Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja Zaman NowDewi Ghaliza
Hayo yang ngaku anak zaman now,mana suaranya?.Kalau ngaku jadi anak zaman now,aku mau tanya nih:
apa kalian tahu arti dari pergaulan bebas itu?
apa saja penyebab terjadinya pergaulan bebas?
dan apa saja dampak dari pergaulan bebas?
Ayo kita cari tahu disini,kawan
Let's find out,guys
Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja Zaman NowDewi Ghaliza
Hayo yang ngaku anak zaman now,mana suaranya?.Kalau ngaku jadi anak zaman now,aku mau tanya nih:
apa kalian tahu arti dari pergaulan bebas itu?
apa saja penyebab terjadinya pergaulan bebas?
dan apa saja dampak dari pergaulan bebas?
Ayo kita cari tahu disini,kawan
Let's find out,guys
Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.
Kekerasan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak merupakan sebuah bentuk perilaku tidak hanya dimaknai sebagai hubungan seksual biasa tetapi juga merupakan serangan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak yang menimbulkan perlukaan pada organ seksual, menimbulkan dampak psikologis pada korban dan bahkan menimbulkan luka atau lecet pada organ tubuh lainnya hingga menimbulkan kematian. Agresiftas seksual anak memiliki pola tidak sama dengan orang dewasa, sebagian besar kekerasan seksual yang dilakukan anak, dilakukan secara berkelompok. Eskalasi seksual tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di perdesaan bahkan di pedalaman sekalipun. Faktor yang paling dominan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya kekerasan seksual adalah paparan pornografi yang dialami oleh anak. Faktor-faktor lain tidak bisa diangap remeh yaitu pengaruh teman sebaya, minimnya pendidikan dalam memanfaatkan bahaya internet pada anak, terbatasnya pengetahuan orang tua dan guru dalam melindungi anakanak dari bahaya internet.
KPPPA bekerjasama dengan ECPAT Indonesia sejak tahun 2018, telah berhasil menyusun Pedoman Desa/Kelurahan Bebas dari Pornografi. Pedoman tersebut disusun berdasarkan hasil assesmen ditingkat kelurahan/desa, yang melibatkan stakeholder desa/kelurahan, organisasi masyarakat dan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Hingga ditahun 2019 KPPPA dengan ECPAT Indonesia telah membentuk dan mendampingi 9 Desa/Kelurahan yang telah mendeklarasikan menjadi Desa bebas dari pornografi anak. Dimana Desa-Desa tersebut bersama masyarakat bahu membahu membangun sistem pencegahan dan penanganan serta perlindungan anak dari pornografi.
Berdasarkan pada keberhasilan tersebut KPPPA dengan ECPAT Indonesia kembali akan melanjutkan program kerjasama di tahun 2021 dalam upaya Pencegahan dan Penanganan Pornografi anak di Indonesia, dengan membangun sistem perlindungan anak dari bahaya pornografi berbasis Desa/Kelurahan.
Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.
Kekerasan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak merupakan sebuah bentuk perilaku tidak hanya dimaknai sebagai hubungan seksual biasa tetapi juga merupakan serangan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak yang menimbulkan perlukaan pada organ seksual, menimbulkan dampak psikologis pada korban dan bahkan menimbulkan luka atau lecet pada organ tubuh lainnya hingga menimbulkan kematian. Agresiftas seksual anak memiliki pola tidak sama dengan orang dewasa, sebagian besar kekerasan seksual yang dilakukan anak, dilakukan secara berkelompok. Eskalasi seksual tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di perdesaan bahkan di pedalaman sekalipun. Faktor yang paling dominan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya kekerasan seksual adalah paparan pornografi yang dialami oleh anak. Faktor-faktor lain tidak bisa diangap remeh yaitu pengaruh teman sebaya, minimnya pendidikan dalam memanfaatkan bahaya internet pada anak, terbatasnya pengetahuan orang tua dan guru dalam melindungi anakanak dari bahaya internet.
KPPPA bekerjasama dengan ECPAT Indonesia sejak tahun 2018, telah berhasil menyusun Pedoman Desa/Kelurahan Bebas dari Pornografi. Pedoman tersebut disusun berdasarkan hasil assesmen ditingkat kelurahan/desa, yang melibatkan stakeholder desa/kelurahan, organisasi masyarakat dan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Hingga ditahun 2019 KPPPA dengan ECPAT Indonesia telah membentuk dan mendampingi 9 Desa/Kelurahan yang telah mendeklarasikan menjadi Desa bebas dari pornografi anak. Dimana Desa-Desa tersebut bersama masyarakat bahu membahu membangun sistem pencegahan dan penanganan serta perlindungan anak dari pornografi.
Berdasarkan pada keberhasilan tersebut KPPPA dengan ECPAT Indonesia kembali akan melanjutkan program kerjasama di tahun 2021 dalam upaya Pencegahan dan Penanganan Pornografi anak di Indonesia, dengan membangun sistem perlindungan anak dari bahaya pornografi berbasis Desa/Kelurahan.
1. Pergaulan bebas itu adalah salah satu
bentuk perilaku menyimpang, yang mana
“bebas” yang dimaksud yaitu melewati
batas-batas norma ketimuran yang
ada.yang terjadi karena masalah
keluarga,kekecewaan dan pengetahuan
yang minim.
2. penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia:
1. Sikap mental yang tidak sehat
2. Pelampiasan rasa kecewa
3. Kegagalan remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada
sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya
adalah westernisasi.
3. Ciri-Ciri Pergaulan Bebas
1. Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya
2. Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara
termasuk dari jalan yang haram dan keji
3. Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat
4. Rasa ingin tahu yang besar
5. Rasa ingin mencoba dan merasakan
6. Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan
dan tanggung jawab yang dihadapi.
7. Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin
melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan
eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba dalam
banyak hal.
8. Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya
menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan
aman sebagai seorang anak dalam keluarganya.
9. Banyak mengalami tekanan mental dan emosi.
10. Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan
lain.
4. Dampak Dari Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas identik sekali dengan
yang namanya “dugem” (dunia
gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia
umum bahwa di dalamnya marak sekali
pemakaian narkoba. Ini identik sekali
dengan adanya seks bebas.
5. SOLUSI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
PERGAULAN BEBAS
~ Memperbaiki Cara Pandang
~ Menjaga Keseimbangan Pola Hidup
~ Jujur Pada Diri Sendiri
~ Memperbaiki Cara Berkomunikasi
~ Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan
~ Menanamkan Nilai Ketimuran
~ Mengurangi Menonton Televisi
~ Banyak Beraktivitas Secara Positif
~ Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas
~ Menegakkan Aturan Hukum
~ Munakahat
6. Pergaulan yang baik sebenarnya gampang-
gampang susah.yang jelas tergantung dari
tingkah laku kita sendiri.Kita harus
banyak berkomunikasi dengan orang-
orang yang kita percayai atau keluarga
kita sendiri.
7. Kurang perhatian orangtua.
kurangnya penanaman nilai-nilai agama
melakukan hubungan suami istri di luar nikah
sehingga terjadi kehamilan
pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga
dan untuk bertanggung jawab terjadilah
aborsi.
Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat
(pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini