SlideShare a Scribd company logo
SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2014
TENTANG
PEDOMAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENUTUPAN
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 182 ayat
(11), dan u n t u k memberikan pengaturan lebih lanjut mengenai
syarat-syarat pendirian satuan pendidikan formal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tentang Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara' Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125);
6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 56 T a h u n 2013 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 126);
7. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu I I , sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 8/P Tahun 2014;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN
PENUTUPAN SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan i n i yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah adalah Pemerintah pusat.
2. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau
Pemerintah kota.
3. Kepala dinas provinsi adalah kepala dinas yang menangani bidang
pendidikan di provinsi.
4. Kepala dinas kabupaten/kota adalah kepala dinas yang menangani bidang
pendidikan di kabupaten/kota.
5. Badan penyelenggara adalah yayasan, perkumpulan, dan bentuk lain
berbadan h u k u m yang mengajukan permohonan izin pendirian dan
perubahan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat.
6. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pendidikan.
Pasal 2
(1) Pendirian dan perubahan satuan pendidikan dasar dan menengah dapat
dilakukan oleh:
a. Pemerintah;
b. pemerintah daerah; atau
c. masyarakat.
(2) Penutupan satuan pendidikan dasar dan menengah dapat dilakukan oleh:
a. Pemerintah; atau
b. pemerintah daerah.
Pasal 3
(1) Pendirian satuan pendidikan merupakan pembukaan satuan pendidikan
baru.
(2) Perubahan satuan pendidikan merupakan:
a. perubahan nama dan/atau bentuk dari nama dan/atau bentuk satuan
pendidikan tertentu menjadi nama dan/atau bentuk satuan pendidikan
yang lain;
b. penggabungan 2 (dua) atau lebih satuan pendidikan menjadi 1 (satu)
satuan pendidikan baru;
c. pemecahan dari 1 (satu) satuan pendidikan menjadi 2 (dua) satuan
pendidikan atau lebih; atau
d. perubahan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
menjadi diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah.
(3) Penutupan satuan pendidikan merupakan pencabutan izin pendirian satuan
pendidikan karena tidak memenuhi syarat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
BAB II
PERSYARATAN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 4
(1) Persyaratan pendirian satuan pendidikan meliputi:
a. hasil studi kelayakan;
b. isi pendidikan;
c. j u m l a h dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan;
d. sarana dan prasarana pendidikan;
e. pembiayaan pendidikan;
f. sistem evaluasi dan sertifikasi; dan
g. manajemen dan proses pendidikan.
(2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendirian satuan
pendidikan harus melampirkan:
a. hasil studi kelayakan tentang prospek pendirian satuan pendidikan
formal dari segi tata ruang, geografis, dan ekologis;
b. hasil studi kelayakan tentang prospek pendirian satuan pendidikan
formal dari segi prospek pendaftar, keuangan, sosial, dan budaya;
c. data mengenai perimbangan antara j u m l a h satuan pendidikan formal
dengan penduduk usia sekolah di wilayah tersebut;
d. data mengenai perkiraan jarak satuan pendidikan yang diusulkan di
antara gugus satuan pendidikan formal sejenis;
e. data mengenai kapasitas daya tampung dan lingkup jangkauan satuan
pendidikan formal sejenis yang ada;
f. data mengenai perkiraan pembiayaan u n t u k kelangsungan pendidikan
paling sedikit u n t u k 1 (satu) t a h u n akademik berikutnya; dan
g. data mengenai status kepemilikan tanah dan/atau bangunan satuan
pendidikan harus dibuktikan dengan dokumen kepemilikan yang sah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atas nama
Pemerintah, pemerintah daerah, atau badan penyelenggara;
(3) Persyaratan pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sekurang-kurangnya harus memenuhi Standar Pelayanan Minimal.
Pasal 5
Khusus pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), selain persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, harus memenuhi:
a. tersedianya sarana dan prasarana praktik yang sesuai dengan kejuruannya;
b. adanya potensi sumber daya wilayah yang memerlukan keahlian kejuruan
tertentu;
c. adanya potensi lapangan kerja;
d. adanya pemetaan satuan pendidikan sejenis di wilayah tersebut; dan
e. adanya dukungan masyarakat dan dunia usaha/dunia industri yang
dibuktikan dengan dokumen tertulis dari masyarakat dan dunia
usaha/industri.
Pasal 6
Pendirian SMK pada bidang keahlian tertentu di luar Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 juga harus memenuhi persyaratan - yang ditetapkan
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan
SMK.
Pasal 7
(1) Pendirian satuan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan
oleh masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) h u r u f c
dilakukan dengan terlebih d a h u l u membentuk badan penyelenggara
berbadan h u k u m .
(2) Badan penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berprinsip
nirlaba sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 8
(1) Persyaratan pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) dituangkan dalam rencana induk pengembangan satuan
pendidikan (RIPS);
(2) RIPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman dasar
pengembangan satuan pendidikan u n t u k jangka w a k t u paling singkat 5
(lima) tahun.
(3) RIPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. visi dan misi;
b. k u r i k u l u m ;
c. peserta didik;
d. pendidik dan tenaga kependidikan;
e. sarana dan prasarana;
f. pendanaan;
g. organisasi;
h. manajemen satuan pendidikan; dan
i. peran serta masyarakat.
BAB III
TATACARA
PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 9
(1) Izin pendirian u n t u k SD, SMP, SMA, dan SMK diberikan oleh
bupati/walikota.
(2) Izin pengembangan SD, SMP, SMA, dan SMK menjadi satuan dan/atau
program pendidikan berbasis keunggulan lokal, diberikan oleh
bupati/walikota.
(3) Izin pendirian SDLB, SMPLB, SMALB, dan SMKLB diberikan oleh gubernur.
(4) Izin pendirian sekolah Indonesia di luar negeri diberikan oleh Menteri.
(5) Izin Kerja Sama Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga
Pendidikan Asing dengan Lembaga Pendidikan di Indonesia diberikan oleh
Menteri.
(6) Izin penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus diberikan oleh
bupati / walikota.
Pasal 10
(1) Tata cara pemberian izin SD, SMP, SMA, dan SMK yang diselenggarakan
oleh pemerintah kabupaten/kota sebagai berikut.
a. dinas pendidikan kabupaten/kota mengajukan permohonan izin
pendirian satuan pendidikan kepada bupati/walikota dengan
melampirkan hasil studi kelayakan dan data sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2);
b. bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk oleh bupati/walikota
menerbitkan keputusan pendirian satuan pendidikan apabila
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 telah dipenuhi; dan
c. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f b berlaku u n t u k 1
(satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi.
(2) Tata cara pemberian izin SDLB, SMPLB, SMALB, dan SMKLB yang
diselenggarakan oleh pemerintah provinsi sebagai berikut.
a. dinas pendidikan provinsi mengajukan permohonan izin pendirian
satuan pendidikan kepada gubernur dengan melampirkan hasil studi
kelayakan dan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2);
b. Gubernur atau pejabat yang ditunjuk, menerbitkan keputusan pendirian
satuan pendidikan apabila persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 telah dipenuhi; dan
c. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f b berlaku u n t u k 1
(satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi.
(3) Tata cara pemberian izin SD, SMP, SMA, dan SMK yang diselenggarakan
oleh masyarakat sebagai berikut.
a. badan penyelenggara mengajukan permohonan izin pendirian satuan
pendidikan kepada bupati/walikota melalui dinas pendidikan
kabupaten/kota dengan melampirkan hasil studi kelayakan dan data
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2);
b. kepala dinas pendidikan kabupaten/kota menugaskan kepada Tim
Penilai u n t u k menelaah usul pendirian satuan pendidikan;
c. tim penilai sebagaimana dimaksud pada h u r u f b merupakan t i m yang
dibentuk oleh kepala dinas kabupaten/kota;
d. kepala dinas kabupaten/kota paling lambat dalam jangka w a k t u 3 (tiga)
bulan setelah menerima usul rencana pendirian satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam butir a, menerbitkan surat keputusan
tentang izin pendirian satuan pendidikan atau pemberitahuan penolakan
pendirian satuan pendidikan; dan
e. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f d berlaku u n t u k 1
(satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi.
(4) Tata cara pemberian izin SDLB, SMPLB, SMALB, dan SMKLB yang
diselenggarakan oleh masyarakat sebagai berikut.
a. badan penyelenggara mengajukan permohonan izin pendirian satuan
pendidikan kepada gubernur melalui dinas pendidikan provinsi dengan
melampirkan hasil studi kelayakan dan data sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2);
b. kepala dinas pendidikan provinsi menugaskan kepada Tim Penilai u n t u k
menelaah u s u l pendirian satuan pendidikan;
c. t i m Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) h u r u f b merupakan tim
yang dibentuk oleh kepala dinas provinsi;
d. kepala dinas propinsi selambat-lambatnya dalam jangka w a k t u 3 (tiga)
bulan setelah menerima usul rencana pendirian satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam butir a, menerbitkan surat keputusan
tentang izin pendirian satuan pendidikan atau pemberitahuan penolakan
pendirian satuan pendidikan; dan
e. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f d berlaku u n t u k 1
(satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi.
Pasal 11
Izin pendirian sekolah Indonesia di luar negeri, izin penyelenggaraan
Pendidikan Layanan Khusus, dan izin Kerja Sama Penyelenggaraan dan
Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Asing Dengan Lembaga
Pendidikan di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri.
BAB IV
PENAMAAN SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 12
(1) Penamaan satuan pendidikan b a r u yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah diatur oleh gubernur/bupati/walikota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan.
(2) Penamaan satuan pendidikan baru yang diselenggarakan oleh masyarakat
diatur oleh badan penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
BAB V
PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 13
Penyelenggara satuan pendidikan yang melakukan perubahan nama atau
bentuk satuan pendidikan wajib menyelesaikan program yang sedang berjalan
atau mengintegrasikan ke satuan pendidikan lain yang jenjang dan jenisnya
sama.
Pasal 14
(1) Penambahan dan perubahan bidang/program keahlian pada SMK dapat
dilakukan setelah memenuhi persyaratan studi kelayakan bidang/program
keahlian sebagaimana persyaratan pendirian SMK.
(2) Perubahan program keahlian dalam lingkup s a t u . bidang keahlian
ditetapkan oleh kepala dinas sesuai dengan kewenangannya.
(3) Setiap usul penambahan/perubahan bidang/program keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disertai proposal.
BAB VI
PENUTUPAN SATUAN PENDIDIKAN
Pasal 15
(1) Penutupan satuan pendidikan dilakukan apabila:
a. satuan pendidikan sudah tidak memenuhi persyaratan pendirian satuan
pendidikan; dan/atau
b. satuan pendidikan sudah tidak menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
(2) Penutupan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah
dilakukan oleh gubernur atau bupati/walikota berdasarkan usul kepala
dinas propinsi atau kepala dinas kabupaten/kota sesuai dengan jenjang dan
jenis pendidikan yang menjadi kewenangannya.
(3) Penutupan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
ditetapkan oleh kepala dinas provinsi atau kepala dinas kabupaten/kota
sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan yang menjadi kewenangannya
atas usulan badan penyelenggara satuan pendidikan dan/atau atas hasil
evaluasi oleh t i m yang dibentuk oleh kepala dinas.
(4) Penutupan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diikuti dengan:
a. penyaluran/pemindahan peserta didik kepada satuan pendidikan lain
yang jenjang dan jenisnya sama;
b. penyerahan aset milik negara dan dokumen lainnya yang dikelola oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kepada
kepala dinas provinsi atau kepala dinas kabupaten/kota sesuai dengan
jenjang dan jenis pendidikan yang menjadi kewenangannya;
c. penyerahan aset milik satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat diatur oleh badan penyelenggara satuan pendidikan tersebut;
dan
d. penyerahan arsip milik satuan pendidikan kepada pengelola arsip daerah
setempat.
BAB VII
LAPORAN
Pasal 16
Gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing
melaporkan pendirian, perubahan, dan/atau penutupan satuan pendidikan di
wilayahnya kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan u.p. Direktur Jenderal
terkait.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini, bagi satuan pendidikan yang
sudah berdiri tetapi status kepemilikan tanahnya belum milik Pemerintah,
pemerintah daerah, atau badan penyelenggara diberi tenggang w a k t u u n t u k
memenuhi syarat kepemilikan tanah atas nama penyelenggara dalam jangka
waktu paling lambat 10 (sepuluh) tahun.
Pasal 18
Usui pendirian yang telah diterima oleh dinas pendidikan kabupaten/kota dan
dinas pendidikan provinsi sesuai kewenangannya sebelum Peraturan Menteri ini
berlaku, diproses berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 20
Peraturan Menteri i n i mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri i n i dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 Mei 2014
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Mei 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 607
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro H u k u m dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Ani Nurdiani Azizah
NIP195812011985032001

More Related Content

What's hot

Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...
Winarto Winartoap
 
juknis ppdb 2019 2020 (final)
juknis ppdb 2019 2020 (final)juknis ppdb 2019 2020 (final)
juknis ppdb 2019 2020 (final)
Amphie Yuurisman
 
Permen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeri
Permen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeriPermen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeri
Permen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeri
Winarto Winartoap
 
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolah
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolahPmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolah
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolah
Drs. HM. Yunus
 
Permendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-ptsPermendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-pts
Sejahtera Affif
 
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013
Guss No
 
Permenpan 14 10
Permenpan 14 10Permenpan 14 10
Permenpan 14 10
Rerrie
 
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biayaPermendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
Nandang Sukmara
 
Permen nomor 61 th 2014 ttg ktsp
Permen nomor 61 th 2014 ttg ktspPermen nomor 61 th 2014 ttg ktsp
Permen nomor 61 th 2014 ttg ktsp
Bunda Hani
 
Petunjuk teknis bop ra 2016
Petunjuk teknis bop ra 2016Petunjuk teknis bop ra 2016
Petunjuk teknis bop ra 2016
iwan coy
 
Permen tahun2014 nomor004 penyesuaian ak guru pns non pns
Permen tahun2014 nomor004 penyesuaian ak guru pns non pnsPermen tahun2014 nomor004 penyesuaian ak guru pns non pns
Permen tahun2014 nomor004 penyesuaian ak guru pns non pns
Winarto Winartoap
 
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar ProsesPermendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Prosesalvinnoor
 
Permen diknas no 14 tahun 2010 no 16
Permen diknas no 14 tahun 2010 no 16Permen diknas no 14 tahun 2010 no 16
Permen diknas no 14 tahun 2010 no 16
putu micana
 
(0053) pos un 2019 2020
(0053) pos un 2019 2020(0053) pos un 2019 2020
(0053) pos un 2019 2020
Ade Subandi
 
Permendikbud tahun2014 nomor088
Permendikbud tahun2014 nomor088Permendikbud tahun2014 nomor088
Permendikbud tahun2014 nomor088
University of Sultan Ageng Tirtayasa
 
02.2 salinan permen 12 thn 2009 ttg akreditasi smp m ts
02.2 salinan permen 12 thn 2009 ttg akreditasi smp m ts02.2 salinan permen 12 thn 2009 ttg akreditasi smp m ts
02.2 salinan permen 12 thn 2009 ttg akreditasi smp m ts
fryzko iko
 
Juknis bos-apbd-2016-draf
Juknis bos-apbd-2016-drafJuknis bos-apbd-2016-draf
Juknis bos-apbd-2016-draf
Mira Restu
 

What's hot (17)

Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...
Pp no 4 th 2014 penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan t...
 
juknis ppdb 2019 2020 (final)
juknis ppdb 2019 2020 (final)juknis ppdb 2019 2020 (final)
juknis ppdb 2019 2020 (final)
 
Permen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeri
Permen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeriPermen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeri
Permen tahun2014 nomor017 pendirian perguruan tinggi negeri
 
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolah
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolahPmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolah
Pmari nomor 2 tahun 2 ol2 ttg pengawas madrasah dan pengawas pai pada sekolah
 
Permendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-ptsPermendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-pts
 
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013
Petunjuk Teknis (Juknis) BOS Tahun 2013
 
Permenpan 14 10
Permenpan 14 10Permenpan 14 10
Permenpan 14 10
 
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biayaPermendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
Permendikbud 60 2011 larangan pungutan biaya
 
Permen nomor 61 th 2014 ttg ktsp
Permen nomor 61 th 2014 ttg ktspPermen nomor 61 th 2014 ttg ktsp
Permen nomor 61 th 2014 ttg ktsp
 
Petunjuk teknis bop ra 2016
Petunjuk teknis bop ra 2016Petunjuk teknis bop ra 2016
Petunjuk teknis bop ra 2016
 
Permen tahun2014 nomor004 penyesuaian ak guru pns non pns
Permen tahun2014 nomor004 penyesuaian ak guru pns non pnsPermen tahun2014 nomor004 penyesuaian ak guru pns non pns
Permen tahun2014 nomor004 penyesuaian ak guru pns non pns
 
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar ProsesPermendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
 
Permen diknas no 14 tahun 2010 no 16
Permen diknas no 14 tahun 2010 no 16Permen diknas no 14 tahun 2010 no 16
Permen diknas no 14 tahun 2010 no 16
 
(0053) pos un 2019 2020
(0053) pos un 2019 2020(0053) pos un 2019 2020
(0053) pos un 2019 2020
 
Permendikbud tahun2014 nomor088
Permendikbud tahun2014 nomor088Permendikbud tahun2014 nomor088
Permendikbud tahun2014 nomor088
 
02.2 salinan permen 12 thn 2009 ttg akreditasi smp m ts
02.2 salinan permen 12 thn 2009 ttg akreditasi smp m ts02.2 salinan permen 12 thn 2009 ttg akreditasi smp m ts
02.2 salinan permen 12 thn 2009 ttg akreditasi smp m ts
 
Juknis bos-apbd-2016-draf
Juknis bos-apbd-2016-drafJuknis bos-apbd-2016-draf
Juknis bos-apbd-2016-draf
 

Similar to Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedoman-pendirian-perubahan-dan-penutupan-satuan-pendidikan-dasar-dan-menengah

Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdfPerbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
6436a
 
Permendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-ptsPermendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-pts
Sejahtera Affif
 
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21(1)
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21(1)Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21(1)
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21(1)
Suaidin -Dompu
 
Pp.21 th.2010 tentang pengawas sekolah
Pp.21 th.2010 tentang pengawas sekolahPp.21 th.2010 tentang pengawas sekolah
Pp.21 th.2010 tentang pengawas sekolah
Myudhistira Maulana
 
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21
Suaidin -Dompu
 
Permendikbud 21 tahun 2010
Permendikbud 21 tahun 2010Permendikbud 21 tahun 2010
Permendikbud 21 tahun 2010
puput candra
 
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSPPermen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Gilang Asri Devianty
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Sejahtera Affif
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Sejahtera Affif
 
Permendikbud tahun2014 nomor092
Permendikbud tahun2014 nomor092Permendikbud tahun2014 nomor092
Permendikbud tahun2014 nomor092
University of Sultan Ageng Tirtayasa
 
Perbup 85 th_2021_
Perbup 85 th_2021_Perbup 85 th_2021_
Perbup 85 th_2021_
MuhSaiful2
 
Permendikbud 17 Tahun 2014 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi
Permendikbud 17 Tahun 2014 Tentang Pendirian Perguruan TinggiPermendikbud 17 Tahun 2014 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi
Permendikbud 17 Tahun 2014 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi
Apner Krei
 
Permen 7
Permen 7Permen 7
Permen nomor 79 tahun 2014 muatan lokal
Permen nomor 79 tahun 2014  muatan lokalPermen nomor 79 tahun 2014  muatan lokal
Permen nomor 79 tahun 2014 muatan lokal
Hj.Dini Indriani,M.Pd
 
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
Welly Indriany
 
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013Winarto Winartoap
 
Buku juknis dan juklak dak 2014
Buku juknis dan juklak dak 2014Buku juknis dan juklak dak 2014
Buku juknis dan juklak dak 2014
achillewz
 
Salinan permen diknas no. 58 th.2014
Salinan permen diknas no. 58 th.2014Salinan permen diknas no. 58 th.2014
Salinan permen diknas no. 58 th.2014
amunib
 

Similar to Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedoman-pendirian-perubahan-dan-penutupan-satuan-pendidikan-dasar-dan-menengah (20)

Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdfPerbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
Perbup Nomor 728 Tahun 2012 ttg Pendirian dan Perubahan Satuan Pendidikan.pdf
 
Permendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-ptsPermendikbud95 2014 ptn-pts
Permendikbud95 2014 ptn-pts
 
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21(1)
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21(1)Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21(1)
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21(1)
 
Pp.21 th.2010 tentang pengawas sekolah
Pp.21 th.2010 tentang pengawas sekolahPp.21 th.2010 tentang pengawas sekolah
Pp.21 th.2010 tentang pengawas sekolah
 
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21
Menpan no-21-th-2010-tentang-jafung-pengawas-dan-angka-kreditnya 21
 
Permendikbud 21 tahun 2010
Permendikbud 21 tahun 2010Permendikbud 21 tahun 2010
Permendikbud 21 tahun 2010
 
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSPPermen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
 
Permen nomor 61 tahun 2014
Permen nomor 61 tahun 2014Permen nomor 61 tahun 2014
Permen nomor 61 tahun 2014
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
Permendikbud tahun2014 nomor092
Permendikbud tahun2014 nomor092Permendikbud tahun2014 nomor092
Permendikbud tahun2014 nomor092
 
Perbup 85 th_2021_
Perbup 85 th_2021_Perbup 85 th_2021_
Perbup 85 th_2021_
 
Permendikbud 17 Tahun 2014 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi
Permendikbud 17 Tahun 2014 Tentang Pendirian Perguruan TinggiPermendikbud 17 Tahun 2014 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi
Permendikbud 17 Tahun 2014 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi
 
Permen 7
Permen 7Permen 7
Permen 7
 
Permen nomor 79 tahun 2014 muatan lokal
Permen nomor 79 tahun 2014  muatan lokalPermen nomor 79 tahun 2014  muatan lokal
Permen nomor 79 tahun 2014 muatan lokal
 
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
Permendikbud no 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013
 
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013
Permen nomor 79 tahun 2014 mulok kurikulum 2013
 
Buku juknis dan juklak dak 2014
Buku juknis dan juklak dak 2014Buku juknis dan juklak dak 2014
Buku juknis dan juklak dak 2014
 
Salinan permen diknas no. 58 th.2014
Salinan permen diknas no. 58 th.2014Salinan permen diknas no. 58 th.2014
Salinan permen diknas no. 58 th.2014
 
Nomor 20-tahun-2010
Nomor 20-tahun-2010Nomor 20-tahun-2010
Nomor 20-tahun-2010
 

Recently uploaded

UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docxRubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
EndangSetyorini6
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
BAHTIARMUHAMAD
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
denny404455
 
Panduan SKP PPPK GTK 2024 edit 31 Mei 2024 .pptx
Panduan SKP PPPK GTK 2024 edit 31 Mei 2024 .pptxPanduan SKP PPPK GTK 2024 edit 31 Mei 2024 .pptx
Panduan SKP PPPK GTK 2024 edit 31 Mei 2024 .pptx
Mughits Rifai
 
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptxREVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
adityanoor64
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
AdeSutisna19
 
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah MingguMateri Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
BOWLNChannel
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptxSOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
gusprima
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
DenysErlanders
 
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdfModul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
ShintaKurniawatiSs
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
Kanaidi ken
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
vivi211570
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
SRI WAHYUNI KONEKSI MATERI MODUL 1.4.pdf
SRI WAHYUNI KONEKSI MATERI MODUL 1.4.pdfSRI WAHYUNI KONEKSI MATERI MODUL 1.4.pdf
SRI WAHYUNI KONEKSI MATERI MODUL 1.4.pdf
SriWahyuni58535
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
AyuniDwiLestari
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
TitisNindiasariAnggr
 

Recently uploaded (20)

UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 4 PB 3 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docxRubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
Rubrik Observasi Kelas sebagai pedoman mengerjakan PMM PMM.docx
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
 
Panduan SKP PPPK GTK 2024 edit 31 Mei 2024 .pptx
Panduan SKP PPPK GTK 2024 edit 31 Mei 2024 .pptxPanduan SKP PPPK GTK 2024 edit 31 Mei 2024 .pptx
Panduan SKP PPPK GTK 2024 edit 31 Mei 2024 .pptx
 
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptxREVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
 
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah MingguMateri Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
Materi Khotbah Bercerita Untuk Anak Sekolah Minggu
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptxSOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
SOSIALISASI PENULISAN IJAZAH Dua Ribu Dua Puluh Empat Semester 2.pptx
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
 
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdfModul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _(Ketentuan TERBARU) "PTK 007 Rev-5 Tahun 2...
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptxpdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
pdf-powerpoint-kesehatan-reproduksi-remaja-ppt-kespro-remaja-_compress (1).pptx
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
SRI WAHYUNI KONEKSI MATERI MODUL 1.4.pdf
SRI WAHYUNI KONEKSI MATERI MODUL 1.4.pdfSRI WAHYUNI KONEKSI MATERI MODUL 1.4.pdf
SRI WAHYUNI KONEKSI MATERI MODUL 1.4.pdf
 
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi BencanaMateri Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
Materi Geografi Kelas 11 Mitigasi Bencana
 
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1. Pendidikan Guru Penggerak
 

Peraturan menteri-pendidikan-dan-kebudayaan-nomor-36-tahun-2014-tentang-pedoman-pendirian-perubahan-dan-penutupan-satuan-pendidikan-dasar-dan-menengah

  • 1. SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENUTUPAN SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 182 ayat (11), dan u n t u k memberikan pengaturan lebih lanjut mengenai syarat-syarat pendirian satuan pendidikan formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pedoman Pendirian, Perubahan, dan Penutupan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara' Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
  • 2. 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125); 6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 56 T a h u n 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 126); 7. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu I I , sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 8/P Tahun 2014; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENUTUPAN SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan i n i yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah adalah Pemerintah pusat. 2. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau Pemerintah kota. 3. Kepala dinas provinsi adalah kepala dinas yang menangani bidang pendidikan di provinsi. 4. Kepala dinas kabupaten/kota adalah kepala dinas yang menangani bidang pendidikan di kabupaten/kota. 5. Badan penyelenggara adalah yayasan, perkumpulan, dan bentuk lain berbadan h u k u m yang mengajukan permohonan izin pendirian dan perubahan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat. 6. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pendidikan. Pasal 2 (1) Pendirian dan perubahan satuan pendidikan dasar dan menengah dapat dilakukan oleh: a. Pemerintah; b. pemerintah daerah; atau c. masyarakat.
  • 3. (2) Penutupan satuan pendidikan dasar dan menengah dapat dilakukan oleh: a. Pemerintah; atau b. pemerintah daerah. Pasal 3 (1) Pendirian satuan pendidikan merupakan pembukaan satuan pendidikan baru. (2) Perubahan satuan pendidikan merupakan: a. perubahan nama dan/atau bentuk dari nama dan/atau bentuk satuan pendidikan tertentu menjadi nama dan/atau bentuk satuan pendidikan yang lain; b. penggabungan 2 (dua) atau lebih satuan pendidikan menjadi 1 (satu) satuan pendidikan baru; c. pemecahan dari 1 (satu) satuan pendidikan menjadi 2 (dua) satuan pendidikan atau lebih; atau d. perubahan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah. (3) Penutupan satuan pendidikan merupakan pencabutan izin pendirian satuan pendidikan karena tidak memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB II PERSYARATAN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN Pasal 4 (1) Persyaratan pendirian satuan pendidikan meliputi: a. hasil studi kelayakan; b. isi pendidikan; c. j u m l a h dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan; d. sarana dan prasarana pendidikan; e. pembiayaan pendidikan; f. sistem evaluasi dan sertifikasi; dan g. manajemen dan proses pendidikan. (2) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendirian satuan pendidikan harus melampirkan: a. hasil studi kelayakan tentang prospek pendirian satuan pendidikan formal dari segi tata ruang, geografis, dan ekologis; b. hasil studi kelayakan tentang prospek pendirian satuan pendidikan formal dari segi prospek pendaftar, keuangan, sosial, dan budaya; c. data mengenai perimbangan antara j u m l a h satuan pendidikan formal dengan penduduk usia sekolah di wilayah tersebut; d. data mengenai perkiraan jarak satuan pendidikan yang diusulkan di antara gugus satuan pendidikan formal sejenis; e. data mengenai kapasitas daya tampung dan lingkup jangkauan satuan pendidikan formal sejenis yang ada;
  • 4. f. data mengenai perkiraan pembiayaan u n t u k kelangsungan pendidikan paling sedikit u n t u k 1 (satu) t a h u n akademik berikutnya; dan g. data mengenai status kepemilikan tanah dan/atau bangunan satuan pendidikan harus dibuktikan dengan dokumen kepemilikan yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atas nama Pemerintah, pemerintah daerah, atau badan penyelenggara; (3) Persyaratan pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya harus memenuhi Standar Pelayanan Minimal. Pasal 5 Khusus pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, harus memenuhi: a. tersedianya sarana dan prasarana praktik yang sesuai dengan kejuruannya; b. adanya potensi sumber daya wilayah yang memerlukan keahlian kejuruan tertentu; c. adanya potensi lapangan kerja; d. adanya pemetaan satuan pendidikan sejenis di wilayah tersebut; dan e. adanya dukungan masyarakat dan dunia usaha/dunia industri yang dibuktikan dengan dokumen tertulis dari masyarakat dan dunia usaha/industri. Pasal 6 Pendirian SMK pada bidang keahlian tertentu di luar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 juga harus memenuhi persyaratan - yang ditetapkan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan SMK. Pasal 7 (1) Pendirian satuan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) h u r u f c dilakukan dengan terlebih d a h u l u membentuk badan penyelenggara berbadan h u k u m . (2) Badan penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berprinsip nirlaba sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 8 (1) Persyaratan pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dituangkan dalam rencana induk pengembangan satuan pendidikan (RIPS); (2) RIPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman dasar pengembangan satuan pendidikan u n t u k jangka w a k t u paling singkat 5 (lima) tahun.
  • 5. (3) RIPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut: a. visi dan misi; b. k u r i k u l u m ; c. peserta didik; d. pendidik dan tenaga kependidikan; e. sarana dan prasarana; f. pendanaan; g. organisasi; h. manajemen satuan pendidikan; dan i. peran serta masyarakat. BAB III TATACARA PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN Pasal 9 (1) Izin pendirian u n t u k SD, SMP, SMA, dan SMK diberikan oleh bupati/walikota. (2) Izin pengembangan SD, SMP, SMA, dan SMK menjadi satuan dan/atau program pendidikan berbasis keunggulan lokal, diberikan oleh bupati/walikota. (3) Izin pendirian SDLB, SMPLB, SMALB, dan SMKLB diberikan oleh gubernur. (4) Izin pendirian sekolah Indonesia di luar negeri diberikan oleh Menteri. (5) Izin Kerja Sama Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Asing dengan Lembaga Pendidikan di Indonesia diberikan oleh Menteri. (6) Izin penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus diberikan oleh bupati / walikota. Pasal 10 (1) Tata cara pemberian izin SD, SMP, SMA, dan SMK yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota sebagai berikut. a. dinas pendidikan kabupaten/kota mengajukan permohonan izin pendirian satuan pendidikan kepada bupati/walikota dengan melampirkan hasil studi kelayakan dan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2); b. bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk oleh bupati/walikota menerbitkan keputusan pendirian satuan pendidikan apabila persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 telah dipenuhi; dan c. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f b berlaku u n t u k 1 (satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi. (2) Tata cara pemberian izin SDLB, SMPLB, SMALB, dan SMKLB yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi sebagai berikut. a. dinas pendidikan provinsi mengajukan permohonan izin pendirian satuan pendidikan kepada gubernur dengan melampirkan hasil studi kelayakan dan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2);
  • 6. b. Gubernur atau pejabat yang ditunjuk, menerbitkan keputusan pendirian satuan pendidikan apabila persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 telah dipenuhi; dan c. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f b berlaku u n t u k 1 (satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi. (3) Tata cara pemberian izin SD, SMP, SMA, dan SMK yang diselenggarakan oleh masyarakat sebagai berikut. a. badan penyelenggara mengajukan permohonan izin pendirian satuan pendidikan kepada bupati/walikota melalui dinas pendidikan kabupaten/kota dengan melampirkan hasil studi kelayakan dan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2); b. kepala dinas pendidikan kabupaten/kota menugaskan kepada Tim Penilai u n t u k menelaah usul pendirian satuan pendidikan; c. tim penilai sebagaimana dimaksud pada h u r u f b merupakan t i m yang dibentuk oleh kepala dinas kabupaten/kota; d. kepala dinas kabupaten/kota paling lambat dalam jangka w a k t u 3 (tiga) bulan setelah menerima usul rencana pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam butir a, menerbitkan surat keputusan tentang izin pendirian satuan pendidikan atau pemberitahuan penolakan pendirian satuan pendidikan; dan e. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f d berlaku u n t u k 1 (satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi. (4) Tata cara pemberian izin SDLB, SMPLB, SMALB, dan SMKLB yang diselenggarakan oleh masyarakat sebagai berikut. a. badan penyelenggara mengajukan permohonan izin pendirian satuan pendidikan kepada gubernur melalui dinas pendidikan provinsi dengan melampirkan hasil studi kelayakan dan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2); b. kepala dinas pendidikan provinsi menugaskan kepada Tim Penilai u n t u k menelaah u s u l pendirian satuan pendidikan; c. t i m Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) h u r u f b merupakan tim yang dibentuk oleh kepala dinas provinsi; d. kepala dinas propinsi selambat-lambatnya dalam jangka w a k t u 3 (tiga) bulan setelah menerima usul rencana pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam butir a, menerbitkan surat keputusan tentang izin pendirian satuan pendidikan atau pemberitahuan penolakan pendirian satuan pendidikan; dan e. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada h u r u f d berlaku u n t u k 1 (satu) satuan pendidikan pada 1 (satu) lokasi. Pasal 11 Izin pendirian sekolah Indonesia di luar negeri, izin penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus, dan izin Kerja Sama Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Asing Dengan Lembaga Pendidikan di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri.
  • 7. BAB IV PENAMAAN SATUAN PENDIDIKAN Pasal 12 (1) Penamaan satuan pendidikan b a r u yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah diatur oleh gubernur/bupati/walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. (2) Penamaan satuan pendidikan baru yang diselenggarakan oleh masyarakat diatur oleh badan penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. BAB V PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN Pasal 13 Penyelenggara satuan pendidikan yang melakukan perubahan nama atau bentuk satuan pendidikan wajib menyelesaikan program yang sedang berjalan atau mengintegrasikan ke satuan pendidikan lain yang jenjang dan jenisnya sama. Pasal 14 (1) Penambahan dan perubahan bidang/program keahlian pada SMK dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan studi kelayakan bidang/program keahlian sebagaimana persyaratan pendirian SMK. (2) Perubahan program keahlian dalam lingkup s a t u . bidang keahlian ditetapkan oleh kepala dinas sesuai dengan kewenangannya. (3) Setiap usul penambahan/perubahan bidang/program keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disertai proposal. BAB VI PENUTUPAN SATUAN PENDIDIKAN Pasal 15 (1) Penutupan satuan pendidikan dilakukan apabila: a. satuan pendidikan sudah tidak memenuhi persyaratan pendirian satuan pendidikan; dan/atau b. satuan pendidikan sudah tidak menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. (2) Penutupan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dilakukan oleh gubernur atau bupati/walikota berdasarkan usul kepala dinas propinsi atau kepala dinas kabupaten/kota sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan yang menjadi kewenangannya. (3) Penutupan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat ditetapkan oleh kepala dinas provinsi atau kepala dinas kabupaten/kota sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan yang menjadi kewenangannya atas usulan badan penyelenggara satuan pendidikan dan/atau atas hasil evaluasi oleh t i m yang dibentuk oleh kepala dinas.
  • 8. (4) Penutupan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diikuti dengan: a. penyaluran/pemindahan peserta didik kepada satuan pendidikan lain yang jenjang dan jenisnya sama; b. penyerahan aset milik negara dan dokumen lainnya yang dikelola oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kepada kepala dinas provinsi atau kepala dinas kabupaten/kota sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan yang menjadi kewenangannya; c. penyerahan aset milik satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat diatur oleh badan penyelenggara satuan pendidikan tersebut; dan d. penyerahan arsip milik satuan pendidikan kepada pengelola arsip daerah setempat. BAB VII LAPORAN Pasal 16 Gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing melaporkan pendirian, perubahan, dan/atau penutupan satuan pendidikan di wilayahnya kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan u.p. Direktur Jenderal terkait. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini, bagi satuan pendidikan yang sudah berdiri tetapi status kepemilikan tanahnya belum milik Pemerintah, pemerintah daerah, atau badan penyelenggara diberi tenggang w a k t u u n t u k memenuhi syarat kepemilikan tanah atas nama penyelenggara dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) tahun. Pasal 18 Usui pendirian yang telah diterima oleh dinas pendidikan kabupaten/kota dan dinas pendidikan provinsi sesuai kewenangannya sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, diproses berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
  • 9. Pasal 20 Peraturan Menteri i n i mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri i n i dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Mei 2014 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, TTD. MOHAMMAD NUH Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 Mei 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 607 Salinan sesuai dengan aslinya. Kepala Biro H u k u m dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ani Nurdiani Azizah NIP195812011985032001