Peraturan ini menetapkan standar pelayanan kedokteran yang meliputi Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran dan Standar Prosedur Operasional. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran disusun oleh organisasi profesi dan menjadi acuan penyusunan Standar Prosedur Operasional di fasilitas pelayanan kesehatan. Standar pelayanan kedokteran bertujuan memberikan jaminan pelayanan kesehatan berdasarkan kebutuhan medis pasien dan meningkatkan mutu
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarUlfah Hanum
[Ringkasan]
Peraturan ini mengatur tentang pengawasan pengelolaan obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi di fasilitas pelayanan kefarmasian. Fasilitas pelayanan kefarmasian meliputi apotek, instalasi farmasi rumah sakit, instalasi farmasi klinik, puskesmas, dan toko obat. Peraturan ini mengatur persyaratan obat yang diedarkan harus memiliki izin edar dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Dayu Agung Dewi Sawitri
Dokumen tersebut membahas latar belakang pengendalian tuberkulosis di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan beban tuberkulosis tinggi keempat di dunia. Meskipun target Millenium Development Goals telah tercapai, penerapan strategi DOTS dan standar pelayanan ISTC belum sepenuhnya dilaksanakan di seluruh fasilitas kesehatan. Pedoman ini bertujuan menyusun panduan tatalaksana tuberkulosis berdasarkan bukti ilmiah untuk meningkatkan kualitas pengendal
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang meliputi jenis dan mutu pelayanan minimal yang harus disediakan rumah sakit untuk masyarakat. Standar ini ditetapkan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar diseluruh rumah sakit di Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014 mengatur tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit. Peraturan ini menetapkan ketentuan umum tentang definisi rumah sakit, bentuk rumah sakit, serta klasifikasi dan perizinan rumah sakit yang meliputi izin mendirikan, izin operasional, perubahan izin, registrasi, akreditasi, pembinaan dan pengawasan rumah sakit.
Manual book ini memberikan panduan penggunaan modul registrasi poliklinik pada sistem informasi rumah sakit. Modul ini digunakan untuk mengelola proses pendaftaran pasien poliklinik, mencatat identitas pasien, dan maksud kunjungan. Panduan ini menjelaskan proses pendaftaran pasien baru, pencarian data pasien, pembuatan kartu identitas dan kartu pasien, serta pencetakan bukti pendaftaran pasien.
Dokumen tersebut merupakan panduan pelayanan kerohanian bagi pasien di RS Sari Asih Sangiang yang mencakup definisi, ruang lingkup, tata laksana, dan dokumentasi pelayanan kerohanian. Pelayanan kerohanian bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien dan meliputi bimbingan rohani untuk agama Islam, Kristen, dan Katolik serta koordinasi dengan rohaniawan lainnya. Tata cara pelayanannya meliputi permintaan pasien, ko
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarUlfah Hanum
[Ringkasan]
Peraturan ini mengatur tentang pengawasan pengelolaan obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi di fasilitas pelayanan kefarmasian. Fasilitas pelayanan kefarmasian meliputi apotek, instalasi farmasi rumah sakit, instalasi farmasi klinik, puskesmas, dan toko obat. Peraturan ini mengatur persyaratan obat yang diedarkan harus memiliki izin edar dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Dayu Agung Dewi Sawitri
Dokumen tersebut membahas latar belakang pengendalian tuberkulosis di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan beban tuberkulosis tinggi keempat di dunia. Meskipun target Millenium Development Goals telah tercapai, penerapan strategi DOTS dan standar pelayanan ISTC belum sepenuhnya dilaksanakan di seluruh fasilitas kesehatan. Pedoman ini bertujuan menyusun panduan tatalaksana tuberkulosis berdasarkan bukti ilmiah untuk meningkatkan kualitas pengendal
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang meliputi jenis dan mutu pelayanan minimal yang harus disediakan rumah sakit untuk masyarakat. Standar ini ditetapkan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar diseluruh rumah sakit di Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014 mengatur tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit. Peraturan ini menetapkan ketentuan umum tentang definisi rumah sakit, bentuk rumah sakit, serta klasifikasi dan perizinan rumah sakit yang meliputi izin mendirikan, izin operasional, perubahan izin, registrasi, akreditasi, pembinaan dan pengawasan rumah sakit.
Manual book ini memberikan panduan penggunaan modul registrasi poliklinik pada sistem informasi rumah sakit. Modul ini digunakan untuk mengelola proses pendaftaran pasien poliklinik, mencatat identitas pasien, dan maksud kunjungan. Panduan ini menjelaskan proses pendaftaran pasien baru, pencarian data pasien, pembuatan kartu identitas dan kartu pasien, serta pencetakan bukti pendaftaran pasien.
Dokumen tersebut merupakan panduan pelayanan kerohanian bagi pasien di RS Sari Asih Sangiang yang mencakup definisi, ruang lingkup, tata laksana, dan dokumentasi pelayanan kerohanian. Pelayanan kerohanian bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien dan meliputi bimbingan rohani untuk agama Islam, Kristen, dan Katolik serta koordinasi dengan rohaniawan lainnya. Tata cara pelayanannya meliputi permintaan pasien, ko
Dokumen tersebut merupakan peraturan Menteri Kesehatan tentang petunjuk teknis pelaksanaan rehabilitasi medis bagi pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika yang dalam proses atau telah diputus oleh pengadilan. Petunjuk teknis ini memberikan panduan kepada fasilitas kesehatan dalam melaksanakan program rehabilitasi medis tersebut, meliputi penetapan fasilitas pelayanan, prosedur penerimaan
Peraturan ini menetapkan pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan. Pedoman ini mengatur tentang pengertian hutan dan kawasan hutan, jenis hutan, penggunaan kawasan hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, dan ketentuan umum lainnya.
Peraturan ini mengatur tentang penyelenggaraan pekerjaan dan praktik okupasi terapis. Okupasi terapis wajib memiliki ijazah diploma tiga okupasi terapi dan sertifikat kompetensi untuk memperoleh surat tanda registrasi okupasi terapis dari Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia. Okupasi terapis juga diwajibkan memiliki surat izin praktik okupasi terapis untuk praktik mandiri atau surat izin kerja okupasi terapis untuk bekerja
[Ringkasan]
Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2014 menetapkan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas untuk meningkatkan mutu pelayanan obat dan medis di fasilitas kesehatan dasar. Standar tersebut mencakup pengelolaan obat dan persediaan medis serta pelayanan farmasi klinik seperti konsultasi obat, informasi obat, dan pemantauan terapi obat. Peraturan ini bertujuan menjamin keselamatan pasien dalam penggunaan obat di
Peraturan Daerah ini mengatur tentang organisasi perangkat daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas, Lembaga Teknis Daerah, Kota Administrasi, Kabupaten Administrasi, Kecamatan, Kelurahan, dan Satpol PP.
Peraturan ini mengatur pedoman pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Pedoman ini mengacu pada prinsip-prinsip nasional, nirlaba, portabilitas, transparan, efisien dan efektif sesuai UU Jaminan Sosial. Peraturan ini juga memperbarui aturan sebelumnya tentang Jamkesmas.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Dokumen tersebut merupakan peraturan Menteri Kesehatan tentang petunjuk teknis pelaksanaan rehabilitasi medis bagi pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika yang dalam proses atau telah diputus oleh pengadilan. Petunjuk teknis ini memberikan panduan kepada fasilitas kesehatan dalam melaksanakan program rehabilitasi medis tersebut, meliputi penetapan fasilitas pelayanan, prosedur penerimaan
Peraturan ini menetapkan pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan. Pedoman ini mengatur tentang pengertian hutan dan kawasan hutan, jenis hutan, penggunaan kawasan hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, dan ketentuan umum lainnya.
Peraturan ini mengatur tentang penyelenggaraan pekerjaan dan praktik okupasi terapis. Okupasi terapis wajib memiliki ijazah diploma tiga okupasi terapi dan sertifikat kompetensi untuk memperoleh surat tanda registrasi okupasi terapis dari Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia. Okupasi terapis juga diwajibkan memiliki surat izin praktik okupasi terapis untuk praktik mandiri atau surat izin kerja okupasi terapis untuk bekerja
[Ringkasan]
Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2014 menetapkan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas untuk meningkatkan mutu pelayanan obat dan medis di fasilitas kesehatan dasar. Standar tersebut mencakup pengelolaan obat dan persediaan medis serta pelayanan farmasi klinik seperti konsultasi obat, informasi obat, dan pemantauan terapi obat. Peraturan ini bertujuan menjamin keselamatan pasien dalam penggunaan obat di
Peraturan Daerah ini mengatur tentang organisasi perangkat daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas, Lembaga Teknis Daerah, Kota Administrasi, Kabupaten Administrasi, Kecamatan, Kelurahan, dan Satpol PP.
Peraturan ini mengatur pedoman pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Pedoman ini mengacu pada prinsip-prinsip nasional, nirlaba, portabilitas, transparan, efisien dan efektif sesuai UU Jaminan Sosial. Peraturan ini juga memperbarui aturan sebelumnya tentang Jamkesmas.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Pmk no. 1438 th. 2010 ttg standar pelayanan kedokteran
1. Menimbang :
Mengingat
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIKINDONESIA
I
PERATURANMET,ITERIKESEHATANREPUBLIKINDONESIA
NOMOR1438/MENKESIPENIXIaO1O
TENTANG
STANDARPEIAYANANKEDOKTERAN
I;,t
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
MENTERIKESEHATANREPUBLIKINDONESIA,
bahwa untukmelaksanakanketentuanPasal 44 ayat(3)Undang-
UndangNomor29 Tahun2004tentangPraktikKedokteranperhr
menetapkanPeraturanMenteriKesehatan tentang Standar
PelayananKedokteran;
1. Undang-UndangNomor zg Tahun zoo4 tentangpraktik
Kedokteran(LembaranNegaraRepubliktndonesiaTahun2OO4
Nomor116,TambahanLembaranNegaraRepubliklndonesia
Nomor 4431);
2. Undang-UndangNomor32 Tahun2004tentangPemerintahan
Daerah(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahunZOO4
Nomor125,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesia
Nomor 4437)sebagaimanatelah diubahterakhirdengan
Undang-UndangNomor12 Tahun20OBtentangPerubahan
KeduaAtas undang-undangNomor92 Tahun2ooqtentang
PemerintahanDaerah(LembaranNegaraRepublikIndonesii
Tahun2008Nomor59,TambahanLembaranNegaraRepublik
IndonesiaNomor4844);
3. Undang-UndangNomor36 Tahun2009 tentangKesehatan
(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2009Nomor144,'
TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5063);
4. Undang-UndangNomor44 Tahun2009tentangRumahsakit
(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahunZObgNomor1S3,
TambahanLembaranNegaraRepubliktndonesiaNomor5072);
5. PeraturanPemerintahNomor 38 Tahun 2oor tentang
lembagian Urusan Pemerintahanantara Pemerintafr,
PemerintahanDaerahProvinsi,dan PemerintahanDaerah
[?9*up"ten/Kota(LembaranNegaraRepubtikIndonesiaTahun
2007 Nomor Bz, TambahanLembaranNegara Republik
2. 1.
.t
z.
MENTERIKESEHATAN
REPUBI.IKINDONESIA
6. PeraturanMenteriKesehatanNomor1575/Menkes/PerlXll2005
tentangOrganisasidan Tata Kerja DepartemenKesehatan
sebagiiman-atelahdiubahterakhirdenganPeraturanMenteri
KesehatanNomor439/Menkes/PerNll2009tentangPerubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1575/Menkes/Per/X112005tentangOrganisasidan Tata Kerja
DepartemenKesehatan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan'
FEffiJX,WKffi*^I<eSEHATAN
TENTANGsTANDAR
BABI
KETENTUANUMUM if,,
Pasal1
DalamPeraturaniniyangdimaksuddengan:
StandarPelayananKedokteranadalahpedomanyangharusdiikutiolehdokter
ataudoldergigidalamrnenyelenggarakanpraktikkedokteran.
StandarProsedurOperasional,selanjutnyadisingkatSPOadalahsuatuperangkat
instruksi/langkah-langkahyangdibakukanuntukmenyelesaikanproseskerjarutin
tertentu,ataulangkahyangbenardanterbaikberdasarkankonsensusbersama
dalammelaksanakanberbagaikegiatandanfungsipelayananyangdibuatoleh
fasilitaspelayanankesehatanberdasarkanstandarprofesi.
Dokterdandoktergigiadalahdokter,dokterspesialis,doktergigi,dandoktergigi
spesialislulusanpendidikankedokteranatau kedokterangigi baik di dalam
maupundi luarnegeriyangdiakuiolehPemerintahRepublikIndonesiasesuai
denganperaturanperundang-undangan.
ShataFasilitasPelayananKesehatanadalahtingkatanpelayananyangstandar
tenagadanperalatannyasesuaidengankemampuanyangdiberikan.
Praktikkedokteranadalahrangkaiankegiatanyangdilakukanolehdokteratau
doktergigiterhadappasiendalammelaksanakanupayakesehatan.
Fasilitaspelayanankesehatanadalahtempatpenyelenggaraanupayapelayanan
kesehatanyangdapatdigunakanuntU(praktikkedokteranataukedokterangigi.
Kondisiadalahgambaranklinisyangberupagejaladan/atautandayangtampak
padapasien.
OrganisasiprofesiadalahlkatanDokterIndonesiabesertaPerhimpunanDokter
SpesialisuntukdokterdanPersatuanDokterGigiIndonesiabesertaPerhimpunan
DokterGigiSpesialisuntukdoktergigi.
MenteriadalahMenteriyangmenyelenggarakanurusanpemerintahandi bidang
3.
4.
5.
6.
7,
8,
9.
3. MENTERIKESEHATAN
REPUBLIKINDONESIA
BABII
TUJUAN
Pasal2
PenyusunanStandarPetayananKedokteranbertujuanuntuk:
a. Memberikanjaminankepadapasienuntukmemperole!pelayana.lkedgkteran
yangberdasirkanpadahitaiitiniansesuaidengankebutuhanmedispasien;
b. Mempertahankandan meningkatkanmutu pelayanan kedokteranyang
diberikanolehdokterdandoktergigi.
BABIII
PRINSIPDASAR
Pasal3
(1) Standar pelayanan Kedokteran meliputi Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran(PNPK)danSPO.
(Z) pNpK sebagaimanadimaksudpada ayat..(1)merypakanStandarPelayanan
Kedokteran
-yang
bersifatnasionaldan dibuat oleh organisasiprofesiserta
disahkanolehMenteri.
(3) SpO sebagaimanadimaksudpadaayat(1)dibuatdanditetapkanolehpimpinan
fasilitaspelayanankesehatan.
Pasal4
(1) StandarpelayananKedokterandisusunsecarasistematisdenganmenggunakan
pilihanpendekatan:
a. Pengelolaanpenyakit
komplikasi;
dalamkondisitunggal,yaitutanpapenyakitlainatau
b. Pengelolaanberdasarkankondisi.
(2') Standar pelayanan Kedokterandibuat dengan bahasa yang jelas, tidak
bermaknaganda, menggunakankata bantu kata kerja yang tepat, mudah
dimengerti,terukurdanrealistik
(3) StrandarpelayananKedokteranharussahihpadasaatditetapkan,mengacupada
'
kepustakaanierbarudengandukunganbuktiklinis,dandapatberdasarkanhasil
penapisanilmupengetahuandanteknologikedokteranyangdilaksanakanoleh
KementerianKesehatanatauinstitusipendidikankedokteran.
BABIV
PEDOMANNASIONALPEIAYANANKEDOKTERAN
Pasal5
penyusunanPNPKsebagaimanadimaksuddalamPasal3 ayat(2) dilakukanuntuk
4. b.
c.
d.
MENTERIKESEHATAN
REPUEUKINDONESIA
penyakitataukondisiyangmemilikirisikotinggi;
penyakitataukondisiyangmemerlukanbiayatinggi;
penyakitataukondisiyangterdapatvariasi/keragamandalampengelolaannya.
Pasal6
pNPK disusunoleh sekelompokpakaryang dapatmelibatkan profesikedokteran,
kedokterangigiatauprofesikesehatanlainnya,ataupihaklainyangdianggapperlu
dandisahkanolehMenteri.
Pasal7
PNPKmemuatpenyataanyangdibuatsecarasistematisyangdidasarkanpadabukti
ifmiah(scientifii eiidence)'uniuk membantudokter dan dokter gigi serta pembuat
keputusanklinistentangtatataksanapenyakitataukondisiklinisyangspesifik.
Pasal8
PNPKharusditinjaukembalidan diperbaharuisesuaidenganperkembanganilmu
pengetahuandanteknologikedokteranataukedokterangigi.
Pasal9
Pemerintahdan organisasiprofesimelakukansosialisasisetiapadanyaperubahan
dan/atauperbaikanterhadapPNPK.
BABV
. STANDARPROSEDUROPERASIONAL
Pasa|10''lil
(1) PimpinanfasilitaspelayanankesehatanwajibmemprakarsaipenyusunanSPO
sesuaidenganjenisdanstratafasilitaspelayanankesehatanyangdipimpinnya.
(2) PNPK harusdijadikanacuan pada penyusunanSPO di fasilitaspelayanan
kesehatan.
(3) SPO harus dijadikanpanduan bagi seluruhtenaga kesehatandi fasititas
pelayanankesehatandalammelaksanakanpelayanankesehatan.
(4) SPOdisusundalambentukPanduanPraktikKlinis(clinicalpracticeguidelines)
yangdapatdilengkapidenganalur klinis(clinicalpathway),algoritme,protokol,
proseduratau standingorder.
(5) PanduanPraktikKlinissebagaimanadimaksudpada ayat (4) harusmemuat
sekurang-kurangnyamengenaipengertian,anamnesis,pemeriksaanfisik,kriteria
diagnosis,diagnosisbanding,pemeriksaanpenunjang,terapi,edukasi,prognosis
dankepustakaan.