Dokumen tersebut membahas tentang zakat produktif, yang merupakan model pendistribusian zakat dimana dana zakat diberikan kepada mustahiq untuk dikembangkan sebagai modal usaha agar mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara berkelanjutan. Dokumen ini membahas konsep, tujuan, instrumen, dan penerapan zakat produktif serta manfaatnya bagi peningkatan ekonomi para penerima zakat.
Bagi Para Pengunjung Slideshare yang membutuhkan Konsultan SDM, Manajemen dan Pelatihan, Anda dapat Menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Nomor Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response). Atau Kunjungi Situs Kami : www.hardhismart-consulting.blogspot.com
Bagi Para Pengunjung Slideshare yang membutuhkan Konsultan SDM, Manajemen dan Pelatihan, Anda dapat Menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Nomor Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response). Atau Kunjungi Situs Kami : www.hardhismart-consulting.blogspot.com
TONGKUNO
Cipt. Moses La Kahya
Voc. Ebet
DI POST OLEH OPERATOR WARNET VAST SMA NEGERI 1 RAHA KAB. MUNA
TONGKUNO LIWUNO BHARAKATI
WITENO WUNA KALENTEHAKU
ASUMULI AMOWANU LIWUKU RAHA
RAMPAHANO KALEMBOHANO REAKU
TONGKUNO LIWUNO KODHARATI
WITENO WUNA LIWUNTO BUGHOU
ASUMULIMO AMARINTANGI LIWUKU RAHA
RAMPANO RAHA KALEMBOHANO REAKU
LAHA-LAHAE MANGKAFINO
POGAUNO KAMOKULAHI
SO MARINTANO NSAIDI HENDE BOGHOU
DA SUMABARA DA KUMAPIHI SO KADADIHA
SO KARUNSAHA GHOLEO MBURU MAINO
TONGKUNO LIWUNO KODHARATI
WITENO WUNA LIWUNTO BUGHOU
ASUMULIMO AMARINTANGI LIWUKU RAHA
RAMPANO RAHA KALEMBOHANO REAKU
LAHA-LAHAE MANGKAFINO
POGAUNO KAMOKULAHI
SO MARINTANO NSAIDI HENDE BOGHOU
DA SUMABARA DA KUMAPIHI SO KADADIHA
SO KARUNSAHA GHOLEO MBURU MAINO
DA SUMABARA DA KUMAPIHI SO KADADIHA
SO KARUNSAHA GHOLEO MBURU MAINO
KONTRAK SOSIAL: WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOHsalman munthe
Alquran berbicara tentang wakaf, zakat, infak dan shadaqoh ini yang diistilahkan dengan filantrofi Islam (islamic philanthrophy) yang penting untuk diberdayakan dalam kepentingan ummat, dalam sejarah perkembangan agama islam, wakaf, zakat, infak dan shdaqoh berperan dalam mendirikan masjid, pesantren, majelis taklim, sekolah, rumah sakit, panti asuhan dan lembaga sosial lainnya. Jadi Masalah kemiskinan masih menjadi masalah dunia saat ini tidak perlu di khawatirkan. Karena tujuan pembangunan Millenium (MDGs) menyatakan pemberantasan kemiskinan pada tahun 2015. Banyak program telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, namun jumlah penduduk miskin di negeri ini masih Rp. 31.700.000 jiwa (BPS, 2012). Zakat merupakan instrumen ekonomi Islam yang relevan dengan pengurangan kemiskinan. Beberapa penelitian telah dilakukan dan direkomendasikan untuk mengelola alokasi zakat produktif bagi masyarakat miskin agar mereka tidak tetap dalam kondisi tidak berdaya dalam ekonomi, (Adiwijaya, 2008) .
jika bisnis di imbangi dengan ZISWAF, maka bisnis itu tidak akan merugi. melainkan mengganti materi dengan apapun yang bisa membuat bisnis tersebut menjadi lebih berkembang. dengan seizin Allah tentunya
Wallahualam
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
4. PENGERTIAN ZAKAT PRODUKTIF
ZAKAT. Secara etimologi, berasal dari kata dasar يزكو
-
زكى yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik.
Misalnya, dalam kalimat الشجرة
زكت yang artinya pohon itu tumbuh dan berkembang, dan زكارجلyang artinya
seorang itu baik. Harta yang dikeluarkan untuk zakat dinamakan zakat karena harta tersebut mensucikan diri
orang yang berzakat (muzakki) dari kotoran kikir dan dosa, menyuburkan harta yang tersisa, memperbanyak
pahala bagi yang mengeluarkan, serta menyuburkan dan mensucikan masyarakat secara keseluruhan.
PRODUKTIF. Kata produktif berasal dari bahasa Inggris "productive" yang berarti banyak menghasilkan,
memberikan banyak hasil, banyak menghasilkan barang-barang berharga, yang mempunyai hasil baik
"productivity" yang berarti daya produksi, lebih luas kata produktif "productive" berarti banyak menghasilkan
barang atau karya. Produktif juga berarti banyak menghasilkan, memberikan banyak hasil.
Adapun yang menerima zakat yakni . Untuk mempunyai tingkat produktif maka perlu adanya pengelolaan
meliputi :
a. Forecasting yaitu memproyeksikan dan mengadakan taksiran sebelum pemberian zakat.
b. Planning yaitu merumuskan dan merencanakan suatu tindakan tentang apa saja yang
dilaksanakan untuk tercapainya program seperti penentuan orang-orang yang mendapat zakat
produktif menentukan tujuan yang ingin dicapai dan lain-lain.
c. Organizing dan leading yaitu pengumpulkan berbagai elemen yang membawa kesuksesan
program tersebut di dalamnya membuat peraturan yang baku yang harus ditaati.
BAB 2 BAB 5
BAB 4
BAB 3
BAB 1
5. d. Controlling yaitu pengawasan terhadap jalannya program sehingga jika ada sesuatu yang
tidak beres atau menyimpan dari prosedur segera terdeteksi. (Hasan, 2013)
TUJUAN ZAKAT. Secara filosofis dapat dikatan bahwa tujuan besar yang dilaksanakannya zakat yaitu;
a) Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam penunaian dan dalam pelayanan ibadah zakat.
b) Mengangkat fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dan keadilan sosial.
c) Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.
MANFAAT ZAKAT. cara yang benar mendatangkan banyak manfaat diantaranya seperti;
a) sebagai bentuk perwujudan keimanan kepada Allah SWT, selain itu juga merupakan perwujudan dari rasa
syukur kita kepada Allah SWT,
b) sebagai bentuk ta'awuniyyah terhadap mustahik terutama fakir miskin, untuk membantu dan membina
mereka ke arah kehidupan yang lebih sejahtera sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan layak,
c) sebagai pilar amal bersama dan juga sebagai bentuk jaminan sosial bagi para mustahik,
BAB 2 BAB 5
BAB 4
BAB 3
BAB 1
6. BAB 1: KONSEP DASAR ZAKAT PRODUKTIF
Pengelolaan zakat produktif adalah proses dan pengorganisasian sosialisasi, pengumpulan,
pendistribusian, dan pengawasan dalam pelaksanaan zakat (Hasan, 2013: 17). Zakat produktif merupakan
model pendistribusian zakat yang dapat membuat para mustahiq menghasilkan sesuatu secara terus menerus,
dengan harta zakat yang telah diterima. Zakat produktif adalah harta zakat yang diberikan kepada mustahiq
tidak dihabiskan atau dikonsumsi tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka,
sehingga dengan usaha tersebut mustahiq dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus menerus
(Toriquddin, 2015). Untuk mencapai produktif, maka perlu adanya pengelolaan. Pengelolaan berasal dari kata
mengelola yang berarti mengendalikan atau menyelenggarakan. Pendayagunaan zakat produktif
sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab
kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja, dengan adanya masalah tersebut
maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut.
Pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara menjadikan dana zakat sebagai modal usaha, untuk
pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai
kehidupannya secara konsisten. Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapatkan penghasilan
tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk
menabung. Adapun orang-orang yang berhak menerima zakat yakni fakir, miskin, amil zakat, mu’alaf, hamba
sahaya, gharim, fi sabilillah, dan orang yang musafir.
BAB 2 BAB 5
BAB 4
BAB 3
7. Adapun dalil-dalil yang menjadi dasar wajibnya melaksanakan zakat dalam Al-Quran dan Hadits diantara lain sebagai
berikut :
• Qs. Al Baqarah ayat 43
َينِعِكاَّالر َعَم واُعَكْارَو َةَاكَّالز واُتآَو َة َ
َلَّصال واُميِقَأَو
Artinya :“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku’.”(Qs Al Baqarah: 43)
Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim :
ٍ
سْمَخ ىَلَع ُم َ
َلْسِْ
اْل َيِنُب
:
َر ًادَّمَحُم َّنَأ َو ُهللا َّ
َلِإ َهلِإ َ
َل ْنَأ ِةَداَهَش
ِةَاكَّالز ِاءَتْيِإ َو ، ِة َ
َلَّصال ِامَقِإ َو ، ِهللا ُل ْوُس
َو ،
َانَضَمَر ِم ْوَص َو ، ِتْيَبْلا ِجَح
.
مسلم و البخاري رواه
Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan".
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
BAB 2 BAB 5
BAB 4
BAB 3
8. BAB 2 : PENDISTRIBUAN ZAKAT PRODUKTIF
Pendistribusian zakat dapat berbentuk zakat konsumtif (sembako) atau dalam bentuk uang tunai. Zakat juga
dapat didistribusikan dalam bentuk beasiswa pendidikan, pelatihan dan pembinaan, program adik asuh,
sarana dan prasarana, dan modal usaha produktif. Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan
sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila dikonsumsikan pada kegiatan produktif.
Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat
seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja, dengan
adanya masalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat
produktif tersebut.
Pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara menjadikan dana zakat sebagai modal usaha, untuk
pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai
kehidupannya secara konsisten. Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapatkan penghasilan
tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk
menabung. Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan Lembaga Amil Zakat
karena LAZ sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian
dana zakat, mereka tidak memberikan zakat begitu saja melainkan mereka mendampingi, memberikan
pengarahan serta pelatihan agar dana zakat tersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima
zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri.
BAB 5
BAB 4
BAB 3
BAB 1
9. BAB 3 : INSTRUMEN ZAKAT PRODUKTIF
Instrumen zakat produktif terbagi menjadi 3 yakni mudharabah, murabahah, dan qardhul hasan.
• Aplikasi Mudharabah dalam Zakat Produktif
Aplikasi Mudharabah adalah amil bertindak sebagai pemilik modal (shahibul mal), sedangkan mustahiq
sebagai pengelola (mudharib). Sistem ini dikenal dengan sistem bagi hasil dan bagi rugi (profit and lost
sharang). Oleh karena itu, kedua belah pihak harus memiliki kesepakatan tentang presentase keuntungan
usaha, misalany 20% untuk amil dan 80% untuk mustahiq.
• Aplikasi Murabahah dalam Zakat Produktif
Dalam sistem ini, pihak ‘amil bertindak sebagai penjual, sedangkan mustahiq bertindak sebagai pembeli.
Pihak amil menjual sebuah produk kepada mustahiq dengan pembayaran seukuran harga modal ditambah
keuntungan yang disanggupi oleh mustahiq berdasarkan kemampuannya.
• Aplikasi Qardhul Hasan dalam Zakat Produktif
Dalam sistem ini, amil bertindak sebagai pihak yang meminjamkan modal (berpiutang) dan mustahiq
bertindak sebagai pihak peminjam (berhutang). Aplikasinya adalah amil meminjamkan sejumlah dana kepada
mustahiq untuk digunakan sebagai modal usaha dengan kewajiban mengembalikan pinjaman tersebut tanpa
kelebihan apapun dalam jangka waktu dan kisaran angsuran yang disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan.
BAB 5
BAB 4
BAB 1 BAB 2
10. BAB 4 : PENERAPAN ZAKAT PRODUKTIF
• Ketiadaan Jaminan dalam Bertransaksi
Dalam zakat produktif tidak dibenarkan adanya jaminan dalam bertransaksi karena harta zakat memang ditujukan
untuk membantu orang yang tidak mampu secara ekonomi.
• Sarana Penerapan Produk Ekonomi Syariah Secara Murni
Zakat produktif dapat menjadi sarana untuk menerapkan produk ekonomi syariah secara murni. dalam undang-
undang RI No. 3 Tahun 2006 tentang perubahan undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama pasal 49
huruf I.
• Penyaluran Modal
Penyaluran modal ini dapat diberikan untuk perorangan maupun kelompok. Penyaluran modal inipun bisa untuk
modal kerja atau investasi.
• Pembentukan Lembaga Keuangan
Dalam penyaluran bantuan untuk pengusaha super mikro di akar rumput, lembaga zakat dapat mengembangkan
lembaga keuangan mikro syariah (LKMS). Melalui LKMS, lembaga zakat tidak lagi perlu terjun mengurus langsung
pengusaha.
• Pengembangan Industri
Penyaluran dana untuk modal usaha dan investasi, tidak hanya terpaku pada kisaran dana antara ratusan ribu rupiah
hingga beberapa juta rupiah. Modal dan investasi yang dapat disalurkan lembaga zakat kini bisa mencapai puluhan
dan bahkan jutaan rupiah, sebagian industri dan kagiatan pemberdayaan ekonomi yang dikembangkan oleh Dompet
Dhuafa Republika.
BAB 5
BAB 1 BAB 2 BAB 3
11. BAB 5 : KESIMPULAN
• Zakat Produktif Zakat produktif merupakan model pendistribusian zakat yang dapat membuat para
mustahiq menghasilkan sesuatu secara terus menerus, dengan harta zakat yang telah diterima. Zakat
produktif adalah harta zakat yang diberikan kepada mustahiq tidak dihabiskan atau dikonsumsi tetapi
dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mustahiq
dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus menerus.
• Konsepsi zakat sebagai instrumen peningkatan kesejahteraan umat dapat diimplementasikan dengan
penerapan skema pemberian zakat untuk kegiatan produktif seperti Ketiadaan Jaminan dalam
Bertransaksi, Sarana Penerapan Produk Ekonomi Syariah Secara Murni, Penyaluran Modal, Pembentukan
Lembaga Keuangan, Pembangunan Industri, Penciptaan Lapangan Kerja dan Peningkatan Usaha serta
Pelatihan. Penerapan skema ini dapat dibenarkan menurut syariat Islam selama kebutuhan dasar bagi para
mustahik sudah terpenuhi.
BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4
12. BAB 1 BAB 2 BAB 3
WAALAIKUMSALAM
WARAHMATULLAHI
WABARAKATUH