3. Pendahuluan
• Kontrak Kuliah
• Silabus Mata Kuliah
• Jadwal Kuliah
• Konsep dasar dan definisi Geologi Lingkungan dan Kebencanaan
• Disiplin Ilmu Lain yang Terkait
• Referensi Belajar
3
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS ARUNG PALAKKA
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
MATA KULIAH (MK) KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Tgl Penyusunan
Geologi Lingkungan & Kebencanaan Matakuliah Wajib T=2 P=0 3 02 September 2023
OTORISASI / PENGESAHAN Dosen Pengembang RPS Koordinator RMK Ka PRODI
Harmita Lestari, S.Si., M.T.
(Jika ada)
Tanda tangan Tanda tangan
Capaian
Pembelajaran
CPL-PRODI yang dibebankan pada MK
KK4 Mampu memahami dan mengidentifikasi kondisi geologi suatu wilayah dalam kaitannya dengan perencanaan ruang.
KK5 Mampu mengaplikasikan pengetahuan geologi yang dimiliki dalam mengatasi permasalahan lingkungan dan kebencanaan.
P2 Memiliki pengetahuan terkini tentang isu-isu lingkungan dan aspek-aspek permasalahan lingkungan akibat bencana geologi.
S4 Memiliki tanggung jawab dan etika profesional;
KU6 Mampu berkomunikasi secara efektif serta mampu berpikir logis dan kritis.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
CPMK-1 Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan menganalisis serta menafsirkan karakteristik masalah lingkungan dan kebencanaan serta
penanganannya melalui metode penyelidikan kondisi bawah permukaan bumi berdasarkan keilmuan geologi.
CPL Sub-CPMK
P2 Sub-CPMK-1. Mampu memahami definisi dan permasalahan geologi lingkungan dan kebencanaan.
KK5 Sub-CPMK-3. mampu memahami proses geologi pada suatu wilayah.
KK4 Sub-CPMK-2. mampu memahami dan mengidentifikasi perubahan bentang alam yang terjadi serta sumber daya alam sebagai hasil dari proses geologi.
Sub-CPMK-4. mampu memahami jenis dan bahaya bencana geologi pada suatu wilayah.
4. Kontrak Kuliah
• PERATURAN AKADEMIK
Kehadiran 20%
Tugas 20%
UTS 30%
UAS 30%
• 3x izin terhitung alfa 1x
• Izin sakit wajib ada surat keterangan sakit dari dokter/Puskesmas/RS
• Yang berhak ikut kuliah adalah yang siap mematuhi aturan pembelajaran
• Mahasiswa harus berpakaian rapi, bersepatu, dan tidak memakai kaos oblong
⁺ Tidak mendiskusikan hal di luar kuliah selama kelas berlangsung
⁺ Toleransi keterlambatan 15 menit
4
6. Kompetensi Mata Kuliah
Mahasiswa diharapkan:
6
1. Mampu memahami definisi dan permasalahan geologi lingkungan dan kebencanaan.
2. mampu memahami proses geologi pada suatu wilayah.
3. mampu memahami dan mengidentifikasi perubahan bentang alam yang terjadi serta sumber
daya alam sebagai hasil dari proses geologi.
4. mampu memahami jenis dan bahaya bencana geologi pada suatu wilayah.
5. mampu memahami dan menganalisis potensi bencana geologi di suatu wilayah sebagai dasar
penataan ruang.
6. mampu memahami dan mengetahui upaya mitigasi bencana yang tepat bagi karakteristik
bencana geologi.
7. mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisis serta menafsirkan karakteristik masalah
lingkungan dan dapat menerapkan metode penanggulangan bencana geologi yang efisien
untuk memberikan solusi pada mitigasi bencana.
7. Pendahuluan
KONSEP DASAR GEOLOGI LINGKUNGAN
Bermula pada pertengan abad ke-20, Geologi Lingkungan menjadi disiplin ilmu yang cukup penting dan ‘digemari’.
Pasca masa reformasi industri, semua hal yang terkait dengan kegiatan recovery dijalankan di berbagai sektor.
Muncul istilah “sustainable development” : kepentingan manusia dalam melindungi aset-asetnya baik yang berhubungan
dengan kelangsungan litosfer, hidrosfer, biosfer dan atmosfer.
Untuk mewujudkan “Bumi” agar selalu “sustain” maka diperlukan kemampuan dalam melakukan analisis “geologi
lingkungan”.
7
8. Pendahuluan
Pengertian Geologi Lingkungan
Geologi lingkungan adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang segala hal yang berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan akibat adanya interaksi antara manusia dan lingkungan geologi (Howari, 2003).
Geologi Lingkungan mencakup (Howard, 2013; dan Mulyaningsih, 2010):
(1) Sifat dan komponen fisik bumi, yaitu batuan, tanah, air (fluida) dan mineral
(2) Bentang alam (geomorfologi) dan proses-proses geologi yang mempengaruhi pembentukannya dengan
evolusinya, yaitu sedimentasi, tektonisme, aktivitas gunungapi, erosi dan pelapukan.
(3) Interaksi manusia yang ditimbulkan oleh adanya proses-proses geologi tersebut, meliputi interaksi
positif (ekstraksi sumber daya geologi dan pemanfaatan lahan), dan interaksi negatif (bencana geologi)
8
9. Pendahuluan
Pengertian Geologi Lingkungan
Menurut Campbell (2002), disiplin ilmu geologi lingkungan sering disebut juga sebagai geologi teknik
(engineering geology).
Cabang ilmu tersebut mencakup studi, investigasi dan tinjauan, serta analisis tentang:
a) Bencana geologi (environmental hazards), sebagai contoh adalah pensesaran di wilayah permukiman yang
sering berasosiasi dengan gempabumi, banjir pantai / tsunami, semburan air (lumpur), letusan gunung api,
gerakan massa, longsoran, amblesan, dan lain-lain.
b) Kontaminasi tanah oleh limbah air industri dan rumah tangga.
c) Kontaminasi air tanah dengan remediasi.
d) Segala hal yang menyangkut pekerjaan geologi lingkungan lain di permukaan yang membutuhkan pengambilan
contoh dan interpretasi geologi, serta evaluasi hidrogeologi dan analisis hidrokimia.
9
10. Pendahuluan
Tujuan dari studi geologi lingkungan tersebut adalah:
(1) Mengurangi atau meminimalkan dampak yang ditimbulkan
akibat eksploitasi.
(2) Mengatur pengembangan dan perencanaan wilayah, dan
kepentingan teknik yang
meliputi konstruksi bangunan, sarana transportasi dan fasilitas
umum
10
11. Pendahuluan
Cakupan geologi lingkungan
Meliputi hidrogeologi, topografi, geologi teknik, geologi ekonomi
dan segala hal yang berhubungan dengan proses-proses alam,
termasuk di dalamnya penyelesaian permasalahan konstruksi
bangunan dan fasilitas transportasi, instalasi fasilitas umum,
penanganan sampah, pengembangan dan pengaturan sumber daya
air, evaluasi dan pemetaan sumber daya batuan dan mineral, serta
segala permasalahan yang berhubungan dengan perencanaan dan
pengembangan fisik jangka panjang (Anonim, 1972).
11
13. Geologi dalam Kebencanaan
Definisi Bencana
Berdasarkan UU nomor
24 Tahun 2007
• Bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non-alam maupun faktor
manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
13
16. Peta letak Sulawesi dan Selat Makassar serta beberapa sesar
aktif dan zona subduksi yang mempengaruhi kondisi tektonik dan
geologi dan daerah tersebut. Garis-garis hitam adalah sesar
dari Irsyam dkk. (2017).
Kondisi tektonik dan geologi di Indonesia
dalam wilayah Asia Tenggara. (Kreemer
dkk., 2014) dalam (Greenfield, 2021).
19. Geologi dalam Kebencanaan
19
Puspito, 2020
Mitigasi Bencana
Alam Geologi
kerugian harta benda, serta dampak psikologis yang
ditimbulkan bagi para korban. Mitigasi bencana sendiri
merupakan segala upaya untuk mengurangi risiko bencana.
Adapun kegiatan mitigasi bencana harus dilakukan jauh
sebelum terjadinya bencana alam.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses
mitigasi bencana alam, diantaranya: jumlah korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, serta dampak
psikologis yang ditimbulkan bagi para korban.
21. REFERENSI BELAJAR
1. Djauhari, N. (2014), Geologi untuk Perencanaan, Yogyakarta.
2. Vestappen (2014), Geomorfologi Terapan, Yogyakarta.
3. Verstappen (2014), Garis Besar Geomorfologi Indonesia), Gadjah Mada University Press.
4. Soetoto (2019), Penginderaan Jauh untuk Geologi, Yogyakarta.
5. Puturuhu, F. (2014), Geologi Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Yogyakarta.
6. Muhajir Utomo, M., dkk (2019), Ilmu tanah dasar-dasar dan pengelolaan, Jakarta.
7. Peraturan Kepala BNPB Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan
Bencana
8. Resiko Bencana Indonesia, BNPB, 2016
9. Environmental Geology (E.A. Keller, 1979)
10. UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
11.UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Perencanaan Tata RuangPeraturan Presiden Nomor 08 tahun
2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana
21
The location of subduction zones is marked by the thick lines with triangles indicating the down-dip direction. Plate motions, relative to the Australian Plate, are indicated by the arrows