SlideShare a Scribd company logo
KEBIJAKAN KELAUTAN
Konservasi laut di luar KKP: Menuju pengakuan atas langkah-
Langkah konservasi berbasis kawasan (OECM) yang efektif
lainnya di Indonesia
LATAR BELAKANG
Lautan kita memberikan banyak manfaat, mulai dari perlindungan pesisir hingga nutrisi, mata pencaharian, dan
penyimpanan karbon, namun menghadapi tekanan yang semakin besar, yang berdampak negatif terhadap kesehatan
dan pasokan yang dihasilkannya. Berbagai tindakan konservasi telah diterapkan dalam upaya untuk memitigasi
tekanan-tekanan ini, meskipun pengelolaan berbasis kawasan merupakan pendekatan yang paling luas untuk
melindungi sumber daya laut, terutama melalui penerapan kawasan perlindungan laut (KKP).
Pertama kali didirikan pada awal tahun 1900-an, jumlah KKP telah mencapai hampir 18.000 pada tahun 2021,
mencakup hampir 8% lautan di planet ini. Jika dikelola dengan baik, KKL dapat memberikan banyak manfaat bagi
keanekaragaman hayati, kesehatan ekosistem, perikanan, dan kesejahteraan manusia. KKP secara historis dipimpin
oleh pemerintah, dengan sedikit keterlibatan masyarakat lokal. Meskipun ada upaya yang sedang dilakukan untuk
beralih ke pendekatan tata kelola bersama atau pengelolaan bersama di banyak KKP, terdapat banyak bentuk
pengelolaan berbasis kawasan yang memberikan nilai konservasi namun tidak 'sesuai' dengan kerangka KKP karena
konservasi mungkin tidak menjadi tujuan utama mereka, dan oleh karena itu, secara tradisional tidak terlihat
berkontribusi terhadap pengelolaan berbasis kawasan konservasi.
Mengidentifikasi, mengenali, dan lebih jauh mendukung bentuk-bentuk pengelolaan berbasis kawasan lainnya dapat
memberikan jalur tambahan untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Hal ini penting, mengingat kita belum
mencapai Target Aichi 11 tahun 2020 untuk melindungi 10% lautan dunia, dan dengan pandangan terhadap target
ambisius baru yang akan disepakati pada pertemuan kelima belas Konferensi Para Pihak (COP) Konvensi
Keanekaragaman Hayati (CBD) pada awal tahun 2022
Dalam konteks ini, rancangan Target 3 kerangka kerja keanekaragaman hayati global CBD pasca-2020 saat ini
menunjukkan harapan bagi masa depan konservasi laut karena memberikan penekanan yang jelas pada upaya
konservasi berbasis kawasan. melalui KKL, menyerukan Para Pihak untuk 'Memastikan bahwa setidaknya 30% wilayah
daratan dan lautan secara global, terutama wilayah yang memiliki arti penting bagi keanekaragaman hayati dan
kontribusinya terhadap manusia, dikonservasi melalui sistem kawasan lindung dan kawasan efektif lainnya yang
dikelola secara efektif dan adil, mewakili secara ekologis dan terhubung dengan baik. berdasarkan langkah-langkah
konservasi, dan diintegrasikan ke dalam lanskap dan bentang laut yang lebih luas. penekanan ditambahkan].
Diperkenalkan pada tahun 2010 dan ditetapkan pada tahun 2018, langkah-langkah konservasi berbasis kawasan
(OECM) yang efektif lainnya telah diakui sebagai kerangka pelengkap KKL, dan CBD juga mempromosikan keduanya
untuk mencapai hasil konservasi global. OECM didefinisikan sebagai'suatu kawasan yang ditentukan secara geografis
selain kawasan lindung, yang diatur dan dikelola sedemikian rupa sehingga mencapai hasil jangka panjang yang positif
dan berkelanjutan bagi lingkungan hidup.di tempatkonservasi keanekaragaman hayati dengan fungsi dan jasa
ekosistem terkait dan jika memungkinkan, nilai-nilai budaya, spiritual, sosial-ekonomi, dan nilai-nilai lokal lainnya yang
relevan'[16].OECM berbeda dengan KKL karena KKL tidak harus didedikasikan untuk konservasi keanekaragaman hayati
namun harus memberikan manfaat konservasi in-situ dalam jangka panjang, sedangkan KKL harus memiliki tujuan
konservasi utama. Beberapa contoh global pengelolaan berbasis kawasan yang dapat diakui sebagai OECM mencakup,
antara lain, kawasan penutupan perikanan di Kanada, kawasan laut yang dikelola secara lokal di Mozambik, dan
wilayah serta kawasan yang dikonservasi oleh Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal di banyak belahan dunia.
Meskipun semakin banyak pedoman yang tersedia namun, penerapan pedoman ini
pada 'contoh nyata' dari calon OECM masih relatif sedikit. Di sini, kami menyajikan
salah satu upaya tersebut di Indonesia, negara yang kaya akan sejarah berbasis
wilayah tradisional konservasi. Secara khusus, kami memberikan gambaran mengenai
praktik dan kebijakan pengelolaan berbasis kawasan yang ada di Indonesia,
mengeksplorasi penerapan kriteria CBD di berbagai bidang, dan mengidentifikasi
jenis dan sebaran OECM yang potensial.
Kami juga meninjau bukti yang ada mengenai manfaat keanekaragaman hayati dari
berbagai jenis OECM yang potensial di Indonesia. Pada akhirnya, kami menyoroti
potensi implikasinya dan memberikan jalan serta pertimbangan penting bagi
pengakuan formal OECM di Indonesia.
KONSERVASI LAUT DI INDONESIA
Ekosistem laut Indonesia menyediakan sumber daya dan manfaat yang berharga
untuk mendukung kesejahteraan manusia melalui perikanan, pariwisata, dan banyak jasa
ekosistem lainnya. Namun, aktivitas antropogenik yang intensif dan meluas serta
dampak perubahan iklim telah menempatkan sumber daya laut dalam bahaya[19,20].
Untuk mengurangi ancaman dan terus mendapatkan manfaat dari sumber daya ini,
perlindungan keanekaragaman hayati formal dan adat serta praktik pengelolaan laut
berkelanjutan telah diterapkan dan, sampai batas tertentu, tertanam dalam praktik
sehari-hari masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya laut. Dalam hukum Indonesia,
konservasi sumber daya alam diartikan sebagai 'pengelolaan sumber daya alam yang
pemanfaatannya dilakukan secara berkelanjutan untuk menjamin kelangsungan sumber
daya dengan tetap menjaga dan meningkatkan kualitas keanekaragaman hayati dan nilai-
Nilainya (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990).
Pemerintah Indonesia melaksanakan konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan berkelanjutan dengan menetapkan
kawasan lindung (PA). Negara telah menerapkan alat konservasi formal ini sejak tahun 1921 untuk
melindungi spesies dan habitat darat yang berharga[21], dan baru setelah tahun 1977 negara mulai menetapkan KKL[22,23]. KKP
di Indonesia diatur berdasarkan kerangka hukum yang ditetapkan oleh dua kementerian,
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Masing-masing kerangka
ini dapat diterapkan untuk membentuk KKL yang dapat diatur langsung oleh pemerintah pusat
atau pemerintah provinsi[24]. KKP adalah kawasan multi guna yang ditetapkan secara spasial dengan sistem zonasi dan ditujukan
untuk mencapai konservasi keanekaragaman hayati (untuk KKP yang dikelola KLHK dan KKP) dan perikanan berkelanjutan (untuk
KKL yang dikelola KKP) untuk mendukung kesejahteraan manusia (UU No. 27/2007; UU No.5/1990). Banyak elemen KKL di
Indonesia yang sejalan dengan definisi KKL dari International Union for Conservation of Nature (IUCN).[25], dengan pengecualian
yang paling signifikan adalah KKP yang diakui secara formal di Indonesia diatur dan dikelola oleh lembaga pemerintah, baik
secara mandiri maupun dalam bentuk pengelolaan bersama. Pada tahun 2020 Indonesia telah berhasil mencapai target
konservasi laut nasional selama satu dekade melalui penetapan 201 KKP dengan total luas 24,1 juta ha.[26]. Hingga saat ini, KKL
merupakan satu-satunya pendekatan yang dipertimbangkan negara untuk mengukur pencapaian nasional dalam konservasi laut,
termasuk Ketika melaporkan kontribusi Indonesia terhadap Target CBD 11 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 14.
Mengikuti perkembangan positif dari pembentukan dan implementasi
KKL dalam satu dekade terakhir, target konservasi laut nasional telah
ditingkatkan menjadi 32,5 juta hektar (atau ~10% perairan kepulauan
Indonesia) kawasan laut yang dikonservasi pada tahun 2030. Perluasan
KKP masih menjadi upaya utama yang dilakukan pemerintah, sebagaimana
tercermin dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun
2020‒2024 (Peraturan Presiden No. 18/2020). Namun demikian, mendorong
dan mengakui bentuk-bentuk pengelolaan kelautan berbasis kawasan
lainnya, seperti OECM, dapat menjadi strategi pelengkap untuk melestarikan
keanekaragaman hayati di luar batas-batas KKL dan memastikan
pendekatan konservasi yang sesuai dengan kondisi lokal digunakan.
IDENTIFIKASI JENIS DAN SEBARAN OECM
KELAUTAN POTENSIAL DI INDONESIA
Potensi OECM kelautan Indonesia dan distribusinya diidentifikasi melalui dua lokakarya mengenai pengelolaan
keanekaragaman hayati laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil berbasis wilayah (lokakarya
pengelolaan keanekaragaman hayati laut, pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis wilayah) di Jakarta, Indonesia,
diadakan pada bulan Januari dan Februari 2020, dan diselenggarakan oleh KKP dan Wildlife
Conservation Society. Lokakarya ini melibatkan 120 peserta dari kalangan pemerintah, organisasi nirlaba, dan
akademisi. Dari data yang dikumpulkan, kami menghapus duplikat, mengidentifikasi lokasi spasial
yang tepat (di dalam KKL, sebagian KKL, atau di luar KKL), memberikan penjelasan tambahan bila diperlukan, dan
menambahkan entri baru berdasarkan literatur dan informasi yang tersedia. Penelitian ini sangat mengandalkan
pengetahuan para ahli dan tidak komprehensif. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mulai mengidentifikasi lokasi
dan praktik potensial yang dapat dianggap sebagai OECM di Indonesia,
termasuk distribusi dan kontribusinya terhadap konservasi.
Kebijakan Kelautan.pptx

More Related Content

Similar to Kebijakan Kelautan.pptx

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007
JalinKrakatau
 
Uu 01 2014 ttg perubahan uu pegelolaan wilayah p3 k
Uu 01 2014 ttg perubahan uu pegelolaan wilayah p3 kUu 01 2014 ttg perubahan uu pegelolaan wilayah p3 k
Uu 01 2014 ttg perubahan uu pegelolaan wilayah p3 k
Magda lena
 
Uu no 1 2014
Uu no 1 2014Uu no 1 2014
UU Nomor 01 Tahun 2014 (2).pdf
UU Nomor 01 Tahun 2014 (2).pdfUU Nomor 01 Tahun 2014 (2).pdf
UU Nomor 01 Tahun 2014 (2).pdf
ssuserd809ef
 
UU Nomor 01 Tahun 2014
UU Nomor 01 Tahun 2014UU Nomor 01 Tahun 2014
UU Nomor 01 Tahun 2014
Parja Negara
 
pwp
pwppwp
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
St Rahmawati
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & Jasa
KaisarDatin
 
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdf
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdfUU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdf
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdf
ssuserd809ef
 
1 uu-2014-1
1 uu-2014-11 uu-2014-1
1 uu-2014-1
Amrul Hasani
 
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IKonservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Didi Sadili
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisirAry Ajo
 
Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1
Yosie Andre Victora
 
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilPenjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
rafieraine02
 
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)
Freelance, self-employed
 
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007  Wilayah Pesisir PpkUu 27 2007  Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppkguest6887f0
 
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007  Wilayah Pesisir PpkUu 27 2007  Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppkguest6887f0
 

Similar to Kebijakan Kelautan.pptx (20)

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007
 
Uu 01 2014 ttg perubahan uu pegelolaan wilayah p3 k
Uu 01 2014 ttg perubahan uu pegelolaan wilayah p3 kUu 01 2014 ttg perubahan uu pegelolaan wilayah p3 k
Uu 01 2014 ttg perubahan uu pegelolaan wilayah p3 k
 
Uu no 1 2014
Uu no 1 2014Uu no 1 2014
Uu no 1 2014
 
UU Nomor 01 Tahun 2014 (2).pdf
UU Nomor 01 Tahun 2014 (2).pdfUU Nomor 01 Tahun 2014 (2).pdf
UU Nomor 01 Tahun 2014 (2).pdf
 
UU Nomor 01 Tahun 2014
UU Nomor 01 Tahun 2014UU Nomor 01 Tahun 2014
UU Nomor 01 Tahun 2014
 
pwp
pwppwp
pwp
 
Pengelolaan Pesisir
Pengelolaan  PesisirPengelolaan  Pesisir
Pengelolaan Pesisir
 
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
 
Sumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & JasaSumberdaya Alam & Jasa
Sumberdaya Alam & Jasa
 
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdf
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdfUU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdf
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdf
 
1 uu-2014-1
1 uu-2014-11 uu-2014-1
1 uu-2014-1
 
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
 
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IKonservasi  dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi I
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
 
Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1
 
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
 
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilPenjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
 
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)
Draft renstra-2015-2019-prl 12-sept-2015-pdf (tujuan dansasaran mantap)
 
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007  Wilayah Pesisir PpkUu 27 2007  Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
 
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007  Wilayah Pesisir PpkUu 27 2007  Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
 

Recently uploaded

“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
aisyrahadatul14
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
d1051231034
 
PENGURUSAN IZIN LIMBAH BERBAHAYA BERACUN
PENGURUSAN IZIN LIMBAH BERBAHAYA BERACUNPENGURUSAN IZIN LIMBAH BERBAHAYA BERACUN
PENGURUSAN IZIN LIMBAH BERBAHAYA BERACUN
Wahyu Hidayat
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
d1051231053
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
d1051231039
 
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
WikaAlifia
 
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
PuspitaRika
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
d1051231031
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Vale Environtment Social Goverment Report 2022
Vale Environtment Social Goverment Report 2022Vale Environtment Social Goverment Report 2022
Vale Environtment Social Goverment Report 2022
KhusnulKhatimah94
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
d1051231033
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
d1051231079
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Erma753811
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 

Recently uploaded (18)

“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
 
PENGURUSAN IZIN LIMBAH BERBAHAYA BERACUN
PENGURUSAN IZIN LIMBAH BERBAHAYA BERACUNPENGURUSAN IZIN LIMBAH BERBAHAYA BERACUN
PENGURUSAN IZIN LIMBAH BERBAHAYA BERACUN
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
 
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
2. Atmosfer - - Angin.ppt :"kelas 10 sma
 
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
Vale Environtment Social Goverment Report 2022
Vale Environtment Social Goverment Report 2022Vale Environtment Social Goverment Report 2022
Vale Environtment Social Goverment Report 2022
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 

Kebijakan Kelautan.pptx

  • 1. KEBIJAKAN KELAUTAN Konservasi laut di luar KKP: Menuju pengakuan atas langkah- Langkah konservasi berbasis kawasan (OECM) yang efektif lainnya di Indonesia
  • 2. LATAR BELAKANG Lautan kita memberikan banyak manfaat, mulai dari perlindungan pesisir hingga nutrisi, mata pencaharian, dan penyimpanan karbon, namun menghadapi tekanan yang semakin besar, yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan pasokan yang dihasilkannya. Berbagai tindakan konservasi telah diterapkan dalam upaya untuk memitigasi tekanan-tekanan ini, meskipun pengelolaan berbasis kawasan merupakan pendekatan yang paling luas untuk melindungi sumber daya laut, terutama melalui penerapan kawasan perlindungan laut (KKP). Pertama kali didirikan pada awal tahun 1900-an, jumlah KKP telah mencapai hampir 18.000 pada tahun 2021, mencakup hampir 8% lautan di planet ini. Jika dikelola dengan baik, KKL dapat memberikan banyak manfaat bagi keanekaragaman hayati, kesehatan ekosistem, perikanan, dan kesejahteraan manusia. KKP secara historis dipimpin oleh pemerintah, dengan sedikit keterlibatan masyarakat lokal. Meskipun ada upaya yang sedang dilakukan untuk beralih ke pendekatan tata kelola bersama atau pengelolaan bersama di banyak KKP, terdapat banyak bentuk pengelolaan berbasis kawasan yang memberikan nilai konservasi namun tidak 'sesuai' dengan kerangka KKP karena konservasi mungkin tidak menjadi tujuan utama mereka, dan oleh karena itu, secara tradisional tidak terlihat berkontribusi terhadap pengelolaan berbasis kawasan konservasi. Mengidentifikasi, mengenali, dan lebih jauh mendukung bentuk-bentuk pengelolaan berbasis kawasan lainnya dapat memberikan jalur tambahan untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Hal ini penting, mengingat kita belum mencapai Target Aichi 11 tahun 2020 untuk melindungi 10% lautan dunia, dan dengan pandangan terhadap target ambisius baru yang akan disepakati pada pertemuan kelima belas Konferensi Para Pihak (COP) Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) pada awal tahun 2022
  • 3. Dalam konteks ini, rancangan Target 3 kerangka kerja keanekaragaman hayati global CBD pasca-2020 saat ini menunjukkan harapan bagi masa depan konservasi laut karena memberikan penekanan yang jelas pada upaya konservasi berbasis kawasan. melalui KKL, menyerukan Para Pihak untuk 'Memastikan bahwa setidaknya 30% wilayah daratan dan lautan secara global, terutama wilayah yang memiliki arti penting bagi keanekaragaman hayati dan kontribusinya terhadap manusia, dikonservasi melalui sistem kawasan lindung dan kawasan efektif lainnya yang dikelola secara efektif dan adil, mewakili secara ekologis dan terhubung dengan baik. berdasarkan langkah-langkah konservasi, dan diintegrasikan ke dalam lanskap dan bentang laut yang lebih luas. penekanan ditambahkan]. Diperkenalkan pada tahun 2010 dan ditetapkan pada tahun 2018, langkah-langkah konservasi berbasis kawasan (OECM) yang efektif lainnya telah diakui sebagai kerangka pelengkap KKL, dan CBD juga mempromosikan keduanya untuk mencapai hasil konservasi global. OECM didefinisikan sebagai'suatu kawasan yang ditentukan secara geografis selain kawasan lindung, yang diatur dan dikelola sedemikian rupa sehingga mencapai hasil jangka panjang yang positif dan berkelanjutan bagi lingkungan hidup.di tempatkonservasi keanekaragaman hayati dengan fungsi dan jasa ekosistem terkait dan jika memungkinkan, nilai-nilai budaya, spiritual, sosial-ekonomi, dan nilai-nilai lokal lainnya yang relevan'[16].OECM berbeda dengan KKL karena KKL tidak harus didedikasikan untuk konservasi keanekaragaman hayati namun harus memberikan manfaat konservasi in-situ dalam jangka panjang, sedangkan KKL harus memiliki tujuan konservasi utama. Beberapa contoh global pengelolaan berbasis kawasan yang dapat diakui sebagai OECM mencakup, antara lain, kawasan penutupan perikanan di Kanada, kawasan laut yang dikelola secara lokal di Mozambik, dan wilayah serta kawasan yang dikonservasi oleh Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal di banyak belahan dunia.
  • 4. Meskipun semakin banyak pedoman yang tersedia namun, penerapan pedoman ini pada 'contoh nyata' dari calon OECM masih relatif sedikit. Di sini, kami menyajikan salah satu upaya tersebut di Indonesia, negara yang kaya akan sejarah berbasis wilayah tradisional konservasi. Secara khusus, kami memberikan gambaran mengenai praktik dan kebijakan pengelolaan berbasis kawasan yang ada di Indonesia, mengeksplorasi penerapan kriteria CBD di berbagai bidang, dan mengidentifikasi jenis dan sebaran OECM yang potensial. Kami juga meninjau bukti yang ada mengenai manfaat keanekaragaman hayati dari berbagai jenis OECM yang potensial di Indonesia. Pada akhirnya, kami menyoroti potensi implikasinya dan memberikan jalan serta pertimbangan penting bagi pengakuan formal OECM di Indonesia.
  • 5. KONSERVASI LAUT DI INDONESIA Ekosistem laut Indonesia menyediakan sumber daya dan manfaat yang berharga untuk mendukung kesejahteraan manusia melalui perikanan, pariwisata, dan banyak jasa ekosistem lainnya. Namun, aktivitas antropogenik yang intensif dan meluas serta dampak perubahan iklim telah menempatkan sumber daya laut dalam bahaya[19,20]. Untuk mengurangi ancaman dan terus mendapatkan manfaat dari sumber daya ini, perlindungan keanekaragaman hayati formal dan adat serta praktik pengelolaan laut berkelanjutan telah diterapkan dan, sampai batas tertentu, tertanam dalam praktik sehari-hari masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya laut. Dalam hukum Indonesia, konservasi sumber daya alam diartikan sebagai 'pengelolaan sumber daya alam yang pemanfaatannya dilakukan secara berkelanjutan untuk menjamin kelangsungan sumber daya dengan tetap menjaga dan meningkatkan kualitas keanekaragaman hayati dan nilai- Nilainya (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990).
  • 6. Pemerintah Indonesia melaksanakan konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan berkelanjutan dengan menetapkan kawasan lindung (PA). Negara telah menerapkan alat konservasi formal ini sejak tahun 1921 untuk melindungi spesies dan habitat darat yang berharga[21], dan baru setelah tahun 1977 negara mulai menetapkan KKL[22,23]. KKP di Indonesia diatur berdasarkan kerangka hukum yang ditetapkan oleh dua kementerian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Masing-masing kerangka ini dapat diterapkan untuk membentuk KKL yang dapat diatur langsung oleh pemerintah pusat atau pemerintah provinsi[24]. KKP adalah kawasan multi guna yang ditetapkan secara spasial dengan sistem zonasi dan ditujukan untuk mencapai konservasi keanekaragaman hayati (untuk KKP yang dikelola KLHK dan KKP) dan perikanan berkelanjutan (untuk KKL yang dikelola KKP) untuk mendukung kesejahteraan manusia (UU No. 27/2007; UU No.5/1990). Banyak elemen KKL di Indonesia yang sejalan dengan definisi KKL dari International Union for Conservation of Nature (IUCN).[25], dengan pengecualian yang paling signifikan adalah KKP yang diakui secara formal di Indonesia diatur dan dikelola oleh lembaga pemerintah, baik secara mandiri maupun dalam bentuk pengelolaan bersama. Pada tahun 2020 Indonesia telah berhasil mencapai target konservasi laut nasional selama satu dekade melalui penetapan 201 KKP dengan total luas 24,1 juta ha.[26]. Hingga saat ini, KKL merupakan satu-satunya pendekatan yang dipertimbangkan negara untuk mengukur pencapaian nasional dalam konservasi laut, termasuk Ketika melaporkan kontribusi Indonesia terhadap Target CBD 11 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 14.
  • 7. Mengikuti perkembangan positif dari pembentukan dan implementasi KKL dalam satu dekade terakhir, target konservasi laut nasional telah ditingkatkan menjadi 32,5 juta hektar (atau ~10% perairan kepulauan Indonesia) kawasan laut yang dikonservasi pada tahun 2030. Perluasan KKP masih menjadi upaya utama yang dilakukan pemerintah, sebagaimana tercermin dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2020‒2024 (Peraturan Presiden No. 18/2020). Namun demikian, mendorong dan mengakui bentuk-bentuk pengelolaan kelautan berbasis kawasan lainnya, seperti OECM, dapat menjadi strategi pelengkap untuk melestarikan keanekaragaman hayati di luar batas-batas KKL dan memastikan pendekatan konservasi yang sesuai dengan kondisi lokal digunakan.
  • 8. IDENTIFIKASI JENIS DAN SEBARAN OECM KELAUTAN POTENSIAL DI INDONESIA Potensi OECM kelautan Indonesia dan distribusinya diidentifikasi melalui dua lokakarya mengenai pengelolaan keanekaragaman hayati laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil berbasis wilayah (lokakarya pengelolaan keanekaragaman hayati laut, pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis wilayah) di Jakarta, Indonesia, diadakan pada bulan Januari dan Februari 2020, dan diselenggarakan oleh KKP dan Wildlife Conservation Society. Lokakarya ini melibatkan 120 peserta dari kalangan pemerintah, organisasi nirlaba, dan akademisi. Dari data yang dikumpulkan, kami menghapus duplikat, mengidentifikasi lokasi spasial yang tepat (di dalam KKL, sebagian KKL, atau di luar KKL), memberikan penjelasan tambahan bila diperlukan, dan menambahkan entri baru berdasarkan literatur dan informasi yang tersedia. Penelitian ini sangat mengandalkan pengetahuan para ahli dan tidak komprehensif. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mulai mengidentifikasi lokasi dan praktik potensial yang dapat dianggap sebagai OECM di Indonesia, termasuk distribusi dan kontribusinya terhadap konservasi.