Secara keseluruhannya, pengurusan murid dapat dibahagikan kepada tiga elemen utama, iaitu:
1. Rekod murid
2. Motivasi
3. Kesediaan Murid
Rekod murid merupakan data atau maklumat pelajar yang merangkumi semua aspek perkembangan potensi seperti jasmani, emosi, rohani, intelek dan sosial. Rekod ini diwujudkan agar menjadi panduan kepada ibu bapa dan pelajar sendiri untuk mengenalpasti kelebihan dan kelemahan yang ada. Pengurusan dari segi rekod pelajar perlu dilakukan agar maklumat murid sentiasa terpelihara dan selamat sekali gus sebagai bukti kepada aktiviti pelajar sepanjang berada di sekolah.
Motivasi pula merupakan suatu bentuk dorongan bagi memastikan pelajar sentiasa fokus dan aktif sepanjang berada di sekolah. Motivasi dapat dibahagiakan kepada dua bahagian iaitu motivasi instrinsik dan ekstrinsik dan guru boleh menggunakan kedua-dua jenis motivasi ini kepada murid sesuai dengan keadaan semasa.
Kesediaan murid pula dikaitkan dengan pendekatan teknik pembelajaran yang diaplikasikan oleh guru di dalam kelas seperti behavoris, humanis dan kognitif. Guru perlu mengetahui sejauh mana kesediaan murid dari sudut kognitif, afektik dan psikomotor agar dapat menggunakan pendekatan yang bersesuaian dengan keperluan pelajar bagi memastikan sesi pengajaran dan pembelajaran berjalan dengan lancar.
Secara keseluruhannya, pengurusan murid dapat dibahagikan kepada tiga elemen utama, iaitu:
1. Rekod murid
2. Motivasi
3. Kesediaan Murid
Rekod murid merupakan data atau maklumat pelajar yang merangkumi semua aspek perkembangan potensi seperti jasmani, emosi, rohani, intelek dan sosial. Rekod ini diwujudkan agar menjadi panduan kepada ibu bapa dan pelajar sendiri untuk mengenalpasti kelebihan dan kelemahan yang ada. Pengurusan dari segi rekod pelajar perlu dilakukan agar maklumat murid sentiasa terpelihara dan selamat sekali gus sebagai bukti kepada aktiviti pelajar sepanjang berada di sekolah.
Motivasi pula merupakan suatu bentuk dorongan bagi memastikan pelajar sentiasa fokus dan aktif sepanjang berada di sekolah. Motivasi dapat dibahagiakan kepada dua bahagian iaitu motivasi instrinsik dan ekstrinsik dan guru boleh menggunakan kedua-dua jenis motivasi ini kepada murid sesuai dengan keadaan semasa.
Kesediaan murid pula dikaitkan dengan pendekatan teknik pembelajaran yang diaplikasikan oleh guru di dalam kelas seperti behavoris, humanis dan kognitif. Guru perlu mengetahui sejauh mana kesediaan murid dari sudut kognitif, afektik dan psikomotor agar dapat menggunakan pendekatan yang bersesuaian dengan keperluan pelajar bagi memastikan sesi pengajaran dan pembelajaran berjalan dengan lancar.
1. (Conny, 1992) dalam Nyimas Aisyah, Pendekatan
keterampilan Proses. Pengembangan Matematika
SD mengemukakan bahwa Pendekatan keterampilan
proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan
kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada
pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
pemerolehan hasil belajar.
2. • Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan
sebagai wawasan atau anutan pengembangan
keterampilan-keterampilan intelektual, sosial,
dan fisik yang bersumber dari kemampuan-
kemampuan dasar yang pada prinsipnya telah
ada pada diri siswanya (Depdikbud 1986 dalam
Dimyati dan Mudjiono 2006).
3. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:127)
pendekatan keterampilan proses dapat dijadikan
sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta,
konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa.
4. Menurut Rustaman et al. (2003) keterampilan proses
adalah keterampilan yang melibatkan :
1. keterampilan kognitif (intelektual), melibatkan pikiran.
2. Pendekatan manual, melibatkan penggunaan alat dan
bahan, pengukuran, penyusunan, atau perakitan alat.
3. Sosial, berinteraksi dengan sesama dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya,
mendiskusikan hasil pengamatan.
5. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 137)
a) memberikan kepada siswa pengertian yang tepat
tentang hakikat ilmu pengetahuan.
b) memberi kesempatan kepada siswa bekerja
dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar
menceritakan atau mendengarkan tentang ilmu
pengetahuan.
c) siswa belajar proses dan produk ilmu
pengetahuan sekaligus.
6. 1. Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat
mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
2. Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari
3. Melatih siswa untuk berpikir lebih kritis,
4. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam
pembelajaran,
5. Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan
metode ilmiah.
7. 1. Membutuhkan waktu yang relative lama untuk melakukannya
2. Jumlah siswa dalam kelas haeus relative kecil, karena setiap
siswa memerlukan perhatian dari guru.
3. Memerlukan perencanaan dengan teliti.
4. Tidak menjamin setiap siswa akan dapat mencapai tujuan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5. Sulit membuat siswa turut aktif secara merata selama proses
berlangsungnya pembelajaran.
8. Pembelajaran dengan pendekatan tradisional,
menekankan pada hasil belajar yang diperoleh siswa hanya
terbatas pada aspek pengetahuan.
sedangkan
Dalam PKP, proses pembelajaran sangat ditekankan
bukan hanya hasil belajar atau transfer knownledge saja.
9. Menurut Dimyati dan mudjiono (2006:140)
menyatakan adanya berbagai keterampilan
proses. keterampilan tersebut terdiri atas:
keterampilan dasar (basic skill),
keterampilan terintegrasi (integrated skills),
11. 1. Mengenali variabel,
2. Membuat tabel,
3. Membuat grafik,
4. Menggambarkan hubungan antar variabel,
5. mengumpulkan dan mengolah data,
6. menganalisis penelitian,
7. Menyusun hipotesis,
8. Mendefinisikan variabel,
9. Merancang penelitian, dan
10. Bereksperimen.
12. (Conny, 1992 dalam Nyimas Aisyah, Pendekatan
keterampilan Proses. Pengembangan Matematika SD ,
yang meliputi:
• Mengamati/Observasi
• Menghitung,
• Mengukur,
• Mengklasifikasikan,
• Menemukan hubungan,
• Membuat prediksi (ramalan),
• Melaksanakan penelitian,
• Mengumpulkan dan menganalisis data,
• Menginterpretasikan data, dan
• Mengkomunikasikan hasil.
13. 1. Siswa mengamati benda-benda yang ada di dalam kelas (OBSERVASI)
2. Siswa mengelompokkan benda-benda yang mempunyai permukaan datar dan
tidak (KLASIFIKASI)
3. Siswa meramal dan membuat hipotesis tentang pasangan-pasangan benda
yang sebangun, misalnya antara permukaan meja dan permukaan buku
(MERAMAL DAN MEMBUAT HIPOTESIS)
4. Siswa melakukan percobaan mengukur dan menghitung perbandingan sisi-
sisi yang bersesuaian dari setiap pasangan benda
(PERCOBAAN/EKSPERIMEN)
5. Siswa mengukur sisi-sisi pada masing-masing pasangan benda
(MENGUKUR)
14. 6). Siswa menghitung perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian
dari masing-masing pasangan benda (MENGHITUNG)
7). Siswa mengendalikan variabel panjang sisi untuk menentukan
perbandingan benda (MENGENDALIKAN VARIABEL)
8). Siswa menentukan perbandingan yang senilai dan tidak senilai
(MENEMUKAN HUBUNGAN)
9). Siswa membuat tabel perbandingan sisi pasangan benda
(KOMUNIKASI)
10). Berdasarkan tabel yang ada, siswa menafsirkan benda-benda yang
sebangun dan tidak sebangun (INTERPRETASI DATA)
15. Dalam menerapkan pendekatan keterampilan
proses di dalam pembelajaran matematika,
diperlukan peralatan dan sumber-sumber
pembelajaran yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran juga guru bersama siswa semakin
dituntut bekerja keras agar praktik PKP berhasil
efektif dan efisien.
16. keterampilan proses adalah keterampilan
memproses informasi yang diwarnai dengan prinsip-
prinsip Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL) seperti termuat dalam Kurikulum 2004
dan 2006.
17. a. CBSA
Sebagai suatu konsep, CBSA adalah suatu
proses pembelajaran yang subjek didiknya
terlibat secara fisik, mental-intelektual, maupun
sosial dalam memahami ide-ide dan konsep-
konsep pembelajaran (Ahmadi, 1991).
18. (1) Motivasi siswa,
(2) Pengetahuan prasyarat,
(3) Tujuan yang akan dicapai,
(4) Hubungan sosial,
(5) Belajar sambil bekerja,
(6) Perbedaan individu,
(7) Menemukan, dan
(8) Pemecahan masalah
19. Menurut prof. Dr.Hamruni,M.Si(2012:173)
pembelajaran konstektual adalah pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkan dalam kehidupan mereka.
20. Menurut Johnson Elaine B yang
diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan (2002:67)
Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan
yang bertujuan menolong para siswa melihat
makna didalam materi akademik yang mereka
pelajari dengan cara menghubungkan subjek2
akademik dengan konteks dalam keseharian
mereka.
21. (1) konstruktivis (constructivism),
(2) Penemuan (inquiry),
(3) bertanya (questioning),
(4) masyarakat belajar (learning community),
(5) pemodelan (modeling),
(6) refleksi (reflection)
(7) penilaian yang sebenarnya (authentic assestment).
22. Internet dengan format PDF:
Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Pendekatan
keterampilan Proses.
Nyimas Aisyah, Pendekatan keterampilan Proses. 2008.
Jogjakarta:UNY
Risnanto,Deni. 2008. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses
pada Mata Pelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas V SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga Tahun Ajaran
2011/2012.Skripsi.Universitas Kristen Satya Wacana.
23. Internet:
Muin.2012.Pendekatan Keterampilan Proses.
Online. Dapat diunduh di
http://muinmenangis.blogspot.com/2012/04/pendekata
. diakses pada 2 Juli 2014
Yinda.2012.Pendekatan Keterampilan Proses.
Online. Dapat diunduh di
http://gindayinda.blogspot.com/2010/10/pendekatan-ke
. diakses pada 2 Juli 2014