SlideShare a Scribd company logo
SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2014
TENTANG
PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI NEGERI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan m u t u ,
pemerataan, dan akses pendidikan tinggi secara
berkelanjutan, perlu menambah j u m l a h perguruan
tinggi negeri di wilayah Indonesia;
b. bahwa u n t u k menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa perlu mendirikan perguruan tinggi negeri di
daerah terdepan, terluar, dan tertinggal;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada h u r u f a dan h u r u f b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tentang Pendirian Perguruan Tinggi
Negeri;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500)
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden
Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara;
- 2 -
5. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon
I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 56 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat
Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon 1 Kementerian Negara;
6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009
mengenai Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 60/P
Tahun 2013;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI NEGERI.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pendirian perguruan tinggi negeri adalah pembentukan universitas,
institut, sekolah tinggi, politeknik dan akademi baru oleh Pemerintah dan
penegerian universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik dan akademi.
2. Penegerian perguruan tinggi adalah pendirian universitas, institut, sekolah
tinggi, dan politeknik negeri oleh Pemerintah yang berasal dari perguruan
tinggi swasta.
3. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang
mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan tinggi.
4. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
6. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di
bidang pendidikan.
Pasal 2
Pendirian perguruan tinggi negeri bertujuan untuk:
a. meningkatkan akses pendidikan tinggi diseluruh wilayah Indonesia;
b. meningkatkan pemerataan pendidikan tinggi di wilayah terdepan, terluar,
dan tertinggal;
c. meningkatkan m u t u sumber daya manusia di daerah u n t u k mendukung
pembangunan;
d. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
e. melindungi hak masyarakat u n t u k memperoleh pendidikan tinggi yang
berkualitas.
Pasal 3
Pendirian perguruan tinggi negeri meliputi:
a. pembentukan perguruan tinggi baru;
b. penegerian perguruan tinggi.
- 3 -
Pasal 4
(1) Pembentukan perguruan tinggi baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
h u r u f a merupakan pendirian perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh
Pemerintah;
(2) Penegerian perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b
merupakan pendirian perguruan tinggi negeri yang berasal dari perguruan
tinggi swasta.
Pasal 5
Pendirian perguruan tinggi negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus
memenuhi persyaratan:
a. memiliki studi kelayakan;
b. memiliki rancangan statuta;
c. memiliki rancangan program akademik;
d. memiliki rancangan rencana strategis;
e. memiliki rancangan sistem penjaminan m u t u ; dan
f. memiliki rancangan susunan organisasi.
Pasal 6
(1) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, pembentukan
perguruan tinggi baru harus memenuhi persyaratan:
a. tersedianya lahan yang bersertifikat yang disediakan oleh Pemerintah
atau pemerintah daerah;
b. tersedianya dosen dan tenaga kependidikan;
c. tersedianya sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan
perguruan tinggi sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi;
d. mendapat rekomendasi pemerintahan daerah provinsi dan
kabupaten /kota.
(2) Lahan yang disediakan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) h u r u f a diserahkan kepada Pemerintah.
(3) Dosen dan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b disediakan oleh Pemerintah melalui pengangkatan pada perguruan tinggi
negeri terdekat sampai ditetapkannya pembentukan perguruan tinggi
negeri baru.
Pasal 7
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, penegerian
perguruan tinggi harus memenuhi persyaratan:
a. diusulkan oleh badan h u k u m penyelenggara;
b. mendapat rekomendasi pemerintahan daerah provinsi dan
kabupaten/kota;
c. memiliki lahan yang bersertifikat atas nama badan h u k u m penyelenggara
atau pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota;
d. memiliki dosen dan tenaga kependidikan;
e. penyerahan aset berupa lahan, sarana dan prasarana perguruan tinggi;
- 4 -
f. pernyataan pegawai perguruan tinggi swasta tidak m e n u n t u t u n t u k
diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil; dan
g. pernyataan kesediaan badan h u k u m penyelenggara dan/atau
pemerintah daerah setempat u n t u k membantu pembiayaan
penyelenggaraan perguruan tinggi sebelum dapat dibiayai secara penuh
oleh Pemerintah.
Pasal 8
Persyaratan j u m l a h dosen, tenaga kependidikan, lahan, dan sarana prasarana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 9
Apabila lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 tidak terpenuhi, Menteri
dapat menetapkan luas lahan sesuai kondisi wilayah.
Pasal 10
(1) Prosedur Pembentukan perguruan tinggi baru sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 h u r u f a sebagai berikut:
a. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyusun dokumen sesuai
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6.
b. Dokumen sebagaimana dimaksud pada h u r u f a disampaikan kepada
Menteri u n t u k memperoleh persetujuan dengan tembusan kepada
Sekretaris Jenderal.
c. Sekretaris Jenderal mempersiapkan usul pendirian perguruan tinggi
negeri u n t u k disampaikan kepada Menteri.
d. Menteri menyampaikan usul pendirian perguruan tinggi negeri kepada
menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara u n t u k memperoleh persetujuan.
e. Menteri menetapkan pendirian, organisasi, dan tata kerja perguruan
tinggi negeri yang berbentuk sekolah tinggi, politeknik, dan akademi
berdasarkan persetujuan menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara.
f. menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara mengusulkan pendirian perguruan tinggi negeri yang berbentuk
universitas dan institut kepada Presiden.
g. Presiden menetapkan pendirian perguruan tinggi negeri yang berbentuk
universitas dan institut.
h. Menteri menyampaikan usul organisasi dan tata kerja perguruan tinggi
negeri yang berbentuk universitas dan institut kepada menteri yang
bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara u n t u k
memperoleh persetujuan.
i. Menteri menetapkan organisasi dan tata kerja perguruan tinggi negeri
yang berbentuk universitas dan institut berdasarkan persetujuan
menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara.
- 5 -
(2) Setelah penetapan sebagaimana dimaksud pada angka 1 h u r u f e dan huruf
i perguruan tinggi baru dapat menjalankan kegiatan akademik.
Pasal 11
(1) Prosedur Penegerian perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 h u r u f b sebagai berikut:
a. Badan h u k u m penyelenggara menyusun dokumen sesuai persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 7.
b. Dokumen sebagaimana dimaksud pada h u r u f a disampaikan kepada
Menteri u n t u k memperoleh persetujuan dengan tembusan kepada
Direktorat Jenderal, dengan melampirkan:
1) Akta pendirian badan h u k u m penyelenggara yang telah disahkan
oleh kementerian yang bertanggung jawab di bidang h u k u m .
2) Penilaian aset oleh akuntan publik yang sudah terdaftar.
c. Direktur Jenderal melakukan penilaian dan verifikasi usul pendirian
perguruan tinggi negeri.
d. Direktur Jenderal menyampaikan usul pendirian perguruan tinggi negeri
kepada Menteri dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal.
e. Sekretaris Jenderal mempersiapkan usul pendirian perguruan tinggi
negeri u n t u k disampaikan kepada Menteri.
f. Menteri menyampaikan usul pendirian perguruan tinggi negeri kepada
menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara u n t u k memperoleh persetujuan.
g. Menteri menetapkan pendirian, organisasi, dan tata kerja perguruan
tinggi negeri yang berbentuk sekolah tinggi, politeknik, dan akademi
berdasarkan persetujuan menteri yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara.
h. menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara mengusulkan pendirian perguruan tinggi negeri yang berbentuk
universitas dan institut kepada Presiden.
i. Presiden menetapkan pendirian perguruan tinggi negeri yang berbentuk
universitas dan institut.
j . Menteri menyampaikan usul organisasi dan tata kerja perguruan tinggi
negeri yang berbentuk universitas dan institut kepada menteri yang
bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara u n t u k
memperoleh persetujuan.
k. Menteri menetapkan organisasi dan tata kerja perguruan tinggi negeri
yang berbentuk universitas dan institut berdasarkan persetujuan
menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara.
(2) Setelah penetapan sebagaimana dimaksud pada angka 1 h u r u f g dan huruf
k perguruan tinggi baru dapat menjalankan kegiatan akademik.
Pasal 12
Pada saat Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi sepanjang
mengatur mengenai pendirian perguruan tinggi negeri, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
- 6 -
Pasal 13
Peraturan Menteri i n i mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
menteri i n i dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 6 Maret 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 304
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro H u k u m dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Februari 2014
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMMAD NUH
Ani Nurdiani Azizah
NIP 195812011985032001 /
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 17 TAHUN 2014
TENTANG
PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI NEGERI
1. Persyaratan minimal lahan
Bentuk FT •Akademi
lAHyStA, •
Politeknik Sekolah
• - :Tinggi
Institut Universitas
Luas lahan 5 ha 10 ha 10 ha 30 ha 30 ha
2. Persyaratan minimal j u m l a h dan jenis program studi
Bentuk
•.•••PT'=
..Akademi Politeknik Sekolah
. Tinggi
Institut Universitas
Program
Studi-
Politeknik Sekolah
. Tinggi
Institut
Kelompok
IPA
Kelompok
IPS
Program
Diploma
1 3 1 - -
-
Program
Sarjana
- - 1 6 6 4
3. Persyaratan Minimal J u m l a h dan Kualifikasi Dosen Tetap u n t u k Setiap
Program Studi
Bentukvffi^i^^demi-^ .-Politeknik . Sekolah Tinggi/Institut/Universitas
fciSfeia'"
rpircigram,..
diploma
Program
diploma
Program
81
Program
S2
Program
S3
S2 6 6 6 6 - -
S3 - - - - 6 4
Guru
Besar
- - - - - 2
4. Persyaratan minimal j u m l a h dan kualifikasi tenaga kependidikan
Politekni sekolah
r::;r-tinj?gt;^.:::
Institut Universi
tas
1. Tenaga administrasi
- D i l i 2 6 3 9 10
- S I 1 3 1 4 5
2. Tenaga penunjang
akademik
- Dili 2 6 3 9 10
- SI 1 3 1 4 5
3. Tenaga
Perpustakaan
- Dili 1 1 1 1 2
- S I - 1 1
5. Persyaratan minimal sarana dan prasarana
Akademi Politeknik sekolaK
tinggi *
Institut Universitas
1. Ruang kuliah 100 m^ 300 m2 200 m2 600 m2 1000 m^
2. Ruang Kantor Administrasi 20 m^ 40 m^ 30 m^ 60 m^ 80 m2
3. Ruang Perpustakaan 150 m^ 300 m^ 200 m^ 450 m^ 600 m^
4. Ruang Komputer 180 m^ 360 m2 270 m2 540 m^ 720 m2
5. Ruang Laboratorium 200 m2 400 m2 300 m^ 600 m^ 800 m^
6. Ruang Dosen Tetap 30 m^ 90 m^ 60 m^ 180 m^ 300 m^
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMMAD NUH
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro H u k u m dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Ani NurcfetrTi Azizah
NIP 1 9 5 8 1 2 0 1 1 9 8 5 0 3 2 0 0 1 ^

More Related Content

What's hot

Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMKPermen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
Gilang Asri Devianty
 
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UNPermendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
SMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
Permen no-3-tahun-2013
Permen no-3-tahun-2013Permen no-3-tahun-2013
Permen no-3-tahun-2013Iwan Sumantri
 
Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015
Mas Becak
 
Permen 19 2005
Permen 19 2005Permen 19 2005
Permen 19 2005
Suaidin -Dompu
 
Permendikbud nomor 1 tahun 2021
Permendikbud nomor 1 tahun 2021Permendikbud nomor 1 tahun 2021
Permendikbud nomor 1 tahun 2021
mediasmansawira
 
POS UN Tahun 2015 (13 Maret 2015)
POS UN Tahun 2015 (13 Maret 2015)POS UN Tahun 2015 (13 Maret 2015)
POS UN Tahun 2015 (13 Maret 2015)
Guss No
 
Permen tahun2013 nomor102 ujian sekolah sd
Permen tahun2013 nomor102 ujian sekolah sdPermen tahun2013 nomor102 ujian sekolah sd
Permen tahun2013 nomor102 ujian sekolah sd
Winarto Winartoap
 
04. juknis ppdb sma & smk 2019
04. juknis ppdb sma & smk 201904. juknis ppdb sma & smk 2019
04. juknis ppdb sma & smk 2019
mediasmansawira
 
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusan
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusanPermendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusan
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusan
Abu Nihad
 
Permendikbud tahun2014 nomor088
Permendikbud tahun2014 nomor088Permendikbud tahun2014 nomor088
Permendikbud tahun2014 nomor088
University of Sultan Ageng Tirtayasa
 
Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015
Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015
Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015
Guss No
 
Permen no-59-tahun-2011-ttg-un
Permen no-59-tahun-2011-ttg-unPermen no-59-tahun-2011-ttg-un
Permen no-59-tahun-2011-ttg-un
gino tugino
 

What's hot (14)

Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMKPermen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
Permen Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK
 
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UNPermendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
 
Permen no-3-tahun-2013
Permen no-3-tahun-2013Permen no-3-tahun-2013
Permen no-3-tahun-2013
 
Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015Pedoman beasiswa s2-2015
Pedoman beasiswa s2-2015
 
Permen 19 2005
Permen 19 2005Permen 19 2005
Permen 19 2005
 
Permendikbud nomor 1 tahun 2021
Permendikbud nomor 1 tahun 2021Permendikbud nomor 1 tahun 2021
Permendikbud nomor 1 tahun 2021
 
POS UN Tahun 2015 (13 Maret 2015)
POS UN Tahun 2015 (13 Maret 2015)POS UN Tahun 2015 (13 Maret 2015)
POS UN Tahun 2015 (13 Maret 2015)
 
Permen tahun2013 nomor102 ujian sekolah sd
Permen tahun2013 nomor102 ujian sekolah sdPermen tahun2013 nomor102 ujian sekolah sd
Permen tahun2013 nomor102 ujian sekolah sd
 
04. juknis ppdb sma & smk 2019
04. juknis ppdb sma & smk 201904. juknis ppdb sma & smk 2019
04. juknis ppdb sma & smk 2019
 
Permen nomor 61 tahun 2014
Permen nomor 61 tahun 2014Permen nomor 61 tahun 2014
Permen nomor 61 tahun 2014
 
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusan
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusanPermendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusan
Permendikbud nomor 59 tahun 2011 kriteria kelulusan
 
Permendikbud tahun2014 nomor088
Permendikbud tahun2014 nomor088Permendikbud tahun2014 nomor088
Permendikbud tahun2014 nomor088
 
Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015
Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015
Pedoman Guru SMA Berprestasi 2015
 
Permen no-59-tahun-2011-ttg-un
Permen no-59-tahun-2011-ttg-unPermen no-59-tahun-2011-ttg-un
Permen no-59-tahun-2011-ttg-un
 

Similar to Permen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeri

Permendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-ptsPermendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-pts
Sejahtera Affif
 
Permendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-ptsPermendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-pts
Sejahtera Affif
 
Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedom...
Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedom...Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedom...
Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedom...
MTs Al Falah Bantarsari
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Sejahtera Affif
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Sejahtera Affif
 
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biayaPermendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
Nandang Sukmara
 
Permen tahun2013 nomor84_dosentetapnonpns
Permen tahun2013 nomor84_dosentetapnonpnsPermen tahun2013 nomor84_dosentetapnonpns
Permen tahun2013 nomor84_dosentetapnonpns
University of Sultan Ageng Tirtayasa
 
Permen tahun2013 nomor84
Permen tahun2013 nomor84Permen tahun2013 nomor84
Permen tahun2013 nomor84
wahyuannisa
 
Salinan permen diknas no. 58 th.2014
Salinan permen diknas no. 58 th.2014Salinan permen diknas no. 58 th.2014
Salinan permen diknas no. 58 th.2014
amunib
 
Permen tahun2013 nomor84
Permen tahun2013 nomor84Permen tahun2013 nomor84
Permen tahun2013 nomor84
University of Sultan Ageng Tirtayasa
 
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asing
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asingPermen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asing
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asingWincibal Wincibalnov
 
Permen 7
Permen 7Permen 7
Permen nomor 79 tahun 2014 muatan lokal
Permen nomor 79 tahun 2014  muatan lokalPermen nomor 79 tahun 2014  muatan lokal
Permen nomor 79 tahun 2014 muatan lokal
Hj.Dini Indriani,M.Pd
 
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
Welly Indriany
 
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013Winarto Winartoap
 
Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdfPerbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
6436a
 
Permen nomor 79 tahun 2014
Permen nomor 79 tahun 2014Permen nomor 79 tahun 2014
Permen nomor 79 tahun 2014
Fida Tinani
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011musdam farera
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011
musdam farera
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011musdam farera
 

Similar to Permen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeri (20)

Permendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-ptsPermendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-pts
 
Permendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-ptsPermendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-pts
 
Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedom...
Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedom...Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedom...
Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedom...
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biayaPermendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
 
Permen tahun2013 nomor84_dosentetapnonpns
Permen tahun2013 nomor84_dosentetapnonpnsPermen tahun2013 nomor84_dosentetapnonpns
Permen tahun2013 nomor84_dosentetapnonpns
 
Permen tahun2013 nomor84
Permen tahun2013 nomor84Permen tahun2013 nomor84
Permen tahun2013 nomor84
 
Salinan permen diknas no. 58 th.2014
Salinan permen diknas no. 58 th.2014Salinan permen diknas no. 58 th.2014
Salinan permen diknas no. 58 th.2014
 
Permen tahun2013 nomor84
Permen tahun2013 nomor84Permen tahun2013 nomor84
Permen tahun2013 nomor84
 
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asing
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asingPermen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asing
Permen tahun2014 nomor031 pengelolaan pendidikan lembaga asing
 
Permen 7
Permen 7Permen 7
Permen 7
 
Permen nomor 79 tahun 2014 muatan lokal
Permen nomor 79 tahun 2014  muatan lokalPermen nomor 79 tahun 2014  muatan lokal
Permen nomor 79 tahun 2014 muatan lokal
 
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
 
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013
 
Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdfPerbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
 
Permen nomor 79 tahun 2014
Permen nomor 79 tahun 2014Permen nomor 79 tahun 2014
Permen nomor 79 tahun 2014
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011
 
Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011Permendikbud 60 2011
Permendikbud 60 2011
 

More from Winarto Winartoap

Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
Pp 30 th 2015 gaji pns 2015Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
Winarto Winartoap
 
Pp 31 th 2015 gaji tni 2015
Pp 31 th 2015 gaji tni 2015Pp 31 th 2015 gaji tni 2015
Pp 31 th 2015 gaji tni 2015
Winarto Winartoap
 
Pp 32 th 2015 gaji polri 2915
Pp 32 th 2015 gaji polri 2915Pp 32 th 2015 gaji polri 2915
Pp 32 th 2015 gaji polri 2915Winarto Winartoap
 
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Winarto Winartoap
 
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniPp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Winarto Winartoap
 
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polriPp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Winarto Winartoap
 
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knip
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knipPp 36 th 2015 tunjangan anggota knip
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knipWinarto Winartoap
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanWinarto Winartoap
 
Pp 38 th 2015 gaji ke 13
Pp 38 th 2015 gaji ke 13Pp 38 th 2015 gaji ke 13
Pp 38 th 2015 gaji ke 13
Winarto Winartoap
 
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budaya
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budayaPermendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budaya
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budaya
Winarto Winartoap
 
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0Winarto Winartoap
 
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputer
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputerKeputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputer
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputer
Winarto Winartoap
 
Pos us sd 2015
Pos us sd 2015Pos us sd 2015
Pos us sd 2015
Winarto Winartoap
 
Permendikbud no.4 tahun 2015
Permendikbud no.4 tahun 2015Permendikbud no.4 tahun 2015
Permendikbud no.4 tahun 2015Winarto Winartoap
 
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...
Winarto Winartoap
 
6063 kst-perbankan syariah
6063 kst-perbankan syariah6063 kst-perbankan syariah
6063 kst-perbankan syariah
Winarto Winartoap
 
6045 kst-administrasi perkantoran
6045 kst-administrasi perkantoran6045 kst-administrasi perkantoran
6045 kst-administrasi perkantoran
Winarto Winartoap
 

More from Winarto Winartoap (20)

Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
Pp 30 th 2015 gaji pns 2015Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
 
Pp 31 th 2015 gaji tni 2015
Pp 31 th 2015 gaji tni 2015Pp 31 th 2015 gaji tni 2015
Pp 31 th 2015 gaji tni 2015
 
Pp 32 th 2015 gaji polri 2915
Pp 32 th 2015 gaji polri 2915Pp 32 th 2015 gaji polri 2915
Pp 32 th 2015 gaji polri 2915
 
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
Pp 33 th 2015 pokok pensiun 2015
 
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tniPp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
Pp 34 th 2015 pokok pensiun purnawirawan tni
 
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polriPp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
Pp 35 th 2015 pokok pensiun purnawirawan polri
 
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knip
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knipPp 36 th 2015 tunjangan anggota knip
Pp 36 th 2015 tunjangan anggota knip
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
 
Pp 38 th 2015 gaji ke 13
Pp 38 th 2015 gaji ke 13Pp 38 th 2015 gaji ke 13
Pp 38 th 2015 gaji ke 13
 
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budaya
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budayaPermendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budaya
Permendikbud tahun2015 nomor002_standar kompetensi khusus ahli cagar budaya
 
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 hep2015 0
 
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputer
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputerKeputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputer
Keputusan kepala balitbang kemendikbud nomor 017 un basis komputer
 
Pos ujian sekolah 2015
Pos ujian sekolah 2015Pos ujian sekolah 2015
Pos ujian sekolah 2015
 
Pos us sd 2015
Pos us sd 2015Pos us sd 2015
Pos us sd 2015
 
Permendikbud no.4 tahun 2015
Permendikbud no.4 tahun 2015Permendikbud no.4 tahun 2015
Permendikbud no.4 tahun 2015
 
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...
Kisi kisi-ujian-pendidikan-kesetaraan-pada-program-paket-b-wustha-setara-jenj...
 
6063 kst-perbankan syariah
6063 kst-perbankan syariah6063 kst-perbankan syariah
6063 kst-perbankan syariah
 
6045 kst-administrasi perkantoran
6045 kst-administrasi perkantoran6045 kst-administrasi perkantoran
6045 kst-administrasi perkantoran
 
6054 kst-pemasaran
6054 kst-pemasaran6054 kst-pemasaran
6054 kst-pemasaran
 
6027 kst-perbankan
6027 kst-perbankan6027 kst-perbankan
6027 kst-perbankan
 

Recently uploaded

Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptxPanduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
tab2008
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
MunirLuvNaAin
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan PemerintahanFilsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
FetraHerman2
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
MuhamadsyakirbinIsma
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 

Recently uploaded (20)

Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptxPanduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
Panduan Pemilihan Mapel Pilihan SMK.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan PemerintahanFilsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
425764250-Koleksi-Soalan-Sains-Tingkatan-1-KSSM.docx
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 

Permen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeri

  • 1. SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan m u t u , pemerataan, dan akses pendidikan tinggi secara berkelanjutan, perlu menambah j u m l a h perguruan tinggi negeri di wilayah Indonesia; b. bahwa u n t u k menjaga persatuan dan kesatuan bangsa perlu mendirikan perguruan tinggi negeri di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada h u r u f a dan h u r u f b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pendirian Perguruan Tinggi Negeri; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500) 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
  • 2. - 2 - 5. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara; 6. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 60/P Tahun 2013; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI NEGERI. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pendirian perguruan tinggi negeri adalah pembentukan universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik dan akademi baru oleh Pemerintah dan penegerian universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik dan akademi. 2. Penegerian perguruan tinggi adalah pendirian universitas, institut, sekolah tinggi, dan politeknik negeri oleh Pemerintah yang berasal dari perguruan tinggi swasta. 3. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan tinggi. 4. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. 5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. 6. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pendidikan. Pasal 2 Pendirian perguruan tinggi negeri bertujuan untuk: a. meningkatkan akses pendidikan tinggi diseluruh wilayah Indonesia; b. meningkatkan pemerataan pendidikan tinggi di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal; c. meningkatkan m u t u sumber daya manusia di daerah u n t u k mendukung pembangunan; d. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; e. melindungi hak masyarakat u n t u k memperoleh pendidikan tinggi yang berkualitas. Pasal 3 Pendirian perguruan tinggi negeri meliputi: a. pembentukan perguruan tinggi baru; b. penegerian perguruan tinggi.
  • 3. - 3 - Pasal 4 (1) Pembentukan perguruan tinggi baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 h u r u f a merupakan pendirian perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah; (2) Penegerian perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b merupakan pendirian perguruan tinggi negeri yang berasal dari perguruan tinggi swasta. Pasal 5 Pendirian perguruan tinggi negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus memenuhi persyaratan: a. memiliki studi kelayakan; b. memiliki rancangan statuta; c. memiliki rancangan program akademik; d. memiliki rancangan rencana strategis; e. memiliki rancangan sistem penjaminan m u t u ; dan f. memiliki rancangan susunan organisasi. Pasal 6 (1) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, pembentukan perguruan tinggi baru harus memenuhi persyaratan: a. tersedianya lahan yang bersertifikat yang disediakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah; b. tersedianya dosen dan tenaga kependidikan; c. tersedianya sarana dan prasarana pendukung penyelenggaraan perguruan tinggi sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi; d. mendapat rekomendasi pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten /kota. (2) Lahan yang disediakan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) h u r u f a diserahkan kepada Pemerintah. (3) Dosen dan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disediakan oleh Pemerintah melalui pengangkatan pada perguruan tinggi negeri terdekat sampai ditetapkannya pembentukan perguruan tinggi negeri baru. Pasal 7 Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, penegerian perguruan tinggi harus memenuhi persyaratan: a. diusulkan oleh badan h u k u m penyelenggara; b. mendapat rekomendasi pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten/kota; c. memiliki lahan yang bersertifikat atas nama badan h u k u m penyelenggara atau pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota; d. memiliki dosen dan tenaga kependidikan; e. penyerahan aset berupa lahan, sarana dan prasarana perguruan tinggi;
  • 4. - 4 - f. pernyataan pegawai perguruan tinggi swasta tidak m e n u n t u t u n t u k diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil; dan g. pernyataan kesediaan badan h u k u m penyelenggara dan/atau pemerintah daerah setempat u n t u k membantu pembiayaan penyelenggaraan perguruan tinggi sebelum dapat dibiayai secara penuh oleh Pemerintah. Pasal 8 Persyaratan j u m l a h dosen, tenaga kependidikan, lahan, dan sarana prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 9 Apabila lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 tidak terpenuhi, Menteri dapat menetapkan luas lahan sesuai kondisi wilayah. Pasal 10 (1) Prosedur Pembentukan perguruan tinggi baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 h u r u f a sebagai berikut: a. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyusun dokumen sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6. b. Dokumen sebagaimana dimaksud pada h u r u f a disampaikan kepada Menteri u n t u k memperoleh persetujuan dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal. c. Sekretaris Jenderal mempersiapkan usul pendirian perguruan tinggi negeri u n t u k disampaikan kepada Menteri. d. Menteri menyampaikan usul pendirian perguruan tinggi negeri kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara u n t u k memperoleh persetujuan. e. Menteri menetapkan pendirian, organisasi, dan tata kerja perguruan tinggi negeri yang berbentuk sekolah tinggi, politeknik, dan akademi berdasarkan persetujuan menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. f. menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara mengusulkan pendirian perguruan tinggi negeri yang berbentuk universitas dan institut kepada Presiden. g. Presiden menetapkan pendirian perguruan tinggi negeri yang berbentuk universitas dan institut. h. Menteri menyampaikan usul organisasi dan tata kerja perguruan tinggi negeri yang berbentuk universitas dan institut kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara u n t u k memperoleh persetujuan. i. Menteri menetapkan organisasi dan tata kerja perguruan tinggi negeri yang berbentuk universitas dan institut berdasarkan persetujuan menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.
  • 5. - 5 - (2) Setelah penetapan sebagaimana dimaksud pada angka 1 h u r u f e dan huruf i perguruan tinggi baru dapat menjalankan kegiatan akademik. Pasal 11 (1) Prosedur Penegerian perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 h u r u f b sebagai berikut: a. Badan h u k u m penyelenggara menyusun dokumen sesuai persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 7. b. Dokumen sebagaimana dimaksud pada h u r u f a disampaikan kepada Menteri u n t u k memperoleh persetujuan dengan tembusan kepada Direktorat Jenderal, dengan melampirkan: 1) Akta pendirian badan h u k u m penyelenggara yang telah disahkan oleh kementerian yang bertanggung jawab di bidang h u k u m . 2) Penilaian aset oleh akuntan publik yang sudah terdaftar. c. Direktur Jenderal melakukan penilaian dan verifikasi usul pendirian perguruan tinggi negeri. d. Direktur Jenderal menyampaikan usul pendirian perguruan tinggi negeri kepada Menteri dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal. e. Sekretaris Jenderal mempersiapkan usul pendirian perguruan tinggi negeri u n t u k disampaikan kepada Menteri. f. Menteri menyampaikan usul pendirian perguruan tinggi negeri kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara u n t u k memperoleh persetujuan. g. Menteri menetapkan pendirian, organisasi, dan tata kerja perguruan tinggi negeri yang berbentuk sekolah tinggi, politeknik, dan akademi berdasarkan persetujuan menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. h. menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara mengusulkan pendirian perguruan tinggi negeri yang berbentuk universitas dan institut kepada Presiden. i. Presiden menetapkan pendirian perguruan tinggi negeri yang berbentuk universitas dan institut. j . Menteri menyampaikan usul organisasi dan tata kerja perguruan tinggi negeri yang berbentuk universitas dan institut kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara u n t u k memperoleh persetujuan. k. Menteri menetapkan organisasi dan tata kerja perguruan tinggi negeri yang berbentuk universitas dan institut berdasarkan persetujuan menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. (2) Setelah penetapan sebagaimana dimaksud pada angka 1 h u r u f g dan huruf k perguruan tinggi baru dapat menjalankan kegiatan akademik. Pasal 12 Pada saat Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi sepanjang mengatur mengenai pendirian perguruan tinggi negeri, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
  • 6. - 6 - Pasal 13 Peraturan Menteri i n i mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan menteri i n i dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Maret 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 304 Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro H u k u m dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Februari 2014 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, TTD. MOHAMMAD NUH Ani Nurdiani Azizah NIP 195812011985032001 /
  • 7. SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI NEGERI 1. Persyaratan minimal lahan Bentuk FT •Akademi lAHyStA, • Politeknik Sekolah • - :Tinggi Institut Universitas Luas lahan 5 ha 10 ha 10 ha 30 ha 30 ha 2. Persyaratan minimal j u m l a h dan jenis program studi Bentuk •.•••PT'= ..Akademi Politeknik Sekolah . Tinggi Institut Universitas Program Studi- Politeknik Sekolah . Tinggi Institut Kelompok IPA Kelompok IPS Program Diploma 1 3 1 - - - Program Sarjana - - 1 6 6 4 3. Persyaratan Minimal J u m l a h dan Kualifikasi Dosen Tetap u n t u k Setiap Program Studi Bentukvffi^i^^demi-^ .-Politeknik . Sekolah Tinggi/Institut/Universitas fciSfeia'" rpircigram,.. diploma Program diploma Program 81 Program S2 Program S3 S2 6 6 6 6 - - S3 - - - - 6 4 Guru Besar - - - - - 2 4. Persyaratan minimal j u m l a h dan kualifikasi tenaga kependidikan Politekni sekolah r::;r-tinj?gt;^.::: Institut Universi tas 1. Tenaga administrasi - D i l i 2 6 3 9 10 - S I 1 3 1 4 5 2. Tenaga penunjang akademik - Dili 2 6 3 9 10 - SI 1 3 1 4 5 3. Tenaga Perpustakaan - Dili 1 1 1 1 2 - S I - 1 1
  • 8. 5. Persyaratan minimal sarana dan prasarana Akademi Politeknik sekolaK tinggi * Institut Universitas 1. Ruang kuliah 100 m^ 300 m2 200 m2 600 m2 1000 m^ 2. Ruang Kantor Administrasi 20 m^ 40 m^ 30 m^ 60 m^ 80 m2 3. Ruang Perpustakaan 150 m^ 300 m^ 200 m^ 450 m^ 600 m^ 4. Ruang Komputer 180 m^ 360 m2 270 m2 540 m^ 720 m2 5. Ruang Laboratorium 200 m2 400 m2 300 m^ 600 m^ 800 m^ 6. Ruang Dosen Tetap 30 m^ 90 m^ 60 m^ 180 m^ 300 m^ MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, TTD. MOHAMMAD NUH Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro H u k u m dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ani NurcfetrTi Azizah NIP 1 9 5 8 1 2 0 1 1 9 8 5 0 3 2 0 0 1 ^