SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan memiliki
struktur molekul steroid yang diperlukan untuk berbagai proses metabolisme
di dalam tubuh. Salah satu pemicu adanya vitamin D yaitu jika tubuh terkena
paparan cahaya matahari. Sumber vitamin D yang berasal dari makanan
ditemukan dalam minyak ikan, telur, mentega, hati, ikan seperti makarel,
salmon, sarden dan tuna. Tidak hanya itu, banyak makanan yang telah
difortifikasi vitamin D, paling utama produk susu serta sereal. Makanan nabati
biasanya rendah kandungan vitamin D (Zgaga et al., 2011).
Selaras dengan penelitian Holick (2007) mengatakan ada satu juta orang di
dunia mengalami defisiensi vitamin D dan hampir 50% mengalami insufisiensi
(kondisi tubuh yang tidak mendapatkan asupan vitamin D yang cukup, vitamin
D sampai masalah defisiensi vitamin D ini menjadi perhatian di dunia. Angka
defisiensi vitamin D di Asia Tenggara berkisar antara 6-70% (Holick dan
Nimitphong, 2013). Angka tersebut cukup tinggi karena negara-negara di Asia
Tenggara termasuk Indonesia merupakan wilayah tropis yang mendapat
paparan sinar matahari adekuat sepanjang tahun.
Indonesia adalah negeri tropis yang sepanjang tahun disinari matahari.
Hingga saat ini sangat jarang dilakukan penelitian tentang prevalensi
kekurangan vitamin D, paparan cahaya matahari serta konsumsi makanan.
Walaupun Indonesia termasuk negeri tropis memiliki cahaya matahari yang
besar, peristiwa defisiensi vitamin D nyatanya lumayan besar. Prevalensi
defisiensi vitamin D3 di Indonesia pada wanita usia 18-40 tahun, 45-55 tahun
dan 60-75 tahun berturut-turut adalah: 63%, 50% dan 35,1% (Yosephin et al,
2014).
Pada tahun 2017, hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan vitamin D
orang Indonesia rendah (Adysha Citra R, 2017). Hasil penelitian di Indonesia
dan Malaysia, pada wanita usia 18-40 tahun mengalami defisiesi Vitamin D
2
sebesar 63% (Israr Itah, 2018). Rimahardika et al (2017) melaporkan bahwa
orang yang bekerja di luar ruangan mempunyai total durasi paparan sinar
matahari yang lebih besar daripada orang yang bekerja di luar ruangan. Hal ini
bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang melaporkan bahwa 78%
nelayan mengalami defisiensi dan insufisiensi vitamin D.
Pemicu kurangnya vitamin D dapat terjadi karena minimnya paparan
cahaya matahari (UVB), minimnya kegiatan diluar ruangan, gaya hidup yang
cenderung menghindari cahaya matahari, pemakaian sunblock, rendahnya
konsumsi makanan kaya vitamin D semacam susu dan makanan yang
difortifikasi, kecenderungan mengurangi bahan makanan tinggi lemak dan
bekerja di dalam ruangan dalam jangka waktu yang panjang. Defisiensi vitamin
ini bisa diatasi dengan meningkatkan sintesis vitamin D melalui cahaya
matahari, fortifikasi makanan ataupun mengonsumsi suplemenasi vitamin D.
(Rimahardika R, et al, 2017).
Kejadian defisiensi vitamin D dapat berpengaruh dari jenis kelamin.
Perempuan berisiko 2,9 kali mengalami defisiensi vitamin D dibanding laki-
laki (Kung dan Lee, 2006). Hal ini disebabkan karena kebanyakan perempuan
cenderung menggunakan pelindung atau proteksi saat terpapar sinar matahari
seperti tabir surya, sunblock, berhijab dan semacamnya untuk menjaga agar
kulit tetap terlindungi dari panasnya matahari, berbeda dengan laki-laki
umumnya lebih banyak terekspos terhadap sinar matahari dan kebanyakan
tidak terlalu memperdulikannya (Moy, 2011).
Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan kelainan tulang yang dinamakan
riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. (Zgaga L, et al,
2011). Selain itu, defisiensi vitamin D dilibatkan sebagai faktor risiko dari
berbagai penyakit, termasuk pada kondisi organ non-skeletal yaitu dapat
meningkatkan terjadinya risiko diabetes melitus tipe 2, gangguan
kardiovaskular yang disebabkan hipertensi, obesitas dan gangguan profil lipid,
kanker, infeksi dan autoimun. (Kearns MD, et al, 2015).
Vitamin D dapat terpenuhi apabila seorang terpapar cahaya matahari yang
cukup. Bagi Setiati, et al, (2007), paparan cahaya matahari dianggap adekuat
apabila terpapar sepanjang 25 menit, minimun 3x dalam seminggu pada bagian
3
wajah, tangan, serta lengan. Penelitian lain oleh Wanner et al, (2015),
melaporkan kenaikan kegiatan di luar ruangan sepanjang 10 menit satu hari
dapat meningkatkan kandungan vitamin D dalam darah. Tetapi pada mayoritas
orang yang tidak sering terpapar cahaya matahari, konsumsi pangan jadi
sumber utama untuk memenuhi kebutuhan vitamin D. Kebutuhan konsumsi
pangan mengandung vitamin D pada suatu negeri tergantung dari pola makan,
penggunaan suplemen, serta pasokan sumber makanan yang mengandung
vitamin D (Prentice, 2008).
Berdasarkan pada penelitian Rimahardika et al (2017), orang yang bekerja
di dalam ruangan lebih berisiko defisiensi vitamin D dibanding orang yang
bekerja di luar ruangan dikarenakan asupan vitamin D lebih sedikit dan paparan
sinar matahari tidak cukup akibat sering menggunakan pakaian yang tertutup
dengan bahan pakaian yang sulit menyerap sinar matahari seperti katun/kapas
dan pelindung tubuh seperti topi/payung/sunscreen.
Penelitian ini menganalisis asupan vitamin D dan paparan sinar matahari
pada orang yang bekerja di dalam ruangan dibandingkan dengan orang yang
bekerja di luar ruangan. Penelitian ini diambil salah satunya berdasarkan
kejadian defisiensi vitamin D saat ini tidak hanya terjadi pada daerah dengan
pancaran radiasi sinar UVB yang rendah tetapi juga pada negara tropis dengan
pancaran sinar UVB yang tinggi, maka penulis menentukkan pengambilan
daerah penelitian pada daerah Purwakarta Jawa barat dimana paparan sinar
mataharinya yang tinggi dan terkait ketersediaan makanan yang mengandung
vitamin D seperti susu, daging dan sereal yang cukup banyak (Holick, et al,
2011). Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui asupan vitamin D dan
paparan sinar matahari pada orang yang bekerja di dalam ruangan dan di luar
ruangan wilayah Purwakarta Jawa Barat.
2. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan asupan konsumsi vitamin D serta paparan
sinar matahari pada orang yang bekerja di dalam ruangan dengan orang
yang bekerja di luar ruangan?
4
3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penilitian ini adalah menganalisis perbedaan asupan
vitamin D paparan cahaya matahari pada pekerja di dalam dan diluar
ruangan.
2. Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan karakteristik subjek berdasarkan usia, jenis kelamin,
durasi paparan cahaya matahari, dan durasi pemakaian perlindungan
terhadap cahaya matahari pada pekerja di dalam dan di luar ruangan.
2. Mendeskripsikan kebutuhan asupan vitamin D pada pekerja di dalam
dan di luar ruangan.
3. Mendeskripsikan durasi paparan cahaya matahari pada pekerja
didalam dan di luar ruangan.
4. Menganalisis perbedaan asupan vitamin D dan durasi paparan cahaya
matahari antara pekerja didalam ruangan dan di luar ruangan.
4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada mahasiswa sebagai
bahan masukan ataupun bonus data mengenai pentingnya konsumsi
vitamin D serta paparan cahaya matahari. Tidak hanya itu agar mahasiswa
lebih memerhatikan konsumsi makanan mengandung vitamin D dalam
pola makan sehari- hari.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa berikan masukan bagi tenaga
kesehatan untuk memberikan bimbingan kepada masyarakat tentang pola
hidup serta kebutuhan vitamin D supaya terpenuhinya kebutuhan vitamin.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan studi berikutnya tentang
faktor- faktor yang pengaruhi kandungan vitamin D.
5. Keaslian Penelitian
Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya dan ada beberapa
penelitian yang hampir sama yang berhubungan dengan vitamin D, paparan
sinar matahari, asupan energi dan status gizi yang telah dilakukan
sebelumnya dapat dilihat pada tabel 1.1
5
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
NO Penulis, Judul penelitian, tahun Desain Hasil
1 Rivan Virlando Suryadinata, Amelia
Lorensia, Dwi Wahyuningtyas, “Studi tingkat
pengetahuan mengenai vitamin D pada
pengemudi becak di Surabaya”, 2020.
Desain
crosssectional.
Pengemudi becak memiliki tingkat pengetahuan
yang rendah terhadap pengetahuan akan
pentingnya vitamin D terhadap kesehatan sehingga
dibutuhkan pendidikan yang sesuai dan tepat.
2 Inggita Kusumastuty, Dian Handayani,
Harjoedi Adji Tjahjono, Elsa Permata Sari,
Silvy, Kartika Rahayuningtyas, Andanu
Bima Saputra, ”Hubungan Paparan Sinar
Matahari, Status Gizi, dan Asupan Makan
terhadap Kadar Vitamin D Anak dan Remaja
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 1”, 2021.
Desain
crosssectional.
Seluruh responden mengalami defisiensi vitamin
D, sebagian besar responden memiliki paparan
sinar matahari kurang dan status gizi dalam
kategori normoweight. Mayoritas responden
memiliki asupan energi dan protein baik, lemak
berlebih, karbohidrat kurang, vitamin D dan
kalsium kurang.
3 Rosita Rimahardika , Hertanto Wahyu
Subagio , Hartanti Sandi Wijayanti,
“Asupan Vitamin D dan Paparan Sinar
Matahari pada Pekerja yang Di Dalam dan
d I Luar Ruangan”, 2017.
Desain
crosssectional.
Frekuensi paparan sinar matahari lebih tinggi pada
orang yang bekerja di dalam ruangan, bagian tubuh
lebih tertutup pada pekerja di dalam ruangan,
kebiasaan penggunaan pelindung tubuh lebih
sering pada pekerja di dalam ruangan, total durasi
terpapar sinar matahari lebih tinggi pada orang
yang bekerja di luar ruangan dan asupan vitamin D
orang yang bekerja di luar ruangan lebih tinggi
dibanding orang yang bekerja di dalam ruangan.
4 Achmad Faris Wahyudi, “Hubungan
Intensitas Paparan Sinar Matahari dengan
Kadar Serum 25(OH) D pada Pasien
Osteoartritis di KPKM Reni Jaya”, 2018.
Desain
crosssectional
Hasil penelitian memperlihatkan P value sebesar
0,512 yang berarti tidak ada hubungan bermakna
statistik. Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor
- faktor yang mempengaruhi hasil penelitian diluar
variabel yang di teliti.
5 Vienna Dwinda Putri , “Tingkat Kecukupan
Asupan Pangan Vitamin D pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya”, 2018
kuesioner dan
observasi IMT
Dari 259 subjek yang diteliti sebanyak 98,8%
subjek tidak mencukupi kebutuhan asupan vitamin
D dengan rata-rata konsumsi yaitu 123 ± 142 IU.
Jenis makanan yang menyumbangkan vitamin D
terbanyak yaitu ikan lele (40%) dan telur (20%).
Tidak ada subjek yang mengonsumsi suplemen
mengandung vitamin D.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian-
penelitian sebelumnya diantaranya, pada penelitian sebelumnya belum
pernah secara spesifik meneliti asupan vitamin D dan paparan sinar matahari
pada pekerja di dalam ruangan serta diluar ruangan di Purwakarta. Oleh
karena itu, pada penelitian ini lebih meneliti secara langsung, spesifik,
deskriptif terkait asupan vitamin D, paparan sinar matahari pada pekerja di
dalam ruangan serta diluar ruangan di Purwakarta.

More Related Content

Similar to Presentasi Unit Kerja Kosong.pdf

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal HygieneSatuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
Warung Bidan
 
Seminar Farmasi.pptx
Seminar Farmasi.pptxSeminar Farmasi.pptx
Seminar Farmasi.pptx
AlharaYuwanda1
 
Presentasi Proposal Mini Riset Sigit WD.pptx
Presentasi Proposal Mini Riset Sigit WD.pptxPresentasi Proposal Mini Riset Sigit WD.pptx
Presentasi Proposal Mini Riset Sigit WD.pptx
SigitWahyuDanto
 
Buletin-Stunting-2018-1.pdf
Buletin-Stunting-2018-1.pdfBuletin-Stunting-2018-1.pdf
Buletin-Stunting-2018-1.pdf
Syafrimuhammad3
 
Tes Literasi Bahasa Indonesia.pptx
Tes Literasi Bahasa Indonesia.pptxTes Literasi Bahasa Indonesia.pptx
Tes Literasi Bahasa Indonesia.pptx
DhafaAfdhillah
 
buletin-Situasi-Stunting-di-Indonesia_opt-1.pdf
buletin-Situasi-Stunting-di-Indonesia_opt-1.pdfbuletin-Situasi-Stunting-di-Indonesia_opt-1.pdf
buletin-Situasi-Stunting-di-Indonesia_opt-1.pdf
Syafrimuhammad3
 
PERAN REMAJA BERTANGGUNG JAWAB CEGAH STUNTING.pptx
PERAN REMAJA BERTANGGUNG JAWAB CEGAH STUNTING.pptxPERAN REMAJA BERTANGGUNG JAWAB CEGAH STUNTING.pptx
PERAN REMAJA BERTANGGUNG JAWAB CEGAH STUNTING.pptx
AdityaSujanaPutra
 
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Togell Ginie
 
Jurnal Nutrisimmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jurnal NutrisimmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmJurnal Nutrisimmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jurnal Nutrisimmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
drkarinamukhti
 
Satuan acara pembelajaran sap DM
Satuan acara pembelajaran sap DMSatuan acara pembelajaran sap DM
Satuan acara pembelajaran sap DM
Yayah Agung Fadilah
 

Similar to Presentasi Unit Kerja Kosong.pdf (11)

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal HygieneSatuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
 
Seminar Farmasi.pptx
Seminar Farmasi.pptxSeminar Farmasi.pptx
Seminar Farmasi.pptx
 
Presentasi Proposal Mini Riset Sigit WD.pptx
Presentasi Proposal Mini Riset Sigit WD.pptxPresentasi Proposal Mini Riset Sigit WD.pptx
Presentasi Proposal Mini Riset Sigit WD.pptx
 
Buletin-Stunting-2018-1.pdf
Buletin-Stunting-2018-1.pdfBuletin-Stunting-2018-1.pdf
Buletin-Stunting-2018-1.pdf
 
Kewirausahaan
KewirausahaanKewirausahaan
Kewirausahaan
 
Tes Literasi Bahasa Indonesia.pptx
Tes Literasi Bahasa Indonesia.pptxTes Literasi Bahasa Indonesia.pptx
Tes Literasi Bahasa Indonesia.pptx
 
buletin-Situasi-Stunting-di-Indonesia_opt-1.pdf
buletin-Situasi-Stunting-di-Indonesia_opt-1.pdfbuletin-Situasi-Stunting-di-Indonesia_opt-1.pdf
buletin-Situasi-Stunting-di-Indonesia_opt-1.pdf
 
PERAN REMAJA BERTANGGUNG JAWAB CEGAH STUNTING.pptx
PERAN REMAJA BERTANGGUNG JAWAB CEGAH STUNTING.pptxPERAN REMAJA BERTANGGUNG JAWAB CEGAH STUNTING.pptx
PERAN REMAJA BERTANGGUNG JAWAB CEGAH STUNTING.pptx
 
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
 
Jurnal Nutrisimmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jurnal NutrisimmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmJurnal Nutrisimmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jurnal Nutrisimmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
 
Satuan acara pembelajaran sap DM
Satuan acara pembelajaran sap DMSatuan acara pembelajaran sap DM
Satuan acara pembelajaran sap DM
 

Recently uploaded

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 

Presentasi Unit Kerja Kosong.pdf

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan memiliki struktur molekul steroid yang diperlukan untuk berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu pemicu adanya vitamin D yaitu jika tubuh terkena paparan cahaya matahari. Sumber vitamin D yang berasal dari makanan ditemukan dalam minyak ikan, telur, mentega, hati, ikan seperti makarel, salmon, sarden dan tuna. Tidak hanya itu, banyak makanan yang telah difortifikasi vitamin D, paling utama produk susu serta sereal. Makanan nabati biasanya rendah kandungan vitamin D (Zgaga et al., 2011). Selaras dengan penelitian Holick (2007) mengatakan ada satu juta orang di dunia mengalami defisiensi vitamin D dan hampir 50% mengalami insufisiensi (kondisi tubuh yang tidak mendapatkan asupan vitamin D yang cukup, vitamin D sampai masalah defisiensi vitamin D ini menjadi perhatian di dunia. Angka defisiensi vitamin D di Asia Tenggara berkisar antara 6-70% (Holick dan Nimitphong, 2013). Angka tersebut cukup tinggi karena negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia merupakan wilayah tropis yang mendapat paparan sinar matahari adekuat sepanjang tahun. Indonesia adalah negeri tropis yang sepanjang tahun disinari matahari. Hingga saat ini sangat jarang dilakukan penelitian tentang prevalensi kekurangan vitamin D, paparan cahaya matahari serta konsumsi makanan. Walaupun Indonesia termasuk negeri tropis memiliki cahaya matahari yang besar, peristiwa defisiensi vitamin D nyatanya lumayan besar. Prevalensi defisiensi vitamin D3 di Indonesia pada wanita usia 18-40 tahun, 45-55 tahun dan 60-75 tahun berturut-turut adalah: 63%, 50% dan 35,1% (Yosephin et al, 2014). Pada tahun 2017, hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan vitamin D orang Indonesia rendah (Adysha Citra R, 2017). Hasil penelitian di Indonesia dan Malaysia, pada wanita usia 18-40 tahun mengalami defisiesi Vitamin D
  • 2. 2 sebesar 63% (Israr Itah, 2018). Rimahardika et al (2017) melaporkan bahwa orang yang bekerja di luar ruangan mempunyai total durasi paparan sinar matahari yang lebih besar daripada orang yang bekerja di luar ruangan. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang melaporkan bahwa 78% nelayan mengalami defisiensi dan insufisiensi vitamin D. Pemicu kurangnya vitamin D dapat terjadi karena minimnya paparan cahaya matahari (UVB), minimnya kegiatan diluar ruangan, gaya hidup yang cenderung menghindari cahaya matahari, pemakaian sunblock, rendahnya konsumsi makanan kaya vitamin D semacam susu dan makanan yang difortifikasi, kecenderungan mengurangi bahan makanan tinggi lemak dan bekerja di dalam ruangan dalam jangka waktu yang panjang. Defisiensi vitamin ini bisa diatasi dengan meningkatkan sintesis vitamin D melalui cahaya matahari, fortifikasi makanan ataupun mengonsumsi suplemenasi vitamin D. (Rimahardika R, et al, 2017). Kejadian defisiensi vitamin D dapat berpengaruh dari jenis kelamin. Perempuan berisiko 2,9 kali mengalami defisiensi vitamin D dibanding laki- laki (Kung dan Lee, 2006). Hal ini disebabkan karena kebanyakan perempuan cenderung menggunakan pelindung atau proteksi saat terpapar sinar matahari seperti tabir surya, sunblock, berhijab dan semacamnya untuk menjaga agar kulit tetap terlindungi dari panasnya matahari, berbeda dengan laki-laki umumnya lebih banyak terekspos terhadap sinar matahari dan kebanyakan tidak terlalu memperdulikannya (Moy, 2011). Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan kelainan tulang yang dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. (Zgaga L, et al, 2011). Selain itu, defisiensi vitamin D dilibatkan sebagai faktor risiko dari berbagai penyakit, termasuk pada kondisi organ non-skeletal yaitu dapat meningkatkan terjadinya risiko diabetes melitus tipe 2, gangguan kardiovaskular yang disebabkan hipertensi, obesitas dan gangguan profil lipid, kanker, infeksi dan autoimun. (Kearns MD, et al, 2015). Vitamin D dapat terpenuhi apabila seorang terpapar cahaya matahari yang cukup. Bagi Setiati, et al, (2007), paparan cahaya matahari dianggap adekuat apabila terpapar sepanjang 25 menit, minimun 3x dalam seminggu pada bagian
  • 3. 3 wajah, tangan, serta lengan. Penelitian lain oleh Wanner et al, (2015), melaporkan kenaikan kegiatan di luar ruangan sepanjang 10 menit satu hari dapat meningkatkan kandungan vitamin D dalam darah. Tetapi pada mayoritas orang yang tidak sering terpapar cahaya matahari, konsumsi pangan jadi sumber utama untuk memenuhi kebutuhan vitamin D. Kebutuhan konsumsi pangan mengandung vitamin D pada suatu negeri tergantung dari pola makan, penggunaan suplemen, serta pasokan sumber makanan yang mengandung vitamin D (Prentice, 2008). Berdasarkan pada penelitian Rimahardika et al (2017), orang yang bekerja di dalam ruangan lebih berisiko defisiensi vitamin D dibanding orang yang bekerja di luar ruangan dikarenakan asupan vitamin D lebih sedikit dan paparan sinar matahari tidak cukup akibat sering menggunakan pakaian yang tertutup dengan bahan pakaian yang sulit menyerap sinar matahari seperti katun/kapas dan pelindung tubuh seperti topi/payung/sunscreen. Penelitian ini menganalisis asupan vitamin D dan paparan sinar matahari pada orang yang bekerja di dalam ruangan dibandingkan dengan orang yang bekerja di luar ruangan. Penelitian ini diambil salah satunya berdasarkan kejadian defisiensi vitamin D saat ini tidak hanya terjadi pada daerah dengan pancaran radiasi sinar UVB yang rendah tetapi juga pada negara tropis dengan pancaran sinar UVB yang tinggi, maka penulis menentukkan pengambilan daerah penelitian pada daerah Purwakarta Jawa barat dimana paparan sinar mataharinya yang tinggi dan terkait ketersediaan makanan yang mengandung vitamin D seperti susu, daging dan sereal yang cukup banyak (Holick, et al, 2011). Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui asupan vitamin D dan paparan sinar matahari pada orang yang bekerja di dalam ruangan dan di luar ruangan wilayah Purwakarta Jawa Barat. 2. Rumusan Masalah Apakah ada perbedaan asupan konsumsi vitamin D serta paparan sinar matahari pada orang yang bekerja di dalam ruangan dengan orang yang bekerja di luar ruangan?
  • 4. 4 3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan dari penilitian ini adalah menganalisis perbedaan asupan vitamin D paparan cahaya matahari pada pekerja di dalam dan diluar ruangan. 2. Tujuan Khusus 1. Mendeskripsikan karakteristik subjek berdasarkan usia, jenis kelamin, durasi paparan cahaya matahari, dan durasi pemakaian perlindungan terhadap cahaya matahari pada pekerja di dalam dan di luar ruangan. 2. Mendeskripsikan kebutuhan asupan vitamin D pada pekerja di dalam dan di luar ruangan. 3. Mendeskripsikan durasi paparan cahaya matahari pada pekerja didalam dan di luar ruangan. 4. Menganalisis perbedaan asupan vitamin D dan durasi paparan cahaya matahari antara pekerja didalam ruangan dan di luar ruangan. 4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada mahasiswa sebagai bahan masukan ataupun bonus data mengenai pentingnya konsumsi vitamin D serta paparan cahaya matahari. Tidak hanya itu agar mahasiswa lebih memerhatikan konsumsi makanan mengandung vitamin D dalam pola makan sehari- hari. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bisa berikan masukan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan bimbingan kepada masyarakat tentang pola hidup serta kebutuhan vitamin D supaya terpenuhinya kebutuhan vitamin. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan studi berikutnya tentang faktor- faktor yang pengaruhi kandungan vitamin D. 5. Keaslian Penelitian Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya dan ada beberapa penelitian yang hampir sama yang berhubungan dengan vitamin D, paparan sinar matahari, asupan energi dan status gizi yang telah dilakukan sebelumnya dapat dilihat pada tabel 1.1
  • 5. 5 Tabel 1.1 Keaslian Penelitian NO Penulis, Judul penelitian, tahun Desain Hasil 1 Rivan Virlando Suryadinata, Amelia Lorensia, Dwi Wahyuningtyas, “Studi tingkat pengetahuan mengenai vitamin D pada pengemudi becak di Surabaya”, 2020. Desain crosssectional. Pengemudi becak memiliki tingkat pengetahuan yang rendah terhadap pengetahuan akan pentingnya vitamin D terhadap kesehatan sehingga dibutuhkan pendidikan yang sesuai dan tepat. 2 Inggita Kusumastuty, Dian Handayani, Harjoedi Adji Tjahjono, Elsa Permata Sari, Silvy, Kartika Rahayuningtyas, Andanu Bima Saputra, ”Hubungan Paparan Sinar Matahari, Status Gizi, dan Asupan Makan terhadap Kadar Vitamin D Anak dan Remaja Penderita Diabetes Mellitus Tipe 1”, 2021. Desain crosssectional. Seluruh responden mengalami defisiensi vitamin D, sebagian besar responden memiliki paparan sinar matahari kurang dan status gizi dalam kategori normoweight. Mayoritas responden memiliki asupan energi dan protein baik, lemak berlebih, karbohidrat kurang, vitamin D dan kalsium kurang. 3 Rosita Rimahardika , Hertanto Wahyu Subagio , Hartanti Sandi Wijayanti, “Asupan Vitamin D dan Paparan Sinar Matahari pada Pekerja yang Di Dalam dan d I Luar Ruangan”, 2017. Desain crosssectional. Frekuensi paparan sinar matahari lebih tinggi pada orang yang bekerja di dalam ruangan, bagian tubuh lebih tertutup pada pekerja di dalam ruangan, kebiasaan penggunaan pelindung tubuh lebih sering pada pekerja di dalam ruangan, total durasi terpapar sinar matahari lebih tinggi pada orang yang bekerja di luar ruangan dan asupan vitamin D orang yang bekerja di luar ruangan lebih tinggi dibanding orang yang bekerja di dalam ruangan. 4 Achmad Faris Wahyudi, “Hubungan Intensitas Paparan Sinar Matahari dengan Kadar Serum 25(OH) D pada Pasien Osteoartritis di KPKM Reni Jaya”, 2018. Desain crosssectional Hasil penelitian memperlihatkan P value sebesar 0,512 yang berarti tidak ada hubungan bermakna statistik. Hal ini dapat terjadi karena adanya faktor - faktor yang mempengaruhi hasil penelitian diluar variabel yang di teliti. 5 Vienna Dwinda Putri , “Tingkat Kecukupan Asupan Pangan Vitamin D pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya”, 2018 kuesioner dan observasi IMT Dari 259 subjek yang diteliti sebanyak 98,8% subjek tidak mencukupi kebutuhan asupan vitamin D dengan rata-rata konsumsi yaitu 123 ± 142 IU. Jenis makanan yang menyumbangkan vitamin D terbanyak yaitu ikan lele (40%) dan telur (20%). Tidak ada subjek yang mengonsumsi suplemen mengandung vitamin D. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian- penelitian sebelumnya diantaranya, pada penelitian sebelumnya belum pernah secara spesifik meneliti asupan vitamin D dan paparan sinar matahari pada pekerja di dalam ruangan serta diluar ruangan di Purwakarta. Oleh karena itu, pada penelitian ini lebih meneliti secara langsung, spesifik, deskriptif terkait asupan vitamin D, paparan sinar matahari pada pekerja di dalam ruangan serta diluar ruangan di Purwakarta.