Teks tersebut membahas tentang persahabatan dan perbedaan antara sahabat dengan teman. Sahabat didefinisikan sebagai seseorang yang selalu hadir untuk mendukung kapan saja, sedangkan teman hanya berkaitan untuk kepentingan diri sendiri. Teks tersebut juga menyatakan bahwa proses membangun persahabatan yang tulus membutuhkan waktu dan komitmen dari kedua belah pihak. Menurut pandangan seorang filsuf Islam,
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana bentuk dan tujuan jalinan persahabatan pada remaja. Serta bagaimana cara membangun dan mengembangkan persahabatan.
Betapa besar pengaruh teman dalam kehidupan seseorang. Teman bisa mengangkat kehormatan dan kemulian. Tapi teman dapat pula menjadi sebab kehancuran dan kehinaan
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana bentuk dan tujuan jalinan persahabatan pada remaja. Serta bagaimana cara membangun dan mengembangkan persahabatan.
Betapa besar pengaruh teman dalam kehidupan seseorang. Teman bisa mengangkat kehormatan dan kemulian. Tapi teman dapat pula menjadi sebab kehancuran dan kehinaan
Cinta bukanlah permainan,,Cinta bukanlah keinginan namun Cinta adalah kebahagiaan,indah jika dibayangkan,bahagia jika di wujudkan,Cinta dapat menjadikan kita terlena,Cinta dapat membuat kita terhayut didalamnya,,tapi cinta memberikan keberanian untuk menghadapi COBAAN…….
Cinta bukanlah permainan,,Cinta bukanlah keinginan namun Cinta adalah kebahagiaan,indah jika dibayangkan,bahagia jika di wujudkan,Cinta dapat menjadikan kita terlena,Cinta dapat membuat kita terhayut didalamnya,,tapi cinta memberikan keberanian untuk menghadapi COBAAN…….
Percaya diri adalah keinginan setiap orang. namun didalam diri sebagian orang masih ada rasa ragu kepada diri sendiri. berikut ppt yang saya rangkum dari buku berjudul "Sembuh dari Minder n Pede Aja Kali"!
semata-mata ingin berbagi.. terimakasih kakak Ella Sofa atas buku inspiratifnya :D
teori dan aplikasi akuntansinya. kami menyadur aplikasi akuntansinya dari buku pak Rizal. musyarakah belum diminati masyarakat. oleh karenanya, jumlah transaksi musyarakah di perbankan syariah masih nol.
semoga bermanfaat :)
Aku buat makalah ini dan teman kelompok ku manambahkan beberapa pembahasan yang belum dicantumkan. temanku juga yang ngerapihin makalahnya, dan makalah ini adalah makalah ter ter terapih yang aku punya.
tidak terlalu maksimal, karena sebenarnya ini bukan tugas yang dikumpulkan ke dosen. tapi, aku sudah berusaha sampai pusing kepala.. haha
catatan ini untuk keperluan ujian hukum perdata ku di kampus
1. Our Bestfriend?
Oleh: Tita Novitasari
Siapa yang tidak menghargai persahabatan, manusia mana yang rela meninggalkan sahabatnya.
Sahabat memang merupakan seseorang yang hadir kemudian mengisi ruang kosong dalam hati
kita. Sahabat diyakini akan selalu hadir di setiap momen yang kita lalui, baik sedih maupun
senang. Banyak pihak yang merasa pesimistis terhadap dirinya sendiri, banyak pihak yang
berfikir apakah ia dapat memiliki sahabat atau bersahabat?
Katanya, sahabat itu berbeda dengan hanya sekedar teman. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, sahabat selalu hadir untuk menemani kita. Sedangkan teman, -katanya- teman
hanya ada ketika teman itu membutuhkan jasa kita. Karena ini “Teman” berkonotasi negatif,
dalam artian seorang teman memiliki derajat yang lebih rendah dibanding sahabat -bagi kita-.
Teman hanyalah orang yang berkoneksi dengan kita dan bermutualisme. Tanpa adanya untung
yang didapat dalam pertemanan mustahil hubungan yang dijalani dapat berlangsung langgeng.
Pertemanan terkesan tidak tulus, namun begitulah faktanya. Pertemanan hanya dijalin agar kita
terbantu ketika kesulitan, memperluas jaringan/relasi, bahkan dapat menjadi alat untuk
melancarkan usaha (bisnis) yang dijalani. Berawal dari katanya, kemudian membandingkan
dengan fakta yang ada. Hasilnnya ialah apa yang saya tuliskan di atas benar adanya.
Berbicara mengenai sahabat berarti kita sedang berbicara pula mengenai kesucian hati manusia.
Ketulusan, keikhlasan, rasa sayang dan cinta merupakan bumbu yang dirasakan oleh orang-orang
yang bersahabat. Namun selain seorang ibu dan ayah (keluarga) yang mampu memberikan itu
semua, siapa lagi? Jarang dari kita yang akan menaruh perhatian berkat motivasi rasa sayang
yang tulus kepada orang lain yang awalnya tidak kita kenal serta tidak memiliki hubungan
apapun dengan kita. Sebelum menjalin persahabatan, dibutuhkan waktu yang lama untuk
membentuknya.
Bersahabat itu butuh waktu. Bahkan, ada yang percaya bahwa mencari seseorang untuk dijadikan
sebagai seorang sahabat hanya akan efektif saat sebelum lulus SMA saja. Di luar waktu yang
efektif itu, kecil kemungkinannya kita akan bisa bersahabat dengan orang lain. Proses menuju
persahabatan itukan lama juga ribet tentunya. Bermula dari kecocokan dahulu, saling menjaga
hati atau image, saling menjaga hubungan atau ikatan, dan akhirnya belajar untuk bisa saling
2. mengerti serta menjadi benar-benar bisa saling mengerti dan memahami akan kejelekan atau ‘sisi
gelap’ yang dimiliki oleh sahabat. Proses yang membutuhkan kerjasama dari keduanya, proses
yang sekaligus membutuhkan perkembangan dan/atau perbaikan karakter dari keduanya.
Diperlukan kesadaran antara dua pihak atau lebih yang ingin bersahabat itu.
Di bawah ini ialah pendapat seorang ilmuwan muslim sekaligus filosofis terkenal yang ditulis
dalam karya monumentalnya, al-Hikam. Ialah Ibnu Athailah, seorang guru sufi yang
mengajarkan kita tentang cara hidup bahagia di dunia dan di akhirat termasuk cara bersahabat.
Menurutnya hanya Tuhanlah sahabat yang kita miliki, sahabat terbaik kita yang hakiki.
“Sahabat terbaikmu adalah yang bersahabat denganmu dalam kondisi ia mengetahui aibmu.
Dan hal itu tidak lain adalah Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Sebaik-baik sahabat mu adalah
yang mengharapmu bukan karena keuntungan yang dia harap darimu.”
“Allah lah sebaik sahabat, sebab dalam keadaan apapun dia tetap berjabat. Belajarlah dari
sifat-sifat-Nya agar engkau memperoleh cahaya kemuliaan. Tidaklah mudah menjadi sahabat,
tidak pula gampang menemukan sahabat. Sekedar berteman sesaat, kita akan mendapat setiap
saat dan setiap tempat. Tetapi, bersahabat melintasi musim dan masa yang berganti.
Kenyataanya,, sulit memperoleh sahabat yang tetap berada di sisi kita pada semua keadaan.
Selalu ada alasan yang membuat orang berdiri tegak di sisi kita sebagai sahabat, atau berlari
menjauh dan berkhianat. Allah bersahabat tanpa alasan. Kebaikan dan keburukan yang hadir
bergilir dalam diri kita, tidak membuatnya berpaling dalam diri kita. Kitalah yang sering
berpaling dari-Nya. Apakah ini sebanding?”
Jadi, bagaimana menurutmu?