SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
KURIKULUM MERDEKA 2022 /
KURIKULUM
PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK
(PSP)
(KURIKULUM MERDEKA)
7 PERUBAHAN KURIKULUM 2022
1.Kurikulum Merdeka 2022 Bukanlah Kewajiban tetapi
OPSIONAL,
Kurikulum Merdeka 2022 bukan kewajiban, tapi opsional; lembaga pendidikan bisa
menggunakan kurikulum 2013, kurikulum darurat dan kurikulum Merdeka 2022.
Kalau kita ingin mengadopsi kurikulum baru ini, maka bisa secara bertahap;
a. Pelatihan di tahun pertama, penerapan di tahun kedua,
b. Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas
sederhana/dasar Pelatihan dan/atau,
c. penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas sedang.
2. Pengaturan jam belajar.
Kalau kurikulum 2013 Pengaturan jam belajar menggunakan satuan minggu
(per minggu) tidak memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan
untuk mengatur pelaksanaan mata pelajaran dan menyusun kalender
pendidikan. Akibatnya, kegiatan pembelajaran menjadi padat dan guru
hanya mengejar target tanpa terlalu peduli apakah siswa sudah memahami
atau tidak. Kurikulum Merdeka 2022 menetapkan jam pelajaran per tahun
agar sekolah dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum dan
pembelajarannya. Satuan pendidikan dan guru bisa fokus ke materi
essensial.
3. Pendekatan pembelajaran
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik (jenjang PAUD dan SD)
dan berbasis mata pelajaran (jenjang SMP, SMA, SMK, Diktara, dan Diksus).
Itu adalah ketentuan pendekatan dalam Kurikulum 2013 tanpa ada pilihan
pendekatan lain. Kurikulum Merdeka 2022 lebih fleksibel. Kita bisa
menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran, tematik, inkuiri,
kolaborasi mata pelajaran ataupun lainnya. Pendekatan tematik yang
selama ini hanya dilakukan pada jenjang SD, sekarang boleh dilakukan pada
jenjang pendidikan lainnya.
4. Secara umum struktur Kurikulum
Merdeka dibagi menjadi dua bagian
(1) kegiatan intrakurikuler berupa tatap muka dalam kelas;
(2) kegiatan proyek. Kegiatan proyek dilakukan untuk mencapai Profil
Pelajar Pancasila.
5. Satu hal yang menggembirakan bagi kalangan pendidkan yang membidangi
Teknologi Informasi, dimuatnya mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komputer (TIK) pada Kurikulum Merdeka.
Pada K-13 mata pelajaran ini sempat dihilangkan. Mata pelajaran TIK ini
diajarkan pada jenjang SMP, SMA/SMK.
Uniknya mata pelajaran TIK ini boleh diajarkan oleh guru yang tidak
berlatang belakang TIK dengan memenuhi persyaratan tertentu. Oleh
karena itu mata pelajaran TIK juga diikuti dengan buku panduan guru sebagai
acuan bagi guru pemula di bidang TIK untuk mengajarkan kepada siswa.
6. Berbasis Kompetensi
Sama-sama berbasis kompetensi perbedaaannya hanya pada,
Jika K- 13 ( KI dan KD),
Pada kurikulum Merdeka kita akan lebih disederhanakan, karena antara
PENGETAHUAN, SIKAP dan KETERAMPILAN karena dilebur menjadi
CAPAIAN PEMBELAJARAN sesuai dengan MATERINYA.
Contoh dalama BAHASA INDONESIA ada MENYIMAK, ada
MENDENGARAKAN, ada BERBICARA, Dan ada MENULIS. Jadi 4 kompetensi
ini dijadikan satu kesatuan utuh antara KETERAMPILAN , PENGETAHUAN
dan SIKAP.
Karakteristik Kurikulum Program Sekolah Penggerak (PSP)
1. Berbasis Kompetensi
Oleh karena itu maka ranah hasil belajar yang meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan serta sikap merupakan satu
kesatuan rangkaian dalam proses yang berkelanjutan. Pada akhirnya akan membangun kompetensi yang holistik. Kompetensi holistik
ini sebagai hasil belajar disebut dengan Capaian Pembelajaran (CP).
2. Fleksibilitas Pembelajaran
Terdapat pengurangan isi dalam muatan pelajaran ditujukan agar siswa memiliki waktu yang cukup dan memadai untuk menguasai
kompetensi yang hendak dicapai. Kemudian, siswa juga memiliki kesempatan yang cukup untuk belajar sesuai dengan grade
ketercapaiannya.
3. Karakter Pancasila
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran diupayakan dapat disinergikan dengan kegiatan sehari-hari dan berorientasi pada
pencapaian penumbuhan dan penguatan profil pelajar Pancasila.
Beberapa aspek yang disempurnakan dari kurikulum sebelumnya antara lain: 1) Struktur Minimum, berkaitan dengan pengembangan
program dan kegiatan sesuai dengan sumber daya yang tersedia dan visi serta misi satuan pendidikan; 2) Otonom, yang berarti setiap
satuan pendidikan memiliki kebebasan menentukan rancangan materi pembelajaran yang kontekstual serta sesuai dengan arah
kebijakan pemerintah; Sederhana, artinya sekolah dapat menentukan arah perubahan dengan rancangan yang jelas, dan dapat
dipraktikkan dengan optimal; 4) Gotong Royong; pelibatan beberapa institusi dalam merancang kurikulum dan bahan ajar.
PELAJAR
PANCASILA
1
Bergotong-
Royong
Berkebinekaan
Global
Mandiri
Bernalar
Kritis
Kreatif
Beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME
dan berakhlak
mulia
VISI
PENDIDIKAN INDONESIA
Mewujudkan Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri,
dan berkepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila
yang bernalar kritis, kreatif,
mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia, bergotong
royong, dan berkebinekaan
global
Kewenangan Pusat dan Satuan
Pendidikan
Setiap satuan pendidikan
memiliki kewenangan untuk
menyusun visi, misi, dan tujuan
sekolah, kebijakan sekolah
terkait kurikulum,
pembelajaran, dan asesmen.
Pemerintah pusat memiliki
kewenangan untuk
menetapkan:
1. Struktur kurikulum*,
2. Profil Pelajar Pancasila*,
3. Capaian pembelajaran,
4. Prinsip pembelajaran dan
asesmen*.
* yang akan dibahas di unit ini
SMA (Kelas 10)
Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran SMA Kelas 10.
Struktur kurikulum SMA terdiri atas 2 (dua) Fase yaitu:
a. Fase E untuk kelas X; dan
b. b. Fase F untuk kelas XI dan kelas XII.
Struktur kurikulum untuk SMA/MA terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 30% (tiga puluh persen) total JP per
tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan
maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil
pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan
dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu
pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.
Seperti halnya di SMP, di kelas 10
SMA:
● IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi;
● IPS terdiri dari Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, dan Geografi
Sejarah Indonesia dan Sejarah Dunia
digabung menjadi “Sejarah”
Minimal 25% jam pelajaran dari setiap mata pelajaran wajib dialokasikan untuk projek kokurikuler
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
**Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi alokasi projek (hanya 27 minggu)
***Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya dan Kewirausahaan). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni atau
prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya dan Kewirausahaan).
Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas X
SMA/MA tidak dipisahkan menjadi mata pelajaran yang lebih spesifik. Namun
demikian, satuan pendidikan dapat menentukan bagaimana muatan pelajaran
diorganisasi. Pengorganisasian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut:
a. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara
terintegrasi; - 16 - jdih.kemdikbud.go.id
b. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara
bergantian dalam blok waktu yang terpisah; atau
c. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara
paralel, dengan JP terpisah seperti mata pelajaran yang berbeda-beda, diikuti
dengan unit pembelajaran inkuiri yang mengintegrasikan muatanmuatan pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut
SMA (Kelas 11 dan 12)
Paduan antara peminatan dan perkembangan holistik.
Fase F untuk kelas XI dan kelas XII, struktur mata pelajaran dibagi menjadi 5 (lima) kelompok utama,
yaitu:
a. kelompok mata pelajaran umum Setiap SMA/MA wajib membuka atau mengajarkan seluruh mata
pelajaran dalam kelompok ini dan wajib diikuti oleh semua peserta didik SMA/MA.
b. kelompok mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Setiap SMA/MA wajib
menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.
c. kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Setiap SMA/MA wajib menyediakan paling
sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.
d. kelompok mata pelajaran Bahasa dan Budaya Kelompok mata pelajaran ini dibuka sesuai dengan
sumber daya yang tersedia di SMA/MA.
e. kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya Kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya
dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA.
Khusus untuk sekolah yang ditetapkan pemerintah sebagai sekolah keolahragaan atau seni, dapat
dibuka kelompok mata pelajaran Olahraga atau Seni, sesuai dengan sumber daya yang tersedia di
SMA/MA
*Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
**Pembelajaran reguler kelas XI tidak penuh 36 (tiga puluh enam)
minggu untuk memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh) minggu
untuk Pendidikan Pancasila, Bahasa Inggris, Seni, dan Sejarah.)
***Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni
Tari).
****Alokasi masing-masing mata pelajaran pilihan (selain mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan) yaitu 5 (lima) JP per minggu
atau 180 (seratus delapan puluh) JP per tahun. Paling banyak 2 (dua) JP
per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata
pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
*Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
**Pembelajaran reguler kelas XII tidak penuh 32 (tiga puluh dua) minggu,
untuk memenuhi alokasi projek (24 (dua puluh empat) minggu untuk
Pendidikan Pancasila, Bahasa Inggris, Seni, dan Sejarah)
***Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni dan
budaya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta
didik memilih 1 (satu) jenis seni dan budaya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, atau Seni Tari).
Alokasi masing-masing mata pelajaran pilihan (selain mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan) yaitu 5 (lima) JP per minggu atau 180
(seratus delapan puluh) JP per tahun.
****Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 64 (enam puluh empat)
JP per tahun.
****** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau
mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata
pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Satuan pendidikan wajib membuka kelompok mata pelajaran umum serta
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kelompok mata pelajaran pilihan. Setiap peserta didik
wajib mengikuti:
a. seluruh mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran umum; dan
b. memilih 4 (empat) sampai dengan 5 (lima) mata pelajaran dari minimal dua
kelompok mata pelajaran pilihan (maksimal mata pelajaran pilihan yang diambil
dari 1 (satu) kelompok mata pelajaran pilihan adalah 3 (tiga) mata pelajaran),
disesuaikan dengan minat, bakat, dan aspirasi peserta didik.
BEBAN KERJA GURU
1.Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
2.Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
3.Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
4.Membimbing dan melatih peserta didik;
5.Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja
guru.
Kegiatan pokok melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan harus
memenuhi paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-minggu dan
paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka per-minggu. Penghitungan
kegiatan pokok melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan dihitung
dengan cara jam tatap muka dalam 1 (satu) tahun dibagi per-minggu yang
menghasilkan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka. Pemenuhan
beban kerja guru melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan dilakukan
dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Struktur Kurikulum Merdeka merupakan pengorganisasian atas capaian
pembelajaran, muatan pembelajaran, dan beban belajar. Pemerintah mengatur
muatan pembelajaran wajib beserta beban belajarnya. Satuan pendidikan
dan/atau pemerintah daerah dapat menambahkan muatan lokal dan muatan
tambahan sesuai kebutuhan dan karakteristik satuan pendidikan dan/atau daerah.
Pembelajaran dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu pembelajaran
intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Projek penguatan
profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler pada Kurikulum
Merdeka
Pemenuhan Beban Kerja Guru pada Satuan Pendidikan Pelaksana
Kurikulum Merdeka
Pemenuhan beban kerja guru pelaksana Kurikulum Merdeka dapat tercapai apabila
jumlah guru pada satuan pendidikan pelaksana kurikulum merdeka sesuai dengan
kebutuhan. Kepala satuan pendidikan menghitung kebutuhan guru berdasarkan
pemenuhan beban kerja dalam struktur Kurikulum Merdeka. Dalam hal guru tidak
dapat memenuhi ketentuan dalam melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan
paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-minggu berdasarkan struktur
Kurikulum Merdeka, guru dapat diberikan:
• tugas tambahan;
• tugas tambahan lain yang terkait dengan pendidikan di satuan pendidikan
Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada angka 2 ditambah dengan tugas
sebagai koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Tugas koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila
1. mengembangkan kemampuan, kepemimpinan, dalam mengelola projek
penguatan profil pelajar Pancasila di satuan pendidikan;
2. mengelola sistem yang dibutuhkan oleh pendidik sebagai fasilitator projek
penguatan profil pelajar Pancasila dan peserta didik untuk menyelesaikan
projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan sukses, dengan dukungan
dan kolaborasi dari koordinator dan pimpinan satuan pendidikan
3. memastikan kolaborasi pembelajaran terjadi di antara para pendidik dari
berbagai mata pelajaran;
4. memastikan tujuan dan asesmen pembelajaran yang diberikan sesuai dengan
capaian profil pelajar Pancasila dan kriteria kesuksesan yang sudah
ditetapkan.
Tugas sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 4 di atas
dibuktikan dengan:
1. surat tugas sebagai koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila
dari kepala satuan pendidikan;
2. program dan jadwal kegiatan koordinator projek penguatan profil
pelajar Pancasila yang ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan;
3. laporan hasil kegiatan koordinator projek penguatan profil pelajar
Pancasila yang ditandatangani oleh kepala pendidikan
Ringkasan Dimensi dan Elemen
Profil Pelajar Pancasila
Beriman,
bertakwa
kepada Tuhan
YME, dan
berakhlak mulia
• Akhlak beragama
• Akhlak pribadi
• Akhlak kepada
manusia
• Akhlak kepada alam
• Akhlak bernegara
Berkebinekaan
global
• Mengenal dan
menghargai budaya
• Komunikasi dan
interaksi antar
budaya
• Refleksi dan
tanggung jawab
terhadap
pengalaman
kebinekaan
• Berkeadilan soial
Bergotong
royong
• Kolaborasi
• Kepedulian
• Berbagi
Mandiri
• Pemahaman diri
dan situasi
• Regulasi diri
Bernalar kritis
• Memperoleh dan
memproses
informasi dan
gagasan
• Menganalisis dan
mengevaluasi
penalaran
• Merefleksi dan
mengevaluasi
pemikirannya
sendiri
Kreatif
• Menghasilkan
gagasan yang
orisinal
• Menghasilkan karya
dan tindakan yang
orisinal
• Memiliki keluwesan
berpikir dalam
mencari alternatif
solusi
permasalahan
Kegunaan Profil Pelajar Pancasila
Profil
Pelajar
Pancasila
Tujuan Pendidikan
Nasional dalam Undang-
Undang Republik
Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3
Ki Hadjar Dewantara telah
mengkonstruksi visi
pendidikan Indonesia
yang penting untuk
dijadikan acuan sistem
pendidikan nasional.
Pendidikan diselenggarakan agar setiap
individu dapat menjadi manusia yang
“beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Kegunaan Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila
merupakan upaya
menerjemahkan tujuan dan visi
pendidikan ke dalam format
yang lebih mudah dipahami
oleh seluruh pemangku
kepentingan pendidikan.
Rumusan Profil Pelajar
Pancasila dibuat dengan tujuan
sebagai kompas bagi pendidik
dan Pelajar Indonesia.
Segala pembelajaran, program,
dan kegiatan di satuan
pendidikan bertujuan akhir ke
Profil Pelajar Pancasila.
Bagaimana Profil Pelajar Pancasila
diterapkan dalam pembelajaran dengan
kurikulum Sekolah Penggerak?
Budaya Sekolah
Iklim sekolah, kebijakan,
pola interaksi dan
komunikasi, serta norma
yang berlaku di sekolah
Intrakurikuler
Muatan Pelajaran
Kegiatan/ pengalaman
belajar
Projek
Pembelajaran berbasis
projek yang kontekstual
dan interaksi dengan
lingkungan sekitar
Ekstrakurikuler
Kegiatan untuk
mengembangkan minat
dan bakat
Pelajar
Indonesia
Penerapan Profil Pelajar
Pancasila di sekolah
Profil Pelajar Pancasila adalah
karakter dan kemampuan yang
dibangun dalam keseharian dan
dihidupkan dalam diri setiap
individu pelajar melalui budaya
sekolah, pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler,
maupun ekstrakurikuler
Projek
Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
Tahapan-tahapan dalam
mengelola projek penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Latar Belakang
• Penting bagi siswa belajar lintas mata
pelajaran berbasis projek. Namun
demikian, pembelajaran berbasis projek
saat ini belum menjadi kebiasaan di
kebanyakan sekolah di Indonesia,
sehingga perlu dukungan kebijakan
pusat.
• Projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila adalah terjemahan dari
pengurangan beban belajar di kelas
(intrakurikuler) agar siswa memiliki
lebih banyak kesempatan untuk belajar
di setting yang berbeda (less formal, less
structured, more interactive, engaged in
community)
• Beban kerja guru perlu
dipertahankan (tidak dikurangi)
sehingga alokasi waktu 1 mata
pelajaran “terbagi” 2,
intrakurikuler dan kokurikuler
(projek penguatan PPP)
Semua mapel wajib di SD dan SMP serta mapel fondasi di SMA
terdiri dari dua kegiatan utama
Kegiatan
pembelajaran
regular
(intrakurikuler)
Projek Profil
Pelajar
Pancasila
(ko-kurikuler)
Mata
Pelajaran
*Meskipun jam pelajaran projek dimasukkan dalam penghitungan jam pelajaran setiap mapel, namun implementasinya dilakukan secara lintas mata
pelajaran.
**Sasaran utama projek adalah Profil Pelajar Pancasila, sehingga semua mata pelajaran bisa terintegrasi.
Projek Profil Pelajar Pancasila adalah unit pembelajaran
terintegrasi, bukan tematik (webbed)*
Unit Pembelajaran Integrasi (seperti jus)
Pengetahuan dan keterampilan
(kompetensi) yang dipelajari dari setiap
mata pelajaran berpadu dan melebur,
tidak dipisahkan lagi mana yang
merupakan bagian dari mapel Agama,
PPKn, Bahasa Indonesia, dsb.
*Webbed atau unit pembelajaran tematik (seperti gado-gado): Mata pelajaran dirangkai atau dipadu dengan menggunakan satu tema.
Pengetahuan dan keterampilan dari masing-masing mata pelajaran dapat diuraikan.
Apa saja yang perlu disiapkan untuk dapat menerapkan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila?
• Pengelolaan jam pelajaran dan kolaborasi guru
• Pengaturan agar alokasi jam mengajar guru tetap
sama
Guru
• Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga penilaian
• Sistem pendokumentasian projek untuk dapat digunakan sebagai
portofolio
• Kolaborasi dengan narasumber pengaya projek: masyarakat,
komunitas, universitas, praktisi
Pengelolaan
Waktu dan
Kegiatan
Kemendikbud
• Menentukan tema* untuk setiap projek
yang diimplementasi di satuan pendidikan
Pemerintah
Daerah dan
Satuan
Pendidikan
• Merancang muatan lokal berupa projek
berdasarkan tema yang ditetapkan
• Mengembangkan menjadi topik yang
lebih spesifik dan kontekstual di satuan
pendidikan
*tema dapat berubah setiap tahun
Tujuh Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan
Perubahan Iklim
Global
Kearifan Lokal
Bhinneka Tunggal
Ika
Bangunlah Jiwa
dan Raganya
Suara Demokrasi
Berekayasa dan
Berteknologi
untuk
Membangun NKRI
Kewirausahaan
*TK dan SD wajib memilih min. 2 tema per tahun
**SMP, SMA, dan SMK wajib memilih min. 3 tema per tahun
***Sekolah menentukan tema dan mengembangkannya untuk setiap kelas/angkatan
Waktudan Durasi
Pelaksanaan Tema
Projek
• Menentukan durasi pelaksanaan untuk setiap tema projek yang dipilih dapat
disesuaikan dengan pembahasan tema.
• Durasi dapat dipilih antara dua minggu sampai 3 bulan, tergantung tujuan
dan kedalaman eksplorasi tema. J ika sekolah bertujuan untuk memberikan
dampak sampai pada lingkungan di luar sekolah maka bisa jadi durasi
pelaksanaan projek membutuhkan waktu yang lebih lama.
• Sekolah diharapkan dapat mengatur jadwal belajar yang membuka ruang
untuk kolaborasi mengajar antar guru dari mata pelajaran yang berbeda.
TAHAP AWAL TAHAP BERKEMBANG TAHAP LANJUTAN
Setiap tema dilakukan dengan
jadwal belajar yang seragam untuk
semua kelas
Setiap tema dilakukan dengan jadwal
belajar yang seragam per 2-3 kelas
Setiap kelas dapat memilih waktu
pelaksanaan projek yang berbeda
(Waktu pelaksanaan dapat ditentukan
sendiri oleh masing-masing kelas)
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Mengapa
“prinsip”?
• Nilai-nilai yang melandasi kebijakan dan
praktik terkait pembelajaran dan asesmen
di kelas.
• Bukan pendekatan atau teknik konkrit
dalam mengajar dan melakukan asesmen.
• Penerapannya bisa beragam sesuai dengan
kondisi atau konteks.
• Guru perlu memahami prinsip-prinsip yang
melandasi pembelajaran dan asesmen,
bukan sekadar perilaku yang diharapkan;
misalnya ketika menggunakan rubrik, guru
perlu tahu mengapa instrumen tersebut
digunakan dalam asesmen.
Prinsip Asesmen
Untuk mencapai profil pelajar Pancasila, perlu terwujud asesmen yang:
1. merupakan bagian terpadu dari
proses pembelajaran,
memfasilitasi pembelajaran,
menyediakan informasi sebagai
umpan balik untuk guru, peserta
didik, dan orang tua
2. perlu dirancang dan dilakukan
sesuai dengan tujuan.
3. dirancang secara adil, valid dan
dapat dipercaya, memberikan
informasi yang kaya bagi guru,
peserta didik dan orang tua
mengenai kemajuan dan
pencapaian pembelajaran, serta
keputusan tentang langkah
selanjutnya
4. sebaiknya meliputi berbagai
bentuk tugas, instrumen, dan
teknik yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ditargetkan.
5. laporan kemajuan belajar dan
pencapaian peserta didik bersifat
sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang
bermanfaat untuk peserta didik
dan orang tua, dan data yang
berguna untuk penjaminan dan
peningkatan mutu pembelajaran.
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,
memfasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan
balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua.
• Hasil asesmen digunakan untuk kepentingan belajar peserta didik, di mana guru
merancang pembelajaran berdasarkan hasil asesmen
• Asesmen dikembangkan sejak awal perencanaan pembelajaran, sehingga kegiatan
asesmen terintegrasi dan berkaitan erat dengan pembelajaran
• Rangkaian antara asesmen - perencanaan pembelajaran - kegiatan belajar adalah suatu
siklus yang berkelanjutan
• Keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan asesmen yang dirancang
• Termasuk dengan kriteria penilaian hasil belajar siswa
• Asesmen yang targeted, tidak menyasar ke mana-mana dan sesuai kebutuhan belajar
• Dengan demikian, asesmen memberikan pengaruh pada apa dan bagaimana peserta
didik belajar, dan juga sebaliknya.
2. Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan.
• Sebagai contoh, asesmen dapat digunakan untuk mendorong proses
belajar (asesmen formatif); untuk menjadi bagian dari pembelajaran (yakni
mengembangkan kemampuan metakognitif dan refleksi diri peserta didik);
untuk menilai hasil belajar dan mengambil keputusan di akhir suatu
tahapan (asesmen sumatif); dan untuk menentukan kebutuhan belajar dan
membentuk program pembelajaran individual peserta didik (asesmen
diagnosis).
• Mengacu pada Capaian Pembelajaran
3. Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang
kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian
pembelajaran, serta keputusan tentang langkah selanjutnya.
• Asesmen yang berkeadilan, berarti penilaian tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan
latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan gender.
• Asesmen memiliki validitas yang tinggi sehingga informasi yang
dihasilkan terpercaya
• Reliabel, dapat diperbandingkan hasilnya karena konsisten
• Adil dan objektif, menggunakan kriteria dan prosedur yang logis,
sistematis, dan jelas, dengan pengaruh subjektivitas penilai yang rendah
4. Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas,
instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ditargetkan.
5. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat
sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk
peserta didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan
peningkatan mutu pembelajaran.
• Hasil penilaian memberikan makna yang relatif sama untuk semua mata pelajaran
(misalnya nilai 100 bermakna sama antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya)
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANYA

More Related Content

Similar to PPT KURIKULUM PENGGERAK.pptx

Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka (1).pptx
Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka (1).pptxSosialisasi-Kurikulum-Merdeka (1).pptx
Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka (1).pptxIntan589306
 
Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka.pptx
Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka.pptxSosialisasi-Kurikulum-Merdeka.pptx
Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka.pptxMhailkDublado
 
1. 1 Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru SMKN Jepara.pptx
1. 1 Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru SMKN Jepara.pptx1. 1 Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru SMKN Jepara.pptx
1. 1 Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru SMKN Jepara.pptxAhmadMisbah10
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_gurusmbbgb
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guruNuni Nur
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_gurubinatang87
 
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013gustini12linda
 
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaSejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaKurosaki_akira
 
Ipa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruIpa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruBudhi Emha
 
(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013muriokryan
 
11. KURIKULUM MERDEKA.pptx
11. KURIKULUM MERDEKA.pptx11. KURIKULUM MERDEKA.pptx
11. KURIKULUM MERDEKA.pptxANTARIKSA6
 
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptx
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptxwokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptx
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptxlutfi584351
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guruendra2007
 
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxImplementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxFarahDybha1
 
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...NASuprawoto Sunardjo
 
Buku Guru IPA Kelas 7 SMP
Buku Guru IPA Kelas 7 SMPBuku Guru IPA Kelas 7 SMP
Buku Guru IPA Kelas 7 SMPMuhammad Idris
 

Similar to PPT KURIKULUM PENGGERAK.pptx (20)

KUR MERDEKA PK revisi.pptx
KUR MERDEKA PK revisi.pptxKUR MERDEKA PK revisi.pptx
KUR MERDEKA PK revisi.pptx
 
Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka (1).pptx
Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka (1).pptxSosialisasi-Kurikulum-Merdeka (1).pptx
Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka (1).pptx
 
Presentasi Kurikulum Merdeka.pptx
Presentasi Kurikulum Merdeka.pptxPresentasi Kurikulum Merdeka.pptx
Presentasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka.pptx
Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka.pptxSosialisasi-Kurikulum-Merdeka.pptx
Sosialisasi-Kurikulum-Merdeka.pptx
 
1. 1 Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru SMKN Jepara.pptx
1. 1 Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru SMKN Jepara.pptx1. 1 Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru SMKN Jepara.pptx
1. 1 Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru SMKN Jepara.pptx
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
 
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
Buku IPA SMP Kelas 7 (Guru)
 
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdekaSejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
Sejarah perkembangan kurikulum sejak indonesia merdeka
 
Ipa smp 7 guru
Ipa smp 7 guruIpa smp 7 guru
Ipa smp 7 guru
 
(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013
 
PLATFORM MM.pptx
PLATFORM MM.pptxPLATFORM MM.pptx
PLATFORM MM.pptx
 
11. KURIKULUM MERDEKA.pptx
11. KURIKULUM MERDEKA.pptx11. KURIKULUM MERDEKA.pptx
11. KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptx
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptxwokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptx
wokshop IKM THN 2022-Drs.Muslich, SH.,M.Hum (1).pptx
 
7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru7 ipa buku_guru
7 ipa buku_guru
 
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxImplementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
 
Buku Guru IPA Kelas 7 SMP
Buku Guru IPA Kelas 7 SMPBuku Guru IPA Kelas 7 SMP
Buku Guru IPA Kelas 7 SMP
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 

PPT KURIKULUM PENGGERAK.pptx

  • 1. KURIKULUM MERDEKA 2022 / KURIKULUM PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK (PSP)
  • 3. 7 PERUBAHAN KURIKULUM 2022 1.Kurikulum Merdeka 2022 Bukanlah Kewajiban tetapi OPSIONAL, Kurikulum Merdeka 2022 bukan kewajiban, tapi opsional; lembaga pendidikan bisa menggunakan kurikulum 2013, kurikulum darurat dan kurikulum Merdeka 2022. Kalau kita ingin mengadopsi kurikulum baru ini, maka bisa secara bertahap; a. Pelatihan di tahun pertama, penerapan di tahun kedua, b. Pelatihan dan/atau penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas sederhana/dasar Pelatihan dan/atau, c. penerapan di tahun pertama dengan kompleksitas sedang.
  • 4. 2. Pengaturan jam belajar. Kalau kurikulum 2013 Pengaturan jam belajar menggunakan satuan minggu (per minggu) tidak memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengatur pelaksanaan mata pelajaran dan menyusun kalender pendidikan. Akibatnya, kegiatan pembelajaran menjadi padat dan guru hanya mengejar target tanpa terlalu peduli apakah siswa sudah memahami atau tidak. Kurikulum Merdeka 2022 menetapkan jam pelajaran per tahun agar sekolah dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum dan pembelajarannya. Satuan pendidikan dan guru bisa fokus ke materi essensial.
  • 5. 3. Pendekatan pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik (jenjang PAUD dan SD) dan berbasis mata pelajaran (jenjang SMP, SMA, SMK, Diktara, dan Diksus). Itu adalah ketentuan pendekatan dalam Kurikulum 2013 tanpa ada pilihan pendekatan lain. Kurikulum Merdeka 2022 lebih fleksibel. Kita bisa menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran, tematik, inkuiri, kolaborasi mata pelajaran ataupun lainnya. Pendekatan tematik yang selama ini hanya dilakukan pada jenjang SD, sekarang boleh dilakukan pada jenjang pendidikan lainnya.
  • 6. 4. Secara umum struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua bagian (1) kegiatan intrakurikuler berupa tatap muka dalam kelas; (2) kegiatan proyek. Kegiatan proyek dilakukan untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila.
  • 7. 5. Satu hal yang menggembirakan bagi kalangan pendidkan yang membidangi Teknologi Informasi, dimuatnya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) pada Kurikulum Merdeka. Pada K-13 mata pelajaran ini sempat dihilangkan. Mata pelajaran TIK ini diajarkan pada jenjang SMP, SMA/SMK. Uniknya mata pelajaran TIK ini boleh diajarkan oleh guru yang tidak berlatang belakang TIK dengan memenuhi persyaratan tertentu. Oleh karena itu mata pelajaran TIK juga diikuti dengan buku panduan guru sebagai acuan bagi guru pemula di bidang TIK untuk mengajarkan kepada siswa.
  • 8. 6. Berbasis Kompetensi Sama-sama berbasis kompetensi perbedaaannya hanya pada, Jika K- 13 ( KI dan KD), Pada kurikulum Merdeka kita akan lebih disederhanakan, karena antara PENGETAHUAN, SIKAP dan KETERAMPILAN karena dilebur menjadi CAPAIAN PEMBELAJARAN sesuai dengan MATERINYA. Contoh dalama BAHASA INDONESIA ada MENYIMAK, ada MENDENGARAKAN, ada BERBICARA, Dan ada MENULIS. Jadi 4 kompetensi ini dijadikan satu kesatuan utuh antara KETERAMPILAN , PENGETAHUAN dan SIKAP.
  • 9. Karakteristik Kurikulum Program Sekolah Penggerak (PSP) 1. Berbasis Kompetensi Oleh karena itu maka ranah hasil belajar yang meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan serta sikap merupakan satu kesatuan rangkaian dalam proses yang berkelanjutan. Pada akhirnya akan membangun kompetensi yang holistik. Kompetensi holistik ini sebagai hasil belajar disebut dengan Capaian Pembelajaran (CP). 2. Fleksibilitas Pembelajaran Terdapat pengurangan isi dalam muatan pelajaran ditujukan agar siswa memiliki waktu yang cukup dan memadai untuk menguasai kompetensi yang hendak dicapai. Kemudian, siswa juga memiliki kesempatan yang cukup untuk belajar sesuai dengan grade ketercapaiannya. 3. Karakter Pancasila Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran diupayakan dapat disinergikan dengan kegiatan sehari-hari dan berorientasi pada pencapaian penumbuhan dan penguatan profil pelajar Pancasila. Beberapa aspek yang disempurnakan dari kurikulum sebelumnya antara lain: 1) Struktur Minimum, berkaitan dengan pengembangan program dan kegiatan sesuai dengan sumber daya yang tersedia dan visi serta misi satuan pendidikan; 2) Otonom, yang berarti setiap satuan pendidikan memiliki kebebasan menentukan rancangan materi pembelajaran yang kontekstual serta sesuai dengan arah kebijakan pemerintah; Sederhana, artinya sekolah dapat menentukan arah perubahan dengan rancangan yang jelas, dan dapat dipraktikkan dengan optimal; 4) Gotong Royong; pelibatan beberapa institusi dalam merancang kurikulum dan bahan ajar.
  • 10. PELAJAR PANCASILA 1 Bergotong- Royong Berkebinekaan Global Mandiri Bernalar Kritis Kreatif Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia VISI PENDIDIKAN INDONESIA Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global
  • 11. Kewenangan Pusat dan Satuan Pendidikan Setiap satuan pendidikan memiliki kewenangan untuk menyusun visi, misi, dan tujuan sekolah, kebijakan sekolah terkait kurikulum, pembelajaran, dan asesmen. Pemerintah pusat memiliki kewenangan untuk menetapkan: 1. Struktur kurikulum*, 2. Profil Pelajar Pancasila*, 3. Capaian pembelajaran, 4. Prinsip pembelajaran dan asesmen*. * yang akan dibahas di unit ini
  • 12.
  • 13. SMA (Kelas 10) Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran SMA Kelas 10. Struktur kurikulum SMA terdiri atas 2 (dua) Fase yaitu: a. Fase E untuk kelas X; dan b. b. Fase F untuk kelas XI dan kelas XII. Struktur kurikulum untuk SMA/MA terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: a. pembelajaran intrakurikuler; dan b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 30% (tiga puluh persen) total JP per tahun. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.
  • 14. Seperti halnya di SMP, di kelas 10 SMA: ● IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi; ● IPS terdiri dari Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, dan Geografi Sejarah Indonesia dan Sejarah Dunia digabung menjadi “Sejarah” Minimal 25% jam pelajaran dari setiap mata pelajaran wajib dialokasikan untuk projek kokurikuler * Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing. **Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu untuk memenuhi alokasi projek (hanya 27 minggu) ***Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya dan Kewirausahaan). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya dan Kewirausahaan). Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
  • 15. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas X SMA/MA tidak dipisahkan menjadi mata pelajaran yang lebih spesifik. Namun demikian, satuan pendidikan dapat menentukan bagaimana muatan pelajaran diorganisasi. Pengorganisasian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut: a. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara terintegrasi; - 16 - jdih.kemdikbud.go.id b. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah; atau c. mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara paralel, dengan JP terpisah seperti mata pelajaran yang berbeda-beda, diikuti dengan unit pembelajaran inkuiri yang mengintegrasikan muatanmuatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut
  • 16. SMA (Kelas 11 dan 12) Paduan antara peminatan dan perkembangan holistik. Fase F untuk kelas XI dan kelas XII, struktur mata pelajaran dibagi menjadi 5 (lima) kelompok utama, yaitu: a. kelompok mata pelajaran umum Setiap SMA/MA wajib membuka atau mengajarkan seluruh mata pelajaran dalam kelompok ini dan wajib diikuti oleh semua peserta didik SMA/MA. b. kelompok mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Setiap SMA/MA wajib menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini. c. kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Setiap SMA/MA wajib menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini. d. kelompok mata pelajaran Bahasa dan Budaya Kelompok mata pelajaran ini dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA. e. kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya Kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA. Khusus untuk sekolah yang ditetapkan pemerintah sebagai sekolah keolahragaan atau seni, dapat dibuka kelompok mata pelajaran Olahraga atau Seni, sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA
  • 17. *Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing. **Pembelajaran reguler kelas XI tidak penuh 36 (tiga puluh enam) minggu untuk memenuhi alokasi projek 27 (dua puluh tujuh) minggu untuk Pendidikan Pancasila, Bahasa Inggris, Seni, dan Sejarah.) ***Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari). ****Alokasi masing-masing mata pelajaran pilihan (selain mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan) yaitu 5 (lima) JP per minggu atau 180 (seratus delapan puluh) JP per tahun. Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun. Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
  • 18. *Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing. **Pembelajaran reguler kelas XII tidak penuh 32 (tiga puluh dua) minggu, untuk memenuhi alokasi projek (24 (dua puluh empat) minggu untuk Pendidikan Pancasila, Bahasa Inggris, Seni, dan Sejarah) ***Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni dan budaya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni dan budaya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari). Alokasi masing-masing mata pelajaran pilihan (selain mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan) yaitu 5 (lima) JP per minggu atau 180 (seratus delapan puluh) JP per tahun. ****Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 64 (enam puluh empat) JP per tahun. ****** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
  • 19. Satuan pendidikan wajib membuka kelompok mata pelajaran umum serta sekurang-kurangnya 3 (tiga) kelompok mata pelajaran pilihan. Setiap peserta didik wajib mengikuti: a. seluruh mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran umum; dan b. memilih 4 (empat) sampai dengan 5 (lima) mata pelajaran dari minimal dua kelompok mata pelajaran pilihan (maksimal mata pelajaran pilihan yang diambil dari 1 (satu) kelompok mata pelajaran pilihan adalah 3 (tiga) mata pelajaran), disesuaikan dengan minat, bakat, dan aspirasi peserta didik.
  • 20. BEBAN KERJA GURU 1.Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan; 2.Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan; 3.Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan; 4.Membimbing dan melatih peserta didik; 5.Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
  • 21. Kegiatan pokok melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan harus memenuhi paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-minggu dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka per-minggu. Penghitungan kegiatan pokok melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan dihitung dengan cara jam tatap muka dalam 1 (satu) tahun dibagi per-minggu yang menghasilkan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka. Pemenuhan beban kerja guru melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan dilakukan dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
  • 22. Struktur Kurikulum Merdeka merupakan pengorganisasian atas capaian pembelajaran, muatan pembelajaran, dan beban belajar. Pemerintah mengatur muatan pembelajaran wajib beserta beban belajarnya. Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menambahkan muatan lokal dan muatan tambahan sesuai kebutuhan dan karakteristik satuan pendidikan dan/atau daerah. Pembelajaran dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler pada Kurikulum Merdeka
  • 23. Pemenuhan Beban Kerja Guru pada Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum Merdeka Pemenuhan beban kerja guru pelaksana Kurikulum Merdeka dapat tercapai apabila jumlah guru pada satuan pendidikan pelaksana kurikulum merdeka sesuai dengan kebutuhan. Kepala satuan pendidikan menghitung kebutuhan guru berdasarkan pemenuhan beban kerja dalam struktur Kurikulum Merdeka. Dalam hal guru tidak dapat memenuhi ketentuan dalam melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-minggu berdasarkan struktur Kurikulum Merdeka, guru dapat diberikan: • tugas tambahan; • tugas tambahan lain yang terkait dengan pendidikan di satuan pendidikan Tugas tambahan lain sebagaimana dimaksud pada angka 2 ditambah dengan tugas sebagai koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila.
  • 24. Tugas koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila 1. mengembangkan kemampuan, kepemimpinan, dalam mengelola projek penguatan profil pelajar Pancasila di satuan pendidikan; 2. mengelola sistem yang dibutuhkan oleh pendidik sebagai fasilitator projek penguatan profil pelajar Pancasila dan peserta didik untuk menyelesaikan projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan sukses, dengan dukungan dan kolaborasi dari koordinator dan pimpinan satuan pendidikan 3. memastikan kolaborasi pembelajaran terjadi di antara para pendidik dari berbagai mata pelajaran; 4. memastikan tujuan dan asesmen pembelajaran yang diberikan sesuai dengan capaian profil pelajar Pancasila dan kriteria kesuksesan yang sudah ditetapkan.
  • 25. Tugas sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 4 di atas dibuktikan dengan: 1. surat tugas sebagai koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila dari kepala satuan pendidikan; 2. program dan jadwal kegiatan koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila yang ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan; 3. laporan hasil kegiatan koordinator projek penguatan profil pelajar Pancasila yang ditandatangani oleh kepala pendidikan
  • 26. Ringkasan Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia • Akhlak beragama • Akhlak pribadi • Akhlak kepada manusia • Akhlak kepada alam • Akhlak bernegara Berkebinekaan global • Mengenal dan menghargai budaya • Komunikasi dan interaksi antar budaya • Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan • Berkeadilan soial Bergotong royong • Kolaborasi • Kepedulian • Berbagi Mandiri • Pemahaman diri dan situasi • Regulasi diri Bernalar kritis • Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan • Menganalisis dan mengevaluasi penalaran • Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri Kreatif • Menghasilkan gagasan yang orisinal • Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal • Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
  • 27. Kegunaan Profil Pelajar Pancasila Profil Pelajar Pancasila Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 Ki Hadjar Dewantara telah mengkonstruksi visi pendidikan Indonesia yang penting untuk dijadikan acuan sistem pendidikan nasional. Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
  • 28. Kegunaan Profil Pelajar Pancasila Profil Pelajar Pancasila merupakan upaya menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Rumusan Profil Pelajar Pancasila dibuat dengan tujuan sebagai kompas bagi pendidik dan Pelajar Indonesia. Segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan bertujuan akhir ke Profil Pelajar Pancasila.
  • 29. Bagaimana Profil Pelajar Pancasila diterapkan dalam pembelajaran dengan kurikulum Sekolah Penggerak?
  • 30. Budaya Sekolah Iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di sekolah Intrakurikuler Muatan Pelajaran Kegiatan/ pengalaman belajar Projek Pembelajaran berbasis projek yang kontekstual dan interaksi dengan lingkungan sekitar Ekstrakurikuler Kegiatan untuk mengembangkan minat dan bakat Pelajar Indonesia Penerapan Profil Pelajar Pancasila di sekolah Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu pelajar melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler
  • 32. Latar Belakang • Penting bagi siswa belajar lintas mata pelajaran berbasis projek. Namun demikian, pembelajaran berbasis projek saat ini belum menjadi kebiasaan di kebanyakan sekolah di Indonesia, sehingga perlu dukungan kebijakan pusat. • Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah terjemahan dari pengurangan beban belajar di kelas (intrakurikuler) agar siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar di setting yang berbeda (less formal, less structured, more interactive, engaged in community) • Beban kerja guru perlu dipertahankan (tidak dikurangi) sehingga alokasi waktu 1 mata pelajaran “terbagi” 2, intrakurikuler dan kokurikuler (projek penguatan PPP)
  • 33. Semua mapel wajib di SD dan SMP serta mapel fondasi di SMA terdiri dari dua kegiatan utama Kegiatan pembelajaran regular (intrakurikuler) Projek Profil Pelajar Pancasila (ko-kurikuler) Mata Pelajaran *Meskipun jam pelajaran projek dimasukkan dalam penghitungan jam pelajaran setiap mapel, namun implementasinya dilakukan secara lintas mata pelajaran. **Sasaran utama projek adalah Profil Pelajar Pancasila, sehingga semua mata pelajaran bisa terintegrasi.
  • 34. Projek Profil Pelajar Pancasila adalah unit pembelajaran terintegrasi, bukan tematik (webbed)* Unit Pembelajaran Integrasi (seperti jus) Pengetahuan dan keterampilan (kompetensi) yang dipelajari dari setiap mata pelajaran berpadu dan melebur, tidak dipisahkan lagi mana yang merupakan bagian dari mapel Agama, PPKn, Bahasa Indonesia, dsb. *Webbed atau unit pembelajaran tematik (seperti gado-gado): Mata pelajaran dirangkai atau dipadu dengan menggunakan satu tema. Pengetahuan dan keterampilan dari masing-masing mata pelajaran dapat diuraikan.
  • 35. Apa saja yang perlu disiapkan untuk dapat menerapkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila? • Pengelolaan jam pelajaran dan kolaborasi guru • Pengaturan agar alokasi jam mengajar guru tetap sama Guru • Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga penilaian • Sistem pendokumentasian projek untuk dapat digunakan sebagai portofolio • Kolaborasi dengan narasumber pengaya projek: masyarakat, komunitas, universitas, praktisi Pengelolaan Waktu dan Kegiatan
  • 36. Kemendikbud • Menentukan tema* untuk setiap projek yang diimplementasi di satuan pendidikan Pemerintah Daerah dan Satuan Pendidikan • Merancang muatan lokal berupa projek berdasarkan tema yang ditetapkan • Mengembangkan menjadi topik yang lebih spesifik dan kontekstual di satuan pendidikan *tema dapat berubah setiap tahun
  • 37. Tujuh Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan Perubahan Iklim Global Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Ika Bangunlah Jiwa dan Raganya Suara Demokrasi Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI Kewirausahaan *TK dan SD wajib memilih min. 2 tema per tahun **SMP, SMA, dan SMK wajib memilih min. 3 tema per tahun ***Sekolah menentukan tema dan mengembangkannya untuk setiap kelas/angkatan
  • 38. Waktudan Durasi Pelaksanaan Tema Projek • Menentukan durasi pelaksanaan untuk setiap tema projek yang dipilih dapat disesuaikan dengan pembahasan tema. • Durasi dapat dipilih antara dua minggu sampai 3 bulan, tergantung tujuan dan kedalaman eksplorasi tema. J ika sekolah bertujuan untuk memberikan dampak sampai pada lingkungan di luar sekolah maka bisa jadi durasi pelaksanaan projek membutuhkan waktu yang lebih lama. • Sekolah diharapkan dapat mengatur jadwal belajar yang membuka ruang untuk kolaborasi mengajar antar guru dari mata pelajaran yang berbeda. TAHAP AWAL TAHAP BERKEMBANG TAHAP LANJUTAN Setiap tema dilakukan dengan jadwal belajar yang seragam untuk semua kelas Setiap tema dilakukan dengan jadwal belajar yang seragam per 2-3 kelas Setiap kelas dapat memilih waktu pelaksanaan projek yang berbeda (Waktu pelaksanaan dapat ditentukan sendiri oleh masing-masing kelas)
  • 39. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen Mengapa “prinsip”? • Nilai-nilai yang melandasi kebijakan dan praktik terkait pembelajaran dan asesmen di kelas. • Bukan pendekatan atau teknik konkrit dalam mengajar dan melakukan asesmen. • Penerapannya bisa beragam sesuai dengan kondisi atau konteks. • Guru perlu memahami prinsip-prinsip yang melandasi pembelajaran dan asesmen, bukan sekadar perilaku yang diharapkan; misalnya ketika menggunakan rubrik, guru perlu tahu mengapa instrumen tersebut digunakan dalam asesmen.
  • 40. Prinsip Asesmen Untuk mencapai profil pelajar Pancasila, perlu terwujud asesmen yang: 1. merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua 2. perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan. 3. dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang langkah selanjutnya 4. sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan. 5. laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran.
  • 41. 1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua. • Hasil asesmen digunakan untuk kepentingan belajar peserta didik, di mana guru merancang pembelajaran berdasarkan hasil asesmen • Asesmen dikembangkan sejak awal perencanaan pembelajaran, sehingga kegiatan asesmen terintegrasi dan berkaitan erat dengan pembelajaran • Rangkaian antara asesmen - perencanaan pembelajaran - kegiatan belajar adalah suatu siklus yang berkelanjutan • Keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan asesmen yang dirancang • Termasuk dengan kriteria penilaian hasil belajar siswa • Asesmen yang targeted, tidak menyasar ke mana-mana dan sesuai kebutuhan belajar • Dengan demikian, asesmen memberikan pengaruh pada apa dan bagaimana peserta didik belajar, dan juga sebaliknya.
  • 42. 2. Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan. • Sebagai contoh, asesmen dapat digunakan untuk mendorong proses belajar (asesmen formatif); untuk menjadi bagian dari pembelajaran (yakni mengembangkan kemampuan metakognitif dan refleksi diri peserta didik); untuk menilai hasil belajar dan mengambil keputusan di akhir suatu tahapan (asesmen sumatif); dan untuk menentukan kebutuhan belajar dan membentuk program pembelajaran individual peserta didik (asesmen diagnosis). • Mengacu pada Capaian Pembelajaran
  • 43. 3. Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang langkah selanjutnya. • Asesmen yang berkeadilan, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. • Asesmen memiliki validitas yang tinggi sehingga informasi yang dihasilkan terpercaya • Reliabel, dapat diperbandingkan hasilnya karena konsisten • Adil dan objektif, menggunakan kriteria dan prosedur yang logis, sistematis, dan jelas, dengan pengaruh subjektivitas penilai yang rendah
  • 44. 4. Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan. 5. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran. • Hasil penilaian memberikan makna yang relatif sama untuk semua mata pelajaran (misalnya nilai 100 bermakna sama antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya)