SlideShare a Scribd company logo
SALINAN 
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR 157 TAHUN 2014 
TENTANG 
KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, 
Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 77O ayat (2), Pasal 77C ayat (3), Pasal 77D ayat (3), Pasal 77E ayat (3), dan Pasal 77I ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Sistem Pendidikan Nasional perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Kurikulum Pendidikan Khusus; 
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
-2- 
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 
6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010- 2014; 
7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014; 
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 54/P Tahun 2014; 
MEMUTUSKAN: 
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS 
Pasal 1 
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 
1. Peserta Didik Berkelainan adalah peserta didik berkebutuhan khusus yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial. 
2. Kurikulum Pendidikan Reguler adalah Kurikulum PAUD, Kurikulum SD/MI, Kurikulum SMP/MTs, Kurikulum SMA/MA, dan Kurikulum SMK/MAK. 
3. Kurikulum Pendidikan Khusus adalah kurikulum bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan pada satuan pendidikan khusus atau satuan pendidikan reguler di kelas khusus. 
Pasal 2 
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi: 
a. peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yaitu yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial; dan/atau 
b. peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. 
Pasal 3 
(1) Pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a berfungsi memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial. 
(2) Pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal sesuai kemampuannya.
-3- 
(3) Pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b berfungsi memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. 
(4) Pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b bertujuan mengaktualisasikan seluruh potensi keistimewaannya tanpa mengabaikan keseimbangan perkembangan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, sosial, estetik, kinestetik, dan kecerdasan lainnya. 
Pasal 4 
(1) Peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus terdiri atas peserta didik yang: 
a. tunanetra; 
b. tunarungu; 
c. tunawicara; 
d. tunagrahita; 
e. tunadaksa; 
f. tunalaras; 
g. berkesulitan belajar; 
h. lamban belajar; 
i. autis; 
j. memiliki gangguan motorik; 
k. menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan 
l. memiliki kelainan lain. 
(2) Kelainan atau kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga berwujud gabungan dari 2 (dua) atau lebih jenis kelainan atau kebutuhan khusus, yang disebut tunaganda. 
Pasal 5 
(1) Pendidikan Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a diselenggarakan melalui satuan pendidikan khusus atau satuan pendidikan reguler pada jalur pendidikan formal dan nonformal. 
(2) Satuan pendidikan khusus jalur formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi TKLB/RALB, SDLB/MILB, SMPLB/MTsLB, SMALB/MALB, SMKLB/MAKLB. 
(3) Satuan Pendidikan Reguler jalur formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat. 
(4) Satuan pendidikan khusus jalur nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. 
(5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 
(6) Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus di satuan pendidikan reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam kelas biasa dan/atau kelas khusus.
-4- 
Pasal 6 
Kurikulum untuk peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus dapat berbentuk kurikulum pendidikan reguler atau kurikulum pendidikan khusus. 
Pasal 7 
(1) Kurikulum pendidikan reguler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 merupakan Kurikulum 2013 PAUD, Kurikulum 2013 SD/MI, Kurikulum 2013 SMP/MTs, Kurikulum 2013 SMA/MA, dan Kurikulum 2013 SMK/MAK. 
(2) Kurikulum pendidikan reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperuntukkan bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yang tidak disertai hambatan intelektual, komunikasi dan interaksi, dan perilaku. 
(3) Kurikulum pendidikan reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan untuk peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan di satuan pendidikan reguler. 
(4) Kurikulum pendidikan reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditambahkan dengan program kebutuhan khusus. 
Pasal 8 
(1) Kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 merupakan Kurikulum 2013 PAUD, Kurikulum 2013 SD/MI, Kurikulum 2013 SMP/MTs, Kurikulum 2013 SMA/MA, dan Kurikulum 2013 SMK/MAKyang disesuaikan dengan kebutuhan khusus peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus. 
(2) Kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperuntukkan bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yang disertai hambatan intelektual, komunikasi dan interaksi, dan perilaku. 
(3) Kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disediakan bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan pada: 
a. satuan pendidikan khusus; atau 
b. satuan pendidikan reguler di kelas khusus. 
(4) Kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi program umum, program kebutuhan khusus, dan program kemandirian. 
Pasal 9 
(1) Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunanetra dan tunadaksa ringan kelas I SDLB/MILB sampai dengan kelas XII SMALB/MALB atau SMKLB/MAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas VIII SMP/MTs ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian. 
(2) Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunarungu kelas I SDLB/MILB sampai dengan kelas XII SMALB/MALB atau SMKLB/MAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas VI SD/MI ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian.
-5- 
(3) Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunagrahita ringan, tunadaksa sedang, dan autis kelas I SDLB/MILB sampai dengan kelas XII SMALB/MALB atau SMKLB/MAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas IV SD/MI ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian. 
(4) Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunagrahita sedang kelas I SDLB/MILB sampai dengan kelas XII SMALB/MALB atau SMKLB/MAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas II SD/MI ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian. 
Pasal 10 
(1) Program kebutuhan khusus pada kurikulum pendidikan reguler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) dan pada kurikulum pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) dikembangkan sebagai penguatan bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus untuk meminimalkan hambatan dan meningkatkan capaian kompetensi secara optimal. 
(2) Program kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: 
a. pengembangan orientasi dan mobilitas, terutama bagi peserta didik tunanetra; 
b. pengembangan komunikasi, persepsi, bunyi, dan irama, terutama bagi peserta didik tunarungu; 
c. pengembangan binadiri, terutama bagi peserta didik tunagrahita; 
d. pengembangan binadiri dan binagerak, terutama bagi peserta didik tunadaksa; 
e. pengembangan pribadi dan perilaku sosial, terutama bagi peserta didik tunalaras; dan 
f. pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku, terutama bagi peserta didik autis; 
(3) Program kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan alokasi waktu sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus. 
Pasal 11 
(1) Program pilihan kemandirian pada kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) dikembangkan sebagai penguatan bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus untuk bekal hidup mandiri, tidak tergantung pada orang lain, dan untuk bekal persiapan bekerja. 
(2) Program pilihan kemandirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: 
a. teknologi informasi dan komputer; 
b. akupressur; 
c. elektronika; 
d. otomotif; 
e. pariwisata; 
f. tata kecantikan; 
g. tata boga; 
h. tata busana;
-6- 
i. komunikasi; 
j. jurnalistik; 
k. seni pertunjukan; dan 
l. seni rupa dan kriya. 
(3) Program pilihan kemandirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan alokasi waktu sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus. 
Pasal 12 
(1) Pembelajaran peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus dikembangkan berdasarkan hasil asesmen peserta didik. 
(2) Pembelajaran peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada prinsip dan pendekatan pembelajaran reguler yang disesuaikan dengan karakteristik belajar peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus. 
(3) Karakteristik belajar peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bercirikan keunikan setiap peserta didik. 
Pasal 13 
(1) Penilaian hasil belajar peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus mengacu pada prinsip dan pendekatan penilaian hasil belajar reguler yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus. 
(2) Karakteristik peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bercirikan keunikan setiap peserta didik yang berkaitan dengan cara, alat, waktu, dan tempat. 
Pasal 14 
(1) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing wajib menyediakan dan/atau menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi akademik dan sertifikasi kompetensi yang dipersyaratkan bagi satuan pendidikan penyelenggara pendidikan khusus. 
(2) Pemerintah dan/atau pemerintah derah sesuai dengan kewenangan masing-masing wajib menyediakan sarana-prasarana yang memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan kekhususannya bagi satuan pendidikan penyelenggara pendidikan khusus. 
Pasal 15 
(1) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa diselenggarakan pada satuan pendidikan reguler. 
(2) Progam pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa: 
a. program pengayaan; dan/atau 
b. program percepatan. 
(3) Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat dapat dilakukan di: 
a. kelas biasa/reguler dengan program pengayaan; dan/atau 
b. kelas khusus dengan program percepatan.
-7- 
(4) Program percepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dilakukan dengan persyaratan: 
a. peserta didik memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang diukur dengan tes psikologi; dan/atau 
b. peserta didik memiliki prestasi akademik tinggi dan/atau bakat istimewa di bidang seni dan/atau olahraga. 
(5) Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilakukan dengan menerapkan sistem kredit semester. 
(6) Kurikulum bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa menggunakan kurikulum reguler yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. 
Pasal 16 
Kurikulum TKLB/RALB, SDLB/MILB, SMPLB/MTsLB, SMALB/MALB, SMKLB/MAKLB ditetapkan terpisah dari Peraturan Menteri ini. 
Pasal 17 
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. 
Ditetapkan di Jakarta 
pada tanggal 14 Oktober 2014 
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
REPUBLIK INDONESIA, 
TTD. 
MOHAMMAD NUH 
Diundangkan di Jakarta 
pada tanggal 17 Oktober 2014 
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA 
REPUBLIK INDONESIA, 
TTD. 
AMIR SYAMSUDIN 
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1690 
Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 
TTD. 
Ani Nurdiani Azizah 
NIP 195812011985032001

More Related Content

What's hot

Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
Gus Fendi
 
Program Management Office -PMO.pptx
Program Management Office -PMO.pptxProgram Management Office -PMO.pptx
Program Management Office -PMO.pptx
EuisNursaadah1
 
Laporan PPDB Lengkap
Laporan PPDB LengkapLaporan PPDB Lengkap
Laporan PPDB Lengkap
Akang Juve
 
Rencana kerja-tahunan-madrasah
Rencana kerja-tahunan-madrasahRencana kerja-tahunan-madrasah
Rencana kerja-tahunan-madrasah
MediaArtisia
 
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)
Gie Hartanto
 
sosialisasi program sekolah.pptx
sosialisasi program sekolah.pptxsosialisasi program sekolah.pptx
sosialisasi program sekolah.pptx
heripriyanto12
 
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdfNO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
MarutdinSidabungke1
 
Surat keterangan pindah
Surat keterangan pindahSurat keterangan pindah
Surat keterangan pindah
Rik-Rik Athorik
 
EVALUASI VISI MISI SEKOLAH.docx
EVALUASI VISI MISI SEKOLAH.docxEVALUASI VISI MISI SEKOLAH.docx
EVALUASI VISI MISI SEKOLAH.docx
khoerunnisabudiman
 
Rencana kerja perpustakaan
Rencana kerja perpustakaanRencana kerja perpustakaan
Rencana kerja perpustakaanMarta Aroma
 
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sari
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sariSk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sari
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sari
Rohandi Nur Satardi
 
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM ( PPT ).pptx
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM  ( PPT ).pptx1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM  ( PPT ).pptx
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM ( PPT ).pptx
AtepTedi3
 
Contoh sk guru honor
Contoh sk guru honorContoh sk guru honor
Contoh sk guru honor
IRJAN IRJAN
 
Pencairan dana honor insentif guru kontrak
Pencairan dana honor insentif guru kontrak Pencairan dana honor insentif guru kontrak
Pencairan dana honor insentif guru kontrak
Wasio Kadir
 
2. sosialisasi PBD di sekolah binaan.pptx
2. sosialisasi PBD di sekolah binaan.pptx2. sosialisasi PBD di sekolah binaan.pptx
2. sosialisasi PBD di sekolah binaan.pptx
NaqiyatushSholichah1
 
Surat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplin
Surat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplinSurat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplin
Surat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplin
ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Instrumen Supervisi Pembel 2022.docx
Instrumen Supervisi  Pembel 2022.docxInstrumen Supervisi  Pembel 2022.docx
Instrumen Supervisi Pembel 2022.docx
FerlanSajow1
 
Contoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diriContoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diri
Kahar Muzakkir
 
Sk penetapan juara
Sk penetapan juaraSk penetapan juara
Sk penetapan juara
Hilmi Janggo
 

What's hot (20)

Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
Surat pernyataan guru
Surat pernyataan guruSurat pernyataan guru
Surat pernyataan guru
 
Program Management Office -PMO.pptx
Program Management Office -PMO.pptxProgram Management Office -PMO.pptx
Program Management Office -PMO.pptx
 
Laporan PPDB Lengkap
Laporan PPDB LengkapLaporan PPDB Lengkap
Laporan PPDB Lengkap
 
Rencana kerja-tahunan-madrasah
Rencana kerja-tahunan-madrasahRencana kerja-tahunan-madrasah
Rencana kerja-tahunan-madrasah
 
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)
Pengesahan, kata pengantar, daftar isi (KTSP 1415)
 
sosialisasi program sekolah.pptx
sosialisasi program sekolah.pptxsosialisasi program sekolah.pptx
sosialisasi program sekolah.pptx
 
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdfNO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
NO. 6 LAPORAN PRESTASI SISWA.pdf
 
Surat keterangan pindah
Surat keterangan pindahSurat keterangan pindah
Surat keterangan pindah
 
EVALUASI VISI MISI SEKOLAH.docx
EVALUASI VISI MISI SEKOLAH.docxEVALUASI VISI MISI SEKOLAH.docx
EVALUASI VISI MISI SEKOLAH.docx
 
Rencana kerja perpustakaan
Rencana kerja perpustakaanRencana kerja perpustakaan
Rencana kerja perpustakaan
 
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sari
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sariSk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sari
Sk pembentukan tim uks sekolah dasar negeri 2 pandan sari
 
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM ( PPT ).pptx
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM  ( PPT ).pptx1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM  ( PPT ).pptx
1. Materi Kurikulum - SOSIALISASI IKM ( PPT ).pptx
 
Contoh sk guru honor
Contoh sk guru honorContoh sk guru honor
Contoh sk guru honor
 
Pencairan dana honor insentif guru kontrak
Pencairan dana honor insentif guru kontrak Pencairan dana honor insentif guru kontrak
Pencairan dana honor insentif guru kontrak
 
2. sosialisasi PBD di sekolah binaan.pptx
2. sosialisasi PBD di sekolah binaan.pptx2. sosialisasi PBD di sekolah binaan.pptx
2. sosialisasi PBD di sekolah binaan.pptx
 
Surat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplin
Surat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplinSurat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplin
Surat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplin
 
Instrumen Supervisi Pembel 2022.docx
Instrumen Supervisi  Pembel 2022.docxInstrumen Supervisi  Pembel 2022.docx
Instrumen Supervisi Pembel 2022.docx
 
Contoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diriContoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diri
 
Sk penetapan juara
Sk penetapan juaraSk penetapan juara
Sk penetapan juara
 

Viewers also liked

Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaianUu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaianWinarto Winartoap
 
SK-KD Matematika SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Matematika SMPLB – B(Tuna Rungu)SK-KD Matematika SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Matematika SMPLB – B(Tuna Rungu)
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13Muliono8
 
Sd tema dan struktur kurikulum 2013
Sd tema dan struktur kurikulum 2013Sd tema dan struktur kurikulum 2013
Sd tema dan struktur kurikulum 2013agus
 
Konsep Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Konsep Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan KhususKonsep Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Konsep Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan KhususDesy Aryanti
 
[Standar isi] bab ii kerangka dasar dan struktur kurikulum
[Standar isi] bab ii kerangka dasar dan struktur kurikulum[Standar isi] bab ii kerangka dasar dan struktur kurikulum
[Standar isi] bab ii kerangka dasar dan struktur kurikulumeli priyatna laidan
 
RPP Kelas 1 SDLB Tuna Rungu
RPP Kelas 1 SDLB Tuna RunguRPP Kelas 1 SDLB Tuna Rungu
RPP Kelas 1 SDLB Tuna Rungu
Joe Pete
 
SK-KD Matematika SDLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Matematika SDLB – B(Tuna Rungu)SK-KD Matematika SDLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Matematika SDLB – B(Tuna Rungu)
SMA Negeri 9 KERINCI
 
JENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATJENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMAT
MagdaNae
 
SK-KD Bahasa Indonesia SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Bahasa Indonesia SMPLB – B(Tuna Rungu)SK-KD Bahasa Indonesia SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Bahasa Indonesia SMPLB – B(Tuna Rungu)
SMA Negeri 9 KERINCI
 
RPP B inggris 2013-2014
RPP B inggris 2013-2014RPP B inggris 2013-2014
RPP B inggris 2013-2014
Juvrianto Chrissunday Jakob
 
Kalimat berpredikat numeral, adjektival, nominal, numeral, dan frasa preposis...
Kalimat berpredikat numeral, adjektival, nominal, numeral, dan frasa preposis...Kalimat berpredikat numeral, adjektival, nominal, numeral, dan frasa preposis...
Kalimat berpredikat numeral, adjektival, nominal, numeral, dan frasa preposis...Minis Lamna
 
manajemen peserta didik
manajemen peserta didikmanajemen peserta didik
manajemen peserta didik
Zoerigh Linglung
 
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSPLampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Gilang Asri Devianty
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013muriokryan
 
Permendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaan
Permendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaanPermendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaan
Permendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaan
emri ardi
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranWinarto Winartoap
 
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMPPermendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Guss No
 

Viewers also liked (20)

Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaianUu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
 
SK-KD Matematika SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Matematika SMPLB – B(Tuna Rungu)SK-KD Matematika SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Matematika SMPLB – B(Tuna Rungu)
 
Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13
 
Sd tema dan struktur kurikulum 2013
Sd tema dan struktur kurikulum 2013Sd tema dan struktur kurikulum 2013
Sd tema dan struktur kurikulum 2013
 
Konsep Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Konsep Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan KhususKonsep Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Konsep Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
 
[Standar isi] bab ii kerangka dasar dan struktur kurikulum
[Standar isi] bab ii kerangka dasar dan struktur kurikulum[Standar isi] bab ii kerangka dasar dan struktur kurikulum
[Standar isi] bab ii kerangka dasar dan struktur kurikulum
 
RPP Kelas 1 SDLB Tuna Rungu
RPP Kelas 1 SDLB Tuna RunguRPP Kelas 1 SDLB Tuna Rungu
RPP Kelas 1 SDLB Tuna Rungu
 
SK-KD Matematika SDLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Matematika SDLB – B(Tuna Rungu)SK-KD Matematika SDLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Matematika SDLB – B(Tuna Rungu)
 
JENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATJENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMAT
 
SK-KD Bahasa Indonesia SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Bahasa Indonesia SMPLB – B(Tuna Rungu)SK-KD Bahasa Indonesia SMPLB – B(Tuna Rungu)
SK-KD Bahasa Indonesia SMPLB – B(Tuna Rungu)
 
RPP B inggris 2013-2014
RPP B inggris 2013-2014RPP B inggris 2013-2014
RPP B inggris 2013-2014
 
Kalimat berpredikat numeral, adjektival, nominal, numeral, dan frasa preposis...
Kalimat berpredikat numeral, adjektival, nominal, numeral, dan frasa preposis...Kalimat berpredikat numeral, adjektival, nominal, numeral, dan frasa preposis...
Kalimat berpredikat numeral, adjektival, nominal, numeral, dan frasa preposis...
 
manajemen peserta didik
manajemen peserta didikmanajemen peserta didik
manajemen peserta didik
 
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSPLampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013(2) struktur kurikulum 2013
(2) struktur kurikulum 2013
 
Permendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaan
Permendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaanPermendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaan
Permendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaan
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
 
Standar Isi KK 2013
Standar Isi  KK 2013Standar Isi  KK 2013
Standar Isi KK 2013
 
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMPPermendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 ttg Kurikulum SMP
 

Similar to Permendikbud tahun2014 nomor 157 kurikulum pendidikan khusus

Kepmendikbud Nomor 719/2020
Kepmendikbud Nomor 719/2020Kepmendikbud Nomor 719/2020
Kepmendikbud Nomor 719/2020
CIkumparan
 
Kepmendikbud nomor 719 p 2020
Kepmendikbud nomor 719 p 2020Kepmendikbud nomor 719 p 2020
Kepmendikbud nomor 719 p 2020
IndahMutiaraKami
 
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garuda
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garudaPermen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garuda
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garuda
Achmad Badaruddin
 
Permen No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum SD
Permen No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum SDPermen No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum SD
Permen No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum SD
Gilang Asri Devianty
 
1. permendikbud n0. 57 tahun 2014ttg kurikulum 2013 sd
1. permendikbud n0. 57 tahun 2014ttg kurikulum 2013 sd1. permendikbud n0. 57 tahun 2014ttg kurikulum 2013 sd
1. permendikbud n0. 57 tahun 2014ttg kurikulum 2013 sdDede Hendi
 
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen KurikulumMakalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
Dedy Wiranto
 
Struktur kurikulum
Struktur kurikulumStruktur kurikulum
Struktur kurikulum
triajengn
 
Permendikbud no 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran
Permendikbud no 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan PembelajaranPermendikbud no 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran
Permendikbud no 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran
Hadi Wuryanto
 
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
Budiman Afandi
 
Permen 58 ttg kurikulum smp
Permen 58 ttg kurikulum smpPermen 58 ttg kurikulum smp
Permen 58 ttg kurikulum smpDian Kardiansah
 
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMPPermen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP
Gilang Asri Devianty
 
Permen nomor 63 th 2014 ttg kepramukaan
Permen nomor 63 th 2014 ttg kepramukaanPermen nomor 63 th 2014 ttg kepramukaan
Permen nomor 63 th 2014 ttg kepramukaan
Yeki Ardi
 
Permen Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan
Permen Nomor 63 Tahun 2014 tentang KepramukaanPermen Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan
Permen Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan
Gilang Asri Devianty
 
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulum
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulumPermen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulum
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulumNur Yasin
 
Permendikbud no. 4 tahun 2015
Permendikbud no. 4 tahun 2015Permendikbud no. 4 tahun 2015
Permendikbud no. 4 tahun 2015
Joko Suwarno
 
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulum
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulumPermen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulum
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulum
Hilmi Hasan
 
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG EkuivalensikegiatanguruperubahankurikulumPERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
Gito Brahmana
 
Permendikbud no-4-tahun-2015
Permendikbud no-4-tahun-2015Permendikbud no-4-tahun-2015
Permendikbud no-4-tahun-2015Gum Rowi
 

Similar to Permendikbud tahun2014 nomor 157 kurikulum pendidikan khusus (20)

Kepmendikbud Nomor 719/2020
Kepmendikbud Nomor 719/2020Kepmendikbud Nomor 719/2020
Kepmendikbud Nomor 719/2020
 
Kepmendikbud nomor 719 p 2020
Kepmendikbud nomor 719 p 2020Kepmendikbud nomor 719 p 2020
Kepmendikbud nomor 719 p 2020
 
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garuda
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garudaPermen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garuda
Permen kurikulum 2013 SD 13 juni 2014 bersih_garuda
 
Permen No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum SD
Permen No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum SDPermen No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum SD
Permen No. 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum SD
 
1. permendikbud n0. 57 tahun 2014ttg kurikulum 2013 sd
1. permendikbud n0. 57 tahun 2014ttg kurikulum 2013 sd1. permendikbud n0. 57 tahun 2014ttg kurikulum 2013 sd
1. permendikbud n0. 57 tahun 2014ttg kurikulum 2013 sd
 
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen KurikulumMakalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen Kurikulum
 
Struktur kurikulum
Struktur kurikulumStruktur kurikulum
Struktur kurikulum
 
Permendikbud no 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran
Permendikbud no 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan PembelajaranPermendikbud no 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran
Permendikbud no 4 tahun 2015 tentang Ekuivalensi Kegiatan Pembelajaran
 
Permendikbud nomor 057 tahun 2014
Permendikbud nomor 057 tahun 2014Permendikbud nomor 057 tahun 2014
Permendikbud nomor 057 tahun 2014
 
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
13 permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum
 
Permen 58 ttg kurikulum smp
Permen 58 ttg kurikulum smpPermen 58 ttg kurikulum smp
Permen 58 ttg kurikulum smp
 
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMPPermen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP
Permen 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP
 
Permen nomor 63 tahun 2014
Permen nomor 63 tahun 2014Permen nomor 63 tahun 2014
Permen nomor 63 tahun 2014
 
Permen nomor 63 th 2014 ttg kepramukaan
Permen nomor 63 th 2014 ttg kepramukaanPermen nomor 63 th 2014 ttg kepramukaan
Permen nomor 63 th 2014 ttg kepramukaan
 
Permen Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan
Permen Nomor 63 Tahun 2014 tentang KepramukaanPermen Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan
Permen Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan
 
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulum
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulumPermen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulum
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulum
 
Permendikbud no. 4 tahun 2015
Permendikbud no. 4 tahun 2015Permendikbud no. 4 tahun 2015
Permendikbud no. 4 tahun 2015
 
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulum
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulumPermen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulum
Permen no 4_tahun_2015_ttg_ekuivalensi_kegiatan__guru_perubahan_kurikulum
 
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG EkuivalensikegiatanguruperubahankurikulumPERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
 
Permendikbud no-4-tahun-2015
Permendikbud no-4-tahun-2015Permendikbud no-4-tahun-2015
Permendikbud no-4-tahun-2015
 

More from Winarto Winartoap

Pp 32 th 2015 gaji polri 2915
Pp 32 th 2015 gaji polri 2915Pp 32 th 2015 gaji polri 2915
Pp 32 th 2015 gaji polri 2915Winarto Winartoap
 
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015Winarto Winartoap
 
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniPp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniWinarto Winartoap
 
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polriPp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polriWinarto Winartoap
 
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knip
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knipPp 36 th 2015 tunjangan anggota knip
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knipWinarto Winartoap
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanWinarto Winartoap
 
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budaya
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budayaPermendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budaya
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budayaWinarto Winartoap
 
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0Winarto Winartoap
 
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputer
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputerKeputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputer
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputerWinarto Winartoap
 
Permendikbud no.4 tahun 2015
Permendikbud no.4 tahun 2015Permendikbud no.4 tahun 2015
Permendikbud no.4 tahun 2015Winarto Winartoap
 
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...Winarto Winartoap
 
6045 kst-administrasi perkantoran
6045 kst-administrasi perkantoran6045 kst-administrasi perkantoran
6045 kst-administrasi perkantoranWinarto Winartoap
 

More from Winarto Winartoap (20)

Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
Pp 30 th 2015 gaji pns 2015Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
 
Pp 31 th 2015 gaji tni 2015
Pp 31 th 2015 gaji tni 2015Pp 31 th 2015 gaji tni 2015
Pp 31 th 2015 gaji tni 2015
 
Pp 32 th 2015 gaji polri 2915
Pp 32 th 2015 gaji polri 2915Pp 32 th 2015 gaji polri 2915
Pp 32 th 2015 gaji polri 2915
 
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
 
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniPp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
 
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polriPp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
 
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knip
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knipPp 36 th 2015 tunjangan anggota knip
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knip
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
 
Pp 38 th 2015 gaji ke 13
Pp 38 th 2015 gaji ke 13Pp 38 th 2015 gaji ke 13
Pp 38 th 2015 gaji ke 13
 
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budaya
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budayaPermendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budaya
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budaya
 
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0
 
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputer
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputerKeputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputer
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputer
 
Pos ujian sekolah 2015
Pos ujian sekolah 2015Pos ujian sekolah 2015
Pos ujian sekolah 2015
 
Pos us sd 2015
Pos us sd 2015Pos us sd 2015
Pos us sd 2015
 
Permendikbud no.4 tahun 2015
Permendikbud no.4 tahun 2015Permendikbud no.4 tahun 2015
Permendikbud no.4 tahun 2015
 
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...
 
6063 kst-perbankan syariah
6063 kst-perbankan syariah6063 kst-perbankan syariah
6063 kst-perbankan syariah
 
6045 kst-administrasi perkantoran
6045 kst-administrasi perkantoran6045 kst-administrasi perkantoran
6045 kst-administrasi perkantoran
 
6054 kst-pemasaran
6054 kst-pemasaran6054 kst-pemasaran
6054 kst-pemasaran
 
6027 kst-perbankan
6027 kst-perbankan6027 kst-perbankan
6027 kst-perbankan
 

Permendikbud tahun2014 nomor 157 kurikulum pendidikan khusus

  • 1. SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 157 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 77O ayat (2), Pasal 77C ayat (3), Pasal 77D ayat (3), Pasal 77E ayat (3), dan Pasal 77I ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Sistem Pendidikan Nasional perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Kurikulum Pendidikan Khusus; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
  • 2. -2- 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010- 2014; 7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014; 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 54/P Tahun 2014; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Peserta Didik Berkelainan adalah peserta didik berkebutuhan khusus yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial. 2. Kurikulum Pendidikan Reguler adalah Kurikulum PAUD, Kurikulum SD/MI, Kurikulum SMP/MTs, Kurikulum SMA/MA, dan Kurikulum SMK/MAK. 3. Kurikulum Pendidikan Khusus adalah kurikulum bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan pada satuan pendidikan khusus atau satuan pendidikan reguler di kelas khusus. Pasal 2 Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi: a. peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yaitu yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial; dan/atau b. peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. Pasal 3 (1) Pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a berfungsi memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial. (2) Pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal sesuai kemampuannya.
  • 3. -3- (3) Pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b berfungsi memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. (4) Pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b bertujuan mengaktualisasikan seluruh potensi keistimewaannya tanpa mengabaikan keseimbangan perkembangan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, sosial, estetik, kinestetik, dan kecerdasan lainnya. Pasal 4 (1) Peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus terdiri atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f. tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k. menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki kelainan lain. (2) Kelainan atau kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat juga berwujud gabungan dari 2 (dua) atau lebih jenis kelainan atau kebutuhan khusus, yang disebut tunaganda. Pasal 5 (1) Pendidikan Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a diselenggarakan melalui satuan pendidikan khusus atau satuan pendidikan reguler pada jalur pendidikan formal dan nonformal. (2) Satuan pendidikan khusus jalur formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi TKLB/RALB, SDLB/MILB, SMPLB/MTsLB, SMALB/MALB, SMKLB/MAKLB. (3) Satuan Pendidikan Reguler jalur formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat. (4) Satuan pendidikan khusus jalur nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. (5) Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (6) Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus di satuan pendidikan reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam kelas biasa dan/atau kelas khusus.
  • 4. -4- Pasal 6 Kurikulum untuk peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus dapat berbentuk kurikulum pendidikan reguler atau kurikulum pendidikan khusus. Pasal 7 (1) Kurikulum pendidikan reguler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 merupakan Kurikulum 2013 PAUD, Kurikulum 2013 SD/MI, Kurikulum 2013 SMP/MTs, Kurikulum 2013 SMA/MA, dan Kurikulum 2013 SMK/MAK. (2) Kurikulum pendidikan reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperuntukkan bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yang tidak disertai hambatan intelektual, komunikasi dan interaksi, dan perilaku. (3) Kurikulum pendidikan reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan untuk peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan di satuan pendidikan reguler. (4) Kurikulum pendidikan reguler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditambahkan dengan program kebutuhan khusus. Pasal 8 (1) Kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 merupakan Kurikulum 2013 PAUD, Kurikulum 2013 SD/MI, Kurikulum 2013 SMP/MTs, Kurikulum 2013 SMA/MA, dan Kurikulum 2013 SMK/MAKyang disesuaikan dengan kebutuhan khusus peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus. (2) Kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperuntukkan bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yang disertai hambatan intelektual, komunikasi dan interaksi, dan perilaku. (3) Kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disediakan bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan pada: a. satuan pendidikan khusus; atau b. satuan pendidikan reguler di kelas khusus. (4) Kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi program umum, program kebutuhan khusus, dan program kemandirian. Pasal 9 (1) Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunanetra dan tunadaksa ringan kelas I SDLB/MILB sampai dengan kelas XII SMALB/MALB atau SMKLB/MAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas VIII SMP/MTs ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian. (2) Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunarungu kelas I SDLB/MILB sampai dengan kelas XII SMALB/MALB atau SMKLB/MAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas VI SD/MI ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian.
  • 5. -5- (3) Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunagrahita ringan, tunadaksa sedang, dan autis kelas I SDLB/MILB sampai dengan kelas XII SMALB/MALB atau SMKLB/MAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas IV SD/MI ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian. (4) Muatan kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik tunagrahita sedang kelas I SDLB/MILB sampai dengan kelas XII SMALB/MALB atau SMKLB/MAKLB disetarakan dengan muatan kurikulum pendidikan reguler Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan kelas II SD/MI ditambah program kebutuhan khusus dan program pilihan kemandirian. Pasal 10 (1) Program kebutuhan khusus pada kurikulum pendidikan reguler sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) dan pada kurikulum pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) dikembangkan sebagai penguatan bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus untuk meminimalkan hambatan dan meningkatkan capaian kompetensi secara optimal. (2) Program kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. pengembangan orientasi dan mobilitas, terutama bagi peserta didik tunanetra; b. pengembangan komunikasi, persepsi, bunyi, dan irama, terutama bagi peserta didik tunarungu; c. pengembangan binadiri, terutama bagi peserta didik tunagrahita; d. pengembangan binadiri dan binagerak, terutama bagi peserta didik tunadaksa; e. pengembangan pribadi dan perilaku sosial, terutama bagi peserta didik tunalaras; dan f. pengembangan interaksi, komunikasi, dan perilaku, terutama bagi peserta didik autis; (3) Program kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan alokasi waktu sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus. Pasal 11 (1) Program pilihan kemandirian pada kurikulum pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) dikembangkan sebagai penguatan bagi peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus untuk bekal hidup mandiri, tidak tergantung pada orang lain, dan untuk bekal persiapan bekerja. (2) Program pilihan kemandirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. teknologi informasi dan komputer; b. akupressur; c. elektronika; d. otomotif; e. pariwisata; f. tata kecantikan; g. tata boga; h. tata busana;
  • 6. -6- i. komunikasi; j. jurnalistik; k. seni pertunjukan; dan l. seni rupa dan kriya. (3) Program pilihan kemandirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan alokasi waktu sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus. Pasal 12 (1) Pembelajaran peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus dikembangkan berdasarkan hasil asesmen peserta didik. (2) Pembelajaran peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada prinsip dan pendekatan pembelajaran reguler yang disesuaikan dengan karakteristik belajar peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus. (3) Karakteristik belajar peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bercirikan keunikan setiap peserta didik. Pasal 13 (1) Penilaian hasil belajar peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus mengacu pada prinsip dan pendekatan penilaian hasil belajar reguler yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus. (2) Karakteristik peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bercirikan keunikan setiap peserta didik yang berkaitan dengan cara, alat, waktu, dan tempat. Pasal 14 (1) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing wajib menyediakan dan/atau menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi akademik dan sertifikasi kompetensi yang dipersyaratkan bagi satuan pendidikan penyelenggara pendidikan khusus. (2) Pemerintah dan/atau pemerintah derah sesuai dengan kewenangan masing-masing wajib menyediakan sarana-prasarana yang memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan kekhususannya bagi satuan pendidikan penyelenggara pendidikan khusus. Pasal 15 (1) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa diselenggarakan pada satuan pendidikan reguler. (2) Progam pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa: a. program pengayaan; dan/atau b. program percepatan. (3) Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat dapat dilakukan di: a. kelas biasa/reguler dengan program pengayaan; dan/atau b. kelas khusus dengan program percepatan.
  • 7. -7- (4) Program percepatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dilakukan dengan persyaratan: a. peserta didik memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa yang diukur dengan tes psikologi; dan/atau b. peserta didik memiliki prestasi akademik tinggi dan/atau bakat istimewa di bidang seni dan/atau olahraga. (5) Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilakukan dengan menerapkan sistem kredit semester. (6) Kurikulum bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa menggunakan kurikulum reguler yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. Pasal 16 Kurikulum TKLB/RALB, SDLB/MILB, SMPLB/MTsLB, SMALB/MALB, SMKLB/MAKLB ditetapkan terpisah dari Peraturan Menteri ini. Pasal 17 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Oktober 2014 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, TTD. MOHAMMAD NUH Diundangkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1690 Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD. Ani Nurdiani Azizah NIP 195812011985032001