Puskesmas Rias memiliki 9 bidan yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk program KB. Cakupan pelayanan seperti kunjungan ibu hamil, persalinan, dan balita masih perlu ditingkatkan karena mobilitas penduduk yang tinggi dan laporan dari luar wilayah yang kurang. Program PKPR juga perlu ditingkatkan kerjasamanya dengan sekolah. Capaian target cakupan masih dibawah standar untuk beberapa pos pelayanan,
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah Hrdnt
Dokumen tersebut merupakan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang membahas tentang keadaan umum, status kesehatan, upaya kesehatan, dan masalah-masalah kesehatan di Kabupaten Bogor berdasarkan pencapaian indikator MDGs dan SPM. Lima masalah prioritas yang diidentifikasi adalah angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu, neonatus dengan komplikasi yang ditangani, dan penemuan pneumonia balita.
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASDokter Tekno
Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Kabupaten Fokus di Provinsi Fokus dalam rangka Orientasi Pelayanan Persalinan dan Nifas Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) yang bertujuan untuk memantau cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terus-menerus di setiap wilayah. PWS KIA meliputi pemantauan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, pelayanan ibu nifas, pelayanan neonatus, serta deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan
Dokumen tersebut membahas pengelolaan program KIA/KB di tingkat desa sebagai bagian dari program PKMD. Terdapat pengumpulan data wilayah sasaran, perencanaan kegiatan termasuk sumber daya manusia dan keuangan yang dibutuhkan, pelaksanaan pengumpulan data, dan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan di desa.
Puskesmas Rias memiliki 9 bidan yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk program KB. Cakupan pelayanan seperti kunjungan ibu hamil, persalinan, dan balita masih perlu ditingkatkan karena mobilitas penduduk yang tinggi dan laporan dari luar wilayah yang kurang. Program PKPR juga perlu ditingkatkan kerjasamanya dengan sekolah. Capaian target cakupan masih dibawah standar untuk beberapa pos pelayanan,
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah Hrdnt
Dokumen tersebut merupakan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang membahas tentang keadaan umum, status kesehatan, upaya kesehatan, dan masalah-masalah kesehatan di Kabupaten Bogor berdasarkan pencapaian indikator MDGs dan SPM. Lima masalah prioritas yang diidentifikasi adalah angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu, neonatus dengan komplikasi yang ditangani, dan penemuan pneumonia balita.
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASDokter Tekno
Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Kabupaten Fokus di Provinsi Fokus dalam rangka Orientasi Pelayanan Persalinan dan Nifas Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) yang bertujuan untuk memantau cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terus-menerus di setiap wilayah. PWS KIA meliputi pemantauan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, pelayanan ibu nifas, pelayanan neonatus, serta deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan
Dokumen tersebut membahas pengelolaan program KIA/KB di tingkat desa sebagai bagian dari program PKMD. Terdapat pengumpulan data wilayah sasaran, perencanaan kegiatan termasuk sumber daya manusia dan keuangan yang dibutuhkan, pelaksanaan pengumpulan data, dan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan di desa.
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016Muh Saleh
Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi meliputi peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, peningkatan kapasitas petugas kesehatan, serta penguatan kerja sama antara bidan dan dukun untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat.
EVALUASI PROGRAM KIAPUSKESMAS BATUJAYAPERIODE JANUARI S/D DESEMBER TH 2014 Dokter Tekno
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai profil Puskesmas Batujaya di Kabupaten Karawang. Puskesmas ini memberikan pelayanan kesehatan kepada 90.161 penduduk di 10 desa yang terletak di dataran rendah dan persawahan. Beberapa program kesehatan ibu dan anak seperti K1, K4, dan pelayanan balita mencapai target di atas 70% walaupun masih terdapat tantangan seperti cakupan KIA dan kematian ibu yang masih tinggi.
Pemantauan dan evaluasi kegiatan PWS-KIA (Pemantauan Wilayah Setempat tentang Kesehatan Ibu dan Anak) merupakan hal penting untuk memperbaiki database dan diagnosis kebidanan komunitas. Evaluasi memungkinkan bidan untuk memonitor kelemahan dalam setiap tahap pelayanan. Pemantauan dapat dilakukan melalui laporan kegiatan PWS-KIA bulanan dan status desa yang ditinjau dari grafik hasil cakupan pelayanan.
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi BaratMuh Saleh
Dokumen ini membahas upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi pada tahun 2015. Upaya tersebut meliputi peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, penambahan tenaga kesehatan, penguatan pelayanan rujukan, serta program pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan. Alokasi anggaran untuk program ini berasal dari APBD
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
Upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi di Provinsi Sulawesi Barat melalui strategi pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terpadu dan berkelanjutan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas hingga anak sekolah. Pemerintah daerah diharapkan mendukung dengan menetapkan peraturan daerah tentang penanganan kesehatan ibu, bayi dan anak agar program-program penurunan angka kematian dapat dilaksan
Dokumen ini membahas kebijakan pelayanan kesehatan primer di daerah terpencil dan sangat terpencil. Terdapat penjelasan tentang penetapan daerah tertinggal, kabupaten terpencil, dan definisi operasional fasyankes kawasan terpencil serta sangat terpencil. Dokumen ini juga menjelaskan peran puskesmas dalam pelayanan kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
Dokumen tersebut berisi ringkasan tentang profil Puskesmas, Pustu, dan Posyandu di Desa Sungai Kapas tahun 2017. Terdapat informasi tentang letak geografis, data demografi, sosial budaya, sarana dan prasarana, ketenagaan, serta hasil kinerja program kesehatan di desa tersebut."
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016Muh Saleh
Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi meliputi peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, peningkatan kapasitas petugas kesehatan, serta penguatan kerja sama antara bidan dan dukun untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Sulawesi Barat.
EVALUASI PROGRAM KIAPUSKESMAS BATUJAYAPERIODE JANUARI S/D DESEMBER TH 2014 Dokter Tekno
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai profil Puskesmas Batujaya di Kabupaten Karawang. Puskesmas ini memberikan pelayanan kesehatan kepada 90.161 penduduk di 10 desa yang terletak di dataran rendah dan persawahan. Beberapa program kesehatan ibu dan anak seperti K1, K4, dan pelayanan balita mencapai target di atas 70% walaupun masih terdapat tantangan seperti cakupan KIA dan kematian ibu yang masih tinggi.
Pemantauan dan evaluasi kegiatan PWS-KIA (Pemantauan Wilayah Setempat tentang Kesehatan Ibu dan Anak) merupakan hal penting untuk memperbaiki database dan diagnosis kebidanan komunitas. Evaluasi memungkinkan bidan untuk memonitor kelemahan dalam setiap tahap pelayanan. Pemantauan dapat dilakukan melalui laporan kegiatan PWS-KIA bulanan dan status desa yang ditinjau dari grafik hasil cakupan pelayanan.
Implementasi upaya Penurunan Kasus Kematian ibu dan bayi di Sulawesi BaratMuh Saleh
Dokumen ini membahas upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi pada tahun 2015. Upaya tersebut meliputi peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, penambahan tenaga kesehatan, penguatan pelayanan rujukan, serta program pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan. Alokasi anggaran untuk program ini berasal dari APBD
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
Upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi di Provinsi Sulawesi Barat melalui strategi pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terpadu dan berkelanjutan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas hingga anak sekolah. Pemerintah daerah diharapkan mendukung dengan menetapkan peraturan daerah tentang penanganan kesehatan ibu, bayi dan anak agar program-program penurunan angka kematian dapat dilaksan
Dokumen ini membahas kebijakan pelayanan kesehatan primer di daerah terpencil dan sangat terpencil. Terdapat penjelasan tentang penetapan daerah tertinggal, kabupaten terpencil, dan definisi operasional fasyankes kawasan terpencil serta sangat terpencil. Dokumen ini juga menjelaskan peran puskesmas dalam pelayanan kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
Dokumen tersebut berisi ringkasan tentang profil Puskesmas, Pustu, dan Posyandu di Desa Sungai Kapas tahun 2017. Terdapat informasi tentang letak geografis, data demografi, sosial budaya, sarana dan prasarana, ketenagaan, serta hasil kinerja program kesehatan di desa tersebut."
Dokumen tersebut membahas tentang Posyandu Prima sebagai bagian dari integrasi layanan primer yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan lainnya secara terintegrasi di tingkat desa/kelurahan melalui jejaring hingga tingkat dusun/RT/RW."
Dokumen tersebut memberikan gambaran umum tentang Kalimantan Tengah, mencakup geografi, demografi, administrasi, dan ekonomi. Provinsi Kalimantan Tengah memiliki luas wilayah 153.564 km2 dan terbagi atas 13 kabupaten beserta 1 kota. Jumlah penduduk tahun 2009 adalah 2.183.668 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 2,63% per tahun. Sektor ekonomi terbesar adalah keuangan, persewaan, dan j
Riset kesehatan dasar 2010 (penggunaan tembakau dan rokokindonesiaheart
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 memberikan informasi tentang status kesehatan masyarakat Indonesia khususnya indikator Millenium Development Goals (MDGs) kesehatan. Riskesdas 2010 mengumpulkan data dari sampel rumah tangga di seluruh Indonesia untuk menganalisis indikator MDGs seperti gizi, konsumsi gizi, dan kesehatan ibu dan anak. Hasilnya menunjukkan perbaikan pada beberapa indikator gizi anak namun masih ada kesen
Sistem kesehatan nasional Indonesia menghadapi berbagai permasalahan terkait disparitas akses layanan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, pembiayaan, dan keterlibatan masyarakat. Upaya peningkatan mutu layanan dan partisipasi seluruh pemangku kepentingan diperlukan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Makalah ini membahas profil Puskesmas Cibereum Hilir di Kota Sukabumi. Puskesmas ini melayani dua kelurahan dengan luas wilayah 480,17 Ha dan jumlah penduduk 21.210 jiwa. Penyakit yang paling banyak ditangani adalah ISPA sebanyak 78 kasus. Rata-rata kunjungan pasien per hari adalah 40 orang. Puskesmas hanya memiliki satu dokter umum.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pelayanan kesehatan dan ruang lingkupnya, indikator standar pelayanan kesehatan, faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan, sasaran pembangunan kesehatan 2025, prinsip pelayanan kesehatan yang baik, dan perencanaan program kesehatan di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan wahana Posyandu dan Polindes. Posyandu adalah forum komunitas untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana di desa. Sedangkan Polindes adalah tempat pelayanan kebidanan dan kesehatan lainnya di desa yang dikelola oleh bidan. Dokumen menjelaskan tujuan, kegiatan, dan indikator kinerja dari Posyandu dan Polindes.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan akan mendapatkan hasil yang optimal
apabila diikuti dengan penempatan sumber daya manusia kesehatan yang
profesional sesuai dengan unit/program kesehatan masing-masing.
Perencanaan sumber daya manusia akan lebih efektif apabila didasarkan
pada perkembangan berbagai determinan kesehatan. Perkembangan
determinan kesehatan dimaksud adalah memperhatikan perkembangan
masalah kesehatan, perkembangan demografi, perkembangan lingkungan
dan perkembangan pola pelayanan kesehatan.
Salah satu faktor yang mendukung pelaksanaan Puskesmas saat ini
adalah adanya ketersediaan sumber daya manusia bidang kesehatan. Unsur
SDM bidang kesehatan merupakan salah satu unsur manajemen yang harus
dipenuhi untuk tercapainya secara efektif tujuan organisasi. Sebagai
organisasi pemerintah, SDM kesehatan merupakan pegawai atau aparatur
pemerintah sehingga manajemen yang mengaturnya lebih mengarah kepada
manajemen kepegawaian atau manajemen personalia. Manajemen personalia
memiliki tujuan untuk mengarahkan para karyawan dalam pekerjaan atau
hubungan kerja mereka.
2. 2
Tenaga kesehatan di Puskesmas harus sesuai dengan tingkat
kebutuhan Puskesmas dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan
yang baik dimulai dengan menetapkan program kepegawaian. Jumlah dan
macam profesi tenaga kesehatan di tiap Puskesmas tentu berbeda .
Puskesmas di perkotaan sangat berbeda SDM-nya dengan Puskesmas di
pedesaan. Puskesmas rawat inap dan UGD lebih berbeda lagi dengan
Puskesmas biasa . Perencanaan SDM Puskesmas disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan Puskesmas itu sendiri
Secara umum pengorganisasian karyawan Puskesmas mengacu
kepada peraturan dan perundangan pemerintah yang berlaku dimana setiap
karyawan akan ditetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang integrasi dan koordinasinya dalam struktur organisasi Puskesmas,
selanjutnya karyawan Puskesmas ditentukan dengan kebijakan Kepala
Puskesmas. Tiap karyawan akan diarahkan agar dapat bekerjasama dan
bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan Puskesmas.
Tiap karyawan diharuskan memliki rencana kerja program masing-masing
dan langkah-langkah strategi untuk pencapaian rencana kegiatan tersebut.
Dengan tersedianya data baik primer maupun sekunder yang valid
dalam profil SDM Kesehatan Puskesmas Rias Kabupaten Bangka selatan
tahun 2012 akan dapat menjadi acuan untuk perencanaan pengembangan
Sumber Daya Manusia Kesehatan ditahun-tahun mendatang.
3. 3
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran serta hubungan tentang situasi
Sumber Daya Manusia Kesehatan yang menyeluruh di wilayah kerja
Puskesmas Rias dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan
diwilayah kerja Puskesmas Rias.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran jumlah tenaga kesehatan berdasarkan
umur, jenis kelamin di Puskesmas Rias tahun 2012.
b. Untuk mengetahui gambaran jumlah tenaga kesehatan berdasarkan
pangkat, ruang, jabatan structural dan fungsional di Puskesmas
Rias tahun 2012.
c. Untuk mengetahui gambaran jumlah tenaga kesehatan berdasarkan
tingkat pendidikan serta jurusan di Puskesmas Rias tahun 2012.
d. Untuk mengetahui gambaran jumlah tenaga kesehatan berdasarkan
status kepegawaian di Puskesmas Rias tahun 2012.
e. Untuk memberi gambaran proses manajemen SDMK Puskesmas
Rias tahun 2012.
4. 4
C. RUANG LINGKUP
Profil SDMK Puskesmas Rias ini menyajikan data Kepegawaian
berdasarkan jenis kelamin, pangkat, jabatan serta tingkat pendidikan.
Adapun sumber data diambil dari berbagai sumber, baik primer maupun
sekunder seperti dari Daftar Urut Kepegawaian (DUK) tahunan (januari s.d
Desember 2012).
5. 5
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS RIAS
A. SEJARAH PUSKESMAS RIAS
Puskesmas Rias didirikan pada tahun 2010 di jalan Desa Raya Dusun
SPA Desa Rias Kecamatan Toboali yang diresmikan oleh Bupati Bangka
Selatan Ir. Justiar Noer,MM, dengan Koordinator Puskesmasnya adalah
Maniur Sinaga,SE dengan jumlah pegawai 18 pegawai yang merupakan
pegawai pindahan dari Puskesmas yang ada di Bangka Selatan dengan Surat
Perintah Tugas dari Badan Kepegawaian Daerah Bangka Selatan Nomor
820/13/BKD-M/2010.
B. DATA GEOGRAFIS
Puskesmas Rias adalah Puskesmas non perawatan yang berada
dibagian Selatan kecamatan Toboali dengan berjarak lebih kurang 10 Km
dari pusat ibu kota Kabupaten dan wilayah kerjanya mencakup dua desa
yaitu Desa Rias dan Desa Serdang. Sebagian daerahnya terdiri dari rawa-
rawa , hutan produksi dan pantai.
Batas – batas wilayah kerja Puskesmas Rias, sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pergam Kecamatan Airgegas.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Teladan.
c. Sebelah Barat Berbatasan dengan Laut Selat Bangka.
d. Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Gadunng dan Laut Cina Selatan.
6. 6
B. DATA DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas rias berjumlah 10.967
jiwa terdiri dari perempuan 5.348 Jiwa, laki-laki 5.619 Jiwa. Sebaran
penduduk relatif jarang kecuali daeran tertentu. Pertambahan penduduk
relatif belum terjaga hal ini disebabkan kurang pengetahuan masyarakat
tentang penggunaan dan fungsi KB. Sebagian besar mata pencahariannya
sebagai petani. Sedangkan untuk tingkat pendidikan masyarakatnya cukup
di tandai banyak Sekolah SD 7 SMP 1 Sekolah, SMA 1 Sekolah. Penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Rias kebanyakan adalah pendatang yang
didominasi oleh warga Transmigrasi, kecuali desa Serdang yang rata –rata
penduduknya pribumi. Adapun gambaran Kependudukan Wilayah kerja
Puskesmas Rias tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Sumber data Pemdes Rias dan Pemdes Serdang
NO. DESA R W R T K K L P JUMLAH
1.
2.
Rias
Serdang
6
6
35
17
2.086
1.202
3.688
1931
3.353
1.995
7041
3.926
JUMLAH 12 52 3.288 5.619 5.348 10.967
7. 7
D. Data Derajat Kesehatan Masyarakat Wilayah Puskesmas Rias Tahun 2012
D.1 Mortalitas (Data Kematian)
1. Data Kematian Bayi
Pada tahun 2012 di wilayah Puskesmas Rias tidak ada kematian bayi.
2. Data Kematian Ibu
Tidak ada kematian Ibu pada tahun 2012.
3. Data Kematian Balita
Tidak ada kematian Balita pada tahun 2012.
4. Data Kematian Kasar
Untuk angka kematian kasar di wilayah kerja puskesmas rias pada
tahun 2012 belum terdata
D.2 Morbiditas (Data Kesakitan)
Kunjungan pasien yang datang ke Puskesmas Rias tahun 2012
sebanyak 480 kasus dengan rata-rata kunjungan sebulan 40 orang
pasien. Sedangkan jenis penyakit terbanyak (urutan 10 besar penyakit)
tahun 2012 adalah sebagai berikut:
a. Infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas berjumlah 56 kasus
b. Rhinitis 16 Orang
c. Hipertensi 11 orang
e. Gastritis 11 orang
f. Dermatitis 10 orang
8. 8
g. Gingivitis 9 Orang
h. Artritis 9 0rang
i. Dyspepsia 8 Orang
j. Chephalgia 7 Orang
k. Hipotensi 6 Orang
D.3 Status Gizi
NO KEGIATAN TARGET %
2010
TAHUN 2012
1
2
3
4
5
6
7
Gizi buruk yang
ditemukan yg mendapat
perawatan
ASI Ekslusif
Cakupan RT yg
mengkonsumsi garam
beryodium.
Pemberian VIT A (anak 6-
59 bulan).
Cakupan Ibu hamil
mendapat FE
Cakupan balita yg di
timbang (D/S).
Penyediaan bufferstock
MP-AS
100
65
90
90
95
65
100
-
15%
-
-
100 %
92,2 % %
29 %
100%
9. 9
BAB III
TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS RIAS
A. Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas Rias
Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) Puskesmas Rias
tahun 2012 merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya
perencanaan Pendidikan, dan pelatihan, serta pendayagunaan tenaga
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Sumber Daya Manusia Kesehatan yang ada di Puskesmas Rias
berjumlah 42 orang terdiri dari 42 orang PNS, 2 Orang honorer dan 2 .orang
Tenaga Kerja Sukarela, dengan criteria : 1 orang Dokter umum, 3 orang S1
KESMAS, 6 orang D3 Kebidanan 15 orang D3 Keperawatan, orang D3
Farmasi, 2 orang D3 Analis, 2 orang D3 Perawat Gigi, 1, DI Kebidanan 2
orang SPK , 5 orang SLTA 2 Orang Berdasarkan Daftar Urut Kepegawaian
tahun 2012 dapat diuraikan berdasarkan tabel dan grafik sebagai berikut :
10. 10
A. Jenis Kelamin
Tabel III.1
Data Jenis Kelamin Pegawai Puskesmas Rias Tahun 2012
NO JENIS KELAMIN JUMLAH
1 Perempuan 37
2 Laki-Laki 13
Jumlah 50
Berdasarkan Data Tabel diatas, terlihat bahwa Pegawai Puskesmas Rias
Tahun 2012 didominasi oleh tenaga perempuan sebanyak 74,00 %, Laki-Laki
26,00% data menunjukkan trend secara umum di bidang kesehatan selalu di
dominasi tenaga kesehatan perempuan hal ini disebabkan bahwa pelayanan
kesehatan lebih banyak pendekatan kasih sayang.
B. Kepangkatan
Tabel III.2
Data Pangkat Pegawai Puskesmas Rias Tahun 2012
NO Pangkat Jumlah
1 Penata TK I -
2 Penata 1
3 Penata Muda TK.I 2
4 Penata Muda 6
5 Pengatur TK.I 14
6 Pengatur 14
7 Pengatur Muda TK.I 4
8 Pengatur Muda 1
Jumlah 42
11. 11
Dari Data dapat dilihat bahwa Pangkat Pegawai PKM.Rias Tahun 2012
terbanyak adalah Pengatur TK I dan Pengatur hal ini didasarkan tahun
pengangkatan pegawai negeri Kabupaten Bangka Selatan dan Perencanaan
Kepegawaian Daerah.
C. RUANG
Tabel III.3
Data Ruang pegawai Puskesmas Rias Tahun 2012
Ruang Jumlah
1 III/d -
2 III/c 1
3 III/b 2
4 III/a 6
5 II/d 14
6 II/c 14
7 II/b 4
8 II/a 1
Jumlah 42
12. 12
Grafik III.3
Data Ruang pegawai Puskesmas Rias Tahun 2012
D. Jabatan
Tabel III.4
Data Jabatan Kepegawaian Puskesmas Rias Tahun 2012
NO Jabatan Jumlah
1 Struktural 2
2 Fungsional 40
42
0
5
10
15
III/d III/c III/b III/a
II/d
II/c
II/b
II/a
13. 13
Grafik III.4
Data Jabatan Pegawai Puskesmas Rias Tahun 2012
Dari table dan grafik diatas terlihat bahwa jabatan terbanyak adalah jabatan
fungsional, hal ini sesuai dengan fungsi Puskesmas sebagai institusi pelayanan
kesehatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat.
E. Kepegawaian
Tabel III.5
Data Status Kepegawaian Puskesmas Rias Tahun 2012
No Status Kepegawaian Jumlah
1 PNS 42
2 CPNS -
Jumlah 42
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
STRUKTURAL
FUNGSIONAL
STRUKTURAL, 2
FUNGSIONAL, 42
14. 14
Grafik III.5
Status Kepegawaian Puskesmas Rias Tahun 2012
F. PENDIDIKAN
Tabel III. 6
Data Pendidikan Pegawai Puskesmas Rias Tahun 2012
No Pendidikan Jumlah
1 S1 7
2 D III 34
3 D I 2
4 SPK/ SMA 6
5 SD 1
Jumlah 50
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
PNS
CPNS
PNS
CPNS
Sales
15. 15
Grafik III.6
Data Pendidikan Pegawai Puskesmas Rias Tahun 2012
G. JURUSAN
Tabel III.7
Data Jurusan Pegawai Puskesmas Rias Tahun 2012
No Jurusan Pendidikan Jumlah
1 S1 Kedokteran Umum 2
2 S1 Ekonomi 1
3 S1 Kesehatan Masyarakat 3
4 S1 Keperawatan 1
6 D III Gizi 2
7 D III Kebidanan 1
8 D III Keperawatan 13
9 D III Kesehatan Gigi 1
10 D III Farmasi 2
11 D III Analis 2
12 D III Kesehatan Lingkungan 2
13 D I Kebidanan 2
14 SPK/ SMA 6
15 SD 1
Jumlah
Grafik III.7
0
5
10
15
20
25
30
35
40
S 1 D III D1 SPK/ SMA SD
16. 16
Data Jurusan Pendidikan Pegawai Puskesmas Rias Tahun 2012
0
2
4
6
8
10
12
14
DATA JURUSAN PENDIDIKAN
PEGAWAI PKM RIAS THN. 2012
17. 17
BAB IV
PROGRAM PENGEMBANGAN, KEBUTUHAN , KEBERADAAN DAN
PEMBERDAYAAN SDMK
A. PROGRAM PENGEMBANGAN SDMK
Upaya Pengembangan SDMK di Puskesmas Rias Tahun 2012
dilaksanakan melalui program pendidikan dan pelatihan. Program
pendidikan Kepegawaian dilaksanakan secara berkelanjutan antara lain
melaui tugas belajar ataupun izin belajar . Adapun Pegawai Puskesmas Rias
yang mengitu Tugas Belajar pada tahun 2012 1 orang, izin belajar 3 orang.
Untuk Pengembangan SDMK Puskesmas Rias Tahun 2012 melalui
pelatihan dilaksanakan oleh setiap pegawai melalui pelatihan di tiap-tiap
program, baik di tingkat kabupaten dan Provinsi.
B. KEBUTUHAN KEPEGAWAIAN
Secara umum kebutuhan Kepegawaian Puskesmas Rias sudah
mencukupi , hanya kekurangan tenaga dokter gigi dan tenaga rekam medik.
Selama tahun 2012 kebutuhan tenaga Kesehatan Puskesmas Rias diatur oleh
Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah Bangka
Selatan.
C. KEBERADAAN KEPEGAWAIAN
Keberadaan Kepegawaian Puskesmas Rias Tahun 2012 tidak ada
permasalah, dilihat dari jumlah dan distribusi pegawai, sehingga secara
18. 18
kuantitas dan aksessibilitas layanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat belum ditemukan kendala yang berarti.
D. PEMBERDAYAAN KEPEGAWAIAN
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang ada di
Puskesmas Rias Tahun 2012 mengacu pada Struktur organisasi Puskesmas,
sehingga dalam kegiatan sehari-hari, maupun jam kerja sesuai dengan Tugas
dan Fungsinya dalam memberikan Pelayanan Kesehatan.
19. 19
BAB .IV
PENUTUP
Profil Sumber Daya Manusia Kesehatan Puskesmas Rias Tahun 2012
merupakan gambaran secara menyeluruh mengenai kondisi Sumber Daya Manusia
yang ada di Puskesmas Rias Kabupaten Bangka Selatan baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
Secara umum Program Pengembangan dan Pemberdayaan Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Rias Tahun 2012 sudah dilaksanakan, namun perlu peningkatan
sehingga akan mempengaruhi Derajat Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Rias.
TIM PENYUSUN
Pelindung : Damsiar, SKM
Ketua : Muhammad Iman, SST
ANGGOTA : 1. Armawati, SKM
2. Dela Aprilia, AMK
3. Novi Arisanti, AMK
4. Iwan Yunianto
Dan seluruh staf Puskesmas Toboali yang mana tidak bisa kami sebutkan
satu persatu atas kontribusi yang telah diberikan terhadap penyelesaian profil
SDMK ini, yang diharapkan akan menjadi Acuan untuk perencanaan program
pengembangan SDMK ditahun-tahun mendatang.