Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen
Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran
Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen Teams games tournamen
Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran Makalah model pembelajaran
Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen
Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen Teams Games Tournamen
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Model Student Teams Archivement Division (STAD)
Model Jigsaw (gergaji ukir)
Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Model Make a Match (membuat pasangan)
Model TGT (Teams Games Tournament)
Model Struktural
Ada beberapa jenis model pembelajaran kooperatif,
walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif
ini tidak berubah. Jenis-Jenis dan model tersebut
adalah :
3. Model Student Teams Archivement Division (STAD)
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu
model pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme dan
memiliki ciri-ciri yaitu ada penyajian materi, siswa belajar
dalam kelompok kecil, ada kuis, dicari skor perkembangan
individu dan ada penghargaan kelompok (Trianto, 2011).
4. 1)penyampaian tujuan dan memotivasi siswa;
2)mengorganisasikan siswa kedalam kelompok (pembagian kelompok);
3)penyampaian informasi (presentasi guru);
4)kegiatan membimbing kelompok belajar dalam tim (kerja tim);
5)kuis (evaluasi);
6)penghargaan prestasi tim. Rusman (2016, hlm.215).
Langkah Langkah dalam
menjalankan STAD
Model Student Teams Archivement Division (STAD)
5. Model Jigsaw (gergaji ukir)
Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model Cooperative
Learning, yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan
informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang
dimilikinya untuk secara bersama- sama saling meningkatkan pemahaman seluruh
anggota.
6. Model Jigsaw (gergaji ukir)
Menurut Rusman (2012: 218) langkah-
langkah dalam model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yakni:
1. Siswa dikelompokkan dengan
anggota kurang lebih 4-5 orang,
2. tiap orang dalam tim diberikan
materi atau tugas yang berbeda,
3. anggota dalam tim yang berbeda
dengan penugasan yang sama
membentuk kelompok baru
(kelompok ahli),
4. setelah kelompok ahli berdiskusi,
tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan menjelaskan kepada
anggota kelompok tentang sub bab
yang mereka kuasai,
5. tiap tim ahli mempresentasikan
hasil diskusi,
6. pembahasan, dan
7. Investigasi Kelompok (Group Investigation)
7. penutup.
• Group investigation merupakan model pembelajaran yang dilakukan
dengan pengaturan siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunaan
pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan
proyek kooperatif (Slavin dalam Sutirman, 2013).
• Melalui model group investigation ini siswa diberi kebebasan untuk
membuat kelompok dengan jumlah anggota dua sampai enam orang.
• Selanjutnya masing-masing kelompok memilih topik materi yang telah
dipelajari, dan membagi topik-topik tersebut menjadi tugas pribadi.
Hasil dari pekerjaan tugas pribadi anggota dipersiapkan untuk
menyusun laporan kelompok. Laporan setiap kelompok disajikan di
depan kelas.
8. Model Make a Match (membuat pasangan)
Model pembelajaran kooperatif tipe make a
match “siswa diajak mencari pasangan sambil
belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasana yang menyenangkan”
(Rusman, 2012).
model pembelajaran make a match adalah model pembelajaran
secara berkelompok yang mengajak siswa untuk memahami
konsep dan topik pembelajaran melalui media kartu jawaban
dan kartu pertanyaan serta dalam pelaksanaannya memiliki
batasan maksimum waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.
9. Model Make a Match (membuat pasangan)
Langkah-Langkah pembelajaran Make a Match
adalah Sebagai Berikut :
Adapun langkah-langkah model pembelajaran make a match
menurut Shoimin (2014: 98-99) adalah :
(a) guru melakukan persiapan dengan membuat beberapa kartu yaitu kartu
pertanyaan dan kartu jawaban.
(b) masingmasing peserta didik mendapatkan satu jenis kartu.
(c) tiap peserta didik berpikir mengenai soal atau jawaban kartu yang sudah
dipegang.
(d) tiap peserta didik diminta mencari pasangan kartu yang memiliki kecocokan
dengan kartu yang dipegang.
(e) tiap peserta didik yang dapat menemukan kecocokan kartu sebelum mencapai
batasan waktu maksimum, maka diberikan poin.
(f) apabila sudah selesai satu sesi, dilakukan pengocokan kartu lagi supaya setiap
peserta didik memeroleh kartu yang tidak sama dari kartu di sesi satu.
10. Model TGT (Teams Games Tournament)
• Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) adalah
model pembelajaran yang mengajak siswa belajar sambil bermain.
• Model pembelajaran ini sangat cocok diterapkan di sekolah dasar karena model
ini mampu meningkatkan karakter gotong royong dan hasil belajar siswa.
• Yasa dan Madio (2014) menyatakan bawa TGT merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat dengan mudah diterapkan di dalam kelas oleh guru,
dan siswa sebagai tutor sebaya yang dapat melibatkan aktvitas siswa yang
heterogen.
• Selain itu, TGT juga mengandung unsur suatu permainan (Yunita, A., Juwita, R.,
11. Model TGT (Teams Games Tournament)
Rahmawati (2018) mengemukakan langkah-langkah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe team games tournament yaitu:
1) Presentasi di Kelas
Presentasi kelas yaitu mengenalkan materi pembelajaran secara klasikal. Pada tahap ini,
guru menyampaikan tujuan pembelajaran, tata cara kegiatan belajar yang akan
dilakukan dan materi pembelajaran.
2) Team
Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok yang bersifat heterogen yaitu memiliki
kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Pembelajaran dalam
kelompok mencakup pembahasan permasalahan yang dihadapi bersama,
membandingkan jawaban atau pendapat setiap anggota, serta mengoreksi apabila
terjadi perbedaan hasil. Dengan demikian, terjadi kegiatan diskusi belajar yang efektif.
12. Model TGT (Teams Games Tournament)
Rahmawati (2018) mengemukakan langkah-langkah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe team games tournament yaitu:
3) Game
Siswa bekerja di dalam tim dan memastikan bahwa seluruh anggota tim telah
memahami pembelajaran. Game terdiri atas pertanyaan yang telah dirancang untuk
menguji pengetahuan siswa. Kebanyakan game terdiri atas pertanyaan sederhana
bernomor siswa memiliki kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan sesuai
dengan nomor tersebut. Siswa yang berhasil menjawab pertanyaan akan mendapat skor.
4) Tournament
Turnamen dalam pembelajaran team games tournament adalah suatu kegiatan
berlangsungnya game setelah proses presentasi kelas dan memahami materi
pembelajaran.
5) Penghargaan Kelompok
Suatu kelompok akan mendapatkan suatu penghargaan apabila mencapai poin sesuai
kriteria tertentu. Penghargaan ini bertujuan untuk memberikan semangat belajar siswa
baik siswa yang mendapatkan penghargaan maupun tidak.
13. Model Struktural
Menurut pendapat Spencer dan Miguel kagan (Rusman, 2010: 225) bahwa
terdapat enam komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe pendekatan
struktural. Keenam komponen itu adalah:
(a) Struktur dan konstruk yang berkaitan | Premis dasar dari pendekatan
struktural adalah bahwa ada hubungan kuat antara yang siswa lakukan dan
yang siswa pelajari, yaitu interaksi di dalam kelas telah memberi pengaruh
besar pada perkembangan siswa pada sisi soal, kognitif, dan akademisnya.
Konstruksi dan perolehan pengetahuan, perkembangan bahasa dan kognisi, 20
dan perkembangan ketrampilan social merupakan fungsi dari situasi dimana
siswa berinteraksi.
(b) Prinsip-prinsip dasar | Ada empat prinsip dasar yang penting untuk
pendekatan struktural pembelajaran kooperatif, yaitu interaksi serentak,
partisipasi sejajar, interdepensi positif, dan akuntabilitas perseorangan.
14. Model Struktural
(c) Pembentukan kelompok dan pembentukan kelas | Kagan (Rusman 2010: 225)
membedakan lima tujuan pembentukan kelompok dan memberikan struktur
yang tepat untuk masing-masing. Kelima tujuan pembentukan kelompok itu
adalah agar dikenal, identitas kelompok, dukungan timbal balik, menilai
perbedaan, dan mengembangkan energi.
(d) Kelompok Kelompok belajar kooperatif memilik identitas kelompok yang kuat,
yang idealnya terdiri dari empat anggota yang berlangsung lama. Kagan
(Rusman, 2010: 226) membedakan empat kelompok belajar tersebut, yaitu:
kelompok heterogen, kelompok acak, kelompok minat, dan kelompok bahasa
heterogen.
(e) Tata kelola Dalam kelas kooperatif ditekankan adanya interaksi siswa dengan
siswa, untuk itu manajemen melibatkan berbagai ketrampilan berbeda.
Beberapa dari perhatian manajemen diperkenalkan bersamaan dengan
pengenaan kelompok, termasuk susunan tempat duduk, tingkat suara,
15. Model Struktural
(f) Ketrampilan sosial The structured natural approach untuk memperoleh
ketrampilan sosial menggunakan empat alat, yakni: peran dan gerakan
pembuka, pemodelan dan penguatan, struktur dan penstrukturan, dan refleksi
dan waktu perencanaan.
(g) Model Student Teams Achievment Division (STAD) Menurut Slavin (2007)
yang dikutip Rusman (2010: 213) model STAD merupakan variasi
pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti, model ini juga sangat
mudah diadaptasi. Lebih jauh mengenai model pembelajaan STAD akan
dijelaskan pada sub bab berikut ini.