Sistem peringatan dini banjir di Kabupaten Sampang dirancang untuk memberikan peringatan secara dini kepada masyarakat terhadap ancaman bencana banjir. Sistem ini akan mengukur tinggi permukaan air sungai secara real-time menggunakan sensor dan memberikan informasi melalui SMS dan sirine kepada masyarakat agar dapat segera dievakuasi. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan kerugian akibat bencana banjir.
Pengaruh penambangan batu bara terhadap kejadian penyakit malaria di kecamata...Romadhini Putri Wulandari
TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
“Pengaruh Penambangan Batu Bara terhadap Kejadian Penyakit Malaria di Kecamatan Simpang Empat”
Dosen Pembimbing :
DR. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp, S.T., M.Kes.
NIP. 19780420 200501 2 002
DISUSUN OLEH :
Mustafa Kamal H1E112026
Raudhyna Zata Nadhillah H1E112033
Romadhini Putri Wulandari H1E112044
Muhammad Bagus Darmawan H1E112212
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Lambung Mangkurat
Fakultas Teknik
Program Studi S-1 Teknik Lingkungan
Pengaruh penambangan batu bara terhadap kejadian penyakit malaria di kecamata...Romadhini Putri Wulandari
TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
“Pengaruh Penambangan Batu Bara terhadap Kejadian Penyakit Malaria di Kecamatan Simpang Empat”
Dosen Pembimbing :
DR. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp, S.T., M.Kes.
NIP. 19780420 200501 2 002
DISUSUN OLEH :
Mustafa Kamal H1E112026
Raudhyna Zata Nadhillah H1E112033
Romadhini Putri Wulandari H1E112044
Muhammad Bagus Darmawan H1E112212
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Universitas Lambung Mangkurat
Fakultas Teknik
Program Studi S-1 Teknik Lingkungan
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Maret 2012Oswar Mungkasa
Berisikan perkembangan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman terutama yang terkait dengan kegiatan Kementerian Perumahan Rakyat Edisi Maret 2012. Diterbitkan oleh Biro Perencanaan dan naggaran Kemnterian Perumahan Rakyat setiap 3 bulan.
Laporan penelitian pengaruh daya tarik dan fasilitas wisata terhadap kepuasan...anwani9
Penelitian ini dilakukan di obyek wisata Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh daya tarik wisata dan fasilitas terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung di obyek wisata gunung api purba.
Penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 100 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dan teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara purposive sampling yitu berdasarkan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu responden yang pernah ataupun sedang berkunjung di ekowisata gunung api purba dengan usia minimal 16 tahun.alat yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini terbukti, yaitu : daya tarik wisata dan fasilitas wisata berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung. Daya tarik wisata memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung di Ekowisata Gunung Api Purba dengan koefisien 0,501. Dan Fasilitas wisata memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung di Ekowisata Gunung Api Purba dengan koefisien 0,457.
Laporan penelitian faktor faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung...anwani9
Pantai Glagah Indah memiliki daya tarik wisata seperti laguna yang cukup panjang dan menawan, wisata air dengan perahu motor mengelilingi pantai, agrowisata di kebun naga, pelabuhan pemecah ombak, dan memancing di muara sungai Serang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh daya tarik wisata, aksesbilitas, tarif, fasilitas dan informasi terhadap minat wisatawan berkunjung di pantai Glagah Indah.
Rancangan penelitian ini menggunakan metode survey dengan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya dan melibatkan 100 responden wisatawan nusantara yang berkunjung ke pantai Glagah Indah pada bulan Mei 2011. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan alat analisis regresi linier berganda yang terdiri dari uji F, uji t, koefisien regresi dan R2 (koefisien determinan) serta uji asumsi klasik (uji normalitas data, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel independen (daya tarik wisata, aksesbilitas, tarif, fasilitas dan informasi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat wisatawan berkunjung di pantai Glagah Indah.
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahOswar Mungkasa
Bahan disiapkan oleh Enri Damanhuri dan disampaikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Buku Saku. Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Maret 2012Oswar Mungkasa
Berisikan perkembangan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman terutama yang terkait dengan kegiatan Kementerian Perumahan Rakyat Edisi Maret 2012. Diterbitkan oleh Biro Perencanaan dan naggaran Kemnterian Perumahan Rakyat setiap 3 bulan.
Laporan penelitian pengaruh daya tarik dan fasilitas wisata terhadap kepuasan...anwani9
Penelitian ini dilakukan di obyek wisata Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh daya tarik wisata dan fasilitas terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung di obyek wisata gunung api purba.
Penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 100 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dan teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara purposive sampling yitu berdasarkan pertimbangan tertentu. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu responden yang pernah ataupun sedang berkunjung di ekowisata gunung api purba dengan usia minimal 16 tahun.alat yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini terbukti, yaitu : daya tarik wisata dan fasilitas wisata berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung. Daya tarik wisata memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung di Ekowisata Gunung Api Purba dengan koefisien 0,501. Dan Fasilitas wisata memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung di Ekowisata Gunung Api Purba dengan koefisien 0,457.
Laporan penelitian faktor faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung...anwani9
Pantai Glagah Indah memiliki daya tarik wisata seperti laguna yang cukup panjang dan menawan, wisata air dengan perahu motor mengelilingi pantai, agrowisata di kebun naga, pelabuhan pemecah ombak, dan memancing di muara sungai Serang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh daya tarik wisata, aksesbilitas, tarif, fasilitas dan informasi terhadap minat wisatawan berkunjung di pantai Glagah Indah.
Rancangan penelitian ini menggunakan metode survey dengan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya dan melibatkan 100 responden wisatawan nusantara yang berkunjung ke pantai Glagah Indah pada bulan Mei 2011. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan alat analisis regresi linier berganda yang terdiri dari uji F, uji t, koefisien regresi dan R2 (koefisien determinan) serta uji asumsi klasik (uji normalitas data, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel independen (daya tarik wisata, aksesbilitas, tarif, fasilitas dan informasi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat wisatawan berkunjung di pantai Glagah Indah.
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahOswar Mungkasa
Bahan disiapkan oleh Enri Damanhuri dan disampaikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
EXECUTIVE SUMMARY
Profil UPT Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) tahun 2013 merupakan gambaran kegiatan UPT PP dan PL.
Pada Profil UPT ini, sebagai ujung tombak Kementerian Kesehatan Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Balai Teknik Kesehatan Lingkungan-Pemberantasan Penyakit Menular (B/BTKL-PP) telah berusaha melaksanakan tugas dan fungsi pokok nya sebaik-baiknya.
Dengan adanya Profil ini juga, dapat melihat struktur organisasi dan gambaran wilayah kerja dari UPT Ditjen PP dan PL tersebut, serta dapat dibuat perencanaan di tahun-tahun mendatang dengan baik terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya yang sudah dimiliki dan belum dimiliki oleh UPT Ditjen PP dan PL ini.
Kata Pengantar
Profil Unit Pelaksana Teknik (UPT) Ditjen PP dan PL ini diterbitkan untuk memberikan gambaran kegiatan-kegiatan yang ada secara visual dalam bentuk dokumentasi pada UPT Ditjen PP dan PL. Pada edisi tahun 2013 ini, Profil UPT Ditjen PP dan PL dapat membantu melihat perbedaan dan persamaan UPT yang ada.
UPT sebagai ujung tombak pelaksana kebijakan Kementerian Kesehatan Bidang PP dan PL diharapkan dapat mendukung perencanaan kesehatan yang berdasarkan fakta (evidence based) serta bahan masukan dalam menyusun kebijakan-kebijakan program maupun pengambilan keputusan yang kesemuanya sejalan dengan Visi Kementerian Kesehatan yang baru yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.
Pada Tahun 2013 ini UPT Ditjen PP dan PL terdiri dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (B/BTKL-PP).
Pada edisi ini banyak kesulitan dan kekurangan yang dialami sehingga masih jauh dari sempurna. Semoga saran, kritik serta masukan-masukan dapat diberikan guna peningkatan mutu Profil UPT Ditjen PP dan PL di tahun-tahun mendatang. Penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih disampaikan kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Profil UPT Ditjen PP dan PL Tahun 2013.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Proposal PIS
1. FLOWS :
Rizaldi Prakoso (2215105032)
Rizki Wijayanti (2215105022)
Arie Imanda (2215105045)
Rizqi Santria Mulki (2215105053)
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
SUKOLILO, SURABAYA
2016/2017
PROPOSAL PERANCANGAN SISTEM
‘FLOOD EARLY WARNING SYSTEM (FLOWS)’
SISTEM PERINGATAN DINI BANJIR DI KABUPATEN
SAMPANG
2. ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iii
RINGKASAN............................................................................................................... 5
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
1.2 PERUMUSAN MASALAH ........................................................................... 2
1.3 TUJUAN ................................................................................................... 2
1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN .................................................................. 3
1.5 MANFAAT PROGRAM............................................................................... 3
BAB 2. STUDI KEBUTUHAN SISTEM.............................................................. 4
2.1 SURVEY KEBUTUHAN.............................................................................. 4
2.2 ALASAN DIBUTUHKANNYA SISTEM......................................................... 4
2.3 PENYUSUNAN VISI DAN MISI SISTEM ...................................................... 5
2.4 PERUMUSAN FUNGSI SISTEM................................................................... 5
2.5 PRIORITAS FUNGSI SISTEM ...................................................................... 5
2.6 STUDI KELAYAKAN SISTEM..................................................................... 6
BAB 3. PERANCANGAN KONSEPTUAL......................................................... 7
3.1 PARAMETER SISTEM ................................................................................ 7
3.2 VARIABEL SISTEM ................................................................................... 8
3.3 BATASAN ATAU KENDALA SISTEM.......................................................... 8
3.4 KRITERIA SISTEM .................................................................................... 8
3.5 LINGKUNGAN SISTEM.............................................................................. 9
BAB 4. PERANCANGAN FUNGSIONAL........................................................ 10
4.1 FUNGSI OPERASIONAL........................................................................... 10
4.2 FUNGSI PEMELIHARAAN ........................................................................ 12
BAB 5. PERANCANGAN DETAIL................................................................... 14
5.1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 14
5.2. TABEL SPESIFIKASI ................................................................................ 14
5.2.1. Spesifikasi Operasional................................................................... 14
5.2.2. Spesifikasi Pemeliharaan................................................................. 14
5.2.3. Spesifikasi fisik ............................................................................... 15
5.3. GAMBAR PRODUK.................................................................................. 16
5.3.1. Gambar Fisik................................................................................... 16
5.3.2. Gambar Diagram Blok .................................................................... 16
5.3.3. Gambar Rangkaian.......................................................................... 17
3. iii
5.4. STRUKTUR PRODUK ............................................................................... 17
5.5. DAFTAR MATERIAL ............................................................................... 19
BAB 6. PENGUJIAN SISTEM................................................................................. 20
6.1.PENDAHULUAN....................................................................................... 20
6.2. UNIT TESTING........................................................................................ 20
6.3. INTEGRATY TESTING.............................................................................. 21
6.4. OPERATIONAL TESTING ......................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 23
DAFTAR TABEL
TABEL 4. 1 FUNGSI OPERASIONAL ......................................................................... 11
TABEL 4. 2 FUNGSI PEMELIHARAAN ...................................................................... 12
TABEL 5. 1 SPESIFIKASI OPRASIONAL .................................................................... 14
TABEL 5. 2 SPESIFIKASI PEMELIHARAAN ............................................................... 15
TABEL 5. 3 SPESIFIKASI FISIK ................................................................................. 16
TABEL 5. 4 DAFTAR MATERIAL ............................................................................. 19
TABEL 6. 1 UNIT TESTING ...................................................................................... 21
TABEL 6. 2 INTEGRATY TESTING............................................................................ 22
TABEL 6. 3 OPERATIONAL TESTING ....................................................................... 22
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. 1 ILUSTRASI KONDISI GEOGRAFIS SAMPANG......................................... 1
GAMBAR 1. 2 BANJIR DI KABUPATEN SAMPANG...................................................... 2
GAMBAR 4. 1 DIAGRAM FUNGSI OPERASIONAL .................................................... 10
GAMBAR 4. 2 DIAGRAM FUNGSI PEMELIHARAAN .................................................. 12
GAMBAR 5. 1 GAMBAR FISIK ................................................................................. 16
GAMBAR 5. 2 DIAGRAM BLOK ............................................................................... 16
GAMBAR 5. 3 GAMBAR RANGKAIAN...................................................................... 17
GAMBAR 5. 4 STRUKTUR PRODUK ......................................................................... 17
4. v
RINGKASAN
urah hujan tinggi di Indonesia seringkali
menimbulkan bencana banjir. Oleh karena itu
diperlukan suatu alat atau aplikasi untuk
memonitor gejala awal terjadinya banjir
seperti mikrokontroler Arduino.
Mikrokontroler Arduino Mega dapat dihubungkan dengan
sensor yang dapat mendeteksi kondisi sekitarnya, salah
satunya sensor kecepatan air dan sensor ultrasonik. Aplikasi
ini dirancang untuk mendeteksi dini potensi banjir di titik
yang sudah ditentukan. Data yang dibutuhkan pada aplikasi
ini adalah besar kecepatan air, ketinggian air dan juga posisi
lokasi geografis yang diukur kecepatan airnya. Dan
Arduino Mega
juga bisa dikombinasikan dengan sistem SMS Gateway.
Melalui program kreativitas mahasiswa ini kami
merancang suatu alat penanggulangan banjir dengan sistem
SMS Gateway. Dimana alat ini dilengkapi dengan modul
SMS Gateway dan juga sensor swith atau ketinggian untuk
meminimalisir kerugian yang dialami warga sampang
ketika banjir tiba.
Dengan adanya alat ini, diharapkan dapat
membantu pemerintahan kabupaten sampang dan warga
sampang untuk menangani
Dengan kombinasi ketinggian air dan informasi
lokasi geografis, monitoring bencana banjir dapat dengan
mudah dilakukan. Dengan diperolehnya informasi tersebut,
dampak dari bencana banjir dapat diminimalisasi atau
bahkan ditanggulangi.
1
C
5. 1
BAB 1 PENDAHULUAN
AB 1 menjelaskan ide dari kelompok kami untuk
membuat sistem FLOWS yaitu alat untuk memberikan
peringatan dini kepada warga sampang khususnya
warga di daerah sering terjadi banjir.
1.1 Latar Belakang
Sekretaris Daerah Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur,
Puthut Budi Santoso mengatakan pusat Kota Sampang sulit
terlepas dari banjir. Sebab, secara geografis, wilayah Sampang
lebih rendah dari permukaan laut. "Delapan puluh sentimeter di
bawah permukaan laut," Kompas. Selasa, 1 Maret 2016.
Gambar 1. 1 Ilustrasi Kondisi
geografis Sampang
Kondisi geografis
kota sampang ditunjukan
oleh poin PSL1. Kondisi
inilah, kata Puthut, yang
membuat banjir menjadi
'agenda' rutin tahunan di
Kabupaten Sampang.
Bahkan terasa aneh bila Kota Sampang tidak banjir. "Kalau
wilayah utara hujan deras dan air laut sedang pasang, pasti banjir,"
B
Banjir adalah peristiwa
yang terjadi ketika
aliran air yang
berlebihan merendam
daratan. Pengarahan
banjir Uni Eropa
mengartikan banjir
sebagai perendaman
sementara oleh air
pada daratan yang
biasanya tidak
terendam air.
BANJIR
6. 2
ujarnya. Puthut menilai sebenarnya ada banyak cara untuk mengatasi banjir di
Sampang. Salah satu cara paling efektif mengatasi banjir adalah dengan
membangun bendungan besar di wilayah utara Sampang. Bendungan itu nantinya
berfungsi menampung air hujan dari wilayah utara, seperti Kecamatan Omben,
Karang Penang, dan Kedungdung, sebelum dialirkan ke laut melalui Sungai
Kemuning. "Tapi membangun
bendungan tidak mudah.
Kendalanya adalah rumitnya
pembebasan lahan."
Hal senada juga diungkapkan
Wakil Gubernur Jawa Timur
Syaifullah Yusuf. Pemerintah
Provinsi Jawa Timur akan
membantu Pemerintah Kabupaten
Sampang membangun bendungan
dan pintu air di hulu Sungai
Kemuning. "Aliran air hujan ke
laut harus diatur untuk mencegah banjir," kata Syaiful beberapa waktu lalu. Selain
bendungan, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa,
Gambar 1. 2 Banjir di Kabupaten Sampang
mengungkapkan, untuk mengatasi
banjir, Pemkab Sampang perlu
membangun 155 embung air di
wilayah utara Sampang. Gambar 1.2 .
Saat ini, Sampang hanya
memiliki 31 embung air. Jumlah ini
hanya mampu menampung 30 persen
air hujan dari utara. "Sebanyak 70
persen air hujan yang tak tertampung
embung inilah yang merendam rumah
warga di 13 kelurahan dan desa,”
katanya saat berkunjung ke Sampang.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diselesaikan dari Program Kreativitas Mahasiswa ini
adalah sebagai berikut :
1 Bagaimana menciptakan alat untuk memberikan peringatan dini terjadinya
banjir yang tepat bagi warga di daerah sampang?
2 Bagaimana merancang dan membuat alat peringatan dini adanya banjir guna
mengurangi kerugian untuk warga sampang ketika banjir datang?
3 Bagaimana merancang dan membuat alat peringatan adanya banjir yang dapat
memberitahukan warga sampang khususnya warga yang bertempat tinggal
dikawasan daerah langganan banjir?
1.3 Tujuan
Tujuan dari Proyek mata kuliah Perancangan dan Integrasi Sistem ini adalah
sebagai berikut :
7. 3
1 Menciptakan alat peringatan adanya banjir sebagai alternatif tepat bagi warga
sampang.
2 Merancang dan membuat alat peringatan dini adanya banjir guna mengurangi
kerugian materi bahkan korban jiwa saat banjir datang.
3 Merancang dan membuat alat peringatan dini adanya banjir yang menghasilkan
dapat memberitahukan warga sampang khususnya warga yang bertempat tinggal
dikawasan daerah langganan banjir.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari Program Kreatifitas Mahasiswa ini adalah
sebagai berikut :
1. Terciptanya suatu produk alat untuk mengatasi masalah banjir didaerah sampang
dengan sistem SMS Gateway dan sirine yang mudah dioprasikan dan bermanfaat
bagi warga sampang.
2. Membantu pemerintahan sampang untuk membantu program kerja masalah
banjir.
3. Paten alat dengan judul “Flood Early Warning System (Flows)”
4. Mendapatkan Artikel ilmiah : “Sistem Peringatan Dini Banjir di Kabupaten
Sampang”.
1.5 Manfaat Program
Manfaat dari sistem ini adalah sebagai berikut :
BagiMitraUsaha
Program ini dapat
membantu
pemerintahan
sampang untuk
menanggulangi
masalah banjir yang
dapat mengurangi
kerugian jika banjir
datang.
BagiKonsumen
Program ini dapat
membantu
tersedianya alat
penanggulangan
banjir guna untuk
mengatasi masalah
banjir yang terjadi
didaerah kawasan
yang berlangganan
banjir.
BagiMahasiswa
Program ini dapat
membantu
mengembangkan
kreativitas
mahasiswa dalam
pengembangan
teknologi yang lebih
efektif dan efisien
sesuai kebutuhan
masyarakat.
8. 4
BAB 2. STUDI KEBUTUHAN
SISTEM
ada bab 2 menjelasakan dan menerangkan kebutuhan yang perlu
digunakan untuk merancang atau membuat sistem FLOWS.
Dimulai dari pra-perancangan sistem ( survey kebutuhan ), sampai
perancangan kelayakan sistem.
2.1 Survey Kebutuhan
Secara geografis letak kabupaten sampan berada 80cm dibawah permukaan
air laut. Sehingga hal ini menjadi masalah yang serius yang selalu di hadapi oleh
warga yang berada di kabupaten sampang setiap tahun ketika terjadi hujan deras
dan air laut pasang.
2.2 Alasan Dibutuhkannya Sistem
Alasan dibutuhkannya sistem karena kondisi dari permaslahan yang sering
dihadapi warga didaerah sampang adalah banjir yang selalu datang pada saat musim
hujan. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada gambar dibawah.
Karena setiap tahun di
kabupaten sampang
selalu terjadi banjir.
Karena banyak kerugian
yang disebabkan oleh
banjir tersebut.
Karena embung air yang
dimiliki oleh kabupaten
sampang untuk
menanggulangi banjir
hanya dapat
menampung 30% air
hujan.
Warga perlu
mennyelamatkan
barang-barang mereka
sebelum terjadi banjir.
P
9. 5
2.3 Penyusunan Visi dan Misi Sistem
Misi
2.4 Perumusan Fungsi Sistem
Sistem ini dapat berfungsi untuk mengukur
permukaan air sungai secara real time. Dana
memberikan informasi berupa SMS dan Sirine
kepada warga supaya bisa melakukan evakuasi lebih
dini agar kerugian materi dan korban yang
diakibatkan karena terjadinya banjir.
2.5 Prioritas Fungsi Sistem
Visi
Mewujukan Kota Sampang dan daerah lain di Indonesia bebas dari
bencana banjir
- Membuat sistem peringatan.
- Membuat sistem penanggulangan banjir.
- Mengadakan sosilaisasi pencegahan bencana banjir.
Prioritas 1Must
•Mengukur level air dengan sensor Level .
•Mengirim SMS dengan SMS Gateway, kebutuhan untuk penyampaian informasi secara
cepat dapat diakomodir oleh adanya SMS Gateway
•Memberi Informasi Sirine Peringatan, Selain pengguanaan SMS Gateway sirine berfungsi
juga sebagai pemberi informasi pada masayarakat yang dekat dengan lokasi Sistem.
Prioritas 2Should
•Memberi Box pelindung kontroller + komponen, sistem dapat terlindung dari kondisi
lingkungan yang memiliki cuaca ekstrim yang berubah-ubah.
Prioritas 3Nice to Have
•Membuat rangka pengaman Sensor, karena konsisi aliran sungai yang diamati tidak selalu
bersih dari limbah, jadi rangka ini dapat melindungi sensor agar lebih awet.
10. 6
2.6 Studi Kelayakan Sistem
Kelayakan Teknis (8)
Sistem ini menggunakan sensor Level
Switch, yang bisa digunakan untuk
mengukur ketinggia cairan. Sensor ini
menghasilkan pengukuran yang akurat.
Selain itu, sumber tegangan yang
digunakan untuk pengoperasian sensor ini
menggunakan tegangan AC yang sudah
banyak tempat instalasainya.
Kelayakan Operasional (8)
Sistem bisa dipasang didaerah yang
dikategorikan sebagai daerah acuan
bencana banjir. Kontroller dan Power
supply dimuat dalam satu casing sehingga
dapai memudahkan pemakaian sistem.
Kelayakan Ekonomis (8)
Harga kontroller yang diapakai dalam
sistem ( arduino ) terbilang murah , karena
sudah banyak terdapat dipasaran.
11. 7
Lebar atau panjang daerah luapan
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
BAB 3. PERANCANGAN
KONSEPTUAL
ada BAB 3 Perancangan konseptual adalah proses membangun
model informasi yang digunakan oleh perancang sistem dan
terlepas dari segala pertimbangan fisik seperti program aplikasi,
bahasa pemrograman yang digunakan, platform perangkat keras,
dll.
3.1 Parameter Sistem
Parameter Sistem adalah besaran yang nilainya akan memberi sifat
(karakteristik) tertentu dari suatu sistem. Parameter adalah atribut sejati
dari suatu objek dalam sistem. Nilai parameter dapat tetap (time
invariant) berupa konstanta atau berubah dengan waktu (time
variant). Sebagai contoh parameter dalam sistem pasar swalayan
adalah harga setiap barang dan banyaknya kaunter.
Berikut adalah parameter-parameter yang terdapat pada sistem ini.
P
12. 8
Kriteria
Operasional
Sistem beroperasi disegala
cuaca
Mudah saat instalasi dan
pengoperasian
Beroperasi 24 jam
Kriteria
Pemeliharaan
Penecekan koneksi
pengkabelan
Pengecekan fungsi sensor
level
Penggantian baterai/sumber
tegangan
Kriteria Kinerja
Pembacaan sensor level
mengukur ketinggian air
secara akurat
Sistem bekerja saling
terintegrasi secara bersama
3.2 Variabel Sistem
Variabel dalam sistem ini
merupakan kondisi setiap unit
sistem yang nilai dari setiap unit
sistem dapat dirubah sesuai dengan
kemampuan sistem yang
diinginkan. Berikut adalah
variabel-variabel yang terdapat
pada sistem ini.
3.3 Batasan atau Kendala Sistem
Batasan atau kendala dalam sistem ini merupakan batasan dari kemampuan pada
sistem yang dirancang atau dibuat dan terdapat kendala-kendala yang dialami
sistem yang kami buat yang menyebabkan kinerja dari sistem kurang optimal.
3.4 Kriteria Sistem
Kriteria dalam sistem FLOWS merupakan kriteria-kriteria yang dibutuhkan oleh
sistem untuk mengoptimalkan kinerja dari sistem FLOWS yang dibuat.
Ketinggian air sebenarnya.
Cuaca lingkungan sistem
Sistem tidak dapat bekerja
dalam kondisi air pada konidsi
ketinggian yang melebihi
tempat pemasangan sistem.
Jumlah pengiriman SMS
peringatan banjir.
13. 9
n
3.5 Lingkungan Sistem
Pada lingkungan sistem juga
dapat mempengaruhi kinerja
dari sistem FLOWS. Oleh
karena itu perlu menentukan
lingkungan sistem yang menjadi
tujuan untuk pemasangan dari
sistem FLOWS. Berikut kondisi
lingkungan yang nantinya
menjadi tempat implementasi
sistem FLOWS:
Pemasangan sistem fokus pada daerah rawan banjir
Pemasangan dilakukan di bantaran sungai
14. 10
BAB 4. PERANCANGAN
FUNGSIONAL
BAB 4 menjelaskan dan menerangkan
perancangan secara fungsional agar
sistem yang dibuat dapat bekerja secara
optimal dan sesuai dengan yang
dibutuhakan
4.1 Fungsi Operasional
a. Diagram Fungsi Operasional
Gambar 4. 1 Diagram Fungsi Operasional
Sistem
Peringatan Dini
Banjir
1. Deteksi Level Air
1.1 Deteksi Kondisi
Normal
1.2 Deteksi Kondisi
Kritis
2. Memantau
2.1 Sistem Berfungsi
2.2 Komponen Aktif
3. Memberi
Peringatan
3.1 Kirim SMS
Gateway
3.2 Menyalakan
Sirine
15. 11
a. Tabel Fungsi Operasional
Tabel 4. 1 Fungsi Operasional
FUNGSI KRITERIA VARIABEL PARAMETER BATASAN
1. Kondisi Siaga
1.1 Sistem
Berfungsi
Sistem dapat
terintegrasi dengan
Kontroler, sensor dan
aktuator
- Aktifnya Sensor
dan Aktuator
Jumlah sitem
yang
dipasang
1.2 Komponen
Aktif
Komponen
memberikan data yang
akurat.
- Data dapat dibaca
kontoler
Spesifikasi
Komponen
2. Deteksi Level Air
2.1 Deteksi
Kondisi Normal
Data level yang
diberikan sesuai.
Ketinggian
Air
Tinggi batas
normal Air
Maksimal
tinggi
pengukuran.
2.2 Deteksi
Kondisi Kritis
Data level yang
diberikan sesuai.
Ketinggian
Air
Air sungai sudah
mulai keluar dari
bantaran sungai
Maksimal
tinggi
pengukuran.
3. Kirim Informasi
3.1 Kirim SMS
Gateway
SMS diterima oleh
tujuan
Level air Kondisi Kritis Kapasitas
database
SMS gateway
3.2 Menyalakan
Sirine
Suara aktif sirine
terdengar jelas
Level Air Kondisi Kritis Luasa
wilayah yang
terdengar
sirine
16. 12
4.2 Fungsi Pemeliharaan
a. Diagram Fungsi Pemeliharaan
Gambar 4. 2 Diagram Fungsi Pemeliharaan
b. Tabel Fungsi Pemeliharaan
Tabel 4. 2 Fungsi Pemeliharaan
FUNGSI KRITERIA VARIABEL PARAMETER BATASAN
1. Preventive Maintenance
1.1 Monitoring
Berkala Sistem menampilkan
data yang seharusnya
Hasil
monitoring
Dilakukan sesuai
jadwal
Penjadwalan
monitoring
1.2 Cek Kondisi
Komponen
Semua komponen
saling terkoneksi
Fungsi
komponen
Terjadi kesalahan
sistem
Waktu pengecekan
komponen
2. Perbaikan
2.1 Perbaikan
Komponen
Kontroller
Sensor Level
GSM Modul
Sirine
Komponen dapat
digunakan kembali
Kerusakan Fungsi komonen
Spare part / bahan
perbaikan
komponen.
Pemeliharaan
1. Preventive
Maintenance
1.1 Monitoring
berkala
1.2 Cek kondisi
Komponen
2. Perbaikan
2.1 Perbaikan
Komponen
2.2 Penggantian
Komponen
17. 13
2.2 Penggantian
Komponen
Kontroller
Sensor Level
GSM Modul
Sirine
Komponen diganti
dengan barang yang
sesuai.
Kerusakan Fungsi komponen
Biaya penggantian
komponen
18. 14
BAB 5. PERANCANGAN
DETAIL
5.1. Pendahuluan
Rancangan detail menjelaskan
secara rinci tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan system
terkait. Rancangan detail terdiri atas
tabel spesifikasi, gambar produk,
struktur produk dan daftar material.
Table spesifikasi meliputi
spesifikasi operasional, pemeliharaan
dan spesifikasi fisik. Spesifikasi
operasional menjelaskan kemampuan
system dalam beroperasi, persyaratan
agar system dapat beroperasi dengan
baik dan batasan yang harus
diperhatikan ketika menjalankan
system. Spesifikasi pemeliharaan
menjelaskan macam-macam
pemeliharaan yang perlu dilakukan,
persyaratan yang harus dipenuhi
ketika melakukan pemeliharaan dan
bagaimana pelaksanaannya.
Sedangkan spesifikasi fisik
menjelaskan komponen-komponen
yang terdapat pada system beserta
ukurannya.
Gambar produk menjelaskan
secara visual system yang
bersangkutan. Terdiri atas gambar
fisik yang merupakan gambar nyata
dari system, gambar blok diagram
yang menjelaskan aliran proses dari
system dan gambar rangkaian yang
menjelaskan secara simbolik baik
komponen maupun aliran proses dari
system.
Struktur produk menjelaskan
susunan system secara berurutan
mulai dari yang besar sampai yang
terkecil, yakni produk, subproduk,
konstruksi, assembly, komponen dan
material. Daftar material
mendeskripsikan secara rinci
material-material yang membangun
system keseluruhan beserta informasi
ukuran dan kuantitasnya.
5.2. Tabel Spesifikasi
5.2.1. Spesifikasi Operasional
Berikut ini adalah spesifikasi operasional dari system :
No. Kemampuan Persyaratan Batasan
1. Dapat Mengukur
ketinggian air sungai
Sensor berfungsi dengan
tingkat presisi yang tinggi
Maksimum pengukuran
sensor
19. 14
2. Dapat mengirimkan
sms, sesui dengan
content yang dibuat
( Siaga 1,2 atau 3 )
Mengirimkan sms secara
real-time saat ketinggian air
sungai mencapai batas
ketinggian yang telah
ditentukan
Jumlah sms yang dapat
dikirim
3. Dapat mengeluarkan
suara sirine
Mengeluarkan suara sirine
saat ketinggian air sungai
mencapai batas ketinggian
yang telah ditentukan
Jangkauan bunyi sirine
Tabel 5. 1 Spesifikasi Oprasional
5.2.2. Spesifikasi Pemeliharaan
Berikut ini adalah spesifikasi pemeliharaan dari system :
No. Pemeiharaan Persyaratan Pelaksanaan
1. Mencegah terjadinya korosi
pada dudukan sensor
Kecepatan
pembentukan korosi
lambat
- Dilakukan pelapisan cat
- Dilakukan secara berkala
2. Penggantian dudukan
sensor
Dudukan sensor
terjadi korosi
- Pemasangan dudukan
sensor yang baru
3. Penggantian sirine Spesifikasi sama -Pemasangan sirine baru
- sistem dalam keaadan mati
4. Mengukur akurasi sensor Nilai terukur dan
aktual tidak sama
- dilakukan secara berkala
- melakukan kalibrasi sensor
5. Penggantian sensor Sensor tidak berfungsi
dan tidak dapat
dikalibrasi
- sistem dalam keadaan mati
20. 15
6. Pengisian pulsa pada modul
wavecom
Tidak dapat mengirim
sms
- modul wavecom dalam
keadaan hidup
- dilakukan pengecekan
secara berkala
7. Penggantian modul
wavecom
- Modul dalam
keadaan rusak
- spesifikasi sama
- pemasangan modul
wavecom baru
8. Penggantian power supply - power supply tidak
mengeluarkan
tegangan yang di
inginkan
- terdapat salah satu
komponen power
supply yang rusak
- Dilakukan pengecekan
secara berkala
- pemasangan power supply
yang baru
9. Penggantian modul
kontroler
- Dalam bentuk
paket/modul
- Spesifikasi sama
- Dilakukan pengecekan
secara berkala
- pemasangan kontroler baru
Tabel 5. 2 Spesifikasi Pemeliharaan
5.2.3. Spesifikasi fisik
Berikut ini adalah spesifikasi fisik dari system :
No. Komponen Ukuran
1. Dudukan Sensor Diameter : 15 cm, Tinggi : 50 cm
2. Sensor Tinggi: 100 cm
21. 16
3. Sirine Panjang : 82 mm, Lebar : 75 mm
4. Box Kontroler Panjang : 30 cm, lebar:30 cm, tinggi :
15 cm
5. Tiang Sirine Tinggi : 300cm, diameter : 15 cm
Tabel 5. 3 Spesifikasi fisik
5.3. Gambar Produk
5.3.1. Gambar Fisik
BAB 6.
Gambar 5. 1 Gambar Fisik
SIrine dipasang dibagian atas, agar bisa menghasilkan jangkauan suara yang
lebih jauh.
Antena, dipasang diluar box agar bisa mendapat sinyal yang lebih baik.
Kontroller box terbuat dari bahan logam dan dilapisi cat khusus agar tahan
disegala cuaca.
Sensor level, ditempatkan diarea sungai sebagai acuan kondisi banjir.
5.3.2. Gambar Diagram Blok
Gambar 5. 2 Diagram Blok
Antena
Sensor Level
Controller box
Sirine
Y(s)X(s) Kontroler
(Arduino)
Plant
(SMS Gateway & Sirine)
Sensor
22. 17
5.3.3. Gambar Rangkaian
Pada rangkaian disamping, Sirine digantikan sementasra oleh kombinasi Lampu
Indikator LED dengan buzzer.
Gambar 5. 3 Gambar Rangkaian
5.4. Struktur Produk
Gambar 5. 4 Struktur Produk
Flows
Sistem
Kontrol
Sensor
Sensor
Pelampung
(Ball Floater)
Kontroler
Arduino
Mega
Alarm
Sirine
SMS
Gateway
Modul
Wavecom
Kabel Listrik
& kabel
Jumper
Kabel Listrik
Kabel
Jumper
23. 18
Sensor:
Sensor Level (Ball Floater) : Tinggi: 100 cm
Kontroler:
Arduino Mega
Alarm:
Sirine : Level air melebihi batas ambang atas
SMS Gateway:
Modul Wavecom
Kabel Listrik dan Kabel Jumper:
Kabel Listrik untuk Sensor
Kabel Listrik untuk Sirine
Kabel listrik untuk modul sms gateway
Kabel Listrik untuk kontroler
Kabel Jumper arduino
24. 19
5.5. Daftar Material
Berikut ini adalah daftar material dari sistem :
No. Material Gambar Ukuran Kuantitas
1. Dudukan Sensor
Diameter : 15 cm,
Tinggi : 50 cm
1
2. Sensor Tinggi: 100 cm 1
3. Sirine
Panjang : 82 mm, Lebar
: 75 mm
1
4. Box Kontroler
Panjang : 30 cm,
lebar:30 cm,
tinggi : 15 cm
1
5. Tiang Sirine
Tinggi : 300cm,
diameter : 15 cm
1
Tabel 5. 4 Daftar Material
25. 20
BAB 6. PENGUJIAN SISTEM
6.1.Pendahuluan
Setiap produk atau sistem yang dirancang/dihasilkan harus diuji terlebih
dahulu sebelum sistem tersebut dipakai oleh konsumen. Pengujian sangatlah
penting untuk mengetahui tingkat keandalan dari sistem. Pada prinsipnya produsen
bertugas untuk melakukan perancangan dan pembuatan sistem sedangkan
konsumen berhak melakukan pengoperasian dan pemeliharaan. Pengujian
merupakan proses yang dilakukan baik oleh produsen maupun konsumen. Proses
pengujian harus menjelaskan tentang objek yang diuji dan bagaimana cara
melakukan pengujian.
Berdasarkan tingkatannya, proses pengujian terbagi atas 3 macam, yakni
unit testing, integraty testing, dan operational testing. Unit testing merupakan
pengujian tingkat I (versy alpha) untuk menguji setiap komponen secara terpisah.
Integraty testing adalah pengujian tingkat II (versi beta) untuk menguji gabungan
dua atau lebih komponen yang dijalankan bersamaan. Kedua proses pengujian
tersebut di atas biasanya dilakukan oleh produsen saat proses pembuatan
sistem/produk. Sedangkan operational testing yang merupakan pengujian tingkat
III (versi final) adalah pengujian sistem secara keseluruhan di mana sistem
dioperasikan pada berbagai kondisi lingkungan. Pengujian ini dilakukan oleh
produsen dan konsumen saat proses pengoperasian.
6.2. Unit Testing
Berikut ini adalah unit testing yang dilakukan pada system :
No. Unit Yang Diuji Cara Pengujian
1. Sensor Level Menempatkan sensor pada air yang berarus hingga
kontroler dapat membaca nilai dari sensor
26. 21
2. Kontroler Memberikan sumber tegangan hingga dapat menerima
dan memberikan data.
3. Sirine Memberikan input tegangan dan sinyal kontrol hingga
menghasilkan suara
4. Modul GSM Memberikan sinyal kontrol untuk mengirim sms, hingga
sms diterima oleh nomor yang tuju.
5. Power Supply Mengukur output tegangan dengan menggunkan
avometer
6. Kabel Listrik Mengukur resistansi antar ujung kabel menggunkan
avometer
7 Kabel Jumper Mengukur resistansi antar ujung kabel menggunkan
avometer
Tabel 6. 1 Unit Testing
6.3. Integraty Testing
Berikut ini adalah integraty testing yang dilakukan pada system :
No. Keterkaitan Yang Diuji Cara Pengujian
1. Kontroler + Jumper + Sensor Memberikan sumber tegangan dan
menempatkan sensor pada air berarus dengan
level high sehingga sensor dapat mengirim nilai
pada kontroler
2. Kontroler + Jumper + Power Supply Memberikan sumber tegangan dan memasukkan
sinyal input hingga dapat menerima dan
memberikan data
3. Kontroler + Jumper + Modul GSM Memberikan sinyal kontrol sehingga Modul GSM
dapat mengirim sms
4. Kontroler + Jumper + Sirine Memberikan sinyal kontrol pada kon kontroler
sehingga sirine dapat memberikan peringatan
suara
5. Power Supply + Kabel Listrik +
Sensor
Memberikan sumber tegangan dan
menempatkan sensor pada air berarus dengan
level high sehingga sensor dapat mengirim nilai
pada kontroler
6. Power Supply + Kabel Listrik +
Modul GSM
Memberikan sumber tegangan dan sinyal kontrol
untuk mengirim sms hingga modul GSM dapat
mengirim SMS
27. 22
7. Power Supply + Kabel Listrik + Sirine Memberikan sumber tegangan dan sinyal kontrol
hingga sirine dapat memberikan peringatan
berupa suara
8. Kabel Listrik + Power Supply +
Sensor + Jumper + Kontroler
Memberikan sumber tegangan dan
menempatkan sensor pada air berarus dengan
level high sehingga sensor dapat mengirim nilai
pada kontroler
9. Kabel Listrik + Power Supply +
Sensor + Jumper + Kontroler
+Modul GSM
Memberikan sumber tegangan dan
menempatkan sensor pada air berarus dengan
level high sehingga kontroller dapat membaca
nilai dari sensor, kemudian mengirimkannya
modul GSM dan modul GSM mengirimkan sms
peringatan
10. Kabel Listrik + Power Supply +
Sensor + Jumper + Kontroler +Sirine
Memberikan sumber tegangan dan
menempatkan sensor pada air berarus dengan
level high sehingga kontroller dapat membaca
nilai dari sensor, kemudian mengirimkannya pada
sirine dan sirine dapat memberikan suara
peringatan
Tabel 6. 2 Integraty Testing
6.4. Operational Testing
Berikut ini adalah operational testing yang dilakukan pada sistem :
No. Kondisi Operational Cara Pengujian
1. Start awal Mengoperasikan Sistem sesaat sebelum dihubungkan ke
sumber tegangan
2. Level High (siaga 1) Menjalankan sistem pada kondisi air dengan ketinggian 3 m
3. Level Midle (siaga 2) Menjalankan sistem pada kondisi air dengan ketinggian 2 m
4 Level low (siaga 3) Menjalankan sistem pada kondisi air dengan ketinggian <1m
Tabel 6. 3 Operational Testing
28. 23
DAFTAR PUSTAKA
Ferdiyanto. 2016, Metro TV News : 13 Kelurahan Terendam Banjir di Sampang.
http://news.metrotvnews.com/read/2016/02/28/491001/13-kelurahan-terendam-
banjir-di-sampang.
Harsoyo, 2012, Jurnal penanggulangan bencana : Pemanfaatan Teknologi
Modifikasi Cuaca Untuk Penanggulangan Bencana Asap Kebakaran Lahan
Dan Hutan.
Haryono. 2010, Level switch / Sensor Ketinggian:
http://www.otowater.com/2010/01/level-switch-sensor-ketinggian.html.
Kompas : Kali Kemuning Meluap, Sampang Banjir. 3 Juli 2016
Nugroho, Mazharuddin, dan Studiawan. 2013, Jurnal Pomits: Sistem Pendeteksi
Dini Banjir Menggunakan Sensor Kecepatan Air dan Sensor Ketinggian Air
Pada Mikrokontroler Arduino. Jurusan Teknik Informatika
Nurjanah, dkk. 2012. Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta.
Ulum, 2012, Jurnal penanggulangan bencana : Governance Dan Capacity Building
Dalam Manajemen Bencana Banjir Di Indonesia
Wijaya, Andy F. 2007. “Problem Antisipasi Bencana: dalam Perspektif Good
Governance dan Manajemen Pelayanan Publik.” Makalah Seminar Nasional
Potensi Migas dan Antisipasi Bencana di Jawa Timur. Malang: Universitas
Brawijaya.
29. 24
Rencana Implementasi Sistem FLOWS
Untuk rancangan implementasi pada alat kelompok kami terdapat langkah-
langkah untuk dijadikan produk alat yang paten:
a. pertama kelompok kami melakukan pengujian dan pembuatan prototipe (±2
minggu).
b. setelah melakukan pembuatan prototipe berhasil, prototipe yang telah kami
buat dilakukan uji coba ke lingkungan sungai yang sebenarnya (±1
minggu).
c. jika cara kerja dari prototipe telah sesuai dengan kelompok kami inginkan,
kami membuat laporan akhir tentang sistem yang telah kelompok kami buat
(±4 minggu).
Antena
Sensor Level
Controller box
Sirine