Vitamin C

1. Alhara Yuwanda, S.Si, M.Si
PERANAN
VITAMIN C
Dalam Perawatan Kulit

2. • Diperkenalkan oleh Linus Pauling (1901-1994) pada tahun
1960
• Memiliki nama IUPAC lactone-2,3-enediol
• C6H8O6 dengan BM 176,13 dan mudah larut air
• Vitamin C dapat disintesis dari D-Glukosa dan D-Galaktosa
terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat
(bentuki tereduksi) dan L-asam dehidroaskorbat (bentuk
teroksidasi)
• Manusia tidak dapat mensintesis vitamin C dengan sendirinya karena tidak memiliki
gulonolactone oxidase yaitu enzim yang diperlukan untuk biosintesis vitamin C sehingga untuk
memenuhi kebutuhan vitamin C didalam tubuh, manusia perlu mengkonsumsi buah dan
sayuran.
• Selain mengkonsumsi buah dan sayuran, sekarang vitamin C sudah tersedia dalam berbagai
sediaan, seperti : sediaan oral (suplemen), topikal dan injeksi.

3. Kandungan asam L-Ascorbic dalam buah segar (USDA)

4. Kandungan asam L-Ascorbic pada sayuran segar (USDA)

5. Ekstraksi Vitamin C
Buah
atau
daun

6. Inovasi
Non-
termal
MPFV
HPP
HPH
US
PEF
Menggunakan tekanan 600 MPa.
Tekanan tinggi tidak hanya
meningkatkan stabilitas mikrobiologis
dan mengurangi aktivitas enzim
dalam produk olahan, dan retensi
senyawa bioaktif yang lebih baik.
Menggunakan tekanan 600
MPa. Tekanan tinggi tidak
hanya meningkatkan stabilitas
mikrobiologis dan mengurangi
aktivitas enzim dalam produk
olahan, dan retensi senyawa
bioaktif yang lebih baik.
Ultrasound menggunakan
getaran dengan frekuensi
20 kHz - 100 kHz.
Pulsed Electric Fields (PEFs)
dengan bantuan pulse listrik pada
tegangan tinggi sekitar 20 kV/cm)

7. Manfaat Vitamin C
Kulit Kekebalan Tubuh Manfaat lain
membantu
mencerahkan kulit
mencegah penuaan
dini serta mencegah
adanya kerutan
meningkatkan kemotaksis,
fagositosis, generasi spesies
oksigen reaktif hingga akhirnya
dapat membunuh mikroba
melindungi dari stres
oksidatif lingkungan
sintesis kolagen.
mengaktifkan enzim
prolin

8. Manfaat Vitamin C
untuk Kulit
Mencerahkan
Kulit
Mencegah
Penuaan Kulit
Melindungi
Dari UV dan
Photoaging
Sebagai Anti
Oksidan
Penyembuhan
Luka

9. • Mencerahkan Kulit
Vitamin C berperan dalam mencegah dan mengobati hiperpigmentasi, dengan cara
menghambat kerja enzim tirosinase sehingga mengurangi produksi melanin dan
meningkatkan fungsi penghalang epidermis dengan merangsang produksi sfingolipid.
Penyebab terjadinya hiperpigmentasi dapat disebabkan oleh paparan sinar UV, pengaruh
hormonal, seperti pada sebagian besar ibu-ibu hamil di mana saat kehamilan plasenta
menghasilkan Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) yaitu hormon yang merangsang
pembentukan melanin, yang membuat kulit terlihat lebih gelap.
• Mencegah Penuaan Kulit
Dikulit manusia, vitamin C memiliki peran penting untuk proses biosintesis kolagen dan
memiliki efek untuk mencegah penuaan dini. Dikulit, vitamin C berfungsi sebagai kofaktor
untuk prolyl dan lysyl hidroksilase yang merupakan enzim yang dapat mengikat dan
menstabilkan serat kolagen. Vitamin C juga dapat mengaktifkan faktor transkripsi yang
terlibat dalam sintesis kolagen

10. Melindungi Dari UV dan Photoaging
 Ada beberapa penelitian mengatakan bahwa ternyata tantangan yang paling berat bagi kulit adalah
paparan terhadap radiasi sinar UV dari matahari.
 Radiasi dari sinar UV dapat merusak kulit melalui reactive oxygen spesies (ROS), dimana ROS dapat
merusak komponen matriks ekstraseluler dan mempengaruhi fungsi dan struktur sel.
 Paparan sinar UV yang akut dapat menyebabkan kulit terbakar dan mengakibatka peradangan. Selain
itu, perubahan warna kulit dan kerusakan pada matriks ekstra seluler dermal juga dapat terjadi.
 Oleh karena itu lapisan epidermis dan dermal rentan terhadap paparan sinar UV kronik, namun
perubahan yang paling berat terjadi pada matriks ekstraseluler dermis.
 Tanda dari photoaging yang paling jelas tersebut meliputi : kerutan, hiperpigmentasi, perubahan
elastisitas pada kulit, kulit menjadi lebih pucat serta kasar seiring bertambahnya usia.
 Tanda ini biasanaya terlihat dia area muka, dada, dan area lengan atas. Perubahan pada kulit akibat
paparan sinar UV memiliki kesamaan terhadap proses penuaan dini secara alami, hanya saja
onsetnya yang lebih akut.
 Diketahui bahwa vitamin C dapat mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh paparan sinar UV,
vitamin C dapat mencegah peroksidasi lipid dalam kultur keratinosit setelah paparan UV sehingga
dapat melindungi keratinosit dari apoptosis dan meningkatkan kelangsungan hidup sel

11. Sebagai Anti Oksidan
 Sebagai organ paling luar dari tubuh, kulit merupakan organ yang terpapar langsung dengan
lingkungan prooksidan, seperti : radiasi ultraviolet, polusi udara dan asap rokok sehingga dapat
memicu pembentukan radikal bebas yang disebut juga dengan reactive oxygen spesies (ROS).
 Secara fisiologis, tubuh memiliki antioksidan sebagai pertahanan untuk menetralisir radikal bebas
dari arah eksogen maupun endogen, tetapi seiring bertambahnya usia dan akumulasi ROS yang
meningkat, efektifitas sistem ini semakin berkurang.
 Penurunan antioksidan secara fisiologis diakibatkan oleh proses penuaan, sedangkan peningkatan
ROS berhubungan dengan radiasi UV, pajanan polusi udara, dan rokok.
 Ketidak seimbangan antara ROS dan antioksidan ini menyebabkan terjadi stres oksidatif yang
kemudian menyebabkan terjadi kerusakan sel.
 Antioksidan melindungi sel dari kerusakan radikal bebas dengan mendonorkan satu elektron bebas
keradikal bebas atau menerima satu electron yang tidak stabil sehingga menjadi stabil dan
menghentikan reaksi rantai serta mencegah kerusakan lipid, protein dan DNA. Antioksidan yang
mendonorkan elektron untuk radikal bebas akan menjadi antioksidan “radikal”.

12. Penyembuhan Luka
 Asam askorbat berperan sebagai kofaktor utuk beberapa enzim, seperti lisil hidroksilase dan prolil
hidroksilase. Lisil hidroksilase dan Prolil hidroksilase merupakan kolagen yang menstabilkan dan
sangat penting untuk penyembuhan luka. Disaat tubuh kekurangan asam askorbat, maka fibroblas
akan menghasilkan kolagen yang tidak stabil sehingga membuat otot tidak bekerja secara maksimal
dan membuat proses penyembuhan luka men jadi sulit dan lama.
 Konsentrasi asam askorbat plasma lebih rendah pada orang tua yang berumur 64-70 tahun
dibandingkan dengan orang dewasa yang masih sehat yang berumur 20-60 tahun. Sehingga, dalam
penyembuhan luka pada orang tua lebih lama dan lebih sulit.

13. Permasalahan Menurut penelitian Ferianto dkk (2019).Negara
Indonesia merupakan Negara yang terletak di garis
Khatulistiwa yang mempunyai iklim tropis. Sehingga,
tingginya suhu dan kelembaban udara menjadikan
tempat bertumbuhnya mikroorganisme yang dapat
merusak kesehatan kulit manusia.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
struktur, fungsi dan penampilan kulit, seperti
kerusakan akibat penuaan, yang berkontribusi
terhadap hilangnya elastisitas dan pembentukan
kerutan, paparan unsur-unsur yang menyebabkan
perubahan warna, kekeringan dan kerutan, paparan
kimiawi, dan trauma langsung, seperti pada luka dan
terbakar

14. Anatomi Kulit
Kulit adalah organ tunggal terbesar di tubuh,
biasanya 15-20% dari berat tubuh total.
Kulit juga memiliki banyak peran, antara lain:
sebagai alat sekresi keringat, alat pelindung,
indra peraba, pengatur suhu serta berfungsi
sebagai keratinisasi. Selain itu, kulit manusia
juga berperan untuk memproteksi organ dalam
tubuh dari ancaman yang berasal dari
lingkungan, antara lain: bakteri, jamur dan
virus yang dapat mengganggu kesehatan kulit
manusia. Kesehatan kulit manusia adalah hal
yang penting untuk dijaga agar tidak
menimbulkan berbagai penyakit kulit.
Sebagian besar orang Indonesia memiliki warna kulit coklat
atau sawo matang. Orang yang mempunyai kulit coklat
menganggap bahwa warna kulit yang terang dan bersih ialah
kulit yang cantik. Hal ini membuat orang berupaya untuk
membuat warna kulit mereka kembali seperti sedia kala, atau
mereka ingin menaikkan tingkat warna kulit mereka.

16. Kecantikan Wanita Nusantara (Jasmine, 2019)
Keuntungan pigmen melanin pada ras mongologid
1. Menekan risiko kanker kulit
Tingginya pigmen melanian pada orang dengan kulit sawo matang membuat perlindungan dari sinar UV lebih banyak. Pigmen melanin akan menyerap sinar ultraviolet
yang berbahaya untuk DNA. Lebih jauh lagi, jaringan sel orang yang berkulit sawo matang juga terhindar dari risiko kanker kulit.
2. Mengurangi risiko bayi lahir cacat
Memiliki kulit sawo matang juga bisa terhindar dari kemungkinan bayi lahir cacat. Melanin dalam kulit dapat melindungi DNA dari kerusakan akibat paparan sinar
matahari. Bagi ibu hamil yang memiliki kulit sawo matang, hal ini dapat berdampak pada kesehatan janin. Risiko mengalami bayi lahir cacat juga dapat dihindari.
3. Lebih awet muda
Perlindungan melanin dapat menjaga kulit dari kerusakan jangka panjang seperti bintik hitam atau tekstur kulit kasar sehingga tanda-tanda penuaan dapat dihindari.
4. Tulang kuat
Kulit sawo matang juga membuat pemiliknya memiliki cadangan vitamin D3 lebih banyak. Dengan bantuan sinar ultraviolet, kalsium dapat terbentuk. Dalam jangka
panjang, risiko mengalami osteoporosis bisa berkurang.

17. Kadar Vitamin C dalam Kulit dan dibandingkan
dengan jaringan lain
Beberapa penelitian mengatakan bahwa kadar vitamin C akan berkurang pada kulit rusak akibat
sering terpapar sinar matahari. Penelitian lain melaporkan bahwa paparan terhadap stress oksidan
melalui polusi atau iradiasi UV juga dapat menurunkan kadar vitamin C pada lapisan epidermis.

19. Defisiensi Vitamin C
 Vitamin C (asam askorbat) merupakan zat gizi esensial yang harus dikonsumsi secara
teratur agar tidak terjadinya defisiensi.
 Defisiensi Vitamin C adalah asupan Vitamin yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
 Ada beberapa faktor yang menyebabkan defisiensi vitamin, antara lain : gangguan
penyerapan , meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat gizi, dan gangguan
metabolisme.
 Gejala dari defisiensi Vitamin C, meliputi : pendarahan pada gusi, perubahan warna
pada kulit, nyeri pada sendi, dan kelelahan.
 Defisiensi vitamin C bagi kesehatan kulit yang vital adalah hilangnya sejumlah fungsi
kulit yang penting seperti penyembuhan luka yang buruk, yang diakibatkan adanya
gangguan pembentukan kolagen, penebalan stratum korneum disertai perdarahan
subkutan yang ekstrim karena kerapuhan, dan hilangnya morfologi jaringan ikat.

20. Kegunaan Topikal Vitamin C untuk Menghilangkan Hiperpigmentasi Periorbital
• Hiperpigmentasi periorbital atau dalam bahasa awam dikenal sebagai mata panda merupakan kondisi yang biasa
ditemui dalam praktik dermatologi.
Genetik
Hiperpigmentasi
Pascainflamasi
Lokasi Pembuluh
Darah yang
Superfisial dan
kulit tipis
Edema
Periorbital
Lingkungan
(radiasi sinar UV)
• vitamin C dan turunannya, seperti magnesium ascorbyl phosphate dan glukosida asam askorbat dapat menghambat
melanogenesis di melanosit manusia (Ohshima et al., 2019).
• Mereka menggunakan dua jenis vitamin C dalam losio 10% vitamin C yaitu natrium askorbat dan asam askorbat glukosida.
• Vitamin C berinteraksi dengan ion Cu di situs aktif tirosinase dan menghambat aksi dari enzim tirosinase, sehingga
mengurangi pembentukan melanin.
• Vitamin C juga bertindak pada pigmen perifolikular. Namun, vitamin C merupakan senyawa yang tidak stabil.
• Oleh karena itu, zat ini sering dikombinasikan dengan agen depigmentasi lainnya seperti kedelai dan akar manis untuk efek
depigmentasi yang lebih baik.

21. Hal yang perlu diperhatikan
 Reaksi yang merugikan termasuk ringan yaitu terjadi perubahan warna kekuningan pada kulit dan
rambut hipopigmentasi.
 Hal ini terjadi karena perubahan oksidatif dari vitamin C. Setelah diterapkan, vitamin C tidak dapat
sepenuhnya dicuci atau dihapus dari kulit.
 Terjadi Eritema dan kekeringan dapat diamati setelah penggunaan topikal vitamin C. Hal ini dapat
dengan mudah diobati dengan menggunakan pelembab. Penggunaan harus diperhatikan saat
digunakan di area sekitar mata.
 Selain efek samping yang telah disebutkan diatas, penggunaan vitamin C juga dapat menyebabkan
urtikaria dan eritema multiforme.
 Penggunaan dosis toksik dari vitamin C dapat menyebabkan apoptosis sel yaitu dengan pemakaian
100-200 kali dari dosis harian yang direkomendasikan.

22. • Efek vitamin C untuk kecantikan kulit telah banyak diterapkan, khususnya penggunaan vitamin C untuk efek
pencerahan kulit.
• Hal ini berkaitan dengan sifat vitamin C yang merupakan antioksidan kuat dan dapat diserap mudah oleh
tubuh. Dari beberapa pengujian klinis ditemukan bahwa efek vitamin C terhadap pigmentasi mempunyai hasil
positif yaitu dapat mencerahkan kulit.
• Beberapa pengobatan untuk masalah kelainan pigmen dalam hal ini penatalaksanaan melasma dan lentigo
senilis menggunakan vitamin C untuk pengobatan sistemik.
• Kameyama et al (1990) melakukan penelitian dan menemukan bahwa vitamin C merupakan salah satu
antioksidan yang dapat membantu mencerahkan warna kulit, sehingga vitamin C telah digunakan sebagai
terapi untuk masalah pada warna kulit gelap dan bermasalah.
• Dalam waktu terakhir ini maraknya penggunaan vitamin C secara infus (intravena) yang diyakini dengan cara
demikian dengan cepat warna kulit akan terlihat lebih cerah dan sehat dari sebelumnya, vitamin C sebagai
bahan utama kosmetik untuk mencerahkan kulit.

23. Overdosis Vitamin C
Muntah
Sisa Vitamin C berlebih
disalurkan melewati usus
menimbulkan permasalahan
pencernaan
Diare
Vit C berlebih beresiko
menimbulkan penyakit idabetes
Diabetes
Vitamin C pencegah
tumbuhnya kanker
Kanker
Menkonsumsi berlebihan
meningkatkan oksalat
Batu Ginjal
Pemberian vitamin C secara
langsung pada kulit
Alergi dan Ruam

24. Over dosis Vitamin C

25. Latar belakang : Masalah tonsilitis kronik sering pada anak. Gejala klinik yang muncul berdampak negatif sehingga
menurunkan kualitas hidup. Radikal bebas berperan dalam tonsilitis kronik. Potensi kerusakan radikal bebas dibatasi
antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan vitamin C menurunkan kadar peroksidasi lipid, memperbaiki
gejala klinik dan kualitas hidup penderita tonsilitis kronik.
Metode : Penelitian Randomized Controlled Trial dengan simple random sampling. Penilaian kadar peroksidasi lipid, gejala klinik
dan kualitas hidup dilakukan sebelum dan sesudah pemberian vitamin C.
Hasil : Total 51 penderita, 10 drop out dan 41 dianalisis. Kadar peroksidasi lipid sesudah perlakuan kelompok vitamin C (3,41 (0,53–4,65)) tidak berbeda
bermakna dibandingkan sebelum perlakuan (3,43 (0,39–4,16) (p=0,237).
Pengaruh Vitamin C terhadap Peroksidasi Lipid,
Gejala Klinik dan Kualitas Hidup Penderita Tonsilitis Kronik
Efek samping pemberian vitamin C dalam penelitian ini tidak didapatkan. Dosis yang diberikan sesuai dengan fungsi dan
kebutuhan vitamin C harian berdasarkan RDA dan tidak melebihi dosis maksimal. Pemberian lebih dari dosis maksimal
akan menyebabkan efek samping yaitu adanya gangguan seperti iritasi lambung, diare, eksresi cepat melalui urin,
pembentukan batu di ginjal, insomnia, iritasi kulit dan absorbsi zat besi yang berlebihan.
Simpulan : Kadar peroksidasi lipid yang diberikan vitamin C tidak berbeda bermakna dibandingkan tanpa diberikan vitamin
C (p=0,237). Gejala klinik dan kualitas hidup yang diberikan vitamin C lebih baik dibandingkan tanpa diberikan vitamin C.

27. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek samping injeksi vitamin C dosis tinggi dalam
jangka waktu lama terhadap gambaran histologis hati.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
perlakuan lama penyuntikan vitamin C dosis tinggi yang berbeda yaitu P0 (kontrol), P1 (lama
diinjeksi 30 hari), P2 (lama diinjeksi 50 hari), P3 (lama diinjeksi 70 hari) dan P4 (lama diinjeksi 90
hari). Parameter yang diamati adalah kadar SGPT dan SGOT plasma, persentase sel hati yang
mengalami degenerasi hidrofik, degenerasi lemak, inti piknotik, nekrosis, infiltrasi sel radang dan
kongesti sinusoid.
Kadar SGOT dengan uji ANOVA menunjukkan perbedaan nyata (P=0,009) antar kelompok
perlakuan dan kontrol, sedangkan dari uji Kruskal Wallis kadar SGPT tidak berbeda nyata
(P=0,86) sedangkan uji Kruskall Wallis pada kadar kadar kreatinin menunjukkan perbedaan yang
nyata (P=0,002). Dari uji Kruskal Wallis, degenerasi hidrofis tidak berbeda nyata (P=0,054),
sedangkan degenerasi lemak dengan uji ANOVA terdapat perbedaan nyata (P=0,000) antara
perlakuan dan kontrol. Inti piknotik dan nekrosis dengan uji ANOVA terdapat perbedaan nyata
antara kontrol dan perlakuan dengan nilai (P=0,016) dan (P=0,01).
Penyuntikan white vitamin C dosis tinggi dalam jangka waktu lama menurunkan fungsi fisiologis
hati tikus betina.

28. TERIMAKASIH