SlideShare a Scribd company logo
RANCANGAN PRODUK HERBAL
“Formulasi Salep Ekstrak Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia L.) Kombinasi Zeolit Alam
Lampung (Zal) Sebagai Penstabil Sediaan
Antibakteri Staphylococcus aureus”
Disusun Oleh Kelompok 3 :
Rafli Aditya (19040105)
Ramadhanies Prizqylla F (19040107)
Ravika Candra Ratna K (19040108)
PENDAHULUAN
PENGERTIANKULIT
Kulit merupakan anggota tubuh yang memiliki kerentanan terpapar
mikroba, terutama Staphylococcus aureus yang ditemukan lebih dari 90%
lesi dermatis atopik (Yulianah et al, 2011).
SALEP
Penggunaan salep merupakan pilihan yang tepat untuk mengatasi permasalahan penyakit kulit
karena sifat salep lebih lengket sehingga zat aktif lebih lama untuk diabsorbsi oleh kulit. Obat
salep yang mengandung bahan aktif kimia sintetik cenderung bersifat simptomatis dan
berbahaya jika digunakan jangka panjang sehingga perlu digunakan bahan herbal dari
tanaman sebagai obat yang diyakini memiliki toksisitas dan efek samping rendah.
MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)
Mengkudu dapat berfungsi sebagai antibakteri, diantaranya terhadap bakteri Streptococcus
mutans memberikan nilai rerata zona hambat sebesar 20,41 mm (Malinggas et al., 2015).
Ekstrak buah mengkudu juga efektif menghambat pertumbuhan bakteri E.coli, E. Aerogenes,
B.cereus, S.saprophyticus (Fajar, 2010).
PENGGABUNGAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU
DENGAN ZAL (ZEOLIT ALAM LAMPUNG)
Pada penelitian ini, pembuatan salep dari ekstrak buah mengkudu digabungkan dengan mineral alam yakni
Zeolit Alam Lampung (ZAL), penggunaan ZAL ini dilatarbelakangi selain karena mineral unggulan daerah
Provinsi Lampung, juga karena keistimewaan morfologi kristal zeolit yang terdiri dari rongga-rongga yang
saling berhubungan kesegala arah yang menyebabkan permukaan zeolit menjadi luas, sehingga kemampuan
adsorpsi menjadi besar. Keistimewaan zeolit inilah yang diharapkan mampu meningkatkan unjuk kerja
ekstrak buah mengkudu sebagai antibakteri, selain itu penambahan zeolit juga diharapkan mampu
mempertahankan kestabilan sediaan salep setelah dilakukan penyimpanan pada suhu tinggi.
METODE
PEMBUATAN
EKSTRAK MNGKUDU
Buah mengkudu dilakukan uji determinasi tanaman terlebih dahulu, Sebanyak 5 kg mengkudu
dikupas dan dipotong tipis-tipis, lalu dikeringkan setelah agak kering lalu diblender sampai
terbentuk serat kasar, lalu dimasukkan ke dalam wadah botol gelap dan ditambahkan etanol 70%
hingga seluruh simplisia terendam, kemudian diaduk dan dilakukan pergantian pelarut hingga 3
kali selama 24 jam. Kemudian disaring dan semua hasil saringan dipekatkan dengan rotary
evaporator pada suhu 70 oC sampai didapat ekstrak kental.
AKTIVASI ZEOLIT
ALAM LAMPUNG (ZAL)
Zeolit yang sudah berukuran 250 mesh ini terlebih dahulu diidentifikasi dengan X-Ray
Fluoresence (XRF) untuk melihat tingkat keamanan terhadap logam berat. Kemudian sampel
zeolit diaktivasi pada suhu 100 oC untuk menghilangkan molekul air dan organik. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, suhu optimasi ZAL terhadap S. aureus adalah 100 oC (Susanti, et al.,
2018).
FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK BUAH
MENGKUDU KOMBINASI ZAL
EVALUASI
SEDIAAN SALEP
Uji Organoleptis Uji Homogenitas Uji Daya Sebar Uji Daya Lekat
Syarat salep yang baik
adalah apabila daya lekat
lebih dari 4 detik dan
semakin lama waktu
yang diperlukan hingga
kedua objek gelas
Mengamati sediaan
salep dari bentuk, bau
dan warna sediaan.
Spesifikasi salep yang
harus dipenuhi adalah
memiliki bentuk
Sampel salep dioleskan
pada sekeping kaca
objek. Salep yang Diameter daya sebar
salep yang baik antara 5-
7 cm.
homogenya ditandai
dengan tidak
terdapatnya gumpalan
pada hasil pengolesan.
terlepas, maka semakin
baik daya lekat salep
tersebut.
setengah padat dan
baunya tidak tengik.
UJI AKTIVITAS AKTIBAKTERI
SEDIAAN SALEP EKSTRAK BUAH
MENGKUDU KOMBINASI ZAL
Pada tahap ini menggunakan metode difusi sumuran, biakan murni bakteri Staphylococcus aureus
dituangkan pada cawan petri sebanyak 1 mL menggunakan mikropipet dan tambahkan media agar
lalu homogenkan biarkan hingga memadat. Media agar yang telah memadat dibuat lubang sumuran
menggunakan tip. Masing- masing lubang sumuran diisi dengan formulasi sediaan. Inkubasi selama
24 jam pada suhu 37 ºC dan diamati serta diukur diameter zona bening yang terbentuk di sekitar
sumuran dengan menggunakan jangka sorong. Hasil yang diperoleh berupa konsentrasi terbaik
dalam menghambat bakteri dengan nilai zona hambat yang paling besar.
UJI AKTIVITAS AKTIBAKTERI
SEDIAAN SALEP EKSTRAK BUAH
MENGKUDU KOMBINASI ZAL
SETELAH DILAKUKAN PEMANASAN
Seluruh sampel sediaan salep dilakukan penyimpanan pada suhu 40ºC selama 24 jam, kemudian diuji
aktivitas antibakteri kembali terhadap S. aureus menggunakan metode difusi sumuran. Setelah
diinkubasi lalu diamati serta diukur zona bening yang terbentuk disekitar sumuran menggunakan
jangka sorong. Tahap ini dilakukan untuk melihat potensi ZAL sebagai penstabil sediaan salep
dengan menghitung prosentase penurunan zona hambat pada seluruh sampel sebelum dan sesudah
dilakukan penyimpanan, dengan membandingkan sampel ekstrak terhadap sampel ekstrak+zeolit
(ZAL).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada proses aktivasi ZAL dilakukan analisis XRF untuk menguji tingkat keamanan
logam berat, hasil yang didapat adalah tidak ditemukan logam berat yang
berbahaya pada ZAL, komposisi terbesar ditemui yakni pada SiO2 sebesar 77,972 %
dan Al2O3 sebesar 16,056 % yang memang merupakan komposisi dasar Zeolit.
Formulasi salep dilakukan dengan 5 formulasi kemudian dilakukan evaluasi
sediaan salep yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya lekat dan uji
daya sebar. Hasil yang terjadi pada uji organoleptis adalah semua formula salep
memiliki bentuk setengah padat, berbau khas buah mengkudu dan berwarna
coklat tua, kecuali pada KZ berwarna putih dan berbau seperti vaselin. Untuk uji
homogenitas, semua sampel formula berstruktur homogen tidak ada endapan
atau lapisan dan terlihat merata setelah dioleskan pada kaca objek. Hasil uji daya
sebar dan daya lekat menunjukkan bahwa untuk semua formula salep memiliki
daya sebar dan daya lekat yang baik. Kelima formula menunjukkan kelekatan yang
baik. Dari hasil evaluasi sediaan salep untuk seluruh formula salep, telah
memenuhi persyaratan suatu sediaan.
Salep dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
aureus sebelum salep dipanaskan. Hasil didapatkan bahwa semua
formula kecuali KZ menunjukkan aktivitas antibakteri yang baik berupa
terjadinya zona hambat dengan kategorikuat.
Kemudian seluruh formula salep dipanaskan pada suhu 40oC selama 24 jam lalu
diuji aktivitas antibakteri kembali. Pemanasan dan pengujian aktivitas antibakteri
ini bertujuan untuk melihat potensi ZAL sebagai penstabil sediaan. Hasil yang
didapatkan semua formula kecuali KZ memberikan respon daya hambat yang baik,
namun setelah salep dilakukan pemanasan pada suhu 40ºC selama 24 jam dan
diuji aktivitas antibakteri kembali formula KE tidak terjadi respon daya hambat
atau terjadi 100 % penurunan, hal ini menandakan bahwa salep dengan komposisi
ekstrak mengalami degradasi zat aktif setelah dilakukan pemanasan, hal ini
terjadi karena seperti telah kita ketahui, zat aktif yang berasal dari tumbuhan
sangat mudah terdegradasi akibat cahaya, suhu dan pH (Malinggas, dkk., 2015).
Menurut hasil yang sudah didapatkan formula gabungan ekstrak buah mengkudu
dan ZAL meskipun sudah dipanaskan tetap memberikan respon zona hambat yang
baik, hal ini kemungkinan disebabkan karena kehadiran ZAL dapat meningkatkan
unjuk kerja esktrak buah mengkudu dalam menghambat bakteri, karena seperti
telah kita ketahui struktur kerangka zeolite memiliki pori-pori yang yang bersifat
sebagai adsorben yang dapat merusak dinding sel bakteri (Amalia 2012) dan
adanya zat aktif pada buah mengkudu dapat dipertahankan kestabilannya oleh ZAL
meskipun sudah dilakukan pemanasan pada 40ºC selama 24 jam.
KESIMPULAN
Dari peneltian ini dapat disimpulkan bahwa ZAL mampu meningkatkan kinerja sediaan salep
ekstrak buah mengkudu pada konsentrasi 15% dan 30% dalam menghambat bakteri
Staphylococcus aureus sehingga sediaan salep ekstrak buah mengkudu kombinasi ZAL dapat
digunakan sebagai alternatif obat pengganti obat sintetik kimiawi.
Thank You

More Related Content

Similar to ppt rph-compressed (1).pdf

Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwaIdentifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
muhammadfurqon36
 
297839843
297839843297839843
297839843
GilangFajarR
 
Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
 Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
Andrew Hidayat
 
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERIUDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
Repository Ipb
 
Bofar ppt 1
Bofar ppt 1Bofar ppt 1
Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Jurnal Ilmiah Tentang LaktosaJurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Eva Apriliyana Rizki
 
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptxPPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
WawaSAT
 
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Rista Siti Mawarni
 
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
christianelsadeny
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Puspita Eka Rohmah
 
Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8
Raden Saputra
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
Robby Candra Purnama
 
Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA
Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYAJurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA
Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYAIema Zhou
 
5301 8400-1-sm
5301 8400-1-sm5301 8400-1-sm
5301 8400-1-sm
Iema Zhou
 
Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2
BBPP_Batu
 
Resume
Resume Resume
Resume
D'dey Douce
 
Gel jambu biji
Gel jambu bijiGel jambu biji
Gel jambu biji
Suci Nur Hidayah
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
AsrilBurhan1
 

Similar to ppt rph-compressed (1).pdf (20)

Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwaIdentifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
Identifikasi senyawa kimia pada daging kurma ajwa
 
11735174
1173517411735174
11735174
 
297839843
297839843297839843
297839843
 
Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
 Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan Andrew hidayat   183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
Andrew hidayat 183278-id-viabilitas-lactobacillus-plantarum-1-yan
 
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERIUDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
 
Bofar ppt 1
Bofar ppt 1Bofar ppt 1
Bofar ppt 1
 
Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Jurnal Ilmiah Tentang LaktosaJurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa
 
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptxPPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
PPT OUTLINE PROPOSAL FITOKIMIA 1.pptx
 
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
Kimia Organik Bahan Alam (Alkaloid)
 
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
 
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pareIsolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
Isolasi identifikasi senyawa antitumor pada buah pare
 
Part two gula2
Part two gula2Part two gula2
Part two gula2
 
Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8Laporan praktikum mikrob tm 8
Laporan praktikum mikrob tm 8
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
 
Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA
Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYAJurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA
Jurnal DAYA HAMBAT EKSTRAK KULIT DAUN LIDAH BUAYA
 
5301 8400-1-sm
5301 8400-1-sm5301 8400-1-sm
5301 8400-1-sm
 
Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2
 
Resume
Resume Resume
Resume
 
Gel jambu biji
Gel jambu bijiGel jambu biji
Gel jambu biji
 
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
12.-Uji-Pre-Klinik-dan-Klinik-Obat-Bahan-Alam tugas.pdf
 

Recently uploaded

Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
puskesmasmaskendaga
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinyaSariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
nursarinindya
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 

Recently uploaded (12)

Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinyaSariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 

ppt rph-compressed (1).pdf

  • 1. RANCANGAN PRODUK HERBAL “Formulasi Salep Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Kombinasi Zeolit Alam Lampung (Zal) Sebagai Penstabil Sediaan Antibakteri Staphylococcus aureus” Disusun Oleh Kelompok 3 : Rafli Aditya (19040105) Ramadhanies Prizqylla F (19040107) Ravika Candra Ratna K (19040108)
  • 2. PENDAHULUAN PENGERTIANKULIT Kulit merupakan anggota tubuh yang memiliki kerentanan terpapar mikroba, terutama Staphylococcus aureus yang ditemukan lebih dari 90% lesi dermatis atopik (Yulianah et al, 2011).
  • 3. SALEP Penggunaan salep merupakan pilihan yang tepat untuk mengatasi permasalahan penyakit kulit karena sifat salep lebih lengket sehingga zat aktif lebih lama untuk diabsorbsi oleh kulit. Obat salep yang mengandung bahan aktif kimia sintetik cenderung bersifat simptomatis dan berbahaya jika digunakan jangka panjang sehingga perlu digunakan bahan herbal dari tanaman sebagai obat yang diyakini memiliki toksisitas dan efek samping rendah.
  • 4. MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) Mengkudu dapat berfungsi sebagai antibakteri, diantaranya terhadap bakteri Streptococcus mutans memberikan nilai rerata zona hambat sebesar 20,41 mm (Malinggas et al., 2015). Ekstrak buah mengkudu juga efektif menghambat pertumbuhan bakteri E.coli, E. Aerogenes, B.cereus, S.saprophyticus (Fajar, 2010).
  • 5. PENGGABUNGAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU DENGAN ZAL (ZEOLIT ALAM LAMPUNG) Pada penelitian ini, pembuatan salep dari ekstrak buah mengkudu digabungkan dengan mineral alam yakni Zeolit Alam Lampung (ZAL), penggunaan ZAL ini dilatarbelakangi selain karena mineral unggulan daerah Provinsi Lampung, juga karena keistimewaan morfologi kristal zeolit yang terdiri dari rongga-rongga yang saling berhubungan kesegala arah yang menyebabkan permukaan zeolit menjadi luas, sehingga kemampuan adsorpsi menjadi besar. Keistimewaan zeolit inilah yang diharapkan mampu meningkatkan unjuk kerja ekstrak buah mengkudu sebagai antibakteri, selain itu penambahan zeolit juga diharapkan mampu mempertahankan kestabilan sediaan salep setelah dilakukan penyimpanan pada suhu tinggi.
  • 6. METODE PEMBUATAN EKSTRAK MNGKUDU Buah mengkudu dilakukan uji determinasi tanaman terlebih dahulu, Sebanyak 5 kg mengkudu dikupas dan dipotong tipis-tipis, lalu dikeringkan setelah agak kering lalu diblender sampai terbentuk serat kasar, lalu dimasukkan ke dalam wadah botol gelap dan ditambahkan etanol 70% hingga seluruh simplisia terendam, kemudian diaduk dan dilakukan pergantian pelarut hingga 3 kali selama 24 jam. Kemudian disaring dan semua hasil saringan dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 70 oC sampai didapat ekstrak kental.
  • 7. AKTIVASI ZEOLIT ALAM LAMPUNG (ZAL) Zeolit yang sudah berukuran 250 mesh ini terlebih dahulu diidentifikasi dengan X-Ray Fluoresence (XRF) untuk melihat tingkat keamanan terhadap logam berat. Kemudian sampel zeolit diaktivasi pada suhu 100 oC untuk menghilangkan molekul air dan organik. Berdasarkan penelitian sebelumnya, suhu optimasi ZAL terhadap S. aureus adalah 100 oC (Susanti, et al., 2018).
  • 8. FORMULASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK BUAH MENGKUDU KOMBINASI ZAL
  • 9. EVALUASI SEDIAAN SALEP Uji Organoleptis Uji Homogenitas Uji Daya Sebar Uji Daya Lekat Syarat salep yang baik adalah apabila daya lekat lebih dari 4 detik dan semakin lama waktu yang diperlukan hingga kedua objek gelas Mengamati sediaan salep dari bentuk, bau dan warna sediaan. Spesifikasi salep yang harus dipenuhi adalah memiliki bentuk Sampel salep dioleskan pada sekeping kaca objek. Salep yang Diameter daya sebar salep yang baik antara 5- 7 cm. homogenya ditandai dengan tidak terdapatnya gumpalan pada hasil pengolesan. terlepas, maka semakin baik daya lekat salep tersebut. setengah padat dan baunya tidak tengik.
  • 10. UJI AKTIVITAS AKTIBAKTERI SEDIAAN SALEP EKSTRAK BUAH MENGKUDU KOMBINASI ZAL Pada tahap ini menggunakan metode difusi sumuran, biakan murni bakteri Staphylococcus aureus dituangkan pada cawan petri sebanyak 1 mL menggunakan mikropipet dan tambahkan media agar lalu homogenkan biarkan hingga memadat. Media agar yang telah memadat dibuat lubang sumuran menggunakan tip. Masing- masing lubang sumuran diisi dengan formulasi sediaan. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ºC dan diamati serta diukur diameter zona bening yang terbentuk di sekitar sumuran dengan menggunakan jangka sorong. Hasil yang diperoleh berupa konsentrasi terbaik dalam menghambat bakteri dengan nilai zona hambat yang paling besar.
  • 11. UJI AKTIVITAS AKTIBAKTERI SEDIAAN SALEP EKSTRAK BUAH MENGKUDU KOMBINASI ZAL SETELAH DILAKUKAN PEMANASAN Seluruh sampel sediaan salep dilakukan penyimpanan pada suhu 40ºC selama 24 jam, kemudian diuji aktivitas antibakteri kembali terhadap S. aureus menggunakan metode difusi sumuran. Setelah diinkubasi lalu diamati serta diukur zona bening yang terbentuk disekitar sumuran menggunakan jangka sorong. Tahap ini dilakukan untuk melihat potensi ZAL sebagai penstabil sediaan salep dengan menghitung prosentase penurunan zona hambat pada seluruh sampel sebelum dan sesudah dilakukan penyimpanan, dengan membandingkan sampel ekstrak terhadap sampel ekstrak+zeolit (ZAL).
  • 12. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada proses aktivasi ZAL dilakukan analisis XRF untuk menguji tingkat keamanan logam berat, hasil yang didapat adalah tidak ditemukan logam berat yang berbahaya pada ZAL, komposisi terbesar ditemui yakni pada SiO2 sebesar 77,972 % dan Al2O3 sebesar 16,056 % yang memang merupakan komposisi dasar Zeolit.
  • 13. Formulasi salep dilakukan dengan 5 formulasi kemudian dilakukan evaluasi sediaan salep yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya lekat dan uji daya sebar. Hasil yang terjadi pada uji organoleptis adalah semua formula salep memiliki bentuk setengah padat, berbau khas buah mengkudu dan berwarna coklat tua, kecuali pada KZ berwarna putih dan berbau seperti vaselin. Untuk uji homogenitas, semua sampel formula berstruktur homogen tidak ada endapan atau lapisan dan terlihat merata setelah dioleskan pada kaca objek. Hasil uji daya sebar dan daya lekat menunjukkan bahwa untuk semua formula salep memiliki daya sebar dan daya lekat yang baik. Kelima formula menunjukkan kelekatan yang baik. Dari hasil evaluasi sediaan salep untuk seluruh formula salep, telah memenuhi persyaratan suatu sediaan.
  • 14. Salep dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus sebelum salep dipanaskan. Hasil didapatkan bahwa semua formula kecuali KZ menunjukkan aktivitas antibakteri yang baik berupa terjadinya zona hambat dengan kategorikuat.
  • 15. Kemudian seluruh formula salep dipanaskan pada suhu 40oC selama 24 jam lalu diuji aktivitas antibakteri kembali. Pemanasan dan pengujian aktivitas antibakteri ini bertujuan untuk melihat potensi ZAL sebagai penstabil sediaan. Hasil yang didapatkan semua formula kecuali KZ memberikan respon daya hambat yang baik, namun setelah salep dilakukan pemanasan pada suhu 40ºC selama 24 jam dan diuji aktivitas antibakteri kembali formula KE tidak terjadi respon daya hambat atau terjadi 100 % penurunan, hal ini menandakan bahwa salep dengan komposisi ekstrak mengalami degradasi zat aktif setelah dilakukan pemanasan, hal ini terjadi karena seperti telah kita ketahui, zat aktif yang berasal dari tumbuhan sangat mudah terdegradasi akibat cahaya, suhu dan pH (Malinggas, dkk., 2015).
  • 16. Menurut hasil yang sudah didapatkan formula gabungan ekstrak buah mengkudu dan ZAL meskipun sudah dipanaskan tetap memberikan respon zona hambat yang baik, hal ini kemungkinan disebabkan karena kehadiran ZAL dapat meningkatkan unjuk kerja esktrak buah mengkudu dalam menghambat bakteri, karena seperti telah kita ketahui struktur kerangka zeolite memiliki pori-pori yang yang bersifat sebagai adsorben yang dapat merusak dinding sel bakteri (Amalia 2012) dan adanya zat aktif pada buah mengkudu dapat dipertahankan kestabilannya oleh ZAL meskipun sudah dilakukan pemanasan pada 40ºC selama 24 jam.
  • 17. KESIMPULAN Dari peneltian ini dapat disimpulkan bahwa ZAL mampu meningkatkan kinerja sediaan salep ekstrak buah mengkudu pada konsentrasi 15% dan 30% dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus sehingga sediaan salep ekstrak buah mengkudu kombinasi ZAL dapat digunakan sebagai alternatif obat pengganti obat sintetik kimiawi.