Dokumen tersebut membahas tentang nilai budaya Batak Toba dalam historiografi tradisional di Pulau Samosir, Sumatera Utara. Dibahas pula konsep filologi dan historiografi tradisional serta tujuan dan manfaat dari penelitian ini."
Makalah ini membahas tentang tradisi sariga, salah satu tradisi yang dahulu dilakukan oleh masyarakat suku Muna di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara namun kini mulai terlupakan. Tradisi sariga dilakukan untuk anak berusia 1-10 tahun dengan tujuan agar anak tidak menjadi durhaka dan cepat beradaptasi. Pelaksanaan tradisi sariga meliputi membanting kepala anak 7 kali selama 4 hari diiringi
Makalah ini membahas tentang tradisi sariga, salah satu tradisi yang dahulu dilakukan oleh masyarakat suku Muna di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara namun kini mulai terlupakan. Tradisi sariga dilakukan untuk anak berusia 1-10 tahun dengan tujuan agar anak tidak menjadi durhaka dan dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Pelaksanaan tradisi ini meliputi membanting-banting kepala anak
Makalah ini membahas tentang tradisi sariga, yaitu tradisi tradisional suku Muna di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, yang dilakukan untuk anak berusia 1-10 tahun dengan harapan agar tidak menjadi durhaka terhadap orang tua. Tradisi ini dilakukan dengan membanting-banting kepala anak di atas papan selama 4 hari berturut-turut untuk menanamkan nilai-nilai kepatuhan pada orang tua
Dokumen tersebut membahas tentang nilai budaya Batak Toba dalam historiografi tradisional di Pulau Samosir, Sumatera Utara. Dibahas pula konsep filologi dan historiografi tradisional serta tujuan dan manfaat dari penelitian ini."
Makalah ini membahas tentang tradisi sariga, salah satu tradisi yang dahulu dilakukan oleh masyarakat suku Muna di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara namun kini mulai terlupakan. Tradisi sariga dilakukan untuk anak berusia 1-10 tahun dengan tujuan agar anak tidak menjadi durhaka dan cepat beradaptasi. Pelaksanaan tradisi sariga meliputi membanting kepala anak 7 kali selama 4 hari diiringi
Makalah ini membahas tentang tradisi sariga, salah satu tradisi yang dahulu dilakukan oleh masyarakat suku Muna di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara namun kini mulai terlupakan. Tradisi sariga dilakukan untuk anak berusia 1-10 tahun dengan tujuan agar anak tidak menjadi durhaka dan dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Pelaksanaan tradisi ini meliputi membanting-banting kepala anak
Makalah ini membahas tentang tradisi sariga, yaitu tradisi tradisional suku Muna di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, yang dilakukan untuk anak berusia 1-10 tahun dengan harapan agar tidak menjadi durhaka terhadap orang tua. Tradisi ini dilakukan dengan membanting-banting kepala anak di atas papan selama 4 hari berturut-turut untuk menanamkan nilai-nilai kepatuhan pada orang tua
Dokumen tersebut merupakan surat pengajuan judul proposal penelitian yang membahas tentang nilai-nilai budaya dalam kaba Minangkabau. Penelitian ini akan menganalisis kaba-kaba Minangkabau secara struktural dan semiotik untuk mengungkapkan nilai-nilai budaya seperti nilai tentang hakikat hidup, karya, waktu, alam sekitar, dan hubungan antarsesama.
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...rachelianto
Dokumen tersebut membahas tentang rencana penelitian analisis fonetik pada Bahasa Dayak Jangkang di Desa Jangkang Benua, Kabupaten Sanggau. Terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian yang mencakup metode pengumpulan dan analisis data.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Analisis nilai adat istiadat dalam novel Kerinci Sekepal Cinta dari Surga karya Suci Bucan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi nilai-nilai adat yang terkandung dalam novel tersebut dengan menggunakan metode kualitatif melalui teknik pencatatan dan analisis data. Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengetahuan nilai-nilai budaya dalam karya s
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kesusastraan, tradisi lisan, pengertian folklor, ciri-ciri folklor dan jenis-jenis folklor. Kesusastraan didefinisikan sebagai tulisan yang indah baik isi maupun bentuknya. Tradisi lisan berfungsi menyebarkan pengetahuan masyarakat secara turun temurun. Folklor adalah bagian dari kebudayaan yang disebarkan secara lisan dan anonim di kalangan
Analisis Ciri Interteks berdasarkan Mantera Angin Dewa Mudaanalisis wacana
Mantera Angin Dewa Muda mengisahkan tentang mantera penyembuhan penyakit angin yang digunakan oleh bomoh, dan berfungsi untuk mengubati penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan unsur-unsur dalam badan seperti angin, api, air dan tanah. Mantera ini menggambarkan Dewa Muda yang mencari penawar untuk penyakitnya dengan bantuan pengasuh."
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan skripsi yang membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kajian pustaka mengenai kemampuan siswa kelas VIII dalam mengapresiasi puisi.
Folklor merupakan bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat. Folklor memiliki ciri-ciri seperti penyebaran secara lisan, bersifat tradisional, berkembang dalam berbagai versi, bersifat anonim, dan menjadi milik bersama masyarakat tertentu. Jenis-jenis folklor antara lain folklor lisan
1. Dokumen ini membahas tentang fonologi bahasa Dayak Ketungau Sesat di Desa Engkersik Jerajau, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau.
2. Terdapat dua masalah penelitian yaitu aspek fonetik dan fonemik bahasa tersebut.
3. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kedua aspek fonologi tersebut untuk memberikan kontribusi pengetahuan tentang bahasa Dayak Ketungau S
Kajian Antropolinguistik Terhadap Tradisi Lisan.pdfZukét Printing
Makalah ini membahas kajian antropolinguistik terhadap tradisi lisan dengan menjelaskan konsep tradisi lisan, parameter antropolinguistik, dan pendekatan kajian tradisi lisan dalam antropolinguistik.
Dokumen tersebut merupakan surat pengajuan judul proposal penelitian yang membahas tentang nilai-nilai budaya dalam kaba Minangkabau. Penelitian ini akan menganalisis kaba-kaba Minangkabau secara struktural dan semiotik untuk mengungkapkan nilai-nilai budaya seperti nilai tentang hakikat hidup, karya, waktu, alam sekitar, dan hubungan antarsesama.
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...rachelianto
Dokumen tersebut membahas tentang rencana penelitian analisis fonetik pada Bahasa Dayak Jangkang di Desa Jangkang Benua, Kabupaten Sanggau. Terdapat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian yang mencakup metode pengumpulan dan analisis data.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Analisis nilai adat istiadat dalam novel Kerinci Sekepal Cinta dari Surga karya Suci Bucan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi nilai-nilai adat yang terkandung dalam novel tersebut dengan menggunakan metode kualitatif melalui teknik pencatatan dan analisis data. Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengetahuan nilai-nilai budaya dalam karya s
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kesusastraan, tradisi lisan, pengertian folklor, ciri-ciri folklor dan jenis-jenis folklor. Kesusastraan didefinisikan sebagai tulisan yang indah baik isi maupun bentuknya. Tradisi lisan berfungsi menyebarkan pengetahuan masyarakat secara turun temurun. Folklor adalah bagian dari kebudayaan yang disebarkan secara lisan dan anonim di kalangan
Analisis Ciri Interteks berdasarkan Mantera Angin Dewa Mudaanalisis wacana
Mantera Angin Dewa Muda mengisahkan tentang mantera penyembuhan penyakit angin yang digunakan oleh bomoh, dan berfungsi untuk mengubati penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan unsur-unsur dalam badan seperti angin, api, air dan tanah. Mantera ini menggambarkan Dewa Muda yang mencari penawar untuk penyakitnya dengan bantuan pengasuh."
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan skripsi yang membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kajian pustaka mengenai kemampuan siswa kelas VIII dalam mengapresiasi puisi.
Folklor merupakan bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai gerak isyarat. Folklor memiliki ciri-ciri seperti penyebaran secara lisan, bersifat tradisional, berkembang dalam berbagai versi, bersifat anonim, dan menjadi milik bersama masyarakat tertentu. Jenis-jenis folklor antara lain folklor lisan
1. Dokumen ini membahas tentang fonologi bahasa Dayak Ketungau Sesat di Desa Engkersik Jerajau, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau.
2. Terdapat dua masalah penelitian yaitu aspek fonetik dan fonemik bahasa tersebut.
3. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kedua aspek fonologi tersebut untuk memberikan kontribusi pengetahuan tentang bahasa Dayak Ketungau S
Kajian Antropolinguistik Terhadap Tradisi Lisan.pdfZukét Printing
Makalah ini membahas kajian antropolinguistik terhadap tradisi lisan dengan menjelaskan konsep tradisi lisan, parameter antropolinguistik, dan pendekatan kajian tradisi lisan dalam antropolinguistik.
Kajian Antropolinguistik Terhadap Tradisi Lisan.docx
PPT OUTLINE KELOMPOK 1 (1).pptx
1. MANTRA TAWAR BENTAMA MASYARAKAT DAYAK DESA JARAS
KECAMATAN PUTUSSIBAU SELATAN KABUPATEN KAPUAS HULU KAJIAN
STILISTIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
INSTITUT TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2023
OUTLINE
OLEH
NAMA : MARIANA PUTRI
NIM : 311910093
DOSEN PEMBIMBING
Muhammad Lahir, M.P.d
2. A. Latar Belakang
Satu di antara bukti nyata bahwa manusia mempunyai warisan Kebudayaan yaitu adanya
sastra lisan Satra lisan merupakan wadah keanekaragaman budaya dari sekelompok
masyarakat tertentu di masa lampau Sastra lisan tumbuh dan berkembang di tengah
masyarakat, serta diwariskan secara turun-temurun yang cara menyampakaikannya dari
mulut. Mantra merupakan sastra lisan yang termasuk ke dalam jenis puisi lama. Mantra
muncul karena adanya keyakinan terhadap makhluk halus serta benda-benda keramat dan
sakti, Mantra sebagai bagian dari sastra lisan memiliki fungsi dan kedudukannya
mendukung perkembangan sastra Indonesia khususnya sastra daerah. Setiap daerah
memiliki ragam budaya, upacara serta mantra yang berbeda-beda. Mantra sebagai sastra
lisan dipergunakan oleh masyarakat sebagai alat pendidikan, upacara adat, bahkan dalam
pengobatan. Masyarakat tertentu masih percaya bahwa ada penyakit yang bias
disembuhkan dengan mantra dan dipercaya memilki kekuatan magis, contohnya
Masyarakat Dayak Desa Jaras Kecamatan Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu.
3. Alasan peneliti memilih mantra tawar bentama sebagai objek penelitian. Pertama, mantra tawar
bentama masih dipercaya dan digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Ada penyakit yang
tidak bisa bisa . disembuhkan oleh medis sehingga manyarakat memilih melakukan pengobatan
tradisional atau pengobatan kampung dengan mengunakan tawar bentama Penyakit yang tidak
bisa disembuhkan dengan medis dalam ilmu kedokteran yang disebut etnomedik. Kedua melalui
penelitian ini peneliti ingin mengetahui mantra tawar bentama yang terdiri dari rima, irama dan
makna pada Mantra tawar bentama masyarakat dayak desa jaras kecamatan putussibau selatan
kabupaten kapuas Hulu.
4. Alasan peneliti memilih Desa Jaras sebagai objek penelitian Pertama,
masyarakat Dayak Desa dayak desa jaras kecamatan putussibau
selatan kabupaten kapuas Hulu masih percaya, menjaga, dan
menggunakan mantra tawar bentama sebagai bentuk kebudayaan
dan warisan yang diperoleh secara turun-temurun untuk
menyembahkan penyakit
Kedua, peneliti ingin mendokumentasikan mantra tawar bentama
Masyarakat dayak desa jaras kecamatan putussibau selatan
kabupaten kapuas agar tidak punah dan hilang
5. 03
B. Fokus Dan Sub Fokus
Masalah umum yang ada dalam penelitian ini adalah "Bagaimanakah pada Mantra tawar
bentama masyarakat dayak desa jaras kecamatan putussibau selatan kabupaten kapuas
Hulu ". Masalah umum tersebut dibagi lagi menjadi sub masalah sebagai berikut
1. Bagaimanakah rima pada Mantra tawar bentama masyarakat dayak desa jaras
kecamatan putussibau selatan kabupaten kapuas Hulu
2. Bagaimanakah irama pada Mantra tawar bentama masyarakat dayak desa jaras
kecamatan putussibau selatan kabupaten kapuas?
3. Bagaimanakah makna pada Mantra tawar bentama masyarakat dayak desa jaras
kecamatan putussibau selatan kabupaten kapuas Hulu?
6. 1
2
3
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan "Mantra tawar
bentama masyarakat dayak desa jaras kecamatan putussibau selatan kabupaten
kapuas Hulu Secara khusus. penelitian ini bertujuan sebagai berikut
1. Mendeskripsikan rima Mantra tawar bentama masyarakat dayak desa jaras
kecamatan putussibau selatan kabupaten kapuas Hulu
2. Mendeskripsikan irama Mantra tawar bentama masyarakat dayak desa jaras
kecamatan putussibau selatan kabupaten kapuas Hulu
3. Mendeskripsikan makna Mantra tawar bentama masyarakat dayak desa jaras
kecamatan putussibau selatan kabupaten kapuas Hulu
03
7. 04
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
bebagi pihak. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut
1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini berguna sebagai sarana untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
sastra lisan terutama mantra sebagai puisi
D. Manfaat Penelitian
8. 04
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis terhadap
pihak-pihak sebagai berikut.
a. Manfaat Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah
pengetahuan dalam bidang sastra khusunya sastra lisan yang berupa
mantra.
b. Manfaat Bagi Mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut
khususnya penelitian yang berkaitan dengan karya sastra yaitu mantra.
c. Manfaat Bagi Peneliti Yang Lain Penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan, khususnya dalam masalah yang dibahas
jika akan meneliti puisi lama (mantra)
D. Manfaat Penelitian
9. E. Ruang Lingkup
PenelitianRuang lingkup penelitian sangat diperlukan pada penelitian, agar
penelitian ini memiliki batasan-batasan yang jelas. Ruang lingkup dalam
penelitian ini terdiri atas subjek penelitian dan defenisi operasional ruang
lingkup penelitian ini memaparkan defenisi konseptual fokus dan sub
fokus yang diteliti secara jelas dan padat.
Definisi konseptual fokus masalah dan sub masalah penelitian ini
merupakan batasan tentang data informasi yang dicari dalam penelitian
kualitatif.
10. 1. Konseptual Fokus Penelitian
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
dan mempermudah pembaca dalam menafsirkan istilah-istilah yang
terdapat dalam penelitian ini.
Istilah-istilah berikut adalah sebagai berikut:
a. Mantra Tawar Bentama pada penelitian ini adalah jenis puisi
lama yang kata- katanya dianggap memiliki kekuatan gaib,
diucapkan pada waktu tertentu dan hanya bisa dilakukan oleh
seseorang yang memang menguasai mantra.
b. Mantra Tawar Bentama dalam penelitian ini merupakan istilah
yang digunakan oleh Masyarakat masyarakat dayak desa jaras
kecamatan putussibau selatan kabupaten kapuas dalam
memberikan suatu ucapan doa dan permohonan yang dilakukan
oleh seseorang yang memang sudah mengetahui tentang
mantra.
11. c. Sastra Lisan
Sastra lisan pada penelitian ini merupakan dari kebudayaan yang
tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat secara lisan dan diakui
sebagai milik bersama. Sastra lisan juga merupakan jenis kebudayaan
yang berkembang dalam masyarakat dan diwariskan secara turun-
temurun
d. Stilistika
Stilistika dalam konteks bahasa dan sastra mengarah pada pengertian
studi tentang style (gaya bahasa), kajian terhadap wujud performasi
kebahasaan.
12. 2. Konseptual Sub Fokus Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti merumuskan penelitian yang
berisikan batasan-batasan penelitian yang akan penulis lakukan. Variabel penelitian
ini difokuskan pada kajian Semiotik pada Mantra tawar bentama masyarakat dayak
desa jaras kecamatan putussibau selatan kabupaten kapuas Hulu. Dengan aspek-
aspek sebagai berikut:
a Rima
Rima mantra tawar ntamba dalam penelitian ini merupakan perulangan bunyi yang
sama dalam puisi yang berguna untuk menambah keindahan puisi.
b. Irama
Irama mantra tawar bentamba dalam penelitian ini merupakan salah satu unsur yang
membentuk keindahan bunyi dalam mantra disamping rima
c. Makna
Makna mantra tawar bentama adalah memaparkan bahasa mantra, untuk memahami
bahasa mantra tidak dari isinya saja, tetapi juga latar belakang dimana mantra, itu
diucapkan dan fungsinya bagi masyarakat pendukungnya