2. FORMULASI SEDIAAN GEL DARI REBUSAN DAUN
KERSEN (Muntingia calabura L.) DAN
UJI KESTABILAN FISIKNYA UNTUK
PENGGUNAAN ANTISEPTIK
OLEH :
VONI CHERLI
PO.71.39.0.08.036
3. Pemakaian gel antiseptik
Bahan antiseptik
Tanaman Tradisional
Daun Kersen
Flavonoid, saponin, tanin, glikosida
Berkhasiat sebagai antiseptik
Peneliti Tertarik
4. Pernyataan
Daun kersen mengandung Saponin,
alkaloid, glikosida, dan tanin yang
memiliki
aktivitas antibakteri dan bisa digunakan
sebagai antiseptik
Pertanyaan
Apakah rebusan daun kersen dapat
diformulasikan dalam sediaan
gel antiseptik tangan yang stabil secara
fisik?
8. • Memberikan informasi tentang pemanfaatan
rebusan daun kersen (Muntingia calabura L.)
sebagai suatu sediaan antiseptik tangan.
• Membantu pemerintah dan masyarakat dalam
memanfaatkan serta meningkatkan
penggunaan tanaman obat tradisional.
9. Daun Kersen
(Muntingia calabura L.)
Air Rebusan Daun Kersen
(Muntingia calabura L.)
Penambah
bau
Basis
Formula Gel
Pelembab
Antioksidan
Pengawet
Kestabilan Fisik
Warna
Bau
Stabil
Kejernihan
pH
Tidak Stabil
Viskositas
10. Hi : Air rebusan daun kersen
(Muntingia calabura L.) dapat
diformulasikan menjadi
sediaan gel antiseptik tangan
dan stabil secara fisik
11. • Daun kersen
(Muntingia
calabura L.)
• Eksperimental
Jenis
penelitian
• Waktu penelitian :
bulan juni juli
• Tempat :
lab.farmaset,lab
fisika
Waktu dan
tempat
Objek
penelitian
12. Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
Air Rebusan Daun Kersen (Muntingia calabura L.)
Pembuatan Gel
Uji kestabilan Fisik
13. Variabel Independen :
pH, viskositas, warna, bau, dan
kejernihan.
Variabel Dependen :
Kestabilan fisik gel
14. 1.
Cara Pengolahan
Pengamatan dan pengukuran langsung
terhadap:
pH dan viskositas
Menggunakan kuisioner dengan 30 orang
responden untuk pengamatan terhadap:
Warna, bau, dan kejernihan.
2.
Analisis Data.
16. • Dari hasil uji statistic ANOVA one-way terlihat bahwa
keenam formula mempunyai rata-rata pH yang tidak
berbeda bermakna (P>0,005). Keempat formula
merupakan formula yang stabil, dimana pH formula I,
II, III, dan IV pada hari ke-0 tidak berbeda bermakna
dengan hari ke-7, 14, 21, dan 28. (P>0,05). Secara
umum pH gel menurun dengan bertambahnya waktu
penyimpanan. Hal ini disebabkan terjadinya hidrolisis
senyawa yang bersifat asam pada ekstrak selama
penyimpanan. Penurunan pH dapat disebabkan oleh
kondisi lingkungan penyimpanan seperti cahaya dan
kelembaban udara.
18. • Menurut uji statistic ANOVA one-way, dinyatakan
bahwa visikositas dari keempat hari formula
berbeda bermakna (P>0,005), hal ini dikarenakan
gel dibuat dengan konsentrasi carbofol 940 yang
berbeda-beda. Carbomer 940 digunakan untuk
agen pembentuk gel. Terdispersi di dalam air
membentuk larutan koloidal bersifat asam, sifat
merekat rendah. Carbomer bersifat stabil,
higroskopik. Penambahan temperatur berlebihan
dapat mengakibatkan penurunan kekentalan dan
mengurangi stabilitas (Rowe, et al., 2003).
20. • Pengujian warna tiap formula gel yang
mengandung infusa daun kersen (Muntingia
calabura L.) dilakukan berdasarkan pengamatan
secara langsung oleh 30 responden dengan
mengisi kuesioner. Sediaan gel selama 28 hari
penyimpanan dari hari ke 0, 7, 14, 21, dan 28
relatif tidak berubah. Pada uji statistik chisquare, nilai p<0,05 untuk ketiga sediaan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
perubahan warna terhadap ketiga formula
sediaan gel yang mengandung infusa daun kersen
(Muntingia calabura L.)
22. • Dari 30 orang responden dapat dilihat untuk
formula I, II, dan III menyatakan tidak terjadi
perubahan bau terhadap ketiga formula
sediaan gel yang mengandung infusa daun
kersen (Muntingia calabura L.). Dari hasil
statistik chi-square, nilai p<0,05 untuk ketiga
sediaan.
24. •
Dari 30 orang responden yang mengisi
kuesioner dapat dikatakan bahwa Kejernihan
sediaan gel pada formula I lebih stabil dari
hari ke 0, 7, 14, 21, dan 28 dibanding formula
II dan formula III.
• Dari hasil statistik chi-square, nilai p<0,05
untuk ketiga sediaan. Hal ini berarti tidak
terjadi perubahan kejernihan terhadap ketiga
formula sediaan gel yang mengandung infusa
daun kersen (Muntingia calabura L.).
25. Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang
formulasi gel antiseptik yang mengandung daun
kersen (Muntingia calabura L.) yang telah diuji
kestabilan fisiknya maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Infusa daun kersen (Muntingia calabura L.)
dapat diformulasikan menjadi sediaan gel
antiseptik.
2. Formula gel antiseptik yang paling stabil adalah
formula II dengan basis carbofol 0,8 %.
27. Tanaman Kersen (Muntingia calabura L.)
•
•
•
•
•
•
•
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Malvales
Family : Elaeocarpaceae
Genus : Muntingia
Spesies : (Muntingia calabura L.)
28. Perhitungan Konsentrasi Zat
Aktif dari Daun Kersen
Berdasarkan Penelitian Zakaria Dkk (2006), pada konsentrasi
100.000 ppm ekstrak air daun kersen menunjukkan hasil yang
signifikan dan memiliki aktivitas antibakteri yang efektif.
Maka :
100.000 ppm = 100.000mg
1L
= 100 gr x 100 % = 10 %
1000 ml
Jadi, Konsentrasi zat aktif yang dimasukkan kedalam formula
adalah 10 %.
29. Formula I Formula II Formula III
Bahan
Kontrol
Air rebusan daun kersen
-
10 %
10 %
10 %
Zat aktif
Carbopol 940
0,5 %
0,5 %
0,6 %
0.7 %
Pensuspensi
Trietanolamin
0.5 %
0, 5 %
0,6 %
0,7 %
Pensuspensi
1%
1%
1%
1%
Pelembab
Korigen Melon
12 gtt
12 gtt
12 gtt
12 gtt
Pewangi
Natrium metabisulfit
0,1 %
0,1 %
0,1 %
0,1 %
Antioksidan
Nipagin
0, 18 %
0, 18 %
0, 18 %
0, 18 %
Pengawet
Nipasol
0,02 %
0,02 %
0,02 %
0,02 %
Pengawet
Aquadest ad
200 gr
200gr
200gr
200gr
Pembawa
Gliserin
Keterangan
Berdasarkan formula gel antiseptik tangan dari penelitian Sari dan Isdiartuti (2006).
30. Formula gel yang mengandung air rebusan daun
kersen (Muntingia calabura L.)
Bahan
Control
Formula II
Formula III
Keterangan
40%
Infusa daun
kersen 25 %
Formula I
40%
40%
Zat aktif
Carbofol 940
0,7%
0,7%
0,8%
0,9%
Pembentuk
gel
Trietanolamin
0,7%
0,7%
0,8%
0,9%
Pembasah
Gliserin
1%
1%
1%
1%
Pelembab
Na.metabisulfit
0,1%
0,1%
0,1%
0,1%
Antioksidan
Nipagin
0,18%
0,18%
0,18%
0,18%
Pengawet
Aquadest
100 gr
100gr
100 gr
100 gr
Pembawa