SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.1
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
NO. 1 (REVISI 1998)
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic)
adalah paragraf standar, yang harus dibaca dalam konteks dengan
paragraf-paragraf penjelasan serta Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk
hal-hal yang tidak material.
Pe n d a h u l u a n
Pemahaman dan dapat dibandingkannya laporan keuangan antar perusa-
haan akan semakin meningkat apabila laporan keuangan disajikan dalam
format yang seragam dan menggunakan deskripsi yang sama untuk pos-
pos yang sejenis. Namun demikian dalam kenyataannya keseragaman
tersebut mungkin sulit diterapkan bahkan dapat menghalangi perusahaan
untuk memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan sesuai
dengan kondisi masing-masing perusahaan.
Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan
yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
melalui:
a) penerapan persyaratan dalam PSAK termasuk persyaratan
pengungkapan;
b) pemberian pedoman struktur laporan keuangan termasuk per-
syaratan minimum dari setiap komponen utama laporan, kebijakan
akuntansi dan catatan atas laporan keuangan;
c) penetapan persyaratan praktis untuk masalah-masalah yang
berkaitan dengan Materialitas, Kelangsungan Usaha, Pemilihan
Kebijakan Akuntansi dalam hal tidak ada pengaturan oleh PSAK,
Konsistensi dan Penyajian Informasi Komparatif.
Tu j u a n
Tujuan pernyataan ini adalah menetapkan dasar-dasar bagi penyajian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.2
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial state-
ments) yang selanjutnya disebut “Laporan Keuangan” agar dapat diban-
dingkan baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya
maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain. Pengakuan, peng-
ukuran dan pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi terkait.
Ruang Lingkup
01 Pernyataan ini diterapkan dalam penyajian laporan
keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
02 Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan
keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pengguna laporan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk
juga laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan dalam
dokumen publik lainya seperti laporan tahunan atau prospektus.Pernyataan
ini berlaku pula untuk laporan keuangan konsolidasian.
03 Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi
perusahaan yang berorientasi profit. Organisasi Nirlaba dan perusahaan
lainnya yang akan menerapkan standar ini mungkin perlu melakukan
penyesuaian-penyesuaian terhadap deskripsi beberapa pos yang terdapat
dalam laporan keuangan dan istilah laporan keuangan itu sendiri serta
dapat pula menyajikan komponen-komponen tambahan dalam laporan
keuangannya.
04 Pernyataan ini menggantikan PSAK 1 tentang Pengung-
kapan Kebijakan Akuntansi dan PSAK 9 tentang Penyajian Aktiva Lancar
dan Kewajiban Jangka Pendek.
Tujuan Laporan Keuangan
05 Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah mem-
berikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan per-
tanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.3
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
perusahaan yang meliputi:
a) aktiva;
b) kewajiban;
c) ekuitas;
d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan
e) arus kas.
Informasi tersebut diatas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam mem-
prediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan ke-
pastian diperolehnya kas dan setara kas.
Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan
06 Manajemen perusahaan bertanggungjawab atas penyusun-
an dan penyajian laporan keuangan perusahaan.
Komponen Laporan Keuangan
07 Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-
komponen berikut ini:
a) neraca,
b) laporan laba-rugi,
c) laporan perubahan ekuitas,
d) laporan arus kas, dan
e) catatan atas laporan keuangan.
Informasi Tambahan
08 Perusahaan dianjurkan untuk menyajikan telaahan keuang-
an yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja ke-
uangan, posisi keuangan perusahaan dan kondisi ketidakpastian
09 Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan
seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value
added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan
hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.4
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan
penting.
Penyajian Secara Wajar
10 Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar po-
sisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas
perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai peng-
ungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan atas Laporan Ke-
uangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkan pe-
nyajian yang wajar walaupun pengungkapkan tersebut tidak diharus-
kan oleh PSAK.
11 Apabila PSAK belum mengatur masalah pengakuan,
pengukuran, penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau
peristiwa, maka penyajian secara wajar dapat dicapai melalui pemi-
lihan dan penerapan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan parag-
raf 14 serta menyajikan jumlah yang dihasilkan sedemikian rupa
sehingga memberikan informasi yang relevan, andal, dapat diban-
dingkan dan dapat dipahami.
12 PSAK dimaksudkan agar laporan keuangan menyajikan
secara wajar posisi keuangan, kinerja dan arus kas sehingga tujuan laporan
keuangan tersebut dapat tercapai.PSAK mungkin tidak mengatur pengung-
kapan informasi tertentu padahal pengungkapan informasi tersebut diperlu-
kan guna menyajikan laporan keuangan secara wajar. Dalam hal tersebut
maka perusahaan harus memberikan tambahan pengungkapan informasi
yang relevan sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara wajar.
13 Kecepatan inovasi dalam dunia bisnis sering mengakibatkan
belum diaturnya suatu transaksi atau peristiwa dalam PSAK.Dalam kondisi
tersebut, penyajian secara wajar laporan keuangan dapat dicapai dengan
memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan paragraf 14
serta menyajikan informasi menggunakan konsep yang terdapat dalam
kerangka dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Kebijakan Akuntansi
14 Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akun-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.5
tansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan. Jika belum diatur dalam PSAK, maka
manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa
laporan keuangan menyajikan informasi:
a) relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk
pengambilan keputusan; dan
b) dapat diandalkan, dengan pengertian:
i) mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi
keuangan perusahaan;
ii) menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian
atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya;
iii) netral yaitu bebas dari keberpihakan;
iv) mencerminkan kehati-hatian; dan
v) mencakup semua hal yang material.
15 Kebijakan akuntansi adalah prinsip khusus, dasar, konvensi,
peraturan dan praktik yang diterapkan perusahaan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan.
16 Apabila belum ada pengaturan oleh PSAK, maka manjemen
menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan akuntansi
yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan
keuangan.Dalam melakukan pertimbangan tersebut manajemen memper-
hatikan:
a) persyaratan dan pedoman Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah terkait;
b) definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aktiva, kewajiban, peng-
hasilan dan beban yang ditetapkan dalam kerangka dasar Penyu-
sunan dan Penyajian Laporan Keuangan; dan
c) pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan praktik
industri yang lazim sepanjang konsisten dengan huruf a dan b
paragraf ini.
Kelangsungan Usaha
17 Laporan keuangan harus disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha. Apabila laporan keuangan tidak disusun ber-
dasarkan asumsi kelangsungan usaha maka kenyataan tersebut harus
diungkapkan bersama dengan dasar lain yang digunakan dalam
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.6
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
penyusunan laporan keuangan serta alasan mengapa asumsi kelang-
sungan usaha perusahaan tidak dapat digunakan.
18 Manajemen bertanggung jawab untuk mempertimbangkan
apakah asumsi kelangsungan usaha masih layak digunakan dalam
menyiapkan laporan keuangan. Dalam mempertimbangkan apakah dasar
asumsi kelangsungan usaha dapat digunakan, manajemen memperhatikan
semua informasi masa depan yang relevan paling sedikit untuk jangka
waktu 12 bulan dari tanggal neraca.Tingkat pertimbangan tergantung pada
kasus demi kasus. Apabila selama ini perusahaan menghasilkan laba dan
mempunyai akses ke sumber pembiayaan maka asumsi kelangsungan
usaha mungkin dapat disimpulkan tanpa melalui analisis rinci.Dalam kasus
lain, manajemen perlu memperhatikan faktor yang mempengaruhi profita-
bilitas masa kini maupun masa yang akan datang, jadual pembayaran utang
dan sumber potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat menyimpulkan
bahwa asumsi kelangsungan usaha dapat digunakan.
Dasar Akrual
19 Perusahaan harus menyusun laporan keuangan atas
dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
20 Dalam akuntansi akrual, aktiva, kewajiban, ekuiti, penghasil-
an dan beban diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas
diterima dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan pada periode
terjadinya. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan
langsung antara biaya yang timbul dengan pos penghasilan tertentu yang
diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengkaitan biaya dengan pen-
dapatan (matching concept) melibatkan secara bersamaan atau gabung-
an penghasilan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama-
sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama. Misalnya berbagai
komponen beban yang membentuk harga pokok penjualan diakui pada
saat yang sama dengan pengakuan penghasilan yang diperoleh dari pen-
jualan barang yang bersangkutan. Namun demikian penggunaan konsep
“matching” tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang
tidak memenuhi kriteria pengakuan aktiva dan kewajiban. Beban segera
diakui dalam laporan laba-rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan
manfaat ekonomi masa depan atau sepanjang manfaat ekonomi masa
depan tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.7
Konsistensi Penyajian
21 Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangan antar periode harus konsisten kecuali:
a) terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi
perusahaan atau perubahan penyajian akan menghasilkan
penyajian yang lebih tepat atas suatu transaksi atau peristiwa;
atau
b) perubahan tersebut diperkenankan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan.
22 Akusisi atau pelepasan yang signifikan atau kajian ulang
terhadap penyajian laporan keuangan mungkin akan menghasilkan kesim-
pulan bahwa laporan keuangan harus disajikan secara berbeda. Namun
demikian perubahan penyajian dapat dilaksanakan apabila manfaat
perubahan tersebut jelas atau struktur yang baru mempunyai kecenderung-
an akan dipergunakan seterusnya. Apabila dilakukan perubahan penyajian
laporan keuangan, perusahaan harus mengklasifikasi ulang informasi
komparatif sesuai dengan paragraf 28.
Materialitas dan Agregasi
23 Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan
keuangan sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah
yang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis.
24 Laporan keuangan merupakan hasil dari proses atas sejum-
lah transaksi yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya.Tahap akhir
dari proses penggabungan saldo dan pengklasifikasian adalah penyajian
dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan. Jika suatu
klasifikasi pos tidak material maka dapat digabungkan dengan pos lain
yang sejenis dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan.
Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam
laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam
catatan atas laporan keuangan. Informasi dianggap material jika dengan
tidak diungkapkannya informasi tersebut dapat mempengaruhi pengguna
laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi.Untuk menentukan mate-
rialitas suatu pos maka besaran dan sifat unsur tersebut harus dianalisis
dimana masing-masing dapat menjadi faktor penentu.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.8
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
Saling Hapus (Offsetting)
25 Aktiva, kewajiban, Pos-pos penghasilan dan beban di-
sajikan secara terpisah kecuali saling hapus diperkenankan dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
26 Saling hapus akan mempengaruhi pemahaman pengguna
laporan terhadap suatu transaksi yang telah dilakukan dan mempengaruhi
penilaian pengguna laporan atas arus kas perusahaan pada masa depan
kecuali mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa,. Aktiva yang
dilaporkan sebesar nilai setelah dikurangi dengan penyisihan tidak termasuk
kategori saling hapus.
27 Dalam aktivitas normal, perusahaan juga melakukan
transaksi-transaksi lain yang bukan merupakan penghasil utama pendapat-
an dan bersifat insidentil. Hasil dari transaksi tersebut disajikan dengan
mengurangkan setiap pendapatan dengan beban yang berkaitan sepanjang
penyajian tersebut menggambarkan substansi transaksi atau peristiwa
tersebut. Contoh:
a) keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva tidak lancar
termasuk investasi dan aktiva operasional dilaporkan dengan
mengurangkan penerimaan dengan nilai tercatat dan beban yang
timbul akibat pelepasan aktiva tersebut;
b) pengeluaran yang diganti berdasarkan perjanjian kontrak dengan
pihak ketiga disajikan sebesar nilai setelah dikurangi dengan
penggantian yang diterima; dan
c) pos luar biasa disajikan sebesar nilai setelah dikurangi pajak terkait
dan hak minoritas sedangkan nilai bruto disajikan pada catatan atas
laporan keuangan.
Informasi Komparatif
28 Informasi kuantitatif harus diungkapkan secara kompa-
ratif dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh Per-
nyataan Standar Akuntansi Keuangan. Informasi komparatif yang
bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelum-
nya diungkapkan kembali apabila relevan untuk pemahaman laporan
keuangan periode berjalan.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.9
29 Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada
laporan keuangan periode sebelumnya masih releven untuk diungkapkan
pada periode berjalan. Misalnya rincian tentang sengketa hukum yang
dihadapi, dimana hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada periode
sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian, perlu diungkapkan
kembali pada periode berjalan. Pengguna laporan akan memperoleh man-
faat dari informasi adanya ketidakpastian pada tanggal neraca sebelum-
nya dan langkah-langkah yang telah dilakukan pada periode berjalan untuk
mengatasi ketidakpastian tersebut.
30 Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam lapor-
an keuangan diubah maka penyajian periode sebelumnya direklasifi-
kasi untuk memastikan daya banding. Sifat, jumlah serta alasan re-
klasifikasi harus diungkapkan. Apabila reklasifikasi tersebut tidak
praktis dilakukan maka alasannya harus diungkapkan.
31 Terdapat suatu keadaan dimana reklasifikasi guna menjaga
daya banding informasi komparatif dengan informasi pada periode berjalan
tidak praktis dilakukan, misalnya pada periode sebelumnya data dikumpul-
kan sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan dilakukan reklasifikasi
serta tidak praktis untuk menciptakan kembali informasi tersebut. Dalam
keadaan demikian maka sifat penyesuaian terhadap informasi komparatif
yang seharusnya dilakukan harus diungkapkan.
Identifikasi Laporan Keuangan
32 Laporan keuangan diidentifikasikan dan dibedakan
secara jelas dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama.
33 Laporan keuangan sering disajikan sebagai bagian dari
suatu dokumen seperti laporan tahunan atau prospektus.Pernyataan Stan-
dar Akuntansi Keuangan hanya berlaku untuk laporan keuangan dan tidak
berlaku untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan atau
dokumen lainnya. Oleh karena itu sangat penting bagi pengguna untuk
mampu membedakan laporan yang disusun sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan dari informasi lain yang juga bermanfaat bagi
pengguna laporan tetapi tidak perlu disajikan sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.10
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
34 Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi
secara jelas. Disamping itu, informasi berikut ini disajikan dan di-
ulangi, bilamana perlu, pada setiap halaman laporan keuangan:
a) nama perusahaan pelapor atau identitas lain;
b) cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu
entitas atau beberapa entitas;
c) tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan,
mana yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
d) mata uang pelaporan; dan
e) satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
35 Ketentuan paragraf 34 dapat dipenuhi dengan menyajikan
judul halaman dan singkatan judul kolom pada setiap halaman laporan
keuangan.Diperlukan pertimbangan dalam menentukan cara terbaik dalam
menyajikan informasi tersebut diatas. Disamping itu, laporan keuangan
sering lebih mudah dipahami dengan cara menyajikan informasi keuangan
dalam ribuan, jutaan atau milyaran rupiah.Hal ini dapat diterima sepanjang
tingkat ketepatan penyajian diungkapkan dan informasi yang relevan tidak
hilang.
Periode Pelaporan
36 Laporan keuangan setidaknya disajikan secara tahun-
an. Apabila tahun buku perusahaan berubah dan laporan keuangan
tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau pendek dari
periode satu tahun maka sebagai tambahan terhadap periode cakupan
laporan keuangan, perusahaan harus mengungkapkan:
a) alasan penggunaan periode pelaporan selain periode satu
tahunan; dan
b) fakta bahwa jumlah komparatif dalam laporan laba rugi,laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan tidak dapat diperbandingkan.
37 Dalam keadaan sangat luar biasa, perusahaan mungkin
terpaksa atau memutuskan untuk mengubah tanggal neracanya misalnya
akibat di akuisisi oleh perusahaan lain yang mempunyai tanggal neraca
yang berbeda.Dalam kasus seperti ini, pengguna laporan perlu mengetahui
bahwa jumlah yang disajikan pada periode berjalan dan jumlah komparatif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.11
tidak dapat dibandingkan dan alasan perubahan tanggal neraca di-
ungkapkan.
Tepat Waktu
38 Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika
laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan
sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 bulan setelah
tanggal neraca.Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan tidak
cukup menjadi pembenaran atas ketidak mampuan perusahaan menye-
diakan laporan keuangan tepat waktu.
N E R A C A
Pembagian Lancar dengan Tidak Lancar dan Jangka
Pendek dengan Jangka Panjang.
39 Perusahaan menyajikan aktiva lancar terpisah dari
aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari ke-
wajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu yang diatur
dalam SAK khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas
sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.
40 Perusahaan harus mengungkapkan informasi menge-
nai jumlah setiap aktiva yang akan diterima dan kewajiban yang akan
dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.
41 Apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam
siklus operasi perusahaan yang dapat diidentifikasi dengan jelas, maka
klasifikasi aktiva lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek
dan jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat
dengan membedakan aktiva bersih sebagai modal kerja dengan aktiva
yang digunakan untuk operasi jangka panjang. Pengklasifikasian tersebut
juga menonjolkan aktiva yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus
operasi berjalan dan kewajiban yang akan jatuh tempo pada periode yang
sama.Informasi tentang tanggal jatuh tempo aktiva dan kewajiban berman-
faat dalam menilai likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.12
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
Aktiva Lancar
42 Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika
aktiva tersebut:
a) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusaha-
an; atau
b) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek
dan diharapkan akan direalisisr dalam jangka waktu 12 bulan
dari tanggal neraca; atau
c) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi;
Aktiva yang tidak termasuk kategori tersebut diatas diklasifikasikan
sebagai aktiva tidak lancar.
43 Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka
waktu antara perolehan bahan baku memasuki proses dan realisasinya
menjadi kas atau instrumen yang siap dijadikan kas.Aktiva lancar termasuk
persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi
sebagai bagian dari siklus normal operasi perusahaan walaupun aktiva
tersebut tidak diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas
bulan dari tanggal neraca. Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan direalisasi dalam
jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca dan jika lebih dari dua
belas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Untuk tujuan
pengklasifikasian ini, siklus operasi diasumsikan satu tahun kecuali untuk
kegiatan atau industri tertentu dimana jangka waktu yang lebih panjang
jelas lebih layak.
Kewajiban Jangka Pendek
44 Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka pendek, jika:
a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus nor-
mal operasi perusahaan; atau
b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal
neraca.
Semua kewajiban lainnya harus diklasifikasikan sebagai kewajiban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.13
jangka panjang.
45 Kewajiban jangka pendek dapat diklasifikasikan dengan
cara yang serupa dengan aktiva lancar.Beberapa kewajiban jangka pendek
seperti utang dagang dan biaya pegawai serta biaya operasi lainnya mem-
bentuk sebagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal
perusahaan. Pos-pos operasi seperti tersebut diatas diklasifikasikan
sebagai kewajiban jangka pendek walaupun pos-pos tersebut diselesaikan
dalam jangka waktu lebih dari dua belas bulan dari tanggal neraca.
46 Kewajiban jangka pendek lainnya lebih sulit untuk dikaitan
dengan siklus operasi berjalan meskipun akan jatuh tempo dalam jangka
waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca.Misalnya bagian dari kewajiban
berbunga (interest-bearing liabilities) yang akan jatuh tempo dalam periode
berjalan, cerukan, utang dividen, pajak penghasilan dan utang selain utang
dagang. Kewajiban berbunga jangka panjang (interest-bearing liabilities)
yang digunakan untuk membiayai modal kerja dan tidak jatuh tempo dalam
jangka waktu dua belas bulan merupakan kewajiban jangka panjang.
47 Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasi-
kan sebagai kewajiban jangka panjang, walaupun kewajiban tersebut
akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal
neraca, apabila:
a) kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih
dari dua belas bulan;
b) perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya
dengan pendanaan jangka panjang; dan
c) maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian
pembiayaan kembali atau penjadualan kembali pembayaran
yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui.
Jumlah kewajiban yang dikeluarkan dari penyajian dalam kelompok
kewajiban jangka pendek sesuai dengan paragraf ini beserta informasi
yang mendukung penyajian tersebut harus diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
48 Terdapat kewajiban yang akan jatuh tempo dalam siklus
operasi tahun berikutnya, diharapkan dapat dibiayai kembali atau diperpan-
jang kembali sehingga tidak diharapkan adanya penggunaan modal kerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.14
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
lancar. Kewajiban seperti itu merupakan bagian dari pembiayaan jangka
panjang perusahaan dan diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
panjang. Dalam hal tidak terdapat perjanjian mengenai pembiayaan
kembali, maka pembiayaan kembali tidak dapat di asumsikan akan terjadi
secara otomatis sehingga kewajiban harus diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka pendek.Perjanjian kembali harus secara resmi disepakati
sebelum laporan keuangan disetujui yang membuktikan bahwa pada
tanggal neraca substansi kewajiban merupakan kewajiban jangka panjang.
Informasi yang disajikan dalam Neraca
49 Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang
menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi
penyajian secara wajar. Neraca, minimal mencakup pos-pos berikut:
a) aktiva berwujud;
b) aktiva tidak berwujud;
c) aktiva keuangan;
d) investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas;
e) persediaan;
f) piutang usaha dan piutang lainnya;
g) kas dan setara kas;
h) hutang usaha dan utang lainnya;
i) kewajiban yang diestimasi;
j) kewajiban berbunga jangka panjang;
k) hak minoritas; dan
l) modal saham dan pos ekuitas lainnya.
Pos, judul, dan sub-jumlah lain disajikan dalam neraca apabila di-
wajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau apabila
penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan posisi keuangan peru-
sahaan secara wajar.
50 Pernyataan ini tidak mengatur susunan atau format menge-
nai pos-pos yang harus disajikan dalam neraca. Paragraf 49 merupakan
suatu daftar pos-pos yang berbeda dalam sifat maupun fungsinya sehingga
layak disajikan di neraca secara terpisah. Penyesuaian terhadap pos-pos
tersebut diatas meliputi:
a) penambahan pos-pos dilakukan jika PSAK mewajibkan penyajian
secara terpisah dalam neraca, atau apabila suatu pos sangat ma-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.15
terial sehingga penyajian yang terpisah akan membantu penyajian
posisi keuangan secara wajar;
b) istilah yang digunakan dan urutan pos-pos dapat diubah sesuai
dengan sifat perusahaan dan transaksinya guna memberikan infor-
masi yang diperlukan bagi pemahaman posisi keuangan perusahaan
secara menyeluruh.
51 Pertimbangan apakah pos-pos tambahan disajikan secara
terpisah didasarkan atas penilaian dari:
a) sifat, likuiditas dan materialitas aktiva.
b) fungsi pos-pos tersebut dalam perusahaan.
c) jumlah, sifat dan jangka waktu kewajiban.
52 Aktiva dan kewajiban yang berbeda dalam sifat dan fungsi
kadang-kadang diukur dengan dasar pengukuran yang berbeda. Misalnya
aktiva tertentu dicatat atas dasar biaya perolehan atau penilaian kembali,
maka penggunaan dasar pengukuran yang berbeda untuk setiap aktiva
mengindikasikan bahwa sifat dan fungsi aktiva tersebut juga berbeda
sehingga aktiva tersebut harus disajikan secara terpisah.
Informasi Disajikan di Neraca atau di Catatan Atas
Laporan Keuangan
53 Perusahaan harus mengungkapkan, di neraca atau di
catatan atas laporan keuangan,sub-klasifikasi pos-pos yang disajikan,
diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi perusa-
haan. Setiap pos di sub-klasifikasikan, jika memungkinkan, sesuai
dengan sifatnya; dan jumlah terutang atau piutang pada perusahaan
induk, anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa lainnya diungkapkan secara terpisah.
54 Rincian yang tercakup dalam sub-klasifikasi, di neraca atau
di catatan atas laporan keuangan, tergantung pada persyaratan dari PSAK
dan materialitas jumlah pos yang bersangkutan. Faktor-faktor yang diurai-
kan pada paragraf 51 dapat digunakan dalam menentukan dasar bagi sub-
klasifikasi.
55 Perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut di neraca
atau di catatan atas laporan keuangan:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.16
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
a) untuk setiap jenis saham :
i) jumlah saham modal dasar;
ii) jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh;
iii) nilai nominal saham;
iv) ikhtisar perubahan jumlah saham beredar;
v) hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada
setiap jenis saham, termasuk pembatasan atas dividen
dan pembayaran kembali atas modal;
vi) saham perusahaan yang dikuasai oleh perusahaan itu
sendiri atau oleh anak perusahaan atau perusahaan
asosiasi; dan
vii) saham yang dicadangkan untuk hak opsi dan kontrak
penjualan, termasuk nilai dan persyaratannya;
b) penjelasan mengenai sifat dan tujuan pos cadangan dalam
ekuitas;
c) penjelasan apakah dividen yang diusulkan tapi secara resmi
belum disetujui untuk dibayarkan telah diakui atau tidak sebagai
kewajiban; dan
d) jumlah dividen saham preferen kumulatif yang belum diakui.
Perusahaan yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti per-
sekutuan, mengungkapkan informasi yang setara dengan persyaratan
di atas, yang memperlihatkan perubahan dalam suatu periode dari
setiap jenis penyertaan serta hak,keistimewaan dan pembatasan yang
melekat pada setiap jenis penyertaan.
LAPORAN LABA RUGI
Informasi Disajikan dalam Laporan Laba Rugi
56 Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian
rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang di-
perlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal
mencakup pos-pos berikut:
a) pendapatan;
b) laba rugi usaha;
c) beban pinjaman;
d) bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang
diperlakukan menggunakan metode ekuitas;
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.17
e) beban pajak;
f) laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan;
g) pos luar biasa;
h) hak minoritas; dan
i) laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba rugi
apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau
apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja
keuangan perusahaan secara wajar.
57 Berbagai kegiatan, transaksi dan peristiwa menghasilkan
pengaruh berbeda terhadap stabilitas, risiko dan prediksi. Pengungkapan
unsur-unsur kinerja membantu dalam memahami hasil yang dicapai dan
dalam menilai hasil yang akan diperoleh pada masa akan datang. Dalam
rangka menyajikan laporan laba rugi secara wajar maka dapat dilakukan
penambahan pos-pos dan perubahan istilah-istilah yang dipakai serta
perubahan urut-urutan dari pos-pos yang terdapat dalam laporan laba rugi.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan penambahan dan
perubahan tersebut meliputi materialitas, hakekat dan fungsi dari berbagai
komponen pendapatan dan beban.
Informasi Disajikan di Laporan Laba Rugi atau di Catat-
an Atas Laporan Keuangan
58 Perusahaan menyajikan, di laporan laba rugi atau di
catatan atas laporan keuangan, rincian beban dengan menggunakan
klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban di dalam
perusahaan.
59 Perusahaan disarankan untuk menyajikan rincian seperti
tersebut dalam paragraf 58 di atas pada laporan laba rugi. Pos-pos beban
di sub-klasisifikasikan lebih lanjut dalam rangka menonjolkan cakupan
komponen-komponen kinerja keuangan yang mungkin berbeda dalam hal
stabilitas, potensi menghasilkan laba atau rugi dan prediksi. Informasi
tersebut dapat disajikan dengan salah satu dari dua cara.
60 Rincian yang pertama disajikan dengan metode sifat beban.
Beban disajikan dalam laporan laba rugi sesuai dengan sifatnya (contoh:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.18
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
penyusutan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji dan upah,
beban iklan) dan tidak dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusa-
haan. Metode ini sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan kecil
sebab tidak perlu dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan.
Contoh:
Pendapatan X
Pendapatan operasi lain X
Perubahan persediaan barang jadi
dan barang dalam proses X
Bahan baku yang digunakan X
Beban pegawai X
Beban penyusutan dan amortisasi X
Beban operasi lain X
Jumlah beban operasi (X)
Laba operasi X
61 Perubahan persediaan barang jadi dan barang dalam pro-
ses selama suatu periode menggambarkan penyesuaian terhadap beban
produksi yang mencerminkan bahwa produksi meningkatkan jumlah per-
sediaan atau penjualan menurunkan jumlah persediaan barang jadi karena
jumlah penjualan melebihi jumlah produksi.
62 Rincian yang kedua disajikan dengan metode beban fung-
sional atau metode beban pokok penjualan yang mengklasifikasikan beban
sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari harga pokok penjualan,
kegiatan distribusi atau administrasi. Penyajian dengan metode ini mem-
berikan informasi yang lebih relevan kepada pengguna laporan, namun
alokasi biaya ke masing-masing fungsi merupakan proses arbitrase dan
membutuhkan banyak pertimbangan.
Contoh klasifikasi yang menggunakan metode beban fungsional
adalah sebagai berikut:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.19
Pendapatan X
Beban pokok penjualan (X)
Laba kotor X
Pendapatan operasi lainnya X
Beban pemasaran (X)
Beban administrasi dan umum (X)
Beban operasi lain (X)
Laba operasi X
63 Perusahaan yang mengklasifikasikan beban menurut
fungsinya harus mengungkapkan informasi tambahan mengenai sifat
beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi serta biaya
pegawai.
64 Pemilihan metode analisis antara metode harga pokok
penjualan dan metode sifat beban tergantung pada faktor historis dan
industri serta sifat organisasi. Kedua metode tersebut memberikan indikasi
bahwa biaya-biaya dapat berubah, langsung atau tidak langsung, dengan
tingkat penjualan atau produksi. Karena masing-masing metode mem-
punyai manfaat yang berbeda bagi setiap jenis perusahaan maka Per-
nyataan ini memberikan kebebasan memilih metode yang paling meng-
hasilkan penyajian elemen laporan laba rugi secara wajar.Namun demikian,
karena informasi yang disajikan dengan metode sifat beban berguna dalam
memprediksi arus kas pada masa depan maka pengungkapan tambahan
diperlukan apabila informasi disajikan dengan metode harga pokok
penjualan.
65 Perusahaan mengungkapkan dalam laporan laba rugi
atau dalam catatan atas laporan keuangan; jumlah dividen per saham
yang diumumkan.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
66 Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan
ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menun-
jukkan:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.20
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
a) laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan;
b) setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian
beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui
secara langsung dalam ekuitas;
c) pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait.
d) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik;
e) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode
serta perubahannya; dan
f) rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal
saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
67 Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan pening-
katan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode ber-
sangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.Laporan perubahan ekuitas, kecuali
untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham
seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah
keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama
periode yang bersangkutan
LAPORAN ARUS KAS
68 Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
S t r u k t u r
69 Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus
kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
a) informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap
peristiwa dan transaksi yang penting;
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.21
b) informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas ;
c) informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara
wajar.
70 Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif
atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti
kewajiban kontinjensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga
mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-
pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar.
71 Dalam rangka membantu pengguna laporan memahami
laporan keuangan dan membandingkannya dengan laporan keuangan
perusahaan lain, maka catatan atas laporan keuangan umumnya disajikan
dengan urutan sebagai berikut:
a) pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akun-
tansi yang diterapkan;
b) informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan
sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan
dan urutan penyajian komponen laporan keuangan;
c) pengungkapan lain termasuk kontinjensi, komitmen dan pengung-
kapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-
keuangan.
Sistematika struktur dalam catatan atas laporan keuangan agar tetap
dipertahankan sepanjang hal tersebut praktis untuk dilaksanakan
Penyajian Kebijakan Akuntansi
72 Bagian kebijakan akuntansi dalam catatan atas laporan
keuangan menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
a) dasar pengukuran dalam menyiapkan laporan keuangan;
b) kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan guna memahami
laporan keuangan secara benar.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.22
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
73 Pengguna laporan perlu mengetahui dasar pengukuran
yang digunakan (nilai historis, nilai pasar, nilai realisasi, nilai wajar atau
nilai sekarang) sebagai landasan dalam penyiapan laporan keuangan.
Apabila lebih dari satu dasar pengukuran digunakan dalam laporan keuang-
an, maka informasi yang disajikan cukup memadai untuk dapat mengindi-
kasikan aktiva dan kewajiban yang menggunakan dasar pengukuran
tersebut. Selanjutnya, dalam menentukan apakah kebijakan akuntansi
tertentu harus diungkapkan, manajemen mempertimbangkan apakah peng-
ungkapan tersebut akan membantu pengguna laporan untuk memahami
bagaimana transaksi dan peristiwa tercermin di laporan laba rugi dan
neraca. Kebijakan akuntansi meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal
sebagai berikut:
a) pengakuan pendapatan;
b) prinsip-prinsip konsolidasi;
c) penggabungan usaha;
d) joint venture;
e) pengakuan beban termasuk metode penyusutan atau amortisasi
aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud;
f) kapitalisasi biaya pinjaman dan pengeluaran lainnya;
g) kontrak konstruksi;
h) properti investasi;
i) instrumen keuangan dan investasi;
j) sewa guna usaha;
k) biaya riset dan pengembangan;
l) persediaan
m) pajak termasuk pajak tangguhan;
n) penyisihan;
o) biaya manfaat pensiun;
p) penjabaran mata uang asing dan hedging;
q) definisi segmen usaha dan geografis dan dasar alokasi biaya antar
segmen;
r) definisi kas dan setara kas;
s) akuntansi inflasi; dan
t) hibah pemerintah.
Pengungkapan Lain
74 Perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut ini jika
tidak diungkapkan dibagian manapun dari informasi yang dipublikasi-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.23
kan bersama dengan laporan keuangan:
a) domisili dan bentuk hukum perusahaan, negara tempat pen-
dirian perusahaan,alamat kantor pusat perusahaan serta lokasi
utama bisnis jika berbeda dari lokasi kantor pusat;
b) keterangan mengenai hakekat operasi dan kegiatan utama
perusahaan;
c) nama perusahaan dalam grup, nama perusahaan asosiasi,
nama perusahaan induk dan perusahaan holding;
d) nama anggota direksi dan komisaris; dan
e) jumlah karyawan pada akhir periode atau rata-rata jumlah
karyawan selama periode yang bersangkutan.
75 Untuk setiap jenis pinjaman atau penerbitan surat ber-
harga yang bersifat utang dalam mata uang asing, perusahaan harus
mengungkapkan informasi berikut ini:
a) karakteristik umum dari setiap pinjaman dan surat berharga
yang bersifat utang termasuk informasi mengenai suku bunga
dan nama kreditur;
b) nilai nominal dalam mata uang asing, jangka waktu pinjaman,
tanggal jatuh tempo, jadual angsuran atau pembayaran;
c) dasar konversi utang menjadi efek lain jika pinjaman dapat di
konversi;
d) nilai kurs yang digunakan pada tanggal neraca;
e) jaminan kredit;
f) hal penting lain, misalnya persyaratan kredit tidak dipenuhi.
76 Apabila suatu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
diterapkan sebelum tanggal berlaku efektif dan penerapan lebih dini
tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Pernya-
taan tersebut, maka fakta tersebut harus diungkapkan.
TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
77 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ini berlaku
efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang
mencakup periode laporan yang dimulai tanggal 1 Januari 1999. Pe-
nerapan lebih dini dianjurkan.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.24
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
L a m p i r a n
Ilustrasi Perubahan Ekuitas
Lampiran ini hanya ilustrasi dan bukan bagian dari Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan ini.Tujuan lampiran ini adalah mengilustrasi-
kan penerapan Pernyataan ini dalam rangka membantu memahami artinya.
Urutan penyajian dan deskripsi, bila perlu, dapat diubah sesuai dengan
kondisi masing-masing perusahaan agar tercapai penyajian laporan
keuangan secara wajar, dengan memperhatikan PSAK terkait.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998)
1.25
PT XYZ dan Anak Perusahaan
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 19-2
(dalam ribuan rupiah)
Modal Agio Selisih Selisih Saldo Jumlah
Saham Saham Revaluasi Kurs Laba
Saldo per 31/12/19-0 X X X (X) X X
Perubahan kebijakan akuntansi - - - - (X) (X)
Saldo yang disajikan kembali X X X (X) X X
Selisih revaluasi aktiva tetap X X
Laba Rugi belum direalisasi
dari pemilikan efek (X) (X)
Selisih kurs (X) (X)
Keuntungan/kerugian
neto yang tidak diakui
pada laporan laba rugi X (X) X
Laba bersih periode berjalan X X
Dividen (X) (X)
Penempatan modal saham X X X
Saldo per 31/12/19-1 X X X (X) X X
Selisih revaluasi aktiva tetap (X) (X)
Laba Rugi belum direalisasi
dari pemilikan efek X X
Selisih kurs (X) (X)
Keuntungan/kerugian
neto yang tidak diakui
pada laporan laba rugi (X) (X) (X)
Laba bersih periode berjalan X X
Dividen (X) (X)
Penerbitan modal saham X X X
Saldo per 31/12/19-2 X X X (X) X X

More Related Content

What's hot

Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-20042015
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-20042015Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-20042015
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-20042015Ryan Aviantara
 
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)Yuswadi Mulya
 
HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018
HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018
HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018hani168
 
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 04 Catatan atas Laporan KeuanganPSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 04 Catatan atas Laporan KeuanganFox Broadcasting
 
Softskill 1 Perbandingan PSAK dengan IFRS(IAS)
Softskill  1 Perbandingan PSAK dengan IFRS(IAS)Softskill  1 Perbandingan PSAK dengan IFRS(IAS)
Softskill 1 Perbandingan PSAK dengan IFRS(IAS)Awallin Oktavia
 
Overview psak-eff-2015-versi-15092014
Overview psak-eff-2015-versi-15092014Overview psak-eff-2015-versi-15092014
Overview psak-eff-2015-versi-15092014Sri Apriyanti Husain
 
Laporan mini riset tentang perbedaan format lkpp 2013 dengan lapkeu pt. indof...
Laporan mini riset tentang perbedaan format lkpp 2013 dengan lapkeu pt. indof...Laporan mini riset tentang perbedaan format lkpp 2013 dengan lapkeu pt. indof...
Laporan mini riset tentang perbedaan format lkpp 2013 dengan lapkeu pt. indof...Eva Cahyati
 
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan KoperasiEkonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan KoperasiRisky Saputra
 
Makalah ifrs
Makalah ifrsMakalah ifrs
Makalah ifrsdhanmora
 
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014Sri Apriyanti Husain
 
Ringkasan materi-sak-etap
Ringkasan materi-sak-etapRingkasan materi-sak-etap
Ringkasan materi-sak-etapheri baskoro
 

What's hot (16)

Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-20042015
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-20042015Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-20042015
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-20042015
 
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
Akuntansi etap-rumah-sakit (1)
 
Sak etap
Sak etapSak etap
Sak etap
 
HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018
HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018
HANI, PSAK, Suryanih, STIAMI 2018
 
Psak 1, penyajian lap.keu
Psak 1, penyajian lap.keuPsak 1, penyajian lap.keu
Psak 1, penyajian lap.keu
 
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 04 Catatan atas Laporan KeuanganPSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
 
Softskill 1 Perbandingan PSAK dengan IFRS(IAS)
Softskill  1 Perbandingan PSAK dengan IFRS(IAS)Softskill  1 Perbandingan PSAK dengan IFRS(IAS)
Softskill 1 Perbandingan PSAK dengan IFRS(IAS)
 
Sak etap-unsera
Sak etap-unseraSak etap-unsera
Sak etap-unsera
 
Overview psak-eff-2015-versi-15092014
Overview psak-eff-2015-versi-15092014Overview psak-eff-2015-versi-15092014
Overview psak-eff-2015-versi-15092014
 
Laporan mini riset tentang perbedaan format lkpp 2013 dengan lapkeu pt. indof...
Laporan mini riset tentang perbedaan format lkpp 2013 dengan lapkeu pt. indof...Laporan mini riset tentang perbedaan format lkpp 2013 dengan lapkeu pt. indof...
Laporan mini riset tentang perbedaan format lkpp 2013 dengan lapkeu pt. indof...
 
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan KoperasiEkonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
Ekonomi Koperasi - Laporan Keuangan Koperasi
 
Makalah ifrs
Makalah ifrsMakalah ifrs
Makalah ifrs
 
PSAK 1—revisi 2009
PSAK 1—revisi 2009PSAK 1—revisi 2009
PSAK 1—revisi 2009
 
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-revisi-2013-15092014
 
Ringkasan materi-sak-etap
Ringkasan materi-sak-etapRingkasan materi-sak-etap
Ringkasan materi-sak-etap
 
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAPPerbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
 

Similar to PSAK1

Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan
Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuanganKerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan
Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuanganNita Putri
 
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...NormaSelestia
 
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-Revisi-2013-08082016.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-Revisi-2013-08082016.pptxPSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-Revisi-2013-08082016.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-Revisi-2013-08082016.pptxDexMaru
 
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptxPSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptxDonnaPermataSari
 
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAndy 'ndut
 
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANAKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANLetifa Wahyuni
 
Kupdf.com bab 6-teori-akuntansi-kerangka-konseptual-untuk-akuntansi-dan-pelap...
Kupdf.com bab 6-teori-akuntansi-kerangka-konseptual-untuk-akuntansi-dan-pelap...Kupdf.com bab 6-teori-akuntansi-kerangka-konseptual-untuk-akuntansi-dan-pelap...
Kupdf.com bab 6-teori-akuntansi-kerangka-konseptual-untuk-akuntansi-dan-pelap...yulfanifani
 
Ringkasan materi-sak-etap (1)
Ringkasan materi-sak-etap (1)Ringkasan materi-sak-etap (1)
Ringkasan materi-sak-etap (1)heri baskoro
 
PPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptxPPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptxssusereda2ea1
 
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptxilham988553
 
Akuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuanganAkuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuanganIma Rosmiati
 
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
SAP-dan-Sektor-Publik-22032019.pptx
SAP-dan-Sektor-Publik-22032019.pptxSAP-dan-Sektor-Publik-22032019.pptx
SAP-dan-Sektor-Publik-22032019.pptxagungatk
 
Perbandiangan antara PSAK Besar -ETAP.pptx
Perbandiangan antara PSAK Besar -ETAP.pptxPerbandiangan antara PSAK Besar -ETAP.pptx
Perbandiangan antara PSAK Besar -ETAP.pptxssuserb41382
 

Similar to PSAK1 (20)

Konvergensi PSAK ke IFRS
Konvergensi PSAK ke IFRSKonvergensi PSAK ke IFRS
Konvergensi PSAK ke IFRS
 
Viii.g.7 2
Viii.g.7 2Viii.g.7 2
Viii.g.7 2
 
Presentation3
Presentation3Presentation3
Presentation3
 
Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan
Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuanganKerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan
Kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan
 
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
NDAMPAK PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK-ETAP DALAM PELAPORAN...
 
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
 
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-Revisi-2013-08082016.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-Revisi-2013-08082016.pptxPSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-Revisi-2013-08082016.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-Revisi-2013-08082016.pptx
 
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptxPSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptx
PSAK-1-Penyajian-Laporan-Keuangan-IAS-1-15092018.pptx
 
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH
 
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGANAKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
 
Kupdf.com bab 6-teori-akuntansi-kerangka-konseptual-untuk-akuntansi-dan-pelap...
Kupdf.com bab 6-teori-akuntansi-kerangka-konseptual-untuk-akuntansi-dan-pelap...Kupdf.com bab 6-teori-akuntansi-kerangka-konseptual-untuk-akuntansi-dan-pelap...
Kupdf.com bab 6-teori-akuntansi-kerangka-konseptual-untuk-akuntansi-dan-pelap...
 
Ringkasan materi-sak-etap (1)
Ringkasan materi-sak-etap (1)Ringkasan materi-sak-etap (1)
Ringkasan materi-sak-etap (1)
 
PPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptxPPT PALP XI AKL.pptx
PPT PALP XI AKL.pptx
 
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
 
Modul akuntansi keuangan
Modul akuntansi keuanganModul akuntansi keuangan
Modul akuntansi keuangan
 
Tugas ujian teori akuntansi
Tugas ujian teori akuntansi Tugas ujian teori akuntansi
Tugas ujian teori akuntansi
 
Akuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuanganAkuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuangan
 
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporer
 
SAP-dan-Sektor-Publik-22032019.pptx
SAP-dan-Sektor-Publik-22032019.pptxSAP-dan-Sektor-Publik-22032019.pptx
SAP-dan-Sektor-Publik-22032019.pptx
 
Perbandiangan antara PSAK Besar -ETAP.pptx
Perbandiangan antara PSAK Besar -ETAP.pptxPerbandiangan antara PSAK Besar -ETAP.pptx
Perbandiangan antara PSAK Besar -ETAP.pptx
 

More from Nita Putri (20)

PSAK seri I
PSAK seri IPSAK seri I
PSAK seri I
 
Psak17
Psak17Psak17
Psak17
 
Psak16(ed 0809)
Psak16(ed 0809)Psak16(ed 0809)
Psak16(ed 0809)
 
Psak16
Psak16Psak16
Psak16
 
Psak15
Psak15Psak15
Psak15
 
Psak14
Psak14Psak14
Psak14
 
Psak13
Psak13Psak13
Psak13
 
Psak12
Psak12Psak12
Psak12
 
Psak11
Psak11Psak11
Psak11
 
Psak10
Psak10Psak10
Psak10
 
Psak09
Psak09Psak09
Psak09
 
Psak08
Psak08Psak08
Psak08
 
Psak05
Psak05Psak05
Psak05
 
Psak04
Psak04Psak04
Psak04
 
Psak02
Psak02Psak02
Psak02
 
Psak20
Psak20Psak20
Psak20
 
Psak01
Psak01Psak01
Psak01
 
Psak03
Psak03Psak03
Psak03
 
Psak06
Psak06Psak06
Psak06
 
Psak07
Psak07Psak07
Psak07
 

PSAK1

  • 1. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.1 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 1998) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca dalam konteks dengan paragraf-paragraf penjelasan serta Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk hal-hal yang tidak material. Pe n d a h u l u a n Pemahaman dan dapat dibandingkannya laporan keuangan antar perusa- haan akan semakin meningkat apabila laporan keuangan disajikan dalam format yang seragam dan menggunakan deskripsi yang sama untuk pos- pos yang sejenis. Namun demikian dalam kenyataannya keseragaman tersebut mungkin sulit diterapkan bahkan dapat menghalangi perusahaan untuk memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan sesuai dengan kondisi masing-masing perusahaan. Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: a) penerapan persyaratan dalam PSAK termasuk persyaratan pengungkapan; b) pemberian pedoman struktur laporan keuangan termasuk per- syaratan minimum dari setiap komponen utama laporan, kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan; c) penetapan persyaratan praktis untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan Materialitas, Kelangsungan Usaha, Pemilihan Kebijakan Akuntansi dalam hal tidak ada pengaturan oleh PSAK, Konsistensi dan Penyajian Informasi Komparatif. Tu j u a n Tujuan pernyataan ini adalah menetapkan dasar-dasar bagi penyajian
  • 2. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.2 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial state- ments) yang selanjutnya disebut “Laporan Keuangan” agar dapat diban- dingkan baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain. Pengakuan, peng- ukuran dan pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi terkait. Ruang Lingkup 01 Pernyataan ini diterapkan dalam penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. 02 Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan dalam dokumen publik lainya seperti laporan tahunan atau prospektus.Pernyataan ini berlaku pula untuk laporan keuangan konsolidasian. 03 Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi perusahaan yang berorientasi profit. Organisasi Nirlaba dan perusahaan lainnya yang akan menerapkan standar ini mungkin perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap deskripsi beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan dan istilah laporan keuangan itu sendiri serta dapat pula menyajikan komponen-komponen tambahan dalam laporan keuangannya. 04 Pernyataan ini menggantikan PSAK 1 tentang Pengung- kapan Kebijakan Akuntansi dan PSAK 9 tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek. Tujuan Laporan Keuangan 05 Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah mem- berikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan per- tanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-
  • 3. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.3 sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: a) aktiva; b) kewajiban; c) ekuitas; d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan e) arus kas. Informasi tersebut diatas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam mem- prediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal waktu dan ke- pastian diperolehnya kas dan setara kas. Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan 06 Manajemen perusahaan bertanggungjawab atas penyusun- an dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Komponen Laporan Keuangan 07 Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen- komponen berikut ini: a) neraca, b) laporan laba-rugi, c) laporan perubahan ekuitas, d) laporan arus kas, dan e) catatan atas laporan keuangan. Informasi Tambahan 08 Perusahaan dianjurkan untuk menyajikan telaahan keuang- an yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja ke- uangan, posisi keuangan perusahaan dan kondisi ketidakpastian 09 Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap
  • 4. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.4 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Penyajian Secara Wajar 10 Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar po- sisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai peng- ungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan atas Laporan Ke- uangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkan pe- nyajian yang wajar walaupun pengungkapkan tersebut tidak diharus- kan oleh PSAK. 11 Apabila PSAK belum mengatur masalah pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, maka penyajian secara wajar dapat dicapai melalui pemi- lihan dan penerapan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan parag- raf 14 serta menyajikan jumlah yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang relevan, andal, dapat diban- dingkan dan dapat dipahami. 12 PSAK dimaksudkan agar laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja dan arus kas sehingga tujuan laporan keuangan tersebut dapat tercapai.PSAK mungkin tidak mengatur pengung- kapan informasi tertentu padahal pengungkapan informasi tersebut diperlu- kan guna menyajikan laporan keuangan secara wajar. Dalam hal tersebut maka perusahaan harus memberikan tambahan pengungkapan informasi yang relevan sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara wajar. 13 Kecepatan inovasi dalam dunia bisnis sering mengakibatkan belum diaturnya suatu transaksi atau peristiwa dalam PSAK.Dalam kondisi tersebut, penyajian secara wajar laporan keuangan dapat dicapai dengan memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan paragraf 14 serta menyajikan informasi menggunakan konsep yang terdapat dalam kerangka dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Kebijakan Akuntansi 14 Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akun-
  • 5. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.5 tansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jika belum diatur dalam PSAK, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi: a) relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan; dan b) dapat diandalkan, dengan pengertian: i) mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan; ii) menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya; iii) netral yaitu bebas dari keberpihakan; iv) mencerminkan kehati-hatian; dan v) mencakup semua hal yang material. 15 Kebijakan akuntansi adalah prinsip khusus, dasar, konvensi, peraturan dan praktik yang diterapkan perusahaan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. 16 Apabila belum ada pengaturan oleh PSAK, maka manjemen menggunakan pertimbangannya untuk menetapkan kebijakan akuntansi yang memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan.Dalam melakukan pertimbangan tersebut manajemen memper- hatikan: a) persyaratan dan pedoman Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah terkait; b) definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aktiva, kewajiban, peng- hasilan dan beban yang ditetapkan dalam kerangka dasar Penyu- sunan dan Penyajian Laporan Keuangan; dan c) pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan praktik industri yang lazim sepanjang konsisten dengan huruf a dan b paragraf ini. Kelangsungan Usaha 17 Laporan keuangan harus disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha. Apabila laporan keuangan tidak disusun ber- dasarkan asumsi kelangsungan usaha maka kenyataan tersebut harus diungkapkan bersama dengan dasar lain yang digunakan dalam
  • 6. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.6 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) penyusunan laporan keuangan serta alasan mengapa asumsi kelang- sungan usaha perusahaan tidak dapat digunakan. 18 Manajemen bertanggung jawab untuk mempertimbangkan apakah asumsi kelangsungan usaha masih layak digunakan dalam menyiapkan laporan keuangan. Dalam mempertimbangkan apakah dasar asumsi kelangsungan usaha dapat digunakan, manajemen memperhatikan semua informasi masa depan yang relevan paling sedikit untuk jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.Tingkat pertimbangan tergantung pada kasus demi kasus. Apabila selama ini perusahaan menghasilkan laba dan mempunyai akses ke sumber pembiayaan maka asumsi kelangsungan usaha mungkin dapat disimpulkan tanpa melalui analisis rinci.Dalam kasus lain, manajemen perlu memperhatikan faktor yang mempengaruhi profita- bilitas masa kini maupun masa yang akan datang, jadual pembayaran utang dan sumber potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha dapat digunakan. Dasar Akrual 19 Perusahaan harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. 20 Dalam akuntansi akrual, aktiva, kewajiban, ekuiti, penghasil- an dan beban diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dengan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengkaitan biaya dengan pen- dapatan (matching concept) melibatkan secara bersamaan atau gabung- an penghasilan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama- sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama. Misalnya berbagai komponen beban yang membentuk harga pokok penjualan diakui pada saat yang sama dengan pengakuan penghasilan yang diperoleh dari pen- jualan barang yang bersangkutan. Namun demikian penggunaan konsep “matching” tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi kriteria pengakuan aktiva dan kewajiban. Beban segera diakui dalam laporan laba-rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.
  • 7. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.7 Konsistensi Penyajian 21 Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali: a) terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi perusahaan atau perubahan penyajian akan menghasilkan penyajian yang lebih tepat atas suatu transaksi atau peristiwa; atau b) perubahan tersebut diperkenankan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. 22 Akusisi atau pelepasan yang signifikan atau kajian ulang terhadap penyajian laporan keuangan mungkin akan menghasilkan kesim- pulan bahwa laporan keuangan harus disajikan secara berbeda. Namun demikian perubahan penyajian dapat dilaksanakan apabila manfaat perubahan tersebut jelas atau struktur yang baru mempunyai kecenderung- an akan dipergunakan seterusnya. Apabila dilakukan perubahan penyajian laporan keuangan, perusahaan harus mengklasifikasi ulang informasi komparatif sesuai dengan paragraf 28. Materialitas dan Agregasi 23 Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis. 24 Laporan keuangan merupakan hasil dari proses atas sejum- lah transaksi yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya.Tahap akhir dari proses penggabungan saldo dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material maka dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan. Informasi dianggap material jika dengan tidak diungkapkannya informasi tersebut dapat mempengaruhi pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi.Untuk menentukan mate- rialitas suatu pos maka besaran dan sifat unsur tersebut harus dianalisis dimana masing-masing dapat menjadi faktor penentu.
  • 8. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.8 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) Saling Hapus (Offsetting) 25 Aktiva, kewajiban, Pos-pos penghasilan dan beban di- sajikan secara terpisah kecuali saling hapus diperkenankan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. 26 Saling hapus akan mempengaruhi pemahaman pengguna laporan terhadap suatu transaksi yang telah dilakukan dan mempengaruhi penilaian pengguna laporan atas arus kas perusahaan pada masa depan kecuali mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa,. Aktiva yang dilaporkan sebesar nilai setelah dikurangi dengan penyisihan tidak termasuk kategori saling hapus. 27 Dalam aktivitas normal, perusahaan juga melakukan transaksi-transaksi lain yang bukan merupakan penghasil utama pendapat- an dan bersifat insidentil. Hasil dari transaksi tersebut disajikan dengan mengurangkan setiap pendapatan dengan beban yang berkaitan sepanjang penyajian tersebut menggambarkan substansi transaksi atau peristiwa tersebut. Contoh: a) keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva tidak lancar termasuk investasi dan aktiva operasional dilaporkan dengan mengurangkan penerimaan dengan nilai tercatat dan beban yang timbul akibat pelepasan aktiva tersebut; b) pengeluaran yang diganti berdasarkan perjanjian kontrak dengan pihak ketiga disajikan sebesar nilai setelah dikurangi dengan penggantian yang diterima; dan c) pos luar biasa disajikan sebesar nilai setelah dikurangi pajak terkait dan hak minoritas sedangkan nilai bruto disajikan pada catatan atas laporan keuangan. Informasi Komparatif 28 Informasi kuantitatif harus diungkapkan secara kompa- ratif dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh Per- nyataan Standar Akuntansi Keuangan. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelum- nya diungkapkan kembali apabila relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
  • 9. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.9 29 Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporan keuangan periode sebelumnya masih releven untuk diungkapkan pada periode berjalan. Misalnya rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi, dimana hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian, perlu diungkapkan kembali pada periode berjalan. Pengguna laporan akan memperoleh man- faat dari informasi adanya ketidakpastian pada tanggal neraca sebelum- nya dan langkah-langkah yang telah dilakukan pada periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut. 30 Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam lapor- an keuangan diubah maka penyajian periode sebelumnya direklasifi- kasi untuk memastikan daya banding. Sifat, jumlah serta alasan re- klasifikasi harus diungkapkan. Apabila reklasifikasi tersebut tidak praktis dilakukan maka alasannya harus diungkapkan. 31 Terdapat suatu keadaan dimana reklasifikasi guna menjaga daya banding informasi komparatif dengan informasi pada periode berjalan tidak praktis dilakukan, misalnya pada periode sebelumnya data dikumpul- kan sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan dilakukan reklasifikasi serta tidak praktis untuk menciptakan kembali informasi tersebut. Dalam keadaan demikian maka sifat penyesuaian terhadap informasi komparatif yang seharusnya dilakukan harus diungkapkan. Identifikasi Laporan Keuangan 32 Laporan keuangan diidentifikasikan dan dibedakan secara jelas dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama. 33 Laporan keuangan sering disajikan sebagai bagian dari suatu dokumen seperti laporan tahunan atau prospektus.Pernyataan Stan- dar Akuntansi Keuangan hanya berlaku untuk laporan keuangan dan tidak berlaku untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan tahunan atau dokumen lainnya. Oleh karena itu sangat penting bagi pengguna untuk mampu membedakan laporan yang disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dari informasi lain yang juga bermanfaat bagi pengguna laporan tetapi tidak perlu disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
  • 10. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.10 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 34 Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas. Disamping itu, informasi berikut ini disajikan dan di- ulangi, bilamana perlu, pada setiap halaman laporan keuangan: a) nama perusahaan pelapor atau identitas lain; b) cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entitas atau beberapa entitas; c) tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan; d) mata uang pelaporan; dan e) satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. 35 Ketentuan paragraf 34 dapat dipenuhi dengan menyajikan judul halaman dan singkatan judul kolom pada setiap halaman laporan keuangan.Diperlukan pertimbangan dalam menentukan cara terbaik dalam menyajikan informasi tersebut diatas. Disamping itu, laporan keuangan sering lebih mudah dipahami dengan cara menyajikan informasi keuangan dalam ribuan, jutaan atau milyaran rupiah.Hal ini dapat diterima sepanjang tingkat ketepatan penyajian diungkapkan dan informasi yang relevan tidak hilang. Periode Pelaporan 36 Laporan keuangan setidaknya disajikan secara tahun- an. Apabila tahun buku perusahaan berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau pendek dari periode satu tahun maka sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, perusahaan harus mengungkapkan: a) alasan penggunaan periode pelaporan selain periode satu tahunan; dan b) fakta bahwa jumlah komparatif dalam laporan laba rugi,laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan. 37 Dalam keadaan sangat luar biasa, perusahaan mungkin terpaksa atau memutuskan untuk mengubah tanggal neracanya misalnya akibat di akuisisi oleh perusahaan lain yang mempunyai tanggal neraca yang berbeda.Dalam kasus seperti ini, pengguna laporan perlu mengetahui bahwa jumlah yang disajikan pada periode berjalan dan jumlah komparatif
  • 11. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.11 tidak dapat dibandingkan dan alasan perubahan tanggal neraca di- ungkapkan. Tepat Waktu 38 Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca.Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidak mampuan perusahaan menye- diakan laporan keuangan tepat waktu. N E R A C A Pembagian Lancar dengan Tidak Lancar dan Jangka Pendek dengan Jangka Panjang. 39 Perusahaan menyajikan aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari ke- wajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK khusus. Aktiva lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya. 40 Perusahaan harus mengungkapkan informasi menge- nai jumlah setiap aktiva yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca. 41 Apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan yang dapat diidentifikasi dengan jelas, maka klasifikasi aktiva lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aktiva bersih sebagai modal kerja dengan aktiva yang digunakan untuk operasi jangka panjang. Pengklasifikasian tersebut juga menonjolkan aktiva yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus operasi berjalan dan kewajiban yang akan jatuh tempo pada periode yang sama.Informasi tentang tanggal jatuh tempo aktiva dan kewajiban berman- faat dalam menilai likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
  • 12. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.12 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) Aktiva Lancar 42 Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut: a) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusaha- an; atau b) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisisr dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau c) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi; Aktiva yang tidak termasuk kategori tersebut diatas diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. 43 Siklus operasi perusahaan merupakan rata-rata jangka waktu antara perolehan bahan baku memasuki proses dan realisasinya menjadi kas atau instrumen yang siap dijadikan kas.Aktiva lancar termasuk persediaan dan piutang dagang yang dijual, dikonsumsi dan direalisasi sebagai bagian dari siklus normal operasi perusahaan walaupun aktiva tersebut tidak diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca dan jika lebih dari dua belas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar. Untuk tujuan pengklasifikasian ini, siklus operasi diasumsikan satu tahun kecuali untuk kegiatan atau industri tertentu dimana jangka waktu yang lebih panjang jelas lebih layak. Kewajiban Jangka Pendek 44 Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika: a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus nor- mal operasi perusahaan; atau b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Semua kewajiban lainnya harus diklasifikasikan sebagai kewajiban
  • 13. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.13 jangka panjang. 45 Kewajiban jangka pendek dapat diklasifikasikan dengan cara yang serupa dengan aktiva lancar.Beberapa kewajiban jangka pendek seperti utang dagang dan biaya pegawai serta biaya operasi lainnya mem- bentuk sebagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal perusahaan. Pos-pos operasi seperti tersebut diatas diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek walaupun pos-pos tersebut diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari dua belas bulan dari tanggal neraca. 46 Kewajiban jangka pendek lainnya lebih sulit untuk dikaitan dengan siklus operasi berjalan meskipun akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca.Misalnya bagian dari kewajiban berbunga (interest-bearing liabilities) yang akan jatuh tempo dalam periode berjalan, cerukan, utang dividen, pajak penghasilan dan utang selain utang dagang. Kewajiban berbunga jangka panjang (interest-bearing liabilities) yang digunakan untuk membiayai modal kerja dan tidak jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan merupakan kewajiban jangka panjang. 47 Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasi- kan sebagai kewajiban jangka panjang, walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca, apabila: a) kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan; b) perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan jangka panjang; dan c) maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan kembali atau penjadualan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui. Jumlah kewajiban yang dikeluarkan dari penyajian dalam kelompok kewajiban jangka pendek sesuai dengan paragraf ini beserta informasi yang mendukung penyajian tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 48 Terdapat kewajiban yang akan jatuh tempo dalam siklus operasi tahun berikutnya, diharapkan dapat dibiayai kembali atau diperpan- jang kembali sehingga tidak diharapkan adanya penggunaan modal kerja
  • 14. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.14 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) lancar. Kewajiban seperti itu merupakan bagian dari pembiayaan jangka panjang perusahaan dan diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Dalam hal tidak terdapat perjanjian mengenai pembiayaan kembali, maka pembiayaan kembali tidak dapat di asumsikan akan terjadi secara otomatis sehingga kewajiban harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek.Perjanjian kembali harus secara resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui yang membuktikan bahwa pada tanggal neraca substansi kewajiban merupakan kewajiban jangka panjang. Informasi yang disajikan dalam Neraca 49 Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca, minimal mencakup pos-pos berikut: a) aktiva berwujud; b) aktiva tidak berwujud; c) aktiva keuangan; d) investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas; e) persediaan; f) piutang usaha dan piutang lainnya; g) kas dan setara kas; h) hutang usaha dan utang lainnya; i) kewajiban yang diestimasi; j) kewajiban berbunga jangka panjang; k) hak minoritas; dan l) modal saham dan pos ekuitas lainnya. Pos, judul, dan sub-jumlah lain disajikan dalam neraca apabila di- wajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan posisi keuangan peru- sahaan secara wajar. 50 Pernyataan ini tidak mengatur susunan atau format menge- nai pos-pos yang harus disajikan dalam neraca. Paragraf 49 merupakan suatu daftar pos-pos yang berbeda dalam sifat maupun fungsinya sehingga layak disajikan di neraca secara terpisah. Penyesuaian terhadap pos-pos tersebut diatas meliputi: a) penambahan pos-pos dilakukan jika PSAK mewajibkan penyajian secara terpisah dalam neraca, atau apabila suatu pos sangat ma-
  • 15. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.15 terial sehingga penyajian yang terpisah akan membantu penyajian posisi keuangan secara wajar; b) istilah yang digunakan dan urutan pos-pos dapat diubah sesuai dengan sifat perusahaan dan transaksinya guna memberikan infor- masi yang diperlukan bagi pemahaman posisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. 51 Pertimbangan apakah pos-pos tambahan disajikan secara terpisah didasarkan atas penilaian dari: a) sifat, likuiditas dan materialitas aktiva. b) fungsi pos-pos tersebut dalam perusahaan. c) jumlah, sifat dan jangka waktu kewajiban. 52 Aktiva dan kewajiban yang berbeda dalam sifat dan fungsi kadang-kadang diukur dengan dasar pengukuran yang berbeda. Misalnya aktiva tertentu dicatat atas dasar biaya perolehan atau penilaian kembali, maka penggunaan dasar pengukuran yang berbeda untuk setiap aktiva mengindikasikan bahwa sifat dan fungsi aktiva tersebut juga berbeda sehingga aktiva tersebut harus disajikan secara terpisah. Informasi Disajikan di Neraca atau di Catatan Atas Laporan Keuangan 53 Perusahaan harus mengungkapkan, di neraca atau di catatan atas laporan keuangan,sub-klasifikasi pos-pos yang disajikan, diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi perusa- haan. Setiap pos di sub-klasifikasikan, jika memungkinkan, sesuai dengan sifatnya; dan jumlah terutang atau piutang pada perusahaan induk, anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa lainnya diungkapkan secara terpisah. 54 Rincian yang tercakup dalam sub-klasifikasi, di neraca atau di catatan atas laporan keuangan, tergantung pada persyaratan dari PSAK dan materialitas jumlah pos yang bersangkutan. Faktor-faktor yang diurai- kan pada paragraf 51 dapat digunakan dalam menentukan dasar bagi sub- klasifikasi. 55 Perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut di neraca atau di catatan atas laporan keuangan:
  • 16. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.16 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) a) untuk setiap jenis saham : i) jumlah saham modal dasar; ii) jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh; iii) nilai nominal saham; iv) ikhtisar perubahan jumlah saham beredar; v) hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal; vi) saham perusahaan yang dikuasai oleh perusahaan itu sendiri atau oleh anak perusahaan atau perusahaan asosiasi; dan vii) saham yang dicadangkan untuk hak opsi dan kontrak penjualan, termasuk nilai dan persyaratannya; b) penjelasan mengenai sifat dan tujuan pos cadangan dalam ekuitas; c) penjelasan apakah dividen yang diusulkan tapi secara resmi belum disetujui untuk dibayarkan telah diakui atau tidak sebagai kewajiban; dan d) jumlah dividen saham preferen kumulatif yang belum diakui. Perusahaan yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti per- sekutuan, mengungkapkan informasi yang setara dengan persyaratan di atas, yang memperlihatkan perubahan dalam suatu periode dari setiap jenis penyertaan serta hak,keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan. LAPORAN LABA RUGI Informasi Disajikan dalam Laporan Laba Rugi 56 Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang di- perlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut: a) pendapatan; b) laba rugi usaha; c) beban pinjaman; d) bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas;
  • 17. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.17 e) beban pajak; f) laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan; g) pos luar biasa; h) hak minoritas; dan i) laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan perusahaan secara wajar. 57 Berbagai kegiatan, transaksi dan peristiwa menghasilkan pengaruh berbeda terhadap stabilitas, risiko dan prediksi. Pengungkapan unsur-unsur kinerja membantu dalam memahami hasil yang dicapai dan dalam menilai hasil yang akan diperoleh pada masa akan datang. Dalam rangka menyajikan laporan laba rugi secara wajar maka dapat dilakukan penambahan pos-pos dan perubahan istilah-istilah yang dipakai serta perubahan urut-urutan dari pos-pos yang terdapat dalam laporan laba rugi. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan penambahan dan perubahan tersebut meliputi materialitas, hakekat dan fungsi dari berbagai komponen pendapatan dan beban. Informasi Disajikan di Laporan Laba Rugi atau di Catat- an Atas Laporan Keuangan 58 Perusahaan menyajikan, di laporan laba rugi atau di catatan atas laporan keuangan, rincian beban dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban di dalam perusahaan. 59 Perusahaan disarankan untuk menyajikan rincian seperti tersebut dalam paragraf 58 di atas pada laporan laba rugi. Pos-pos beban di sub-klasisifikasikan lebih lanjut dalam rangka menonjolkan cakupan komponen-komponen kinerja keuangan yang mungkin berbeda dalam hal stabilitas, potensi menghasilkan laba atau rugi dan prediksi. Informasi tersebut dapat disajikan dengan salah satu dari dua cara. 60 Rincian yang pertama disajikan dengan metode sifat beban. Beban disajikan dalam laporan laba rugi sesuai dengan sifatnya (contoh:
  • 18. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.18 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) penyusutan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji dan upah, beban iklan) dan tidak dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusa- haan. Metode ini sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan kecil sebab tidak perlu dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan. Contoh: Pendapatan X Pendapatan operasi lain X Perubahan persediaan barang jadi dan barang dalam proses X Bahan baku yang digunakan X Beban pegawai X Beban penyusutan dan amortisasi X Beban operasi lain X Jumlah beban operasi (X) Laba operasi X 61 Perubahan persediaan barang jadi dan barang dalam pro- ses selama suatu periode menggambarkan penyesuaian terhadap beban produksi yang mencerminkan bahwa produksi meningkatkan jumlah per- sediaan atau penjualan menurunkan jumlah persediaan barang jadi karena jumlah penjualan melebihi jumlah produksi. 62 Rincian yang kedua disajikan dengan metode beban fung- sional atau metode beban pokok penjualan yang mengklasifikasikan beban sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari harga pokok penjualan, kegiatan distribusi atau administrasi. Penyajian dengan metode ini mem- berikan informasi yang lebih relevan kepada pengguna laporan, namun alokasi biaya ke masing-masing fungsi merupakan proses arbitrase dan membutuhkan banyak pertimbangan. Contoh klasifikasi yang menggunakan metode beban fungsional adalah sebagai berikut:
  • 19. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.19 Pendapatan X Beban pokok penjualan (X) Laba kotor X Pendapatan operasi lainnya X Beban pemasaran (X) Beban administrasi dan umum (X) Beban operasi lain (X) Laba operasi X 63 Perusahaan yang mengklasifikasikan beban menurut fungsinya harus mengungkapkan informasi tambahan mengenai sifat beban, termasuk beban penyusutan dan amortisasi serta biaya pegawai. 64 Pemilihan metode analisis antara metode harga pokok penjualan dan metode sifat beban tergantung pada faktor historis dan industri serta sifat organisasi. Kedua metode tersebut memberikan indikasi bahwa biaya-biaya dapat berubah, langsung atau tidak langsung, dengan tingkat penjualan atau produksi. Karena masing-masing metode mem- punyai manfaat yang berbeda bagi setiap jenis perusahaan maka Per- nyataan ini memberikan kebebasan memilih metode yang paling meng- hasilkan penyajian elemen laporan laba rugi secara wajar.Namun demikian, karena informasi yang disajikan dengan metode sifat beban berguna dalam memprediksi arus kas pada masa depan maka pengungkapan tambahan diperlukan apabila informasi disajikan dengan metode harga pokok penjualan. 65 Perusahaan mengungkapkan dalam laporan laba rugi atau dalam catatan atas laporan keuangan; jumlah dividen per saham yang diumumkan. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS 66 Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menun- jukkan:
  • 20. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.20 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) a) laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan; b) setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas; c) pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait. d) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik; e) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya; dan f) rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. 67 Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan pening- katan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode ber- sangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan LAPORAN ARUS KAS 68 Laporan arus kas disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN S t r u k t u r 69 Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan: a) informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting;
  • 21. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.21 b) informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas ; c) informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. 70 Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan- pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. 71 Dalam rangka membantu pengguna laporan memahami laporan keuangan dan membandingkannya dengan laporan keuangan perusahaan lain, maka catatan atas laporan keuangan umumnya disajikan dengan urutan sebagai berikut: a) pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akun- tansi yang diterapkan; b) informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan; c) pengungkapan lain termasuk kontinjensi, komitmen dan pengung- kapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non- keuangan. Sistematika struktur dalam catatan atas laporan keuangan agar tetap dipertahankan sepanjang hal tersebut praktis untuk dilaksanakan Penyajian Kebijakan Akuntansi 72 Bagian kebijakan akuntansi dalam catatan atas laporan keuangan menjelaskan hal-hal sebagai berikut: a) dasar pengukuran dalam menyiapkan laporan keuangan; b) kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan guna memahami laporan keuangan secara benar.
  • 22. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.22 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 73 Pengguna laporan perlu mengetahui dasar pengukuran yang digunakan (nilai historis, nilai pasar, nilai realisasi, nilai wajar atau nilai sekarang) sebagai landasan dalam penyiapan laporan keuangan. Apabila lebih dari satu dasar pengukuran digunakan dalam laporan keuang- an, maka informasi yang disajikan cukup memadai untuk dapat mengindi- kasikan aktiva dan kewajiban yang menggunakan dasar pengukuran tersebut. Selanjutnya, dalam menentukan apakah kebijakan akuntansi tertentu harus diungkapkan, manajemen mempertimbangkan apakah peng- ungkapan tersebut akan membantu pengguna laporan untuk memahami bagaimana transaksi dan peristiwa tercermin di laporan laba rugi dan neraca. Kebijakan akuntansi meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal sebagai berikut: a) pengakuan pendapatan; b) prinsip-prinsip konsolidasi; c) penggabungan usaha; d) joint venture; e) pengakuan beban termasuk metode penyusutan atau amortisasi aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud; f) kapitalisasi biaya pinjaman dan pengeluaran lainnya; g) kontrak konstruksi; h) properti investasi; i) instrumen keuangan dan investasi; j) sewa guna usaha; k) biaya riset dan pengembangan; l) persediaan m) pajak termasuk pajak tangguhan; n) penyisihan; o) biaya manfaat pensiun; p) penjabaran mata uang asing dan hedging; q) definisi segmen usaha dan geografis dan dasar alokasi biaya antar segmen; r) definisi kas dan setara kas; s) akuntansi inflasi; dan t) hibah pemerintah. Pengungkapan Lain 74 Perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut ini jika tidak diungkapkan dibagian manapun dari informasi yang dipublikasi-
  • 23. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.23 kan bersama dengan laporan keuangan: a) domisili dan bentuk hukum perusahaan, negara tempat pen- dirian perusahaan,alamat kantor pusat perusahaan serta lokasi utama bisnis jika berbeda dari lokasi kantor pusat; b) keterangan mengenai hakekat operasi dan kegiatan utama perusahaan; c) nama perusahaan dalam grup, nama perusahaan asosiasi, nama perusahaan induk dan perusahaan holding; d) nama anggota direksi dan komisaris; dan e) jumlah karyawan pada akhir periode atau rata-rata jumlah karyawan selama periode yang bersangkutan. 75 Untuk setiap jenis pinjaman atau penerbitan surat ber- harga yang bersifat utang dalam mata uang asing, perusahaan harus mengungkapkan informasi berikut ini: a) karakteristik umum dari setiap pinjaman dan surat berharga yang bersifat utang termasuk informasi mengenai suku bunga dan nama kreditur; b) nilai nominal dalam mata uang asing, jangka waktu pinjaman, tanggal jatuh tempo, jadual angsuran atau pembayaran; c) dasar konversi utang menjadi efek lain jika pinjaman dapat di konversi; d) nilai kurs yang digunakan pada tanggal neraca; e) jaminan kredit; f) hal penting lain, misalnya persyaratan kredit tidak dipenuhi. 76 Apabila suatu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan diterapkan sebelum tanggal berlaku efektif dan penerapan lebih dini tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Pernya- taan tersebut, maka fakta tersebut harus diungkapkan. TANGGAL BERLAKU EFEKTIF 77 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai tanggal 1 Januari 1999. Pe- nerapan lebih dini dianjurkan.
  • 24. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak1.24 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) L a m p i r a n Ilustrasi Perubahan Ekuitas Lampiran ini hanya ilustrasi dan bukan bagian dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ini.Tujuan lampiran ini adalah mengilustrasi- kan penerapan Pernyataan ini dalam rangka membantu memahami artinya. Urutan penyajian dan deskripsi, bila perlu, dapat diubah sesuai dengan kondisi masing-masing perusahaan agar tercapai penyajian laporan keuangan secara wajar, dengan memperhatikan PSAK terkait.
  • 25. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Hak Cipta © 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAK NO. 1 (REVISI 1998) 1.25 PT XYZ dan Anak Perusahaan Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 19-2 (dalam ribuan rupiah) Modal Agio Selisih Selisih Saldo Jumlah Saham Saham Revaluasi Kurs Laba Saldo per 31/12/19-0 X X X (X) X X Perubahan kebijakan akuntansi - - - - (X) (X) Saldo yang disajikan kembali X X X (X) X X Selisih revaluasi aktiva tetap X X Laba Rugi belum direalisasi dari pemilikan efek (X) (X) Selisih kurs (X) (X) Keuntungan/kerugian neto yang tidak diakui pada laporan laba rugi X (X) X Laba bersih periode berjalan X X Dividen (X) (X) Penempatan modal saham X X X Saldo per 31/12/19-1 X X X (X) X X Selisih revaluasi aktiva tetap (X) (X) Laba Rugi belum direalisasi dari pemilikan efek X X Selisih kurs (X) (X) Keuntungan/kerugian neto yang tidak diakui pada laporan laba rugi (X) (X) (X) Laba bersih periode berjalan X X Dividen (X) (X) Penerbitan modal saham X X X Saldo per 31/12/19-2 X X X (X) X X