Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media PembelajaranUwes Chaeruman
Media pembelajaran, sejatinya, harus dinyatakan layak terlebih dahulu sebelum digunakan. Oleh karenanya perlu uji mutu. Tulisan ini memberikan acuan tentang instrumen dan cara uji mutu media pembelajaran yang baik, khususnya media audio, video dan multimedia.
Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 2004 Ahmad Jayadi
Dalam definisi Teknologi Pendidikan ynag disusun oleh AECT, terdapat penjelasan mengenai setiap kata yang terdapat pada susunan definisi Teknologi Pendidikan 2004 yang disusun oleh AECT. Dan berikut saya berikan PPT yang membahas secara rinci definisi setiap kata tersebut. Semoga bermanfaat
Instrumen dan Pedoman Evaluasi Media PembelajaranUwes Chaeruman
Media pembelajaran, sejatinya, harus dinyatakan layak terlebih dahulu sebelum digunakan. Oleh karenanya perlu uji mutu. Tulisan ini memberikan acuan tentang instrumen dan cara uji mutu media pembelajaran yang baik, khususnya media audio, video dan multimedia.
Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 2004 Ahmad Jayadi
Dalam definisi Teknologi Pendidikan ynag disusun oleh AECT, terdapat penjelasan mengenai setiap kata yang terdapat pada susunan definisi Teknologi Pendidikan 2004 yang disusun oleh AECT. Dan berikut saya berikan PPT yang membahas secara rinci definisi setiap kata tersebut. Semoga bermanfaat
Model
Group Investigation
menurut Slavin (2005:216) ”Penting bagi
GroupInvestigation
adalah perencanaan kooperatif siswa atas apa yang dituntut dari mereka.Anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan berbagai dimensi dantuntutan dari proyek mereka. Kemampuan perencanaan kooperatif harus diperkenalkansecara bertahap kedalam kelas dan dilatih dalam berbagai situasi sebelum kelas
tersebut melaksanakan proyek investigasi penuh”. Hal ini dimaksudkan ba
hwa
GroupInvestigation
akan berhasil dilakukan apabila setiap anggota kelompok ikut sertaberpartisipasi aktif dari awal kegiatan sampat akhir yaitu dalam hal perencanaan,investigasi, penyusunan laporan atau pun presentasi hasil investigasi yang harusdilakukan untuk bisa berjalan dengan lancar. Setiap anggota juga dituntut untuk bisamelaksanakan proyek investigasi secara penuh dan mempunyai kemampuanperencanaan baik secara bertahap.Model
Group Investigation
menurut Winata Putra (1992 ; 63) “Sifat de
mokrasidalam kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan atausetidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi
titik sentral kegiatan belajar”. Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model
Group Investigation memiliki keunggulan yaitu model ini membantu peserta didik untuklebih berperan aktif dalam melakukan kegiatan belar mengajar karena merekadilinatkan secara langsung untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi,membantu peserta didik untuk lebih peka melihat permasalahan sehingga hasil belajarpun memjadi meningkat.Pembelajaran pada kelas Group Investigation memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk mengalami sendiri aktivitas dan pengalaman dalam belajar secaranyata. Mereka memperoleh informasi dengan mengkonstruksi sendiri dari data-datayang didapatkannya. Selain itu, dalam pembelajaran Group Investigation siswaberperan sebagai ilmuwan. Mereka memilih topik yang ingin mereka ketahui,melakukan penyelidikan, memperoleh kesimpulan dari penyelidikannya yang kemudiandisebarkan kepada siswa yang lainnya, dan mengkritisi hasil penyelidikan kelompokdalam tahap evaluasi. Dengan diperlakukan seperti ilmuwan, siswa terlatih untuk tekun,bersikap ingin tahu dalam mencari informasi, jujur dalam mengolah data, terbuka dalam
menerima pendapat dari orang lain, dan teliti demi memperoleh informasi sevalidmungkin.Pada model pembelajaran Group Investigation, siswa melalui presentasidipancing untuk mengembangkan sikap terbuka terhadap pendapat orang lain, maupundalam menyampaikan pendapat sendiri. Selain itu, karena informasi yang diperolehdalam penyelidikan dipresentasikan kepada siswa lain, siswa menjadi lebih tergugahuntuk tekun dalam melaksanakan kegiatan belajar dengan tujuan apa yangdisampaikan kepada siswa lain terhindar dari kesalahan yang berarti. Merekatertantang untuk mencari jawaban dari keingintahuan mereka sejujur mungkin karenadalam presentasi, siswa lain akan menyanggah jika apa yang diutarakannya tidaksesuai dengan kebe
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Model
Group Investigation
menurut Slavin (2005:216) ”Penting bagi
GroupInvestigation
adalah perencanaan kooperatif siswa atas apa yang dituntut dari mereka.Anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan berbagai dimensi dantuntutan dari proyek mereka. Kemampuan perencanaan kooperatif harus diperkenalkansecara bertahap kedalam kelas dan dilatih dalam berbagai situasi sebelum kelas
tersebut melaksanakan proyek investigasi penuh”. Hal ini dimaksudkan ba
hwa
GroupInvestigation
akan berhasil dilakukan apabila setiap anggota kelompok ikut sertaberpartisipasi aktif dari awal kegiatan sampat akhir yaitu dalam hal perencanaan,investigasi, penyusunan laporan atau pun presentasi hasil investigasi yang harusdilakukan untuk bisa berjalan dengan lancar. Setiap anggota juga dituntut untuk bisamelaksanakan proyek investigasi secara penuh dan mempunyai kemampuanperencanaan baik secara bertahap.Model
Group Investigation
menurut Winata Putra (1992 ; 63) “Sifat de
mokrasidalam kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan atausetidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi
titik sentral kegiatan belajar”. Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model
Group Investigation memiliki keunggulan yaitu model ini membantu peserta didik untuklebih berperan aktif dalam melakukan kegiatan belar mengajar karena merekadilinatkan secara langsung untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi,membantu peserta didik untuk lebih peka melihat permasalahan sehingga hasil belajarpun memjadi meningkat.Pembelajaran pada kelas Group Investigation memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk mengalami sendiri aktivitas dan pengalaman dalam belajar secaranyata. Mereka memperoleh informasi dengan mengkonstruksi sendiri dari data-datayang didapatkannya. Selain itu, dalam pembelajaran Group Investigation siswaberperan sebagai ilmuwan. Mereka memilih topik yang ingin mereka ketahui,melakukan penyelidikan, memperoleh kesimpulan dari penyelidikannya yang kemudiandisebarkan kepada siswa yang lainnya, dan mengkritisi hasil penyelidikan kelompokdalam tahap evaluasi. Dengan diperlakukan seperti ilmuwan, siswa terlatih untuk tekun,bersikap ingin tahu dalam mencari informasi, jujur dalam mengolah data, terbuka dalam
menerima pendapat dari orang lain, dan teliti demi memperoleh informasi sevalidmungkin.Pada model pembelajaran Group Investigation, siswa melalui presentasidipancing untuk mengembangkan sikap terbuka terhadap pendapat orang lain, maupundalam menyampaikan pendapat sendiri. Selain itu, karena informasi yang diperolehdalam penyelidikan dipresentasikan kepada siswa lain, siswa menjadi lebih tergugahuntuk tekun dalam melaksanakan kegiatan belajar dengan tujuan apa yangdisampaikan kepada siswa lain terhindar dari kesalahan yang berarti. Merekatertantang untuk mencari jawaban dari keingintahuan mereka sejujur mungkin karenadalam presentasi, siswa lain akan menyanggah jika apa yang diutarakannya tidaksesuai dengan kebe
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Apakah Teknologi
Pendidikan itu?
Teknologi pendidikan lahir akibat adanya
revolusi pendidikan yang menimbulkan
masalah, yaitu :
A. Adanya berbagai macam sumber untuk
belajar, yaitu :
- Orang (guru, penulis buku, prosedur
media, dll)
- Pesan (tertulis dibuku, tersaji di media)
- Media (buku, film, TV, Radio)
- Alat (Jaringan TV, Radio)
- Teknik (cara mengolah/menyajikan
pesan)
- Lingkungan
3. Lanjutan…
B.Perlunya sumber belajar tersebut
dikembangkan secara konseptual dan
faktual
C.Perlunya dikelola kegiatan
pengembangan, maupun sumber-sumber
untuk belajar agar dapat digunakan
secara optimal untuk keperluan belajar
Permasalahan tersebut merupakan ruang
lingkup wujud objek penelaahan teknologi
pendidikan (ontologi)
4. Epistimologi Teknologi Pendidikan
Untuk mengatasi permasalahan baru tersebut
diperlukan sudut pandang atau pendekatan
baru yang mempunyai ciri sebagai berikut :
1. Keseluruhan masalah belajar dan upaya
pemecahannya ditelaah secara simultan.
Semua situasi diperhatikan dan dikaji
secara saling terkait, bukan terpisah-pisah
2. Unsur yang berkepentingan diintegrasikan
dalam suatu proses yang kompleks secara
sistematis
5. Lanjutan…
3. Penggabungan ke dalam proses yang
kompleks harus mengandung sinergisme
(daya lipat), berbeda jika masing-masing
fungsi berjalan sendiri-sendiri
6. Aksiologi (Kegunaan) Teknologi
Pendidikan
1. Meningkatkan produktivitas pendidikan,
dengan cara :
o Mempercepat tahapan belajar
o Membantu guru menggunakan waktu lebih
baik
o Mengurangi beban guru menyajikan
informasi
2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang
sifatnya lebih individual
o Mengurangi kontrol yang kaku dari guru
o Memberikan kesempatan anak berkembang
sesuai dengan kemampuannya
7. Lanjutan…
3. Memberikan dasar pengajaran yang lebih
ilmiah
o Perencanaan program pengajaran lebih
sistematis
o Pengembangan bahan dilandasi penelitian
prilaku
4. Lebih memantapkan pengajaran dengan
jalan :
o Meningkatkan kapasitas manusia dnegan
berbagai media komunikasi
o Penyajian informasi dan data secara lebih
kongkrit
8. Lanjutan…
3. Memberikan dasar pengajaran yang lebih
ilmiah
o Perencanaan program pengajaran lebih
sistematis
o Pengembangan bahan dilandasi penelitian
prilaku
4. Lebih memantapkan pengajaran dengan
jalan :
o Meningkatkan kapasitas manusia dnegan
berbagai media komunikasi
o Penyajian informasi dan data secara lebih
kongkrit
9. Lanjutan…
5. Memungkinkan belajar secara lebih akrab
karena dapat :
o Mengurangi jurang pemisah antara
pelajaran di dalam dan diluar sekolah
o Memberikan pengetahuan dari tangan
pertama
6. Memungkinkan penyajian materi lebih luas
dan merata :
o Pemanfaatan bersama tenaga atau kejadian
yang langka secara lebih luas
o Penyajian informasi menembus batas
geografis
10. Perubahan (Revolusi)
Pendidikan?
Orang tua atau keluarga menyerahkan
sebagian tanggung jawab pendidikan
anaknya kepada orang lain yang secara
khusus diberi tanggung jawab itu
Guru sebagai orang yang dilimpahi
tanggung jawab pendidikan mulai
menekankan penggunaan informasi
verbal dan kegiatan pendidikan
dilembagakan dengan berbagai
ketentuan
11. Perubahan (Revolusi)
Pendidikan?
Ditemukannya mesin cetak yang
memungkinkan tersebarnya informasi
dalam bentuk buku dan media cetak
lainnya
Perkembangan yang pesat di bidang
elektronik khususnya media informasi
dan komunikasi yang menembus batas
geografis
12. Perkembangan Teknologi
Pendidikan?
1. Tahun 500 SM kaum sufi sebagai
penjual ilmu pengetahuan
menggunakan 3 cara :
a. Penyajian kuliah yang disiapkan dengan
teliti
b. Penyajian kuliah tentang suatu yang
diajukan oleh kelompok
c. Debat bebas di depan umum
Mereka menggabungkan sains dan kiat (art)
dalam suatu konsep yang disebut techne
(teknologi)
13. Lanjutan…
2. Socrates (470-399 SM)
Menggunakan “metode mencari tahu” atau “inquiry
method” yang dilaksanakan dengan tanya jawab
3. Johann Amos Comenius (1592-1670) melaksanakan
prinsip-prinsip pendidikan sebagai berikut :
a. Isi pendidikan harus disesuaikan dengan tahap
perkembangan peserta didik
b. Yang diajarkan harus mempunyai aplikasi praktis
dealam kehidupan
c. Bahan pelajaran disusun secara induktif dari yang
mudah meningkat ke yang sulit
14. Lanjutan…
4. Sesudah Perang Dunia I lahir konsepsi
“pengajaran visual” atau “alat bantu visual” yaitu
setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat
memberikan pengalaman visual yang nyata pada
anak, namun ada beberapa kelemahan konsep
pengajaran visual :
a. Menekankan kepada bahan visual yang tidak
dihubungkan dengan kegiatan desain,
pengembangan, produksi, evaluasi dan
pengelolaan
b. Bahan visual hanya digunakan sebagai alat bantu
dalam mengajar
15. Lanjutan…
5. Tahun 1940 berkembang menjadi
“audio visual instruction” atau “audio
visual aids” yaitu digunakannya
berbagai alat atau bahan oleh guru
dalam pengajaran melalui mata dan
telinga
6. Sekitar tahun 1950 ditetapkan
visual dalam komunikasi melalui
gerakan “audio visual
communication” dalam pendidikan
16. Lanjutan…
7. Tahun 1953-1960 ditetapkan suatu
pendekatan yang menekankan pada proses
integrasi perangkat keras dan produk teknologi
dalam bentuk pendekatan sistem yang
berakibat pada :
a. Perubahan instruksional
b. Perubahan organisasi pendidikan yang
terdiri dari fungsi (1) penjabaran masalah,
(2) penelitian dan pengembangan, (3)
logistik, (4) fungsi koordinasi
c. Perubahan kekaryaan pendidikan yang
melibatkan tenaga teknis bukan guru
seperti : produser, ahli foto, artisgrafis
17. 8. Tahun 1963 suatu komisi yang diketuai oleh
Donald P. Ely memberikan definisi yang
menunjukkn bahwa teknologi pendidikan
merupakan :
Lanjutan…
a. Bidang spesialisasi dari ilmu dan praktek
pendidikan.
b. memberikan prioritas perhatian pada proses
belajar dengan merancang dan menggunakan
pesan