingkungan hidup)
Mata kuliah klh (pengertian lingkungan hidup)
 

Recently uploaded

PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Mirza Sohirin
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
MuhamadIkbalThola1
 

Recently uploaded (17)

PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
 

Rev roadmap gnrm 2015 2019 20 juli 2016 (1) final (1)

  • 1. Draft 6 PETA JALAN GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL 2015-2019 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran, sehingga kami dapat menyelesaikan buku Peta Jalan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pada kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu 2015 - 2019. Buku ini disusun berdasarkan masukan dari berbagai pihak baik dari Kementerian/ Lembaga, Dunia Pendidikan, Dunia Usaha maupun Masyarakat melalui berbagai forum baik dipusat maupun di daerah. Gerakan Nasional Revolusi Mental yang diamanatkan oleh Presiden RI pada pidato kenegaraan di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada tanggal 14 Agustus 2015, merupakan gerakan yang bersifat masif, kesuksesannya sangat tergantung pada komitmen dan peran serta seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Gerakan Nasional Revolusi Mental meliputi 3 (tiga) nilai dasar yaitu Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong yang dijabarkan dalam 5 (lima) program yakni Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri dan Gerakan Indonesia Bersatu. Buku ini memuat latar belakang perlunya peta jalan ini dibuat, tujuan yang ingin dicapai pada akhir gerakan, fokus dan isu strategis, landasan, visi dan misi, sumberdaya dan pelaku, prinsip-prinsip, sasaran dan strategi, tahapan dan rencana aksi, sasaran dan target Gerakan Nasional Revolusi Mental. Kami menyadari sepenuhnya bahwa buku peta jalan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon masukkan dan saran dari para pembaca sehingga peta jalan GNRM dapat mewujudkan perubahan dan perbaikan karakter bangsa menuju bangsa yang bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam proses penyusunan buku “Peta Jalan Gerakan Nasional Revolusi Mental” ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin. Jakarta, Juni 2016 Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Haswan Yunaz
  • 3. 3 SAMBUTAN Revolusi Mental adalah perjuangan besar, bukan perjuangan kecil (Presiden Soekarno, 1957). Perjuangan ini selayaknya terus menjadi agenda utama para pemimpin Indonesia selanjutnya dalam membangun dan memperbaiki karakter bangsa, karena menyangkut pembangunan kualitas manusia. Pembangunan tak terbatas pada dimensi sosial, ekonomi, dan politik namun juga dimensi pembangunan budaya baik warisan budaya maupun nilai dan kreativitas budaya bangsa. Pembangunan budaya merupakan agenda strategis yang dimuat dalam RPJMN 2015-2019 sesuai dengan Trisakti dan Nawacita yang merupakan penjabaran Visi dan Misi Presiden Jokowi – Jusuf Kalla. Buku Peta Jalan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) ini diharapkan menjadi acuan bagi Penyelenggara Negara (Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif), dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat baik di pusat maupun didaerah dalam pelaksanaan GNRM pada lingkup kerja, tugas dan kegiatan masing-masing untuk mencapai 3 (tiga) tujuan GNRM yaitu : 1. Mengubah cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. 2. Membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa depan Indonesia sebagai Negara dengan kekuatan besar untuk berprestasi tinggi, produktif sehinggamenjadi bangsa yang maju dan modern dengan fondasi tiga pilar Trisakti. 3. Mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian yang berkebudayaan melalui pembentukan manusia Indonesia baru yang unggul. Dalam merealisasikan visi dan misi Trisakti, selain diperlukan sumberdaya material, keterampilan dan manajemen, juga kesiapan mental. Secara umum, bangsa Indonesia rentan dalam mentalitas berdikari, berdaulat dan berkepribadian dengan berbagai implikasi destruktifmya. Oleh karena itu, GNRM harus membidik aspek terpenting yang menentukan perilaku manusia yaitu karakter personal dan budaya meliputi sistem nilai, sistem pengetahuan dan sistem perilaku yang membentuk karakter kolektif. “Budaya” penentu nasib suatu bangsa, demikian pernah dinyatakan oleh Perdana Menteri Singapur (Lee Kuan Yew). Dengan mempertimbangkan hambatan mental yang ada serta idealisme nilai-nilai budaya, maka Revolusi Mental difokuskan pada 3 (tiga) mentalitas inti yaitu mentalitas-budaya kemandirian, mentalitas-budaya gotong royong dan mentalitas-budaya pelayanan. Restorasi ketiga mental budaya tersebut akan menurunkan mentalitas-ikutan. Kreativitas dan inovasi misalnya merupakan hasil perpaduan ketiga mentalitas tersebut. Selanjutnya, mentalitas inti harus menjadi landasan ideologi kerja bagi penyusunan platform dengan segala turunan kebijakan dan progam di semua lini dan sektor pemerintahan. Dalam implementasinya, GNRM tidak dilakukan
  • 4. 4 secara vertikal yaitu negara yang berinisiatif dan melaksanakan. Namun, pendekatan horizontal dalam bingkai gotong royong yang melibatkan partisipasi berbagai agen sosial dari kalangan dunia usaha/swasta, dunia pendidikan dan masyarakat seperti pendidik, media, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, budayawan, pemuda, perempuan dan aktivis dunia maya sangat tepat untuk dilakukan. Semoga buku “Peta Jalan Gerakan Nasional Revolusi Mental” ini dapat bermanfaat untuk menambah energi pergerakan dan perubahan menuju Indonesia yang kita cita-citakan bersama. Amiin Ya Rabbal Alamiin Jakarta, Juni 2016 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani
  • 5. 5 I. Pendahuluan Revolusi Mental merupakan semangat untuk melanjutkan perjuangan besar mengisi janji Kemerdekaan yang dinyatakan pertama kali oleh Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1957, yang bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat perubahan berkemajuan bangsa Indonesia, sehingga memerlukan gerakan hidup baru untuk mewujudkan Trisakti, yaitu berdaulat di bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Semangat perubahan berkemajuan melalui Revolusi Mental dikuatkan kembali oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2014. Komitmen tersebut menjadi kehendak politik Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menekankan Revolusi Mental dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dukungan rakyat terhadap pentingnya Revolusi Mental, tercermin dari Penyelenggara Negara dan masyarakat yang mengakui bahwa mental atau karakter bangsa Indonesia tengah mengalami berbagai permasalahan sehingga untuk memperbaiki dan dan merubahnya memerlukan gerakan bersama dengan melibatkan semua komponen bangsa secara bergotong-royong. Mengacu pada berbagai hasil survei internasional dan pengakuan Indonesia sebagai anggota G-20, kita masih menghadapi berbagai masalah sosial-budaya yang memerlukan cara pikir, cara kerja, cara hidup dan sikap yang lebih baik. Corruption Perception Index (CPI) yang dikeluarkan Transparency International (2014) memberikan peringkat Indonesia pada nomor 107 dari 114 negara, jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Hal ini disebabkan, antar lain oleh rendahnya pengakuan terhadap kekayaan budaya, praktik korupsi pada berbagai sendi kehidupan, daya saing dan etos kerja yang kurang kompetitif, praktik hidup individualistik dan masalah mentalitas para Penyelenggara Negara dan masyarakat. Bangsa Indonesia memerlukan gerakan perubahan tentang cara pandang (mindset), cara pikir, cara kerja, cara hidup dan sikap serta perilaku yang berorientasi pada perubahan berkemajuan untuk mewujudkan Indonesia yang maju, makmur, sejahtera, modern dan bermartabat berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Sebagai gerakan, Revolusi Mental melibatkan semua simpul-simpul perubahan para Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk mengembangkan dan mendokumentasikan produk-produk seni dan kreativitas budaya serta mengembangkan dan melestarikan warisan budaya.
  • 6. 6 Indonesia seperti kehilangan model dan teladan yang baik dari para Penyelenggara Negara, bahkan masyarakat pun mengalami kehilangan kepercayaan terhadap Penyelenggara Negara dengan melihat banyaknya kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di lingkungan eksekutif, legislatif, yudikatif dan berbagai instrumen sosial lainnya. Praktik pandemik korupsi ini sungguh ironis dan masih terjadi pada masa paska reformasi. Dari aspek produktivitas tenaga kerja Indonesia menurut Asian Development Bank (ADB, 2015) meski naik sebesar 60% dalam 14 tahun terakhir, namun kalah jauh oleh kenaikan produktivitas negara-negara lain. Sebagai perbandingan, kenaikan produktivitas tenaga kerja China adalah lima kali lipat dalam 14 tahun terakhir. Indonesia bergerak, namun bangsa lain bergerak lebih cepat dan lebih produktif. Gerakan Nasional Revolusi Mental akan mendorong akselerasi peningkatan produktivitas tenaga kerja Indonesia. Perubahan berkemajuan di semua aspek harus terus dikumandangkan dan dilaksanakan agar bangsa Indonesia lebih disegani lagi baik di lingkungan regional maupun global melalui pencapaian 3 (tiga) tujuan dari GNRM yaitu: 1. Mengubah cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. 2. Membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa depan Indonesia sebagai Negara dengan kekuatan besar untuk berprestasi tinggi, produktif dan berpotensi menjadi bangsa maju dan modern dengan fondasi tiga pilar Trisakti. 3. Mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian yang berkebudayaan melalui pembentukan manusia Indonesia baru yang unggul.
  • 7. 7 II. Fokus Gerakan Nasional Revolusi Mental Fokus Gerakan Nasional Revolusi Mental meliputi 3 (tiga) masalah mendasar, yaitu: 1) Krisis integritas dan pandemik korupsi dalam penyelenggaraan negara dan praktik di masyarakat. Pada saat yang sama, Indonesia menghadapi tantangan yang berat dalam proses demokratisasi. 2) Lemahnya etos kerja, kreativitas, dan daya saing membuat Indonesia semakin tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Pada saat yang sama Indonesia memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 3) Krisis identitas ditandai dengan melemahnya budaya gotong royong, yang merupakan aset sosial-budaya Indonesia. Pada saat yang sama kita menghadapi gempuran gelombang globalisasi yang lebih diwarnai dengan nilai-nilai individualistik. Ketiga masalah mendasar diatas mempengaruhi sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara serta apabila tidak dicari solusinya dapat menghambat upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran pada jangka menengah dan panjang. Gerakan Nasional Revolusi Mental diharapkan dapat merubah perilaku kolektif bangsa secara bersama-sama menuju perilaku baru melalui gerakan yang melibatkan semua unsur, baik Penyelenggara Negara maupun masyarakat. Revolusi Mental adalah Gerakan untuk mengubah cara pikir, cara kerja, cara hidup dan sikap serta perilakubangsa Indonesia yang mengacu nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan, agar Indonesia menjadi negara yang maju, modern, makmur, sejahtera dan bermartabat. Revolusi Mental merupakan gerakan yang melibatkan seluruh komponen bangsa dengan memperkuat peran nyata Penyelenggara Negara dan seluruh elemen masyarakat Secara nasional unsur pelaksana gerakan ini setidaknya terdiri atas 4 (empat) pelaku utama yaitu Penyelenggara Negara (eksekutif, legislatif, yudikatif) baik pusat maupun daerah, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat. Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) memerlukan inisiatif semua unsur Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk bersama-sama secara bergotong-royong mengubah keadaan bangsa menjadi lebih baik dan lebih maju sesuai harapan rakyat. Bentuk nyata dari
  • 8. 8 gerakan ini selain berupa inisiatif semua unsur, juga didukung oleh berbagai simpul perubahan yang telah dan sedang berlangsung dalam masyarakat mulai dari birokrasi yang melayani, peningkatan penegakan hukum dan aturan tanpa pandang bulu, hingga berbagai inisiatif yang melibatkan para pemangku kepentingan secara bergotongroyong untuk mewujudkan perilaku kolektif yang berintegritas dan beretoskerja. Semua komponen bangsa diharapkan berperan sebagai agen perubahan yang merupakan bentuk nyata aktivitas GNRM yang dikategorikan kedalam 4 (empat) Pelaku Utama seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Empat Pelaku Utama GNRM III. Landasan, Visi, Misi, dan Nilai-nilai Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) 3.1 Landasan GNRM Di dalam RPJMN 2015-2019 dijabarkan secara jelas arah pembangunan presiden Jokowi – Jusuf Kalla sesuai Trisakti dan Nawacita. Selain capaian aspek material, pembangunan sosial- budaya juga mendapat perhatian besar, termasuk bagaimana mengatasi berbagai ketimpangan. Pembangunan yang berpihak kepada rakyat dilakukan dengan menguatkan arah pembangunan yang lebih berorientasi pada keadilan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemajuan dan kemakmuran sebagai hasil pembangunan harus mampu menangani kesenjangan dan ketimpangan kelompok pendapataan dan memajukan kawasan atau daerah-daerah yang selama ini tertinggal, baik Kawasan Timur Indonesia (KTI) maupun daerah-daerah di luar Pulau Dunia PendidikanDunia Usaha Masyarakat Penyelenggara Negara Gugus Tugas
  • 9. 9 Jawa dan wilayah-wilayah lainnya. Hal ini terlihat pada Strategi Pembangunan Nasional yang meliputi norma pembangunan Kabinet Kerja dalam 3 (tiga) Dimensi Pembangunan yaitu Dimensi Pembangunan Manusia, Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan serta Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan. Dimensi Pembangunan Manusia salah satu unsurnya adalah mental/karakter bangsa seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Strategi Pembangunan Nasional Sumber: RPJMN 2015-2019 Revolusi Mental penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Revolusi Mental dimulai dari perubahan alam pikiran yang membawa perubahan cara kerja dan cara hidup dalam meraih cita-cita dan mencapai tujuan bernegara. Revolusi Mental membangkitkan kesadaran untuk berprestasi tinggi, produktif menuju bangsa yang bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila. Revolusi Mental berorientasi pada kemajuan dan kemodernan sebagai gerakan yang melibatkan seluruh komponen bangsa dengan mensinergikan peran institusi pemerintahan bersama-sama rakyat, internalisasi nilai-nilai instrumental pada individu, keluarga, institusi sosial, masyarakat luas dan lembaga negara. Keberhasilan Revolusi Mental mensyaratkan manusia unggul dengan pendidikan yang baik, memiliki keahlian dan keterampilan, menguasai
  • 10. 10 teknologi, pekerja keras, mempunyai etos kerja serta komitmen yang tinggi untuk bekerja dan bersinergi secara bergotong-royong. Nilai instrumental Revolusi Mental meliputi 3 (tiga) rumpun yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong. Revolusi mental didukung oleh modal dasar yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia yakni posisi geografis yang strategis sebagai negara maritim, geo-ekonomi dan geo- politik strategis sebagai kekuatan ekonomi politik, jumlah penduduk yang besar, kekayaan sumber daya alam yang tinggi dan modal sosial yang sudah terbangun. Perilaku-perilaku dari aktualisasi nilai-nilai instrumental Revolusi Mental akan membentuk budaya baru yang mendorong terwujudnya Trisakti sebagai prasyarat menjadi bangsa yang bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila. Sebagai sebuah gerakan Revolusi Mental mengandung 8 (delapan) prinsip, yaitu: (i) Merupakan gerakan sosial untuk mendorong kemajuan Indonesia. (ii) Pemerintah bertekad untuk menjamin kesungguhan dan keberlanjutan gerakan revolusi mental. (iii) Bersifat lintas-sektoral, meliputi seluruh kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan masyarakat. (iv) Bersifat partisipatif, merupakan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat. (v) Diawali dengan program pemicu (value attack) untuk mengubah perilaku masyarakat secara cepat dan konkrit. (vi) Program dirancang secara ramah pengguna, populer dan bagian dari gaya hidup. (vii) Nilai-nilai yang dikembangkan tersebut bertujuan untuk mengatur kehidupan sosial dan moralitas publik, bukan terbatas pada moralitas privat. (viii) Dapat diukur dampaknya. Kedelapan prinsip GNRM tersebut menunjukkan, terdapat upaya-upaya untuk melakukan perubahan fundamental pada karakter, kepribadian dan perilaku bangsa. Kerangka pikir Revolusi Mental mengacu pada dokumen RPJMN sesuai Gambar 3 sebagai berikut:
  • 11. 11 Gambar 3. Kerangka Pikir Gerakan Nasional Revolusi Mental Gambar 3 di atas menunjukkan pentingnya implementasi gerakan sebagai bagian tak terpisahkan dari landasan filosofis dan rasionalnya yang telah dipayungi RPJMN 2015-2019. 3.2 Visi, Misi dan Nilai-nilai Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Visi GNRM adalah: “Terwujudnya Penyelenggara Negara dan masyarakat Indonesia yang berintegritas dan beretos kerja dengan semangat gotong royong”. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi GNRM adalah: (i) Memperkuat nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong sebagai perwujudan cara pikir, cara kerja, cara hidup dan sikap serta perilaku para Penyelenggara Negara dan masyarakat; (ii) Mempraktikkan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat;
  • 12. 12 (iii) Melembagakan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong secara sistemik dan terstruktur pada Penyelenggara Negara dan masyarakat; (iv) Memperluas keterlibatan Penyelenggara Negara dan masyarakat dalam membangun integritas, etos kerja, dan gotong royong; (v) Meningkatkan penegakan aturan-aturan yang mengacu pada nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong terhadap Penyelenggara Negara; Nilai-nilai GNRM meliputi: (i) Integritas. Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan yang menyelaraskan hubungan diantara tindakan dengan nilai dan prinsip kehidupan. Integritas merupakan kesatuan kata dan perbuatan yang mengarahkan karakter dan perilaku seseorang secara bertanggung jawab. Bentuk penjabaran nilai Integritas antara lain jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan konsisten. (ii) Etos Kerja. Etos Kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau masyarakat. Etos kerja seseorang berkaitan erat dengan kepribadian, perilaku, dan karakter individu yang bersangkutan. Etos kerja antara lain terdiri dari nilai daya saing, optimis, inovatif, produktif dan berjiwa patriot. (iii) Gotong royong. Gotong royong merupakan nilai yang telah ada sejak zaman nenek moyang kita. Masyarakat Indonesia dikenal sejak lama telah menggunakan cara kerjasama didalam menyelesaikan setiap masalah yang mereka hadapi. Bentuk nilai gotong royong antara lain terdiri dari kepekaan, kerjasama, solidaritas, perilaku tolong menolong, komunal, berorientasi pada kemaslahatan dan nasionalis. IV. Pelaku GNRM Gerakan Nasional Revolusi Mental bersifat sistemik, kolektif, dan masif yang sangat ditentukan oleh komitmen dan aksi nyata seluruh Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat. Semua Kementerian/Lembaga wajib berpartisipasi dalam gerakan ini. Demikian juga, para pelaku perubahan di masyarakat menjadi unsur penting dalam gerakan ini. Pelaku perubahan di masyarakat merupakan mitra perubahan bagi Penyelenggara Negara. Semua
  • 13. 13 unsur ini menjadi simpul-simpul perubahan melalui aksi-aksi nyata pada lingkungan masing- masing. Pemerintah dalam hal ini Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memetakan peran Kementerian dan Lembaga (K/L) dalam upaya menjalankan Revolusi Mental, yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019. Pada Gambar 4 ditunjukkan bahwa Bappenas mengkoordinasikan perencanaan GNRM dan Kemenko PMK mengkoordinasikan, mensinkronkan, dan mengendalikan pelaksanaan GNRM yang selanjutnya dipetakan peran masing-masing K/L sesuai dengan inisatif strategis sebagai berikut: 1. Untuk mewujudkan kedaulatan politik diperlukan 2 (dua) inisiatif strategis yakni: a. Meningkatkan kepatuhan, penegakan hukum dan reformasi lembaga peradilan yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, TNI/Polri, Kejaksaan Agung, Komisi Yudisial, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Nasional HAM dan Ombudsman RI. b. Menguatkan kelembagaan politik dan reformasi birokrasi pemerintahan yang melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Agraria/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Kesehatan, Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawasan Pemilu, Lembaga Administrasi Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan Ombudsman RI. 2. Untuk mewujudkan kemandirian ekonomi ditetapkan inisiatif strategis berupa peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa yang melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan,
  • 14. 14 Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Pertanian, Kementerian ESDM, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Ekonomi Kreatif dan Komisi Ekonomi dan Industri Nasional. 3. Untuk mewujudkan kepribadian dalam kebudayaan ditetapkan 4 inisiatif strategis yakni: a) Meningkatkan peran keluarga, agama, lembaga sosial dan media publik yang melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. b) Mengembangkan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa yang melibatkan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Lembaga Administrasi Nasional, Komisi Pemberantasan Korupsi dan Perpustakaan Nasional. c) Memanfaatkan modal sosial dan modal budaya melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Sosial, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
  • 15. 15 d) Membangun pendidikan yang berkualitas dan kebudayaan yang memacu daya cipta dan inovasi melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Agama, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertanian. Masing-masing Kementerian / Lembaga sesuai dengan tugas dan kewenangannya diminta untuk menyusun Rencana Aksi Nasiona (RAN) sampai tahun 2019 dan melaksanakan kegiatan Gerakan Nasional Revolusi Mental sesuai dengan peta peran Kementerian / Lembaga (Gambar 4) . Gambar 4 Peta Peran K/L dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental
  • 16. 16 Di dalam GNRM, semua elemen bangsa bergerak secara simultan, integral, dan sistemik menyentuh seluruh elemen bangsa untuk mendorong terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Keteladanan Penyelenggara Negara yang disertai praktik penegakan hukum dan aturan secara konsisten diharapkan dapat membangkitkan inisiatif perubahan yang melibatkan dunia usaha, pelaku pendidikan dan masyarakat. V. Sasaran dan Strategi GNRM Secara substansial, semangat Revolusi Mental selaras dengan Revolusi Karakter Bangsa yang juga dinyatakan dalam RPJMN 2015-2019. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015- 2019 itu, arah dan strategi dari Revolusi Karakter Bangsa meliputi : 1. Meningkatkan kualitas pendidikan agama di sekolah untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan untuk membina akhlak mulia dan budi pekerti luhur, 2. Meningkatkan pemasyarakatan budaya produksi, 3. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi inovasi Revolusi Mental memerlukan peran yang lebih dominan dari aspek pendidikan dan kebudayaan agar menjadi gerakan sosial. 5.2 Sasaran Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Sasaran Gerakan Nasional Revolusi Mental(GNRM) adalah seluruh simpul-simpul perubahan yang melibatkan Penyelenggara Negara dan Masyarakat yang masing-masing terdiri atas: 1. Pemerintah (Aparatur Sipil Negara), 2. Dunia Usaha, 3. Masyarakat antara lain: a) Pendidik (guru, dosen), b) Budayawan dan Seniman, c) Tokoh Agama,
  • 17. 17 d) Tokoh Politik dan Kader Partai Politik, e) Tokoh Masyarakat, f) Akademisi/ Organisasi Profesi, g) Pemuda dan Mahasiswa, h) Tokoh Wanita, i) Wartawan/Media dan, j) Netizen (penggiat dunia maya yaitu aktivis sosial media) Semua simpul-simpul perubahan terlibat dalam gerakan sosial yang mengubah situasi Bangsa Indonesia dari kondisi awal yang telah dijabarkan sebelumnya menuju kondisi yang diharapkan pada akhir tahun 2019 dengan tahapan-tahapan sebagai berikut (Gambar 5) Gambar 5. Tahapan Pelaksanaan GNRM 2015-2019
  • 18. 18 Untuk mewujudkan sasaran Gerakan Nasional Revolusi Mental, diharapkan dapat memperoleh capaian penting (milestones) tahun 2015-2019, sebagai berikut: (i) Meningkatnya agen-agen perubahan pada Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat (ii) Indeks penurunan korupsi (iii) Meningkatnya partisipasi masyarakat (iv) Indeks Revolusi Mental Tercapainya indeks pada capaian penting diatas menjadi tanggung jawab Kementerian / Lembaga sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Adapun Indeks Revolusi Mental disusun dan diukur untuk memonitor dan mengevaluasi implementasi nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong royong pada Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat setiap tahunnya. VI. Tahapan Pelaksanaan GNRM Dalam RPJMN 2015-2019, Revolusi Mental memerlukan pendekatan gerakan multi- sektoral yang melibatkan sinergi jalur pendidikan, hukum dan politik, secara berkelanjutan melampaui dimensi waktu tahun 2019. Peta Jalan ini diharapkan dapat membantu mempercepat proses perubahan berkemajuan agar lebih terukur dan mencapai sasaran yang diharapkan. Mengingat kompleksitas persoalan bangsa ini, RPJMN 2015-2019 juga mengakui pentingnya sinergi lintas sektoral agar Revolusi Mental dapat menjadi tanggung jawab Kementerian / Lembaga secara terkoordinasi, bersinergi dan berkelanjutan. Pendekatan hukum dan politik juga diperlukan untuk menghadirkan keteladanan, ketertiban sosial dan kepatuhan masyarakat terhadap hukum dan aturan. Berdasarkan perubahan aspek struktural, kultural dan prosesual yang berhasil dilakukan di berbagai negara lain, langkah-langkah rentang waktu (timeline) GNRM mengikuti tahapan sebagai berikut: (i) Tahap pertama (2015-2016), fokus pada sosialisasi, diseminasi dan pembentukan Gugus Tugas agen-agen perubahan yang melibatkan Penyelenggara Negara, dunia usaha,
  • 19. 19 dunia pendidikan dan masyarakat pada tahun 2015-2016. Tujuan tahapan ini adalah meningkatkan rasa mememiliki semua unsur pelaku perubahan terhadap gerakan. (ii) Tahap kedua (2016-2017), fokus pada partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan aturan oleh Penyelenggara Negara yang didukung oleh berbagai pendukung gerakan dari dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat yang berdampak pada meningkatnya ketaatan pada hukum dan praktik pencegahan serta pemberantasan korupsi. (iii) Tahap ketiga (2017-2018), fokus pada Penyelenggara Negara dan masyarakat yang melayani, bersih dan tertib, yang berdampak pada meningkatnya mutu pelayanan yang diberikan Penyelenggara Negara dan pelayanan yang diberikan antar sesama masyarakat yang didukung oleh ketertiban dan kebersihan lingkungan. (iv) Tahap keempat (2018-2019), fokus pada Penyelenggara Negara dan masyarakat yang mandiri dan bersatu, yang mengindikasikan bahwa bangsa Indonesia tengah mengalami tahapan proses transformasi menuju budaya yang diharapkan dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja dan gotong royong. Empat tahap tersebut diatas merupakan tahapan yang saling berkaitan dan berkesinambungan dalam mencapai tujuan gerakan. Kesuksesan gerakan ini memerlukan kepemimpinan berbasis keteladanan pada semua simpul perubahan dan semua tingkatan kepemimpinan, baik pada Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia pendidikan maupun masyarakat. 6.1 Strategi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Strategi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dengan memperhatikan sasaran GNRM, maka ditetapkan 5 (lima) strategi GNRM 2015-2019 sebagai berikut: (i) Membuat payung hukum pelaksanaan GNRM dan meningkatkan penegakan hukum yang didukung oleh sistem, tata kelola pemerintahan dan praktik meritokrasi.
  • 20. 20 (ii) Menguatkan rasa memiliki para Penyelenggara Negara melalui Reformasi Birokrasi untuk membangun budaya birokrasi yang melayani dan berintegritas. (iii) Melakukan praktik simpul-simpul perubahan dalam gerakan untuk membangun inisiatif dan partisipasi semua pelaku GNRM. (iv) Melakukan praktik keteladanan berbasis nilai-nilai Revolusi Mental di semua simpul perubahan dan tingkatan kepemimpinan. (v) Menjadikan portal http://www.revolusimental.go.id sebagai platform gerakan bersama. Selanjutnya keterkaitan antara strategi, sasaran strategis dan indikator keberhasilan dapat dilihat pada Tabel 2, sebagai berikut: Tabel 2 Matriks Strategi, Sasaran Strategis, dan Indikator Keberhasilan GNRM No Strategi Sasaran Strategis Indikator Keberhasilan 1 Membuat payung hukum pelaksanaan GNRM dan meningkatkan penegakan hukum yang didukung oleh sistem, tata kelola pemerintahan dan praktik meritokrasi 1. Semua Kementerian/ Lembaga Tersedianya payung hukum pelaksanaan GNRM dalam bentuk Instruksi Presiden 2. Penegak hukum Penegak hukum melaksanakan kegiatannya dengan mengacu pada 3 (tiga) nilai Revolusi Mental 2 Menguatkan rasa memiliki para Penyelenggara Negara melalui Reformasi Birokrasi untuk membangun budaya birokrasi yang melayani dan berintegritas Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia pendidikan, dan masyarakat Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia pendidikan, dan masyarakat secara aktif melaksanakan 5 (lima) program GNRM baik di pusat maupun daerah 3 Melakukan praktik simpul- simpul perubahan dalam gerakan untuk membangun inisiatif dan partisipasi semua pelaku GNRM 1. Gugus Tugas GNRM Terbentuknya Gugus Tugas GNRM di pusat dan daerah Terlaksananya 5 (lima) Program GNRM oleh Gugus Tugas 2. Penyelenggara Negara Penyelenggara Negara menepati disiplin terhadap prosedur, biaya dan waktu pelayanan Penyelenggara Negara menerapkan Sistem penilaian kinerja berbasis meritokrasi dan mengacu nilai-nilai instrumental GNRM
  • 21. 21 Penyelenggara Negara menyampaikan dokumen Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) dan Laporan Hasil Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKAPARATUR SIPIL NEGARA) terintegrasi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 4 Melakukan praktik keteladanan berbasis nilai- nilai Revolusi Mental di semua simpul perubahan dan tingkatan kepemimpinan Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat mendapatkan apresiasi mengacu pada praktik GNRM. 5 Menjadikan portal http://www.revolusimental.g o.id sebagai platform gerakan bersama 1. Masyarakat Tersosialisasikannya hak dan kewajiban masyarakat melalui berbagai medium tersegmentasi. 2. Penyelenggara Negara, dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat Tersedianya data dan informasi pelaksanaan GNRM oleh berbagai komponen di pusat dan daerah Berfungsinya Portal GNRM sebagai media komunikasi strategis. 6.2 Rencana Aksi Gerakan Nasional Revolusi Mental Berdasarkan strategi, sasaran strategis dan indikator keberhasilan seperti yang diuraikan pada Tabel 2 diatas, maka GNRM dikategorikan kedalam 5 (lima) program besar GNRM yakni sebagai berikut: 1. Gerakan Indonesia Melayani, adalah gerakan para Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk meningkatkan perilaku pelayanan publik berintegritas agar negara hadir melindungi kepentingan warganya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. 2. Gerakan Indonesia Bersih, adalah gerakan para Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat baik jasmani dan rohani pada semua simpul perubahan dan tingkatan kepemimpinan mengacu pada Pancasila dan UUD 1945.
  • 22. 22 3. Gerakan Indonesia Tertib, adalah gerakan para Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk mewujudkan perilaku hidup tertib terutama di ruang publik mengacu kepada asas ketertiban umum. 4. Gerakan Indonesia Mandiri, adalah gerakan para Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk mewujudkan perilaku kreatif, inovatif dan beretos kerja tinggi untuk mewujudkan kemandirian dibidang pangan, energi dan teknologi dalam menghadapi persaingan regional dan global. 5. Gerakan Indonesia Bersatu, adalah gerakan para Penyelenggara Negara dan masyarakat untuk mewujudkan perilaku saling menghargai dan gotong royong untuk memperkuat jati diri dan karakter bangsa berdasarkan 4 (empat) pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Selanjutnya kelima gerakan tersebut dilakukan melalui sejumlah program, sasaran, indikator dan target waktu pelaksanaan sebagai berikut pada Tabel 3-7. Rincian program pada masing-masing gerakan sejalan dengan amanah dalam Instruksi Presiden No…… tentang GNRM.
  • 23. GERAKAN INDONESIA MELAYANI (PIC: KEMENPAN & RB) No Program Sasaran Indikator Aksi Nyata Pelaksanaan Kegiatan* (mohon diisi oleh PIC) 2015 2016 2017 2018 2019 1 Peningkatan kapasitas sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara Aparatur Sipil Negara 1. % K/L yang telah melaksanakan sosialisasi tentang Revolusi Mental Sosialisasi & Diseminasi 1. Penyusu nan SE MenPA NRB ttg aktualisa si RM ASN 2. Penguata n PerMen PANRB 39/2012 tentang budaya kerja 1. Sosialisasi SE MenPANR B ttg aktualisasi RM ASN 2. Monitoring dan evaluasi satker yang telah memiliki buday kerja 1. Monitori ng dan evaluasi penerapa n SE MenPAN RB ttg aktualisas i RM ASN 2. Monitori ng dan evaluasi satker yang telah memiliki buday kerja 1. Monitorin g dan evaluasi penerapan SE MenPANR B ttg aktualisasi RM ASN 2. Monitorin g dan evaluasi satker yang telah memiliki buday kerja 2. % K/L yang melakukan pelatihan dengn memasukkan materi Revolusi Mental Pengintegrasia n materi RM dalam diklat bagi JPT Pratama, JA, Pengintegrasian materi RM dalam diklat bagi JPT Pratama, JA, Pengintegrasia n materi RM dalam diklat bagi JPT Pratama, JA, Pengintegrasia n materi RM dalam diklat bagi JPT Pratama, JA,
  • 24. 24 dan JF dan JF dan JF dan JF 2 Peningkatan Penegakan disiplin Aparatur Pemerintah dan Penegak Hukum Aparatur Sipil Negara dan Penegak Hukum 1. % ASN dan Aparat Penegak Hukum yang mengakkan disiplin 1. Monitorin g penegakka n disiplin ASN dan Aparat Penegak Hukum 2. Penindaka n pelanggara n disiplin 3. Pelaporan pelanggara n disiplin setiap K/L 1. Monitoring penegakkan disiplin ASN dan Aparat Penegak Hukum 2. Penindakan pelanggaran disiplin 3. Pelaporan pelanggaran disiplin setiap K/L 1. Monitorin g penegakka n disiplin ASN dan Aparat Penegak Hukum 2. Penindaka n pelanggara n disiplin 3. Pelaporan pelanggara n disiplin setiap K/L 1. Monitorin g penegakka n disiplin ASN dan Aparat Penegak Hukum 2. Penindaka n pelanggara n disiplin 3. Pelaporan pelanggara n disiplin setiap K/L
  • 25. 25 2. Jumlah kasus terselesaikan pada lembaga penegak hukum Monitoring penyelesaian pengaduan terhadap ASN pada lembaga penegak hukum Monitoring penyelesaian pengaduan terhadap ASN pada lembaga penegak hukum Monitoring penyelesaian pengaduan terhadap ASN pada lembaga penegak hukum Monitoring penyelesaian pengaduan terhadap ASN pada lembaga penegak hukum 3 Penyempurnaan standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif (e- government) Aparatur Sipil Negara 1. Jumlah unit penyelenggaraan pelayanan pada K/L yang telah menyempurnakan standar pelayanan (sesuai UU 25/2009) 1. Sosialisasi dan bimtek penyempu rnaan standar pelayanan 2. Evaluasi mandiri standar pelayanan di masing- masing K/L Evaluasi dan penyempurnaa n standar pelayanan terhadap K/L Evaluasi dan penyempurna an standar pelayanan terhadap K/L Evaluasi menyeluruh tentang standar pelayanan terhadap K/L 2. Jumlah K/L/ Pemda yang terintegrasi dengan SIPP (Sistem Informasi Pelayanan 1. Sosialisasi kebijakan SIPP Pelaksanaan pengintegrasia n informasi Pelaksanaan updating data dan 1. Pelaksanaa n updating data dan
  • 26. 26 Publik) Nasional Nasional 2. Pembangu nan aplikasi SIPP Nasional pelayanan public seluruh K/L/Pemda ke dalam SIPP Nasional monitoring monitoring 2. Evaluasi penerapan SIPP 4 Penyempurnaan sistem manajemen kinerja (performance- based management system) Aparatur Sipil Negara Aparatur Sipil Negara 1. % Instansi Pemerintah yang akuntabel 1. Penyelaras an system manajeme n kinerja nasional 2. Pendampi ngan langsung untuk perbaikan implement asi Sistem AKIP pada Pemda yang termasuk dalam Pilot Project. Di samping itu tetap dilakukan 1. Sosialisasi hasil penyelaras an system manajemen kinerja nasional 2. Bimbingan teknis, workshop dan pendampin gan langsung terhadap instansi pemerintah yang masih kurang.eval uasi SAKIP instansi pemerintah Bimbingan teknis, workshop dan pendampinga n dilakukan lebih massif lagi terhadap instansi pemerintah yang memerlukan perbaikan mendasar. Evaluasi SAKIP instansi pemerintah pusat dan daerah dilakukan lebih focus Bimbingan teknis, workshop dan pendampinga n langsung dilakukan lebih luas lagi terhadap instansi pemerintah daerah wilayah timur. Evaluasi SAKIP instansi pemerintah pusat dan daerah dilakukan lebih massif
  • 27. 27 evaluasi SAKIP Instansi Pemerinta h Pusat dan Daerah pusat dan daerah dilakukan dalam skala yang lebih masif lagi. lagi 2. % IP dengan reformasi birokrasi baik Sosialisasi, workshop dan bimbingan teknis pelaksanaan reformasi birokrasi kepada instansi pemerintah pusat, provinsi dan 57 kabupaten/ko ta pilot project. Evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi pada Sosialisasi, workshop dan bimbingan teknis pelaksanaan reformasi birokrasi dengan lingkup yang lebih luas. Evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan lebih massif lagi pada pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kot a Workshop dan bimbingan teknis pelaksnaaan reformasi birokrasi dengan penekanan pada pemerintah daerah. Evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi dilakukan dengan penekanan pada survey hasil reformasi Bimbingan teknis dan pendampinga n tentang pelaksnaan refomrasi birokrasi pada pemerintah daerah baru. Evaluasi pelaksanan reformasi birokrasi dilakukan dengan penekanan pada tindak lanjut hasil survey hasil reformasi
  • 28. 28 pemerintah pusat, provinsi dan 57 kabupaten/ko ta birokrasi birokrasi 5 Peningkatan perilaku pelayanan publik yang cepat, transparan, akuntabel, dan responsif Aparatur Sipil Negara % ASN yang ditingkatkan Penyiapan modul peningkatan kompetensi di bidang pelayanan publik. 1. Sosialisasi peningkatan kompetensi ASN di bidang pelayanan publik; 2. Pelaksanaan diklat peningkatan kompetensi di bidang pelayanan publik. 1.Pelaksanaan diklat peningkatan kompetensi di bidang pelayanan public; 2.Monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan Diklat 1. Monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan Diklat; 2. Penyempur naan modul terkait. 6 Penyempurnaan peraturan perundang- undangan (deregulasi) Aparatur Sipil Negara Peraturan perundang- undangan yang telah disempurnakan 7 Penyederhanaan pelayanan birokrasi (debirokratisasi) Aparatur Sipil Negara % K/L yang telah menyusun business process Penyusunan pedoman business Sosialisasi pedoman business process Monitoring dan evaluasi business Monitoring dan evaluasi business
  • 29. 29 process process K/L process K/L 8 Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan publik Aparatur Sipil Negara % K/L yang telah memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi standard pelayanan. Penyusunan SE tentang standar sarana prasarana penunjang pelayanan publik Sosialisasi SE tentang standar sarana prasarana penunjang pelayanan publik Monitoring dan Evaluasi K/L memiliki sarana prasarana yang sesuai dengan ketentuan Monitoring dan Evaluasi K/L memiliki sarana prasarana yang sesuai dengan ketentuan 9 Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan publik Aparatur Sipil Negara % pengaduan yang ditindaklanjuti K/L/Pemda melalui SP4N-LAPOR! Sosialisasi sistem SP4N- LAPOR! Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengaduan melalui SP4N- LAPOR! Ditindaklanjuti K/L/Pemda Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengaduan melalui SP4N- LAPOR! Ditindaklanju ti K/L/Pemda Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengaduan melalui SP4N- LAPOR! Ditindaklanju ti K/L/Pemda 10 Penerapan sistem penghargaan dan sanksi beserta keteladanan pimpinan Aparatur Sipil Negara Jumlah K/L yang menerapkan kebijakan tentang penghargaan, sanksi dan keteladanan kepemimpinan Penetapan kebijkan tentang penghargaan, sanksi dan keteladanan pemimpin Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Penerapan kebijkan tentang penghargaan, sanksi dan keteladanan Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Penerapan kebijkan tentang penghargaan, sanksi dan keteladanan Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Penerapan kebijkan tentang penghargaan, sanksi dan keteladanan
  • 31. 31 GERAKAN INDONESIA BERSIH (PIC: KEMENKO MARITIM) No Program Sasaran Indikator Aksi Nyata Pelaksanaan Kegiatan* (mohon diisi oleh PIC) 2015 2016 2017 2018 2019 1 Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat lingkungan keluarga, satuan pendidikan, satuan kerja dan komunitas Keluarga, satuan pendidikan, satuan kerja dan komunitas 1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2. Indeks Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sosialisasi & Diseminasi 1. Berperan aktif melalui sosialisasi Gerakan Budaya Bersih dan Senyum dalam rangkaian Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2016 yang digelar di Bundaran Hotel Indoneia Jakarta. 2. Sosialisasi Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) kepada 300 orang Karang Taruna Kota Makassar. 1. Sosialisasi Pedoman GBBS di 10 lokasi KSPN, sasaran pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. 2. Bersih pantai pada 10 KSPN. 3. Seminar dan sarasehan tentang Pola Hidup Sehat dan ramah lingkungan di 10 KSPN. 4. Lomba penulisan karya ilmiah berkaitan dengan Revolusi Mental di 10 1. Sosialisasi Pedoman GBBS di lokasi luar KSPN, sasaran pemerintah,m asyarakat, dan dunia usaha. 2. Bersih pantai kawasan di luar KSPN. 3. Seminar dan sarasehan tentang Pola Hidup Sehat dan ramah lingkungan di luar KSPN. 4. Lomba penulisan karya ilmiah berkaitan dengan Revolusi Mental di luar 1. Sosialisasi Pedoman GBBS di 10 lokasi KSPN, sasaran pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. 2. Bersih pantai pada 10 KSPN. 3. Seminar dan sarasehan tentang Pola Hidup Sehat dan ramah lingkungan di 10 KSPN. 4. Lomba penulisan karya ilmiah berkaitan dengan Revolusi
  • 32. 32 3. Sosilisasi Gerakan Budaya Bersih dan Senyum kepada PNS SKPD Kota Makassar. 4. Sosialisasi GBBS pada anak sekolah dan guru pembimbing sebanyak 500 orang pada kegiatan Ekspedisi Maritim 2016 di atas KM. Kelud. 5. Sosialisasi GBBS di kawasan Marunda. 6. Bersih pantai kawasan Marunda. 7. Bersih pantai Losari dirangkaikan KSPN. 5. Fasilitasi kegiatan bersih diri di 10 KSPN. 6. Fasilitasi kegiatan bersih lingkungan di 10 KSPN. 7. Fasilitasi pemberdayaan karakter, kompetensi, dan ekonomi di 10 KSPN KSPN. 5. Fasilitasi kegiatan bersih diri di Marunda. 6. Fasilitasi kegiatan bersih lingkungan di Marunda. 7. Fasilitasi pemberdayaan karakter, kompetensi, dan ekonomi. Mental di 10 KSPN.
  • 33. 33 dengan lomba lukis dengan tema kebersihan. 8. Fasilitasi kegiatan bersih diri di Marunda. 9. Fasilitasi kegiatan bersih lingkungan di Marunda. 10. Fasilitasi pemberdayaan karakter, kompetensi, dan ekonomi. 11. Sosialisasi GBBS di lebih dari 5 KSPN. 12. Sosialisasi di Internal Kemenko Maritim. 13. Koordinasi GBBS kepada K/L terkait. 2 Peningkatan sinergi Keluarga, satuan Sarana dan prasarana sesuai - - - -
  • 34. 34 penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang perilaku hidup bersih dan sehat pendidikan, satuan kerja dan komunitas dengan kebutuhan masyarakat 3 Pengembangan sistem pengelolaan sampah yang holistik dan terintegrasi termasuk kali bersih, sarana dan prasarana pelayanan publik Keluarga, satuan pendidikan, satuan kerja dan komunitas 1. Sistem pengelolaan sampah yang holistik dan terintegrasi menuju Indonesia Bebas Sampah 2020 2. Pengembang an sistem pengelolaan sampah yang telah ada Bersama Komunitas Muria di Kawasan Marunda memberikan pelatihan dan bimbingan pemanfaatan dan pemilahan sampah untuk dijadikan barang kerajinan. Seminar tentang Pemanfaatan limbah sampah untuk kemakmuran rakyat Fasilitasi kegiatan pembinaan bagi pemulung sampah dan pengrajin barang bekas sampah Fasilitasi kegiatan Expo hasil kerajinan dari sampah 4 Penyempurnaan peraturan perundang- undangan (deregulasi) Pemerintah Peraturan perundang- undangan yang disempurnakan - - - - 5 Pemberian kemudahan bagi dunia usaha dan lembaga yang melakukan pengelolaan Dunia usaha dan lembaga yang melakukan pengelolaan sampah 1. Kemudahan izin bagi dunia usaha dan lembaga 2. Pengelolaan dan - - - -
  • 35. 35 sampah pemanfaatan sampah 6 Mengutamakan peran serta masyarakat di dalam menunjang perilaku bersih dan sehat Masyarakat 1. Fasilitas Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) 2. Kualitas MCK 3. Individu/ Rumah Tangga yang berobat 4. Kualitas kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan 1. Membentuk Kelompok Kerja (POKJA MARUNDA) yang terdiri dari unsur masyarakat (TOGA, TOMA, Pemuda) sebagai AGEN PERUBAHAN Kegiatan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum. 2. Bersama dengan LSM Muria dan Masyarakat Marunda mengadakan Pameran dan Ekspo tentang Gerakan Budaya Bersih dan Senyum 1. Memfasilitasi POKJA tiap KSPN. 2. Memberdayaka n organisasi karang taruna di 10 KSPN untuk memasyarakat kan perilaku bersih dan sehat. 3. Koordinasi dengan K/L dan Pemda untuk fasilitasi sarpras kesehatan masyarakat. 1. Memfasilitasi POKJA pada lokasi di luar KSPN. 2. Memberdayak an organisasi karang taruna di luar lokasi KSPN untuk memasyarakat kan perilaku bersih dan sehat. 3. Koordinasi dengan K/L dan Pemda untuk fasilitasi sarpras kesehatan masyarakat di luar KSPN. 1. Seminar Nasional dan Evaluasi akhir GNRM di 10 KSPN. 2. Memberdayak an organisasi karang taruna di 10 KSPN untuk memasyarakat kan perilaku bersih dan sehat. 3. Koordinasi dengan K/L dan Pemda untuk fasilitasi sarpras kesehatan masyarakat.
  • 36. 36 yang diadakan di Rumah Si Pitung. 7 Peningkatan penegakan hukum di bidang kebersihan dan kesehatan lingkungan Penegak Hukum dan Peraturan 1. Peraturan di bidang kebersihan lingkungan 2. Peraturan di bidang kesehatan lingkungan 3. Penegakan hukum di bidang kebersihan lingkungan meningkat 4. Penegakan hukum di bidang kesehatan lingkungan 5. Kebersihan lingkungan terjaga 6. Kesehatan lingkungan terjaga - - - -
  • 37. 37
  • 38. 38 GERAKAN INDONESIA TERTIB (PIC: KEMENKO POLHUKAM) No Program Sasaran Indikator Aksi Nyata Pelaksanaan Kegiatan *(mohon diisi oleh PIC) 2015 2016 2017 2018 2019 1 Peningkatan perilaku tertib penggunaan ruang publik Keluarga, satuan pendidikan, satuan kerja dan komunitas 1. Peraturan tentang penggunaan ruang publik 2. Sarana/prasarana penggunaan ruang publik 3. Kenyamanan berkegiatan di ruang publik Sosialisasi & Diseminasi 1. Pembentuk an gugus tugas Gerakan Indonesia Tertib 2. Penyusunan rencana kerja dan anggaran partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan aturan dalam peningkatan perilaku tertib penggunaan ruang publik Meningkatkan partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan aturan dalam peningkatan perilaku tertib penggunaan ruang publik Penyelenggara Negara dan masyarakat yang mandiri dan bersatu dalam peningkatan perilaku tertib penggunaan ruang publik 2 Peningkatan perilaku tertib pengelolaan pengaduan Pemerintah 1. Peraturan tentang pengelolaan pengaduan 2. Kulitas penyelesaian pengaduan 3. Jangka waktu pengelolaan pengaduan Partisipasi agen peruahan dan peningkatan penegakan auran dalam peningkatan perilaku tertib pengelolaan Meningkatkan Partisipasi agen peruahan dan peningkatan penegakan auran dalam peningkatan perilaku tertib pengelolaan penaduan Penyelenggara Negara dan masyarakat yang mandiri dan bersatu dalam peningkatan perilaku pengelolaan pengaduan
  • 39. 39 penaduan 3 Peningkatan perilaku tertib administrasi kependudukan Pemerintah dan Masyarakat 1. Peraturan tentang administrasi kependudukan 2. Penduduk memiliki dokumen kependudukan yang sesuai 3. Anak yang sudah mempunyai Kartu Identitas Anak (KIA) Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan peraturan dalam peningkatan perilaku tertib administrasi kependuduk an Meningkatkan Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan peraturan dalam peningkatan perilaku tertib administrasi kependudukan Penyelenggara Negara dan masyarakat yang mandiri dan bersatu dalam peningkatan perilaku tertib administrasi kependudukan 4 Peningkatan perilaku tertib berlalu-lintas Masyarakat 1. Indeks Tertib Berlalu Lintas 2. Kenyamanan berlalu lintas 3. Sarana dan prasarana jelas untuk alur lalu lintas Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan peraturan dalam peningkatan perilaku tertib berlalu Meningkatkan Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan peraturan dalam peningkatan perilaku tertib berlalu lintas Penyelenggara Negara dan masyarakat yang mandiri dan bersatu dalam peningkatan perilaku tertib berlalu lintas
  • 40. 40 lintas 5 Peningkatan perilaku antri Masyarakat 1. Sistem antre 2. Kenyamanan mengantre 3. Perilaku antre di lokasi pelayanan publik 4. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang perilaku antre Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan peraturan dalam peningkatan perilaku antri Meningkatkan Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan peraturan dalam peningkatan perilaku antri Penyelenggara Negara dan masyarakat yang mandiri dan bersatu dalam peningkatan perilaku antri 6 Peningkatan sinergi penyediaan sarana dan prasarana penunjang perilaku tertib Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat 1. Sinergi pendanaan dalam penyediaan Sarana dan Prasarana penunjang perilaku tertib 2. Sarana dan prasarana sesuai kebutuhan masyarakat Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan peraturan dalam peningkatan sinergi penyediaan sarana dan prasarana penunjang perilaku Meningkatkan Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan peraturan dalam peningkatan sinergi penyediaan sarana dan prasarana penunjang perilaku tertib Penyelenggara Negara dan masyarakat yang mandiri dan bersatu dalam peningkatan sinergi penyediaan sarana dan prasarana penunjang perilaku tertib
  • 41. 41 tertib 7 Peningkatan penegakan hukum perilaku tertib Penegak Hukum 1. Peraturan tentang perilaku tertib 2. Penegak hukum yang melaksanakan perilaku tertib Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan peraturan dalam peningkatan penegakan hukum perilaku tertib Meningkatkan Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan peraturan dalam peningkatan penegakan hukum perilaku tertib Penyelenggara Negara dan masyarakat yang mandiri dan bersatu dalam peningkatan penegakan hukum perilaku tertib 8 Menumbuhkan lingkungan keluarga, satuan pendidikan, satuan kerja dan komunitas yang ramah dan bebas kekerasan. Keluarga, satuan pendidikan, satuan kerja dan komunitas 1. Indeks Kebahagiaan 2. Peraturan perlindungan terhadap perempuan 3. Peraturan perlindunan terhadap anak 4. Sosialisasi bahaya narkoba 5. Sosialisasi bahaya kekerasan Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan aturan dalam menumbuhk an lingkungan keluarga, satuan pendidikan, Meningkatkan Partisipasi agen perubahan dan peningkatan penegakan aturan dalam menumbuhkan lingkungan keluarga, satuan pendidikan, satuan kerja dan komunitas yang ramah Penyelenggara Negara dan masyarakat yang mandiri dan bersatu dalam peningkatan penegakan aturan dalam peningkatan penegakan aturan dalam menumbuhkan lingkungan
  • 42. 42 satuan kerja dan komunitas yang ramah dan bebas kekerasan dan bebas kekerasan keluarga, satuan pendidikan, satuan kerja dan komunitas yang ramah dan bebas kekerasan
  • 43. 43 GERAKAN INDONESIA MANDIRI (PIC: KEMENKO PEREKONOMIAN) N o Program Sasaran Indikator Aksi Nyata Pelaksanaan Kegiatan* (mohon diisi oleh PIC) 2015 2016 2017 2018 2019 1 Peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya kemandirian bangsa dalam berbagai sektor kehidupan Pemerintah dan Masyarakat Indeks Kesejahteraan Rakyat (IKRAR) Sosialisasi & Diseminasi Perumusan dan pengkoordinasian kebijakan yang mendukung peningkatan kemandirian bangsa dan peningkatan income per kapita. Monitoring peningkatan inovasi dan jiwa berwirausaha untuk mendukung kemandirian bangsa. Evaluasi peningkatan inovasi dan jiwa berwirausaha untuk mendukung kemandirian bangsa. Penyempurnaan atas peningkatan inovasi dan jiwa berwirausaha untuk mendukung kemandirian bangsa. 2 Peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya pertumbuhan kewirausahaan dan ekonomi kreatif Pemerintah dan Masyarakat 1. Wirausaha Baru 2. Indeks Ekonomi Kreatif Fasilitasi koordinasi penciptaan wirausaha baru dan ekosistem kewirausahaan yang baik, peningkatan atas nilai indeks ekonomi kreatif, sinergi lintas instansi dalam program diklat Monitoring atas fasilitasi koordinasi penciptaan wirausaha baru dan ekosistem kewirausahaan yang baik, peningkatan atas nilai indeks ekonomi kreatif, sinergi lintas instansi dalam Evaluasi atas fasilitasi koordinasi penciptaan wirausaha baru dan ekosistem kewirausahaan yang baik, peningkatan atas nilai indeks ekonomi kreatif, sinergi lintas instansi dalam Penyempurnaan atas fasilitasi koordinasi penciptaan wirausaha baru dan ekosistem kewirausahaan yang baik, peningkatan atas nilai indeks ekonomi kreatif, sinergi lintas instansi dalam
  • 44. 44 teknis dan manajerial terhadap pelaku usaha, peningkatan peran inkubator wirausaha. program diklat teknis dan manajerial terhadap pelaku usaha, peningkatan peran inkubator wirausaha. program diklat teknis dan manajerial terhadap pelaku usaha, peningkatan peran inkubator wirausaha. program diklat teknis dan manajerial terhadap pelaku usaha, peningkatan peran inkubator wirausaha. 3 Peningkatan peran koperasi dan UMKM terhadap ekonomi nasional Koperasi dan UMKM 1. Kelompok masyarakat yang mendirikan koperasi 2. Iklim baik bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Peningkatan jumlah koperasi dan scale up koperasi, penciptaan iklim usaha yang baik, terutama fokus pada aspek keuangan bagi UMKM. Monitoring atas peningkatan jumlah koperasi dan scale up koperasi, penciptaan iklim usaha yang baik, terutama fokus pada aspek keuangan bagi UMKM. Evaluasi atas peningkatan jumlah koperasi dan scale up koperasi, penciptaan iklim usaha yang baik, terutama fokus pada aspek keuangan bagi UMKM. Penyempurnaan atas peningkatan jumlah koperasi dan scale up koperasi, penciptaan iklim usaha yang baik, terutama fokus pada aspek keuangan bagi UMKM. 4 Peningkatan apresiasi seni, kreatifitas karya budaya dan warisan budaya Pemerintah dan Masyarakat 1. Angka Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Fasilitasi kemudahan dalam pendaftaran dan pengakuan, pemeliharaan Monitoring atas fasilitasi kemudahan dalam pendaftaran dan Evaluasi atas fasilitasi kemudahan dalam pendaftaran dan pengakuan, Penyempurnaan atas fasilitasi kemudahan dalam pendaftaran dan
  • 45. 45 2. Angka Penetapan Budaya Nasional 3. Meningkatnya kegiatan Pagelaran/pam eran seni dan budaya. HAKI, budaya nasional, serta pemasyarakatan seni dan budaya lokal melalui pameran/pagelara n di daerah. pengakuan, pemeliharaan HAKI, budaya nasional, serta pemasyarakatan seni dan budaya lokal melalui pameran/pagelar an di daerah. pemeliharaan HAKI, budaya nasional, serta pemasyarakatan seni dan budaya lokal melalui pameran/ pagelaran di daerah. pengakuan, pemeliharaan HAKI, budaya nasional, serta pemasyarakatan seni dan budaya lokal melalui pameran/pagelar an di daerah. 5 Peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya pemerataan ekonomi dan pengembangan potensi daerah tertinggal Pemerintah dan Masyarakat 1. Indeks Desa Membangun 2. Indeks Pembangunan Desa 3. Indeks Pembangunan Daerah tertinggal 1. Mendorong peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kelas bawah 2. Penilaian Indeks Desa Membangun 3. Fasilitasi Pembangunan Desa, regulasi dan evaluasi 4. Fasilitasi Indeks Pembangunan Desa teringgal, regulasi dan evaluasi 5. Peningkatan fasilitasi koordinasi 1. Mendorong peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kelas bawah 2. Penilaian Indeks Desa Membangun 3. Fasilitasi Pembangunan Desa, regulasi dan evaluasi 4. Fasilitasi Indeks Pembangun- an Desa teringgal, regulasi dan evaluasi. 5. Monitoring 1. Mendorong peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kelas bawah 2. Penilaian Indesks Desa Membangun 3. Fasilitasi Pembangunan Desa, regulasi dan evaluasi 4. Fasilitasi Indeks Pembangunan Desa teringgal, regulasi dan evaluasi. 5. Evaluasi atas peningkatan fasilitasi 1. Mendorong peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kelas bawah 2. Penilaian Indeks Desa Membangun 3. Fasilitasi Pembangunan Desa, regulasi dan evaluasi 4. Fasilitasi Indeks Pembangunan Desa teringgal, regulasi dan evaluasi. 5. Penyempurna an atas
  • 46. 46 lintas instansi dan regional untuk wirausaha desa dalam rangka pemerataan ekonomi daerah (tertinggal) sehingga perbaikan dalam indeks gini, indeks desa membangun, indeks pembangunan desa, dan indeks pembangunan daerah tertinggal. atas peningkatan fasilitasi koordinasi lintas instansi dan regional untuk wirausaha desa dalam rangka pemerataan ekonomi daerah (tertinggal) sehingga perbaikan dalam indeks gini, indeks desa membangun, indeks pembangunan desa, dan indeks pembangunan daerah tertinggal koordinasi lintas instansi dan regional untuk wirausaha desa dalam rangka pemerataan ekonomi daerah (tertinggal) sehingga perbaikan dalam indeks gini, indeks desa membangun, indeks pembangunan desa, dan indeks pembangunan daerah tertinggal. Evaluasi atas peningkatan fasilitasi koordinasi lintas instansi dan regional untuk wirausaha desa dalam peningkatan fasilitasi koordinasi lintas instansi dan regional untuk wirausaha desa dalam rangka pemerataan ekonomi daerah (tertinggal) sehingga perbaikan dalam indeks gini, indeks desa membangun, indeks pembangunan desa, dan indeks pembangunan daerah tertinggal.
  • 47. 47 rangka pemerataan ekonomi daerah (tertinggal) sehingga perbaikan dalam indeks gini, indeks desa membangun, indeks pembangunan desa, dan indeks pembangunan daerah tertinggal. 6 Peningkatan perilaku yang mendukung penggunaan produk dan sebesar-besarnya komponen dalam negeri Pemerintah dan Masyarakat 1. Penggunaan produk dalam negeri 2. Jumlah Perusahaan yang memanfaatkan komponen dalam negeri 1. Pemanfaatan Pameran Produksi Indonesia merupakan wahana unjuk kemampuan industri dalam negeri yang berdaya saing tinggi. 2. Kepercayaan kemandirian bangsa dengan menyiapkan 1. Pemanfaatan Pameran Produksi Indonesia merupakan wahana unjuk kemampuan industri dalam negeri yang berdaya saing tinggi. 2. Kepercayaan kemandirian bangsa dengan 1. Pemanfaatan Pameran Produksi Indonesia merupakan wahana unjuk kemampuan industri dalam negeri yang berdaya saing tinggi. 2. Kepercayaan kemandirian bangsa dengan menyiapkan 1. Pemanfaatan Pameran Produksi Indonesia merupakan wahana unjuk kemampuan industri dalam negeri yang berdaya saing tinggi. 2. Kepercayaan kemandirian bangsa dengan menyiapkan
  • 48. 48 Perusahaan BUMN dan Swasta utk kesadaran memanfaatkan bahan baku lokal. 3. Penggunaan barang produksi dalam negeri sebagai substitusi impor. 4. Mendorong PMA atau PMDN dalam penggunaan TKDN secara progresif dari tahun ke tahun. 5. Peningkatan jumlah wirausaha dengan berbasis pada kearifan potensi lokal/daerah (dalam negeri). menyiapkan Perusahaan BUMN dan Swasta utk kesadaran memanfaatka n bahan baku lokal. 3. Penggunaan barang produksi dalam negeri sebagai substitusi impor. 4. Mendorong PMA atau PMDN dalam penggunaan TKDN secara progresif dari tahun ke tahun. 5. Monitoring atas peningkatan jumlah wirausaha dengan berbasis pada kearifan potensi lokal/daerah Perusahaan BUMN dan Swasta utk kesadaran memanfaatkan bahan baku lokal. 3. Penggunaan barang produksi dalam negeri sebagai substitusi impor. 4. Mendorong PMA atau PMDN dalam penggunaan TKDN secara progresif dari tahun ke tahun. 5. Evaluasi atas peningkatan jumlah wirausaha dengan berbasis pada kearifan potensi lokal/daerah (dalam negeri). Perusahaan BUMN dan Swasta utk kesadaran memanfaatkan bahan baku lokal 3. Penggunaan barang produksi dalam negeri sebagai substitusi impor. 4. Mendorong PMA atau PMDN dalam penggunaan TKDN secara progresif dari tahun ke tahun. 5. Penyempurnaa n atas peningkatan jumlah wirausaha dengan berbasis pada kearifan potensi lokal/daerah (dalam negeri).
  • 49. 49 (dalam negeri). 7 Peningkatan kapasitas dan kompetensi Tenaga Kerja Pemerintah dan Masyarakat 1. Indeks Penyediaan Lapangan Pekerjaan 2. Jumlah tenaga kerja terlatih 3. Jumlah Lembaga/ Balai pelatihan tenaga kerja berkualitas 1. Penilaian indeks penyediaan lapangan kerja 2. Pelatihan tenaga kerja yang tersebar di seluruh pelosok 3. Membangun lembaga atau balai pelatihan tenaga kerja berdasarkan standarisasi yang tersebar di seluruh pelosok 4. Membangun lembaga atau balai pelatihan tenaga kerja berdasarkan potensi daerah yang tersebar di seluruh pelosok sehingga dapat dimanfaatkan oleh calon tenaga kerja 1. Penilaian indeks penyediaan lapangan kerja 2. Pelatihan tenaga kerja yang tersebar di seluruh pelosok 3. Membangun lembaga atau balai pelatihan tenaga kerja berdasarkan standarisasi yang tersebar di seluruh pelosok 4. Membangun lembaga atau balai pelatihan tenaga kerja berdasarkan potensi daerah yang tersebar di seluruh pelosok sehingga dapat dimanfaatkan 1. Penilaian indeks penyediaan lapangan kerja 2. Pelatihan tenaga kerja yang tersebar di seluruh pelosok 3. Membangun lembaga atau balai pelatihan tenaga kerja berdasarkan standarisasi yang tersebar di seluruh pelosok 4. Membangun lembaga atau balai pelatihan tenaga kerja berdasarkan potensi daerah yang tersebar di seluruh pelosok sehingga dapat dimanfaatkan oleh calon 1. Penilaian indeks penyediaan lapangan kerja 2. Pelatihan tenaga kerja yang tersebar di seluruh pelosok 3. Membangun lembaga atau balai pelatihan tenaga kerja berdasarkan standarisasi yang tersebar di seluruh pelosok 4. Membangun lembaga atau balai pelatihan tenaga kerja berdasarkan potensi daerah yang tersebar di seluruh pelosok sehingga dapat
  • 50. 50 sesuai dengan kebutuhan. 5. Peningkatan fasilitasi penyediaan lembaga/balai pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan optimalisasi pemanfaatanny a sehingga meningkatnya indeks penyediaan lapangan kerja. oleh calon tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. 5. Monitoring atas peningkatan fasilitasi penyediaan lembaga/balai pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan optimalisasi pemanfaatanny a sehingga meningkatnya indeks penyediaan lapangan kerja tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. 5. Evaluasi atas peningkatan fasilitasi penyediaan lembaga/balai pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan optimalisasi pemanfaatanny a sehingga meningkatnya indeks penyediaan lapangan kerja. dimanfaatkan oleh calon tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. 5. Penyempurna an atas peningkatan fasilitasi penyediaan lembaga/balai pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan optimalisasi pemanfaatann ya sehingga meningkatnya indeks penyediaan lapangan kerja. 8 Peningkatan penelitian dan pengembangan di bidang ekonomi, pangan, dan energi Pemerintah , Dunia Usaha dan Masyarakat 1. Alokasi Sumber Daya Penelitian Ekonomi, Pangan dan Energi 2. Pemanfaatan Hasil Litbang 3. Kapasitas SDM 1. Mendorong Peningkatan penelitian dan pengembangan bidang ekonomi dan pangan pokok 2. Peningkatan koordinasi 1.Mendorong Peningkatan Pemanfaatan hasil Penelitian ekonomi dan pangan pokok. 2.Peningkatan koordinasi dalam 1. Mendorong Peningkatan implementasi hasil penelitian ekonomi dan pangan pokok. 2. Peningkatan koordinasi dalam 1.Mendorong Peningkatan implementasi hasil penelitian eonomi dan pangan pokok. 2.Peningkatan koordinasi dalam
  • 51. 51 litbang dalam Penyiapan kapasitas SDM dalam rangka hasil penelitian energy. 3. Pengembangan kapasitas SDM dalam rangka tindak lanjut hasil penelitian energy. 4. Peningkatan kualitas dan daya saing penelitian di bidang energi. 5. Peningkatan akses informasi dengan cara business matching antara pelaku usaha dan hasil riset (kalangan akademisi) sehingga terjadi optimalisasi kualitas dan kuantitas hasil litbang di sektor ekonomi, Penyiapan kapasitas SDM dalam rangka hasil penelitian energy. 3.Pengembangan kapasitas SDM dalam rangka tindak lanjut hasil penelitian energy. 4.Peningkatan kualitas dan daya saing penelitian di bidang energy. 5.Monitoring atas peningkatan akses informasi dengan cara business matching antara pelaku usaha dan hasil riset (kalangan akademisi) sehingga terjadi optimalisasi kualitas dan kuantitas hasil Penyiapan kapasitas SDM dalam rangka hasil penelitian energi. 3. Pengembangan kapasitas SDM dalam rangka tindak lanjut hasil penelitian energi. 4. Peningkatan kualitas dan daya saing penelitian di bidang energi. 5. Evaluasi atas peningkatan akses informasi dengan cara business matching antara pelaku usaha dan hasil riset (kalangan akademisi) sehingga terjadi optimalisasi kualitas dan kuantitas hasil litbang di sektor ekonomi, Penyiapan kapasitas SDM dalam rangka hasil penelitian energy. 3.Pengembangan kapasitas SDM dalam rangka tindak lanjut hasil penelitian energy 4.Peningkatan kualitas dan daya saing penelitian di bidang energi. 5.Penyempurna- an atas peningkatan akses informasi dengan cara business matching antara pelaku usaha dan hasil riset (kalangan akademisi) sehingga terjadi optimalisasi kualitas dan kuantitas hasil
  • 52. 52 pangan dan energi. litbang di sektor ekonomi, pangan dan energi. pangan dan energi. litbang di sektor ekonomi, pangan dan energi 9 Peningkatan sinergi penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang kemandirian di bidang ekonomi, pangan, dan energi Pemerintah , Dunia Usaha dan Masyarakat 1. Peningkatan sarana dan prasarana; 2. Jumlah produksi pangan; 3. Terpenuhinya kebutuhan energi; 4. Jumlah impor pangan (menurun). 1. Terwujudnya ketersediaan Sarana dan prasarana pangan dan pertanian. 2. Tewujudnya peningkatan produksi pangan pokok 3. Terwujudnya penurunan impor pangan pokok 4. Pemanfaatan dan penggunaan energi baru dan terbarukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi (Biogas, PLTMH, PLTS 1. Terwujudnya ketersediaan Sarana dan prasarana pangan dan pertanian. 2. Tewujudnya peningkatan produksi pangan pokok 3. Terwujudnya penurunan impor pangan pokok 4. Pemanfaatan dan penggunaan energi baru dan terbarukan dalam rangka pemenuhan 1. Terwujudnya ketersediaan Sarana dan prasarana pangan dan pertanian. 2. Tewujudnya peningkatan produksi pangan pokok 3. Terwujudnya penurunan impor pangan pokok 4. Pemanfaatan dan penggunaan energi baru dan terbarukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan 1. Terwujudnya ketersediaan Sarana dan prasarana pangan dan pertanian. 2. Tewujudnya peningkatan produksi pangan pokok 3. Terwujudnya penurunan impor pangan pokok 4. Pemanfaatan dan penggunaan energi baru dan terbarukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi (Biogas,
  • 53. 53 dll) dan panas bumi. 5. Peningkatan Pembangunan listrik pedesaan. 6. Penyederhana- an dan peningkatan sinergi dalam penyaluran sarana dan prasarana sesuai kebutuhan bagi pelaku usaha sehingga dapat meningkatan jumlah produksi pangan, terpenuhinya kebutuhan energi dan penurunan nilai impor pangan. kebutuhan energi (Biogas, PLTMH, PLTS dll) dan panas bumi. 5. Peningkatan Pembangun- an listrik pedesaan 6. Monitoring atas penyederhan aan dan peningkatan sinergi dalam penyaluran sarana dan prasarana sesuai kebutuhan bagi pelaku usaha sehingga dapat meningkatan jumlah produksi pangan, energi (Biogas, PLTMH, PLTS dll) dan panas bumi. 5. Peningkatan Pembangunan listrik pedesaan. 6. Evaluasi atas Penyederhana -an dan peningkatan sinergi dalam penyaluran sarana dan prasarana sesuai kebutuhan bagi pelaku usaha sehingga dapat meningkatan jumlah produksi pangan, terpenuhinya kebutuhan energi dan PLTMH, PLTS dll) dan panas bumi. 5. Peningkatan Pembangunan listrik pedesaan. 6. Penyempurna an atas Penyederhana -an dan peningkatan sinergi dalam penyaluran sarana dan prasarana sesuai kebutuhan bagi pelaku usaha sehingga dapat meningkatan jumlah produksi pangan, terpenuhinya kebutuhan energi dan penurunan
  • 54. 54 terpenuhinya kebutuhan energi dan penurunan nilai impor pangan. dan penurunan nilai impor pangan. nilai impor pangan. 10 Peningkatan penggunaan hasil penelitian dan pengembangan teknologi dalam negeri Pemerintah , Dunia Usaha dan Masyarakat Penggunaan hasil litbang teknologi dalam negeri Peningkatan optimalisasi sinergi antara hasil litbang berbasis teknologi terhadap pelaku usaha (industri) dalam negeri. Monitoring atas peningkatan optimalisasi sinergi antara hasil litbang berbasis teknologi terhadap pelaku usaha (industri) dalam negeri. Evaluasi atas peningkatan optimalisasi sinergi antara hasil litbang berbasis teknologi terhadap pelaku usaha (industri) dalam negeri. Penyempurnaan atas peningkatan optimalisasi sinergi antara hasil litbang berbasis teknologi terhadap pelaku usaha (industri) dalam negeri. 11 Pemberian kemudahan bagi perseorangan atau Perusahaan Dalam Negeri untuk mendaftarkan dan pemeliharaan Hak Kekayaan Intelektual Pemerintah , Dunia Usaha dan Masyarakat 1. Peraturan tentang Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) 2. Sosialisasi HAKI 3. Pendaftaran dan Pemeliharaan HAKI 1. Peningkatan pelayanan dan perlindungan HAKI di masyarakat di era perdagangan bebas 2. Fasilitasi bagi industri ekonomi 1. Peningkatan pelayanan dan perlindungan HAKI di masyarakat di era perdagangan bebas 2. Monitoring atas fasilitasi bagi industri 1.Peningkatan pelayanan dan perlindungan HAKI di masyarakat di era perdagangan bebas 2.Evaluasi atas fasilitasi bagi industri ekonomi kreatif 1. Peningkatan pelayanan dan perlindungan HAKI di masyarakat di era perdagangan bebas 2. Penyempurna an atas fasilitasi bagi
  • 55. 55 kreatif untuk pendaftaran dan pemeliharaan sertifikasi HAKI; simplifikasi dan implementasi peraturan terkait HAKI. ekonomi kreatif untuk pendaftaran dan pemeliharaan sertifikasi HAKI; simplifikasi dan implementasi peraturan terkait HAKI. untuk pendaftaran dan pemeliharaan sertifikasi HAKI; simplifikasi dan implementasi peraturan terkait HAKI. industri ekonomi kreatif untuk pendaftaran dan pemeliharaan sertifikasi HAKI; simplifikasi dan implementasi peraturan terkait HAKI. 12 Peningkatan internalisasi nilai- nilai persaingan usaha yang sehat Pemerintah , Dunia Usaha dan Masyarakat 1. Pedoman tentang persaingan usaha 2. Perbaikan Pemahaman tentang nilai- nilai persaingan usaha 1. Sinergi menyelenggara kan Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan beberapa kementerian terkait dengan perekonomian. 2. Penilaian indeks pemahaman nilai nilai 1. Sinergi menyelenggara kan Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan beberapa kementerian terkait dengan perekonomian. 2. Penilaian indeks pemahaman nilai nilai 1. Sinergi menyelenggara kan Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan beberapa kementerian terkait dengan perekonomian. 2. Penilaian indeks pemahaman nilai nilai 1. Sinergi menyelenggara kan Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan beberapa kementerian terkait dengan perekonomian. 2. Penilaian indeks pemahaman nilai nilai
  • 56. 56 persaingan usaha dengan sosialisasi dan evaluasi. 3. Fasilitasi dalam penyederhana- an pedoman persaingan usaha dan peningkatan pemahaman dalam persaingan usaha melalui sosialisasi. persaingan usaha dengan sosialisasi dan evaluasi. 3. Monitoring atas fasilitasi dalam penyederhana- an pedoman persaingan usaha dan peningkatan pemahaman dalam persaingan usaha melalui sosialisasi. persaingan usaha dengan sosialisasi dan evaluasi. 3. Evaluasi atas fasilitasi dalam penyederhana- an pedoman persaingan usaha dan peningkatan pemahaman dalam persaingan usaha melalui sosialisasi. persaingan usaha dengan sosialisasi dan evaluasi. 3. Penyempurna- an atas fasilitasi dalam penyederhana- an pedoman persaingan usaha dan peningkatan pemahaman dalam persaingan usaha melalui sosialisasi. 13 Pemberian penghargaan terhadap hasil karya atau prestasi anak bangsa Pemerintah , Dunia Usaha dan Masyarakat 1. Pedoman penghargaan 2. Pemberian penghargaan Fasilitasi koordinasi dalam penyusunan konsep pedoman penghargaan dan pemberian penghargaan terhadap hasil karya/ inovasi/ prestasi anak bangsa. Monitoring atas fasilitasi koordinasi dalam penyusunan konsep pedoman penghargaan dan pemberian penghargaan terhadap hasil karya/ inovasi/prestasi Evaluasi atas fasilitasi koordinasi dalam penyusunan konsep pedoman penghargaan dan pemberian penghargaan terhadap hasil karya/ inovasi/prestasi Penyempurnaan atas fasilitasi koordinasi dalam penyusunan konsep pedoman penghargaan dan pemberian penghargaan terhadap hasil karya/ inovasi/prestasi
  • 57. 57 anak bangsa. anak bangsa. anak bangsa. 14 Penyempurnaan peraturan perundang- undangan (deregulasi); Pemerintah 1. Tersedianya data dan informasi peraturan perundang- undangan yang perlu disempurna- kan 2. Meningkatnya jumlah peraturan perundang- undangan yang disempurna- kan meningkat Evaluasi dan monitoring dalam implementasi paket deregulasi yang telah dikeluarkan, dan mapping-analisis atas regulasi yang ada untuk disempurnakan/ simplifikasi dalam level implementasi. Peningkatan evaluasi dan monitoring dalam implementasi paket deregulasi yang telah dikeluarkan, dan mapping-analisis atas regulasi yang ada untuk disempurnakan/ simplifikasi dalam level implementasi. Optimalisasi evaluasi dan monitoring dalam implementasi paket deregulasi yang telah dikeluarkan, dan mapping-analisis atas regulasi yang ada untuk disempurnakan/ simplifikasi dalam level implementasi. Penyempurnaan atas evaluasi dan monitoring dalam implementasi paket deregulasi yang telah dikeluarkan, dan mapping-analisis atas regulasi yang ada untuk disempurnakan/ simplifikasi dalam level implementasi. 15 Peningkatan penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual dan perilaku usaha yang tidak sehat. Penegak Hukum 1. Terbitnya Peraturan terhadap pelaku usaha yang tidak sehat 2. Penegakan terhadap pelanggaran perilaku usaha yang tidak sehat 1. Sosialisasi UU No. 5 Tahun 2009 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. 2. Peningkatan persaingan atas perilaku usaha 1. Sosialisasi UU No. 5 Tahun 2009 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. 2. Penilaian indeks penegakan 1. Sosialisasi UU No. 5 Tahun 2009 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. 2. Penilaian indeks penegakan 1. Sosialisasi UU No. 5 Tahun 2009 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. 2. Penilaian indeks penegakan
  • 58. 58 yang sehat dengan penegakan hukum atas pelanggaran terhadap HAKI 3. Tersedianya database Peraturan Perundang- Undangan 4. Terpublikasinya produk hukum deregulasi yang telah berkekuatan hukum tetap 5. Melakukan harmonisasi peraturan perundang- undangan hukum persaingan usaha dengan sosialisasi dan evaluasi 3. Monitoring atas peningkatan persaingan atas perilaku usaha yang sehat dengan penegakan hukum atas pelanggaran terhadap HAKI. hukum persaingan usaha dengan sosialisasi dan evaluasi 3. Evaluasi atas peningkatan persaingan atas perilaku usaha yang sehat dengan penegakan hukum atas pelanggaran terhadap HAKI. hukum persaingan usaha dengan sosialisasi dan evaluasi. 3. Penyempurna an atas peningkatan persaingan atas perilaku usaha yang sehat dengan penegakan hukum atas pelanggaran terhadap HAKI.
  • 59. 59 GERAKAN INDONESIA BERSATU (PIC: KEMENDAGRI) N o Program Sasaran Indikator Aksi Nyata Pelaksanaan Kegiatan*(mohon diisi oleh PIC) 2015 2016 2017 2018 2019 1 Peningkatan perilaku yang mendukung kehidupan demokrasi Pancasila Pemerintah dan Masyarakat Indeks Demokrasi Indonesia Sosialisasi & Diseminasi Penilaian Indeks Demokrasi dan sosialisasi serta evaluasi Penilaian Indeks Demokrasi dan sosialisasi serta evaluasi Penilaian Indeks Demokrasi dan sosialisasi serta evaluasi Penilaian Indeks Demokrasi dan sosialisasi serta evaluasi 2 Peningkatan perilaku toleran dan kerukunan inter dan antar umat beragam Pemerintah dan Masyarakat Indeks Kerukunan Umat Beragama Fasilitas Peningkatan peran Forum Komunikasi Umat Beragama dalam masyarakat Fasilitas Peningkatan peran Forum Komunikasi Umat Beragama dalam masyarakat Fasilitas Peningkatan peran Forum Komunikasi Umat Beragama dalam masyarakat Fasilitas Peningkatan peran Forum Komunikasi Umat Beragama dalam masyarakat 3 Peningkatan perilaku yang mendukung kesadaran nasionalisme, patriotisme, dan kesetiakawanan sosial Pemerintah dan Masyarakat 1. Buku/modul kewarganegaraan 2. Pendidikan/pelatihan kewarganegaraan Penyiapan kader dan Pendidikan kesadaran bela Negara dan Penyiapan kader dan Pendidikan kesadaran bela Negara dan Penyiapan kader dan Pendidikan kesadaran bela Negara dan Penyiapan kader dan Pendidikan kesadaran bela Negara dan 4 Peningkatan kebijakan yang mendukung Pemerintah 1. Indeks Wawasan Kebangsaan Penyiapan/ evaluasi Penyiapan/e valuasi Penyiapan/ evaluasi Penyiapan/ evaluasi
  • 60. 60 persatuan dan kesatuan bangsa 2. Kebijakan yang mendukung persatuan dan kesatuan bangsa kebijakan terkait dengan penilaian Indeks Demokrasi Indonesia, Kerukunan antar umat beragama, bela Negara, pembauran, wawasan kebangsaan, menjalin persatuan dan kesatuan masyarakat dan daerah dalam bidang ekonomi. kebijakan terkait dengan penilaian Indeks Demokrasi Indonesia, Kerukunan antar umat beragama, bela Negara, pembauran, wawasan kebangsaan, menjalin persatuan dan kesatuan masyarakat dan daerah dalam bidang ekonomi. kebijakan terkait dengan penilaian Indeks Demokrasi Indonesia, Kerukunan antar umat beragama, bela Negara, pembauran, wawasan kebangsaan, menjalin persatuan dan kesatuan masyarakat dan daerah dalam bidang ekonomi. kebijakan terkait dengan penilaian Indeks Demokrasi Indonesia, Kerukunan antar umat beragama, bela Negara, pembauran, wawasan kebangsaan, menjalin persatuan dan kesatuan masyarakat dan daerah dalam bidang ekonomi. 5 Peningkatan perilaku yang memberikan pengakuan dan perlindungan terhadap kaum minoritas dan marjinal Pemerintah dan Masyarakat 1. Peraturan terhadap pengakuan dan perlindungan kaum minoritas dan marjinal 2. Kaum minoritas dan marjinal yang dilibatkan dalam kegiatan 3. IKRAR Persiapan 1. Penyusuan peraturan terhadap pengakuan dan perlindung an kaum minoritas dan marjinal Sosialisasi dan diseminasi Sosialisasi dan diseminasi
  • 61. 61 2. Evaluasi Perda 6 Peningkatan dukungan terhadap inisiatif dan peran masyarakat di dalam pembangunan Pemerintah dan Masyarakat 1. Alokasi anggaran 2. Kegiatan berbasis partisipasi masyarakat 3. Produksi Produk dalam negeri Sosialisasi dan diseminasi Sosialisasi dan diseminasi Sosialisasi dan diseminasi, serta realisasi Sosialisasi dan diseminasi, serta realisasi 7 Peningkatan perilaku kerjasama inter dan antar lembaga, komponen masyarakat dan lintas sektor Pemerintah dan Masyarakat Indeks Integritas Sektor Publik Sosialisasi dan diseminasi. Sosialisasi dan diseminasi. Sosialisasi dan diseminasi, serta realisasi Sosialisasi dan diseminasi, serta realisasi 8 Peningkatan penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa Penegak Hukum 1. Indeks Hukum Indonesia 2. Penegakan hukum terhadap pelaku kriminal 3. Penegakan hukum terhadap pelaku anarkis Sosialisasi dan diseminasi Sosialisasi dan diseminasi serta penegakan hukum terhadap gangguan Kamtibmas Sosialisasi dan diseminasi serta penegakan hukum terhadap gangguan Kamtibmas Sosialisasi dan diseminasi serta penegakan hukum terhadap gangguan Kamtibmas 9 Penyelenggaraan pendidikan agama yang mengajarkan keragaman, toleransi dan budi pekerti Pemerintah dan Masyarakat 1. Kurikulum pendidikan keagamaan yang mengajarkan keragaman, toleransi dan budi pekerti 2. Lembaga pendidikan agama yang mengajarkan keagamaan, toleransi Sosialisasi dan diseminasi Penyiapan kurikulum pendidikan keagamaan yang mengajarkan keragaman, toleransi dan budi Sosialisasi dan implementasi kurikulum pendidikan keagamaan yang mengajarkan keragaman, toleransi dan Implementasi kurikulum pendidikan keagamaan yang mengajarkan keragaman, toleransi dan budi pekerti
  • 62. 62 dan budi pekerti 3. Rasa aman di masyarakat 4. Interaksi sehat dan saling percaya di masyarakat pekerti budi pekerti 10 Peningkatan peran lembaga agama, keluarga dan media publik dalam persemaian nilai-nilai budi pekerti, toleransi dan hidup rukun Pemerintah dan Masyarakat 1. Indeks Toleransi antar Umat Beragama 2. Materi dan informasi tentang pentingnya nilai-nilai budi pekerti, toleransi dan hidup rukun Sosialisasi dan diseminasi Sosialisasi dan diseminasi serta menyiapan Indeks Toleransi antar umat beragama Sosialisasi dan diseminasi serta penilaian Indeks Toleransi antar umat beragama Sosialisasi dan diseminasi serta penilaian Indeks Toleransi antar umat beragama
  • 63. VII. Kelembagaan GNRM Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor ……Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan membentuk dan menetapkan Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental melalui melalui Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang anggotanya terdiri dari Gugus Tugas Kementerian/ Lembaga, dan unsur dunia usaha dan masyarakat. Selanjutnya, Gubernur, Bupati dan Walikota membentuk Gugus Tugas Daerah yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur, Bupati dan Walikota, yang anggotanya terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), unsur dunia usaha dan masyarakat di lingkup daerah tersebut. Struktur organisasi kelembagaan Gugus Tugas Nasional dan Daerah dapat ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6. Struktur Gugus Tugas GNRM Nasional
  • 64. 64 Gambar 7. Struktur Gugus Tugas GNRM Kementerian/ Lembaga
  • 65. 65 Gambar 8. Struktur Gugus Tugas GNRM Provinsi
  • 66. 66 Gambar 9. Struktur Gugus Tugas GNRM Kabupaten/ Kota
  • 67. VIII. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan dan Pengendalian GNRM Gugus Tugas Kementerian / Lembaga melakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan GNRM pada unit kerjanya, selanjutnya melaporkan hasilnya kepada Gugus Tugas Nasional minimal 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu dianggap perlu. Gugus Tugas Nasional Melakukan monitoring dan evaluasi kepada Gugus Tugas Kementerian /Lembaga atas pelaksanaan GNRM minimal setiap 4 (empat) bulan sekali atau sewaktu-waktu dianggap perlu dan melaporkan hasilnya kepada Presiden setiap 6 (enam) bulan sekali atau sewaktu-waktu dianggap perlu. Menteri Dalam Negeri melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan GNRM kepada Gugus Tugas Daerah (Provinsi, Kabupaten dan Kota) minimal 3 (tiga) bulan sekali selanjutnya melaporkan hasilnya kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan minimal setiap 4(empat) bulan sekali atau sewaktu-waktu dianggap perlu. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyampaikan laporan pelaksanaan GNRM di daerah kepada Presiden setiap 6 (enam) bulan sekali atau sewaktu-waktu dianggap perlu. Pengendalian pelaksanaan GNRM dilakukan oleh Gugus Tugas Nasional yang dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, bekerja sama dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Komunikasi dan Informatika, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta Kantor Staf Presiden. IX. Penutup Peta jalan ini disusun sebagai acuandalam pelaksanaan GNRM, yang selanjutnya dijabarkan ke dalam Pedoman Umum yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Selanjutnya masing-masinbg Kementerian / Lembaga diminta menyususn Pedoman Teknis GNRM yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri / Kepala Lembaga. Dalam Pelaksanaan GNRM di daerah Gubernur diminta menerbitkan Surat Keputusan Gubernur tentang Pedoman Pelaksanaan GNRM di Provinsi. Bupati diminta
  • 68. 68 menerbitkan Surat Keputusan Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan GNRM di Kabupaten dan Walikota menerbitkan Surat Keputusan Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan GNRM di Kota. Dokumen peta jalan ini dapat terus disempurnakan, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pelaksanaan GNRM yang dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI c.q. Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan.