Cahaya merupakan salah satu fenomena alam yang menarik untuk dipelajari. Salah satu sifat cahaya yang unik adalah kemampuannya untuk dibiaskan ketika melewati dua medium dengan kerapatan optik yang berbeda. Fenomena ini dikenal sebagai pembiasan cahaya.
2. Besar sudut yang dibentuk oleh sinar
datang dengan garis yang tegak lurus
dengan kaca (garis normal N) disebut
sudut datang (i). Sedangkan sudut
antara garis normal (N) dengan sudut
bias disebut sudut pantul (r). Pada
proses pembiasan cahaya pada kaca
plan paralel terdapat dua sudut datang
dan dua sudut pantul seperti yang
ditunjukkan gambar berikut.
Keterangan gambar:
n1 = indeks bias udara
n2 = indeks bias kaca
3. Sebagai contoh, pada pembiasan cahaya yang
melalui kaca plan paralel dengan ketebalan t.
Diketahui indek bias udara = n1 dan indek bias
kaca = n2 maka n2 > n1 (medium kaca lebih
rapat dari pada udara). Berkas sinar datang dari
udara menuju kaca plan paralel membentuk
sudut i1, dan berkas sinar cahaya dibelokkan
mendekati garis normal dengan sudut r1.
Selanjutnya, cahaya diteruskan menuju udara
kembali dengan membentuk sudut i2 dan
dibiaskan menjauhi garis normal dengan sudut
r2.
4. • i1 = r2
• r1 = i2
• i1 = i2 + α
• sin α = d/AB → AB = d/sin α
• cos r1 = t/AB → AB = t/cos r1
Sinar yang keluar dari kaca plan paralel pada
bagian sisi lainnya akan sejajar dengan sinar
datang semula dengan suatu pergesaran. Besarnya
pergeseran antara sinar datang dan sinar bias
dapat dihitung melalui rumus pergeseran sinar (d).
Dari persamaan sin α = d/AB dan cos r1 = t/AB
memenuhi persamaan seperti berikut.
5. Bentuk rumus jarak pergeseran sinar datang dan bias pada
proses pembiasan cahaya pada kaca plan paralel beserta
keterangannya terdapat pada persamaan berikut.