Roadmap pengembangan keuangan syariah indonesia 2017 2019Dr. Zar Rdj
Pengembangan keuangan syariah tentunya perlu mengoptimalkan seluruh potensi keuangan syariah di masing-masing sektor yang ada baik perbankan syariah, pasar modal syariah, serta industri keuangan non-bank syariah. Sinergi pengembangan yang terintegrasi di ketiga sektor tersebut diharapkan dapat membuka peluang dan sekaligus saling mendukung pengembangan di masing-masing sektor sehingga pada akhirnya dapat memperbesar peran dan pangsa pasar keuangan syariah di industri keuangan Indonesia. Hal lain yang juga penting dalam pengembangan keuangan syariah ini adalah bahwa industri keuangan syariah harus dapat menjadi industri keuangan yang inklusif. Industri keuangan syariah harus dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan dalam skala kecil dan menengah hingga skala pembiayaan yang besar untuk menunjang pembangunan nasional. Di samping itu, keuangan syariah juga dipercaya akan berkembang lebih cepat dan berkelanjutan bila didukung dengan integrasi dan sinergi antara sektor riil, sektor keuangan, dan sektor religius/sosial sehingga ketiga sektor tersebut dapat tumbuh lebih cepat secara bersama-sama. Sejalan dengan itu maka kemudahan akses masyarakat terhadap produk, kualitas pelayanan, serta infrastruktur di industri keuangan syariah juga ditingkatkan. Dengan demikian, industri keuangan syariah dapat berperan secara siginifikan dalam pembangunan nasional dan menyejahterakan masyarakat.
Istilah bank memang tidak dikenal dalam khazanah keilmuan Islam. Yang dikenal adalah istilah jihbiz. Kata jihbiz berasal dari bahasa Persia yang berarti penagih pajak
.
Di zaman Bani Abbasiyah, jihbiz populer sebagai suatu profesi penukaran uang. Pada zaman itu mulai diperkenalkan uang jenis baru yang disebut fulus yang terbuat dari tembaga. Sebelumnya uang yang digunakan adalah dinar (terbuat dari emas) dan dirham (terbuat dari perak).
Menurut schaik (2001) bank syariah adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi resiko dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan. Sudarsono (2004) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan bank syariah ialah lembaga keuangan usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip syariah.
Dana desa adalah sebuah program, pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mengalokasikan dana kepada desa-desa di seluruh Indonesia guna mendukung pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan di tingkat desa.
Roadmap pengembangan keuangan syariah indonesia 2017 2019Dr. Zar Rdj
Pengembangan keuangan syariah tentunya perlu mengoptimalkan seluruh potensi keuangan syariah di masing-masing sektor yang ada baik perbankan syariah, pasar modal syariah, serta industri keuangan non-bank syariah. Sinergi pengembangan yang terintegrasi di ketiga sektor tersebut diharapkan dapat membuka peluang dan sekaligus saling mendukung pengembangan di masing-masing sektor sehingga pada akhirnya dapat memperbesar peran dan pangsa pasar keuangan syariah di industri keuangan Indonesia. Hal lain yang juga penting dalam pengembangan keuangan syariah ini adalah bahwa industri keuangan syariah harus dapat menjadi industri keuangan yang inklusif. Industri keuangan syariah harus dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan dalam skala kecil dan menengah hingga skala pembiayaan yang besar untuk menunjang pembangunan nasional. Di samping itu, keuangan syariah juga dipercaya akan berkembang lebih cepat dan berkelanjutan bila didukung dengan integrasi dan sinergi antara sektor riil, sektor keuangan, dan sektor religius/sosial sehingga ketiga sektor tersebut dapat tumbuh lebih cepat secara bersama-sama. Sejalan dengan itu maka kemudahan akses masyarakat terhadap produk, kualitas pelayanan, serta infrastruktur di industri keuangan syariah juga ditingkatkan. Dengan demikian, industri keuangan syariah dapat berperan secara siginifikan dalam pembangunan nasional dan menyejahterakan masyarakat.
Istilah bank memang tidak dikenal dalam khazanah keilmuan Islam. Yang dikenal adalah istilah jihbiz. Kata jihbiz berasal dari bahasa Persia yang berarti penagih pajak
.
Di zaman Bani Abbasiyah, jihbiz populer sebagai suatu profesi penukaran uang. Pada zaman itu mulai diperkenalkan uang jenis baru yang disebut fulus yang terbuat dari tembaga. Sebelumnya uang yang digunakan adalah dinar (terbuat dari emas) dan dirham (terbuat dari perak).
Menurut schaik (2001) bank syariah adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi resiko dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan. Sudarsono (2004) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan bank syariah ialah lembaga keuangan usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip syariah.
Dana desa adalah sebuah program, pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk mengalokasikan dana kepada desa-desa di seluruh Indonesia guna mendukung pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan di tingkat desa.
Produksi dalam pandangan islam dapat didefinisikan sebagai upaya manusia untuk
menghasilkkan barang dan jasa yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dan masyarakat
secara umum, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan melalui usaha
yang halal dan berkah. Dalam pandangan islam, tujuan produksi tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan materi manusia, tetapi juga untuk mencapai tujuan spiritual yang
lebih tinggi. Produksi yang dijalankan oleh umat islam harus mengarah pada kemaslahatan
bersama dan memperkuat tali persaudaraan antar sesama muslim.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Islam menekankan prinsip-prinsip berikut :
Keadilan
1.
Kemaslahatan Bersama
2.
Etika dan Moralitas
3.
Keterkaitan antara Produksi dan Ibadah
4.
2. KONSEP KONSUMSI DALAM ISLAM
Konsumsi dalam pandangan islam adalah suatu aktivitas mengeluarkan harta yang
dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Konsumsi dapat
dilakukan dengan cara yang halal maupun yang haram, oleh karena itu penting
bagi umat islam agar dapat memenuhi kebutuhannyha dengan cara yang halal
dan membawa berkah.
Konsumsi dalam Islam memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan
manusia. Dalam islam, konsumsi yang dilakukan dengan cara yang halal dan baik
akan membawa keberkahan dan mendatangkan rizki yang halal. Sebaliknya
konsumsi yang dilakukan dengan cara yang haram dan tidak baik akan membawa
malapetaka dan kehancuran. IInvestasi dalam pandangan Islam adalah upaya memanfaatkan harta dengan cara
menanamkan modal pada bidang-bidang usaha tertentu dengan harapan memperoleh
keuntungan dan berkembangnya usaha tersebut, sekaligus memberikan manfaat bagi
masyarakat.
Tujuan utama investasi dalam Islam adalah untuk memperoleh keuntungan yang halal
dan bermanfaat secara ekonomi serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Investasi dalam Islam juga diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi
dan mengurangi kemiskinan serta ketimpangan sosial. Selain itu, investasi juga dianggap
sebagai cara untuk menghargai dan memanfaatkan sumber daya yang diberikan oleh Allah
SWT.
PERAN INVESTASI DALAM
MEININGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Investasi memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Berikut adalah beberapa kontribusi investasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat:
a. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Investasi
b. Kontribusi Investasi dalam Menurunkan Tingkat Kemiskinan
c. Peningkatan Kesejahteraan Umum melalui Investasi
4. POTENSI INDUSTRI HALAL
Industri halal memiliki potensi pasar yang besar, terutama di negara-negara mayoritas
Muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan Timur Tengah. Selain itu, produk halal juga diminati
oleh konsumen non-Muslim yang mencari produk yang berkualitas, aman dikonsumsi, dan
diproduksi dengan standar yang ketat. Beberapa faktor yang mempengaruhi potensi pasar
industri halal antara lain:
a. Ukuran Pasar Global Industri Halal.
b. Pertumbuhan Pasar Industri Halal.
c. permintaan Masyarakat akan Produk Halal.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
2. 2
Daftar Isi
• Latar Belakang
• Kebijakan Pengembangan Perbankan
Syariah
• Perkembangan Perbankan Syariah
Nasional
• Akselerasi, Peluang dan Tantangan
3. 3
Latar Belakang
Amanah dari UU No.7/1992 yang diubah oleh UU No.10 Tahun 1998 tentang
Perbankan dan UU No.23 Tahun 1999 yang diubah oleh UU No.3/2004
tentang Bank Indonesia.
Krisis ekonomi sejak akhir 1997 menunjukkan bank dengan prinsip syariah
relatif bertahan di tengah gejolak nilai tukar dan tingkat suku bunga yang
tinggi.
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah memiliki kinerja yang baik,
tercermin dari NPFs (Non Performing Financings) yang rendah, tidak adanya
negative spread, dan konsisten dalam menjalankan fungsi intermediasi (LDR
rata-rata diatas 100%) terutama pembiayaan kepada UKM.
Bagian dari restrukturisasi perbankan yang bertujuan meningkatkan daya
tahan sistem keuangan dan perekonomian nasional.
5. 5
Bank Konvensional:
• Kredit
• Bunga
• Giro
• Tabungan
• Deposito
• Fee
Bank Syariah:
• Pembiayaan Bagi Hasil (Mudharabah dan
musyarakah)
• Piutang Jual-Beli (Murabahah, Salam,
dan Istishna)
• Piutang Sewa-Beli (Ijarah, Ijarah
Munthahiyabitamlik)
• Giro (Wadiah)
• Tabungan (Wadiah, Mudharabah)
• Deposito (Mudharabah)
• Fee (Ujrah)
• Nisbah
• Marjin
Terminologi dasar
6. 6
Prinsip Dasar
Penghimpunan Dana:
• Sistem Bagi Hasil (Mudharabah, Musyarakah)
• Titipan (Wadiah Amanah, Wadiah Dhamanah)
Penyaluran Dana:
• Sistem Bagi Hasil (Mudharabah, Musyarakah)
• Sistem Jual-beli (Murabahah, Salam, Istishna)
• Sistem Sewa/Sewa Beli (Ijarah, Ijarah Wa Iqtina)
• Sistem Pinjaman (Qardh)
Jasa:
• Fee/Komisi (Wakalah, Kafalah, Hiwalah, Rahn)
• Fee lainnya
7. 7
Perbedaan Pokok Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank Syariah Bank Konvensional
Struktur
organisasi
Dewan Pengawas Syariah Tidak ada
Hubungan bank
dgn nasabah
•Kerjasama investasi
•Penjual dan pembeli
•Penyedia jasa dan
penerima jasa
•Kreditor dan debitor
•Penyedia jasa dan penerima
jasa
Sistem
pendapatan
•Bagi hasil
•Marjin
•Fee
•Bunga
•Fee
Penyaluran dana Investasi wajib halal dan
maslahat
Investasi tidak dibatasi halal
atau haram
8. 8
Falsafah Ekonomi Syariah
sebagai Landasan Filosofis Perbankan Syariah
Akidah
Syariah Akhlak
Ukhuwwah
Keadilan Keseimbangan Kemaslahatan
FALAH
Masyarakat Sejahtera
Material & spiritual
4
Fondasi
3
Pilar
1
Tujuan
Kesuksesan yang hakiki dalam berekonomi berupa
tercapainya kesejahteraan yang mencakup kebahagiaan
(spiritual) dan kemakmuran (material) pada tingkatan individu
dan masyarakat (falah).
Tiga Pilar Ekonomi Syariah:
- aktifitas ekonomi yang berkeadilan dg menghindari eksploitasi
berlebihan, excessive hoardings/ unproductive, spekulatif, dan
kesewenang-wenangan.
- adanya keseimbangan aktivitas di sektor riil-finansial, pengelolaan
risk-return, aktivitas bisnis-sosial, aspek spiritual-material & azas
manfaat-kelestarian linkungan
- Orientasi pada kemaslahatan yg berarti melindungi keselamatan
kehidupan beragama, proses regenarasi, serta perlindungan
keselamatan jiwa, harta dan akal.
Fondasi Ekonomi Syariah:
Meletakkan tata hubungan bisnis dalam konteks kebersamaan
universal (ukhuwah) untuk mencapai kesuksesan bersama.
Kaidah2 hukum muamalah (syariah) di bidang ekonomi yang
membimbing aktivitas ekonomi shg selalu sesuai dgn syariah.
Budi pekerti (akhlak) yang membimbing aktivitas ekonomi senantiasa
mengedepankan kebaikan sbg cara mencapai tujuan.
Ketuhanan Yang Maha Esa (akidah) yg menimbulkan kesadaran
bahwa setiap aktivitas manusia memiliki akuntabilitas ketuhanan
sehingga menumbuhkan integritas yg sejalan dg prinsip GCG dan
market discipline.
9. 9
Arah Pengembangan dan
Regulasi Perbankan Syariah
Memastikan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam operasi
bank syariah (sharia compliance): fatwa DSN, international sharia
standards
Menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential regulation): CAR,
BMPK, risk management dan GCG.
Meningkatkan daya saing dan efisiensi : pengembangan SDM,
pemanfaatan IT, service excellent.
Mewujudkan stabilitas lembaga keuangan dan memberikan
kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Akibat
karakteristik operasional yang tidak bisa lepas dengan sektor riil:
Tidak ada tekanan terhadap inflasi dan nilai tukar
Relatif tidak terpengaruh kenaikan tingkat bunga
Lebih concern terhadap golongan ekonomi lemah melalui dana sosial
11. 11
Mencapai & Memelihara
Kestabilan Nilai Rupiah
Tugas Bank Indonesia
Amanah dari UU No7/1992 yang diubah oleh UU No.10/1998 tentang Perbankan dan
UU No.23/1999 yang diubah UU No. 3/2004 tentang Bank Indonesia.
Menetapkan &
Melaksanakan Kebijakan
Moneter
Mengatur & Menjaga
Kelancaran Sistem
Pembayaran
Mengatur & Mengawasi
Bank
13. 13
Pengawasan Ketentuan Syariah Dalam
Perbankan Syariah Indonesia
Dewan Syariah
Nasional (MUI)
Dewan Pengawas
Syariah
Bank
Syariah
BANK
INDONESIA
Produk Bank
Syariah
18. 18
Tujuan Program Akselerasi Pengembangan
Perbankan Syariah (PAPBS)
Mencapai share perbankan syariah sebesar 5%
pada akhir tahun 2008 dengan tetap
mempertahankan prinsip kehati-hatian dan
kepatuhan terhadap prinsip syariah.
19. 19
Baseline:
Tingkat pertumbuhan awal industri (fast growth) rata-rata sebesar
38,8% dan implmentasi office channeling
Akselerasi:
Program akselerasi mampu mendorong pertumbuhan volume usaha
lebih cepat, mencapai 52,8% di atas skenario baseline.
Proyeksi Aset, Pembiayaan Yg Diberikan &
DanaPihak III 2007 – 2008
Indikator Des-05 Des-06 Des-07 Des-07* Des-08 Des-08*
Aset 20,88 27,14 34.8 47,94 48.4 91,57
PYD 15,23 19,79 27.7 38,39 38.2 68,95
DPK 15,58 20,25 27.4 36,10 39.6 73,33
Share 1.42% 1.68% 1.97% 2,84 2.51 5,25
*) akselerasi
Rp Triliun
Outlook
Perbankan
Syariah
2007
Diperlukan kebijakan & program akselerasi yang extraordinary
untuk mencapai target directive share 5% tahun 2008…
20. 20
• Kebijakan dan inisatif strategis untuk pengembangan jangka panjang industri
perbankan syariah secara sistematis telah dijabarkan dalam ‘Cetak Biru
Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia’
• Kebijakan dan Program Akselerasi 2007-2008 lebih difokuskan pada
pencapaian target kuantitatif melalui terobosan paket kebijakan dan program
inisiatif yang dapat memberikan perubahan pertumbuhan aset secara
signifikan (lompatan besar) dalam jangka pendek.
• Sasaran Kebijakan dan Program Akselerasi 2007-2008 adalah:
1. mendorong pertumbuhan dari sisi supply dan demand secara seimbang
2. Memperkuat permodalan, manajemen dan SDM bank syariah
3. Mengoptimalkan peranan pemerintah (otoritas fiskal) dan BI (otoritas
perbankan&moneter) sebagai penggerak pertumbuhan.
4. Melibatkan seluruh stakeholder perbankan syariah untuk berpartisipasi aktif dalam
program akselerasi sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
Kebijakan & Program Akselerasi
21. 21
6 Pilar Program Akselerasi Pengembangan
Perbankan Syariah
1. PENGUATAN KELEMBAGAAN BS
2. PENGEMBANGAN PRODUK BS
3. INTENSIFIKASI EDUKASI PUBLIK &
ALIANSI MITRA STRATEGIS
4. PENINGKATAN PERANAN
PEMERINTAH & PENGUATAN
KERANGKA HUKUM BS
5. PENGUATAN SDM BS
6. PENGUATAN PENGAWASAN BS
BS = Bank Syariah
22. 22
Tantangan
• Kondisi permodalan – industri perbankan syariah memiliki keterbatasan modal dalam
menghadapi periode pertumbuhan.
• Kualitas sumber daya manusia – perbankan syariah didukung oleh sumber daya yang memiliki
keterbatasan baik pada aspek pengetahuan terhadap syariah dan bidang keahlian lain yang
secara umum dibutuhkan antara lain seperti kemampuan dalam penilaian risiko pembiayaan,
service excellence.
• Cakupan pelayanan – sebagai industri yang baru muncul, industri perbankan syariah masih
memiliki cakupan operasi yang sangat terbatas apabila dibandingkan dengan perbankan
konvensional baik dalam bentuk cakupan ruang pelayanan maupun variasi produk untuk
memfasilitasi kebutuhan transaksi nasabah.
• Tingkat pemahaman masyarakat yang rendah – pada saat ini, pengetahuan masyarakat
terhadap nature operasi perbankan syariah masih sangat terbatas sehingga keinginan
masyarakat yang tertarik terhadap perbankan syariah masih sebatas tingkat awareness.