Bimbingan dan Kaunseling Islam Imam Al-GhazaliNajwa Norizam
Setiap manusia mempunyai masalah yang perlu ditempuhi dalam kehidupan. Hal ini demikian disebabkan setiap manusia mengharungi cara didikan dan dibesarkan dalam suasana yang berbeza. Selain itu, ada segetintir masyarakat mengalami tekanan dan kemurungan kerana tidak dapat menyelesaikan masalah sendiri dengan betul. Oleh sebab itu, mereka memerlukan seseorang untuk mendengar dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Individu ini haruslah seorang yang pakar dalam bidang kaunseling supaya dapat memberi nasihat dan cadangan kepada klien yang mempunyai masalah. Dalam bidang kaunseling, Islam mempunyai seorang tokoh yang begitu hebat dan terkenal di seluruh pelusuk dunia. Beliau ialah Imam Al-Ghazali. Tambahan pula, perkara yang paling penting dalam sesi kaunseling model Imam Al-Ghazali adalah memahami dan menghayati syariat islam. Teori Imam Al-Ghazali memberi penekanan terhadap memahami jiwa klien daripada aspek kefahaman dan ajaran islam.
Bimbingan dan Kaunseling Islam Imam Al-GhazaliNajwa Norizam
Setiap manusia mempunyai masalah yang perlu ditempuhi dalam kehidupan. Hal ini demikian disebabkan setiap manusia mengharungi cara didikan dan dibesarkan dalam suasana yang berbeza. Selain itu, ada segetintir masyarakat mengalami tekanan dan kemurungan kerana tidak dapat menyelesaikan masalah sendiri dengan betul. Oleh sebab itu, mereka memerlukan seseorang untuk mendengar dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Individu ini haruslah seorang yang pakar dalam bidang kaunseling supaya dapat memberi nasihat dan cadangan kepada klien yang mempunyai masalah. Dalam bidang kaunseling, Islam mempunyai seorang tokoh yang begitu hebat dan terkenal di seluruh pelusuk dunia. Beliau ialah Imam Al-Ghazali. Tambahan pula, perkara yang paling penting dalam sesi kaunseling model Imam Al-Ghazali adalah memahami dan menghayati syariat islam. Teori Imam Al-Ghazali memberi penekanan terhadap memahami jiwa klien daripada aspek kefahaman dan ajaran islam.
Kesihatan mental dari perspektif islam, dalam slide ini menceritakan tentang padangan islam terhadap kesihatan mental. Kita juga dapat mengenali tokoh tokoh yang terlibat dan pandangan mereka. semoga bermanfaat :)) HEHEEH THANK YOU!
Love,
Adam Romzi.
Presentasi ini menyajikan pendekatan konseling melalui pendekatan client centred
Penggunaan presentasi ini sebagai referensi dalam penulisan ilmiah (seperti makalah, skripsi) dan populer (majalah, blog), mohon dicantumkan dalam daftar pustaka / referensi sebagai berikut :
Wiyadnya, I Gde. dkk. 2012. "Pendekatan Konseling Client Centred", Presentasi tidak dipublikasikan, Jakarta: STAH Dharma Nusantara.
Konsep dasar yang berguna bagi pelaku dakwah di dalam memahami audiens dengan pendekatan psikologis. Kita terbiasa menyebutnya dengan dakwah psikologis.
landasan fisiologis dan landasan religius mengajarkan banyak hal untuk di pelajari dalam dasar-dasar BK dan seyogyanya BK dalam sekolah mempnyai ilmu ini untuk di implementasika kepada peserta didiknya
mudah-mudahan bermanfaat
self helaing belajar untuk menjadi pribadi baik. Kalau dikaitkan healing dalam konteks psikologi, tentu di medsos yang kita tahu healing = jalan-jalan, padahal jalan2 hanya satu aspek berbeda dengan makna healing lainya yang lebih dari satu perspektif. Termasuk self awareness ini menjadi salah satu cara kita merefleksikan apa yang ktia miliki, potensi kita apa yang bisa dikembangkan, termasuk kekurangan kita yang bisa di approve lebih baik lagi, saaya ingin mengajak refleksi pembaca sesjenak, apakah pernah saat kita ditanya orang lain saat acara dan menjawab, “hidup mengalir sajalah” atau “saya biasa saja sih, ngga ada istimewanya” kalau ada kalimat ini kita berarti kita belum aware dengan apa yang sudah Allah suudah titipkan, hati-hatilah karena Allah tahu apa yang ada didalam hati kita, tetap rendah hati, tapi ppeduli dengan potensi2 apa yang bisa kita kembangkan, atau value2 pondasi dalam islam yang membuat kita jadi kuat, terhadap arus inforomasi dari yang sekarang berkembang.
Urgensi dari self awareness ini mengacu pada hadis Rasulullah Saw. “Barangsiapa yang mengenal Dirinya, maka ia mengenal Allah”, karena didalam surat Adzariyat 56 dipertegas, “Tidak diciptakan Jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada Ku (Allah)”.
Kesihatan mental dari perspektif islam, dalam slide ini menceritakan tentang padangan islam terhadap kesihatan mental. Kita juga dapat mengenali tokoh tokoh yang terlibat dan pandangan mereka. semoga bermanfaat :)) HEHEEH THANK YOU!
Love,
Adam Romzi.
Presentasi ini menyajikan pendekatan konseling melalui pendekatan client centred
Penggunaan presentasi ini sebagai referensi dalam penulisan ilmiah (seperti makalah, skripsi) dan populer (majalah, blog), mohon dicantumkan dalam daftar pustaka / referensi sebagai berikut :
Wiyadnya, I Gde. dkk. 2012. "Pendekatan Konseling Client Centred", Presentasi tidak dipublikasikan, Jakarta: STAH Dharma Nusantara.
Konsep dasar yang berguna bagi pelaku dakwah di dalam memahami audiens dengan pendekatan psikologis. Kita terbiasa menyebutnya dengan dakwah psikologis.
landasan fisiologis dan landasan religius mengajarkan banyak hal untuk di pelajari dalam dasar-dasar BK dan seyogyanya BK dalam sekolah mempnyai ilmu ini untuk di implementasika kepada peserta didiknya
mudah-mudahan bermanfaat
self helaing belajar untuk menjadi pribadi baik. Kalau dikaitkan healing dalam konteks psikologi, tentu di medsos yang kita tahu healing = jalan-jalan, padahal jalan2 hanya satu aspek berbeda dengan makna healing lainya yang lebih dari satu perspektif. Termasuk self awareness ini menjadi salah satu cara kita merefleksikan apa yang ktia miliki, potensi kita apa yang bisa dikembangkan, termasuk kekurangan kita yang bisa di approve lebih baik lagi, saaya ingin mengajak refleksi pembaca sesjenak, apakah pernah saat kita ditanya orang lain saat acara dan menjawab, “hidup mengalir sajalah” atau “saya biasa saja sih, ngga ada istimewanya” kalau ada kalimat ini kita berarti kita belum aware dengan apa yang sudah Allah suudah titipkan, hati-hatilah karena Allah tahu apa yang ada didalam hati kita, tetap rendah hati, tapi ppeduli dengan potensi2 apa yang bisa kita kembangkan, atau value2 pondasi dalam islam yang membuat kita jadi kuat, terhadap arus inforomasi dari yang sekarang berkembang.
Urgensi dari self awareness ini mengacu pada hadis Rasulullah Saw. “Barangsiapa yang mengenal Dirinya, maka ia mengenal Allah”, karena didalam surat Adzariyat 56 dipertegas, “Tidak diciptakan Jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada Ku (Allah)”.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PPT Terapi Al Ghazaly_BKI.pptx
1. Terapi Al-Ghazaly
Evaluasi dan Pengembangan Pendekatan Konseling Islam
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Imas Kania Rahman, M.Pd.I
Nama Mahasiswa: Suci Istriana
NPM: 222101013309
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERISTAS IBN KHALDUN BOGOR
Jl. Sholeh Iskandar, RT.01/RW.10, Kedungbadak, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor,
Jawa Barat 16162
Tahun 2023
3. Biografi Al-Ghazali
Imam Ghazali (450 H - 505 H) adalah seorang Ulama kharismatik di dunia Islam.
Al-Ghazali memiliki banyak prestasi. Al- Ghazali terkenal sebagai filsuf, ahli fiqih, ilmu kalam,
ahli kejiwaan dan ahli hukum. Sebagai seorang tokoh besar, Al-Ghazali adalah seorang arsitek
perkembangan Islam. Al-Ghazali menjadi guru besar di Madrasah Nizamiyah yang terletak di
Baghdad, yang merupakan sebuah lembaga pendidikan tinggi kalangan elit pada masanya.
Al- Ghazali pernah mengalami sengketa batin yang berkepanjangan. Al- Ghazali menyadari
bahwa pekerjaan yang ditekuninya sebagai pendidik sama sekali tidak didasari niat yang ikhlas
karena Allah, tetapi lebih didorong oleh hasrat memperoleh kemasyhuran dan kedudukan yang
tinggi. Al-Ghazali meninggalkan segala kemewahan, harta kekayaan, sanjung kehormatan dan
keluarga yang ada di Baghdad. Beliau pindah ke Damskus (Damaskus-Syiria). Di kota ini beliau
merenung, membaca dan menulis dengan tasawuf sebagai jalan hidupnya. Karya yang
ditorehkan oleh Al- Ghazali banyak sekali. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah: Ihya’
‘Ulum Ad-Din. Selain itu, Al Ghazali memiliki karya yang berjudul Kimia Kebahagiaan yang
menjadi rujukan konselor dalam Bimbingan Konseling Islam.
5. Terapi Ghazalian
Terapi Ghazalian berangkat dari pandangan Al-Ghazali yang mempelajari tentang jiwa beserta sifat-sifat dan akhlaknya, serta
bagaimana jiwa berjuang melakukan riyadhah (latihan) dan melakukan mujahadah al-nafs (melawan hawa nafsu).
Terapi Ghazalian memiliki tujuan untuk menyembuhkan dan membebaskan jiwa dari berbagai penyakit hati, menjaga jiwa agar
tetap hidup, membuat jiwanya tetap sehat dan lebih baik guna meraih kebahagiaan di akhirat. Tentunya tujuan tersebut akan
melahirkan ketakwaan di mana takwa merupakan sifat dan keadaan hati, dan bukan sifat dan keadaan tubuh. Dengan mengubah
sikap dan perilaku hati maka sifat dan perilaku tubuh akan selalu mengikuti.
6. Psikoterapi Ghazalian
Psikoterapi sendiri menurut Al-Ghazali memiliki tujuan untuk ma’rifah al-nafs (mengenali jiwa), tazkiyah al-nafs (penyucian
jiwa), takmil al-nafs (penyempurnaan jiwa), tahzhib al-akhlak (pendidikan akhlak).
Dalam psikoterapi Ghazalian, terapis harus menyandarkan kepada empat tujuan tersebut dan juga memahami komponen jiwa
bahwa jiwa tersusun atas 3 hal, yaitu nabatiyah, hayawaniyah dan insaniyah.
Jiwa nabatiyah adalah jiwa yang berfungsi untuk makan, tumbuh dan melahirkan. Jiwa hayawaniyah adalah jiwa yang
berfungsi mengetahui hal-hal kecil dan bergerak sesuai kehendak/iradah Allah SWT, sedangkan jiwa insaniyah adalah jiwa
yang melakukan perbuatan dan mengatahui hal-hal yang lebih bersifat umum. Ketiga komponen jiwa itu akan membentuk
akhlaq dan perilaku manusia.
8. 7 Sesi Terapi Ghazalian
Terapis harus memiliki pengetahuan tentang teori akhlak, hierarki akhlak, struktur akhlak, frame work therapy hingga
manajemen perubahan dalam Ghazalian Psychotherapy. (Ricky Firmansyah, perintis Psikologi Ghazalian)
Manajemen perubahan diri tersebut terbagi ke dalam 7 sesi psikoterapi, meliputi
1) Ilmu (menyelaraskan problematika dengan ilmu tauhid, ilmu syariat, dan ilmu sirr/psikologi). Pada sesi ini, terapis
meluruskan pengetahuan kognitif (ilmu) terlebih dahulu. Hal ini disebabkan banyaknya perilaku menyimpang atau tidak
semestinya yang diawali dari pengetahuan yang salah.
2) Taubat (menyadari problematika yang dihadapi adalah bentuk kurangnya ilmu dan mendzolimi diri sendiri). Pada sesi ini,
dilakukan pertobatan agar perilaku yang salah diampuni Allah dan mendapat ridho-Nya dalam upaya menumbuhkan perilaku
yang baik.
3) Awaiq (berlatih mengatasi khatir atau lintasan pikiran dan membedakan sumbernya khatir tersebut apakah bersumber dari
nafsu, syaithan, ataukah malaikat). Dengan mengetahui sumber khatir, maka terapis dapat menerapkan teknik yang tepat
dalam menangani klien.
9. Lanjutan…
7 Sesi Terapi Ghazalian
4) Awarid (berdamai dengan problematika melalui pendekatan tawakal, tafwidh, sabar dan ridho). Tahap ini merupakan tahap
yang berat bagi klien. Adakalanya terjadi kekambuhan yang fluktuatif pada konseli. Kesabaran dan usaha klien untuk berjuang
untuk sembuh, tampak di tahap ini.
5) Bawa’its yaitu menemukan motivasi hidup dengan menumbuhkan khauf (hal yang ingin dihindari) dan roja’ (harapan),
kemudian
6) Qowadih (pemeliharaan diri dengan mencegah hal yang merusak hati untuk mencegah kekambuhan), dan
7) Syukr (menghadirkan rasa syukur dan senantiasa berdzikir untuk menjaga emosi tetap positif). Tahap 5, 6 dan 7 merupakan
proses peningkatan pengembangan diri bagi klien untuk memperbaiki jiwa paska perjuangan melawan gangguan atau godaan.
10. Kimia Kebahagiaan Al-Ghazali
Teknik konseling psiko-spiritual al-Ghazali yang diperkenalkan oleh Yatimah dan Mohd
Tajudin merumuskan lima tahapan konseling yaitu:
Tahap pertama: Pengenalan dan pembinaan hubungan. Langkah ini adalah melibatkan pembinaan
hubungan; berdoa, berjanji dan bertawakal; berdiskusi tentang konsep-konsep Islam (tujuan hidup,
kewajiban, hukum perlakuan, halal haram, musibah, sabar dan syukur, sifat-sifat Allah dan Sunnah
rasul sesuai dengan keperluan kasus.
Tahap kedua: Mengenal diri dan bimbingan tujuan hidup. Langkah ini mengeksplorasi kriteria diri
konseli yang menjadi penyebab masalah berdasarkan pengamatan, percakapan dan pertanyaan;
membimbing konseli membuat muhasabah diri dalam melaksanakan syariat; konseli menyadari
kelalaian dan kekurangan yang ada pada dirinya.
Langkah ketiga: Mengenal punca dan jenis masalah. Dalam langkah ini, ia melibatkan gabungan
langkah satu dan dua yang menjadi asas eksplorasi punca dan jenis masalah; dan konseli mencapai
pemahaman yang sama mengenai diri dan permasalahan konseli; rumusan masalah melibatkan
pemahaman Islam dan penghayatan atau amalan syariat konseli .
11. Kimia Kebahagiaan Al-Ghazali
Langkah keempat: Memberi obat yang sesuai dengan jenis penyakit. Langkah ini melibatkan
konseli akan memperbaiki diri melalui mempelajari ilmu Islam; meningkatkan amalan; bertaubat;
berzikir; berdoa; menjaga pergaulan; menjauhi maksiat; menjaga makan minum; menjaga
pandangan; menjaga pertuturan; menjaga daripada penyakit hati seperti sombong, riya’, ujub dan
takbur.
Langkah kelima: Penilaian. Langkah terakhir ini adalah melibatkan penilaian konselor terhadap
konseli berdasarkan perubahan konseli melalui wajah, sikap dan ucapan dari segi peningkatan
aqidah; memahami diri; ridha dengan musibah; keyakinan diri yang tinggi; melaksanakan tuntutan
agama; takwa dan tawakal.
Dari kelima tahapan konseling Yatimah dan Mohd Tajudind, pada tahapan kedua yaitu
mengenal diri dapat menggunakan teknik pertanyaan mengenal diri. Tujuannya adalah untuk
menemukan identitas diri konseli berdasarkan konseling spiritual imam al-Ghazali. Hal ini
sebagaimana hasil penelitian Miftahuddin, dkk dalam penelitiannya menemukan terapi yang ada dial-
Fateh dalam penyembuhan sakit jiwa dengan menggunakan pendekatan pengobatan herbal dengan
cendawan ajaib dengan menyembuhkan keadaan fisik pasien sakit jiwa. Menggunakan terapi
zikir, do’a, salat sebagai pendekatan ruhani untuk membawa pasien pada kesadaran dan
kewarasan. Menggunakan terapi air laut sebagai pendekatan yang bermanfaat dan khasiat dari
berendam air laut di pagi hari bagi pasien sakit jiwa. Mereka berangsur-angsur pulih dari penyakitnya.
12. Kesimpulan
Terapi Ghazalian adalah termasuk jenis pendekatan psiko analisa. Penerapan terapi Ghazalian
membutuhkan waktu yang cukup lama (bisa dalam hitungan bulan maupun tahun) untuk melihat
hasilnya. Terapi Ghazalian dapat diterapkan dalam semua program bimbingan dan konseling Islam.
Konselor harus membuat program dan evaluasi program secara detail dari setiap treatment yang
diberikan kepada konseli.
13. Referensi
https://www.kompasiana.com/nurohazizah7385/62b1e59c7901695d9b3be9b2/
https://fpscs.uii.ac.id/blog/2020/08/03/pusat-studi-psikologi-islam-kaji-psikoterapi-ghazalian/
Buku Biografi Imam Al-Ghazali & Syekh Abdul Qadir Jailani karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi,
Beirut Publishing
https://journal.stitpemalang.ac.id/index.php/madaniyah/article/view/276/220
Konselor Rifqi Muhammad, “Identitas Diri Menurut Al-Ghazali,” Jurnal Bimbingan Dan Konseling
Islam8, no. 2 (2018): 159-169.34S. Yatimah and N Mohd Tajudin, Teori Kaunseling Al-Ghazali, III
(Kuala Lumpur: PTS Publications & Distribution Sdn. Bhd, 2011). JurnalMadaniyah, Volume 11 Nomor
2Edisi Juli 2021ISSN (printed):2086-3462Rifqi Muhammad, Teknik Konseling Islami dan
RelevansinyaISSN (online):2548-6993pada Proses Konseling231