3. Latar Belakang
PEMBANGUNAN JEMBATAN
BENTANG PANJANG
Pembangunan Jembatan Bentang Panjang
di Indonesia cukup banyak mengalami
kemajuan. Hal ini ditandai dengan
dibangunnya beberapa tipe jembatan
bentang panjang yang menghubungkan
suatu pulau dengan pulau yang lain,
seperti Jembatan Suramadu (Surabaya-
Madura), Jembatan Barelang (Kepri), dan
rencana pembangunan Jembatan Selat
Sunda yang akan menghubungkan pulau
Jawa dengan pulau Sumatera.
7. Permasalahan dalam
Pembangunan Jembatan
• Pelaksanaan Feasibility Study
(FS) yang kurang baik
• Pengambilan nilai-nilai dan
asumsi untuk melakukan desain
jembatan
• Asumsi nilai proyek yang sangat
tinggi
• Kurangnya sumber daya manusia
yang baik dalam hal melakukan
desain jembatan bentang
panjang
• Aplikasi teknologi jembatan
bentang Panjang yang tidak
didukung dengan penelitian yang
disesuaikan dengan kondisi
8. Identifikasi Risiko
Langkah pertama dalam
proses manajemen risiko
yaitu dengan melakukan
identifikasi risiko dalam
suatu proyek. Identifikasi
risiko dilakukan untuk
menemukan sumber-
sumber risiko yang
memiliki kemungkinan
dapat menghambat
jalannya proyek
9. Menurut Budisuanda (2011)
“tahap-tahap awal dari proyek menunjukan
periode ketika ada kesempatan untuk
memperkecil dampak atau pekerjaan di
sekitar risiko potensial. Dan sebaliknya,
ketika proyek berlangsung separuh jalan,
biaya peristiwa risiko yang terjadi meningkat
dengan cepat”
10. NO RISIKO DAMPAK MITIGASI
A Tahap inisiasi
1 Perizinan untuk alih fungsi
lahan/lingkungan yang memerlukan
waktu yang lama.
Keterlambatan dalam
pelaksanaan proyek
karena izin yang
belum dilakukan.
Melakukan perizinan untuk
alih fungsi lahan/lingkungan
pada saat reasibility study
atau sebelum dilakukan
perencanaan.
2 Pihak-pihak yang berjalan sendiri-
sendiri sehingga informasi tidak
tersebar secara merata.
Informasi tidak
tersebar kepada
piha-pihak yang
membutuhkan.
Melakukan rapat koordinasi
dengan mengundang para
pihak-pihak terkait agar
informasi yang dimiliki oleh
satu pihak dapat diterima
oleh pihak lainnya.
3 Kurangnya data-data yang
diperlukan sebagai acuan
perencanaan seperti data tanah,
potensi gempa dan cuaca.
Desain yang tidak
sesuai dengan
kondisi situasi
dilapangan.
Melakukan pengambilan
data dilapangan yang sesuai
dengan kebutuhan desain.
4 Pengaruh ekonomi, sosial dan
lingkungan yang negative terhadap
proyek.
Merencanakan
proyek yang tidak
sesuai dengan
kondisi yang ada.
Melakukan penelaahan
substainability proyek dan
dampaknya dalam segi
ekonomi, social dan
lingkungan.
11. B Tahap perencanaan
1 Perencana yang kurang berpengalaman
dalam mendesain jembatan bentang Panjang.
Kesalahan dalam desain
akibat perencanaan yang
tidak matang.
Melakukan diskusi dengan para
ahli baik dalam maupun luar negeri
untuk membahas desain jembatan
tersebut.
2 Kesalahan dalam mendesain metode
pelaksanaan jembatan.
Keterlambatan dalam
progres pelaksanaan
proyek karena metode
perencanaan yang tidak
direncanakan dengan
baik.
Melakukan diskusi dengan parqa
ahli baik dalam maupun luar negeri
untuk membahas desain jembatan
tersebut dan melakukan simulasi
metode pelaksanaan yang sudah
direncanakan.
3 Kesalahan dalam penggunaan asumsi dalam
desain akibat kurangnya data lapangan.
Desain yang tidak sesuai
dengan kondisi aktual
dilapangan.
Melakukan pengambilan data
dilapangan yang sesuai dengan
kebutuhan desain, sehingga dalam
desain, asumsi yang digunakan
tidak jauh berbeda dengan kondisi
actual dilapangan.
4 Tidak dilakukannya kajian mengenai
kemudahan untuk dibangun (constructability)
dan dipelihara (maintainability)
Kesulitan dalam tahap
pelaksanaan dan
pemeliharaan proyek
Melakukan kajian mengenai
constructability dan maintainability
sebelum masuk kedalam tahap
perencanaan.
12. Analisis risiko
C Tahap eksekusi
1 Kesalahan dalam pemilihan bentuk kontrak
(project delivery system)
Terdapat risiko-risiko tidak
dikelola dengan baik
karena tidak jelas pihak-
pihak mana yang
bertanggungjawab dalam
mengelola risiko tersebut.
Melakukan analisis resiko yang baik
agar risiko yang mungkin terjadi
tertuang dalam kontrak sehingga
dapat dikelola oleh pihak-pihak
yang tepat.
2 Metode pelaksanaan yang kurang jelas pada
kontrak.
Kesalahan metode
pelaksanaan dilapangan
sehingga target mutu dan
waktu tidak sesuai.
Melakukan perencanaan untuk
metode pelaksanaan yang baik,
sehingga dapat tertuang dalam
kontrak dan dipahami oleh pihak-
pihak yang terkait.
3 Quality control dilapangan yang kurang baik. Target mutu tidak sesuai
dengan kontrak.
Melakukan perencanaan dalam
melakukan quality control
dilapangan.
4 Kurangnya pengalaman pengawas dilapangan. Hasil pekerjaan dilapangan
yang kurang baik.
Melakukan pelatihan kepada para
pengawas sesuai dengan pekerjaan
dilapangan.
5 Pengelolaan sumber daya yang kurang baik. Target mutu dan waktu
menjadi tidak sesuai.
Melakukan perencanaan untuk
pengelolaan sumber daya yang
baik.
13. D Tahap Operasional dan
Pemeliharaan
1 Peralatan monitoring jembatan
yang sulit dijangkau oleh tim
pemeliharaan jembatan.
Apabila terjadi
kerusakan pada
alat monitoring
akan sulit untuk
melakuakan
penggantian/peng
ecekan.
Merencanakan
penempatan alat
monitoring dengan
perlengkapan pendukung
seperti tangga untuk
melakukan pengecekan
peralatan yang
terpasang.
2 Operator peralatan monitoring
jembatan yang kurang
berpengalaman.
Kesalahan dalam
interpretasi data
hasil monitoring.
Melakukan pelatihan
kepada tim monitoring
jembatan.
E Risiko Eksternal
1 Cuaca yang buruk. Keterlambatan
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
dilapangan.
Melakukan perencanaan
yang baik dalam
menghadapi
kemungkinan terjadinya
cuaca buruk.
2 Gempa Kerusakan
terhadap struktur
jembatan.
Melakukan desain sesuai
dengan kondisi
kegempaan disekitar
lokasi jembatan.
14. Kesimpulan
Jembatan Selat Sunda merupakan mega proyek
yang diperkirakan membutuhkan biaya proyek
yang cukup besar, sehingga diperlukan
pengelolaan risiko yang baik agar tidak terjadi
keterlambatan, kegagalan mutu, dan
pembengkakan biaya pada saat pelaksanaan
proyek berlangsung dimana, pengelolaan risiko
yang ada terkait pada pemilihan Project
Delivery System yang akan digunakan dalam
proyek tersebut.
15. CREDITS:
This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik
Thanks
Mohon maaf apabila masih ada
kekurangan dalam penulisan
Salam Unity!!!