Spiritualitas bukanlah sesuatu yang harus kita bangun dengan memisahkan diri dari orang lain. Kenyataannya, adanya pembagian tugas rumah tangga, anak-anak, pekerjaan, perbaikan rumah, dll membuat pernikahan menjadi tanah yang subur untuk menumbuhkan iman yang membumi dan realistis.
R. Paul Stevens mengemukakan sepuluh disiplin rohani untuk diterapkan bersama pasangan. Dari doa sampai pelayanan bersama, dari percakapan hingga pengakuan dosa, setiap disiplin rohani ini menguatkan iman maupun keluarga. Setiap bab berisi prinsip-prinsip Alkitab dan saran-saran praktis untuk diterapkan bersama.
Allah telah memberikan kasih karunia kepada manusia yang sebenarnya tidak layak untuk menerimanya, tetapi karena inisiatif Allah yang ingin menyelamatkan manusia dari perbudakan dosa, Ia dengan kasih-Nya yang begitu besar merelakan Anak-Nya harus datang kedunia untuk menderita, berkorban, bahkan darah-Nya tercurah dikayu salib. kasih karunia Tuhan harus dipahami oelh setiap manusia yang percaya kepada Tuhan.
Spiritualitas bukanlah sesuatu yang harus kita bangun dengan memisahkan diri dari orang lain. Kenyataannya, adanya pembagian tugas rumah tangga, anak-anak, pekerjaan, perbaikan rumah, dll membuat pernikahan menjadi tanah yang subur untuk menumbuhkan iman yang membumi dan realistis.
R. Paul Stevens mengemukakan sepuluh disiplin rohani untuk diterapkan bersama pasangan. Dari doa sampai pelayanan bersama, dari percakapan hingga pengakuan dosa, setiap disiplin rohani ini menguatkan iman maupun keluarga. Setiap bab berisi prinsip-prinsip Alkitab dan saran-saran praktis untuk diterapkan bersama.
Allah telah memberikan kasih karunia kepada manusia yang sebenarnya tidak layak untuk menerimanya, tetapi karena inisiatif Allah yang ingin menyelamatkan manusia dari perbudakan dosa, Ia dengan kasih-Nya yang begitu besar merelakan Anak-Nya harus datang kedunia untuk menderita, berkorban, bahkan darah-Nya tercurah dikayu salib. kasih karunia Tuhan harus dipahami oelh setiap manusia yang percaya kepada Tuhan.
3. Pergaulan adalah salah satu kebutuhan
manusia, sebab manusia adalah makhluk
sosial yang dalam kesehariannya
membutuhkan orang lain, dan hubungan
antar manusia dibina melalui suatu
pergaulan (interpersonal relationship).
4. 2. Agar manusia dapat
menunjukkan sikap hormat
kepada berbagai manusia
lainnya tanpa melihat
perbedaan.
3. Agar memiliki sikap peduli,
terbuka untuk bekerja sama,
dan memberi kebaikan bersama.
Adapun tujuannya dibuat
makalah ini adalah, sebagai
berikut:
1. Agar manusia dapat
Memuliakan Allah dalam
pergaulannya.
5. Tentulah manusia tidak bisa hidup
tanpa orang lain oleh karena itulah
manusia harus saling berkomunikasi.
Manusia diciptakan oleh Tuhan
sebaga mahluk yang satu sama lain
harus berinteraksi dengan individu-
individu untuk mencapai maksud
tersebut tentulah harus bergaul atau
berinteraksi dengan orang lain.
6. 4
3
2
1
Dimensi Struktur
kita mencari teman yang berjarak dekat,
mudah dihubungi dan bisa langgeng
Dimensi Kecocokan
Kita berteman karena merasa cocok dan
senang bersama dia.
Dimensi Timbal-Balik
Artinya kita mencari teman
yang bisa saling mengerti,
saling percaya, saling
tolong-menolong, saling
mengakui keunggulan dan
saling memaklumi kelemahan
masing-masing
Dimensi Persamaan
Artinya kita memilih
teman yang mempunyai
persamaan dalam
kepribadian, nilai- nilai
hidup, perilaku minat
dan latar belakang.
5
Dimensi Model
Kita berteman karena kita respek dan mengagumi
kualitas keperibadiannya (Andar Ismail 1995)
7. 3
2
1
Masa Dewasa
Masa dewasa adalah merupakan proses
pertumbuhan dan pendewasaan yang
berjalan secara terus-menerus. Akan
tetapi proses pertumbuhan dan
pendewasaan berbeda bagi tiap orang
Masa Remaja
Masa ini disebut masa peralihan dari
kanak-kanak menuju masa dewasa. Di
sinilah ia mulai mengerti apa yang harus
dilakukan. Sementara pergumulan untuk
menemukan identitasnya, sering kali orang
salah mengerti kelakuannya.
Masa Kanak Kanak
Kristus pernah menjadi seorang anak dan
menggunakan anak-anak untuk
melukiskan kebenaran-kebenaran rohani
seperti kesederhanaan, kerendahar hati,
iman, dan kepercayaan yang sejati
8. Mengerti dan dapat menerima keberadaan
seseorang itulah yang disebut dengan sahabat yang
sejati. Sahabat sejati juga rela berkorban tanpa
pamrih. Seperti apa yang telah dilakukan oleh
Tuhan Yesus kepada manusia. Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah
mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya
setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa
melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebagai contoh apa yang telah dilakukan oleh
Yesus: meninggalkan surga, menjadi pelayan yang
disaksikan oleh murid- muridNya, Yesus membasuh
kaki, tidak dihargai oleh banyak orang dan bahkan
rela disalib bagi keselamatan manusia. Dengan
demikian persahabatan orang-orang kristen harus
rela berkorban.
Prinsip sebagai sahabat yang sejati ada empat hal:
menunjukkan kepedulian yang tulus kepada
sahabat, ketulusan dalam memberi yang artinya
tidak ada istilah balas jasa atau pamrih, tidak
menuntut kesempurnaan dari sahabatnya dan
harus memperlua jaringan atau pergaulan.
9. 4
3
2
1
ersahabatan sejati tidak akan menumpulkan
kerohanian. Seorang sahabat sejati adalah orang yang
cukup peduli sehingga ia akan menegur kita bila kita
salah. Alkitab berkata dalam Amsal 27:6, seorang
kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang
lawan mencium secara berlimpah-limpah
Persahabatan sejati bersifat menyucikan.
Amsal 27:17 berkata, besi menajamkan besi,
orang menajamkan sesamanya. Persahabatan
sejati membuat hidup orang Kristen lebih
maju, mempertajam kecerdasan membuat kita
lebih giat lagi.
Persahabatan yang
sejati bersifat teguh.
Kalau ingin menjadi
sahabat, kita harus
hidup dengan
bersedia berkorban
bagi orang yang
menerima
persahabatan kita
Persahabatan yang
baik tidak
mementingkan diri
sendiri.
Amsal 17:17
mengatakan bahwa
seorang sahabat
menaruh kasih
setiap waktu.
Ada empat ciri-ciri persahabatan yang baik
10. 3
2
1
Mendapat Sahabat Dengan Mudah
Meningkatkan Seni Bergaul
Menjadi Pribadi Yang Menarik Dan
Menyenangkan
5
4
Membangun Persahabatan Dengan Non
Kristen
Bersahabat Dengan Seteru
Berikut adalah hal yang seharusnya
dilakukan muda mudi dalam pergaulan
11. 3
2
1
Minta pimpinan Tuhan. Setelah Tuhan mulai
mengarahkan hati dan pikiran kita kepada
seseorang maka kita harus bertanya kepada
Tuhan apakah ini atau dia Tuhan?. Disinilah
dibutuhkan kedewasaan dan menggumuli.
Kiranya yang dominan bukan hal-hal fisik,
materi akan tetapi kerohanian dan pelayanan.
Isi doa di sini agar Tuhan memberi damai
sejahtera dan pimpinan Tuhan.
Dengan siapa? Kalau sudah yakin diri kita
karunia-nya menikahi maka kita akan
bertanya kepada Tuhan: Siapakah
pasanganku? Perlu keterbukan kepada Tuhan
dan membuka hati di hadapan Tuhan. Tidak
didasari dari keinginan daging akan tetapi
berdasarkan siapa yang diberikan Tuhan
sudah sangat jelas dalam Alkitab.
Sejauh mana anda yakin bahwa anda
dikaruniakan Tuhan untuk menikah atau
tidak menikah. Para pastor tidak menikah
demi focus dalam melayani umat. Rasul
Paulus juga tidak menikah, dengan tujuan
supaya Paulus konsentrasi atau focus
dalam pelayanan. Jadi menikah atau tidak
menikah bukan dosa tetapi karunia.
Tahapan Tahapan yang harus dilalui:
12. 3
2
1
Pernikahan. Orang berpacaran harga
bermuara ke perkawinan dengan
demikian tujuan akhir berpacaran
adalah untuk membangun rumah tangga
yang baru yang memuliakan Tuhan.
Apakah yang dikatakan alkitab tentang
pernikahan Kristen (Kej. 2:20-25).
Berpacaran. Masa berpacaran adalah
melatih ataupun mempersiapkan
kehidupan selanjutnya yaitu
bertunangan (jika ada) dan jenjang
pernikahan diharapkan melalui
berpacaran semakin mengenal lagi.
Pendekatan. Sudah barang tentu pacar
seorang anak Tuhan harus anak Tuhan
juga. Dalam hal ini pergaulan dimulai dari
perkenalan yang biasa dan wajar. Di
lingkungan dimana keduanya bergaul
adalah sebagai sarana yang sehat misalnya
persekutuan gereja ataupun dalam
pelayanan.
Tahapan Tahapan yang harus dilalui:
13. 1 Korintus 15:33-34 TB “Janganlah kamu
sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali
sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa
lagi! Ada di antara kamu yang tidak
mengenal Allah. Hal ini kukatakan,
supaya kamu merasa malu. ”
Dengan siapa kita bergaul atau membangun
hubungan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
kehidupan rohani kita. Bersekutu atau bersahabat
dengan orang-orang yang rohani akan turut
mempercepat kita menuju kepada kedewasaan iman
dan membawa kita kepada kemenangan. Sebaliknya,
bila kita lebih banyak menghabiskan waktu
berhubungan dengan orang-orang yang tidak
rohani, kita akan tersesat semakin jauh dari Tuhan
dan kita akan terjun bebas menuju kekalahan. Maka
dari itu ayat di atas menegur kita untuk berhati-
hati dalam memilih teman dan bergaul.