2. BUDIDAYA KEPITING
• Mencari alternative usaha Budidaya
• Mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
• Prospek eskport tinggi tanpa batas ( Quota )
• Memanfaatkan polusi tambak yang tidak produktif
• Permintaan Kepiting terus meningkat baik dari dalam
negeri maupun luar negeri
• Teknologi Budidaya sederhana dan dapat di pelajari
oleh pembudidaya
• Potensi lahan untuk Budidaya Kepiting ini cukup besar
3. KLASIFIKASI KEPITING BAKAU
• Phyllum : Arthropoda
• Class : Crustacea
• Ordo : Decapoda
• Famillia : Portunidae
• Genus : Scylla
• Species : Scylla Serrata
4. Mengenal Kepiting Bakau
• Kepiting dapat ditemukan di sepanjang pantai Indonesia.
• Ada dua jenis kepiting yang memiliki nilai komersil, yakni kepiting bakau
dan rajungan.
• Di dunia, kepiting bakau sendiri terdiri atas 4 spesies dan keempatnya
ditemukan di Indonesia, yakni: kepiting bakau merah (Scylla olivacea) atau
di dunia internasional dikenal dengan nama “red/orange mud crab”, kepiting
bakau hijau (S.serrata) yang dikenal sebagai “giant mud crab” karena
ukurannya yang dapat mencapai 2-3 kg per ekor, S. tranquebarica (Kepiting
bakau ungu) juga dapat mencapai ukuran besar dan S. paramamosain
(kepiting bakau putih).
Gambar :Kepiting bakau (Scylla sp)
7. TINGKAH LAKU KEPITING
Suka berendam dalam lumpur
Membuat lubang pada dinding atau
pematang tambak
Sifat kanibalisme yang tinggi (dominan
kepiting jantan)
Terjadi moulting
8. • Setiap terjadi ganti kulit, kepiting akan mengalami
pertumbuhan besar karapas maupun beratnya.
• Umumnya pergantian kulit akan terjadi sekitar 18 kali
mulai dari stadia instar sampai dewasa.
• Selama proses ganti kulit, kepiting memerlukan energi
dan gerakan yang cukup kuat, maka kepiting dewasa
yang mengalami pergantian kulit perlu tempat yang
cukup luas.
• Moulting pada kepiting dipengaruhi oleh hormon
ekdisteroid.
• Keluarga Crustaceae memiliki ekdisteroid yang
diproduksi menjelang mereka berganti kulit atau bertelur,
tetapi jumlahnya sangat sedikit
molting
9. PEMILIHAN LOKASI
1. Sumber Air
– Sumber air yang cocok payau dan asin
– Kadar garam yang ideal : 15 – 30 promil
– Suhu : 23 – 32 C
– PH : 7,2 – 7,8
10. 2. Tanah
– Fungsi tanah sebagai penahan air
– Jenis tanah lumpur dan berpasir ( Sandy clay ) atau
lempung berliat ( Silty Loam )
– Tanah sebagai sumber hara bagi banyak organisme
dan sebagai sumber makanan kepiting
– Organisme pito plankton, zoo plankton. Larva insekta.
– Bila PH tanah rendah atau bersifat asam maka
kelarutan unsure-unsur tanah yang beracun seperti
besi, aluminium, mangan dan seng meningkat maka
hal ini dapat membahayakan kehidupan kepiting.
– PH tanah yang baik PH netral : 6,6 – 7,3
11. 3. KETERSEDIAAN PAKAN
– Kebutuhan pakan dalam budidaya kepiting memerlukan
biaya yang paling tinggi.
– Dapat ditekan biaya pakan tersebut apabila pada lokasi
tersebut pakan alami dapat di perolah dengan mudah.
( bekicot, kerang, cumi-cumi, Ular, Belut, dsb )
12. 4. SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA
– Ketersediaan benih yang mencukupi dan harga wajar
– Mudah memperolah sarana produksi untuk budidaya
– Bahan-bahan untuk membuat kontruksi tambak, sarana
budidaya yang di perlukan
– Lokasi dekat dengan pasar kepiting untuk menjual
kepiting.
– Lokasi lancar transportasi
– Jarak pasar akan mempengaruhi juga kualitas kepiting.
13. 5. TENAGA LAPANGAN YANG TERAMPIL
– Pembudidaya kepiting harus di dampingi oleh
tenaga yang terampil
– Tenaga lapangan harus cakap, terampil, mempunyai
banyak teknik dalam budidaya kepiting
– Tenaga lapang mempunyai dedikasi tinggi,
berpengalaman untuk mendampingi pembudidaya
kepiting.
15. TEKNIK BUDIDAYA
Berdasrkan Tempat:
1. Di dalam bak
2. Di Tambak
3. Di Sungai
3. Di pantai (daerah hutan mangrove)
Berdasarkan wadah budidaya:
1. Kotak bambu
2. Keranjang buah
3. Keranjang plastik (berkat kondangan)
4. Kotak desain khusus
5. Keramba bambu
6. Karamba jaring
21. 1. Metode Keramba Bambu
– Metode ini mudah berkembang di pantai
– Cara pembuatan mudah
– Kelemahan tingkat kanibalisme tinggi
– Padat penebaran yang sedikit
22. Peralatan Dan Bahan
- Karambah bambu ukuran : 2 x 1,50 meter
- Balok ukuran 5 x 7 x 4 m sebanyak 18 Batang.
- Bambu sebanyak 15 batang
- Paku 1,5 inch : 0,8 Kg dan paku 4 inch 0,5 Kg
- Engsel anti karat sedang, ukuran 0,5 mm sebanyak 4 buah
- Kunci gembok sebanyak 1 set
- Martil dan parang
23.
24. 2. Sistem Keramba Jaring Trawl
( MADANG )
• Bahan dari jaring Polyetheline ( PE )
• Merupakan modifikasi dari keramba bambu
• Kelebihan sirkulasi air lancar
• Proses pembuatan yang sangat praktis
25. Bahan Keramba Jaring
– Jaring trawl dia meter 1-1,5 sebanyak 3 Kg
– Balok ukuran 5 x 7 x 4 m sebanyak 18 Batang.
– Kayu lat triplek sebanyak 36 M
– Paku 1 inch 1 Kg dan paku 4 inch sebanyak 1,5 Kg
– Engsel sebanyak 4 buah
– Gembok sebanyak 1 set
– Bambu sebanyak 1 batang
26.
27. 3. SISTEM PAGAR TANCAP
• Model ini merupakan bagian dari pengembangan sistem
budidaya pengemukan kepiting yang memanfaatkanbahan dari
bambu yang dibelah sebagaii dinding / pagar.
• Rangka pagar terubat dari balok kayu
• Digunakan pada areal tambak
• Ukuran 15 x 8 meter atau 20 x 10 meter
• Potongan bambu yang telah dibelah-belah ditancapkan kedasar
tanah sedalam 0,5 meter disusun secara vertikal.
• Jarak antara celah antara 0,5 -1 Cm agar sirkulasi lancar
28. BAHAN PEMBUATAN PAGAR
TANCAP
• Bambu sebanyak 15 batang
• Broti 5 x 7 x 4 meter sebanyak 40 batang
• Paku 1 inch 5 Kg dan paku 4 inch sebanyak 2,5 Kg
• Waring hitam sebanyak 45 meter
29. 4. PEMBESARAN KEPITING DI
TAMBAK
• Ukuran benih : 20 – 50 gram
• Kepadatan : 5.000 – 10.000 ekor / Ha
• Pakan ikan segar tau kerang
• Dosis pakan : 3 – 5 % Biomas kepiting
• Pakan di taruh di anco
• Plankton di pelihara cukup agar sinar tidak terlalu
tinggi Perawatan
• kualitas air ( suhu 24 – 30 C )
• Salinitas ( 18 -33 % ),
• PH air : 7,2 – 7,8
30. 5. PENGGEMUKAN KEPITING
• Benih kepiting ukuran : 250 – 300 Gram
• Setiap kotak bambu di isi 1 ekor kepiting
• Pakan ikan rucah
• Dosis pakan : 3 – 5 % dari bobot biomas total /
hari
• Lama pemeliharaan 20 – 30 hari
31. 6. PRODUKSI KEPITING BERTELUR
PENUH
• Pemeliharaan kepiting belum bertelur atau
bertelur belum penuh
• Benih kepiting minimal : 150 gram / ekor
• Masa pemeliharaan : 7 – 14 Hari
• Setiap kotak bambu di isi 1 ekor kepiting
• Tingkat kelulusan hidup kepiting 90 – 95 %
• Pakan ikan rucah atau pakan buatan
• Dosis pakan : 3 – 5 % dari bobot biomas total