SlideShare a Scribd company logo
Kajian ini dibuat oleh Tim Advokasi dan Kebijakan CarbonEthics
POLICY PAPER
POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF
EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA
KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA
DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU
GLOBAL
POLICY PAPER
POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI
MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU
INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
Maret, 26, 2022
Tanggal Publikasi: Maret, 26, 2022
Penulis: Policy and Advocacy Team - CarbonEthics
Penanggung Jawab: CarbonEthics
Ikhtisar: 1. Mengapa Karbon Biru?
2. Fact Sheet: Potensi Karbon Biru Indonesia
3. Tren Karbon Biru dalam Pasar Karbon Global, Proyek
Karbon, dan Pendanaan Iklim
4. Identifikasi Kebijakan Karbon Biru di Indonesia
5. Rekomendasi: Peran Kebijakan Pesisir dalam Mendukung
Karbon Biru
Cover Photo
Pembibitan Mangrove di Kepulauan Seribu oleh CarbonEthics
1 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS
IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
1. MENGAPA KARBON BIRU?
Meskipun istilah karbon biru (blue carbon) terdengar asing oleh masyarakat pesisir di Indonesia,
namun dengan panjang pesisir yang mencapai 95.181 km serta jumlah pulau yang mencapai
17.504,1 tentunya ekosistem pesisir seperti bakau (mangrove), padang lamun, dan lahan basah
lainnya bukanlah objek yang asing. Salah satu masyarakat bernama Pak Mulyadi yang
merupakan mitra Penulis sempat bercerita, “saya tidak tahu apakah ini ada hubungan atau
tidak, tapi sejak berkurangnya hutan bakau di wilayah ini, kami merasa ada penurunan atas
hasil tangkapan ikan, udang, dan kepiting. Selain itu saya lihat jarak bibir pantai dengan rumah
juga semakin dekat. Sebenarnya saya ingin mempertahankan hutan bakau tapi tidak semua
orang menyetujuinya. Ini dilema bagi saya karena masyarakat tidak melihat ada manfaat
langsung hutan bakau.”2
Keresahan Pak Mulyadi terkait degradasi ekosistem bakau juga pernah disinggung oleh
Pemerintah Indonesia di forum internasional. Pada COP 24 Bonn, Indonesia menjadi salah satu
promotor utama yang mengusung blue carbon sebagai salah satu program strategis
penanggulangan perubahan iklim. Berdasarkan pertemuan awal pada forum Ocean Pathway
Partnership, Indonesia bersama negara rekanan menyampaikan usulan agar karbon biru masuk
kedalam update Nationally Determined Contributions (NDC) baik untuk aksi mitigasi maupun
adaptasi. Usaha ini menjadi pencetus diselenggarakannya COP 25 yang dikenal sebagai Blue
COP karena mengangkat tema pentingnya posisi sumber daya laut dan pesisir sebagai bagian
dalam kebijakan penanggulangan krisis iklim. Pada update NDC terakhir di tahun 2021,
Indonesia juga telah memasukkan elemen kelautan sebagai kerangka adaptasi perubahan iklim
nasional.3 Selain itu RPJMN 2020-2024 secara eksplisit telah menyinggung terminologi “blue
carbon” yang diselaraskan ke dalam program prioritas pembangunan rendah karbon pada
wilayah pesisir.
Ekosistem karbon biru sebenarnya telah memiliki sejarah cukup panjang di Indonesia. Indonesia
sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, memiliki menjadi
menjadi power house dalam mempromosikan karbon biru di global.4 Indonesia juga memiliki
3.5 juta ha Hutan mangrove yang setara dengan hampir seperempat jumlah mangrove di dunia.
Luas tersebut diklaim mampu menyimpan hingga 17% cadangan blue carbon dunia.5 Selain itu
Indonesia memiliki banyak keanekaragaman ekosistem pesisir yang belum terinventarisasi
secara rinci seperti rawa payau, padang lamun, alga, dan lainnya.
1 Data Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada Siaran Pers No. SP204/SJ.04/VIII/2019 tentang Laut Masa Depan
Bangsa, Mari Kita Jaga Bersama.
2 Dokumentasi wawancara CarbonEthics dengan Masyarakat Pulau Bintan.
3 Indonesia Submission on the Document of Updated Nationally Determined Contribution (NDC) and Document of Long-term strategy on
Low Carbon and Climate Resilience 2050.
4 Data World Population Review tahun 2022.
5 BAPPENAS pada National Blue Carbon Workshop 2020.
POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI
KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
| 2
Akan tetapi, perubahan iklim secara tidak sadar telah mengubah wajah geomorfologi pesisir di
Indonesia dengan ancaman kenaikan muka air laut, abrasi disertai kerusakan infrastruktur
wilayah pesisir, turunnya produktivitas nelayan, pemutihan terumbu karang, dan ancaman
lainnya. Ancaman ini diperkirakan akan memberikan dampak langsung pada 1,69 juta nelayan
serta 2.8 juta masyarakat pesisir lainnya. 6 Oleh sebab itu terdapat urgensi untuk
mengembangkan kebijakan pesisir yang memperhatikan daya dukung lingkungan serta
perubahan iklim. Kebijakan ini juga sebisa mungkin tidak hanya bersifat restorasi dan
penambahan infrastruktur, namun juga harus memperhatikan kerangka pendanaan perubahan
iklim sebagai instrumen baru untuk menciptakan peluang ekonomi di kawasan pesisir.
Harapannya potensi ekonomi baru ini dapat menjadi transisi kegiatan ekonomi pesisir yang saat
ini yang memiliki karakter ekstraktif menuju ekonomi biru yang berkelanjutan.
Kertas kebijakan ini akan memberikan uraian umum terkait dengan pengelolaan karbon biru
khususnya kondisi pasar, potensi, hambatan, kebijakan serta rekomendasi yang dapat
dilakukan oleh pemerintah. Penulis menggunakan metode kualitatif dari data bersumber dari
penelitian-penelitian beserta riset yang telah dilakukan oleh peneliti. Untuk melengkapi kajian
ini, peneliti akan menambahkan beberapa temuan yang didapatkan secara praktis di lapangan.
Peneliti berharap temuan dalam penelitian ini dapat menjadi dukungan bagi pemerintah untuk
merebut momentum perubahan iklim.
6 BAPPENAS, 2020, Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir tahun 2020, hlm 33-47.
3 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS
IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
2. FACT SHEET: POTENSI KARBON BIRU INDONESIA
Bagaimana potensi karbon biru dapat mendukung Indonesia sebagai digdaya baru
dalam penanggulangan perubahan Iklim sektor pesisir?
Meskipun ekosistem pesisir hanya menutupi dua persen dari luas wilayah global, ekosistem ini
sepuluh kali lebih efektif dalam menyerap karbon dioksida per area per tahun dibanding
ekosistem darat seperti hutan boreal, subtropis, atau tropis. 7 Ekosistem pesisir meliputi
ekosistem terumbu karang, mangrove, lamun dan lainnya. Terumbu karang dapat menghasilkan
7-15% produksi global kalsium karbonat yang dapat berkontribusi dalam penyerapan karbon.8
Sedangkan lamun memiliki kemampuan menyerap 10% dari seluruh karbon yang ada di lautan
setiap tahunnya dan dapat menyimpan karbon 35 kali lebih cepat daripada hutan tropis untuk
diendapkan selama ribuan tahun pada sedimen di dasar laut. 9 Penyerapan karbon oleh
ekosistem lamun di Indonesia diperkirakan mencapai 5,62 - 8,40 ton karbon per hektar per
tahun,10 dengan kata lain dua kali lebih tinggi dari rata-rata global, yaitu 2,78 tonC/ha/y.11
Potensi ini mengingat luas padang lamun di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia
Tenggara dan berpotensi menjadi salah satu yang terbesar di dunia.12 Jika dikombinasikan
dengan ekosistem mangrove, Indonesia diproyeksikan memiliki sekitar 17% dari karbon biru
dunia.13 Menariknya berdasarkan penelitian yang ada, satu hektar rawa pesisir yang utuh dapat
menyerap karbon yang dikeluarkan 488 mobil di jalan raya Amerika Serikat setiap tahunnya.14
Meskipun potensi karbon biru Indonesia mampu memperlambat pemanasan global, manfaat
tersebut hanyalah salah satu dari banyak manfaat penting lainnya seperti perlindungan garis
pantai, peningkatan kualitas air, produk kayu, dan makanan laut. Dalam konteks perlindungan
pantai misalnya, lamun dapat meredam gelombang, mengurangi energi gelombang yang
mencapai garis pantai di belakangnya. Stabilisasi sedimen oleh akar dan rimpang lamun, serta
serasahnya yang mencapai pantai berperan penting untuk mengendalikan erosi pantai.15 Begitu
juga dengan mangrove di mana akar-akarnya juga dapat mengurangi energi gelombang yang
mencapai pantai sehingga mengurangi dampak gelombang badai yang merupakan salah satu
konsekuensi dari perubahan iklim terhadap komunitas pesisir.16 Mangrove setinggi 2 meter
7 Mcleod, E., et. al, 2011, “A blueprint for blue carbon: toward an improved understanding of the role of vegetated coastal habitats in
sequestering CO2”, Frontiers in Ecology and the Environment, 9(10), hlm.552-560.
8 Zarate-Barrera, T.G. dan Maldonado, J.H., 2015, “Valuing blue carbon: carbon sequestration benefits provided by the marine protected
areas in Colombia”, PloS one, 10(5), hlm. 0126627.
9 The Blue Carbon Initiative, About Blue Carbon, dapat diakses melalui: https://www.thebluecarboninitiative.org/about-blue-carbon
10 Wahyudi, et al., 2018
11 Duarte, C.M., et al., 2013, “Theroleof coastal plantcommunities forclimatechangemitigationandadaptation”, Natureclimatechange,
3(11), hlm.961-968.
12 Thorhaug, A., et al., 2020, “Coastal and estuarine blue carbon stocks in the greater Southeast Asia region: Seagrasses and mangroves
per nation and sum of total”,Marine Pollution Bulletin, 160, hlm.111168.
13 Alongi, D.M., et al., 2016, “Indonesia’s blue carbon: a globally significant and vulnerable sink for seagrass and mangrove carbon”,
Wetlands Ecology and Management, 24(1), hlm.3-13.
14 Berdasarkan penelitian U.S. Environmental Protection Agency tahun 2005.
15 Barbier, E.B., et al., 2011, “The value of estuarine and coastal ecosystem services”, Ecological monographs, 81(2), pp.169-193.
16 ibid.
POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI
KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
| 4
dapat mengurangi tinggi gelombang sebesar 90%, lebih efektif dari rawa asin yang
membutuhkan permukaan gambut setinggi 17 meter untuk dapat memberi dampak yang
sama,17 apalagi jika dibandingkan dengan tanggul buatan. Sebagai contoh pembangunan
tanggul laut di pesisir Jakarta yang dikenal dengan proyek National Capital Integrated Coastal
Development (NCICD) membutuhkan nilai investasi mencapai 5.6 triliun rupiah.18
Berapa Nilai Karbon Biru Indonesia?
Indonesia memiliki potensi karbon yang sangat besar, setara 3,14 miliar tonC di Mangrove dan
0,39 miliar tonC di Lamun yang setara dengan 17% dari karbon biru dunia. Meskipun demikian,
dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia sudah kehilangan 40% dari total Mangrove yang
ada. Hal ini menyebabkan adanya emisi tahunan sebesar 0,07 - 0,21 Pg CO2. Secara umum
emisi dari sektor karbon biru dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar pada
skala global sekitar US$ 6-42 Miliar per tahun. Tentunya pengurangan emisi sektor karbon biru
dapat menjadi salah satu potensi pendapatan bagi Indonesia. Hasil penelitian CIFOR
menunjukan bahwa dengan mitigasi tinggi melalui karbon biru (estimasi 150 juta ton CO2 per
tahun) disandingkan dengan harga karbon pada European Union Emission Trading System (ETS)
sebesar US$ 20 per ton CO2, maka Indonesia berpotensi memperoleh lebih dari US$ 3 miliar
setiap tahunnya.19
Selain proyek pembangunan dan restorasi ekosistem pesisir untuk mitigasi perubahan iklim,
masyarakat internasional juga telah mulai mengevaluasi bagaimana ekosistem karbon biru
dapat lebih diakomodir secara efektif ke dalam kerangka kebijakan iklim yang sudah ada,
termasuk mekanisme pendanaan karbon melalui Reducing Emissions from Deforestation and
Forest Degradation (REDD+) dan mekanisme UNFCCC lainnya.20 Selain itu ekosistem karbon biru
juga memberikan manfaat tidak langsung bagi perekonomian masyarakat pesisir terutama
peran mangrove dalam mina hutan. Mangrove yang direstorasi masyarakat desa Klamana,
Papua Barat dianggap telah meningkatkan hasil dari kegiatan perikanan karena dapat menjadi
lokasi pembenihan ikan, sehingga lebih banyak mangrove dapat meningkatkan jumlah ikan
yang dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat pesisir. 21 Restorasi ini juga terbukti
mencegah masyarakat setempat mengambil karang sebagai alternatif pendapatan, sehingga
ekosistem terumbu karang tersebut menjadi terjaga dan mampu menyediakan lebih banyak
17 PBSO NewsHour, 2019, Climate change pushes Florida’s mangroves north, diakses melalui
https://www.pbs.org/newshour/show/climate-change-pushes-floridas-mangroves-north
18 Data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, diakses melalui https://kppip.go.id/proyek-prioritas/air-dan-
sanitasi/tanggul-laut/
19 The Jakarta Post, 2021, Mangrove Rehabilitation Provides Income for Residents of West Papua During Pandemic, diakses melalui:
https://www.thejakartapost.com/news/2021/10/08/mangrove-rehabilitation-provides-income-for-residents-of-west-papua-during-
pandemic.html
20 Herr, D., et al., 2012. Blue carbon policy framework 2.0: based on the discussion of the International Blue Carbon Policy Working Group.
IUCN.
21The Jakarta Post, 2021, Mangrove Rehabilitation Provides Income for Residents of West Papua During Pandemic, diakses melalui:
https://www.thejakartapost.com/news/2021/10/08/mangrove-rehabilitation-provides-income-for-residents-of-west-papua-during-
pandemic.html
5 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS
IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
hasil tangkapan ikan.22 Peningkatan ekosistem ini juga mampu menopang oleh kelangsungan
habitat karang dan mangrove, lamun dapat mendukung kehidupan 40,000 ikan dan 50 juta
invertebrata kecil per acre, dan biasanya ada sekitar 10 hingga ratusan jenis hewan yang tinggal
di ekosistem lamun yang sehat23. Keberadaan ekosistem karbon biru ini juga dapat memiliki
potensi sebagai kawasan wisata yang dapat menghasilkan nilai ekonomi sekitar Rp
21,075,250/ha/tahun atau setara dengan Rp. 8,6 juta rupiah per kepala keluarga jika dikelola
dengan baik.
22 National Oceanic and Atmospheric Administration, 2019, Coral Reef Ecosystem, diakses melalui:
https://www.noaa.gov/education/resource-collections/marine-life/coral-reef-ecosystems
23 Smithsonian, 2018, Seagrass and Seagrass Beds, diakses melalui: https://ocean.si.edu/ocean-life/plants-algae/seagrass-and-
seagrass-beds
POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI
KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
| 6
3. TREN KARBON BIRU DALAM PASAR KARBON GLOBAL,
PROYEK KARBON, DAN PENDANAAN IKLIM
Perkembangan Infrastruktur Perdagangan Karbon Biru Global
Meskipun perdagangan karbon karbon biru pada skala domestik terbilang belum populer,
beberapa carbon crediting standart telah meluncurkan sertifikasi kredit khusus bagi proyek
karbon biru. Situasi ini didorong sejak IPCC memperkenalkan standar akuntansi karbon biru
pada tahun 2013.24 Sebagai contoh, Verra sebagai perusahaan sertifikasi pengurangan emisi
karbon ternama skala global, melakukan registrasi proyek konservasi blue carbon pertama
mereka di Kolombia pada tahun 2020.25 Sampai saat ini Verra sudah menerbitkan 970,000
kredit karbon untuk proyek blue carbon. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah dengan
bertambahnya proyek blue carbon secara drastis dengan satu proyek diperkirakan dapat
menyerap jutaan ton CO2 ekuivalen setiap tahunnya.26 Selain itu juga terdapat proyek blue
carbon di negara Kenya yang merambah ke ranah pasar karbon sukarela melalui sertifikasi Plan
Vivo, dimana proyek ini telah memberikan manfaat kepada masyarakat dari hasil penjualan
kredit karbon sejak tahun 201427. Offset karbon dari sektor blue carbon juga memiliki potensi
yang cukup besar, sebagai contoh institusi bernama Cooleeffect.org yang berbasis di Amerika
Serikat menetapkan harga US$ 23 untuk setiap ton CO2 dan berfokus pada kegiatan menjaga
dan membangun kembali ekosistem pesisir.28
Perdagangan karbon biru awalnya didesain sebagai mekanisme insentif untuk mencegah
terjadinya degradasi serta konversi kawasan pesisir. Namun pada perkembangannya proyek-
proyek karbon biru juga mengkaji keekonomian disamping pada aspek lingkungan atau
ekonomi secara luas. Dari aspek positif yang dimilikinya, proyek karbon biru tentunya memiliki
implikasi bagi kondisi ekonomi pesisir yang bergantung pada perikanan, salah satu yang paling
besar adalah sektor tambak dan budidaya perikanan. Untuk berinvestasi dalam konservasi
sumber daya dan menggantikan kondisi tambak, tentunya proyek karbon biru harus memiliki
penghasilan yang menjanjikan. Sebagai contoh kasus adalah budidaya tambak udang yang
menjadi salah satu penyebab konversi lahan mangrove.29 Pendapatan dari industri ini secara
global berkisar dari 7 juta hingga 360 juta per hektar dengan rata-rata sekitar 60 juta per hektar
per tahun. Ini berarti bahwa untuk mengganti pendapatan dari dari industri ini, penghasilan yang
didapat dari perdagangan karbon harus melewati harga tersebut. Dengan kata lain untuk
24 Hiraishi et al., 2014, 2013 Supplement to the 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories: Wetlands, Switzerland,
IPCC.
25 https://verra.org/press-release-verra-has-registered-its-first-blue-carbon-conservation-project/
26 https://e360.yale.edu/features/why-the-market-for-blue-carbon-credits-may-be-poised-to-take-off
27 https://www.planvivo.org/mikoko-pamoja
28 https://www.cooleffect.org/project/sea-of-change
29 Tambak udang berperan dalam mempercepat laju kerusakan hutan mangrove di Indonesia dengan rata-rata 58 ribu hektar per tahun
(Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2018)
7 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS
IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
mengganti pendapatan dari petani tambak, maka harga karbon harus mencapai setidaknya
US$15 hingga US$20 per hektar.30
Proyek Karbon Global: Wajah Ekonomi Baru di Wilayah Pesisir
Beberapa negara telah memulai proyek karbon biru untuk mendukung agenda perubahan iklim
dan menciptakan model ekonomi baru bagi masyarakat pesisir. Proyek ini tidak selalu dilakukan
di hutan mangrove, bebebera juga dapat dilakukan pada kawasan rawa pesisir, delta, hutan
hujan laut (kelp), dan ekosistem pesisir lainnya. Indonesia tercatat telah memulai beberapa
proyek karbon secara voluntary dengan skema pembayaran jasa lingkungan dan clean
development mechanism (CDM), namun jumlahnya sangat sedikit dan belum terdokumentasi
dengan baik. Oleh sebab itu pada kajian kali ini penulis akan memaparkan beberapa
perbandingan proyek karbon biru yang menarik dan telah berjalan di beberapa negara.
Perbandingan beberapa proyek karbon biru pada narasi selanjutnya hanya bertujuan untuk
menunjukan potensi ekonomi baru di beberapa negara jika implementasi perdagangan karbon
biru dikelola dengan baik.
Jepang: Yokohama Blue Carbon Project
Yokohama merupakan salah satu kota di Jepang yang terletak di Teluk Tokyo dan langsung
berbatasan dengan garis pantai Samudra Pasifik Jepang. Kota ini merupakan anggota dari Cities
Climate Leadership Group (C40) yang juga diikuti oleh Jakarta. Yokohama sudah memulai proyek
karbon biru sejak tahun 2014 dengan mengandalkan ekosistem perairan dangkal (SCE) yang
dikombinasikan dengan pengelolaan marine energy dan biomassa untuk menyerap Co2.
Pemerintah juga menyesuaikan kebijakan dengan memasukkan proyek ini kedalam Yokohama
City Action Plan for Global Warming Countermeasures. Selain itu pada tahun 2017, pemerintah
kota Yokohama membuat metodologi khusus sektor kelautan yang diimplementasikan pada
pada kapal tunda secara bertahap.
Proyek Yokohama merupakan proyek karbon biru perintis dan saat ini menjadi salah satu dari 3
(tiga) proyek karbon biru di jepang. Jika umumnya proyek karbon dilakukan pada hutan
mangrove, Proyek Yokohama justru dilaksanakan pada padang lamun, macroalgal beds, dan
macroalgae aquaculture. Pada tahun 2020 proyek ini berhasil mencatatkan pendapatan bersih
sekitar 650 juta rupiah dari penjualan karbon sebesar 120.3 t CO2. Proyek ini mendorong
dicetusnya dua proyek karbon biru lainnya di Jepang yakno Fukuoka BC Credit (2019) dan J-Blue
Credit (2021).
30 Daniel M. Analogi, 2017, Blue Carbon Coastal Sequestration for Climate Change Mitigation 2, hlm. 40
POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI
KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
| 8
Kenya: Mikoko Pamoja Project31
Mikoko Pamoja merupakan proyek karbon biru yang diimplementasikan pada 117 hektar hutan
mangrove yang berlokasi di teluk Gazi, Kenya. Proyek ini diinisiasi karena tingginya konversi
hutan mangrove yang disebabkan 80% masyarakat melakukan aktivitas tambak dan
menggunakan kayu dari hutan mangrove sebagai material bangunan. Menariknya proyek ini
dikelola oleh masyarakat dengan pendanaan jasa lingkungan dari pasar sukarela pada lembaga
sertifikasi karbon “Plan Vivo”. Oleh sebab itu proyek ini terkenal sebagai proyek karbon biru
pertama di dunia yang dikelola oleh masyarakat.
Proyek ini pada awalnya didukung oleh Kenya National Marine Fisheries Research Institute
(KMFRI) dan organisasi dari Inggris dan amerika serikat. Pada tahun 2015, Plan vivo telah
menerbitkan serta berhasil menjual 2,215 kredit karbon yang berasal dari proyek mikoko
pamoja dengan rentang harga 6.50 USD - 10.00 USD. Rata-rata per tahunnya proyek ini dapat
menghasilkan kurang lebih $12,500 USD yang seluruhnya diserahkan kepada masyarakat untuk
dikelola. Karbon yang dihitung pada proyek ini hanyalah karbon yang terkandung dalam
mangrovenya, sementara karbon pada tanah dikecualikan mengingat lahan tersebut
merupakan hutan nasional yang dimiliki oleh negara.
India: Sundarbans Mangrove Restoration Project32
Sundarbans merupakan wilayah kepulauan yang tersebar di wilayah benggala barat India.
Wilayah ini sebelumnya kehilangan lebih dari 28% tutupan lahan dalam kurun waktu 40 tahun
terakhir disebabkan lonjakan penduduk dan maraknya tambak udang. Proyek karbon biru ini
bertujuan untuk merestorasi wilayah sundarbans melalui penanaman 6,000 hektar mangrove
yang dapat menyerap karbon sebesar 51,249 tCO2eq per tahunnya. Proyek ini dimulai sejak
tahun 2010 dan akan berakhir pada tahun 2030. 33 Proyek restorasi ini memiliki target
penanaman 6000 ha mangrove selama tiga tahun yang diproyeksikan akan menyimpan
700.000 ton karbon selama 20 tahun. Sejauh ini, penanaman dan restorasi mangrove proyek
ini jika digabungkan telah mencapai 5600 ha, dan jumlah karbon yang diserap hampir tiga kali
lipat dari jumlah yang diharapkan.
Proyek sundarbans disertifikasi oleh VCS dibawah kerangka Afforestation, Reforestation, and
Restoration (ARR). Karbon kredit telah dikeluarkan pertama kali pada bulan September tahun
2015. Proyek ini telah menjadi lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar yang bertugas
sebagai “Teman Hutan”. Mereka yang melakukan penanaman atau petani bakau biasanya
bekerja selama sekitar 4 jam sehari saat air surut dan mendapat upah sekitar 500-600 ribu
rupiah per bulan. Manajer proyek di proyek dapat dibayar sekitar 1,2 juta rupiah per bulan dan
petugas lapangan sekitar 2.5 juta per bulan. Dampak ekonomi ini juga tidak hanya dirasakan
31 Lindsay Wylie, et.al, Keys to successful blue carbon projects: Lessons learned from global case studies, Marine Policies 65 (2016) hlm.
78-79
32 Lindsay Wylie, et.al, Keys to successful blue carbon projects: Lessons learned from global case studies, Marine Policies 65 (2016) hlm.
80-81
33 https://www.reddprojectsdatabase.org/view/project.php?id=603
9 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS
IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
oleh “Teman Hutan” melainkan juga membibit mangrove. Mereka yang membesarkan bibit
dibayar per anakan. Harga sampai saat ini berkisar antara 100-500 rupiah per anakan,
tergantung pada spesies (yaitu, Avicennia, Ceriops, Rhizophora, Hereteira, Excoecaria) dengan
total 0,8 juta anakan sudah ditanam pada tahun 2016.
Sumber Pendanaan Proyek Karbon Biru
Proyek karbon biru saat ini sudah mendapat dukungan pendanaan yang dapat berasal dari
anggaran negara, pengembangan pilot project, private, dan hasil transaksi perdagangan karbon.
Namun pada beberapa proyek karbon yang ada, pemerintah atau lembaga lain biasanya
memberikan dukungan finansial pada tahap awal pengembangan proyek, sebelum kredit
karbon dapat dijual. Tabel dibawah mengidentifikasi beberapa jenis aktivitas/proyek karbon biru
beserta dengan potensi sumber pendanaannya:34
No. Proyek Tempat
Pelaksanaan
Sumber
pendanaan
Sifat
Manfaat
1 NAMAs/NAPAs35 D DO, I R
2. Climate-related ODA36 D I R
3. Bilateral or Multilateral Activities37 D, DV DO, I R
4. REDD+38 D I F
5. Voluntary Offsets 39 D, DV P R, F
6. Compliance Offsets (CDM or Paris
Agreement)40
D P F
7. Domestic Compliance Offset (Pajak
Karbon, Emission Trading System)41
D, DV P R
34 Daniel M. Analogi, 2017, Blue Carbon Coastal Sequestration for Climate Change Mitigation 2,
35 Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) merupakan komitmen yang dilaksanakan oleh
berkembang berdasarkan kerangka UNFCCC. Sementara itu National Adaptation Programmes of Action (NAPAs), merupakan NAMAs yang
berlaku pada beberapa negara berkembang khusus namun Indonesia tidak termasuk didalamnya.
36 Official Development Assistant (ODA) merupakan bagian dari bantuan Pembangunan OECD yang mempromosikan dan secara khusus
menargetkan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan negara-negara berkembang, termasuk terkait dengan agenda perubahan iklim.
37 Perjanjian antara dua (bilateral) atau beberapa (multilateral) negara untuk membiayai proyek karbon biru.
38 REDD+ merupakan akronim dari Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (plus: role of conservation, sustainable
management of forest carbon stocks in developing countries). REDD+ adalah langkah-langkah yang didesain untuk menggunakan insentif
keuangan guna mengurangi emisi dari gas rumah kaca, deforestasi, dan degradasi hutan. REDD+ mencakup juga hutan mangrove dan
ekosistem pesisir.
39 Offset emisi secara sukarela baik dari pasar domestik maupun internasional
40 Offset juga dapat dilakukan oleh negara melalui skema Clean Development Mechanism untuk mencapai target NDC nya
41 Indonesia baru saja memperkenalkan instrumen nilai ekonomi karbon yang didalamnya memuat batas atas emisi untuk perdagangan
karbon wajib dan pajak karbon. Dua instrumen ini dapat menjadi salah satu pendanaan yang menjanjikan bagi proyek karbon di Indonesia.
POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI
KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
| 10
8. CSR Project42 D, DV P R
9. Others (Green Bonds, Sukuk, etc)43 D, DV DO, I, P R
Catatan:
D: Negara Berkembang
DV: Negara Maju
DO: Domestic Public Finance (APBN/APBD)
I: International Public Finance (Pendanaan Publik dari negara lain atau organisasi publik
internasional)
P: Private (Swasta)
R: Remain (Tetap)
F: Flows (Mengalir)
42 Proyek tanggung jawab sosial perusahaan merupakan skema voluntary namun saat ini cukup mengambil peran dalam rehabilitasi
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
43 Pendanaan lain disini merupakan instrumen pasar uang yang digunakan untuk mengembangakan proyek-proyek iklim skala besar dan
kompleks. Beberapa instrumen ini telah digunakan beberapa proyek energi terbarukan di Indonesia.
11 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS
IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
4. IDENTIFIKASI KEBIJAKAN KARBON BIRU DI INDONESIA
Meskipun secara internasional sudah terdapat beberapa mekanisme akuntansi dan
pengkreditan khusus karbon biru, namun standar tersebut disusun sesuai kebutuhan pasar yang
umum sehingga tidak didesain untuk mengakomodasi kompleksitas keadaan sosial dan sistem
ekologis secara spesifik.44 Oleh sebab itu peran negara sangat diperlukan untuk menjembatani
potensi ekonomi karbon biru melalui perumusan peraturan yang suportif.
No. Kebijakan
Peraturan
Menyebut
“karbon biru”
Penjelasan, Program, dan/atau Aksi
terkait
Pemangku
kepentingan
program
1 NDC Implisit Lautan sebagai elemen baru yang
dielaborasi dalam kerangka adaptasi
melalui perlindungan wilayah pesisir
melalui 2 strategi
Strategi 1 - memasukkan adaptasi
sebagai kebijakan dan program
wilayah pesisir dan lautan: adaptasi
berbasis ekosistem, pengelolaan
mangrove terintegrasi, pengendalian
pencemaran dan sampah plastik di
laut
Strategi 2 pengembangan zona pesisir
tangguh iklim: peningkatan kesadaran
publik, restorasi kawasan pesisir,
peningkatan mata pencaharian
masyarakat wilayah pesisir
Tidak Dirujuk
Spesifik
Pemerintah
Pusat (seluruh
instansi terkait
dikoordinasikan
Kementerian
LHK)
2. Medium
Term 2021-
2024
Eksplisit Menjadi Bagian dari prioritas
pembangunan rendah karbon melalui
inventarisasi dan rehabilitasi
ekosistem pesisir dan kelautan.
target penurunan emisi gas rumah
kaca terhadap baseline pada sektor
pesisir dan kelautan (target tahun
Tidak Dirujuk
Spesifik
44 Daniel M. Analogi, 2017, Op.Cit, hlm. 43
POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI
KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
| 12
2024: 7,3%)
Luas pemulihan ekosistem mangrove
dan pantai 50.000 ha pada tahun
2024
Pemulihan kawasan pesisir dan pulau-
pulau kecil yang dipulihkan sebanyak
26 lokasi pada 2024
Persentase penurunan potensi
kehilangan PDB akibat bahaya iklim di
sektor kelautan dan pesisir 0,732%
PDB pada tahun 2024.
3. Long-Term
Strategy for
Low Carbon
and Climate
Change
Eksplisit Kegiatan berbasis pesisir dan laut
menjadi bagian
Program pemulihan COVID-19, yang
mencakup penanaman mangrove
seluas 15 ribu hektar restorasi
terumbu karang seluas 50 hektar di
kawasan wisata bahari di Bali pada
2020.
Tidak Dirujuk
Spesifik
4. Rencana
Aksi
Kebijakan
Kelautan
Indonesia
2021-2025
Implisit Inventarisasi dan rehabilitasi ekosistem
pesisir dan kelautan termasuk program
penanaman mangrove
Tersedianya Ahli Bidang Sekuestrasi
Karbon pada Lamun dan Ahli Bidang
Monitoring tfiumbu karang dan
ekosistem laut.
KKP, BRIN
5. Perpres
NEK
(Perpres 98
Tahun
2021)
Eksplisit Mitigasi Perubahan Iklim untuk Sektor
kelautan atau blue carbon
dilaksanakan oleh KKP.
Kebijakan Sektor kelautan atau blue
carbon dilaksanakan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan dapat dipertimbangkan
dalam Aksi Mitigasi Perubahan iklim
Sektor lain untuk Sektor kelautan atau
Kementerian KKP
13 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS
IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
blue carbon dalam rangka pencapaian
target NDC.
Meskipun hasil identifikasi kebijakan diatas menunjukan referensi atas karbon biru belum
banyak, akan tetapi hal ini menjadi wajar mengingat pengaturan blue carbon di Indonesia
sangatlah sektoral dan melibatkan beberapa lembaga. Namun menariknya secara jelas KKP
tidak hanya diamanatkan untuk sektor adaptasi melainkan juga mitigas perubahan iklim. Hal
ini sejalan dengan penerbitan Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia 2021-2025 yang
telah mengidentifikasi penyimpanan karbon sebagai salah satu indikator penting.
POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI
KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
| 14
5. REKOMENDASI: PERAN KEBIJAKAN PESISIR DALAM
MENDUKUNG KARBON BIRU
Pelaksanaan aktivitas penanggulangan iklim sektor pesisir atau dikenal karbon biru merupakan
merupakan isu lintas sektoral. Keunikan karena lintas sektoral ini dapat menjadi tantangan
tersendiri sehingga melakukan identifikasi dan sinkronisasi kewenangan atas lembaga menjadi
penting. Paradigma pengelolaan iklim sektor pesisir juga mengalami perkembangan dari yang
sebelumnya hanya berfokus pada adaptasi kemudian juga memasukkan agenda mitigasi.
Dengan nilai ekonomi karbon biru pada pesisir yang berlimpah, momen ini dapat direbut oleh
pemerintah untuk menciptakan ekonomi biru yang berkelanjutan. Potensi ekonomi ini dapat
dimaknai secara holistik di mana masyarakat mendapatkan mata pencaharian baru yang tidak
lagi destruktif, pemerintah tetap mendapatkan penerimaan negara, dan agenda iklim tetap
berjalan secara bersamaan.
Berikut beberapa rekomendasi sederhana yang dapat direkomendasikan penulis:
1. Mendukung pengembangan karbon biru melalui pembentukan payung hukum khusus
karbon biru untuk mengakomodir 3 (tiga) prioritas issue sebagai berikut:
a. melakukan integrasi kewenangan masing-masing instansi pemerintah untuk
menemukan ruang pengaturan yang efektif dalam rangka mencegah konflik tenurial dan
overlapping perizinan pada kawasan pesisir sehubungan dengan implementasi proyek
karbon biru;
b. memasukan proyek karbon biru secara eksplisit pada dokumen perencanaan (roadmap,
rencana aksi, rencana zonasi, dan terkait lainnya) pada tingkat nasional dan tingkat
daerah, dalam rangka menjamin keberlanjutan proyek karbon biru; dan
c. mengidentifikasi dan/atau memperbesar alokasi anggaran baik dari anggaran negara
(APBN/APBD) atau akses pendanaan lainnya untuk mendukung proyek karbon biru
terutama pada tahun-tahun awal pengembangan proyek karbon biru di Indonesia.
2. Melakukan identifikasi, peluncuran terminologi baru serta peningkatan kapasitas bagi
lapangan pekerjaan baru yang muncul dari era krisis iklim khususnya untuk pekerja proyek
karbon biru termasuk, petani bakau, plant nursery, sahabat hutan, dan potensi-potensi
pekerjaan baru lainnya.
3. Mengutamakan pendekatan scientific dan community based employment dalam perumusan
kebijakan restorasi, memperkenalkan teknologi untuk mendukung keberhasilan restorasi
ekosistem karbon biru, serta membuat kerangka penghitungan karbon biru serta emisi
sektor kelautan, dalam rangka menghadirkan data-base serta informasi terintegrasi.
4. Peningkatan status hutan mangrove sebagai hutan lindung atau Kawasan Ekosistem
Esensial untuk menghindari terjadinya alih lahan serta sebagai alternatif kebijakan
moratorium.
5. Diversifikasi ekonomi dari karbon biru.
15 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS
IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
REFERENSI
Publikasi
A’an, J.W., Prayudha, B., Dharmawan, I.W.E., Irawan, A., Abimanyu, H., Meirinawati, H., Surinati, D., Syukri, A.F.,
Yuliana, C.I., Yuniati, P.I., 2018, February. Carbon sequestration index as a determinant for climate change
mitigation: Case study of Bintan Island. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol.
118, No. 1, p. 012050). IOP Publishing.
Alongi, D.M., Murdiyarso, D., Fourqurean, J.W., Kauffman, J.B.,Hutahaean, A., Crooks, S., Lovelock, C.E., Howard,
J., Herr, D., Fortes, M., Pidgeon, E., 2016. Indonesia’s blue carbon: a globally significant and vulnerable
sink for seagrass and mangrove carbon. Wetlands Ecology and Management, 24(1), pp.3-13.
Barbier, E.B., Hacker, S.D., Kennedy, C., Koch, E.W., Stier, A.C., Silliman, B.R., 2011. The value of estuarine and
coastal ecosystem services. Ecological monographs, 81(2), pp.169-193.
Duarte, C.M., Losada, I.J., Hendriks, I.E., Mazarrasa, I., Marbà, N., 2013. The role of coastal plant communities for
climate change mitigation and adaptation. Nature climate change, 3(11), pp.961-968.
Herr, D., Pidgeon, E., Laffoley, D.D.A., 2012. Blue carbon policy framework 2.0: based on the discussion of the
International Blue Carbon Policy Working Group. IUCN.
Mcleod, E., Chmura, G.L., Bouillon, S., Salm, R., Björk, M., Duarte, C.M., Lovelock, C.E., Schlesinger, W.H.,
Silliman,B.R.,2011.Ablueprintforbluecarbon:toward an improvedunderstandingoftheroleofvegetated
coastal habitats in sequestering CO2. Frontiers in Ecology and the Environment, 9(10), pp.552-560.
Sathirathai, S. dan Barbier, E.B., 2007. Valuing mangrove conservation in southern Thailand. Contemporary
economic policy, 19(2), pp.109-122.
Thorhaug, A., Gallagher, J.B., Kiswara, W., Prathep, A., Huang, X., Yap, T.K., Dorward, S., Berlyn, G., 2020. Coastal
and estuarine blue carbon stocks in the greater Southeast Asia region: Seagrasses and mangroves per
nation and sum of total. Marine Pollution Bulletin, 160, p.111168.
Unsworth, R.K., Ambo-Rappe, R., Jones, B.L., La Nafie, Y.A., Irawan, A., Hernawan, U.E., Moore, A.M., Cullen-
Unsworth, L.C., 2018. Indonesia's globally significant seagrass meadows are under widespread threat.
Science of the Total Environment, 634, pp.279-286.
Widiastuti, M.M., Ruata, N.N. and Arifin, T., 2016. Valuasi ekonomi ekosistem mangrove di wilayah pesisir
Kabupaten Merauke. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 11(2), pp.147-159.
Wylie, L., Sutton-Grier, A.E. and Moore, A., 2016. Keys to successful blue carbon projects: lessons learned from
global case studies. Marine Policy, 65, pp.76-84.
Zarate-Barrera, T.G. dan Maldonado, J.H., 2015. Valuing blue carbon: carbon sequestration benefits provided by
the marine protected areas in Colombia. PloS one, 10(5), p.e0126627.
Website or Online Dokumen
https://blogs.worldbank.org/eastasiapacific/indonesias-green-belt-mangroves-local-and-global-benefits
https://thedocs.worldbank.org/en/doc/bf89c8410bd8fc5f14d22540f17fc4f7-
0070012021/original/FactSheet-Indonesia-Mangrove-ENG.pdf
POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI
KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
| 16
https://www.worldbank.org/en/news/feature/2021/07/26/mangrove-conservation-and-restoration-
protecting-indonesia-climate-guardians
https://www.pbs.org/newshour/show/climate-change-pushes-floridas-mangroves-north
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4446267/
https://www.thebluecarboninitiative.org/about-blue-
carbon#:~:text=Although%20seagrasses%20account%20for%20less,much%20carbon%20than%20terrestrial
%20forests
https://verra.org/press-release-verra-has-registered-its-first-blue-carbon-conservation-project/
https://www.planvivo.org/mikoko-pamoja
https://e360.yale.edu/features/why-the-market-for-blue-carbon-credits-may-be-poised-to-take-off
https://www.cooleffect.org/project/sea-of-change
https://www.cifor.org/publications/pdf_files/brief/7058-policybrief.pdf
https://www.thejakartapost.com/news/2021/10/08/mangrove-rehabilitation-provides-income-for-residents-
of-west-papua-during-pandemic.html
https://www.noaa.gov/education/resource-collections/marine-life/coral-reef-ecosystems
https://ocean.si.edu/ocean-life/plants-algae/seagrass-and-seagrass-beds
http://ejournal-
balitbang.kkp.go.id/index.php/sosek/article/view/3856#:~:text=Hasil%20penelitian%20menunjukkan%20b
ahwa%20nilai,juta%20rupiah%20per%20kepala%20keluarga.
https://www.bkpm.go.id/en/publication/detail/news/blue-economy-holds-the-key-to-indonesias-
sustainable-prosperity
https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-
pendukung/kkp/DATA%20KKP/Materi%20Paparan%20OOC%202018/Stage%202%20-
%2030%20Okt%202018/PPT%20ICCTF_Ocean%20Talks_FINAL.pdf
https://kkp.go.id/djprl/p4k/artikel/36987-mengapa-indonesia-perlu-mendorong-agenda-karbon-biru
https://www.bps.go.id/publication/2020/11/27/643ef35d3f0ddd761b85d074/statistik-sumber-daya-laut-
dan-pesisir-2020.html
https://www.mongabay.co.id/2019/06/25/indonesia-kembali-serukan-blue-carbon-untuk-penanganan-
perubahan-iklim/
https://wwfint.awsassets.panda.org/downloads/wwf_report_karbonbiru_coraltriangle.pdf
https://wri-indonesia.org/id/blog/mempromosikan-karbon-biru-indonesia-untuk-mencapai-pembangunan-
triple-win
https://www.icctf.or.id/mulai-dari-karbon-biru-untuk-menyelamatkan-bumi/
http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6047/strategi-pengelolaan-karbon-biru-di-indonesia

More Related Content

Similar to Policy Brief - Tren dan Nilai Ekonomi Karbon Biru oleh CarbonEthics .pdf

CCN business plan Indonesian version
CCN business plan Indonesian versionCCN business plan Indonesian version
CCN business plan Indonesian version
Antal Boros
 
Pipib untuk-emisi-karbon
Pipib untuk-emisi-karbonPipib untuk-emisi-karbon
Pipib untuk-emisi-karbonDaud Sutrisno
 
Zero Waste Research
Zero Waste ResearchZero Waste Research
Zero Waste Research
SMTI Pontianak
 
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklimPeran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklimYayasan CAPPA
 
Pengelolaan Sumber Daya Air dalam menghadapi dampak perubahan iklim global
Pengelolaan Sumber Daya Air dalam menghadapi dampak perubahan iklim globalPengelolaan Sumber Daya Air dalam menghadapi dampak perubahan iklim global
Pengelolaan Sumber Daya Air dalam menghadapi dampak perubahan iklim global
pariatmono
 
skripsiku tentang bagaimana berbagi itu pintar
skripsiku tentang bagaimana berbagi itu pintarskripsiku tentang bagaimana berbagi itu pintar
skripsiku tentang bagaimana berbagi itu pintar
malau9
 
Contribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economyContribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economyAndino Maseleno
 
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDCAdaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
CIFOR-ICRAF
 
CCN Business plan edisi bahasa malaysia
CCN Business plan edisi bahasa malaysiaCCN Business plan edisi bahasa malaysia
CCN Business plan edisi bahasa malaysia
Antal Boros
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisirAry Ajo
 
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Mujiyanto -
 
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
Asramid Yasin
 
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisataManfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisataDendhy Nugraha
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Luhur Moekti Prayogo
 
Konsep Jasa Layanan Lingkungan
Konsep Jasa Layanan LingkunganKonsep Jasa Layanan Lingkungan
Konsep Jasa Layanan Lingkungan
MeydellaRizkova
 
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
robert peranginangin
 
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan flmodul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
Mohd. Yunus
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Abida Muttaqiena
 

Similar to Policy Brief - Tren dan Nilai Ekonomi Karbon Biru oleh CarbonEthics .pdf (20)

CCN business plan Indonesian version
CCN business plan Indonesian versionCCN business plan Indonesian version
CCN business plan Indonesian version
 
Pipib untuk-emisi-karbon
Pipib untuk-emisi-karbonPipib untuk-emisi-karbon
Pipib untuk-emisi-karbon
 
Zero Waste Research
Zero Waste ResearchZero Waste Research
Zero Waste Research
 
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
 
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklimPeran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Peran kehutanan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
 
Pengelolaan Sumber Daya Air dalam menghadapi dampak perubahan iklim global
Pengelolaan Sumber Daya Air dalam menghadapi dampak perubahan iklim globalPengelolaan Sumber Daya Air dalam menghadapi dampak perubahan iklim global
Pengelolaan Sumber Daya Air dalam menghadapi dampak perubahan iklim global
 
skripsiku tentang bagaimana berbagi itu pintar
skripsiku tentang bagaimana berbagi itu pintarskripsiku tentang bagaimana berbagi itu pintar
skripsiku tentang bagaimana berbagi itu pintar
 
Contribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economyContribution of ocean sectors to the green economy
Contribution of ocean sectors to the green economy
 
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdfPlastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
Plastik n Sampah Pantauan Oktober 2023.pdf
 
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDCAdaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDC
 
CCN Business plan edisi bahasa malaysia
CCN Business plan edisi bahasa malaysiaCCN Business plan edisi bahasa malaysia
CCN Business plan edisi bahasa malaysia
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
 
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
 
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...
 
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisataManfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
 
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
Makalah Desalinasi - Perkembangan Teknologi Desalinasi Air Laut (By. Putri Wi...
 
Konsep Jasa Layanan Lingkungan
Konsep Jasa Layanan LingkunganKonsep Jasa Layanan Lingkungan
Konsep Jasa Layanan Lingkungan
 
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
 
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan flmodul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 

Recently uploaded

CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Pelita9
 
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
muhammadarsyad77
 
Presentation Naskah Akademik RIPPDAMK2.pptx
Presentation Naskah Akademik RIPPDAMK2.pptxPresentation Naskah Akademik RIPPDAMK2.pptx
Presentation Naskah Akademik RIPPDAMK2.pptx
jokosudarsono2
 
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptxPPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
NinaRahayuBelia
 
HUKUM ACARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG - HUKUM ACARA MK
HUKUM ACARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG - HUKUM ACARA MKHUKUM ACARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG - HUKUM ACARA MK
HUKUM ACARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG - HUKUM ACARA MK
HarrySusanto18
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
CI kumparan
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 

Recently uploaded (11)

CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
 
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptxMATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
MATERI PANWASLU KELURAHAN DESA JUNI 2024.pptx
 
Presentation Naskah Akademik RIPPDAMK2.pptx
Presentation Naskah Akademik RIPPDAMK2.pptxPresentation Naskah Akademik RIPPDAMK2.pptx
Presentation Naskah Akademik RIPPDAMK2.pptx
 
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptxPPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
PPT HUBUNGAN BISNIS BY NINA RAHAYU BELIA.pptx
 
HUKUM ACARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG - HUKUM ACARA MK
HUKUM ACARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG - HUKUM ACARA MKHUKUM ACARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG - HUKUM ACARA MK
HUKUM ACARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG - HUKUM ACARA MK
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 

Policy Brief - Tren dan Nilai Ekonomi Karbon Biru oleh CarbonEthics .pdf

  • 1. Kajian ini dibuat oleh Tim Advokasi dan Kebijakan CarbonEthics POLICY PAPER POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL
  • 2. POLICY PAPER POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL Maret, 26, 2022 Tanggal Publikasi: Maret, 26, 2022 Penulis: Policy and Advocacy Team - CarbonEthics Penanggung Jawab: CarbonEthics Ikhtisar: 1. Mengapa Karbon Biru? 2. Fact Sheet: Potensi Karbon Biru Indonesia 3. Tren Karbon Biru dalam Pasar Karbon Global, Proyek Karbon, dan Pendanaan Iklim 4. Identifikasi Kebijakan Karbon Biru di Indonesia 5. Rekomendasi: Peran Kebijakan Pesisir dalam Mendukung Karbon Biru Cover Photo Pembibitan Mangrove di Kepulauan Seribu oleh CarbonEthics
  • 3. 1 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL 1. MENGAPA KARBON BIRU? Meskipun istilah karbon biru (blue carbon) terdengar asing oleh masyarakat pesisir di Indonesia, namun dengan panjang pesisir yang mencapai 95.181 km serta jumlah pulau yang mencapai 17.504,1 tentunya ekosistem pesisir seperti bakau (mangrove), padang lamun, dan lahan basah lainnya bukanlah objek yang asing. Salah satu masyarakat bernama Pak Mulyadi yang merupakan mitra Penulis sempat bercerita, “saya tidak tahu apakah ini ada hubungan atau tidak, tapi sejak berkurangnya hutan bakau di wilayah ini, kami merasa ada penurunan atas hasil tangkapan ikan, udang, dan kepiting. Selain itu saya lihat jarak bibir pantai dengan rumah juga semakin dekat. Sebenarnya saya ingin mempertahankan hutan bakau tapi tidak semua orang menyetujuinya. Ini dilema bagi saya karena masyarakat tidak melihat ada manfaat langsung hutan bakau.”2 Keresahan Pak Mulyadi terkait degradasi ekosistem bakau juga pernah disinggung oleh Pemerintah Indonesia di forum internasional. Pada COP 24 Bonn, Indonesia menjadi salah satu promotor utama yang mengusung blue carbon sebagai salah satu program strategis penanggulangan perubahan iklim. Berdasarkan pertemuan awal pada forum Ocean Pathway Partnership, Indonesia bersama negara rekanan menyampaikan usulan agar karbon biru masuk kedalam update Nationally Determined Contributions (NDC) baik untuk aksi mitigasi maupun adaptasi. Usaha ini menjadi pencetus diselenggarakannya COP 25 yang dikenal sebagai Blue COP karena mengangkat tema pentingnya posisi sumber daya laut dan pesisir sebagai bagian dalam kebijakan penanggulangan krisis iklim. Pada update NDC terakhir di tahun 2021, Indonesia juga telah memasukkan elemen kelautan sebagai kerangka adaptasi perubahan iklim nasional.3 Selain itu RPJMN 2020-2024 secara eksplisit telah menyinggung terminologi “blue carbon” yang diselaraskan ke dalam program prioritas pembangunan rendah karbon pada wilayah pesisir. Ekosistem karbon biru sebenarnya telah memiliki sejarah cukup panjang di Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, memiliki menjadi menjadi power house dalam mempromosikan karbon biru di global.4 Indonesia juga memiliki 3.5 juta ha Hutan mangrove yang setara dengan hampir seperempat jumlah mangrove di dunia. Luas tersebut diklaim mampu menyimpan hingga 17% cadangan blue carbon dunia.5 Selain itu Indonesia memiliki banyak keanekaragaman ekosistem pesisir yang belum terinventarisasi secara rinci seperti rawa payau, padang lamun, alga, dan lainnya. 1 Data Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada Siaran Pers No. SP204/SJ.04/VIII/2019 tentang Laut Masa Depan Bangsa, Mari Kita Jaga Bersama. 2 Dokumentasi wawancara CarbonEthics dengan Masyarakat Pulau Bintan. 3 Indonesia Submission on the Document of Updated Nationally Determined Contribution (NDC) and Document of Long-term strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050. 4 Data World Population Review tahun 2022. 5 BAPPENAS pada National Blue Carbon Workshop 2020.
  • 4. POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL | 2 Akan tetapi, perubahan iklim secara tidak sadar telah mengubah wajah geomorfologi pesisir di Indonesia dengan ancaman kenaikan muka air laut, abrasi disertai kerusakan infrastruktur wilayah pesisir, turunnya produktivitas nelayan, pemutihan terumbu karang, dan ancaman lainnya. Ancaman ini diperkirakan akan memberikan dampak langsung pada 1,69 juta nelayan serta 2.8 juta masyarakat pesisir lainnya. 6 Oleh sebab itu terdapat urgensi untuk mengembangkan kebijakan pesisir yang memperhatikan daya dukung lingkungan serta perubahan iklim. Kebijakan ini juga sebisa mungkin tidak hanya bersifat restorasi dan penambahan infrastruktur, namun juga harus memperhatikan kerangka pendanaan perubahan iklim sebagai instrumen baru untuk menciptakan peluang ekonomi di kawasan pesisir. Harapannya potensi ekonomi baru ini dapat menjadi transisi kegiatan ekonomi pesisir yang saat ini yang memiliki karakter ekstraktif menuju ekonomi biru yang berkelanjutan. Kertas kebijakan ini akan memberikan uraian umum terkait dengan pengelolaan karbon biru khususnya kondisi pasar, potensi, hambatan, kebijakan serta rekomendasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Penulis menggunakan metode kualitatif dari data bersumber dari penelitian-penelitian beserta riset yang telah dilakukan oleh peneliti. Untuk melengkapi kajian ini, peneliti akan menambahkan beberapa temuan yang didapatkan secara praktis di lapangan. Peneliti berharap temuan dalam penelitian ini dapat menjadi dukungan bagi pemerintah untuk merebut momentum perubahan iklim. 6 BAPPENAS, 2020, Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir tahun 2020, hlm 33-47.
  • 5. 3 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL 2. FACT SHEET: POTENSI KARBON BIRU INDONESIA Bagaimana potensi karbon biru dapat mendukung Indonesia sebagai digdaya baru dalam penanggulangan perubahan Iklim sektor pesisir? Meskipun ekosistem pesisir hanya menutupi dua persen dari luas wilayah global, ekosistem ini sepuluh kali lebih efektif dalam menyerap karbon dioksida per area per tahun dibanding ekosistem darat seperti hutan boreal, subtropis, atau tropis. 7 Ekosistem pesisir meliputi ekosistem terumbu karang, mangrove, lamun dan lainnya. Terumbu karang dapat menghasilkan 7-15% produksi global kalsium karbonat yang dapat berkontribusi dalam penyerapan karbon.8 Sedangkan lamun memiliki kemampuan menyerap 10% dari seluruh karbon yang ada di lautan setiap tahunnya dan dapat menyimpan karbon 35 kali lebih cepat daripada hutan tropis untuk diendapkan selama ribuan tahun pada sedimen di dasar laut. 9 Penyerapan karbon oleh ekosistem lamun di Indonesia diperkirakan mencapai 5,62 - 8,40 ton karbon per hektar per tahun,10 dengan kata lain dua kali lebih tinggi dari rata-rata global, yaitu 2,78 tonC/ha/y.11 Potensi ini mengingat luas padang lamun di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dan berpotensi menjadi salah satu yang terbesar di dunia.12 Jika dikombinasikan dengan ekosistem mangrove, Indonesia diproyeksikan memiliki sekitar 17% dari karbon biru dunia.13 Menariknya berdasarkan penelitian yang ada, satu hektar rawa pesisir yang utuh dapat menyerap karbon yang dikeluarkan 488 mobil di jalan raya Amerika Serikat setiap tahunnya.14 Meskipun potensi karbon biru Indonesia mampu memperlambat pemanasan global, manfaat tersebut hanyalah salah satu dari banyak manfaat penting lainnya seperti perlindungan garis pantai, peningkatan kualitas air, produk kayu, dan makanan laut. Dalam konteks perlindungan pantai misalnya, lamun dapat meredam gelombang, mengurangi energi gelombang yang mencapai garis pantai di belakangnya. Stabilisasi sedimen oleh akar dan rimpang lamun, serta serasahnya yang mencapai pantai berperan penting untuk mengendalikan erosi pantai.15 Begitu juga dengan mangrove di mana akar-akarnya juga dapat mengurangi energi gelombang yang mencapai pantai sehingga mengurangi dampak gelombang badai yang merupakan salah satu konsekuensi dari perubahan iklim terhadap komunitas pesisir.16 Mangrove setinggi 2 meter 7 Mcleod, E., et. al, 2011, “A blueprint for blue carbon: toward an improved understanding of the role of vegetated coastal habitats in sequestering CO2”, Frontiers in Ecology and the Environment, 9(10), hlm.552-560. 8 Zarate-Barrera, T.G. dan Maldonado, J.H., 2015, “Valuing blue carbon: carbon sequestration benefits provided by the marine protected areas in Colombia”, PloS one, 10(5), hlm. 0126627. 9 The Blue Carbon Initiative, About Blue Carbon, dapat diakses melalui: https://www.thebluecarboninitiative.org/about-blue-carbon 10 Wahyudi, et al., 2018 11 Duarte, C.M., et al., 2013, “Theroleof coastal plantcommunities forclimatechangemitigationandadaptation”, Natureclimatechange, 3(11), hlm.961-968. 12 Thorhaug, A., et al., 2020, “Coastal and estuarine blue carbon stocks in the greater Southeast Asia region: Seagrasses and mangroves per nation and sum of total”,Marine Pollution Bulletin, 160, hlm.111168. 13 Alongi, D.M., et al., 2016, “Indonesia’s blue carbon: a globally significant and vulnerable sink for seagrass and mangrove carbon”, Wetlands Ecology and Management, 24(1), hlm.3-13. 14 Berdasarkan penelitian U.S. Environmental Protection Agency tahun 2005. 15 Barbier, E.B., et al., 2011, “The value of estuarine and coastal ecosystem services”, Ecological monographs, 81(2), pp.169-193. 16 ibid.
  • 6. POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL | 4 dapat mengurangi tinggi gelombang sebesar 90%, lebih efektif dari rawa asin yang membutuhkan permukaan gambut setinggi 17 meter untuk dapat memberi dampak yang sama,17 apalagi jika dibandingkan dengan tanggul buatan. Sebagai contoh pembangunan tanggul laut di pesisir Jakarta yang dikenal dengan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) membutuhkan nilai investasi mencapai 5.6 triliun rupiah.18 Berapa Nilai Karbon Biru Indonesia? Indonesia memiliki potensi karbon yang sangat besar, setara 3,14 miliar tonC di Mangrove dan 0,39 miliar tonC di Lamun yang setara dengan 17% dari karbon biru dunia. Meskipun demikian, dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia sudah kehilangan 40% dari total Mangrove yang ada. Hal ini menyebabkan adanya emisi tahunan sebesar 0,07 - 0,21 Pg CO2. Secara umum emisi dari sektor karbon biru dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar pada skala global sekitar US$ 6-42 Miliar per tahun. Tentunya pengurangan emisi sektor karbon biru dapat menjadi salah satu potensi pendapatan bagi Indonesia. Hasil penelitian CIFOR menunjukan bahwa dengan mitigasi tinggi melalui karbon biru (estimasi 150 juta ton CO2 per tahun) disandingkan dengan harga karbon pada European Union Emission Trading System (ETS) sebesar US$ 20 per ton CO2, maka Indonesia berpotensi memperoleh lebih dari US$ 3 miliar setiap tahunnya.19 Selain proyek pembangunan dan restorasi ekosistem pesisir untuk mitigasi perubahan iklim, masyarakat internasional juga telah mulai mengevaluasi bagaimana ekosistem karbon biru dapat lebih diakomodir secara efektif ke dalam kerangka kebijakan iklim yang sudah ada, termasuk mekanisme pendanaan karbon melalui Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+) dan mekanisme UNFCCC lainnya.20 Selain itu ekosistem karbon biru juga memberikan manfaat tidak langsung bagi perekonomian masyarakat pesisir terutama peran mangrove dalam mina hutan. Mangrove yang direstorasi masyarakat desa Klamana, Papua Barat dianggap telah meningkatkan hasil dari kegiatan perikanan karena dapat menjadi lokasi pembenihan ikan, sehingga lebih banyak mangrove dapat meningkatkan jumlah ikan yang dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat pesisir. 21 Restorasi ini juga terbukti mencegah masyarakat setempat mengambil karang sebagai alternatif pendapatan, sehingga ekosistem terumbu karang tersebut menjadi terjaga dan mampu menyediakan lebih banyak 17 PBSO NewsHour, 2019, Climate change pushes Florida’s mangroves north, diakses melalui https://www.pbs.org/newshour/show/climate-change-pushes-floridas-mangroves-north 18 Data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, diakses melalui https://kppip.go.id/proyek-prioritas/air-dan- sanitasi/tanggul-laut/ 19 The Jakarta Post, 2021, Mangrove Rehabilitation Provides Income for Residents of West Papua During Pandemic, diakses melalui: https://www.thejakartapost.com/news/2021/10/08/mangrove-rehabilitation-provides-income-for-residents-of-west-papua-during- pandemic.html 20 Herr, D., et al., 2012. Blue carbon policy framework 2.0: based on the discussion of the International Blue Carbon Policy Working Group. IUCN. 21The Jakarta Post, 2021, Mangrove Rehabilitation Provides Income for Residents of West Papua During Pandemic, diakses melalui: https://www.thejakartapost.com/news/2021/10/08/mangrove-rehabilitation-provides-income-for-residents-of-west-papua-during- pandemic.html
  • 7. 5 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL hasil tangkapan ikan.22 Peningkatan ekosistem ini juga mampu menopang oleh kelangsungan habitat karang dan mangrove, lamun dapat mendukung kehidupan 40,000 ikan dan 50 juta invertebrata kecil per acre, dan biasanya ada sekitar 10 hingga ratusan jenis hewan yang tinggal di ekosistem lamun yang sehat23. Keberadaan ekosistem karbon biru ini juga dapat memiliki potensi sebagai kawasan wisata yang dapat menghasilkan nilai ekonomi sekitar Rp 21,075,250/ha/tahun atau setara dengan Rp. 8,6 juta rupiah per kepala keluarga jika dikelola dengan baik. 22 National Oceanic and Atmospheric Administration, 2019, Coral Reef Ecosystem, diakses melalui: https://www.noaa.gov/education/resource-collections/marine-life/coral-reef-ecosystems 23 Smithsonian, 2018, Seagrass and Seagrass Beds, diakses melalui: https://ocean.si.edu/ocean-life/plants-algae/seagrass-and- seagrass-beds
  • 8. POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL | 6 3. TREN KARBON BIRU DALAM PASAR KARBON GLOBAL, PROYEK KARBON, DAN PENDANAAN IKLIM Perkembangan Infrastruktur Perdagangan Karbon Biru Global Meskipun perdagangan karbon karbon biru pada skala domestik terbilang belum populer, beberapa carbon crediting standart telah meluncurkan sertifikasi kredit khusus bagi proyek karbon biru. Situasi ini didorong sejak IPCC memperkenalkan standar akuntansi karbon biru pada tahun 2013.24 Sebagai contoh, Verra sebagai perusahaan sertifikasi pengurangan emisi karbon ternama skala global, melakukan registrasi proyek konservasi blue carbon pertama mereka di Kolombia pada tahun 2020.25 Sampai saat ini Verra sudah menerbitkan 970,000 kredit karbon untuk proyek blue carbon. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah dengan bertambahnya proyek blue carbon secara drastis dengan satu proyek diperkirakan dapat menyerap jutaan ton CO2 ekuivalen setiap tahunnya.26 Selain itu juga terdapat proyek blue carbon di negara Kenya yang merambah ke ranah pasar karbon sukarela melalui sertifikasi Plan Vivo, dimana proyek ini telah memberikan manfaat kepada masyarakat dari hasil penjualan kredit karbon sejak tahun 201427. Offset karbon dari sektor blue carbon juga memiliki potensi yang cukup besar, sebagai contoh institusi bernama Cooleeffect.org yang berbasis di Amerika Serikat menetapkan harga US$ 23 untuk setiap ton CO2 dan berfokus pada kegiatan menjaga dan membangun kembali ekosistem pesisir.28 Perdagangan karbon biru awalnya didesain sebagai mekanisme insentif untuk mencegah terjadinya degradasi serta konversi kawasan pesisir. Namun pada perkembangannya proyek- proyek karbon biru juga mengkaji keekonomian disamping pada aspek lingkungan atau ekonomi secara luas. Dari aspek positif yang dimilikinya, proyek karbon biru tentunya memiliki implikasi bagi kondisi ekonomi pesisir yang bergantung pada perikanan, salah satu yang paling besar adalah sektor tambak dan budidaya perikanan. Untuk berinvestasi dalam konservasi sumber daya dan menggantikan kondisi tambak, tentunya proyek karbon biru harus memiliki penghasilan yang menjanjikan. Sebagai contoh kasus adalah budidaya tambak udang yang menjadi salah satu penyebab konversi lahan mangrove.29 Pendapatan dari industri ini secara global berkisar dari 7 juta hingga 360 juta per hektar dengan rata-rata sekitar 60 juta per hektar per tahun. Ini berarti bahwa untuk mengganti pendapatan dari dari industri ini, penghasilan yang didapat dari perdagangan karbon harus melewati harga tersebut. Dengan kata lain untuk 24 Hiraishi et al., 2014, 2013 Supplement to the 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories: Wetlands, Switzerland, IPCC. 25 https://verra.org/press-release-verra-has-registered-its-first-blue-carbon-conservation-project/ 26 https://e360.yale.edu/features/why-the-market-for-blue-carbon-credits-may-be-poised-to-take-off 27 https://www.planvivo.org/mikoko-pamoja 28 https://www.cooleffect.org/project/sea-of-change 29 Tambak udang berperan dalam mempercepat laju kerusakan hutan mangrove di Indonesia dengan rata-rata 58 ribu hektar per tahun (Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2018)
  • 9. 7 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL mengganti pendapatan dari petani tambak, maka harga karbon harus mencapai setidaknya US$15 hingga US$20 per hektar.30 Proyek Karbon Global: Wajah Ekonomi Baru di Wilayah Pesisir Beberapa negara telah memulai proyek karbon biru untuk mendukung agenda perubahan iklim dan menciptakan model ekonomi baru bagi masyarakat pesisir. Proyek ini tidak selalu dilakukan di hutan mangrove, bebebera juga dapat dilakukan pada kawasan rawa pesisir, delta, hutan hujan laut (kelp), dan ekosistem pesisir lainnya. Indonesia tercatat telah memulai beberapa proyek karbon secara voluntary dengan skema pembayaran jasa lingkungan dan clean development mechanism (CDM), namun jumlahnya sangat sedikit dan belum terdokumentasi dengan baik. Oleh sebab itu pada kajian kali ini penulis akan memaparkan beberapa perbandingan proyek karbon biru yang menarik dan telah berjalan di beberapa negara. Perbandingan beberapa proyek karbon biru pada narasi selanjutnya hanya bertujuan untuk menunjukan potensi ekonomi baru di beberapa negara jika implementasi perdagangan karbon biru dikelola dengan baik. Jepang: Yokohama Blue Carbon Project Yokohama merupakan salah satu kota di Jepang yang terletak di Teluk Tokyo dan langsung berbatasan dengan garis pantai Samudra Pasifik Jepang. Kota ini merupakan anggota dari Cities Climate Leadership Group (C40) yang juga diikuti oleh Jakarta. Yokohama sudah memulai proyek karbon biru sejak tahun 2014 dengan mengandalkan ekosistem perairan dangkal (SCE) yang dikombinasikan dengan pengelolaan marine energy dan biomassa untuk menyerap Co2. Pemerintah juga menyesuaikan kebijakan dengan memasukkan proyek ini kedalam Yokohama City Action Plan for Global Warming Countermeasures. Selain itu pada tahun 2017, pemerintah kota Yokohama membuat metodologi khusus sektor kelautan yang diimplementasikan pada pada kapal tunda secara bertahap. Proyek Yokohama merupakan proyek karbon biru perintis dan saat ini menjadi salah satu dari 3 (tiga) proyek karbon biru di jepang. Jika umumnya proyek karbon dilakukan pada hutan mangrove, Proyek Yokohama justru dilaksanakan pada padang lamun, macroalgal beds, dan macroalgae aquaculture. Pada tahun 2020 proyek ini berhasil mencatatkan pendapatan bersih sekitar 650 juta rupiah dari penjualan karbon sebesar 120.3 t CO2. Proyek ini mendorong dicetusnya dua proyek karbon biru lainnya di Jepang yakno Fukuoka BC Credit (2019) dan J-Blue Credit (2021). 30 Daniel M. Analogi, 2017, Blue Carbon Coastal Sequestration for Climate Change Mitigation 2, hlm. 40
  • 10. POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL | 8 Kenya: Mikoko Pamoja Project31 Mikoko Pamoja merupakan proyek karbon biru yang diimplementasikan pada 117 hektar hutan mangrove yang berlokasi di teluk Gazi, Kenya. Proyek ini diinisiasi karena tingginya konversi hutan mangrove yang disebabkan 80% masyarakat melakukan aktivitas tambak dan menggunakan kayu dari hutan mangrove sebagai material bangunan. Menariknya proyek ini dikelola oleh masyarakat dengan pendanaan jasa lingkungan dari pasar sukarela pada lembaga sertifikasi karbon “Plan Vivo”. Oleh sebab itu proyek ini terkenal sebagai proyek karbon biru pertama di dunia yang dikelola oleh masyarakat. Proyek ini pada awalnya didukung oleh Kenya National Marine Fisheries Research Institute (KMFRI) dan organisasi dari Inggris dan amerika serikat. Pada tahun 2015, Plan vivo telah menerbitkan serta berhasil menjual 2,215 kredit karbon yang berasal dari proyek mikoko pamoja dengan rentang harga 6.50 USD - 10.00 USD. Rata-rata per tahunnya proyek ini dapat menghasilkan kurang lebih $12,500 USD yang seluruhnya diserahkan kepada masyarakat untuk dikelola. Karbon yang dihitung pada proyek ini hanyalah karbon yang terkandung dalam mangrovenya, sementara karbon pada tanah dikecualikan mengingat lahan tersebut merupakan hutan nasional yang dimiliki oleh negara. India: Sundarbans Mangrove Restoration Project32 Sundarbans merupakan wilayah kepulauan yang tersebar di wilayah benggala barat India. Wilayah ini sebelumnya kehilangan lebih dari 28% tutupan lahan dalam kurun waktu 40 tahun terakhir disebabkan lonjakan penduduk dan maraknya tambak udang. Proyek karbon biru ini bertujuan untuk merestorasi wilayah sundarbans melalui penanaman 6,000 hektar mangrove yang dapat menyerap karbon sebesar 51,249 tCO2eq per tahunnya. Proyek ini dimulai sejak tahun 2010 dan akan berakhir pada tahun 2030. 33 Proyek restorasi ini memiliki target penanaman 6000 ha mangrove selama tiga tahun yang diproyeksikan akan menyimpan 700.000 ton karbon selama 20 tahun. Sejauh ini, penanaman dan restorasi mangrove proyek ini jika digabungkan telah mencapai 5600 ha, dan jumlah karbon yang diserap hampir tiga kali lipat dari jumlah yang diharapkan. Proyek sundarbans disertifikasi oleh VCS dibawah kerangka Afforestation, Reforestation, and Restoration (ARR). Karbon kredit telah dikeluarkan pertama kali pada bulan September tahun 2015. Proyek ini telah menjadi lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar yang bertugas sebagai “Teman Hutan”. Mereka yang melakukan penanaman atau petani bakau biasanya bekerja selama sekitar 4 jam sehari saat air surut dan mendapat upah sekitar 500-600 ribu rupiah per bulan. Manajer proyek di proyek dapat dibayar sekitar 1,2 juta rupiah per bulan dan petugas lapangan sekitar 2.5 juta per bulan. Dampak ekonomi ini juga tidak hanya dirasakan 31 Lindsay Wylie, et.al, Keys to successful blue carbon projects: Lessons learned from global case studies, Marine Policies 65 (2016) hlm. 78-79 32 Lindsay Wylie, et.al, Keys to successful blue carbon projects: Lessons learned from global case studies, Marine Policies 65 (2016) hlm. 80-81 33 https://www.reddprojectsdatabase.org/view/project.php?id=603
  • 11. 9 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL oleh “Teman Hutan” melainkan juga membibit mangrove. Mereka yang membesarkan bibit dibayar per anakan. Harga sampai saat ini berkisar antara 100-500 rupiah per anakan, tergantung pada spesies (yaitu, Avicennia, Ceriops, Rhizophora, Hereteira, Excoecaria) dengan total 0,8 juta anakan sudah ditanam pada tahun 2016. Sumber Pendanaan Proyek Karbon Biru Proyek karbon biru saat ini sudah mendapat dukungan pendanaan yang dapat berasal dari anggaran negara, pengembangan pilot project, private, dan hasil transaksi perdagangan karbon. Namun pada beberapa proyek karbon yang ada, pemerintah atau lembaga lain biasanya memberikan dukungan finansial pada tahap awal pengembangan proyek, sebelum kredit karbon dapat dijual. Tabel dibawah mengidentifikasi beberapa jenis aktivitas/proyek karbon biru beserta dengan potensi sumber pendanaannya:34 No. Proyek Tempat Pelaksanaan Sumber pendanaan Sifat Manfaat 1 NAMAs/NAPAs35 D DO, I R 2. Climate-related ODA36 D I R 3. Bilateral or Multilateral Activities37 D, DV DO, I R 4. REDD+38 D I F 5. Voluntary Offsets 39 D, DV P R, F 6. Compliance Offsets (CDM or Paris Agreement)40 D P F 7. Domestic Compliance Offset (Pajak Karbon, Emission Trading System)41 D, DV P R 34 Daniel M. Analogi, 2017, Blue Carbon Coastal Sequestration for Climate Change Mitigation 2, 35 Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) merupakan komitmen yang dilaksanakan oleh berkembang berdasarkan kerangka UNFCCC. Sementara itu National Adaptation Programmes of Action (NAPAs), merupakan NAMAs yang berlaku pada beberapa negara berkembang khusus namun Indonesia tidak termasuk didalamnya. 36 Official Development Assistant (ODA) merupakan bagian dari bantuan Pembangunan OECD yang mempromosikan dan secara khusus menargetkan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan negara-negara berkembang, termasuk terkait dengan agenda perubahan iklim. 37 Perjanjian antara dua (bilateral) atau beberapa (multilateral) negara untuk membiayai proyek karbon biru. 38 REDD+ merupakan akronim dari Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (plus: role of conservation, sustainable management of forest carbon stocks in developing countries). REDD+ adalah langkah-langkah yang didesain untuk menggunakan insentif keuangan guna mengurangi emisi dari gas rumah kaca, deforestasi, dan degradasi hutan. REDD+ mencakup juga hutan mangrove dan ekosistem pesisir. 39 Offset emisi secara sukarela baik dari pasar domestik maupun internasional 40 Offset juga dapat dilakukan oleh negara melalui skema Clean Development Mechanism untuk mencapai target NDC nya 41 Indonesia baru saja memperkenalkan instrumen nilai ekonomi karbon yang didalamnya memuat batas atas emisi untuk perdagangan karbon wajib dan pajak karbon. Dua instrumen ini dapat menjadi salah satu pendanaan yang menjanjikan bagi proyek karbon di Indonesia.
  • 12. POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL | 10 8. CSR Project42 D, DV P R 9. Others (Green Bonds, Sukuk, etc)43 D, DV DO, I, P R Catatan: D: Negara Berkembang DV: Negara Maju DO: Domestic Public Finance (APBN/APBD) I: International Public Finance (Pendanaan Publik dari negara lain atau organisasi publik internasional) P: Private (Swasta) R: Remain (Tetap) F: Flows (Mengalir) 42 Proyek tanggung jawab sosial perusahaan merupakan skema voluntary namun saat ini cukup mengambil peran dalam rehabilitasi kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. 43 Pendanaan lain disini merupakan instrumen pasar uang yang digunakan untuk mengembangakan proyek-proyek iklim skala besar dan kompleks. Beberapa instrumen ini telah digunakan beberapa proyek energi terbarukan di Indonesia.
  • 13. 11 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL 4. IDENTIFIKASI KEBIJAKAN KARBON BIRU DI INDONESIA Meskipun secara internasional sudah terdapat beberapa mekanisme akuntansi dan pengkreditan khusus karbon biru, namun standar tersebut disusun sesuai kebutuhan pasar yang umum sehingga tidak didesain untuk mengakomodasi kompleksitas keadaan sosial dan sistem ekologis secara spesifik.44 Oleh sebab itu peran negara sangat diperlukan untuk menjembatani potensi ekonomi karbon biru melalui perumusan peraturan yang suportif. No. Kebijakan Peraturan Menyebut “karbon biru” Penjelasan, Program, dan/atau Aksi terkait Pemangku kepentingan program 1 NDC Implisit Lautan sebagai elemen baru yang dielaborasi dalam kerangka adaptasi melalui perlindungan wilayah pesisir melalui 2 strategi Strategi 1 - memasukkan adaptasi sebagai kebijakan dan program wilayah pesisir dan lautan: adaptasi berbasis ekosistem, pengelolaan mangrove terintegrasi, pengendalian pencemaran dan sampah plastik di laut Strategi 2 pengembangan zona pesisir tangguh iklim: peningkatan kesadaran publik, restorasi kawasan pesisir, peningkatan mata pencaharian masyarakat wilayah pesisir Tidak Dirujuk Spesifik Pemerintah Pusat (seluruh instansi terkait dikoordinasikan Kementerian LHK) 2. Medium Term 2021- 2024 Eksplisit Menjadi Bagian dari prioritas pembangunan rendah karbon melalui inventarisasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan kelautan. target penurunan emisi gas rumah kaca terhadap baseline pada sektor pesisir dan kelautan (target tahun Tidak Dirujuk Spesifik 44 Daniel M. Analogi, 2017, Op.Cit, hlm. 43
  • 14. POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL | 12 2024: 7,3%) Luas pemulihan ekosistem mangrove dan pantai 50.000 ha pada tahun 2024 Pemulihan kawasan pesisir dan pulau- pulau kecil yang dipulihkan sebanyak 26 lokasi pada 2024 Persentase penurunan potensi kehilangan PDB akibat bahaya iklim di sektor kelautan dan pesisir 0,732% PDB pada tahun 2024. 3. Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Change Eksplisit Kegiatan berbasis pesisir dan laut menjadi bagian Program pemulihan COVID-19, yang mencakup penanaman mangrove seluas 15 ribu hektar restorasi terumbu karang seluas 50 hektar di kawasan wisata bahari di Bali pada 2020. Tidak Dirujuk Spesifik 4. Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia 2021-2025 Implisit Inventarisasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan kelautan termasuk program penanaman mangrove Tersedianya Ahli Bidang Sekuestrasi Karbon pada Lamun dan Ahli Bidang Monitoring tfiumbu karang dan ekosistem laut. KKP, BRIN 5. Perpres NEK (Perpres 98 Tahun 2021) Eksplisit Mitigasi Perubahan Iklim untuk Sektor kelautan atau blue carbon dilaksanakan oleh KKP. Kebijakan Sektor kelautan atau blue carbon dilaksanakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan dapat dipertimbangkan dalam Aksi Mitigasi Perubahan iklim Sektor lain untuk Sektor kelautan atau Kementerian KKP
  • 15. 13 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL blue carbon dalam rangka pencapaian target NDC. Meskipun hasil identifikasi kebijakan diatas menunjukan referensi atas karbon biru belum banyak, akan tetapi hal ini menjadi wajar mengingat pengaturan blue carbon di Indonesia sangatlah sektoral dan melibatkan beberapa lembaga. Namun menariknya secara jelas KKP tidak hanya diamanatkan untuk sektor adaptasi melainkan juga mitigas perubahan iklim. Hal ini sejalan dengan penerbitan Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia 2021-2025 yang telah mengidentifikasi penyimpanan karbon sebagai salah satu indikator penting.
  • 16. POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL | 14 5. REKOMENDASI: PERAN KEBIJAKAN PESISIR DALAM MENDUKUNG KARBON BIRU Pelaksanaan aktivitas penanggulangan iklim sektor pesisir atau dikenal karbon biru merupakan merupakan isu lintas sektoral. Keunikan karena lintas sektoral ini dapat menjadi tantangan tersendiri sehingga melakukan identifikasi dan sinkronisasi kewenangan atas lembaga menjadi penting. Paradigma pengelolaan iklim sektor pesisir juga mengalami perkembangan dari yang sebelumnya hanya berfokus pada adaptasi kemudian juga memasukkan agenda mitigasi. Dengan nilai ekonomi karbon biru pada pesisir yang berlimpah, momen ini dapat direbut oleh pemerintah untuk menciptakan ekonomi biru yang berkelanjutan. Potensi ekonomi ini dapat dimaknai secara holistik di mana masyarakat mendapatkan mata pencaharian baru yang tidak lagi destruktif, pemerintah tetap mendapatkan penerimaan negara, dan agenda iklim tetap berjalan secara bersamaan. Berikut beberapa rekomendasi sederhana yang dapat direkomendasikan penulis: 1. Mendukung pengembangan karbon biru melalui pembentukan payung hukum khusus karbon biru untuk mengakomodir 3 (tiga) prioritas issue sebagai berikut: a. melakukan integrasi kewenangan masing-masing instansi pemerintah untuk menemukan ruang pengaturan yang efektif dalam rangka mencegah konflik tenurial dan overlapping perizinan pada kawasan pesisir sehubungan dengan implementasi proyek karbon biru; b. memasukan proyek karbon biru secara eksplisit pada dokumen perencanaan (roadmap, rencana aksi, rencana zonasi, dan terkait lainnya) pada tingkat nasional dan tingkat daerah, dalam rangka menjamin keberlanjutan proyek karbon biru; dan c. mengidentifikasi dan/atau memperbesar alokasi anggaran baik dari anggaran negara (APBN/APBD) atau akses pendanaan lainnya untuk mendukung proyek karbon biru terutama pada tahun-tahun awal pengembangan proyek karbon biru di Indonesia. 2. Melakukan identifikasi, peluncuran terminologi baru serta peningkatan kapasitas bagi lapangan pekerjaan baru yang muncul dari era krisis iklim khususnya untuk pekerja proyek karbon biru termasuk, petani bakau, plant nursery, sahabat hutan, dan potensi-potensi pekerjaan baru lainnya. 3. Mengutamakan pendekatan scientific dan community based employment dalam perumusan kebijakan restorasi, memperkenalkan teknologi untuk mendukung keberhasilan restorasi ekosistem karbon biru, serta membuat kerangka penghitungan karbon biru serta emisi sektor kelautan, dalam rangka menghadirkan data-base serta informasi terintegrasi. 4. Peningkatan status hutan mangrove sebagai hutan lindung atau Kawasan Ekosistem Esensial untuk menghindari terjadinya alih lahan serta sebagai alternatif kebijakan moratorium. 5. Diversifikasi ekonomi dari karbon biru.
  • 17. 15 | POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL REFERENSI Publikasi A’an, J.W., Prayudha, B., Dharmawan, I.W.E., Irawan, A., Abimanyu, H., Meirinawati, H., Surinati, D., Syukri, A.F., Yuliana, C.I., Yuniati, P.I., 2018, February. Carbon sequestration index as a determinant for climate change mitigation: Case study of Bintan Island. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 118, No. 1, p. 012050). IOP Publishing. Alongi, D.M., Murdiyarso, D., Fourqurean, J.W., Kauffman, J.B.,Hutahaean, A., Crooks, S., Lovelock, C.E., Howard, J., Herr, D., Fortes, M., Pidgeon, E., 2016. Indonesia’s blue carbon: a globally significant and vulnerable sink for seagrass and mangrove carbon. Wetlands Ecology and Management, 24(1), pp.3-13. Barbier, E.B., Hacker, S.D., Kennedy, C., Koch, E.W., Stier, A.C., Silliman, B.R., 2011. The value of estuarine and coastal ecosystem services. Ecological monographs, 81(2), pp.169-193. Duarte, C.M., Losada, I.J., Hendriks, I.E., Mazarrasa, I., Marbà, N., 2013. The role of coastal plant communities for climate change mitigation and adaptation. Nature climate change, 3(11), pp.961-968. Herr, D., Pidgeon, E., Laffoley, D.D.A., 2012. Blue carbon policy framework 2.0: based on the discussion of the International Blue Carbon Policy Working Group. IUCN. Mcleod, E., Chmura, G.L., Bouillon, S., Salm, R., Björk, M., Duarte, C.M., Lovelock, C.E., Schlesinger, W.H., Silliman,B.R.,2011.Ablueprintforbluecarbon:toward an improvedunderstandingoftheroleofvegetated coastal habitats in sequestering CO2. Frontiers in Ecology and the Environment, 9(10), pp.552-560. Sathirathai, S. dan Barbier, E.B., 2007. Valuing mangrove conservation in southern Thailand. Contemporary economic policy, 19(2), pp.109-122. Thorhaug, A., Gallagher, J.B., Kiswara, W., Prathep, A., Huang, X., Yap, T.K., Dorward, S., Berlyn, G., 2020. Coastal and estuarine blue carbon stocks in the greater Southeast Asia region: Seagrasses and mangroves per nation and sum of total. Marine Pollution Bulletin, 160, p.111168. Unsworth, R.K., Ambo-Rappe, R., Jones, B.L., La Nafie, Y.A., Irawan, A., Hernawan, U.E., Moore, A.M., Cullen- Unsworth, L.C., 2018. Indonesia's globally significant seagrass meadows are under widespread threat. Science of the Total Environment, 634, pp.279-286. Widiastuti, M.M., Ruata, N.N. and Arifin, T., 2016. Valuasi ekonomi ekosistem mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Merauke. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 11(2), pp.147-159. Wylie, L., Sutton-Grier, A.E. and Moore, A., 2016. Keys to successful blue carbon projects: lessons learned from global case studies. Marine Policy, 65, pp.76-84. Zarate-Barrera, T.G. dan Maldonado, J.H., 2015. Valuing blue carbon: carbon sequestration benefits provided by the marine protected areas in Colombia. PloS one, 10(5), p.e0126627. Website or Online Dokumen https://blogs.worldbank.org/eastasiapacific/indonesias-green-belt-mangroves-local-and-global-benefits https://thedocs.worldbank.org/en/doc/bf89c8410bd8fc5f14d22540f17fc4f7- 0070012021/original/FactSheet-Indonesia-Mangrove-ENG.pdf
  • 18. POTENSI KARBON BIRU SEBAGAI ALTERNATIF EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI ERA KRISIS IKLIM: NILAI KARBON BIRU INDONESIA DAN TREN PERDAGANGAN KARBON BIRU GLOBAL | 16 https://www.worldbank.org/en/news/feature/2021/07/26/mangrove-conservation-and-restoration- protecting-indonesia-climate-guardians https://www.pbs.org/newshour/show/climate-change-pushes-floridas-mangroves-north https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4446267/ https://www.thebluecarboninitiative.org/about-blue- carbon#:~:text=Although%20seagrasses%20account%20for%20less,much%20carbon%20than%20terrestrial %20forests https://verra.org/press-release-verra-has-registered-its-first-blue-carbon-conservation-project/ https://www.planvivo.org/mikoko-pamoja https://e360.yale.edu/features/why-the-market-for-blue-carbon-credits-may-be-poised-to-take-off https://www.cooleffect.org/project/sea-of-change https://www.cifor.org/publications/pdf_files/brief/7058-policybrief.pdf https://www.thejakartapost.com/news/2021/10/08/mangrove-rehabilitation-provides-income-for-residents- of-west-papua-during-pandemic.html https://www.noaa.gov/education/resource-collections/marine-life/coral-reef-ecosystems https://ocean.si.edu/ocean-life/plants-algae/seagrass-and-seagrass-beds http://ejournal- balitbang.kkp.go.id/index.php/sosek/article/view/3856#:~:text=Hasil%20penelitian%20menunjukkan%20b ahwa%20nilai,juta%20rupiah%20per%20kepala%20keluarga. https://www.bkpm.go.id/en/publication/detail/news/blue-economy-holds-the-key-to-indonesias- sustainable-prosperity https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar- pendukung/kkp/DATA%20KKP/Materi%20Paparan%20OOC%202018/Stage%202%20- %2030%20Okt%202018/PPT%20ICCTF_Ocean%20Talks_FINAL.pdf https://kkp.go.id/djprl/p4k/artikel/36987-mengapa-indonesia-perlu-mendorong-agenda-karbon-biru https://www.bps.go.id/publication/2020/11/27/643ef35d3f0ddd761b85d074/statistik-sumber-daya-laut- dan-pesisir-2020.html https://www.mongabay.co.id/2019/06/25/indonesia-kembali-serukan-blue-carbon-untuk-penanganan- perubahan-iklim/ https://wwfint.awsassets.panda.org/downloads/wwf_report_karbonbiru_coraltriangle.pdf https://wri-indonesia.org/id/blog/mempromosikan-karbon-biru-indonesia-untuk-mencapai-pembangunan- triple-win https://www.icctf.or.id/mulai-dari-karbon-biru-untuk-menyelamatkan-bumi/ http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6047/strategi-pengelolaan-karbon-biru-di-indonesia