Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase PerkotaanDewangga Setiawan
[REFERENSI] Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase - Pengelolaan sampah merupakan tugas dan kewajiban dari Pemerintah Kota/Kabupaten untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang bersih dan sehat; untuk meningkatkan kualitas kesehatan bagi masyarat di wilayahnya; dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Pusat memiliki kewenangan dalam pembinaan dan pengaturan, termasuk dalam pengembangan petunjuk teknis yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota/Kabupaten. Buku ini merupakan salah satu petunjuk teknis yang diharapkan dapat membantu pengelola sampah Kota/Kabupaten dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan. Buku standar operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan ini masih memerlukan penyesuaian terutama dalam hal perhitungan biaya pengelolaan dan retribusi; yang dalam hal ini perlu disesuaikan dengan satuan biaya yang berlaku di Kota/Kabupaten. Harapan penyusun semoga buku ini bermanfaat.
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Strategi Pengembangan SPALJoy Irman
Modul Pelatihan Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) terdiri atas beberapa Sub-Modul, yaitu Pengantar Perencanaan, Proses Perencanaan, Pengumpulan Data, Studi EHRA (Environment Health Risk Assessment), Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), Tata Cara Survei, Perumusan Kebijakan dan Strategi Sanitasi, Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Perencanaan SPAL-Terpusat (SPAL-T), Tahapan Pelaksanaan, dan Konsultasi Publik & Legalisasi Rencana.
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase PerkotaanDewangga Setiawan
[REFERENSI] Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase - Pengelolaan sampah merupakan tugas dan kewajiban dari Pemerintah Kota/Kabupaten untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang bersih dan sehat; untuk meningkatkan kualitas kesehatan bagi masyarat di wilayahnya; dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Pusat memiliki kewenangan dalam pembinaan dan pengaturan, termasuk dalam pengembangan petunjuk teknis yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota/Kabupaten. Buku ini merupakan salah satu petunjuk teknis yang diharapkan dapat membantu pengelola sampah Kota/Kabupaten dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan. Buku standar operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan ini masih memerlukan penyesuaian terutama dalam hal perhitungan biaya pengelolaan dan retribusi; yang dalam hal ini perlu disesuaikan dengan satuan biaya yang berlaku di Kota/Kabupaten. Harapan penyusun semoga buku ini bermanfaat.
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Strategi Pengembangan SPALJoy Irman
Modul Pelatihan Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) terdiri atas beberapa Sub-Modul, yaitu Pengantar Perencanaan, Proses Perencanaan, Pengumpulan Data, Studi EHRA (Environment Health Risk Assessment), Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), Tata Cara Survei, Perumusan Kebijakan dan Strategi Sanitasi, Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Perencanaan SPAL-Terpusat (SPAL-T), Tahapan Pelaksanaan, dan Konsultasi Publik & Legalisasi Rencana.
Sosialisasi Peraturan Daerah Pengelolaan Air Tanah Kota Bandung (Perda No. 3/...Dasapta Erwin Irawan
This slide was presented in May 2013 (Hotel Horizon Bandung) to socialize a new groundwater regulation of Bandung. This regulation was following the launch of a new Indonesia gov't regulation on groundwater.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
1. 1
SID NORMALISASI PERBAIKAN ANAK SUNGAI KOTA MANADO
DRAFT LAPORAN AKHIR
PEMERINTAH KOTA MANADO
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
JL. RAYA RING ROAD KELURAHAN TINGKULU LINGKUNGAN V, MANADO
Kejadian banjir yang terjadi di Kota Manado yang
melumpuhkan sektor perekonomian, sehingga
diperlukan adanya langkah perencanaan dan
pembangunan fisik untuk penanganan banjir
Dalam pelaksanaan pembangunan yang dikelola
oleh Pemerintah Kota Manado perlu keterlibatan
intelektual yang terhimpun dalam wadah
perusahaan konsultan
Perlu adanya perencanaan teknis pekerjaan yang
diperlukan untuk melaksanakan pembangunan di
Kota Manado
LATAR BELAKANG
2. 2
Maksud dan tujuan adalah dalam rangka
membantu Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Manado untuk
pembuatan pekerjaan Survey Investigasi
Desain (SID) - Normalisasi / Perbaikan Anak
Sungai Kota Manado untuk Kegiatan
Pembangunan Normalisasi / Perbaikan Anak
Sungai sebagai acuan pelaksanaan fisik
pembangunan
MAKSUD DAN TUJUAN
Sasaran Pekerjaan adalah Pembuatan
Data Perencanaan Teknis dan
Dokumen Lelang untuk Kegiatan
Normalisasi / Perbaikan Anak Sungai
S A S A R A N
3. 3
Lingkup pekerjaan Survey Investigasi Desain
(SID) - Normalisasi / Perbaikan Anak Sungai
Kota Manado yaitu:
Melaksanaan survey lapangan
Analisis Data
Perencanaan
Pelaporan dan Penggambaran
Dokumen Lelang
LINGKUP PEKERJAAN
-
Lokasi Pekerjaan adalah di Wilayah Administrasi Kota Manado
LOKASI PEKERJAAN
4. 4
-
Pada musim penghujan sering terjadi banjir di beberapa
wilayah Kota Manado.
Berdasarkan peta Indeks Resiko Banjir di Provinsi Sulawesi
Utara (BNPB, 2010) Kota Manado termasuk dalam tingkat
resiko “tinggi” terhadap ancaman banjir.
Kota Manado dilintasi oleh 6 sungai yaitu: Sungai Maasing,
Sungai Tondano, Sungai Tikala, Sungai Bailang, Sungai Sario,
Sungai Malalayang,
Sungai Tondano berhulu di Danau Tondano, (wilayah
Kabupaten Minahasa) dan bergabung dengan Sungai Tikala
(bagian tengah Kota Manado) sebelum bermuara di Teluk
Manado
GAMBARAN BANJIR KOTA MANADO
Terdapat 5 (Lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) Yang Melintas Kota
Manado
PERMEN PUPR 04/PRT/M/2015 TENTANG PEMBAGIAN WILAYAH SUNGAI
Kota Manado Masuk Dalam Wilayah Sungai (WS) Tondano-Sangihe-Talaud-
Miangas Yang Pengelolaan Sumber Daya Airnya Menjadi Kewenangan
Pemerintah Pusat dengan Kategori WS Strategis Nasional. DAS Bailang, Luas DAS 98,62 Km2 ; Sungai Utama S.
Bailang Panjang Sungai 33,2 KmDAS Maasing, Luas DAS 10,24 Km2 ; Sungai Utama S.
Mahawu Panjang Sungai 5,8 Km
DAS Tondano, Luas DAS 542,84 Km2 ; Sungai Utama S.
Tondano Panjang Sungai 44,8 Km ; Sungai Orde 2 (dua) S.
Tikala Panjang Sungai 25 Km
DAS Sario, Luas DAS 20,48 Km2 ; Sungai Utama S. Sario
Panjang Sungai 15,8 Km
DAS Malalayang, Luas DAS 59,33 Km2 ; Sungai Utama
S. Malalayang Panjang Sungai 16,5 Km
SUNGAI YANG MELINTAS KOTA MANADO
5. 5
BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN (1/2)
MULAI
Inventarisasi Data Sekunder:
- Peta Geologi
- Peta Banjir
- Peta Tataguna Lahan
- Data Curah Hujan
- Peta Topografi
- Peta Sungai
Inventarisasi Data Eksisting:
- Anak Sungai
- Kejadian Banjir
- Visual Kondisi Anak Sungai Saat Ini
- Data Kerusakan Anak Sungai
Informasi :
- Peta Genangan Banjir
- Gambaran Tata Guna Lahan
- Gambaran Besaran Curah Hujan
Informasi Awal:
- Dimensi Anak Sungai dan Panjang
- Orde Sungai
- Bekas Genangan Banjir
- Tingkat Kerusakan Akibat Banjir
- Luas Daerah Genangan Banjir
Laporan Pendahuluan
Diskusi
Laporan Pendahuluan
Survey Lapangan:
- Survey Topografi
- Survey Geoteknik
- Survey Hidrologi
Pengolahan Data:
- Peta Topografi Sungai
- Analisis Hidrologi dan Hidrolika
- Analisis Geologi Teknik
Evaluasi:
- Debit Banjir Rencana
- Desain Penampang Sungai
- Konsep Penanganan BAnjir
Laporan Pendahuluan
BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN (2/2)
Referensi Perencanaan Sejenis:
- Studi Banjir Kota Manado
- Masterplan Penanganan Banjir
Lokasi Studi Terpilih
Integrasi Dengan Studi
Terdahulu
Produk Akhir
Diskusi
Laporan Akhir
11. 11
Dari hasil survey permasalahan anak sungai
secara umum adalah:
Terjadi sedimentasi
Talud saluran sebagian rusak
Terkena pengaruh air pasang, sehingga rentan
genangan jika terjadi banjir dari hulu
PERMASALAHAN UMUM
Bailang River
Mahawu River
Tondano River
Tikala River
Sario River
Malalayang
River
■:Area Genangan Banjir
Yang Terjadi di Tahun 2014
AREA GENANGAN BANJIR TAHUN 2014
12. 12
Bailang River
Mahawu River
Tondano River
Tikala River
Sario River
Malalayang
River
PEMILIHAN LOKASI STUDI
LOKASI TERPILIH
SUNGAI TIKALA
(DATARAN BANJIR TERLUAS)
BANJIR DI BANTARAN SUNGAI TIKALA
• Salah satu daerah yang terkena
dampak banjir yang cukup parah yaitu
di Kecamatan Tikala.
• Kawasan rawan banjir meliputi
kawasan cekungan dan Daerah Aliran
Sungai (DAS) di Kecamatan Tikala
yaitu kelurahan Tikala Baru dan
Banjer yang merupakan daerah
cekungan.
16. 16
POTONGAN MEMANJANG SUNGAI TIKALA EKSISTING
PENGAMATAN DATA HIDROLOGI
Data Curah Hujan menggunakan Sta Sawangan dan Data Debit menggunakan Stasiun
Tikala Paal IV (1998-2017)
SG Tikala
Sta CH Sawangan
27. 27
ANALISIS HIDROLOGI
Perbandingan Analisis Hidrologi
Dengan Studi Terdahulu dan
Kondisi Lapangan
Jurnal Studi Pengendalian Banjir Sungai Manado
Q5 = 130 m3/detik
Data Debit Maksimum Tahunan, Studi Mitigasi Bencana Kota
Manado, BWS Sulawesi I
Perhitungan Yang Mendekati
adalah HSS Nakayasu dan HSS
Gamma I
Dipilih HSS Nakayasu karena
PALING MENDEKATI
ANALISIS HIDROLOGI
PERHITUNGAN DEBIT BANJIR TERPILIH
HSS Nakayasu
28. 28
ANALISIS HIDROLOGI
Kala ulang yang dipakai berdasarkan luas DTA, dan jenis kota yang akan
direncanakan
Debit Banjir Perencanaan Memakai Kala Ulang 5 Tahun
ANALISIS HIDROLIKA
PENGARUH PASANG AIR LAUT (STUDI TERDAHULU)
TINGGI MUKA AIR PASANG SAAT BANJIR
JANUARI TAHUN 2014
29. 29
ANALISIS HIDROLIKA
SKEMATIK SUNGAI TIKALA DALAM SUB DAS TONDANO (STUDI TERDAHULU)
ANALISIS HIDROLIKA
TITIK TINJAU PENGARUH PASANG TERHADAP HILIR SUNGAI TIKALA (STUDI
TERDAHULU)
PENGARUH PASANG MAKSIMUM +2,5 M
STA 2+215
30. 30
ANALISIS HIDROLIKA
SKEMATIK DEBIT BANJIR Q 5 TAHUNAN SUNGAI TIKALA
Q = 137,44 m3/detQ = 98,21 m3/detQ = 72,95 m3/det
JALAN BY PASS BANJER HILIR SUNGAI
SUNGAI
TONDANO
ANALISIS HIDROLIKA
PENGARUH AIR PASANG DI RUAS SUNGAI TIKALA (AIR PASANG + MUSIM KEMARAU)
PENGARUH PASANG MENCAPAI 1300 METER KE
ARAH HULU SUNGAI (DAERAH BANJER DAN
DENDENGAN DALAM)
32. 32
• Metode ini dikembangkan dari persamaan
energi total dari aliran pada saluran terbuka.
fh
g
V
yz
g
V
yz +++=++
22
2
2
22
2
1
11
E1 E2
E1 = E2 + hf
Persamaan energi
(Persamaan Bernoulli)
ANALISIS HIDROLIKA
METODE TAHAPAN STANDAR
• Dicoba harga y (kedalaman air) sedemikian
hingga memenuhi persamaan:
E1 = E2 + hf
• Jika memenuhi persamaan tersebut maka
telah diselesaikan satu tahap perhitungan.
• Cara tersebut diulangi untuk titik-titik
selanjutnya.
ANALISIS HIDROLIKA
PRINSIP METODE TAHAPAN STANDAR
33. 33
ANALISIS HIDROLIKA
EKSISTING PENGARUH AIR PASANG DI RUAS SUNGAI TIKALA (AIR PASANG + Q5)
KOMBINASI Q5 DAN AIR PASANG
ANALISIS HIDROLIKA
DESAIN SUNGAI AKIBAT AIR PASANG DI RUAS SUNGAI TIKALA (AIR PASANG + Q5)
KOMBINASI Q5 DAN AIR PASANG
TAPI SULIT DILAKUKAN KARENA MEMBUAT
TANGGUL HINGGA DIATAS RUMAH WARGA DAN
TERKENDALA PEMBEBASAN LAHAN
34. 34
ANALISIS HIDROLIKA
PENANGANAN BANJIR DENGAN MEMOTONG PUNCAK BANJIR
Q 2TH = 98,31 m3/detik untuk perencanaan sungai
Q sisa = Q 5 TH – Q 2 TH = 137,43 – 98,31 = 39,13 m3/detik untuk perencanaan kolam
retensi dan kanal baru
Perencanaan Kolam Retensi
Perencanaan Kapasitas Sungai
ANALISIS HIDROLIKA
PENANGANAN BANJIR DENGAN MEMOTONG PUNCAK BANJIR
KOMBINASI Q2 DAN AIR PASANG
Q 2TH = 98,31 m3/detik untuk perencanaan sungai
Q sisa = 137,43 – 98,31 = 39,13 m3/detik untuk
perencanaan kolam retensi dan kanal baru
37. 37
UPAYA STRUKTURAL
PENANGANAN BANJIR SISA DEBIT LIMPASAN Q 5THan (STUDI BWS SULAWESI I)
PEMBUATAN WADUK PENGENDALI BANJIR
UPAYA STRUKTURAL
PENANGANAN BANJIR SISA DEBIT LIMPASAN Q 5THan (STUDI BWS SULAWESI I)
PEMBUATAN KANAL BANJIR BARU
38. 38
UPAYA STRUKTURAL
PENANGANAN BANJIR SISA DEBIT LIMPASAN Q 5THan (STUDI BWS SULAWESI I)
Q Desain = 39,13 m3/detik
Asumsi Waktu Banjir = 6 Jam
Volume Air Banjir = 845.205 m3 SULIT DIKERJAKAN
BISA DIKERJAKAN
BENCANA BANJIR KALAU ULANG 5 TAHUNAN TERATASI
UPAYA STRUKTURAL
PENANGANAN BANJIR SUNGAI TIKALA
TANGGUL BANJIR
KOLAM RETENSI
39. 39
UPAYA STRUKTURAL
SKEMATIK DEBIT DESAIN Q5 SUNGAI TIKALA
(Asumsi Waktu Banjir 6 Jam)
Q = 75,18 m3/det
Q = 72,95 m3/det
HILIR SUNGAI
SUNGAITONDANO
34 2
Q = 60,55 m3/det
Q = 107,02 m3/det
Q = 98,31m3/det
Q = 94,74 m3/det
Q = 86,36 m3/det
UPAYA STRUKTURAL
PENANGANAN BANJIR SISA DEBIT LIMPASAN Q 5THan (STUDI BWS SULAWESI I)
Heightening Excavation Widening Short cut
Down
0.00~2.21k
(P0~P41)
L.A A A
Mid
2.21~11.15k
(P41~BM29 )
L.A A A L.A
Up
11.15 ~42.23k
(BM29 ~TD408)
Kuwil
Tondano River
Upstream
Down
0.00~7.21k
(TK0~TK72)
A A L.A
Mid
7.21~10.94
(TK72~GTK11)
Tikala-4 A A
Up
10.94k~
(GTK11~)
Tikala-1
Tikala-2
Down
0.00~6.42k
(P0~SR63)
A A L.A
Up
6.42k~
(SR63~)
Down
0.00~4.84k
(ML0~ML50)
A A
Up
4.84k~
(ML50~)
Down
0.00~0.6k
(BA0~BA6)
A A
Mid
0.6k~14.99k
(BA6~GBABR5)
A L.A A
Up
14.99k~
(GBABR5~)
Mahawu Mahawu
0.00~4.57k
(MH0~MH48)
A A
Bailang
Malalayang
Sario
Tikala
Tondano
River Section
Flood Ccntrol type Securiing Flow Capacity Type
Dam F.R.B D.C
River Improvement
40. 40
UPAYA NON STRUKTURAL
Konservasi Lahan Daerah Hulu
Memperhatikan Ijin Alih Fungsi Lahan
Membuat Ruang Terbuka Hijau di Bantaran Sungai
Edukasi Early Warning Sistem Kejadian Bencana
Banjir
UPAYA STRUKTURAL & NON STRUKTURAL
41. 41
Menghitung Rencana Anggaran Biaya
Menyusun Dokumen Lelang
TAHAP SELANJUTNYA
SID NORMALISASI PERBAIKAN ANAK SUNGAI KOTA MANADO
TERIMA KASIH
PEMERINTAH KOTA MANADO
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
JL. RAYA RING ROAD KELURAHAN TINGKULU LINGKUNGAN V, MANADO