Surat Al Masad/Al Lahab menjelaskan tentang hukuman Allah terhadap Abu Lahab, paman Nabi Muhammad SAW, dan istrinya karena sikap mereka yang keras menentang dakwah Nabi. Surat ini memperingatkan bahwa harta dan usaha Abu Lahab tidak akan berguna dan ia akan dimasukkan ke neraka yang panas seumur hidupnya bersama istrinya yang dikenal sebagai "pembawa kayu bakar" karena sering mencoba menghasut orang lain men
Materi ini merupakan perbaikan dari materi Mengapa Harus Berilmu sebelumnya. Silakan download file ppt dan penjelasan tiap slide (bentuk docx) di https://goo.gl/apTTnu
Semoga bermanfaat
Materi ini merupakan perbaikan dari materi Mengapa Harus Berilmu sebelumnya. Silakan download file ppt dan penjelasan tiap slide (bentuk docx) di https://goo.gl/apTTnu
Semoga bermanfaat
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
3. Artinya:(QS. Al Lahab: 1-5)
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab
dan sesungguhnya dia akan binasa .
2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta
bendanya dan apa yang ia usahakan.
3. Kelak dia akan masuk ke dalam api
yang bergejolak.
4. Dan (begitu pula) isterinya, pembawa
kayu bakar .
5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Al Lahab juga
disebut surat Al
Masad
4. Permulaan dakwah Nabi Muhammad SAW secara terang-
terangan dibukit Shafa. Saat itu ia bersabda “Wahai bani Fihr,
Bani ‘Adi, dan kelauarga Qurays, mari berkumpul pada pagi hari
ini!”Lalu Nabi bersabda “Bagaimana pendapat kalian jika aku
beri tahu bahwa besok pagi atau petang musuh akan dating ,
apakah kalian percaya kepadaku?”Rosul bersabda kembali “Aku
peringatkan kalian bahwa siksaan Allah yang dasyat akan
datang.”
Bahwa ketika itu Abu Lahab mengangkat tangannya kemudian
mengatakan, “Apakah hanya untuk mendengarkan ini engkau
(Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) mengumpulkan kami ?”.
5. Dia adalah paman Nabi. “Namanya (Abu
Lahab) adalah ‘Abdul ‘Uzza bin ‘Abdil
Muthalib. Ayahnya Abu ‘Uttaybah, disebut
dengan Abu Lahab karena wajahnya yang
merah”. Lebih lanjut, gelar Abu Lahab
merupakan gelar yang pas untuknya. Sisi
pasnya adalah karena ia akan dimasukkan ke
neraka yang menyala-nyala yang memiliki
lidah api yang dahsyat
Siapa Abu
Lahab?
6. Tidak ada gunanya harta benda Abu Lahab. Usaha dan
pekerjaannya juga tidak menolongnya. Semua itu tidak ada
gunanya, tidak dapat menggagalkan doa Nabi SAW. Padahal
Abu Lahab itu paman beliau sendiri. Namanya Abdul Uzza. Dia
merupakan musuh yang paling keras. Ia sering berjalan di
belakang Nabi. Setiap kali Nabi SAW mengatakan sesuatu dia
mendustakannya. Oleh karena itu Allah menyebutkan balasan
atas perbuatannya itu. Ia akan memasuki neraka yang
panasnya dan dahsyatnya tidak ada yang tahu selain
Penciptanya. Neraka yang menjilat-jilat. Ia dan istrinya, si
Pembawa kayu bakar akan merasakan api itu.
7. Diriwayatkan pula bahwa wanita itu biasa
meletakkan duri di jalan yang akan dilalui
Rasulullah SAW setelah dikumpulkannya
untuk menghalangi dakwah beliau. Ada
pula yang mengatakan wanita itu berupaya
mengobarkan permusuhan antara Nabi
dan orang-orang. Ia membawa kayu bakar
fitnah dan menyalakan permusuhan di
antara mereka. Allah SWT menambah
gambaran buruk wanita ini dengan
ungkapan,
8. Ia pernah mempunyai kalung dan
bersumpah untuk dibelanjakan
dalam rangka melawan
Rasulullah SAW. Oleh karena itu
Allah SWT menggantinya dengan
tali di lehernya yang kuat
melilit di lehernya. Kala itu ia
berada di neraka Jahanam. Ada
yang mengatakan, ini bentuk
penghinaan kepadanya
digambarkan sebagai tukang kayu
bakar untuk merendahkannya
karena kesombongannya dan
suaminya.
9. Faidah Surat Al Masad/Al Lahab
1. Penetapan ketentuan/hukum Allah dengan
binasanya Abu Lahab, tidak terlaksananya tipu
dayanya yang ia gunakan untuk memperdayai
Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
2. Harta dan anak sama sekali tidaklah
bermanfaat/mampu menyelamatkan seorang
hamba dari adzab Allah jika perbuatannya mencari
murka Allah dan jauh dari ridha Allah.
3. Haramnya mengganggu seorang mukmin secara
mutlak.
4. Tidak bermanfaatnya kedekatan seseorang
dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam jika
perbuatannya adalah kekufuran dan kesyirikan,
walaupun ia adalah paman Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam.