MODEL-MODEL PEMBELAJARANINOVATIF
Usaha sadar seseorang untuk merubah tingkah laku, melaui interaksi dengan sumber belajar
Perubahan tingkah laku yang dihasilkan bersifat permanen dan ke arah positif.
Perubahan tingkah laku dapat berupa kognitif, afektif, psikhomotorik
Proses belajar hanya bisa berlangsung jika terjadi interaksi antara si belajar dengan sumber belajar
Terjadinya proses belajar tidak selalu harus ada orang yang mengajar
Kegiatan belajar tak dapat diwakili orang lain, harus dialami sendiri oleh si belajar
Mengajar merupakan upaya untuk membuat orang lain belajar
Peran utama (dosen/guru, tutor, Instruktur) adalah menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar pada si belajar
“Model Pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang terorganisir secara sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi dosen dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Syntax
Social System
Principle of Reaction
Support system
Instructional and Nurturant Effect
Ciri model pembelajaran
yang baik
Adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap
Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran
Dosen bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator dalam kegiatan belajar
Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah suatu rancangan /kebijaksanaan dlm memulai serta melaksanakan pengajaran suatu materi pembelajaran yang memberi arah & corak pd metode pengajarannya.
Fungsinya: sbg pedoman umum dan langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yg akan digunakan
Pendekatan Pembelajaran berpusat pada Dosen(Teacher Centered Approach)
Pendekatan Pembelajaran berpusat pada Mahasiswa (Student Centered Approach)
Strategi pembelajaran adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh dosen, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan nya lancar dan tujuannya tercapai secara optimal.
Strategi pembelajaran dikelompokkan dalam :
Expository-Discovery Learning
Group-Individual Learning
Metode pembelajaran dpt dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode ceramah : penuturan secara lisan oleh dosen pada mahasiswa di depan kelas.
Metode tanya jawab : metode mengajar di mana dosen menanyakan hal-hal yang sifatnya faktual.
Metode diskusi: dosen memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah.
Metode kerja kelompok, dengan metode ini mahasiswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Metode demonstrasi & eksperimen:
MODEL-MODEL PEMBELAJARANINOVATIF
Usaha sadar seseorang untuk merubah tingkah laku, melaui interaksi dengan sumber belajar
Perubahan tingkah laku yang dihasilkan bersifat permanen dan ke arah positif.
Perubahan tingkah laku dapat berupa kognitif, afektif, psikhomotorik
Proses belajar hanya bisa berlangsung jika terjadi interaksi antara si belajar dengan sumber belajar
Terjadinya proses belajar tidak selalu harus ada orang yang mengajar
Kegiatan belajar tak dapat diwakili orang lain, harus dialami sendiri oleh si belajar
Mengajar merupakan upaya untuk membuat orang lain belajar
Peran utama (dosen/guru, tutor, Instruktur) adalah menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar pada si belajar
“Model Pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang terorganisir secara sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi dosen dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Syntax
Social System
Principle of Reaction
Support system
Instructional and Nurturant Effect
Ciri model pembelajaran
yang baik
Adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap
Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran
Dosen bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator dalam kegiatan belajar
Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah suatu rancangan /kebijaksanaan dlm memulai serta melaksanakan pengajaran suatu materi pembelajaran yang memberi arah & corak pd metode pengajarannya.
Fungsinya: sbg pedoman umum dan langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yg akan digunakan
Pendekatan Pembelajaran berpusat pada Dosen(Teacher Centered Approach)
Pendekatan Pembelajaran berpusat pada Mahasiswa (Student Centered Approach)
Strategi pembelajaran adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh dosen, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan nya lancar dan tujuannya tercapai secara optimal.
Strategi pembelajaran dikelompokkan dalam :
Expository-Discovery Learning
Group-Individual Learning
Metode pembelajaran dpt dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode ceramah : penuturan secara lisan oleh dosen pada mahasiswa di depan kelas.
Metode tanya jawab : metode mengajar di mana dosen menanyakan hal-hal yang sifatnya faktual.
Metode diskusi: dosen memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah.
Metode kerja kelompok, dengan metode ini mahasiswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Metode demonstrasi & eksperimen:
Keterampilan bertanya
Keterampilan memberikan penguatan
Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mejelaskan
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membimbing kelompok kecil
Keterampilan mengelolah kelas
Keterampilan mengajar kelompok kecil perorangan
Keterampilan mengembangkan dalam menggunakan media
Keterampilan mengembangkan ESQ
Keterampilan bertanya
Keterampilan memberikan penguatan
Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mejelaskan
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membimbing kelompok kecil
Keterampilan mengelolah kelas
Keterampilan mengajar kelompok kecil perorangan
Keterampilan mengembangkan dalam menggunakan media
Keterampilan mengembangkan ESQ
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
PPT Elaborasi Pemahaman untuk Peserta .pdf
1. MODUL 3.3
Pengelolaan Program
yang Berdampak pada Murid
Penulis Modul:
Oscarina Dewi Kusuma, S.Pd., M.Pd.
Indra Sari, M.Pd.
Dr. Siti Suharsih., M.Pd
3. CAPAIAN UMUM
MODUL
● menyadari murid sebagai mitra bagi guru dalam pembelajaran.
● mengupayakan terwujudnya lingkungan sekolah yang mendukung tumbuhnya murid-murid yang
mampu menjadi pemimpin dalam proses pembelajarannya sendiri.
● menerapkan konsep kepemimpinan murid pada program atau kegiatan sekolah.
CAPAIAN KHUSUS
MODUL
● menunjukkan pemahaman tentang konsep kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar
Pancasila.
● Menunjukkan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.
● Menganalisis sejauh mana suara, pilihan dan kepemilikan murid dipertimbangkan dalam program
intrakurikuler/kokurikuler/ekstrakurikuler sekolah untuk mewujudkan lingkungan yang
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
● Mengidentifikasi strategi pelibatan komunitas dalam program sekolah untuk mendukung tumbuhnya
kepemimpinan murid.
● menerapkan satu program/kegiatan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid dan
mempertimbangkan keterkaitannya dengan apa yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya.
TUJUAN PEMBELAJARAN
4. Tujuan Sesi
Melalui diskusi dan tanya jawab dengan instruktur, CGP
dapat mengelaborasi pemahamannya terkait dengan
program atau kegiatan pembelajaran yang
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
5. Konsep yang akan dikuatkan hari ini
• Student Agency/Kepemimpinan Murid → Voice,
Choice, Ownership.
• Lingkungan yang menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid.
• Peran Keterlibatan Komunitas dalam
menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
• BAGJA
6. 3.1 3.2
2.1
2.3
1.1
2.2
1.2
3.3
1.4
1.3
Maksud pendidikan itu adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar
mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat
_______________________
KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4
7. "Besok, di mana
pun Anda berada,
lakukan perubahan
kecil di kelas Anda."
Nadiem Makarim
sumber foto: https://kaltimtoday.co/
8. Tuliskan di kolom chat
Ceritakan pengalaman Bapak/Ibu terlibat dalam sebuah
program (intra, ko, atau ekstra kurikuler) di masa lalu yang
berkesan sampai saat ini? Mengapa pengalaman tersebut
berkesan?
11. R
REFLEKSI = KEREFLEKTIFAN-DIRI (SELF-REFLECTIVENESS)
Mereka memiliki kesadaran yang baik akan
fungsi dirinya, melakukan refleksi atas
efikasi dirinya, kecemerlangan-ketepatan
pikiran dan tindakannya, serta
kebermaknaan dari upaya yang mereka
lakukan dalam pencapaian tujuan. Mereka
melakukan perbaikan jika diperlukan.
V
VISI = PEMIKIRAN KE DEPAN (FORETHOUGHT)
Pemikiran ke depan di sini bukan hanya
sekedar rencana yang mengarahkan masa
depan, namun juga menjadikan visi
(representasi kognitif dari visualisasi masa
depan) sebagai pemandu dan motivasi
tindakan-tindakan mereka saat ini.
I
INTENSI = KESENGAJAAN (INTENTIONALITY)
Bukan hanya niatan, tetapi sudah
termasuk juga rencana tindakan dan strategi
untuk mewujudkannya, mempertimbangkan
keinginan pihak lain, sehingga berupaya untuk
menemukan niatan bersama dan mengelola
kesaling-tergantungan rencana.
Human Agency (Bandura, 2006)
A
AKSI = KEREAKTIFAN-DIRI (SELF-REACTIVENESS)
Mereka bukan hanya perencana dan pemikir ke
depan, namun juga seorang pengendali diri
(self-regulator), yang tidak akan duduk diam dan
menunggu, mereka mengkonstruksi aksi atau
tindakan yang tepat dan untuk memotivasi serta
mengatur eksekusinya.
12. Students Agency*
Kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka
sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan
pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan
berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan
pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan
nyata sebagai hasil proses belajarnya.
*untuk kepentingan pembahasan dalam modul ini, istilah student agency diterjemahkan
sebagai ‘kepemimpinan murid’
13. Kepemimpinan murid adalah tentang
murid yang bertindak secara aktif; dan membuat
keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab,
daripada hanya sekedar menerima apa yang
ditentukan oleh orang lain.
14. Ketika murid menunjukkan agency dalam proses pembelajaran, yaitu
ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana
mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi
yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan
tujuan belajar mereka sendiri.
Lewat proses yang seperti ini, murid-murid akan secara natural
mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar).
Keterampilan belajar ini adalah sebuah keterampilan yang sangat
penting, yang dapat dan akan mereka gunakan
sepanjang hidup mereka.
15. VOICE
adalah gagasan, pandangan,
perhatian, keinginan, kebutuhan
yang diekspresikan oleh murid
melalui partisipasi aktif mereka di
kelas, sekolah, komunitas, dan
sistem pendidikan mereka, yang
berkontribusi pada proses
pengambilan keputusan dan secara
kolektif memengaruhi hasilnya.
OWNERSHIP
adalah saat murid terhubung (baik
secara fisik, kognitif, atau sosial
emosional) dengan apa yang sedang
dipelajari, terlibat aktif dan
menunjukkan minat dalam proses
belajarnya sehingga ia merasa
‘memiliki’ proses belajarnya.
CHOICE
adalah kesempatan yang diberikan
kepada murid untuk memilih cara
dan proses mereka belajar, serta
bagaimana mereka akan
menunjukkan pemahaman mereka.
KEPEMIMPINAN MURID
“Teacher is in control of putting the kids in control ” - Alfie Kohn
16. Ceritakan pengalaman Bapak/Ibu bagaimana
mencoba mempertimbangkan ‘suara’; ‘pilihan’; dan
‘kepemilikan’ murid untuk mendorong tumbuhnya
kepemimpinan murid!
18. CHOICE
● Memberikan kesempatan bagi murid untuk memilih bagaimana mereka menunjukkan pemahamannya terhadap apa yang telah
mereka pelajari.
● Memberikan kesempatan pada murid untuk memilih peran yang dapat mereka ambil dalam sebuah kegiatan.
● Memberikan kesempatan murid untuk memilih cara pengaturan kegiatan.
VOICE
● Memberikan kesempatan murid untuk bertanya, memberikan pendapat, berdiskusi.
● Mendiskusikan keyakinan kelas dan membuat kesepakatan kelas.
● Melibatkan murid dalam memberikan umpan balik terhadap proses belajar yang telah dilakukan.
OWNERSHIP
● Mengajak murid mengatur layout kelas mereka sendiri.
● Meminta pendapat murid untuk menentukan bentuk penugasan.
● Merespon feedback yang diberikan murid.
Bisakah Bapak dan Ibu memberikan contoh lain?
19. Kepemimpinan Murid adalah… Kepemimpinan Murid bukan...
sesuatu yang dapat kita dorong. sesuatu yang bisa kita ‘berikan’ atau ‘ambil’ dari murid
murid mengambil kepemilikan dan
tanggung jawab atas proses
pembelajaran mereka sendiri.
berarti bebas sepenuhnya bagi murid karena murid
tetap membutuhkan bimbingan guru. Terkadang terlalu
banyak pilihan dapat menjadi kontraproduktif dan
bukannya menginspirasi
murid memiliki suara dan pilihan atas apa yang akan
mereka pelajari, bagaimana mereka belajar dan
mengorganisir pembelajaran mereka.
berarti tidak ada akuntabilitas murid. Murid tetap harus
menunjukkan penguasaan pengetahuan, konsep, dan
keterampilan.
murid dapat memilih arah dan cara mencapai tujuan
pembelajaran sendiri.
berarti mengganti peran guru. Murid justru
memerlukan umpan balik, negosiasi, beradu argumen,
tuntunan, coaching dari gurunya di sepanjang proses
pembelajaran.
20. KEMITRAAN
berusaha secara aktif mendengarkan,
menghormati, dan menanggapi ide-ide,
pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif
murid-murid mereka
memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan
minat murid-murid mereka untuk memastikan
proses pembelajaran sesuai untuk mereka
mendorong murid untuk mengeksplorasi minat
mereka dengan memberi mereka tugas-tugas
terbuka
menawarkan kesempatan kepada murid untuk
menunjukkan kreativitas dan mengambil risiko
mempertimbangkan sejauh mana tingkat
bantuan yang harus diberikan kepada murid
berdasarkan informasi yang mereka miliki
menunjukkan minat dan keingintahuan untuk
mendengarkan dan menanggapi setiap aktivitas
murid untuk memperluas pemikiran mereka.
GURU
berusaha untuk memahami tujuan
pembelajaran yang ingin dicapainya
menunjukkan keterlibatan dalam
proses pembelajaran
menunjukkan tanggung jawab dalam
proses pembelajaran
menunjukkan rasa ingin tahu
menunjukkan inisiatif
membuat pilihan-pilihan tindakan
memberikan umpan balik kepada satu
sama lain.
MURID
21. Kesejahteraan (well-being) murid yang optimal adalah sebuah keadaan emosional
yang berkelanjutan yang dicirikan dengan (terutama) suasana hati dan sikap yang positif,
hubungan positif dengan murid lain maupun guru, daya lenting atau ketangguhan,
pengoptimalan kekuatan diri, serta tingkat kepuasan yang tinggi terhadap
pengalaman belajar mereka di sekolah.
_______________
Noble et al. (2008)
Photo by Artem Beliaikin from Pexels
22. 1. Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan
merasakan emosi yang positif.
2. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan
bijaksana.
3. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan
akademik maupun non-akademiknya.
4. Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta
masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
5. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti
tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan
kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.
6. Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses
belajarnya sendiri.
7. Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di
tengah kesempitan dan kesulitan.
______________________________
Noble & McGrath (2016)
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG MENUMBUHKEMBANGKAN
KEPEMIMPINAN MURID
23. Peran Keterlibatan Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid
Konsep Tri Sentra Pendidikan. Kemitraan tri sentra pendidikan adalah
kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang
berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya,
saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun
ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta
didik.
24.
25.
26. Peran Keterlibatan Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid
Murid ‘berada’ dalam lintas komunitas. Mereka dapat berada sekaligus pada:
● komunitas keluarga (anggotanya dapat terdiri orang tua, kakak, adik, pengasuh,
dsb)
● komunitas kelas dan antar kelas (anggotanya dapat terdiri teman sesama murid,
guru)
● komunitas sekolah (anggotanya dapat terdiri dari kepala sekolah, pustakawan,
penjaga sekolah, laboran, penjaga keamanan, tenaga kebersihan, petugas kantin,
dsb)
● komunitas sekitar sekolah (anggotanya dapat terdiri dari RT/RW, tokoh masyarakat
setempat, puskesmas, tokoh agama setempat, dsb)
● komunitas yang lebih luas. (anggotanya dapat terdiri dari organisasi masyarakat,
dunia usaha, media, universitas, DPR, dsb)
27. Peran Keterlibatan Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid
Komunitas memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan lingkungan belajar
yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena:
1. membantu menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan
suara mereka.
2. membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan
suara yang dibuatnya.
3. membantu membentuk identitas diri dan efikasi diri murid yang lebih kuat.
4. membantu murid untuk dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat
memberikan kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat serta
lingkungan di sekitarnya.
28. Beberapa prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam membangun interaksi
murid dengan komunitas
1. Membangun suasana yang menghargai murid. Hal ini agar dalam interaksinya
dengan komunitas, murid akan senantiasa merasa disambut. dipercaya, dan
aman secara fisik dan emosional.
2. Mendengarkan murid. Agar dapat tercipta sikap saling memahami dan saling
percaya, maka perlu ada upaya untuk mendengarkan murid dengan tulus dan
penuh perhatian. Terkadang mungkin tidak mudah melakukan hal ini karena
tidak semua anak-anak mampu mengekspresikan apa yang ada dipikirannya
dengan jelas. Perlu adanya kesabaran dan empati dari komunitas.
29. Beberapa prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam membangun interaksi
murid dengan komunitas
3. Dialog atau komunikasi dengan murid. Saat membangun pemahaman, murid akan
mengkonstruksi pemahamannya melalui proses refleksi dari pengalaman interaksinya
dengan lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Oleh karenanya, berkomunikasi dengan
murid secara demokratis dan setara menjadi penting. Komunikasi ini harus bersifat dua arah
dan bersifat dialog dengan murid, dan bukan bersifat orang dewasa yang ‘memberi perintah’
kepada murid. Dengan meluangkan waktu untuk berdialog dan menanggapi gagasan murid
tentang tindakan mereka, akan membantu murid untuk sampai pada pemahaman.
4. Menempatkan murid dalam kursi kemudi. Dalam proses pembuatan keputusan,
komunitas dapat memberikan saran atau mendorong ide-ide murid, namun pada akhirnya
perlu memastikan bahwa murid lah yang akan mengambil keputusan.