Dokumen tersebut merangkum upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program Desa Siaga dengan membentuk Poskesdes di setiap desa untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian kesehatan.
Dokumen tersebut membahas masalah stunting pada anak Indonesia. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Sekitar 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti praktek pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses akan makanan bergizi dan air bersih serta
Dokumen tersebut membahas peran desa dalam penanganan kesehatan masyarakat khususnya pencegahan stunting. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain: (1) kondisi stunting di Indonesia masih tinggi dan merupakan masalah gizi kronis, (2) penyebab stunting multi faktor termasuk kurang gizi dan penyakit, (3) upaya yang dapat dilakukan desa meliputi pemberian makanan tambahan, sanitasi, posyandu
Dokumen tersebut membahas mengenai inovasi pencegahan stunting pada balita melalui program Kelas Balita Stunting (Kelanting Halu). Program ini bertujuan untuk menurunkan stunting, anemia, dan masalah gizi lainnya pada balita dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi, promosi ASI eksklusif, dan penyuluhan gizi secara terpadu di desa dan posyandu.
Dokumen tersebut merangkum upaya pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program Desa Siaga dengan membentuk Poskesdes di setiap desa untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian kesehatan.
Dokumen tersebut membahas masalah stunting pada anak Indonesia. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Sekitar 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti praktek pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses akan makanan bergizi dan air bersih serta
Dokumen tersebut membahas peran desa dalam penanganan kesehatan masyarakat khususnya pencegahan stunting. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain: (1) kondisi stunting di Indonesia masih tinggi dan merupakan masalah gizi kronis, (2) penyebab stunting multi faktor termasuk kurang gizi dan penyakit, (3) upaya yang dapat dilakukan desa meliputi pemberian makanan tambahan, sanitasi, posyandu
Dokumen tersebut membahas mengenai inovasi pencegahan stunting pada balita melalui program Kelas Balita Stunting (Kelanting Halu). Program ini bertujuan untuk menurunkan stunting, anemia, dan masalah gizi lainnya pada balita dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi, promosi ASI eksklusif, dan penyuluhan gizi secara terpadu di desa dan posyandu.
Dokumen tersebut membahas strategi penurunan stunting di Indonesia, meliputi intervensi spesifik dan sensitif untuk meningkatkan gizi masyarakat. Program-program yang disebutkan meliputi pemberian suplemen gizi, promosi ASI eksklusif, dan peningkatan akses layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan remaja putri.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep stunting dan 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Isi utamanya adalah penjelasan mengenai definisi, penyebab, dampak, dan pencegahan stunting serta pentingnya memenuhi kebutuhan gizi dan stimulasi selama 1000 HPK untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan upaya pencegahan dan penanggulangan stunting melalui sosialisasi dan pendampingan keluarga, khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan.
Dokumen tersebut membahas mengenai upaya penanggulangan stunting yang dilakukan di Kabupaten Lombok Utara, termasuk prevalensi stunting, sasaran penurunan stunting, peran sektor dalam penanganan stunting, serta kondisi kasus stunting khususnya di Desa Gili Indah.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan manusia mulai dari masa prakelahiran hingga dewasa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor utama yang disebutkan adalah genetik, lingkungan sosial ekonomi, dan budaya. Periode 1000 hari pertama kehidupan dijelaskan sebagai masa paling penting karena berpengaruh pada tumbuh kembang hingga dewasa.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep stunting dan 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi yang berdampak buruk bagi perkembangan fisik dan kognitif anak. Pencegahannya meliputi pemenuhan gizi ibu hamil dan menyusui, serta pola asuh anak yang sehat. Seribu HPK merupakan masa pertumbuhan otak yang sangat cepat sehingga pemenuhan nutrisi dan stim
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxImamMunandar38
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengasuhan keluarga sehat khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) untuk memastikan tumbuh kembang optimal anak. Dokumen ini juga menjelaskan peran keluarga dan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, serta dampak jangka pendek dan panjang bila pengasuhan tidak dilakukan dengan baik.
Dokumen tersebut membahas strategi penurunan stunting di Indonesia, meliputi intervensi spesifik dan sensitif untuk meningkatkan gizi masyarakat. Program-program yang disebutkan meliputi pemberian suplemen gizi, promosi ASI eksklusif, dan peningkatan akses layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan remaja putri.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep stunting dan 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Isi utamanya adalah penjelasan mengenai definisi, penyebab, dampak, dan pencegahan stunting serta pentingnya memenuhi kebutuhan gizi dan stimulasi selama 1000 HPK untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan upaya pencegahan dan penanggulangan stunting melalui sosialisasi dan pendampingan keluarga, khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan.
Dokumen tersebut membahas mengenai upaya penanggulangan stunting yang dilakukan di Kabupaten Lombok Utara, termasuk prevalensi stunting, sasaran penurunan stunting, peran sektor dalam penanganan stunting, serta kondisi kasus stunting khususnya di Desa Gili Indah.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan manusia mulai dari masa prakelahiran hingga dewasa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor utama yang disebutkan adalah genetik, lingkungan sosial ekonomi, dan budaya. Periode 1000 hari pertama kehidupan dijelaskan sebagai masa paling penting karena berpengaruh pada tumbuh kembang hingga dewasa.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep stunting dan 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Stunting adalah gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi yang berdampak buruk bagi perkembangan fisik dan kognitif anak. Pencegahannya meliputi pemenuhan gizi ibu hamil dan menyusui, serta pola asuh anak yang sehat. Seribu HPK merupakan masa pertumbuhan otak yang sangat cepat sehingga pemenuhan nutrisi dan stim
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxImamMunandar38
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengasuhan keluarga sehat khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) untuk memastikan tumbuh kembang optimal anak. Dokumen ini juga menjelaskan peran keluarga dan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, serta dampak jangka pendek dan panjang bila pengasuhan tidak dilakukan dengan baik.
Similar to REMBUK STUNTING DI DESA dalam upaya pencegaha dan penanganan kekuarangan gizi (20)
REMBUK STUNTING DI DESA dalam upaya pencegaha dan penanganan kekuarangan gizi
1.
2. Rembuk stunting :
Forum musyawarah antara masyarakat Desa
dengan pemerintah Desa dan BPD untuk
membahas pencegahan dan penanganan
masalah kesehatan di Desa khususnya stunting
dengan mendayagunakan sumber daya
pembangunan yang ada di Desa.
3. STUNTINGadalah
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang , yang ditandai dengan Panjang
atau tinggi badannya berada dibawah
standar yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan
( Perpres No 72 Tahun 2021 tentang PPS)
Bayi Lahir Risiko Stunting, jika
BB kurang dari 2500 gram
TB/PB kurang dari 48 cm
4. DAMPAK STUNTING:
1. Kognitif lemah dan psikomotorik
terhambat
2. Kesulitan menguasai sains dan
berprestasi dalam olahraga
3. Lebih mudah terkena penyakit
degeneratif
4. Sumber daya manusia berkualitas
rendah
5. 5
Penyebab stunting dapat dikelompokan dalam
dua kelompok:
1. Kurang gizi
• Tidak mampu
menyediakan bahan
makanan
• Pola konsumsi yang salah
• Pola asuh yang salah
2. Penyakit
• Air minum tidak aman
konsumsi
• Sanitasi tidak layak
• Tidak mendapat
layanan kesehatan
secara memadai
6. PENANGANAN STUNTING
MEMASTIKAN 1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN MANUSIA INDONESIA
TERPENUHI GIZI DAN KESEHATAN
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
HAMIL LAHIR UMUR 2 TH
7. Cara Mencegah Stunting pada Anak:
1. Penuhi Kebutuhan Nutrisi Remaja Putri, Calon
Pengantin, Ibu saat Pra Hamil – Hamil-Menyusui.
2. Kombinasi ASI dengan MPASI yang Bernutrisi. ...
3. Pantau Tumbuh-Kembang Anak. ...
4. Menjaga Kesehatan Anak
5. Jaga Kebersihan Lingkungan.
8. KPM bersama Bidan Desa dibantu kader kesehatan desa
lainnya menyusun data:
a. Remaja Putri
b. Calon Pengantin
c. Ibu Hamil
d. Balita
2. Data yang sudah tersusun tersebut diidentifikasi data keluarga
yang beresiko stunting dan membutuhkan perhatian khusus yaitu:
a. Remaja bermasalah
b. Calon Pengantin bermasalah
c. Ibu Hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) /RESTI (Resiko Tinggi)
d. Balita potensi stunting.
9.
10. 3. KPM bersama Bidan Desa dan kader kesehatan desa lainnya
dalam wadah Rumah Desa Sehat (RDS) melakukan kunjungan rumah
khususnya keluarga dari:
a. Remaja bermasalah
b. Calon Pengantin bermasalah
c. Ibu Hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) /RESTI (Resiko Tinggi)
d. Balita potensi stunting
4. KPM bersama Bidan Desa dan kader kesehatan desa
lainnya dalam wadah Rumah Desa Sehat (RDS)
melakukan analisis kebutuhan penanganan stunting
berdasarkan hasil kunjungan rumah.
11. KPM menyapaikan data:
a. Remaja Putri
b. Calon Pengantin
c. Ibu Hamil
d. Balita
2. KPM menyapaikan data keluarga yang beresiko stunting dan
membutuhkan perhatian khusus yaitu:
a. Remaja bermasalah
b. Calon Pengantin bermasalah
c. Ibu Hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) /RESTI (Resiko Tinggi)
d. Balita potensi stunting.
12. 3. KPM dibantu Bidan Desa dan kader kesehatan desa lainnya
menjelaskan hasil kunjungan rumah khususnya keluarga dari (dapat
ditampilkan foto kondisi keluarga) :
a. Remaja bermasalah
b. Calon Pengantin bermasalah
c. Ibu Hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) /RESTI (Resiko Tinggi)
d. Balita potensi stunting
4. KPM dibantu Bidan Desa dan kader kesehatan desa
lainnya menjelaskan hasil analisis kebutuhan
penanganan stunting berdasarkan hasil kunjungan
rumah yang sudah dibahas di RDS.
13. KPM dibantu Bidan Desa dan kader Kesehatan lainnya
memfasilitasi pelaksanakan diskusi untuk pembahasan
usulan program/kegiatan penanganan dan pencegahan
stunting yang diusulkan ke musdes penyusunan RKPDes
Tahun Anggaran 2024
6. Menetapkan personal yang ditugaskan khusus untuk
mengawal hasil diksusi tentang usulan kegiatan
penanganan dan pencegahan stunting agar bisa masuk ke
dalam RKPDes dan APBDes Tahun anggaran 2024
14. Dibuatkan notulensi, berita acara dan
Komitmen bersama untuk melaksanakan
hasil rembuk stunting yang ditanda
tangani Kepala Desa, Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dan seluruh
peserta rembuk stunting