SlideShare a Scribd company logo
1
RENUNGAN MASA ADVEN
DIBACAKAN SEBELUM PERAYAAN EKARISTI
Renungan Minggu Adven Pertama:
Hakekat dan Tujuan Perkawinan
Sahabat Yesus yang terkasih, Berkah Dalem. Pada masa Adven ini,
kita menantikan kelahiran Juruselamat dalam diri kita. Penantian ini
menyiratkan suasana hati. Dengan antusias dan gembira, kita menyambut
situasi syaloom, suasana damai, yang dikerjakan Allah dalam kerjasama
dengan kita manusia yang sedang berproses. Kita berproses menyiapkan
hati agar siap sedia menerima Allah dalam diri.
Salah satu keprihatinan Gereja kita di tahun 2013 ini adalah masalah
panggilan kristiani keluarga katolik di dunia modern. Maka, selama masa
adven ini kita, dalam Pendalaman Iman Adven, dengan menggunakan
metode sharing iman 7 langkah, akan merenungkan bersama tentang 4 hal.
Keempat hal itu adalah:
1. Tujuan dan hakekat Perkawinan
2. Membina keluarga yang bahagia dan sejahtera
3. Mengenal Keluarga dengan Sungguh-sungguh
4. Membangun dan mengembangkan visi keluarga kristiani
Sahabat Yesus yang terkasih. Keluarga katolik merupakan
persekutuan antara bapak, ibu dan anak. Keluarga dibangun karena adanya
perjanjian perkawinan sah antara seorang suami dan seorang istri. Setiap
keluarga katolik dipanggil menjadikan keluarga sebagai Gereja rumah
tangga (ecclesia domestica). Sebagai Gereja rumah tangga, keluarga
katolik dipanggil untuk mewujudkan "komunikasi hati penuh kebaikan,
kesepakatan suami-isteri, dan kerja sama orang-tua yang tekun dalam
pendidikan anak-anak" (GS 52,1). Keluarga katolik perlu merenungkan
2
kembali dan mengembangkan hidup berkeluarga berdasarkan panggilannya
seturut hakekat dan tujuan perkawinan. Apakah itu?
Sahabat Yesus yang terkasih. Menurut hakekatnya, perkawinan
katolik merupakan persekutuan cinta mesra, seluruh hidup, antara seorang
laki-laki dengan seorang perempuan. Persekutuan itu diikat oleh perjanjian
dengan kesepakatan pribadi yang tidak dapat ditarik kembali. Sedangkan,
menurut tujuannya, perkawinan katolik mempunyai 3 tujuan, yakni,
kesejahteraan suami-istri, kelahiran (prokreasi), dan pendidikan anak.
Maka mari merenung sejenak, sejauh manakah saya sebagai suami
atau istri, dalam keadaan apapun, telah berjuang secara tulus, jujur, dan
setia pada pasangan? Berusaha mengembangkan persekutuan cinta kasih
keluarga? Dalam keseluruhan hidup saya, apakah pikiran, perasaan,
keputusan yang saya ambil, sikap dan perbuatan saya mencerminkan
sebagai suami atau istri yang setia? Sebagai orangtua, apakah saya
memberikan contoh dan teladan yang baik dan benar kepada anak-anak
yang dipercayakan Tuhan kepada saya? Apakah saya bertanggungjawab
terhadap keluarga dan pendidikan manusiawi dan kristiani anak saya?
Mari, kita mohon rahmat Tuhan agar relasi suami-istri dan pendidikan
anak-anak kita tumbuh dan berkembang. Bagi keluarga yang merindukan
kelahiran anak, semoga Tuhan mengabulkan doa-doa mereka. Tuhan
memberkati kita. Amin.
Bila dibacakan di awal misa, bisa ditambahkan kalimat berikut:
Mari kita berdiri membuka Perjamauan Kudus ini dengan lagu pembukaan
dari ....
Renungan Minggu Adven Kedua:
Membina keluarga yang bahagia dan sejahtera
Sahabat Yesus yang terkasih. Berkah Dalem. Dalam minggu adven
kedua ini kita merenungkan tema “Membina keluarga yang bahagia dan
sejahtera”.
3
Umumnya dalam membentuk keluarga, kita mempunyai tujuan
yakni beriman, bahagia dan sejahtera. Yang dimaksudkan keluarga yang
beriman, bahagia dan sejahtera di sini adalah kondisi keluarga yang
harmonis, utuh, terjadi keterbukaan dan saling menghormati satu dengan
yang lain dalam anggota keluarga, hidup seimbang antara rohani dan
jasmani, antara spiritual dan material.
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidup sebagai manusia, yang meliputi pangan, sandang
dan papan. Setiap pribadi dalam keluarga membutuhkan pemenuhan
kebutuhan pokok tersebut. Namun Yesus menyatakan, “manusia hidup
bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah
(bdk Ul 8: 3; Mat 4:4; Luk 4: 4). Maka, tidak cukuplah keluarga hanya
memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan.
Keluarga bahagia merupakan persekutuan seluruh hidup antara
ayah/suami, ibu/istri dan anak. Sebagai persekutuan, kita selalu
membangun relasi kristiani dan berjuang bersama untuk mewujudkan
kebahagiaan dan kesejahteraan. Kita mempunyai martabat, kewajiban dan
hak yang sama sehingga masing-masing belajar saling memperhatikan.
Kita perlu bekerjasama dalam karsa dan karya, saling menguatkan di kala
lemah, menghibur dikala sedih dan duka, menyembuhkan di kala sakit,
bersukacita dan bergembira di saat suka, dll.
Keluarga beriman adalah merupakan perwujudan dari “Gereja
Rumah Tangga (ecclesia domestica)” karena di dalam keluarga itulah
semestinya iman, harapan dan kasih, dapat tumbuh dan berkembang.
Melalui keluarga kita, pewartaan dan penghayatan iman, harapan dan kasih
itu terjadi. Keluarga merupakan jantung kehidupan lingkungan, dan pada
gilirannya lingkungan merupakan jantung hidup Gereja stasi/paroki. Maka,
keluarga dipanggil untuk mengambil bagian dalam doa dan korban Kristus.
Mendoakan doa harian, membaca Kitab Suci, merayakan Perayaan
Ekaristi, aktif dalam kegiatan di lingkungan Gereja, mengikuti Pendalaman
Iman di lingkungan atau block adalah beberapa contoh upaya membangun
keluarga beriman.
4
Sahabat Yesus yang terkasih. Sudahkah keluarga kita menggapai
cita-cita keluarga sejahtera, bahagia dan beriman? Cita-cita itu tetap
merupakan cita-cita sepanjang hidup. Menggapainya memerlukan proses
yang panjang dan kesetiaan orang untuk menjalaninya. Tidak sedikit
keluarga-keluarga katolik mengalami jatuh bangun, mengalami krisis.
Namun jangan berkecil hati, Tuhan tetap menyertai perjuangan orang yang
berusaha menggapainya. Jangan lelah berusaha, tetaplah berharap dan
percaya pada sekaligus rahmat Tuhan dan usaha manusia. Tuhan
memberkati. Amin.
Bila dibacakan di awal misa, bisa ditambahkan kalimat berikut:
Mari kita berdiri membuka Perjamauan Kudus ini dengan lagu pembukaan
dari ....
Renungan Minggu Adven ke-3:
Mengenal Keluarga dengan Sungguh-sungguh
Sahabat Yesus yang terkasih. Berkah Dalem. Dalam minggu adven
ketiga ini kita merenungkan tema “Mengenal Keluarga dengan Sungguh-
sungguh”.
Salah satu problema keluarga modern adalah “tidak mengenal
anggota keluarga”. Ayah tidak tahu hari ulang tahunnya anak. Suami tidak
mengenal makanan kesukaan istri. Ibu tidak kenal bakat anaknya. Istri
tidak kenal sifat baik suaminya. Kakak tidak peduli akan cita-cita adiknya,
dll. Hal-hal sederhana ini seringkali terlewatkan.
Alat-alat komunikasi modern yang dipunyai oleh masing-masing
anggota keluarga dapat menjadi bencana keutuhan dan keharmonisan
keluarga. Anak lebih asyik berjejaring sosial dengan menggunakan
facebook, twitter, skype, line, dll daripada belajar dan rekomunikasi
dengan anggota keluarga yang ada di rumahnya. Ibu lebih sering
menyentuh handphone atau blackberry daripada menyentuh dan membelai
anaknya. Istri lebih banyak perhatian dengan teman dekatnya daripada
5
suaminya. Suami lebih banyak memuji teman dekatnya daripada istrinya.
Memang diakui juga bahwa alat-alat komunikasi modern sungguh dapat
memperlancar kehidupan dan mendukung cita-cita membangun keluarga
yang sejahtera, bahagia dan beriman. Maka, sikap bijak dan empan papan
dalam menggunakakannya adalah salah satu hal yang perlu terus
diusahakan.
Pendidikan nilai dalam keluarga juga mengalami masalah. Padahal
pendidikan ini merupakan hak dan kewajiban orangtua yang pokok.
Menjadi pokok, karena pendidikan itu berkaitan dengan penerusan hidup,
pendidikan itu tidak tergantikan. Di dalam keluarga, anak hendaknya
dibesarkan dengan sikap bebas yang tepat terhadap harta jasmani.
Dikembangkan sikap adil yang meluap dari cinta kasih terhadap sesama.
Diajarkan dan dikembangkan sikap beriman yang mendalam akan Tuhan.
Dibiasakan berdisiplin dalam hidup berkeluarga secara bijaksana.
Pendidikan manusiawi dan rohani menjadi pokok dalam hidup
berumahtangga. Mari kita berusaha sungguh-sungguh untuk mengenal
setiap anggota keluarga kita masing-masing agar kita dapat saling melayani
dengan tepat untuk menggapai cita-cita keluarga katolik yang sejahtera,
bahagia, dan beriman mendalam. Tuhan memberkati. Amin.
Bila dibacakan di awal misa, bisa ditambahkan kalimat berikut:
Mari kita serahkan keluarga kita masing-masing pada berkat Tuhan. Kita
berdiri membuka Perjamauan Kudus ini dengan lagu pembukaan dari ....
Renungan Minggu Adven ke-4:
Membangun dan Mengembangkan Visi Keluarga Kristiani
Hidup berkeluarga katolik dibangun berdasarkan visi yang jelas. Visi
perkawinan katolik itu, kita nyatakan di hadapan Allah, imam dan para
saksi yang hadir dalam perayaan pernikahan. Dalam perayaan itu seorang
mempelai menyatakan kesediaannya kepada calon pasangannya bahwa
pernikahan ini dilakukan dengan iklas hati, dengan kesediaan untuk
mengasihi dan menghormati pasangannya, dan dengan kesediaan untuk
6
menjadi bapak atau ibu yang baik bagi anak yang dipercayakan Tuhan
padanya.
Janji kesediaan itu menjadi sangat penting. Dalam kesediaan itu
terkandung sikap batin, sikap hati bahwa seseorang yang mengucapkan itu
memang mau dan menghendaki sebuah perkawinan seperti yang
dikehendaki Gereja, sebuah pernikahan yang dikehendaki Tuhan sendiri.
Dalam pernyataan “kemauan” itu terkandung bahwa janji kesediaan itu
bebas dari tekanan pihak luar. Ia dengan bebas hati, tulus menyatakan
kesediaan itu. Ia bertindak bebas dan sekaligus bertanggungjawab terhadap
apa yang dinyatakan itu. Ia tidak bisa menghindar dan mencari-cari alasan
untuk membatalkan janji pernikahannya, apapun masalahnya. Dan, dalam
tindakan “kesediaan” itu juga terkandung sikap batin seseorang memang
“menghendaki” janji itu terjadi, tumbuh dan berkembang dalam hidup
pernikahan yang akan datang. Orang yang menghendaki janji seperti itu
berarti orang yang sungguh sadar, tahu apa isinya dan memang
menghendaki perkawinan seperti yang dimaksud oleh Gereja. Ia tidak
menghendaki janji perkawinan selain perkawinan katolik.
Sesudah mempelai menyatakan kesediaannya itu, seorang laki-laki,
calon suami menyatakan janji pernikahannya kepada seorang perempuan,
calon pasangannya demikian:
Dihadapan imam dan para saksi saya, ......(Yusuf Parijo),
menyatakan dengan tulus ikhlas, bahwa........ (Maria Karina) yang
hadir di sini mulai sekarang ini menjadi istri saya. Saya berjanji setia
kepadanya dalam untung dan malang, dan saya mau mencintai dan
menghormatinya seumur hidup. Demikianlah janji saya demi Allah
dan Injil suci ini.
Sesudah janji itu, seorang perempuan, calon istri menyatakan janji
pernikahannya kepada seorang laki-laki, calon pasangannya demikian:
Dihadapan imam dan para saksi saya, ......(Maria Karina),
menyatakan dengan tulus ikhlas, bahwa........ (Yusuf Parijo) yang
hadir di sini mulai sekarang ini menjadi suami saya. Saya berjanji
7
setia kepadanya dalam untung dan malang, dan saya mau mencintai
dan menghormatinya seumur hidup. Demikianlah janji saya demi
Allah dan Injil suci ini.
Sahabat Yesus, itulah yang menjadi visi katolik akan perkawinan.
Dalam janji itu terkandung visi perkawinan bahwa:
1. Perkawinan katolik itu, monogam, dibuat oleh satu dengan satu, satu
laki-laki dengan satu perempuan. Perkawinan katolik tidak mengenal
poligami, tidak mengakui poliandri, tidak menerima perkawinan siri dan
bentuk perkawinan lain.
2. Perkawinan katolik itu real, nyata, jelas. Seseorang yang menikah
adalah menikah dengan orang yang namanya disebut dan sekaligus yang
hadir di sampingnya, dengan keseluruhan yang bentuk fisiknya,
keadaan dirinya dan keseluruhan dirinya, dengan segala kelebihan dan
kekurangannya, dengan seluruh kecenderungan yang ada dalam dirinya.
3. Perjanjian itu diikat oleh kehendak batin untuk setia. Kesetiaan itu tidak
mengenal waktu, tempat dan situasi kondisi yang akan terjadi.
Kesetiaan itu menyangkut keseluruhan hidup yang akan dijalani ke
depan, apapun situasinya, entah suka atau duka, untung atau malang, di
saat sehat atau sakit. Tidak ada alasan yang dapat memisahkan atas
komitmet kesetiaan itu.
4. Janji kesetiaan itu diwujudkan dengan berusaha setia mengasihi dan
menghormati pasangan. Tidak ada alasan apapun yang dapat menarik
dari janji itu. Setiap pasangan, dalam cara berfikir, cara memutuskan,
cara bersikap dan cara bertindak, selalu mengedepankan nilai kristiani
mengasihi dan menghormati. Seperti Kristus setia mengasihi GerejaNya
dalam keadaan apapun, demikian seorang suami atau seorang istri
dipanggil menghayati kesetiaan dalam mengasihi dan menghormati
pasangannya. Orangtua mengasihi dan menghormati anak-anaknya.
Anak-anak mengasihi dan menghormati orangtuanya.
5. Janji perkawinan itu tidak mengenal waktu. Janji setia mengasihi dan
menghormati berlaku sepanjang hidup. Bahkan hal itu juga berlaku
ketika pasangannya sudah dipanggil Tuhan. Orang katolik tidak
mengenal kematian. Sebab, kematian dalam Kristus adalah awal
8
kehidupan bersama Kristus. Maka, kesetiaan untuk mengasihi dan
menghormati itu secara rohani berlaku selama-lamanya, sampai Tuhan
menyatukan dalam hidup kekal bersama Kristus di surga.
6. Janji perkawinan Katolik dinyatakan demi Allah dan Injil Suci. Janji
atau sumpah ini adalah sumpah demi Allah. Setiap pasangan yang
menyatakan berdoa dan menyerahkan seluruh janji dan hidup
perkawinan yang akan datang ke tangan dan kuasa Allah sendiri. Allah
yang memanggil, Allah juga yang akan menyertai dan menggenapinya.
Hidup rohani seperti itu dituntun oleh jalan kesucian, jalan Injili, jalan
keselamatan. Hidup perkawinan katolik diabdikan demi Injil, demi
penghayatan dan pewartaan Injil, Kabar Gembira yang dibawa Yesus
kepada umat manusia. Hidup perkawinan diabdikan demi penyebaran
Injil ke seluruh dunia, terutama dunia yang dialami oleh anggota
keluarga katolik itu.
Sahabat Yesus yang terkasih, itulah keenam hal yang bisa kita
kembangkan dan hayati dalam kehidupan perkawinan katolik. Mari kita
tengok sebentar, berapa lamakah kita menghayati visi perkawinan katolik
ini? Mari kita syukuri buah-buahnya. Mari kita bawa dalam doa-doa kita
apa yang masih dalam perjuangan untuk menghasilkan buah-buah
perkawinan. Semoga Natal yang akan segera kita rayakan sungguh
membawa buah natal keluarga kita, membawa buah kelahiran baru bagi
keluarga kita, dan bagi masing-masing anggota keluarga kita. Tuhan
memberkati usaha dan perjuangan baik kita. Amin.
Bila dibacakan di awal misa, bisa ditambahkan kalimat berikut:
Mari kita serahkan keluarga kita masing-masing pada berkat Tuhan. Kita
berdiri membuka Perjamauan Kudus ini dengan lagu pembukaan dari ....
Tim Penyusun:
KOMISI KATEKETIK KEUSKUPAN PURWOKERTO
Jl. Gereja 3 Purwokerto

More Related Content

What's hot

Spiritualitas Pernikahan
Spiritualitas PernikahanSpiritualitas Pernikahan
Spiritualitas Pernikahan
Johan Setiawan
 
Belajar berkeluarga dari Maria Yosef
Belajar berkeluarga dari Maria YosefBelajar berkeluarga dari Maria Yosef
Belajar berkeluarga dari Maria Yosef
YR Widadaprayitna
 
Buku pertanyaan pernikahan
Buku pertanyaan pernikahanBuku pertanyaan pernikahan
Buku pertanyaan pernikahan
YR Widadaprayitna
 
Pernikahan Dalam Prespektif Kristiani
Pernikahan Dalam Prespektif KristianiPernikahan Dalam Prespektif Kristiani
Pernikahan Dalam Prespektif Kristiani
Sabam Sitinjak
 
Hukum&moral perkawinan katolik
Hukum&moral perkawinan katolikHukum&moral perkawinan katolik
Hukum&moral perkawinan katolik
YR Widadaprayitna
 
Menerima Apa Adanya Bukan Adanya Apa Sepadan (Edited 26 Oktober 2008)
Menerima Apa Adanya Bukan Adanya Apa   Sepadan (Edited 26 Oktober 2008)Menerima Apa Adanya Bukan Adanya Apa   Sepadan (Edited 26 Oktober 2008)
Menerima Apa Adanya Bukan Adanya Apa Sepadan (Edited 26 Oktober 2008)Matius Chandra
 
Makalah Kehidupan Beragama di Lingkungan Keluarga
Makalah Kehidupan Beragama di Lingkungan KeluargaMakalah Kehidupan Beragama di Lingkungan Keluarga
Makalah Kehidupan Beragama di Lingkungan Keluarga
Parningotan Panggabean
 
Bmf 39 keluarga
Bmf 39 keluargaBmf 39 keluarga
Bmf 39 keluarga
PT Wings Surya
 
Peraturan Allah bagi keluarga
Peraturan Allah bagi keluargaPeraturan Allah bagi keluarga
Peraturan Allah bagi keluarga
Nancy Christianto
 
Tanggung Jawabku Terhadap Keluarga
Tanggung Jawabku Terhadap KeluargaTanggung Jawabku Terhadap Keluarga
Tanggung Jawabku Terhadap Keluarga
Sabam Sitinjak
 
Tugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolikTugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolik
AnesMalau
 
Pengaruh gaya hidup terhadap keluarga
Pengaruh gaya hidup terhadap keluargaPengaruh gaya hidup terhadap keluarga
Pengaruh gaya hidup terhadap keluarga
Desiaman Payah
 
Bina Pranikah: Persahabatan Rohani
Bina Pranikah: Persahabatan RohaniBina Pranikah: Persahabatan Rohani
Bina Pranikah: Persahabatan Rohani
Johan Setiawan
 
Langkah langkah membentuk keluaraga bahagia
Langkah langkah membentuk keluaraga bahagiaLangkah langkah membentuk keluaraga bahagia
Langkah langkah membentuk keluaraga bahagia
Ashraf Azim
 
Bab 1 Bab5
Bab 1 Bab5Bab 1 Bab5
Bab 1 Bab5
mawardie
 
Pendidikan Kristen dalam Konteks Keluarga (Silvia Wiguno)
Pendidikan Kristen dalam Konteks Keluarga (Silvia Wiguno)Pendidikan Kristen dalam Konteks Keluarga (Silvia Wiguno)
Pendidikan Kristen dalam Konteks Keluarga (Silvia Wiguno)
Johan Setiawan
 
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada Tuhan
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada TuhanPernikahan Bahagia dan Berkenan kepada Tuhan
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada Tuhan
Togar Sianturi
 
Bahan ajar tahunan 2020
Bahan ajar tahunan 2020Bahan ajar tahunan 2020
Bahan ajar tahunan 2020
MelkiasAdu
 
Keluarga Yang Kuat Melahirkan Pribadi Yang Kuat
Keluarga Yang Kuat  Melahirkan Pribadi Yang KuatKeluarga Yang Kuat  Melahirkan Pribadi Yang Kuat
Keluarga Yang Kuat Melahirkan Pribadi Yang Kuat
Sabam Sitinjak
 

What's hot (20)

Spiritualitas Pernikahan
Spiritualitas PernikahanSpiritualitas Pernikahan
Spiritualitas Pernikahan
 
Belajar berkeluarga dari Maria Yosef
Belajar berkeluarga dari Maria YosefBelajar berkeluarga dari Maria Yosef
Belajar berkeluarga dari Maria Yosef
 
Buku pertanyaan pernikahan
Buku pertanyaan pernikahanBuku pertanyaan pernikahan
Buku pertanyaan pernikahan
 
Pernikahan Dalam Prespektif Kristiani
Pernikahan Dalam Prespektif KristianiPernikahan Dalam Prespektif Kristiani
Pernikahan Dalam Prespektif Kristiani
 
Hukum&moral perkawinan katolik
Hukum&moral perkawinan katolikHukum&moral perkawinan katolik
Hukum&moral perkawinan katolik
 
Altar Keluarga
Altar KeluargaAltar Keluarga
Altar Keluarga
 
Menerima Apa Adanya Bukan Adanya Apa Sepadan (Edited 26 Oktober 2008)
Menerima Apa Adanya Bukan Adanya Apa   Sepadan (Edited 26 Oktober 2008)Menerima Apa Adanya Bukan Adanya Apa   Sepadan (Edited 26 Oktober 2008)
Menerima Apa Adanya Bukan Adanya Apa Sepadan (Edited 26 Oktober 2008)
 
Makalah Kehidupan Beragama di Lingkungan Keluarga
Makalah Kehidupan Beragama di Lingkungan KeluargaMakalah Kehidupan Beragama di Lingkungan Keluarga
Makalah Kehidupan Beragama di Lingkungan Keluarga
 
Bmf 39 keluarga
Bmf 39 keluargaBmf 39 keluarga
Bmf 39 keluarga
 
Peraturan Allah bagi keluarga
Peraturan Allah bagi keluargaPeraturan Allah bagi keluarga
Peraturan Allah bagi keluarga
 
Tanggung Jawabku Terhadap Keluarga
Tanggung Jawabku Terhadap KeluargaTanggung Jawabku Terhadap Keluarga
Tanggung Jawabku Terhadap Keluarga
 
Tugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolikTugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolik
 
Pengaruh gaya hidup terhadap keluarga
Pengaruh gaya hidup terhadap keluargaPengaruh gaya hidup terhadap keluarga
Pengaruh gaya hidup terhadap keluarga
 
Bina Pranikah: Persahabatan Rohani
Bina Pranikah: Persahabatan RohaniBina Pranikah: Persahabatan Rohani
Bina Pranikah: Persahabatan Rohani
 
Langkah langkah membentuk keluaraga bahagia
Langkah langkah membentuk keluaraga bahagiaLangkah langkah membentuk keluaraga bahagia
Langkah langkah membentuk keluaraga bahagia
 
Bab 1 Bab5
Bab 1 Bab5Bab 1 Bab5
Bab 1 Bab5
 
Pendidikan Kristen dalam Konteks Keluarga (Silvia Wiguno)
Pendidikan Kristen dalam Konteks Keluarga (Silvia Wiguno)Pendidikan Kristen dalam Konteks Keluarga (Silvia Wiguno)
Pendidikan Kristen dalam Konteks Keluarga (Silvia Wiguno)
 
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada Tuhan
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada TuhanPernikahan Bahagia dan Berkenan kepada Tuhan
Pernikahan Bahagia dan Berkenan kepada Tuhan
 
Bahan ajar tahunan 2020
Bahan ajar tahunan 2020Bahan ajar tahunan 2020
Bahan ajar tahunan 2020
 
Keluarga Yang Kuat Melahirkan Pribadi Yang Kuat
Keluarga Yang Kuat  Melahirkan Pribadi Yang KuatKeluarga Yang Kuat  Melahirkan Pribadi Yang Kuat
Keluarga Yang Kuat Melahirkan Pribadi Yang Kuat
 

Similar to 3. renungan masa adven 2013 dalam rangka misa

materi ppt agama katolik kelas 7 semester 1.pptx
materi ppt agama katolik kelas 7 semester 1.pptxmateri ppt agama katolik kelas 7 semester 1.pptx
materi ppt agama katolik kelas 7 semester 1.pptx
yammiterritory338
 
Power pointq siap print
Power pointq siap printPower pointq siap print
Power pointq siap print
naomi-dua-padang
 
Peran dan Perutusan Keluarga KPP Online #5.pptx
Peran dan Perutusan Keluarga KPP Online #5.pptxPeran dan Perutusan Keluarga KPP Online #5.pptx
Peran dan Perutusan Keluarga KPP Online #5.pptx
AnungGantari
 
MANFAAT BERDOA BERSAMA DALAM KELUARGA
MANFAAT BERDOA BERSAMA DALAM KELUARGAMANFAAT BERDOA BERSAMA DALAM KELUARGA
MANFAAT BERDOA BERSAMA DALAM KELUARGA
SMPK Stella Maris
 
Agama islam keluarga islami
Agama islam keluarga islamiAgama islam keluarga islami
Agama islam keluarga islami
Pramuditha Firsta Tastama
 
1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca
1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca
1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca
rizkyanaoke
 
Warta Jemaat - GPIB jemaat "SHALOM" - Sidoarjo / 27 juli 2014
Warta Jemaat - GPIB jemaat "SHALOM" - Sidoarjo / 27 juli 2014Warta Jemaat - GPIB jemaat "SHALOM" - Sidoarjo / 27 juli 2014
Warta Jemaat - GPIB jemaat "SHALOM" - Sidoarjo / 27 juli 2014
GPIB jemaat "SHALOM"
 
Materi Bina Siswa Kristen2015
Materi Bina Siswa Kristen2015Materi Bina Siswa Kristen2015
Materi Bina Siswa Kristen2015
stephen sihombing
 
Peran orang tua_dalam_pertumbuhan_spirit
Peran orang tua_dalam_pertumbuhan_spiritPeran orang tua_dalam_pertumbuhan_spirit
Peran orang tua_dalam_pertumbuhan_spirit
Amsal Sampaloga
 
Ibu Bapa Tonggak Keluarga Bahagia
Ibu Bapa Tonggak Keluarga BahagiaIbu Bapa Tonggak Keluarga Bahagia
Ibu Bapa Tonggak Keluarga Bahagia
Kementerian Pelajaran Malaysia
 
Minggu sembahyang orang muda dewasa senior
Minggu sembahyang orang muda dewasa seniorMinggu sembahyang orang muda dewasa senior
Minggu sembahyang orang muda dewasa senior
EunikePurba
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Kornelis Ruben
 
Materi Kelas "Orang Tua dan Keluarga"
Materi Kelas "Orang Tua dan Keluarga"Materi Kelas "Orang Tua dan Keluarga"
Materi Kelas "Orang Tua dan Keluarga"
SABDA
 
Pelayanan Pranikah.pdf
Pelayanan Pranikah.pdfPelayanan Pranikah.pdf
Pelayanan Pranikah.pdf
kesgagizi6
 
AMORIS LAETITIA.ppt
AMORIS LAETITIA.pptAMORIS LAETITIA.ppt
AMORIS LAETITIA.ppt
DinarDorotea
 
Modul Ajar 2018.pdf
Modul Ajar 2018.pdfModul Ajar 2018.pdf
Modul Ajar 2018.pdf
elianus
 
Pertemuan 1 & 2
Pertemuan 1 & 2Pertemuan 1 & 2
Pertemuan 1 & 2
Mostoples Rinelan
 
APP#2 2022.pptx
APP#2 2022.pptxAPP#2 2022.pptx
APP#2 2022.pptx
AdmissionRSRoyalSura
 
Upacara pembukaan pertunangan
Upacara pembukaan pertunanganUpacara pembukaan pertunangan
Upacara pembukaan pertunangansucitantra
 

Similar to 3. renungan masa adven 2013 dalam rangka misa (20)

Spiritualitas Pernikahan
Spiritualitas PernikahanSpiritualitas Pernikahan
Spiritualitas Pernikahan
 
materi ppt agama katolik kelas 7 semester 1.pptx
materi ppt agama katolik kelas 7 semester 1.pptxmateri ppt agama katolik kelas 7 semester 1.pptx
materi ppt agama katolik kelas 7 semester 1.pptx
 
Power pointq siap print
Power pointq siap printPower pointq siap print
Power pointq siap print
 
Peran dan Perutusan Keluarga KPP Online #5.pptx
Peran dan Perutusan Keluarga KPP Online #5.pptxPeran dan Perutusan Keluarga KPP Online #5.pptx
Peran dan Perutusan Keluarga KPP Online #5.pptx
 
MANFAAT BERDOA BERSAMA DALAM KELUARGA
MANFAAT BERDOA BERSAMA DALAM KELUARGAMANFAAT BERDOA BERSAMA DALAM KELUARGA
MANFAAT BERDOA BERSAMA DALAM KELUARGA
 
Agama islam keluarga islami
Agama islam keluarga islamiAgama islam keluarga islami
Agama islam keluarga islami
 
1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca
1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca
1. Konsep Keluarga Sakinah penting untuk di baca
 
Warta Jemaat - GPIB jemaat "SHALOM" - Sidoarjo / 27 juli 2014
Warta Jemaat - GPIB jemaat "SHALOM" - Sidoarjo / 27 juli 2014Warta Jemaat - GPIB jemaat "SHALOM" - Sidoarjo / 27 juli 2014
Warta Jemaat - GPIB jemaat "SHALOM" - Sidoarjo / 27 juli 2014
 
Materi Bina Siswa Kristen2015
Materi Bina Siswa Kristen2015Materi Bina Siswa Kristen2015
Materi Bina Siswa Kristen2015
 
Peran orang tua_dalam_pertumbuhan_spirit
Peran orang tua_dalam_pertumbuhan_spiritPeran orang tua_dalam_pertumbuhan_spirit
Peran orang tua_dalam_pertumbuhan_spirit
 
Ibu Bapa Tonggak Keluarga Bahagia
Ibu Bapa Tonggak Keluarga BahagiaIbu Bapa Tonggak Keluarga Bahagia
Ibu Bapa Tonggak Keluarga Bahagia
 
Minggu sembahyang orang muda dewasa senior
Minggu sembahyang orang muda dewasa seniorMinggu sembahyang orang muda dewasa senior
Minggu sembahyang orang muda dewasa senior
 
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai PersekutuanPel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
Pel. 11 Gereja Sebagai Persekutuan
 
Materi Kelas "Orang Tua dan Keluarga"
Materi Kelas "Orang Tua dan Keluarga"Materi Kelas "Orang Tua dan Keluarga"
Materi Kelas "Orang Tua dan Keluarga"
 
Pelayanan Pranikah.pdf
Pelayanan Pranikah.pdfPelayanan Pranikah.pdf
Pelayanan Pranikah.pdf
 
AMORIS LAETITIA.ppt
AMORIS LAETITIA.pptAMORIS LAETITIA.ppt
AMORIS LAETITIA.ppt
 
Modul Ajar 2018.pdf
Modul Ajar 2018.pdfModul Ajar 2018.pdf
Modul Ajar 2018.pdf
 
Pertemuan 1 & 2
Pertemuan 1 & 2Pertemuan 1 & 2
Pertemuan 1 & 2
 
APP#2 2022.pptx
APP#2 2022.pptxAPP#2 2022.pptx
APP#2 2022.pptx
 
Upacara pembukaan pertunangan
Upacara pembukaan pertunanganUpacara pembukaan pertunangan
Upacara pembukaan pertunangan
 

3. renungan masa adven 2013 dalam rangka misa

  • 1. 1 RENUNGAN MASA ADVEN DIBACAKAN SEBELUM PERAYAAN EKARISTI Renungan Minggu Adven Pertama: Hakekat dan Tujuan Perkawinan Sahabat Yesus yang terkasih, Berkah Dalem. Pada masa Adven ini, kita menantikan kelahiran Juruselamat dalam diri kita. Penantian ini menyiratkan suasana hati. Dengan antusias dan gembira, kita menyambut situasi syaloom, suasana damai, yang dikerjakan Allah dalam kerjasama dengan kita manusia yang sedang berproses. Kita berproses menyiapkan hati agar siap sedia menerima Allah dalam diri. Salah satu keprihatinan Gereja kita di tahun 2013 ini adalah masalah panggilan kristiani keluarga katolik di dunia modern. Maka, selama masa adven ini kita, dalam Pendalaman Iman Adven, dengan menggunakan metode sharing iman 7 langkah, akan merenungkan bersama tentang 4 hal. Keempat hal itu adalah: 1. Tujuan dan hakekat Perkawinan 2. Membina keluarga yang bahagia dan sejahtera 3. Mengenal Keluarga dengan Sungguh-sungguh 4. Membangun dan mengembangkan visi keluarga kristiani Sahabat Yesus yang terkasih. Keluarga katolik merupakan persekutuan antara bapak, ibu dan anak. Keluarga dibangun karena adanya perjanjian perkawinan sah antara seorang suami dan seorang istri. Setiap keluarga katolik dipanggil menjadikan keluarga sebagai Gereja rumah tangga (ecclesia domestica). Sebagai Gereja rumah tangga, keluarga katolik dipanggil untuk mewujudkan "komunikasi hati penuh kebaikan, kesepakatan suami-isteri, dan kerja sama orang-tua yang tekun dalam pendidikan anak-anak" (GS 52,1). Keluarga katolik perlu merenungkan
  • 2. 2 kembali dan mengembangkan hidup berkeluarga berdasarkan panggilannya seturut hakekat dan tujuan perkawinan. Apakah itu? Sahabat Yesus yang terkasih. Menurut hakekatnya, perkawinan katolik merupakan persekutuan cinta mesra, seluruh hidup, antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Persekutuan itu diikat oleh perjanjian dengan kesepakatan pribadi yang tidak dapat ditarik kembali. Sedangkan, menurut tujuannya, perkawinan katolik mempunyai 3 tujuan, yakni, kesejahteraan suami-istri, kelahiran (prokreasi), dan pendidikan anak. Maka mari merenung sejenak, sejauh manakah saya sebagai suami atau istri, dalam keadaan apapun, telah berjuang secara tulus, jujur, dan setia pada pasangan? Berusaha mengembangkan persekutuan cinta kasih keluarga? Dalam keseluruhan hidup saya, apakah pikiran, perasaan, keputusan yang saya ambil, sikap dan perbuatan saya mencerminkan sebagai suami atau istri yang setia? Sebagai orangtua, apakah saya memberikan contoh dan teladan yang baik dan benar kepada anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada saya? Apakah saya bertanggungjawab terhadap keluarga dan pendidikan manusiawi dan kristiani anak saya? Mari, kita mohon rahmat Tuhan agar relasi suami-istri dan pendidikan anak-anak kita tumbuh dan berkembang. Bagi keluarga yang merindukan kelahiran anak, semoga Tuhan mengabulkan doa-doa mereka. Tuhan memberkati kita. Amin. Bila dibacakan di awal misa, bisa ditambahkan kalimat berikut: Mari kita berdiri membuka Perjamauan Kudus ini dengan lagu pembukaan dari .... Renungan Minggu Adven Kedua: Membina keluarga yang bahagia dan sejahtera Sahabat Yesus yang terkasih. Berkah Dalem. Dalam minggu adven kedua ini kita merenungkan tema “Membina keluarga yang bahagia dan sejahtera”.
  • 3. 3 Umumnya dalam membentuk keluarga, kita mempunyai tujuan yakni beriman, bahagia dan sejahtera. Yang dimaksudkan keluarga yang beriman, bahagia dan sejahtera di sini adalah kondisi keluarga yang harmonis, utuh, terjadi keterbukaan dan saling menghormati satu dengan yang lain dalam anggota keluarga, hidup seimbang antara rohani dan jasmani, antara spiritual dan material. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup sebagai manusia, yang meliputi pangan, sandang dan papan. Setiap pribadi dalam keluarga membutuhkan pemenuhan kebutuhan pokok tersebut. Namun Yesus menyatakan, “manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah (bdk Ul 8: 3; Mat 4:4; Luk 4: 4). Maka, tidak cukuplah keluarga hanya memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan. Keluarga bahagia merupakan persekutuan seluruh hidup antara ayah/suami, ibu/istri dan anak. Sebagai persekutuan, kita selalu membangun relasi kristiani dan berjuang bersama untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Kita mempunyai martabat, kewajiban dan hak yang sama sehingga masing-masing belajar saling memperhatikan. Kita perlu bekerjasama dalam karsa dan karya, saling menguatkan di kala lemah, menghibur dikala sedih dan duka, menyembuhkan di kala sakit, bersukacita dan bergembira di saat suka, dll. Keluarga beriman adalah merupakan perwujudan dari “Gereja Rumah Tangga (ecclesia domestica)” karena di dalam keluarga itulah semestinya iman, harapan dan kasih, dapat tumbuh dan berkembang. Melalui keluarga kita, pewartaan dan penghayatan iman, harapan dan kasih itu terjadi. Keluarga merupakan jantung kehidupan lingkungan, dan pada gilirannya lingkungan merupakan jantung hidup Gereja stasi/paroki. Maka, keluarga dipanggil untuk mengambil bagian dalam doa dan korban Kristus. Mendoakan doa harian, membaca Kitab Suci, merayakan Perayaan Ekaristi, aktif dalam kegiatan di lingkungan Gereja, mengikuti Pendalaman Iman di lingkungan atau block adalah beberapa contoh upaya membangun keluarga beriman.
  • 4. 4 Sahabat Yesus yang terkasih. Sudahkah keluarga kita menggapai cita-cita keluarga sejahtera, bahagia dan beriman? Cita-cita itu tetap merupakan cita-cita sepanjang hidup. Menggapainya memerlukan proses yang panjang dan kesetiaan orang untuk menjalaninya. Tidak sedikit keluarga-keluarga katolik mengalami jatuh bangun, mengalami krisis. Namun jangan berkecil hati, Tuhan tetap menyertai perjuangan orang yang berusaha menggapainya. Jangan lelah berusaha, tetaplah berharap dan percaya pada sekaligus rahmat Tuhan dan usaha manusia. Tuhan memberkati. Amin. Bila dibacakan di awal misa, bisa ditambahkan kalimat berikut: Mari kita berdiri membuka Perjamauan Kudus ini dengan lagu pembukaan dari .... Renungan Minggu Adven ke-3: Mengenal Keluarga dengan Sungguh-sungguh Sahabat Yesus yang terkasih. Berkah Dalem. Dalam minggu adven ketiga ini kita merenungkan tema “Mengenal Keluarga dengan Sungguh- sungguh”. Salah satu problema keluarga modern adalah “tidak mengenal anggota keluarga”. Ayah tidak tahu hari ulang tahunnya anak. Suami tidak mengenal makanan kesukaan istri. Ibu tidak kenal bakat anaknya. Istri tidak kenal sifat baik suaminya. Kakak tidak peduli akan cita-cita adiknya, dll. Hal-hal sederhana ini seringkali terlewatkan. Alat-alat komunikasi modern yang dipunyai oleh masing-masing anggota keluarga dapat menjadi bencana keutuhan dan keharmonisan keluarga. Anak lebih asyik berjejaring sosial dengan menggunakan facebook, twitter, skype, line, dll daripada belajar dan rekomunikasi dengan anggota keluarga yang ada di rumahnya. Ibu lebih sering menyentuh handphone atau blackberry daripada menyentuh dan membelai anaknya. Istri lebih banyak perhatian dengan teman dekatnya daripada
  • 5. 5 suaminya. Suami lebih banyak memuji teman dekatnya daripada istrinya. Memang diakui juga bahwa alat-alat komunikasi modern sungguh dapat memperlancar kehidupan dan mendukung cita-cita membangun keluarga yang sejahtera, bahagia dan beriman. Maka, sikap bijak dan empan papan dalam menggunakakannya adalah salah satu hal yang perlu terus diusahakan. Pendidikan nilai dalam keluarga juga mengalami masalah. Padahal pendidikan ini merupakan hak dan kewajiban orangtua yang pokok. Menjadi pokok, karena pendidikan itu berkaitan dengan penerusan hidup, pendidikan itu tidak tergantikan. Di dalam keluarga, anak hendaknya dibesarkan dengan sikap bebas yang tepat terhadap harta jasmani. Dikembangkan sikap adil yang meluap dari cinta kasih terhadap sesama. Diajarkan dan dikembangkan sikap beriman yang mendalam akan Tuhan. Dibiasakan berdisiplin dalam hidup berkeluarga secara bijaksana. Pendidikan manusiawi dan rohani menjadi pokok dalam hidup berumahtangga. Mari kita berusaha sungguh-sungguh untuk mengenal setiap anggota keluarga kita masing-masing agar kita dapat saling melayani dengan tepat untuk menggapai cita-cita keluarga katolik yang sejahtera, bahagia, dan beriman mendalam. Tuhan memberkati. Amin. Bila dibacakan di awal misa, bisa ditambahkan kalimat berikut: Mari kita serahkan keluarga kita masing-masing pada berkat Tuhan. Kita berdiri membuka Perjamauan Kudus ini dengan lagu pembukaan dari .... Renungan Minggu Adven ke-4: Membangun dan Mengembangkan Visi Keluarga Kristiani Hidup berkeluarga katolik dibangun berdasarkan visi yang jelas. Visi perkawinan katolik itu, kita nyatakan di hadapan Allah, imam dan para saksi yang hadir dalam perayaan pernikahan. Dalam perayaan itu seorang mempelai menyatakan kesediaannya kepada calon pasangannya bahwa pernikahan ini dilakukan dengan iklas hati, dengan kesediaan untuk mengasihi dan menghormati pasangannya, dan dengan kesediaan untuk
  • 6. 6 menjadi bapak atau ibu yang baik bagi anak yang dipercayakan Tuhan padanya. Janji kesediaan itu menjadi sangat penting. Dalam kesediaan itu terkandung sikap batin, sikap hati bahwa seseorang yang mengucapkan itu memang mau dan menghendaki sebuah perkawinan seperti yang dikehendaki Gereja, sebuah pernikahan yang dikehendaki Tuhan sendiri. Dalam pernyataan “kemauan” itu terkandung bahwa janji kesediaan itu bebas dari tekanan pihak luar. Ia dengan bebas hati, tulus menyatakan kesediaan itu. Ia bertindak bebas dan sekaligus bertanggungjawab terhadap apa yang dinyatakan itu. Ia tidak bisa menghindar dan mencari-cari alasan untuk membatalkan janji pernikahannya, apapun masalahnya. Dan, dalam tindakan “kesediaan” itu juga terkandung sikap batin seseorang memang “menghendaki” janji itu terjadi, tumbuh dan berkembang dalam hidup pernikahan yang akan datang. Orang yang menghendaki janji seperti itu berarti orang yang sungguh sadar, tahu apa isinya dan memang menghendaki perkawinan seperti yang dimaksud oleh Gereja. Ia tidak menghendaki janji perkawinan selain perkawinan katolik. Sesudah mempelai menyatakan kesediaannya itu, seorang laki-laki, calon suami menyatakan janji pernikahannya kepada seorang perempuan, calon pasangannya demikian: Dihadapan imam dan para saksi saya, ......(Yusuf Parijo), menyatakan dengan tulus ikhlas, bahwa........ (Maria Karina) yang hadir di sini mulai sekarang ini menjadi istri saya. Saya berjanji setia kepadanya dalam untung dan malang, dan saya mau mencintai dan menghormatinya seumur hidup. Demikianlah janji saya demi Allah dan Injil suci ini. Sesudah janji itu, seorang perempuan, calon istri menyatakan janji pernikahannya kepada seorang laki-laki, calon pasangannya demikian: Dihadapan imam dan para saksi saya, ......(Maria Karina), menyatakan dengan tulus ikhlas, bahwa........ (Yusuf Parijo) yang hadir di sini mulai sekarang ini menjadi suami saya. Saya berjanji
  • 7. 7 setia kepadanya dalam untung dan malang, dan saya mau mencintai dan menghormatinya seumur hidup. Demikianlah janji saya demi Allah dan Injil suci ini. Sahabat Yesus, itulah yang menjadi visi katolik akan perkawinan. Dalam janji itu terkandung visi perkawinan bahwa: 1. Perkawinan katolik itu, monogam, dibuat oleh satu dengan satu, satu laki-laki dengan satu perempuan. Perkawinan katolik tidak mengenal poligami, tidak mengakui poliandri, tidak menerima perkawinan siri dan bentuk perkawinan lain. 2. Perkawinan katolik itu real, nyata, jelas. Seseorang yang menikah adalah menikah dengan orang yang namanya disebut dan sekaligus yang hadir di sampingnya, dengan keseluruhan yang bentuk fisiknya, keadaan dirinya dan keseluruhan dirinya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dengan seluruh kecenderungan yang ada dalam dirinya. 3. Perjanjian itu diikat oleh kehendak batin untuk setia. Kesetiaan itu tidak mengenal waktu, tempat dan situasi kondisi yang akan terjadi. Kesetiaan itu menyangkut keseluruhan hidup yang akan dijalani ke depan, apapun situasinya, entah suka atau duka, untung atau malang, di saat sehat atau sakit. Tidak ada alasan yang dapat memisahkan atas komitmet kesetiaan itu. 4. Janji kesetiaan itu diwujudkan dengan berusaha setia mengasihi dan menghormati pasangan. Tidak ada alasan apapun yang dapat menarik dari janji itu. Setiap pasangan, dalam cara berfikir, cara memutuskan, cara bersikap dan cara bertindak, selalu mengedepankan nilai kristiani mengasihi dan menghormati. Seperti Kristus setia mengasihi GerejaNya dalam keadaan apapun, demikian seorang suami atau seorang istri dipanggil menghayati kesetiaan dalam mengasihi dan menghormati pasangannya. Orangtua mengasihi dan menghormati anak-anaknya. Anak-anak mengasihi dan menghormati orangtuanya. 5. Janji perkawinan itu tidak mengenal waktu. Janji setia mengasihi dan menghormati berlaku sepanjang hidup. Bahkan hal itu juga berlaku ketika pasangannya sudah dipanggil Tuhan. Orang katolik tidak mengenal kematian. Sebab, kematian dalam Kristus adalah awal
  • 8. 8 kehidupan bersama Kristus. Maka, kesetiaan untuk mengasihi dan menghormati itu secara rohani berlaku selama-lamanya, sampai Tuhan menyatukan dalam hidup kekal bersama Kristus di surga. 6. Janji perkawinan Katolik dinyatakan demi Allah dan Injil Suci. Janji atau sumpah ini adalah sumpah demi Allah. Setiap pasangan yang menyatakan berdoa dan menyerahkan seluruh janji dan hidup perkawinan yang akan datang ke tangan dan kuasa Allah sendiri. Allah yang memanggil, Allah juga yang akan menyertai dan menggenapinya. Hidup rohani seperti itu dituntun oleh jalan kesucian, jalan Injili, jalan keselamatan. Hidup perkawinan katolik diabdikan demi Injil, demi penghayatan dan pewartaan Injil, Kabar Gembira yang dibawa Yesus kepada umat manusia. Hidup perkawinan diabdikan demi penyebaran Injil ke seluruh dunia, terutama dunia yang dialami oleh anggota keluarga katolik itu. Sahabat Yesus yang terkasih, itulah keenam hal yang bisa kita kembangkan dan hayati dalam kehidupan perkawinan katolik. Mari kita tengok sebentar, berapa lamakah kita menghayati visi perkawinan katolik ini? Mari kita syukuri buah-buahnya. Mari kita bawa dalam doa-doa kita apa yang masih dalam perjuangan untuk menghasilkan buah-buah perkawinan. Semoga Natal yang akan segera kita rayakan sungguh membawa buah natal keluarga kita, membawa buah kelahiran baru bagi keluarga kita, dan bagi masing-masing anggota keluarga kita. Tuhan memberkati usaha dan perjuangan baik kita. Amin. Bila dibacakan di awal misa, bisa ditambahkan kalimat berikut: Mari kita serahkan keluarga kita masing-masing pada berkat Tuhan. Kita berdiri membuka Perjamauan Kudus ini dengan lagu pembukaan dari .... Tim Penyusun: KOMISI KATEKETIK KEUSKUPAN PURWOKERTO Jl. Gereja 3 Purwokerto