SlideShare a Scribd company logo
1 of 68
QUO VADIS
PERTUMBUHAN HOTEL DI DIY ?
Oleh : Herman Tony/Wakil Ketua BPD PHRI DIY
Materi untuk Diskusi Bulanan
Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) UGM
Yogyakarta, 25 Juni 2013
1
INTRODUKSI
PERMASALAHAN
2
HARJO, 18/2/2012
Gubernur DIY
khawatir okupansi
hotel turun karena
penambahan 1000
kamar hotel di
DIY. Akibatnya,
semua hotel akan
merugi.
(KR,25/4/2012)
Walikota Jogja
Haryadi Suyuti
memastikan
bahwa pihaknya
tetap membuka
peluang investasi
hotel.
HARJO,
13/06/2012
KR, 04/08/2012
HARJO, 28/09/2012
KR, 03/01/2013
Pada tahun 2011
hingga awal saja
2013 dibangun
30 hotel bintang dan
24 hotel melati
dengan jumlah kamar
sekitar 16.000 unit.
(KOMPAS,
03/01/2013)
KR, 02/02/2013
Ketua PHRI DIY :
“Sleman dan
Kota mungkin
sudah saatnya
dibatasi”
TRIBUN JOGJA
09/04/2013
BPS DIY :
Lama
Menginap
Wisatawan
di DIY
kurang dari
2 malam
(KR,
04/05/2013)
Pendapatan
hotel Melati
anjlok karena
kalah
bersaing
dengan hotel
berbintang.
(HARJO,
17/5/2013)
Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) Sri Sultan
Hamengkubuwono X
meminta Pemerintah kota
(Pemkot) menolak izin
pembangunan hotel baru
karena pesatnya
pembangunan hotel baru
di Yogyakarta dalam 3
tahun terakhir.
(BERNAS, 17/05/2013 ;
http://finance.detik.com/read/2
013/05/15/171603/2246927/101
6/sultan-tahan-izin-
pembangunan-hotel-di-yogya )
Kepala Bidang
Pelayanan
Dinzin Kota
Yogyakarta :
“Selama belum
ada regulasi
kami tetap
mengizinkan
pendirian
hotel”
SINDO,
06/06/2013
Kepala BAPPEDA
DIY :
“Harus segera
dikendalikan, jika
tidak yang kecil-
kecil bisa mati.
Sebagian ”
HARJO,
07/06/2013
SINDO,
10/06/2013
KR, 19/05/2013
http://www.lensaindonesia.com/2013/05/30/warga-karangkajen-tolak-
pembangunan-hotel-bale-ningrat.html
SEKILAS TENTANG PHRI
21
PROFIL PHRI
• PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau IHRA
(Indonesian Hotel and Restaurant Association) didirikan 9 Februari
1969 dan merupakan kelanjutan dari ITHA (Indonesian Tourist Hotel
Association)
• Merupakan organisasi profesi perhotelan dan restoran tingkat
nasional yang dalam pelaksanaan fungsinya dilakukan oleh Badan
Pimpinan Pusat (BPP PHRI)
• Di tingkat propinsi pelaksanaan fungsi PHRI dilakukan oleh BPD
(Badan Pimpinan Daerah) dan di tingkat kabupaten/kota oleh BPC
(Badan Pimpinan Cabang)
ANGGOTA PHRI
1. Institusi / lembaga / perusahaan legal (bukan pribadi pengelola dan
atau pemilik hotel / restoran)
 Yakni : Badan Usaha Perhotelan, Badan Usaha Perestoranan, Asosiasi
Profesi bidang hotel dan restoran
1. Institusi / Lembaga Pendidikan Pariwisata dengan status “Anggota Luar
Biasa”
2. Keanggotaan disahkan oleh Badan Pimpinan Pusat berdasarkan atas
usulan Badan Pimpinan Cabang dan atau Badan Pimpinan Daerah.
KLASIFIKASI HOTEL
1. KELAS BINTANG : BINTANG 1 S/D 5
2. KELAS MELATI
3. Sertifikat Klasifikasi Hotel dikeluarkan oleh BPP PHRI
dan ditandatangani oleh Ketua Umum BPP PHRI ( yang
menjabat ) bersama dengan Gubernur Daerah Propinsi
terkait.
NB. : Keputusan Menbudpar No.KM.3/HK.001/MKP.02 Thn. 2002
24
25
ANGGOTA PHRI DIY
Saat ini (Juni 2013) total anggota PHRI DIY berjumlah
229 anggota, yang terdiri atas :
 Hotel Bintang = 57
 Hotel Non Bintang = 93
 Restoran = 47
 Proses Klasifikasi = 11
 Galery = 2
 Institusi Pendidikan Pariwisata = 11
 Perusahaan (supplier hotel) = 8
 GPY (Paguyuban Pengusaha Perhotelan DIY)
 Hotel Melati
Klasifikasi Hotel Jumlah
Bintang 5 6
Bintang 4 9
Bintang 3 19
Bintang 2 10
Bintang 1 13
T o t a l 57
26
HOTEL BINTANG ANGGOTA PHRI DIY TAHUN 2013
27
Hotel Chains di DIY
NATIONAL CHAINS :
♦ INA-Garuda, Santika,
Sahid, Intan, Jayakarta ,
Prime Plaza  LAMA
♦ Abadi, Horison, Tazia,
Kagum, DAFAM 
BARU
INTERNATIONAL CHAINS :
♦ Melia, Hyatt, Sheraton,
Accor  LAMA
♦ Aston  BARU
HOTEL CHAIN ( Jaringan Hotel)
1. International Hotel Chain :
 Sistim hubungan antar hotel dalam satu dan atau beberapa
negara
1. National Hotel Chain :
 Sistim hubungan antar hotel dalam satu kawasan nasional
(satu negara)
1. Hotel Chain memiliki sistem dan standard pemasaran dan promosi
untuk hotel dan produk mereka yang ada dan tersebar di satu atau
beberapa negara
28
Hotel dalam Jaringan Internasional mendapatkan manfaat
dari Pemasaran Hotel secara Internasional
Hotel dalam Jaringan Internasional mendapatkan manfaat dari
Pemasaran Hotel secara Internasional
KINERJA PERHOTELAN DIY
31
(Sumber : Dinas Pariwisata DIY 2011 )
Klasifikasi H o t e l Kamar
Bintang 36 3.631
Melati 415 7.270
JUMLAH 432 10.920
32
JUMLAH HOTEL DAN KAMAR HOTEL
DI DIY TAHUN 2011
( Sumber : Dinas Pariwisata DIY )
Klasifikasi
Hotel
2006
(orang)
2007
(orang)
2008
(orang)
2009
(orang)
2010
(orang)
2011
(orang)
Bintang 566.344 673.836 703.816 759.618 787.249 801.660
Melati 348.483 575.585 580.941 666.439 669.731 806.034
JUMLAH 914.827 1.249.421
1.284.757
1.426.057
1.456.980 1.607.694
33
JUMLAH TOTAL WISATAWAN KE DIY
THN 2006 - 2011
( Sumber : Dinas Pariwisata DIY )
Klasi-
Fikasi
2006
(orang)
2007
(orang)
2008
(orang)
2009
(orang)
2010
(orang)
2011
(orang)
Bintang 67.653 85.943 107.524 114.066 124.060 133.868
Melati 10.492 17.281 21.136 25.426 28.783 35.697
JUMLAH 78.145 103.224
128.660
139.492
152.843 169.565
34
JUMLAH KUNJUNGAN WISMAN KE DIY
TAHUN 2006 - 2011
35
(Sumber : Kemen Parekraf + DinPar DIY)
STATISTIK 2006 2007 2008 2009 2010 2011
DINPAR DIY 47,30% 57,75% 60,26% 56,71% 56,76% 57,43%
KEMEN
PAREKRAF 43,35% 45,55% 50,07% 49,53% 47,30%
TINGKAT HUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG DI DIY
TAHUN 2006 - 2011
36
STATISTIK 2006 2007 2008 2009 2010 2011
DINPAR DIY 21,63% 28,80% 25,12% 28,79% 30,59% 33,20%
KEMEN
PAREKRAF 19,54% 26,62% 33,23% 32,73% 29,28%
TINGKAT HUNIAN KAMAR HOTEL MELATI DI DIY
TAHUN 2006 - 2011
(Sumber : Kemen Parekraf + DinPar DIY)
( Sumber : Dinas Pariwisata DIY )
Klasifikasi
Hotel
2006
(hr/org)
2007
(hr/org)
2008
(hr/org)
2009
(hr/org)
2010
(hr/org)
2011
(hr/org)
Bintang 1,68 1,64 1,74 1,74 1,68 1,76
Melati 1,94 1,86 1,77 1,80 1,77 1,74
37
LAMA TINGGAL WISATAWAN DI DIY
INVESTASI PERHOTELAN DI DIY
38
TAHUN
JUMLAH
UNIT
JUMLAH
KAMAR
2011 8 896
2012 13 1.559
2013 7 845
2014 19 * 3.814
JML TOTAL 47 7.114
39
HOTEL-HOTEL YANG SUDAH / AKAN DIBANGUN DI DIY
TAHUN 2011 - 2014
NB. * Sudah termasuk 4 unit Kondotel + Apartemen (total = 1.894 kamar)
TAHUN • 5 *4 *3 *2 *1
BU-
TIK
ME-
LATI
JUM-
LAH
2011 - 3 3 - 1 - 1 8
2012 1 1 4 5 1 1 - 13
2013 - 4 1 2 - - - 7
2014 - 6 * 9 3 1 - - 19
JML 1 14 17 10 3 1 1 47
40
HOTEL-HOTEL YANG SUDAH / AKAN DIBANGUN DI DIY
TAHUN 2011 - 2014
NB. * Sudah termasuk 4 unit Kondotel + Apartemen (total = 1.894 kamar)
Jenis Operator 2010 2014 Keterangan
International Chains 4 5 Baru : ASTON
National Chains 5 15 Naik 200 %
Self Managed 23 46 Naik 100 %
41
JUMLAH OPERATOR HOTEL BINTANG DI DIY
TAHUN 2010 - 2014
Operator
Hotel
J umlah
Unit
Jumlah
Kamar Keterangan
International
Chains (2) 5 1.265 Accor; Aston
National
Chains (8) 19 2.804
Santika; Sahid,
Horison; Dafam;
Abadi; Tauziah; dll
Self
Managed 23 3.045
PT. Sido Muncul;
PT. Sritex;
PT. Duniatex; dll
42
OPERATOR-OPERATOR HOTEL BARU
DI DIY TAHUN 2011 - 2014
Hotel Bintang 2010 2014 +/- (%)
Jumlah
Unit 37 84 116,22%
Jumlah
Kamar 3.595 10.709 197,88%
43
PERKEMBANGAN HOTEL BINTANG
DI DIY TAHUN 2010 - 2014
Persebaran
Pembangunan Hotel
di DIY (2012-2014)
 Terpusat di Kota
Yogyakarta dan
Sleman bagian
Selatan; di dalam
Jalan Lingkar.
 Hampir terpusat di
sekitar Malioboro
dan sekitarnya
 Pembangunan
Condotel terpusat
di bagian luar dari
Malioboro dan
Sleman bagian
Selatan.
44
RIPPARDA DIY 2012 - 2025 *
45
*Sumber : Ike Janita Dewi dalam Lokakarya Pengembangan Investasi
Bidang Kepariwisataan (Perhotelan) yang diselenggarakan Bidang
Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY - 29 Nopember 2012
Sasaran RIPPARDA DIY (2012-2025)
46
Proyeksi Kebutuhan Kamar Hotel berdasarkan
Sasaran RIPPARDA DIY 2012-2025
Moderat Optimistis
2014 2019 2025 2014 2019 2025
Jumlah
wisatawan 1,723,136 2,063,151 2,318,845 1,935,994 2,352,239 2,671,773
LOS 2.33 3 4.22 2.94 4.08 6.01
Jumlah kamar
yang
dibutuhkan
dalam setahun 4,014,907 6,189,453 9,785,526 5,691,822. 9,597,135 16,057,356
Total
Kebutuhan
Kamar/tahun
(asumsi: 2
orang/kamar) 2,007,453 3,094,727 4,892,763 2,845,911 4,798,568 8,028,678
Kebutuhan
kamar 10,999.74 16,957.41 26,809.66 15,594.03 26,293.52 43,992.76
47
Proyeksi Kebutuhan Kamar Hotel (Berdasarkan RIPPARDA
DIY 2012-2025) vs Ketersediaan Hotel (2012-2014)
48
Proyeksi Kebutuhan Kamar Hotel (RIPPARDA DIY 2012-2025)
vs Ketersediaan Hotel (2012-2014)
49
Perwilayahan Pembangunan Destinasi
(RIPPARDA 2012-2025)
Perwilayahan pembangunan destinasi Pariwisata daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mencakup:
A.KAWASAN LERENG MERAPI BAGIAN SELATAN dan
sekitarnya
B.KAWASAN PRAMBANAN – RATU BOKO dan sekitarnya
C.KAWASAN GODEAN – MOYUDAN dan sekitarnya
D.KAWASAN KRATON – MALIOBORO dan sekitarnya
E.KAWASAN KASONGAN – TEMBI – WUKIRSARI dan
sekitarnya
F.KAWASAN PARANGTRITIS – DEPOK – KUWARUdan
sekitarnya
G.KAWASAN BARON – SUNDAK dan sekitarnya
H.KAWASAN SIUNG – WEDIOMBO – BENGAWAN SOLO
PURBA dan sekitarnya
I.KAWASAN PATUK dan sekitarnya
J.KAWASAN KARST GUNUNG SEWU dan sekitarnya
K.KAWASAN CONGOT – GLAGAH – TRISIK dan sekitarnya
L.KAWASAN PEGUNUNGAN MENOREHdan sekitarnya
50
CATATAN KRITIS
ATAS RIPPARDA DIY 2012 - 2025
51
Apa RIPPARDA DIY 2012-2025
tidak membuat
Proyeksi Rata-Rata Tingkat Hunian Kamar
Hotel
dalam setahun ???
HARAPAN DAN TANTANGAN
BISNIS PERHOTELAN DI DIY
52
HARAPAN YANG IDEAL PASCABEROPERASINYA
HOTEL-HOTEL BARU DI DIY
• Rata-rata tingkat hunian kamar hotel di DIY setahun selalu
di atas 60 %
• Rata-rata harga kamar hotel di DIY makin mencerminkan
harga kamar sesuai dengan klasifikasi hotel masing-masing
• Jumlah kunjungan wisatawan (asing + domestik) ke DIY
setahun selalu meningkat signifikan dari tahun ke tahun
• Rata-rata lama tinggal wisatawan di DIY melebihi 2 hari per
orang
• PERTANYAAN POKOK DAN PENTING :
KAPAN BISA DIWUJUDKAN ???
53
TANTANGAN HARI INI DAN ESOK
• Sejak 1998 hingga 2011 jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara (wisman) ke DIY setiap tahun masih di bawah
angka 200.000 orang
• Padahal sebelumnya DIY mampu meraih kunjungan wisman
antara 300.000 - 350.000 orang setahun.
• Jumlah kunjungan wisatawan (asing+domestik) ke DIY pun
dalam satu dasa warsa terakhir selalu di bawah 1,5-juta
orang setahun kecuali tahun 2011 (1,6-juta orang)
• Tingkat hunian kamar hotel bintang sejak tahun 1998 adalah
di bawah 60 % kecuali tahun 2008 yang mencapai 60 %
• Rata-rata lama tinggal wisatawan di DIY amat singkat yakni
di bawah 2 hari/orang sejak tahun 2006 bahkan tahun-tahun
sebelumnya
54
TANTANGAN HARI INI DAN ESOK
ANEHNYA : semua indikator kinerja perhotelan
seperti disebutkan di atas masih rendah NAMUN
jumlah kamar hotel (akan) seolah dibiarkan naik
drastis yakni lebih 197,88,2% dalam kurun waktu 4
tahun (2011 – 2014)
LAGI PULA : kamar hotel di DIY hampir terjual habis
hanya saat peak season dan high season – yang total
keseluruhan harinya tidak lebih 25% dari 365 hari
dalam setahun
55
KR, 11/8/2012
Prediksi
tersebut
meleset.
Tapi ternyata
kamar hotel
baru terisi
penuh pada
H+1….
HAMBATAN-HAMBATAN
• Adanya regulasi yang belum mendukung perkembangan
usaha perhotelan dan restoran misalnya regulasi tentang
minol termasuk nomor pokok penjual barang kena cukai
(NP2BKC) yang harus dimiliki hotel/restoran, dan lain-lain
• Terkait dengan UU HAKI : selalu dibayang-bayangi ancaman
perdata maupun ancaman pidana karena belum tuntasnya
penyelesaian masalah penentuan tarif atas lisensi
pemutaran lagu-lagu di lingkungan usaha hotel / restoran
• Adanya kebijakan penghematan listrik yang tak mungkin
bisa dipenuhi hotel/restoran; begitu pula halnya dengan
pemberian insentif oleh PLN bagi pelanggan yang berhasil
menghemat pemakaian listrik pada waktu beban puncak
(jam 17.00 – 22.00). Padahal energy cost untuk sebuah hotel
termasuk amat besar.
57
PERMASALAHAN DI DEPAN MATA
• Perang tarif kamar antar hotel di DIY makin terbuka lebar dan
makin tak sehat akibat makin ketatnya persaingan dalam meraih
pasar wisatawan yang cenderung statis.
• Hal tersebut terjadi karena pertambahan jumlah kamar hotel yang
begitu drastis tidak diimbangi oleh jumlah kunjungan wisatawan ke
DIY dalam setahun yang begitu rendah.
• Belum adanya peraturan pemerintah daerah tentang pendirian
hotel (khususnya kondotel) (kondominium dan hotel) sehingga
pendirian hotel dan kondotel tidak bisa dikendalikan saat ini.
• Daya dukung lahan (air bawah tanah) terhadap pendirian hotel dan
(kondotel khususnya) di DIY dan Sleman sudah kritis dan berpotensi
menimbulkan gejolak sosial
• Semakin terbatas anggaran pemasaran dan promosi yang mampu
disediakan sendiri oleh hotel khususnya hotel kecil/melati
menyusul perang tarif antar hotel yang tak sehat; termasuk
anggaran peningkatan kualitas layanan hotel
58
Masalah Carrying
Capacity di
beberapa titik
tertentu perlu
mendapat
perhatian khusus
59
APA YANG BISA DILAKUKAN
DAN MENJADI USULAN SOLUTIF ?
60
HIMBAUAN PHRI DIY
1) Tanggal 03 April 2013 BPD PHRI DIY menghimbau secara
tertulis seluruh anggota PHRI DIY (hotel) untuk
menerapkan batas bawah tarif kamar hotel
sebagai berikut :
1) hotel bintang - 5 = Rp500.000,-
2) hotel bintang - 4 = Rp400.000,-
3) hotel bintang - 3 = Rp300.000,-
4) hotel bintang - 2 = Rp250.000,-
5) hotel bintang - 1 = Rp200.000,-
6) hotel nonbintang = Rp100.000,-
2) NB. : Batas bawah tarif kamar hotel tersebut adalah “room
only plus tax and service” dan hanya diberlakukan saat “low
season”
61
USULAN SOLUTIF (1)
a) Perlu ada kebijakan pemerintah untuk menghentikan sementara
pemberian ijin pembangunan hotel baru dan kondotel khususnya di
Kota Yogyakarta hingga kondisi bisnis perhotelan di DIY pulih kembali
b) Sebelum menanggapi permohonan ijin pendirian hotel baru (khususnya
kondotel), pemerintah perlu mendapatkan masukan dan saran
pertimbangan dari PHRI dan masyarakat di lokasi pendirian hotel
c) Segera dibuat peraturan tentang ijin pendirian hotel dan kondotel yang
akhir-akhir ini mulai muncul dalam bisnis perhotelan di DIY
d) Perlu dilakukan analisa tentang kebutuhan pasar akan kamar hotel di
DIY 10 tahun atau 20 tahun ke depan; lalu ijin pembangunan hotel baru
lebih diarahkan ke wilayah-wilayah yang butuh dikembangkan
e) Meningkatkan kualitas sarana-prasaran serta keamanan dan
kenyamanan tamu saat mengunjungi obyek-obyek wisata dan kawasan
wisata di wilayah DIY
62
USULAN SOLUTIF (2)
• Segera merevisi regulasi-regulasi yang menghambat usaha
pariwisata khususnya bisnis perhotelan dan restoran seperti
regulasi tentang minol, nomor pokok penjual barang kena cukai
(BP2KC), dan lain-lain
• Mengadakan fasilitas berupa bantuan modal usaha bagi usaha
hotel kelas non-bintang untuk peningkatan kualitas layanannya
• Merencanakan dan melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas
SDM hotel khususnya pengelola hotel non-bintang melalui diklat
• Segera melakukan pengembangan pasar terutama pasar MICE
(meeting, incentive, convention, exhibition) termasuk pengadaan
sarana-sarana pendukung MICE, Event Organizer (EO) yang
berlisensi untuk menyelenggarakan event berskala nasional
maupun internasional
63
USULAN-USULAN STRATEGIS
• Segera membentuk Badan Promosi Pariwisata DIY guna memaksimalkan
dan mengoptimalkan upaya-upaya promosi pariwisata DIY sehingga
kunjungan wisatawan ke DIY bisa meningkat dari tahun ke tahun
• Meningkatkan performance destinasi wisata DIY yang meliputi berbagai
unsur seperti akomodasi, transportasi, biro perjalanan wisata,
pramuwisata, penyelenggaraan event wisata dan lain-lain.
• Mengembalikan posisi DIY sebagai destinasi wisata utama di tanah air
• Membangun ‘critical mass’ : wisatawan MICE ?
• Mengembangkan merek (branding) internasional yang didukung dengan
anggaran pemasaran & promosi pariwisata DIY yang berasal dari APBD,
atau sumber-sumber lain
• Memaksimalkan sinergitas antar para stakeholder pariwisata dalam
merencanakan dan melakukan upaya-upaya peningkatan kinerja
pariwisata (jumlah kunjungan tamu, occupancy rate hotel, length of stay,
dan lain-lain)
64
ALTERNATIF SOLUSI DARI PRAWIROTAMAN
Menyikapi rencana pembangunan hotel kelas bintang di Prawirotaman
para pengusaha atau pengelola homestay / guest house / wisma /
penginapan di kawasan Prawirotaman berkumpul dan urun-rembuq
bersama pada Oktober 2012. Disepakati banyak hal antara lain :
a) Identitas Prawirotaman sebagai Kampung Wisatawan khususnya
“Tourist Backpacker” harus dipertahankan dengan memperhatikan
dan menjaga konservasi dan daya dukung lahan, warisan budaya,
bangunan heritage dan sebagainya. Khususnya bangunan/rumah
warisan budaya yang telah berusia 50 tahun ke atas tidak boleh
dibongkar tetapi dialihfungsikan demi mempertahankan ciri khas dan
karakteristik kampung Prawirotaman
b) Dapat diterima adanya pembangunan hotel baru bertingkat di
kawasan Prawirotaman dengan syarat hotel baru tersebut tidak boleh
memiliki lebih dari 3 (tiga) lantai.
65
ALTERNATIF SOLUSI DARI PRAWIROTAMAN
c) Perlu dibentuk Tim yang mengawal pelaksanaan kesepakatan
bersama ini termasuk pembangunan hotel di kawasan Prawirotaman
sejak perencanaannya.
d) Setiap investor hotel di kawasan Prawirotaman diminta untuk
memberikan kompesasi yang bersifat jangka panjang bagi warga
Prawirotaman secara keseluruhan yang berdiam di 3 (tiga) wilayah
RW
e) Perlu didalami dan diantisipasi bersama dampak negatif dari
kehadiran hotel baru di kawasan Prawirotaman terhadap usaha bisnis
hotel secara umum di kawasan tersebut sehingga usaha-usaha yang
sudah ada sebelumnya bisa tetap eksis
f) Kesepakatan warga Prawirotaman tersebut dibuat tertulis lalu
dikirim kepada Walikota Yogyakarta untuk diketahui dan
dipertimbangkan pemerintah
66
PROMOSI WISATA
1. Perlu ditingkatkan kordinasi dan
kerja sama para stakeholder
pariwisata dalam setiap kegiatan
promosi bersama
2. Bentuk-bentuk kegiatan promosi:
 Road Show
 Travel Dialogue
 Familirization Trip/
Educational Tour
 Pasar Wisata : Table Top,
ATF, Travel Mart (ITB Berlin,
WTM London, dll), Matta
Fair, dan lain-lain
67
BADAN PROMOSI
PARIWISATA DIY :
Kapan
dibentuk ??????
???
68
SEMOGA BERMANFAATSEMOGA BERMANFAAT

More Related Content

More from Auditors to the field of business travel agency

More from Auditors to the field of business travel agency (20)

Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran desa wisata,Tour operator di...
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran desa wisata,Tour operator di...Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran desa wisata,Tour operator di...
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran desa wisata,Tour operator di...
 
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
 
Lampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippda
Lampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippdaLampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippda
Lampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippda
 
Pembekalan dimas di ajeng
Pembekalan dimas di ajengPembekalan dimas di ajeng
Pembekalan dimas di ajeng
 
Spesial gunungkidul tour
Spesial gunungkidul tourSpesial gunungkidul tour
Spesial gunungkidul tour
 
Menatap pariwisata 2013.dinaspar jogja
Menatap pariwisata 2013.dinaspar jogjaMenatap pariwisata 2013.dinaspar jogja
Menatap pariwisata 2013.dinaspar jogja
 
Kampanye sadar wisata
Kampanye sadar wisataKampanye sadar wisata
Kampanye sadar wisata
 
Travel pattern
Travel patternTravel pattern
Travel pattern
 
Memelihara kepuasan tamu
Memelihara kepuasan tamuMemelihara kepuasan tamu
Memelihara kepuasan tamu
 
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - by : Odoritour - tour oper...
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - by : Odoritour - tour oper...Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - by : Odoritour - tour oper...
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - by : Odoritour - tour oper...
 
Pasar wisata,tour operator di Jogja,Tour operator di Yogya
Pasar wisata,tour operator di Jogja,Tour operator di YogyaPasar wisata,tour operator di Jogja,Tour operator di Yogya
Pasar wisata,tour operator di Jogja,Tour operator di Yogya
 
Kebijakan pariwisata diy 15 sep 2009 woro,tour operator di jogja,tour operato...
Kebijakan pariwisata diy 15 sep 2009 woro,tour operator di jogja,tour operato...Kebijakan pariwisata diy 15 sep 2009 woro,tour operator di jogja,tour operato...
Kebijakan pariwisata diy 15 sep 2009 woro,tour operator di jogja,tour operato...
 
Strategi pemasaran pariwisata diy prof wiendu,tour operator di jogja,tour ope...
Strategi pemasaran pariwisata diy prof wiendu,tour operator di jogja,tour ope...Strategi pemasaran pariwisata diy prof wiendu,tour operator di jogja,tour ope...
Strategi pemasaran pariwisata diy prof wiendu,tour operator di jogja,tour ope...
 
Presentasi pemasaran gn kidul,tour operator di jogja,tour operator di yogya
Presentasi pemasaran gn kidul,tour operator di jogja,tour operator di yogyaPresentasi pemasaran gn kidul,tour operator di jogja,tour operator di yogya
Presentasi pemasaran gn kidul,tour operator di jogja,tour operator di yogya
 
Paparan Bapak Tazbir - Kepala Dinas Pariwisata - Daerah Istimewa Jogjakarta
Paparan Bapak Tazbir - Kepala Dinas Pariwisata - Daerah Istimewa JogjakartaPaparan Bapak Tazbir - Kepala Dinas Pariwisata - Daerah Istimewa Jogjakarta
Paparan Bapak Tazbir - Kepala Dinas Pariwisata - Daerah Istimewa Jogjakarta
 
Paparan P3PAR Universita Sanatadharma - Pls visit : http://odoritour.com/
Paparan P3PAR Universita Sanatadharma  - Pls visit : http://odoritour.com/Paparan P3PAR Universita Sanatadharma  - Pls visit : http://odoritour.com/
Paparan P3PAR Universita Sanatadharma - Pls visit : http://odoritour.com/
 
Paparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
Paparan dari DPRD Daerah Istimewa JogjakartaPaparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
Paparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
 
Paparan Mr.Birowo BAPPEDA DIJ - Jogjakarta
Paparan Mr.Birowo BAPPEDA DIJ - JogjakartaPaparan Mr.Birowo BAPPEDA DIJ - Jogjakarta
Paparan Mr.Birowo BAPPEDA DIJ - Jogjakarta
 
Critical review kep.nasional_2012
Critical review kep.nasional_2012Critical review kep.nasional_2012
Critical review kep.nasional_2012
 
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - Jogjakarta Hadiningrat seb...
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - Jogjakarta Hadiningrat seb...Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - Jogjakarta Hadiningrat seb...
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran - Jogjakarta Hadiningrat seb...
 

Pertumbuhan Hotel di DIY

  • 1. QUO VADIS PERTUMBUHAN HOTEL DI DIY ? Oleh : Herman Tony/Wakil Ketua BPD PHRI DIY Materi untuk Diskusi Bulanan Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) UGM Yogyakarta, 25 Juni 2013 1
  • 3.
  • 5. Gubernur DIY khawatir okupansi hotel turun karena penambahan 1000 kamar hotel di DIY. Akibatnya, semua hotel akan merugi. (KR,25/4/2012)
  • 6. Walikota Jogja Haryadi Suyuti memastikan bahwa pihaknya tetap membuka peluang investasi hotel. HARJO, 13/06/2012
  • 10. Pada tahun 2011 hingga awal saja 2013 dibangun 30 hotel bintang dan 24 hotel melati dengan jumlah kamar sekitar 16.000 unit. (KOMPAS, 03/01/2013)
  • 12. Ketua PHRI DIY : “Sleman dan Kota mungkin sudah saatnya dibatasi” TRIBUN JOGJA 09/04/2013
  • 13. BPS DIY : Lama Menginap Wisatawan di DIY kurang dari 2 malam (KR, 04/05/2013)
  • 14. Pendapatan hotel Melati anjlok karena kalah bersaing dengan hotel berbintang. (HARJO, 17/5/2013)
  • 15. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta Pemerintah kota (Pemkot) menolak izin pembangunan hotel baru karena pesatnya pembangunan hotel baru di Yogyakarta dalam 3 tahun terakhir. (BERNAS, 17/05/2013 ; http://finance.detik.com/read/2 013/05/15/171603/2246927/101 6/sultan-tahan-izin- pembangunan-hotel-di-yogya )
  • 16. Kepala Bidang Pelayanan Dinzin Kota Yogyakarta : “Selama belum ada regulasi kami tetap mengizinkan pendirian hotel” SINDO, 06/06/2013
  • 17. Kepala BAPPEDA DIY : “Harus segera dikendalikan, jika tidak yang kecil- kecil bisa mati. Sebagian ” HARJO, 07/06/2013
  • 22. PROFIL PHRI • PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau IHRA (Indonesian Hotel and Restaurant Association) didirikan 9 Februari 1969 dan merupakan kelanjutan dari ITHA (Indonesian Tourist Hotel Association) • Merupakan organisasi profesi perhotelan dan restoran tingkat nasional yang dalam pelaksanaan fungsinya dilakukan oleh Badan Pimpinan Pusat (BPP PHRI) • Di tingkat propinsi pelaksanaan fungsi PHRI dilakukan oleh BPD (Badan Pimpinan Daerah) dan di tingkat kabupaten/kota oleh BPC (Badan Pimpinan Cabang)
  • 23. ANGGOTA PHRI 1. Institusi / lembaga / perusahaan legal (bukan pribadi pengelola dan atau pemilik hotel / restoran)  Yakni : Badan Usaha Perhotelan, Badan Usaha Perestoranan, Asosiasi Profesi bidang hotel dan restoran 1. Institusi / Lembaga Pendidikan Pariwisata dengan status “Anggota Luar Biasa” 2. Keanggotaan disahkan oleh Badan Pimpinan Pusat berdasarkan atas usulan Badan Pimpinan Cabang dan atau Badan Pimpinan Daerah.
  • 24. KLASIFIKASI HOTEL 1. KELAS BINTANG : BINTANG 1 S/D 5 2. KELAS MELATI 3. Sertifikat Klasifikasi Hotel dikeluarkan oleh BPP PHRI dan ditandatangani oleh Ketua Umum BPP PHRI ( yang menjabat ) bersama dengan Gubernur Daerah Propinsi terkait. NB. : Keputusan Menbudpar No.KM.3/HK.001/MKP.02 Thn. 2002 24
  • 25. 25 ANGGOTA PHRI DIY Saat ini (Juni 2013) total anggota PHRI DIY berjumlah 229 anggota, yang terdiri atas :  Hotel Bintang = 57  Hotel Non Bintang = 93  Restoran = 47  Proses Klasifikasi = 11  Galery = 2  Institusi Pendidikan Pariwisata = 11  Perusahaan (supplier hotel) = 8  GPY (Paguyuban Pengusaha Perhotelan DIY)  Hotel Melati
  • 26. Klasifikasi Hotel Jumlah Bintang 5 6 Bintang 4 9 Bintang 3 19 Bintang 2 10 Bintang 1 13 T o t a l 57 26 HOTEL BINTANG ANGGOTA PHRI DIY TAHUN 2013
  • 27. 27 Hotel Chains di DIY NATIONAL CHAINS : ♦ INA-Garuda, Santika, Sahid, Intan, Jayakarta , Prime Plaza  LAMA ♦ Abadi, Horison, Tazia, Kagum, DAFAM  BARU INTERNATIONAL CHAINS : ♦ Melia, Hyatt, Sheraton, Accor  LAMA ♦ Aston  BARU
  • 28. HOTEL CHAIN ( Jaringan Hotel) 1. International Hotel Chain :  Sistim hubungan antar hotel dalam satu dan atau beberapa negara 1. National Hotel Chain :  Sistim hubungan antar hotel dalam satu kawasan nasional (satu negara) 1. Hotel Chain memiliki sistem dan standard pemasaran dan promosi untuk hotel dan produk mereka yang ada dan tersebar di satu atau beberapa negara 28
  • 29. Hotel dalam Jaringan Internasional mendapatkan manfaat dari Pemasaran Hotel secara Internasional
  • 30. Hotel dalam Jaringan Internasional mendapatkan manfaat dari Pemasaran Hotel secara Internasional
  • 32. (Sumber : Dinas Pariwisata DIY 2011 ) Klasifikasi H o t e l Kamar Bintang 36 3.631 Melati 415 7.270 JUMLAH 432 10.920 32 JUMLAH HOTEL DAN KAMAR HOTEL DI DIY TAHUN 2011
  • 33. ( Sumber : Dinas Pariwisata DIY ) Klasifikasi Hotel 2006 (orang) 2007 (orang) 2008 (orang) 2009 (orang) 2010 (orang) 2011 (orang) Bintang 566.344 673.836 703.816 759.618 787.249 801.660 Melati 348.483 575.585 580.941 666.439 669.731 806.034 JUMLAH 914.827 1.249.421 1.284.757 1.426.057 1.456.980 1.607.694 33 JUMLAH TOTAL WISATAWAN KE DIY THN 2006 - 2011
  • 34. ( Sumber : Dinas Pariwisata DIY ) Klasi- Fikasi 2006 (orang) 2007 (orang) 2008 (orang) 2009 (orang) 2010 (orang) 2011 (orang) Bintang 67.653 85.943 107.524 114.066 124.060 133.868 Melati 10.492 17.281 21.136 25.426 28.783 35.697 JUMLAH 78.145 103.224 128.660 139.492 152.843 169.565 34 JUMLAH KUNJUNGAN WISMAN KE DIY TAHUN 2006 - 2011
  • 35. 35 (Sumber : Kemen Parekraf + DinPar DIY) STATISTIK 2006 2007 2008 2009 2010 2011 DINPAR DIY 47,30% 57,75% 60,26% 56,71% 56,76% 57,43% KEMEN PAREKRAF 43,35% 45,55% 50,07% 49,53% 47,30% TINGKAT HUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG DI DIY TAHUN 2006 - 2011
  • 36. 36 STATISTIK 2006 2007 2008 2009 2010 2011 DINPAR DIY 21,63% 28,80% 25,12% 28,79% 30,59% 33,20% KEMEN PAREKRAF 19,54% 26,62% 33,23% 32,73% 29,28% TINGKAT HUNIAN KAMAR HOTEL MELATI DI DIY TAHUN 2006 - 2011 (Sumber : Kemen Parekraf + DinPar DIY)
  • 37. ( Sumber : Dinas Pariwisata DIY ) Klasifikasi Hotel 2006 (hr/org) 2007 (hr/org) 2008 (hr/org) 2009 (hr/org) 2010 (hr/org) 2011 (hr/org) Bintang 1,68 1,64 1,74 1,74 1,68 1,76 Melati 1,94 1,86 1,77 1,80 1,77 1,74 37 LAMA TINGGAL WISATAWAN DI DIY
  • 39. TAHUN JUMLAH UNIT JUMLAH KAMAR 2011 8 896 2012 13 1.559 2013 7 845 2014 19 * 3.814 JML TOTAL 47 7.114 39 HOTEL-HOTEL YANG SUDAH / AKAN DIBANGUN DI DIY TAHUN 2011 - 2014 NB. * Sudah termasuk 4 unit Kondotel + Apartemen (total = 1.894 kamar)
  • 40. TAHUN • 5 *4 *3 *2 *1 BU- TIK ME- LATI JUM- LAH 2011 - 3 3 - 1 - 1 8 2012 1 1 4 5 1 1 - 13 2013 - 4 1 2 - - - 7 2014 - 6 * 9 3 1 - - 19 JML 1 14 17 10 3 1 1 47 40 HOTEL-HOTEL YANG SUDAH / AKAN DIBANGUN DI DIY TAHUN 2011 - 2014 NB. * Sudah termasuk 4 unit Kondotel + Apartemen (total = 1.894 kamar)
  • 41. Jenis Operator 2010 2014 Keterangan International Chains 4 5 Baru : ASTON National Chains 5 15 Naik 200 % Self Managed 23 46 Naik 100 % 41 JUMLAH OPERATOR HOTEL BINTANG DI DIY TAHUN 2010 - 2014
  • 42. Operator Hotel J umlah Unit Jumlah Kamar Keterangan International Chains (2) 5 1.265 Accor; Aston National Chains (8) 19 2.804 Santika; Sahid, Horison; Dafam; Abadi; Tauziah; dll Self Managed 23 3.045 PT. Sido Muncul; PT. Sritex; PT. Duniatex; dll 42 OPERATOR-OPERATOR HOTEL BARU DI DIY TAHUN 2011 - 2014
  • 43. Hotel Bintang 2010 2014 +/- (%) Jumlah Unit 37 84 116,22% Jumlah Kamar 3.595 10.709 197,88% 43 PERKEMBANGAN HOTEL BINTANG DI DIY TAHUN 2010 - 2014
  • 44. Persebaran Pembangunan Hotel di DIY (2012-2014)  Terpusat di Kota Yogyakarta dan Sleman bagian Selatan; di dalam Jalan Lingkar.  Hampir terpusat di sekitar Malioboro dan sekitarnya  Pembangunan Condotel terpusat di bagian luar dari Malioboro dan Sleman bagian Selatan. 44
  • 45. RIPPARDA DIY 2012 - 2025 * 45 *Sumber : Ike Janita Dewi dalam Lokakarya Pengembangan Investasi Bidang Kepariwisataan (Perhotelan) yang diselenggarakan Bidang Kerjasama dan Penanaman Modal (BKPM) DIY - 29 Nopember 2012
  • 46. Sasaran RIPPARDA DIY (2012-2025) 46
  • 47. Proyeksi Kebutuhan Kamar Hotel berdasarkan Sasaran RIPPARDA DIY 2012-2025 Moderat Optimistis 2014 2019 2025 2014 2019 2025 Jumlah wisatawan 1,723,136 2,063,151 2,318,845 1,935,994 2,352,239 2,671,773 LOS 2.33 3 4.22 2.94 4.08 6.01 Jumlah kamar yang dibutuhkan dalam setahun 4,014,907 6,189,453 9,785,526 5,691,822. 9,597,135 16,057,356 Total Kebutuhan Kamar/tahun (asumsi: 2 orang/kamar) 2,007,453 3,094,727 4,892,763 2,845,911 4,798,568 8,028,678 Kebutuhan kamar 10,999.74 16,957.41 26,809.66 15,594.03 26,293.52 43,992.76 47
  • 48. Proyeksi Kebutuhan Kamar Hotel (Berdasarkan RIPPARDA DIY 2012-2025) vs Ketersediaan Hotel (2012-2014) 48
  • 49. Proyeksi Kebutuhan Kamar Hotel (RIPPARDA DIY 2012-2025) vs Ketersediaan Hotel (2012-2014) 49
  • 50. Perwilayahan Pembangunan Destinasi (RIPPARDA 2012-2025) Perwilayahan pembangunan destinasi Pariwisata daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mencakup: A.KAWASAN LERENG MERAPI BAGIAN SELATAN dan sekitarnya B.KAWASAN PRAMBANAN – RATU BOKO dan sekitarnya C.KAWASAN GODEAN – MOYUDAN dan sekitarnya D.KAWASAN KRATON – MALIOBORO dan sekitarnya E.KAWASAN KASONGAN – TEMBI – WUKIRSARI dan sekitarnya F.KAWASAN PARANGTRITIS – DEPOK – KUWARUdan sekitarnya G.KAWASAN BARON – SUNDAK dan sekitarnya H.KAWASAN SIUNG – WEDIOMBO – BENGAWAN SOLO PURBA dan sekitarnya I.KAWASAN PATUK dan sekitarnya J.KAWASAN KARST GUNUNG SEWU dan sekitarnya K.KAWASAN CONGOT – GLAGAH – TRISIK dan sekitarnya L.KAWASAN PEGUNUNGAN MENOREHdan sekitarnya 50
  • 51. CATATAN KRITIS ATAS RIPPARDA DIY 2012 - 2025 51 Apa RIPPARDA DIY 2012-2025 tidak membuat Proyeksi Rata-Rata Tingkat Hunian Kamar Hotel dalam setahun ???
  • 52. HARAPAN DAN TANTANGAN BISNIS PERHOTELAN DI DIY 52
  • 53. HARAPAN YANG IDEAL PASCABEROPERASINYA HOTEL-HOTEL BARU DI DIY • Rata-rata tingkat hunian kamar hotel di DIY setahun selalu di atas 60 % • Rata-rata harga kamar hotel di DIY makin mencerminkan harga kamar sesuai dengan klasifikasi hotel masing-masing • Jumlah kunjungan wisatawan (asing + domestik) ke DIY setahun selalu meningkat signifikan dari tahun ke tahun • Rata-rata lama tinggal wisatawan di DIY melebihi 2 hari per orang • PERTANYAAN POKOK DAN PENTING : KAPAN BISA DIWUJUDKAN ??? 53
  • 54. TANTANGAN HARI INI DAN ESOK • Sejak 1998 hingga 2011 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke DIY setiap tahun masih di bawah angka 200.000 orang • Padahal sebelumnya DIY mampu meraih kunjungan wisman antara 300.000 - 350.000 orang setahun. • Jumlah kunjungan wisatawan (asing+domestik) ke DIY pun dalam satu dasa warsa terakhir selalu di bawah 1,5-juta orang setahun kecuali tahun 2011 (1,6-juta orang) • Tingkat hunian kamar hotel bintang sejak tahun 1998 adalah di bawah 60 % kecuali tahun 2008 yang mencapai 60 % • Rata-rata lama tinggal wisatawan di DIY amat singkat yakni di bawah 2 hari/orang sejak tahun 2006 bahkan tahun-tahun sebelumnya 54
  • 55. TANTANGAN HARI INI DAN ESOK ANEHNYA : semua indikator kinerja perhotelan seperti disebutkan di atas masih rendah NAMUN jumlah kamar hotel (akan) seolah dibiarkan naik drastis yakni lebih 197,88,2% dalam kurun waktu 4 tahun (2011 – 2014) LAGI PULA : kamar hotel di DIY hampir terjual habis hanya saat peak season dan high season – yang total keseluruhan harinya tidak lebih 25% dari 365 hari dalam setahun 55
  • 56. KR, 11/8/2012 Prediksi tersebut meleset. Tapi ternyata kamar hotel baru terisi penuh pada H+1….
  • 57. HAMBATAN-HAMBATAN • Adanya regulasi yang belum mendukung perkembangan usaha perhotelan dan restoran misalnya regulasi tentang minol termasuk nomor pokok penjual barang kena cukai (NP2BKC) yang harus dimiliki hotel/restoran, dan lain-lain • Terkait dengan UU HAKI : selalu dibayang-bayangi ancaman perdata maupun ancaman pidana karena belum tuntasnya penyelesaian masalah penentuan tarif atas lisensi pemutaran lagu-lagu di lingkungan usaha hotel / restoran • Adanya kebijakan penghematan listrik yang tak mungkin bisa dipenuhi hotel/restoran; begitu pula halnya dengan pemberian insentif oleh PLN bagi pelanggan yang berhasil menghemat pemakaian listrik pada waktu beban puncak (jam 17.00 – 22.00). Padahal energy cost untuk sebuah hotel termasuk amat besar. 57
  • 58. PERMASALAHAN DI DEPAN MATA • Perang tarif kamar antar hotel di DIY makin terbuka lebar dan makin tak sehat akibat makin ketatnya persaingan dalam meraih pasar wisatawan yang cenderung statis. • Hal tersebut terjadi karena pertambahan jumlah kamar hotel yang begitu drastis tidak diimbangi oleh jumlah kunjungan wisatawan ke DIY dalam setahun yang begitu rendah. • Belum adanya peraturan pemerintah daerah tentang pendirian hotel (khususnya kondotel) (kondominium dan hotel) sehingga pendirian hotel dan kondotel tidak bisa dikendalikan saat ini. • Daya dukung lahan (air bawah tanah) terhadap pendirian hotel dan (kondotel khususnya) di DIY dan Sleman sudah kritis dan berpotensi menimbulkan gejolak sosial • Semakin terbatas anggaran pemasaran dan promosi yang mampu disediakan sendiri oleh hotel khususnya hotel kecil/melati menyusul perang tarif antar hotel yang tak sehat; termasuk anggaran peningkatan kualitas layanan hotel 58
  • 59. Masalah Carrying Capacity di beberapa titik tertentu perlu mendapat perhatian khusus 59
  • 60. APA YANG BISA DILAKUKAN DAN MENJADI USULAN SOLUTIF ? 60
  • 61. HIMBAUAN PHRI DIY 1) Tanggal 03 April 2013 BPD PHRI DIY menghimbau secara tertulis seluruh anggota PHRI DIY (hotel) untuk menerapkan batas bawah tarif kamar hotel sebagai berikut : 1) hotel bintang - 5 = Rp500.000,- 2) hotel bintang - 4 = Rp400.000,- 3) hotel bintang - 3 = Rp300.000,- 4) hotel bintang - 2 = Rp250.000,- 5) hotel bintang - 1 = Rp200.000,- 6) hotel nonbintang = Rp100.000,- 2) NB. : Batas bawah tarif kamar hotel tersebut adalah “room only plus tax and service” dan hanya diberlakukan saat “low season” 61
  • 62. USULAN SOLUTIF (1) a) Perlu ada kebijakan pemerintah untuk menghentikan sementara pemberian ijin pembangunan hotel baru dan kondotel khususnya di Kota Yogyakarta hingga kondisi bisnis perhotelan di DIY pulih kembali b) Sebelum menanggapi permohonan ijin pendirian hotel baru (khususnya kondotel), pemerintah perlu mendapatkan masukan dan saran pertimbangan dari PHRI dan masyarakat di lokasi pendirian hotel c) Segera dibuat peraturan tentang ijin pendirian hotel dan kondotel yang akhir-akhir ini mulai muncul dalam bisnis perhotelan di DIY d) Perlu dilakukan analisa tentang kebutuhan pasar akan kamar hotel di DIY 10 tahun atau 20 tahun ke depan; lalu ijin pembangunan hotel baru lebih diarahkan ke wilayah-wilayah yang butuh dikembangkan e) Meningkatkan kualitas sarana-prasaran serta keamanan dan kenyamanan tamu saat mengunjungi obyek-obyek wisata dan kawasan wisata di wilayah DIY 62
  • 63. USULAN SOLUTIF (2) • Segera merevisi regulasi-regulasi yang menghambat usaha pariwisata khususnya bisnis perhotelan dan restoran seperti regulasi tentang minol, nomor pokok penjual barang kena cukai (BP2KC), dan lain-lain • Mengadakan fasilitas berupa bantuan modal usaha bagi usaha hotel kelas non-bintang untuk peningkatan kualitas layanannya • Merencanakan dan melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas SDM hotel khususnya pengelola hotel non-bintang melalui diklat • Segera melakukan pengembangan pasar terutama pasar MICE (meeting, incentive, convention, exhibition) termasuk pengadaan sarana-sarana pendukung MICE, Event Organizer (EO) yang berlisensi untuk menyelenggarakan event berskala nasional maupun internasional 63
  • 64. USULAN-USULAN STRATEGIS • Segera membentuk Badan Promosi Pariwisata DIY guna memaksimalkan dan mengoptimalkan upaya-upaya promosi pariwisata DIY sehingga kunjungan wisatawan ke DIY bisa meningkat dari tahun ke tahun • Meningkatkan performance destinasi wisata DIY yang meliputi berbagai unsur seperti akomodasi, transportasi, biro perjalanan wisata, pramuwisata, penyelenggaraan event wisata dan lain-lain. • Mengembalikan posisi DIY sebagai destinasi wisata utama di tanah air • Membangun ‘critical mass’ : wisatawan MICE ? • Mengembangkan merek (branding) internasional yang didukung dengan anggaran pemasaran & promosi pariwisata DIY yang berasal dari APBD, atau sumber-sumber lain • Memaksimalkan sinergitas antar para stakeholder pariwisata dalam merencanakan dan melakukan upaya-upaya peningkatan kinerja pariwisata (jumlah kunjungan tamu, occupancy rate hotel, length of stay, dan lain-lain) 64
  • 65. ALTERNATIF SOLUSI DARI PRAWIROTAMAN Menyikapi rencana pembangunan hotel kelas bintang di Prawirotaman para pengusaha atau pengelola homestay / guest house / wisma / penginapan di kawasan Prawirotaman berkumpul dan urun-rembuq bersama pada Oktober 2012. Disepakati banyak hal antara lain : a) Identitas Prawirotaman sebagai Kampung Wisatawan khususnya “Tourist Backpacker” harus dipertahankan dengan memperhatikan dan menjaga konservasi dan daya dukung lahan, warisan budaya, bangunan heritage dan sebagainya. Khususnya bangunan/rumah warisan budaya yang telah berusia 50 tahun ke atas tidak boleh dibongkar tetapi dialihfungsikan demi mempertahankan ciri khas dan karakteristik kampung Prawirotaman b) Dapat diterima adanya pembangunan hotel baru bertingkat di kawasan Prawirotaman dengan syarat hotel baru tersebut tidak boleh memiliki lebih dari 3 (tiga) lantai. 65
  • 66. ALTERNATIF SOLUSI DARI PRAWIROTAMAN c) Perlu dibentuk Tim yang mengawal pelaksanaan kesepakatan bersama ini termasuk pembangunan hotel di kawasan Prawirotaman sejak perencanaannya. d) Setiap investor hotel di kawasan Prawirotaman diminta untuk memberikan kompesasi yang bersifat jangka panjang bagi warga Prawirotaman secara keseluruhan yang berdiam di 3 (tiga) wilayah RW e) Perlu didalami dan diantisipasi bersama dampak negatif dari kehadiran hotel baru di kawasan Prawirotaman terhadap usaha bisnis hotel secara umum di kawasan tersebut sehingga usaha-usaha yang sudah ada sebelumnya bisa tetap eksis f) Kesepakatan warga Prawirotaman tersebut dibuat tertulis lalu dikirim kepada Walikota Yogyakarta untuk diketahui dan dipertimbangkan pemerintah 66
  • 67. PROMOSI WISATA 1. Perlu ditingkatkan kordinasi dan kerja sama para stakeholder pariwisata dalam setiap kegiatan promosi bersama 2. Bentuk-bentuk kegiatan promosi:  Road Show  Travel Dialogue  Familirization Trip/ Educational Tour  Pasar Wisata : Table Top, ATF, Travel Mart (ITB Berlin, WTM London, dll), Matta Fair, dan lain-lain 67 BADAN PROMOSI PARIWISATA DIY : Kapan dibentuk ?????? ???