Peraturan ini menetapkan kriteria dan perangkat akreditasi untuk sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah yang terdiri dari instrumen akreditasi, pedoman pengisian, alat pengumpulan data pendukung, teknik penilaian dan peringkat hasil akreditasi. Kriteria dan perangkat ini digunakan untuk menilai kelayakan sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah yang diakreditasi. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Permendikbud Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pemberian Kesetaraan Jabatan Dan Pan...Guss No
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2014 mengatur tentang pemberian kesetaraan jabatan dan pangkat bagi guru bukan pegawai negeri sipil berdasarkan kualifikasi akademik, masa kerja, dan sertifikat pendidik. Guru yang memenuhi syarat dapat disetarakan pangkat dan jabatannya sesuai dengan angka kredit yang ditetapkan. Prosedurnya melalui usulan kepala sekolah kepemerintahan terk
Peraturan ini mengatur tentang petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan pendidikan kesetaraan tahun anggaran 2020. Tujuan diberikannya dana ini adalah untuk membantu biaya operasional nonpersonalia peserta didik dan meringankan beban biaya pendidikan masyarakat. Sasarannya adalah peserta didik di satuan pendidikan penyelenggara PAUD dan pendid
Dokumen tersebut membahas pedoman pendirian satuan PAUD (Taman Kanak-Kanak dan Taman Kanak-Kanak Luar Biasa) oleh pemerintah desa atau masyarakat. Terdapat persyaratan administratif seperti identitas pendiri dan surat keterangan domisili, serta persyaratan teknis seperti dokumen hak atas tanah/bangunan, rencana pembiayaan, dan rencana pengembangan satuan PAUD.
Peraturan ini menetapkan kriteria dan perangkat akreditasi untuk sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah yang terdiri dari instrumen akreditasi, pedoman pengisian, alat pengumpulan data pendukung, teknik penilaian dan peringkat hasil akreditasi. Kriteria dan perangkat ini digunakan untuk menilai kelayakan sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah yang diakreditasi. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Permendikbud Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pemberian Kesetaraan Jabatan Dan Pan...Guss No
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2014 mengatur tentang pemberian kesetaraan jabatan dan pangkat bagi guru bukan pegawai negeri sipil berdasarkan kualifikasi akademik, masa kerja, dan sertifikat pendidik. Guru yang memenuhi syarat dapat disetarakan pangkat dan jabatannya sesuai dengan angka kredit yang ditetapkan. Prosedurnya melalui usulan kepala sekolah kepemerintahan terk
Peraturan ini mengatur tentang petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bantuan operasional penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan pendidikan kesetaraan tahun anggaran 2020. Tujuan diberikannya dana ini adalah untuk membantu biaya operasional nonpersonalia peserta didik dan meringankan beban biaya pendidikan masyarakat. Sasarannya adalah peserta didik di satuan pendidikan penyelenggara PAUD dan pendid
Dokumen tersebut membahas pedoman pendirian satuan PAUD (Taman Kanak-Kanak dan Taman Kanak-Kanak Luar Biasa) oleh pemerintah desa atau masyarakat. Terdapat persyaratan administratif seperti identitas pendiri dan surat keterangan domisili, serta persyaratan teknis seperti dokumen hak atas tanah/bangunan, rencana pembiayaan, dan rencana pengembangan satuan PAUD.
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...Winarto Winartoap
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi. Menteri bertanggung jawab atas pengaturan, perencanaan, pengawasan, pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pendidikan tinggi. Menteri memiliki wewenang untuk menetapkan standar nasional pendidikan tinggi, memberikan izin pendirian perguruan tinggi dan program studi, serta meningkatkan akses dan kualitas pendidikan tinggi. Peraturan
Dokumen ini berisi petunjuk teknis pelaksanaan penerimaan peserta didik baru pada SMA, SMK, dan SLB di Provinsi Jawa Barat tahun 2019. Dokumen ini menjelaskan landasan hukum, tujuan, ruang lingkup, sasaran, penyelenggaraan, tata cara pendaftaran dan seleksi peserta didik baru pada SMA, SMK, dan SLB sesuai peraturan perundang-undangan terkait.
Permen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeriWinarto Winartoap
Peraturan ini mengatur tentang pendirian perguruan tinggi negeri baru dan penegerian perguruan tinggi swasta. Pendirian perguruan tinggi negeri bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan tinggi serta sumber daya manusia di daerah. Pendirian perguruan tinggi negeri meliputi pembentukan perguruan tinggi baru oleh pemerintah dan penegerian perguruan tinggi swasta menjadi negeri. Prosedur
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolahDrs. HM. Yunus
Peraturan Menteri Agama ini mengatur tentang pengawas madrasah dan pengawas pendidikan agama Islam di sekolah. Pengawas bertugas melakukan pengawasan akademik dan manajerial di madrasah, serta pengawasan pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah. Mereka harus memiliki kualifikasi tertentu seperti gelar sarjana, pengalaman mengajar minimal 8 tahun, dan sertifikat kompetensi pengawas yang diterbitkan Kementerian
[Ringkasan]
Peraturan Menteri ini mengatur tentang jabatan fungsional Penilik dan angka kreditnya. Penilik adalah jabatan fungsional yang bertugas melakukan pengendalian mutu dan evaluasi program pendidikan nonformal dan informal. Unsur kegiatan Penilik yang dapat dinilai angka kreditnya adalah pendidikan, kegiatan pengendalian mutu, dan evaluasi dampak program pendidikan nonformal dan informal.
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam menetapkan petunjuk teknis bantuan operasional pendidikan Raudhatul Athfal (BOP RA) tahun anggaran 2016. BOP RA bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar di RA dengan memberikan dana langsung kepada RA berdasarkan jumlah siswa dengan satuan Rp. 300.000 per siswa. Petunjuk teknis ini mengatur mekanisme alokasi, penyaluran, penggunaan, monitoring, pelaporan
Permen tahun2014 nomor004 penyesuaian ak guru pns non pnsWinarto Winartoap
Peraturan ini mengatur tentang penyesuaian penetapan angka kredit (PAK) bagi guru pegawai negeri sipil dan guru bukan pegawai negeri sipil agar sesuai dengan format PAK berdasarkan peraturan terbaru. Penyesuaian PAK guru PNS dilakukan berdasarkan PAK terdahulu, sedangkan penyesuaian PAK guru non-PNS dilakukan berdasarkan angka kredit kumulatif dari surat keputusan inpassing sebelumnya. Pejabat yang berwen
Peraturan bersama ini mengatur tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi istilah, unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian angka kredit seperti pendidikan, pembelajaran, pengembangan keprofesian, serta tugas penunjang. Juga diatur tentang prosedur pengajuan usulan angka kredit, penilaian oleh tim penilai, hingga penetapan akhir angka kredit oleh
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut mengatur prosedur pelaksanaan Ujian Nasional tahun pelajaran 2019/2020 di Indonesia.
2. Ujian Nasional dilaksanakan untuk mengukur capaian kompetensi lulusan pada tingkat SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
3. Terdapat dua moda pelaksanaan Ujian Nasional yaitu berbasis komputer (UNBK) dan berbasis kertas/pensil (UNKP).
Peraturan ini mengatur proses perubahan perguruan tinggi negeri menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum. PTN harus memenuhi persyaratan tertentu seperti kinerja akademik yang bermutu, tata kelola yang baik, kelayakan finansial, tanggung jawab sosial, dan peran dalam pembangunan ekonomi. PTN wajib menyusun dokumen evaluasi diri, rencana pengembangan jangka panjang, rancangan statuta, dan
02.2 salinan permen 12 thn 2009 ttg akreditasi smp m tsfryzko iko
Peraturan ini menetapkan kriteria dan perangkat akreditasi untuk sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah. Kriteria dan perangkat tersebut terdiri dari instrumen akreditasi, petunjuk teknis pengisian instrumen, instrumen pengumpulan data pendukung, dan teknik penskoran hasil akreditasi. Peraturan ini bertujuan untuk menilai kelayakan program dan satuan pendidikan.
Peraturan ini mengatur tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya. Ditetapkan bahwa pengawas sekolah bertugas melakukan pengawasan akademik dan manajerial di satuan pendidikan, dengan beban kerja minimal mengawasi sejumlah sekolah dan guru. Instansi pembina jabatan fungsional pengawas sekolah adalah Kementerian Pendidikan Nasional.
Peraturan ini mengatur tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya. Ditetapkan bahwa pengawas sekolah bertugas melakukan pengawasan akademik dan manajerial di satuan pendidikan, dengan beban kerja minimal mengawasi sejumlah sekolah dan guru. Instansi pembina jabatan fungsional pengawas sekolah adalah Kementerian Pendidikan Nasional.
Peraturan ini mengatur tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya. Ditetapkan bahwa pengawas sekolah adalah PNS yang bertugas melakukan pengawasan akademik dan manajerial di satuan pendidikan. Tugas pokoknya meliputi penyusunan program pengawasan, pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pelatihan guru. Instansi pembina jabatan ini adalah Kementerian Pendidikan Nasional yang bertanggung
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...Winarto Winartoap
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi. Menteri bertanggung jawab atas pengaturan, perencanaan, pengawasan, pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pendidikan tinggi. Menteri memiliki wewenang untuk menetapkan standar nasional pendidikan tinggi, memberikan izin pendirian perguruan tinggi dan program studi, serta meningkatkan akses dan kualitas pendidikan tinggi. Peraturan
Dokumen ini berisi petunjuk teknis pelaksanaan penerimaan peserta didik baru pada SMA, SMK, dan SLB di Provinsi Jawa Barat tahun 2019. Dokumen ini menjelaskan landasan hukum, tujuan, ruang lingkup, sasaran, penyelenggaraan, tata cara pendaftaran dan seleksi peserta didik baru pada SMA, SMK, dan SLB sesuai peraturan perundang-undangan terkait.
Permen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeriWinarto Winartoap
Peraturan ini mengatur tentang pendirian perguruan tinggi negeri baru dan penegerian perguruan tinggi swasta. Pendirian perguruan tinggi negeri bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan tinggi serta sumber daya manusia di daerah. Pendirian perguruan tinggi negeri meliputi pembentukan perguruan tinggi baru oleh pemerintah dan penegerian perguruan tinggi swasta menjadi negeri. Prosedur
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolahDrs. HM. Yunus
Peraturan Menteri Agama ini mengatur tentang pengawas madrasah dan pengawas pendidikan agama Islam di sekolah. Pengawas bertugas melakukan pengawasan akademik dan manajerial di madrasah, serta pengawasan pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah. Mereka harus memiliki kualifikasi tertentu seperti gelar sarjana, pengalaman mengajar minimal 8 tahun, dan sertifikat kompetensi pengawas yang diterbitkan Kementerian
[Ringkasan]
Peraturan Menteri ini mengatur tentang jabatan fungsional Penilik dan angka kreditnya. Penilik adalah jabatan fungsional yang bertugas melakukan pengendalian mutu dan evaluasi program pendidikan nonformal dan informal. Unsur kegiatan Penilik yang dapat dinilai angka kreditnya adalah pendidikan, kegiatan pengendalian mutu, dan evaluasi dampak program pendidikan nonformal dan informal.
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam menetapkan petunjuk teknis bantuan operasional pendidikan Raudhatul Athfal (BOP RA) tahun anggaran 2016. BOP RA bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar di RA dengan memberikan dana langsung kepada RA berdasarkan jumlah siswa dengan satuan Rp. 300.000 per siswa. Petunjuk teknis ini mengatur mekanisme alokasi, penyaluran, penggunaan, monitoring, pelaporan
Permen tahun2014 nomor004 penyesuaian ak guru pns non pnsWinarto Winartoap
Peraturan ini mengatur tentang penyesuaian penetapan angka kredit (PAK) bagi guru pegawai negeri sipil dan guru bukan pegawai negeri sipil agar sesuai dengan format PAK berdasarkan peraturan terbaru. Penyesuaian PAK guru PNS dilakukan berdasarkan PAK terdahulu, sedangkan penyesuaian PAK guru non-PNS dilakukan berdasarkan angka kredit kumulatif dari surat keputusan inpassing sebelumnya. Pejabat yang berwen
Peraturan bersama ini mengatur tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi istilah, unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian angka kredit seperti pendidikan, pembelajaran, pengembangan keprofesian, serta tugas penunjang. Juga diatur tentang prosedur pengajuan usulan angka kredit, penilaian oleh tim penilai, hingga penetapan akhir angka kredit oleh
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut mengatur prosedur pelaksanaan Ujian Nasional tahun pelajaran 2019/2020 di Indonesia.
2. Ujian Nasional dilaksanakan untuk mengukur capaian kompetensi lulusan pada tingkat SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
3. Terdapat dua moda pelaksanaan Ujian Nasional yaitu berbasis komputer (UNBK) dan berbasis kertas/pensil (UNKP).
Peraturan ini mengatur proses perubahan perguruan tinggi negeri menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum. PTN harus memenuhi persyaratan tertentu seperti kinerja akademik yang bermutu, tata kelola yang baik, kelayakan finansial, tanggung jawab sosial, dan peran dalam pembangunan ekonomi. PTN wajib menyusun dokumen evaluasi diri, rencana pengembangan jangka panjang, rancangan statuta, dan
02.2 salinan permen 12 thn 2009 ttg akreditasi smp m tsfryzko iko
Peraturan ini menetapkan kriteria dan perangkat akreditasi untuk sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah. Kriteria dan perangkat tersebut terdiri dari instrumen akreditasi, petunjuk teknis pengisian instrumen, instrumen pengumpulan data pendukung, dan teknik penskoran hasil akreditasi. Peraturan ini bertujuan untuk menilai kelayakan program dan satuan pendidikan.
Similar to Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedoman-pendirian-perubahan-dan-penutupan-satuan-pendidikan-dasar-dan-menengah
Peraturan ini mengatur tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya. Ditetapkan bahwa pengawas sekolah bertugas melakukan pengawasan akademik dan manajerial di satuan pendidikan, dengan beban kerja minimal mengawasi sejumlah sekolah dan guru. Instansi pembina jabatan fungsional pengawas sekolah adalah Kementerian Pendidikan Nasional.
Peraturan ini mengatur tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya. Ditetapkan bahwa pengawas sekolah bertugas melakukan pengawasan akademik dan manajerial di satuan pendidikan, dengan beban kerja minimal mengawasi sejumlah sekolah dan guru. Instansi pembina jabatan fungsional pengawas sekolah adalah Kementerian Pendidikan Nasional.
Peraturan ini mengatur tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya. Ditetapkan bahwa pengawas sekolah adalah PNS yang bertugas melakukan pengawasan akademik dan manajerial di satuan pendidikan. Tugas pokoknya meliputi penyusunan program pengawasan, pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pelatihan guru. Instansi pembina jabatan ini adalah Kementerian Pendidikan Nasional yang bertanggung
Peraturan ini mengatur tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya. Ditetapkan bahwa pengawas sekolah bertugas melakukan pengawasan akademik dan manajerial di satuan pendidikan, dengan beban kerja minimal mengawasi sejumlah sekolah dan guru tertentu. Instansi pembina jabatan ini adalah Kementerian Pendidikan Nasional yang bertanggung jawab melakukan pembinaan terkait petunjuk teknis dan standar komp
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi di Indonesia. Menteri pendidikan memiliki peran penting dalam pengaturan, perencanaan, pengawasan, pembinaan, dan koordinasi pendidikan tinggi. Peraturan ini juga mengatur tentang pendirian perguruan tinggi negeri dan swasta serta program studi yang dapat ditawarkan.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi di Indonesia. Menteri pendidikan memiliki peran penting dalam pengaturan, perencanaan, pengawasan, pembinaan, dan koordinasi pendidikan tinggi. Peraturan ini juga mengatur tentang pendirian perguruan tinggi negeri dan swasta serta program studi yang dapat ditawarkan.
Peraturan ini mengatur tentang petunjuk teknis pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan akademik dosen. Dokumen ini menjelaskan tentang jabatan akademik, kualifikasi, kriteria, tugas, tanggung jawab, dan wewenang dosen; unsur kegiatan yang dinilai untuk menentukan angka kredit; serta tata cara penilaian dan penetapan kenaikan jabatan akademik.
Buku juknis dan juklak dak 2014 yang menernangkan petunjuk petunjuk pelaksanaaan dan pelaporan dak .
Semua terangkum menjadi satu file dan bisa dijadikan dasar penyusunan pelapoaran bantuan DAK di instansi pendidikan terkait
Similar to Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedoman-pendirian-perubahan-dan-penutupan-satuan-pendidikan-dasar-dan-menengah (20)
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
1. SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2014
TENTANG
PEDOMAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENUTUPAN
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 182 ayat
(11), dan u n t u k memberikan pengaturan lebih lanjut mengenai
syarat-syarat pendirian satuan pendidikan formal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tentang Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara' Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
2. 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125);
6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 56 T a h u n 2013 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 126);
7. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu I I , sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 8/P Tahun 2014;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN
PENUTUPAN SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan i n i yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah adalah Pemerintah pusat.
2. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau
Pemerintah kota.
3. Kepala dinas provinsi adalah kepala dinas yang menangani bidang
pendidikan di provinsi.
4. Kepala dinas kabupaten/kota adalah kepala dinas yang menangani bidang
pendidikan di kabupaten/kota.
5. Badan penyelenggara adalah yayasan, perkumpulan, dan bentuk lain
berbadan h u k u m yang mengajukan permohonan izin pendirian dan
perubahan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat.
6. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pendidikan.
Pasal 2
(1) Pendirian dan perubahan satuan pendidikan dasar dan menengah dapat
dilakukan oleh:
a. Pemerintah;
b. pemerintah daerah; atau
c. masyarakat.
3. (2) Penutupan satuan pendidikan dasar dan menengah dapat dilakukan oleh:
a. Pemerintah; atau
b. pemerintah daerah.
Pasal 3
(1) Pendirian satuan pendidikan merupakan pembukaan satuan pendidikan
baru.
(2) Perubahan satuan pendidikan merupakan:
a. perubahan nama dan/atau bentuk dari nama dan/atau bentuk satuan
pendidikan tertentu menjadi nama dan/atau bentuk satuan pendidikan
yang lain;
b. penggabungan 2 (dua) atau lebih satuan pendidikan menjadi 1 (satu)
satuan pendidikan baru;
c. pemecahan dari 1 (satu) satuan pendidikan menjadi 2 (dua) satuan
pendidikan atau lebih; atau
d. perubahan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
menjadi diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah.
(3) Penutupan satuan pendidikan merupakan pencabutan izin pendirian satuan
pendidikan karena tidak memenuhi syarat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
BAB II
PERSYARATAN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 4
(1) Persyaratan pendirian satuan pendidikan meliputi:
a. hasil studi kelayakan;
b. isi pendidikan;
c. j u m l a h dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan;
d. sarana dan prasarana pendidikan;
e. pembiayaan pendidikan;
f. sistem evaluasi dan sertifikasi; dan
g. manajemen dan proses pendidikan.
(2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendirian satuan
pendidikan harus melampirkan:
a. hasil studi kelayakan tentang prospek pendirian satuan pendidikan
formal dari segi tata ruang, geografis, dan ekologis;
b. hasil studi kelayakan tentang prospek pendirian satuan pendidikan
formal dari segi prospek pendaftar, keuangan, sosial, dan budaya;
c. data mengenai perimbangan antara j u m l a h satuan pendidikan formal
dengan penduduk usia sekolah di wilayah tersebut;
d. data mengenai perkiraan jarak satuan pendidikan yang diusulkan di
antara gugus satuan pendidikan formal sejenis;
e. data mengenai kapasitas daya tampung dan lingkup jangkauan satuan
pendidikan formal sejenis yang ada;
4. f. data mengenai perkiraan pembiayaan u n t u k kelangsungan pendidikan
paling sedikit u n t u k 1 (satu) t a h u n akademik berikutnya; dan
g. data mengenai status kepemilikan tanah dan/atau bangunan satuan
pendidikan harus dibuktikan dengan dokumen kepemilikan yang sah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atas nama
Pemerintah, pemerintah daerah, atau badan penyelenggara;
(3) Persyaratan pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sekurang-kurangnya harus memenuhi Standar Pelayanan Minimal.
Pasal 5
Khusus pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), selain persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, harus memenuhi:
a. tersedianya sarana dan prasarana praktik yang sesuai dengan kejuruannya;
b. adanya potensi sumber daya wilayah yang memerlukan keahlian kejuruan
tertentu;
c. adanya potensi lapangan kerja;
d. adanya pemetaan satuan pendidikan sejenis di wilayah tersebut; dan
e. adanya dukungan masyarakat dan dunia usaha/dunia industri yang
dibuktikan dengan dokumen tertulis dari masyarakat dan dunia
usaha/industri.
Pasal 6
Pendirian SMK pada bidang keahlian tertentu di luar Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 juga harus memenuhi persyaratan - yang ditetapkan
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan
SMK.
Pasal 7
(1) Pendirian satuan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan
oleh masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) h u r u f c
dilakukan dengan terlebih d a h u l u membentuk badan penyelenggara
berbadan h u k u m .
(2) Badan penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berprinsip
nirlaba sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 8
(1) Persyaratan pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) dituangkan dalam rencana induk pengembangan satuan
pendidikan (RIPS);
(2) RIPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman dasar
pengembangan satuan pendidikan u n t u k jangka w a k t u paling singkat 5
(lima) tahun.
5. (3) RIPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. visi dan misi;
b. k u r i k u l u m ;
c. peserta didik;
d. pendidik dan tenaga kependidikan;
e. sarana dan prasarana;
f. pendanaan;
g. organisasi;
h. manajemen satuan pendidikan; dan
i. peran serta masyarakat.
BAB III
TATACARA
PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 9
(1) Izin pendirian u n t u k SD, SMP, SMA, dan SMK diberikan oleh
bupati/walikota.
(2) Izin pengembangan SD, SMP, SMA, dan SMK menjadi satuan dan/atau
program pendidikan berbasis keunggulan lokal, diberikan oleh
bupati/walikota.
(3) Izin pendirian SDLB, SMPLB, SMALB, dan SMKLB diberikan oleh gubernur.
(4) Izin pendirian sekolah Indonesia di luar negeri diberikan oleh Menteri.
(5) Izin Kerja Sama Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga
Pendidikan Asing dengan Lembaga Pendidikan di Indonesia diberikan oleh
Menteri.
(6) Izin penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus diberikan oleh
bupati / walikota.
Pasal 10
(1) Tata cara pemberian izin SD, SMP, SMA, dan SMK yang diselenggarakan
oleh pemerintah kabupaten/kota sebagai berikut.
a. dinas pendidikan kabupaten/kota mengajukan permohonan izin
pendirian satuan pendidikan kepada bupati/walikota dengan
melampirkan hasil studi kelayakan dan data sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2);
b. bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk oleh bupati/walikota
menerbitkan keputusan pendirian satuan pendidikan apabila
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 telah dipenuhi; dan
c. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f b berlaku u n t u k 1
(satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi.
(2) Tata cara pemberian izin SDLB, SMPLB, SMALB, dan SMKLB yang
diselenggarakan oleh pemerintah provinsi sebagai berikut.
a. dinas pendidikan provinsi mengajukan permohonan izin pendirian
satuan pendidikan kepada gubernur dengan melampirkan hasil studi
kelayakan dan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2);
6. b. Gubernur atau pejabat yang ditunjuk, menerbitkan keputusan pendirian
satuan pendidikan apabila persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 telah dipenuhi; dan
c. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f b berlaku u n t u k 1
(satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi.
(3) Tata cara pemberian izin SD, SMP, SMA, dan SMK yang diselenggarakan
oleh masyarakat sebagai berikut.
a. badan penyelenggara mengajukan permohonan izin pendirian satuan
pendidikan kepada bupati/walikota melalui dinas pendidikan
kabupaten/kota dengan melampirkan hasil studi kelayakan dan data
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2);
b. kepala dinas pendidikan kabupaten/kota menugaskan kepada Tim
Penilai u n t u k menelaah usul pendirian satuan pendidikan;
c. tim penilai sebagaimana dimaksud pada h u r u f b merupakan t i m yang
dibentuk oleh kepala dinas kabupaten/kota;
d. kepala dinas kabupaten/kota paling lambat dalam jangka w a k t u 3 (tiga)
bulan setelah menerima usul rencana pendirian satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam butir a, menerbitkan surat keputusan
tentang izin pendirian satuan pendidikan atau pemberitahuan penolakan
pendirian satuan pendidikan; dan
e. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f d berlaku u n t u k 1
(satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi.
(4) Tata cara pemberian izin SDLB, SMPLB, SMALB, dan SMKLB yang
diselenggarakan oleh masyarakat sebagai berikut.
a. badan penyelenggara mengajukan permohonan izin pendirian satuan
pendidikan kepada gubernur melalui dinas pendidikan provinsi dengan
melampirkan hasil studi kelayakan dan data sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2);
b. kepala dinas pendidikan provinsi menugaskan kepada Tim Penilai u n t u k
menelaah u s u l pendirian satuan pendidikan;
c. t i m Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) h u r u f b merupakan tim
yang dibentuk oleh kepala dinas provinsi;
d. kepala dinas propinsi selambat-lambatnya dalam jangka w a k t u 3 (tiga)
bulan setelah menerima usul rencana pendirian satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam butir a, menerbitkan surat keputusan
tentang izin pendirian satuan pendidikan atau pemberitahuan penolakan
pendirian satuan pendidikan; dan
e. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f d berlaku u n t u k 1
(satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi.
Pasal 11
Izin pendirian sekolah Indonesia di luar negeri, izin penyelenggaraan
Pendidikan Layanan Khusus, dan izin Kerja Sama Penyelenggaraan dan
Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Asing Dengan Lembaga
Pendidikan di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri.
7. BAB IV
PENAMAAN SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 12
(1) Penamaan satuan pendidikan b a r u yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah diatur oleh gubernur/bupati/walikota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan.
(2) Penamaan satuan pendidikan baru yang diselenggarakan oleh masyarakat
diatur oleh badan penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
BAB V
PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 13
Penyelenggara satuan pendidikan yang melakukan perubahan nama atau
bentuk satuan pendidikan wajib menyelesaikan program yang sedang berjalan
atau mengintegrasikan ke satuan pendidikan lain yang jenjang dan jenisnya
sama.
Pasal 14
(1) Penambahan dan perubahan bidang/program keahlian pada SMK dapat
dilakukan setelah memenuhi persyaratan studi kelayakan bidang/program
keahlian sebagaimana persyaratan pendirian SMK.
(2) Perubahan program keahlian dalam lingkup s a t u . bidang keahlian
ditetapkan oleh kepala dinas sesuai dengan kewenangannya.
(3) Setiap usul penambahan/perubahan bidang/program keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disertai proposal.
BAB VI
PENUTUPAN SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 15
(1) Penutupan satuan pendidikan dilakukan apabila:
a. satuan pendidikan sudah tidak memenuhi persyaratan pendirian satuan
pendidikan; dan/atau
b. satuan pendidikan sudah tidak menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
(2) Penutupan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah
dilakukan oleh gubernur atau bupati/walikota berdasarkan usul kepala
dinas propinsi atau kepala dinas kabupaten/kota sesuai dengan jenjang dan
jenis pendidikan yang menjadi kewenangannya.
(3) Penutupan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
ditetapkan oleh kepala dinas provinsi atau kepala dinas kabupaten/kota
sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan yang menjadi kewenangannya
atas usulan badan penyelenggara satuan pendidikan dan/atau atas hasil
evaluasi oleh t i m yang dibentuk oleh kepala dinas.
8. (4) Penutupan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diikuti dengan:
a. penyaluran/pemindahan peserta didik kepada satuan pendidikan lain
yang jenjang dan jenisnya sama;
b. penyerahan aset milik negara dan dokumen lainnya yang dikelola oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kepada
kepala dinas provinsi atau kepala dinas kabupaten/kota sesuai dengan
jenjang dan jenis pendidikan yang menjadi kewenangannya;
c. penyerahan aset milik satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat diatur oleh badan penyelenggara satuan pendidikan tersebut;
dan
d. penyerahan arsip milik satuan pendidikan kepada pengelola arsip daerah
setempat.
BAB VII
LAPORAN
Pasal 16
Gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing
melaporkan pendirian, perubahan, dan/atau penutupan satuan pendidikan di
wilayahnya kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan u.p. Direktur Jenderal
terkait.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini, bagi satuan pendidikan yang
sudah berdiri tetapi status kepemilikan tanahnya belum milik Pemerintah,
pemerintah daerah, atau badan penyelenggara diberi tenggang w a k t u u n t u k
memenuhi syarat kepemilikan tanah atas nama penyelenggara dalam jangka
waktu paling lambat 10 (sepuluh) tahun.
Pasal 18
Usui pendirian yang telah diterima oleh dinas pendidikan kabupaten/kota dan
dinas pendidikan provinsi sesuai kewenangannya sebelum Peraturan Menteri ini
berlaku, diproses berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
9. Pasal 20
Peraturan Menteri i n i mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri i n i dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 Mei 2014
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Mei 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 607
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro H u k u m dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Ani Nurdiani Azizah
NIP195812011985032001