1. Dokumen tersebut membahas perencanaan jaringan komunikasi nirkabel dan analisis teknis-ekonominya. Termasuk didalamnya adalah perhitungan kapasitas jaringan, jumlah base station, pemilihan teknologi akses, desain topologi jaringan dan analisis biaya modal serta operasional.
2. Dibahas pula asumsi-asumsi perhitungan seperti demand pengguna, capex, opex, pendapatan dan arus kas untuk menganalisis kel
Perencanaan Jaringan Mobile membahas tahapan perencanaan jaringan mulai dari perencanaan kasar, menengah, hingga detail. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur umum perencanaan jaringan seperti penentuan spesifikasi desain, prediksi kebutuhan trafik, perencanaan jaringan akses dan inti, serta analisis hasil perancangan secara kualitas dan teknologi ekonomi.
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTEPutri Diana
Dokumen tersebut merangkum perencanaan jaringan akses dan core LTE dengan beberapa langkah utama yaitu perhitungan kebutuhan bandwidth, jumlah base station berdasarkan kapasitas dan coverage, penempatan base station dan EPC, serta pemilihan teknologi transport pada core network seperti ATM dan frame relay untuk menangani QoS.
Dokumen tersebut merangkum perencanaan jaringan seluler LTE yang mencakup tujuan perencanaan, arsitektur jaringan LTE, alur perencanaan meliputi pengumpulan data, perhitungan coverage, kapasitas, penentuan jumlah base station, perhitungan dan penempatan EPC, analisis jaringan, dan referensi.
Dokumen ini membahas perencanaan jaringan seluler di wilayah Jakarta yang meliputi analisis kapasitas trafik, cakupan sinyal, dan kualitas jaringan. Langkah-langkah perencanaan mencakup pengumpulan data, perhitungan trafik pelanggan, penetapan spesifikasi jaringan, perhitungan jumlah enodeB dan EPC, serta penempatan lokasi enodeB dan EPC. Contoh perhitungan jumlah enodeB dilakukan
Modul ini membahas tentang kapasitas dan pengertian trafik pada jaringan selular, termasuk parameter-parameter kinerja trafik seperti success call rate, blocking, dan dropped call yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan jaringan."
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan jaringan nirkabel yang terdiri dari perencanaan akses dan inti.
2. Perencanaan akses meliputi perhitungan cakupan dan kapasitas sedangkan perencanaan inti meliputi teknologi transport dan arsitektur jaringan.
3. Keluaran perencanaan akses digunakan sebagai masukan perencanaan inti.
Perencanaan Jaringan Mobile membahas tahapan perencanaan jaringan mulai dari perencanaan kasar, menengah, hingga detail. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur umum perencanaan jaringan seperti penentuan spesifikasi desain, prediksi kebutuhan trafik, perencanaan jaringan akses dan inti, serta analisis hasil perancangan secara kualitas dan teknologi ekonomi.
Perencanaan jaringan akses dan core untuk LTEPutri Diana
Dokumen tersebut merangkum perencanaan jaringan akses dan core LTE dengan beberapa langkah utama yaitu perhitungan kebutuhan bandwidth, jumlah base station berdasarkan kapasitas dan coverage, penempatan base station dan EPC, serta pemilihan teknologi transport pada core network seperti ATM dan frame relay untuk menangani QoS.
Dokumen tersebut merangkum perencanaan jaringan seluler LTE yang mencakup tujuan perencanaan, arsitektur jaringan LTE, alur perencanaan meliputi pengumpulan data, perhitungan coverage, kapasitas, penentuan jumlah base station, perhitungan dan penempatan EPC, analisis jaringan, dan referensi.
Dokumen ini membahas perencanaan jaringan seluler di wilayah Jakarta yang meliputi analisis kapasitas trafik, cakupan sinyal, dan kualitas jaringan. Langkah-langkah perencanaan mencakup pengumpulan data, perhitungan trafik pelanggan, penetapan spesifikasi jaringan, perhitungan jumlah enodeB dan EPC, serta penempatan lokasi enodeB dan EPC. Contoh perhitungan jumlah enodeB dilakukan
Modul ini membahas tentang kapasitas dan pengertian trafik pada jaringan selular, termasuk parameter-parameter kinerja trafik seperti success call rate, blocking, dan dropped call yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan jaringan."
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan jaringan nirkabel yang terdiri dari perencanaan akses dan inti.
2. Perencanaan akses meliputi perhitungan cakupan dan kapasitas sedangkan perencanaan inti meliputi teknologi transport dan arsitektur jaringan.
3. Keluaran perencanaan akses digunakan sebagai masukan perencanaan inti.
Dokumen tersebut merangkum materi pelatihan mengenai perencanaan RF jaringan 2G untuk optimasi jaringan yang akan diselenggarakan pada tanggal 11-12 Mei 2013 di Hotel Paragon Jakarta. Materi pelatihan meliputi proses perencanaan RF secara berlangkah, propagasi gelombang radio, perhitungan anggaran taut, dan pengenalan tentang perencanaan frekuensi dan parameter jaringan."
Tutorial ini membahas sejarah perkembangan sistem jaringan seluler mulai dari generasi pertama hingga generasi keempat. Generasi pertama menggunakan sistem analog, generasi kedua menggunakan sistem digital 2G seperti GSM, CDMA, dan PDC. Generasi ketiga mendukung multimedia dengan kecepatan lebih tinggi menggunakan standar 3G seperti UMTS dan CDMA2000. Generasi keempat adalah LTE dan LTE-Advanced yang menawarkan kecepatan yang lebi
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Ray KHASTUR
1. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis kinerja layanan internet menggunakan teknologi Broadband over Powerline (BPL) di Puri Kencana Depok dengan membandingkan kinerja BPL dan Metronet berdasarkan parameter kualitas layanan seperti delay, jitter, throughput dan lainnya.
2. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa BPL mampu memenuhi standar delay, jitter dan packet loss untuk komunikasi VoIP, namun hanya memenuhi sebagian besar standar
An Introduction To LTE memberikan penjelasan singkat tentang arsitektur jaringan LTE, protokol radio interface, modulasi dan multiplexing yang digunakan, serta perencanaan link budget untuk menentukan cakupan sel. Dokumen ini membahas konsep dasar teknologi LTE mulai dari evolusi, tujuan, komponen jaringan hingga teknik-teknik pendukungnya.
Dokumen tersebut membahas tentang disain dan pengembangan prototipe antena BTS multisistem yang dapat mendukung layanan 3G/UMTS/LTE/mWiMAX. Prototipe antena tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan evolusi teknologi nirkabel serta mendukung kebijakan pemerintah terkait peningkatan kandungan lokal dan optimalisasi pemanfaatan menara BTS. Prototipe tersebut telah melalui uji coba di lapangan bersama operator
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan telekomunikasi khususnya jaringan telepon. Jaringan telepon dibedakan menjadi jaringan privat dan publik, dengan contoh jaringan privat seperti PBX dan jaringan publik seperti PSTN. PSTN merupakan jaringan telepon publik pertama yang menggunakan akses analog dan bersifat circuit switched.
MSAN memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan layanan telepon, data dan video dari satu platform tunggal. MSAN menghubungkan pelanggan ke jaringan inti dan mendukung berbagai teknologi seperti telepon TDM, DSL, PON dan FTTx. MSAN memberikan fleksibilitas dalam penyediaan akses pelanggan dan layanan serta dapat beradaptasi dengan perkembangan jaringan.
Rangkuman dari dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini membahas perancangan dan implementasi antena phased array untuk radar multifungsi pada sistem fire control.
2. Telah dikembangkan prototype skala laboratorium sistem antena radar multibeam dan model radar FMCW frekuensi S-band.
3. Juga dirancang model meriam mini untuk pengujian sinkronisasi antara radar dan pengarahan meriam.
Teks ini membahas rekomendasi ITU-T G.652 tentang teknologi dan performansi kabel serat optik single mode. Rekomendasi ini menjelaskan karakteristik geometri, optik, dan mekanik kabel serat optik serta kategori atribut serat, kabel, dan link.
Multi Service Access Node adalah suatu akses gateway akses multimedia yang fleksibel yang memungkinkan operator untuk menyediakan layanan xDSL, narrowband/broadband berbasis TDM dan layanan Next Generation Network dalam suatu area layanan dari sebuah single node. End user dilayani dari akses node yang terdistribusi di sekitar pelanggan untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dokumen tersebut membahas tentang integrasi antara teknologi Optical Transport Network (OTN) dengan protokol IP untuk menyediakan layanan IP over Dense Wavelength-Division Multiplexing (DWDM). OTN menggunakan struktur frame G.709 untuk menambahkan kemampuan pengaturan panjang gelombang dan manajemen jaringan secara end-to-end."
Dokumen tersebut merangkum materi pelatihan mengenai perencanaan RF jaringan 2G untuk optimasi jaringan yang akan diselenggarakan pada tanggal 11-12 Mei 2013 di Hotel Paragon Jakarta. Materi pelatihan meliputi proses perencanaan RF secara berlangkah, propagasi gelombang radio, perhitungan anggaran taut, dan pengenalan tentang perencanaan frekuensi dan parameter jaringan."
Tutorial ini membahas sejarah perkembangan sistem jaringan seluler mulai dari generasi pertama hingga generasi keempat. Generasi pertama menggunakan sistem analog, generasi kedua menggunakan sistem digital 2G seperti GSM, CDMA, dan PDC. Generasi ketiga mendukung multimedia dengan kecepatan lebih tinggi menggunakan standar 3G seperti UMTS dan CDMA2000. Generasi keempat adalah LTE dan LTE-Advanced yang menawarkan kecepatan yang lebi
Broadband over Power Line Communication Journal (Bahasa Version)Ray KHASTUR
1. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis kinerja layanan internet menggunakan teknologi Broadband over Powerline (BPL) di Puri Kencana Depok dengan membandingkan kinerja BPL dan Metronet berdasarkan parameter kualitas layanan seperti delay, jitter, throughput dan lainnya.
2. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa BPL mampu memenuhi standar delay, jitter dan packet loss untuk komunikasi VoIP, namun hanya memenuhi sebagian besar standar
An Introduction To LTE memberikan penjelasan singkat tentang arsitektur jaringan LTE, protokol radio interface, modulasi dan multiplexing yang digunakan, serta perencanaan link budget untuk menentukan cakupan sel. Dokumen ini membahas konsep dasar teknologi LTE mulai dari evolusi, tujuan, komponen jaringan hingga teknik-teknik pendukungnya.
Dokumen tersebut membahas tentang disain dan pengembangan prototipe antena BTS multisistem yang dapat mendukung layanan 3G/UMTS/LTE/mWiMAX. Prototipe antena tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan evolusi teknologi nirkabel serta mendukung kebijakan pemerintah terkait peningkatan kandungan lokal dan optimalisasi pemanfaatan menara BTS. Prototipe tersebut telah melalui uji coba di lapangan bersama operator
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan telekomunikasi khususnya jaringan telepon. Jaringan telepon dibedakan menjadi jaringan privat dan publik, dengan contoh jaringan privat seperti PBX dan jaringan publik seperti PSTN. PSTN merupakan jaringan telepon publik pertama yang menggunakan akses analog dan bersifat circuit switched.
MSAN memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan layanan telepon, data dan video dari satu platform tunggal. MSAN menghubungkan pelanggan ke jaringan inti dan mendukung berbagai teknologi seperti telepon TDM, DSL, PON dan FTTx. MSAN memberikan fleksibilitas dalam penyediaan akses pelanggan dan layanan serta dapat beradaptasi dengan perkembangan jaringan.
Rangkuman dari dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini membahas perancangan dan implementasi antena phased array untuk radar multifungsi pada sistem fire control.
2. Telah dikembangkan prototype skala laboratorium sistem antena radar multibeam dan model radar FMCW frekuensi S-band.
3. Juga dirancang model meriam mini untuk pengujian sinkronisasi antara radar dan pengarahan meriam.
Teks ini membahas rekomendasi ITU-T G.652 tentang teknologi dan performansi kabel serat optik single mode. Rekomendasi ini menjelaskan karakteristik geometri, optik, dan mekanik kabel serat optik serta kategori atribut serat, kabel, dan link.
Multi Service Access Node adalah suatu akses gateway akses multimedia yang fleksibel yang memungkinkan operator untuk menyediakan layanan xDSL, narrowband/broadband berbasis TDM dan layanan Next Generation Network dalam suatu area layanan dari sebuah single node. End user dilayani dari akses node yang terdistribusi di sekitar pelanggan untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dokumen tersebut membahas tentang integrasi antara teknologi Optical Transport Network (OTN) dengan protokol IP untuk menyediakan layanan IP over Dense Wavelength-Division Multiplexing (DWDM). OTN menggunakan struktur frame G.709 untuk menambahkan kemampuan pengaturan panjang gelombang dan manajemen jaringan secara end-to-end."
Sistem penghematan biaya telekomunikasi dari Telkom PSTN untuk tujuan seluler, SLJJ, dan SLI dengan menggunakan jasa Matrix Telecom. Matrix Telecom menawarkan layanan telepon yang lebih murah melalui jaringan satelit daripada langsung menggunakan jaringan Telkom. Pelanggan dapat menghemat hingga 63% dari tagihan telepon bulanan.
membangun-jaringan-rt-rw-net-Simple dan Mudah.pptUbaidillahHaidar
Dokumen tersebut membahas tentang membangun jaringan RT-RW-Net dengan menggunakan teknologi wireless LAN atau kabel ethernet. Jaringan ini dapat dikembangkan secara mandiri untuk menyediakan akses internet murah bagi warga lingkungan perumahan. Teknologi wireless LAN Cirronet WaveBolt dan kabel ethernet dipaparkan sebagai solusi yang tepat untuk membangun jaringan RT-RW-Net.
Dokumen tersebut membahas tentang jaringan komputer dan instalasi jaringan lokal (LAN), termasuk komponen-komponennya, topologi, protokol TCP/IP, serta perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan."
Penawaran bisnis : Matrix Indosat Ooredoo Services untuk Saving Cost Perusahaan
up. Divisi HR GA / Finance
Bersama ini kami ingin memperkenalkan hasil kerjasama perusahaan kami dengan PT Indosat Tbk yang dapat mengurangi biaya telekomunikasi secara signifikan dengan keuntungan per bulan antara lain :
•HEMAT 25% SD 80% bergantung besar penggunaan telepon untuk tujuan Seluler, SLJJ dan SLI
•Suara jernih berkualitas GSM karena menggunakan BTS (Base Transceiver Station)
•GRATIS alat penunjang dan jasa teknisi, tinggal bayar pulsa per bulan
•Kompatibel dengan telepon Hunting dan bisa dihubungkan dengan PABX
•Tagihan dalam bentuk rincian panggilan (apabila diperlukan)
•Dukungan Customer Service yang handal dan sigap
Adapun pelanggan yang sudah menggunakan system ini adalah perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara, perusahaan swasta termasuk perusahaan multinasional. Beberapa klien kami adalah : BNI Syariah, PT Taspen, PT Pegadaian, Toyota Manufacturing, DHL, dll.
Mohon kami diinformasikan PIC dari perusahaan bapak/ibu, sehingga kami bisa menghubungi untuk mengatur pertemuan/ presentasi produk kami.
Semoga penawaran ini dapat memberikan inspirasi bagi kemajuan perusahaan bapak/ibu.
Terima kasih.
Wijaya
MATRIX SIMADO
Gedung Kemang 15, Lantai 3
Jl. Kemang Raya No. 15 Bangka, Mampang prapatan, Jakarta Selatan
Mobile : 0815 8811 93
Note :
Untuk trial 3 bulan mohon di isikan dalam bentuk format berikut :
Account Manager : Wijaya Eskawan
Tanggal meeting / jam : /
Nama Perusahaan :
Alamat :
Diwakilkan oleh :
Rata rata tagihan Telkom 3 selama bulan: Rp.
Jaringan komputer memungkinkan berbagi informasi antar komputer melalui protokol komunikasi dan media. Instalasi jaringan memerlukan perangkat keras seperti server, kartu jaringan, kabel, dan perangkat lunak sistem operasi. Jaringan dapat dihubungkan melalui Wide Area Network menggunakan protokol TCP/IP dan alamat IP.
Dokumen ini membahas perencanaan jaringan serat optik DWDM untuk link Medan-Langsa menggunakan perangkat Huawei OSN 6800. Perangkat ini terdiri dari optical multiplexer dan demultiplexer, optical amplifier, dan ROADM. Perencanaan ini mempertimbangkan topologi, panjang kabel 182 km, 14 konektor, 57 sambungan, dan 1 penguat di Pangkalan Brandan. Analisis power budget dan rise time memenuhi kriteria untuk operasi link 10 Gbps ini.
Modul ini membahas tentang pentingnya kualitas jaringan kabel dalam jaringan komputer dan menjelaskan beberapa jenis kabel serta konfigurasi kabel yang digunakan. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai kabel UTP, tipe koneksi kabel, structured cabling, dan kabel yang digunakan pada WAN.
1. Modul ini membahas tentang pentingnya kualitas jaringan kabel dalam mendukung pengiriman data dan kinerja jaringan.
2. Ada dua jenis kabel yang digunakan dalam jaringan yaitu straight-through cable dan crossover cable, yang digunakan berdasarkan konfigurasi perangkat jaringan.
3. Perencanaan struktur kabel yang terorganisasi dan skalabel penting untuk memudahkan pengelolaan dan perkembangan jaringan di masa depan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas proposal skripsi mengenai perancangan jaringan FTTH di kampus UR berdasarkan jaringan telepon yang ada.
2. Dokumen tersebut menjelaskan latar belakang perlunya jaringan FTTH di kampus UR untuk memenuhi kebutuhan komunikasi broadband.
3. Dokumen tersebut juga membahas rumusan masalah, tujuan, manfaat, dasar teori, metodolog
Similar to Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya (20)
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
Perencanaan jaringan nirkabel dan analisa tekno ekonominya
1. MAGISTER TEKNIK TELEKOMUNIKASI
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI RADIO DAN GELOMBANG MIKRO
STEI ITB 2015
Perencanaan Jaringan Komunikasi
Nirkabel dan Analisa Tekno Ekonomi
Oleh :
MOHAMAD SYAHRAL
23213047
2. Cakupan
• Jumlah sel
mencukupi
untuk melayani
daerah layanan
Penetrasi
Gedung /
Kendaraan
• Menjamin
kecukupan
level sinyal di
dalam gedung
atau
kendaraan
Trafik /
Kapasitas
• Memastikan
dimensioning
yang tepat dari
resource
jaringan untuk
melayani
pelanggan
Penjadwalan
• Melakukan
perkiraan
kebutuhan
logistik,
sumberdaya,
keuangan serta
waktu
sehingga
jaringan siap
dioperasikan
Kinerja
• Jaminan
kinerja
jaringan
memenuhi
standard
minimum
kinerja yang
dipersyaratkan
untuk berbagai
layanan
Ekonomis
• Jaringan dapat
beroperasi
sehingga
memberikan
ROI yang
cukup baik
bagi investor/
penanam
modal
3. Mulai
Analisa
Kapasitas yang dibutuhkan
Atotal = (Erlang)
Kapasitas sistem yang
dibutuhkan dari BW yang
disediakan Asel=
(Erlang/Sel)
Jumlah Sel =
Atotal/ Asel
Luas dan jari-jari Sel
Analisa Kinerja :
Analisa pathloss
Analisa link budget
Perhitungan daya
Prenecanaan frekuensi
Optimalisasi:
Threshold handover
Daya Pancar
Noise figure, dll
Selesai
Kulaitas
oke?
Analisa data statistik
Prediksi kebutuhan
trafik ke depan
Distribusi penduduk
Target pasar dan
demand
Pertumbuhan
pengguna
4. 1. Data market :
a. Jumlah penduduk sesuai data kependudukan termasuk distribusi
usia produktif dan distribusi per wilayah
b. Luas wilayah dan rasio luas per wilayah kecamatan
c. Kepadatan penduduk
d. Jumlah gedung perkantoran dan jumlah penghuni tiap gedung
e. Statistik pengunjung tiap tempat wisata
f. Panjang jalan yang dimiliki
2. Kebutuhan Kapasitas (bandwidth) :
a. Data
b. Suara
Dengan asumsi Voice codec = AMR-WB/G.722.2, 1 BW kanal Ethernet = 38 KBps, GoS 2%,
𝑏𝑎𝑛𝑑𝑤𝑖𝑑𝑡ℎ = 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑂𝑆𝐹
𝑡𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑠𝑢𝑎𝑟𝑎 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑖𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎2
60
x busy hour call attempt x potensi pelanggan (erlang)
5. Jumlah base station :
a. Kapasitas :
b. Cakupan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑆 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑊 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 1 𝐵𝑆
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑆 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛
𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 1 𝐵𝑆
Hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung Base Station berdasarkan Kapasitas :
a. Sektorisasi Base Station
b. Bandwidth kanal yang disediakan
c. Modulasi yang digunakan pada masing-masing Base Station
d. Jenis Duplex yang akan digunakan
e. Konfigurasi duplex
f. Penentuan daerah Urban dan Sub-Urban
g. Frekuensi yang digunakan
h. Frekuensi reuse
6. Model Propagasi
1. SUI Model
2. Okumura Model
3. Cost-231 Hatta Model
4. Cost-231 Walfisch-Ikegami model
5. Ericsson 9999 model
Model Frequency
(MHz)
Distance
(km)
BS
Height
(m)
Receiver
Height
(m)
Urban
Path
Loss
(dB)
Suburban
Path Loss
(dB)
Rural Path
Loss (dB)
SUI 1900 5 30 3 72.17 59.83 38.20
SUI 1900 5 80 3 72.17 59.83 38.24
SUI 2100 5 30 3 73.43 60.56 39.46
SUI 2100 5 80 3 73.43 60.56 39.46
Okumura 1900 5 30 3 126.99 116.99 96.99
Okumura 1900 5 80 3 107.37 97.37 77.37
Okumura 2100 5 30 3 127.86 117.86 97.86
Okumura 2100 5 80 3 107.34 98.24 78.24
Ericsson 1900 5 30 3 144.31 178.38 203.26
Ericsson 1900 5 80 3 140.36 174.43 199.31
Ericsson 2100 5 30 3 145.83 179.90 204.79
Ericsson 2100 5 80 3 141.86 175.95 200.83
COST 231 1900 5 30 3 194.03 189.32 189.32
COST 231 1900 5 80 3 183.66 178.94 178.94
Walfisch-Ikegami 1900 5 30 3 150.20 147.51 126.35
Walfisch-Ikegami 1900 5 80 3 150.20 147.51 126.35
Walfisch-Ikegami 2100 5 30 3 152.47 148.69 127.21
Walfisch-Ikegami 2100 5 80 3 152.47 148.69 127.21
7.
8. Pilih teknologi akses
Gunakan band frekuensi yang
rendah
Tingkatkan tinggi antena
Naikkan daya pancar
Kurangi persyaratan kualitas
Pilih teknologi akses
Perbesar band frekuensi
Gunakan re-use frequency
Kurangi persyaratan C/I
Rendahkan tinggi antena
Gunakan fitur software
Gunakan antena adaptif
9. Model trafik
•Karakteristik trafik
jaringan
•Penempatan link
dan konfigurasi
routing
•Jam sibuk
Simpul Jaringan Inti
•Konsentrasi trafik
tinggi
•RNC pada BS
konsenstrasi
tinggi
•PDSN dekat
dengan RNC
•Volume trafik dan
teknologi
transport
Arsitektur Jaringan
inti
•Base Station
•RNC
•PDSN
•PCF
Alokasi IP Address
•Memudahkan
agregasi dan
subnetting untuk
efficient routing
dan
meminimalkan
traffic overhead
akibat routing
update
Disain topologi
backbone
•Menghubungkan
node-node
tersebut yang
sanggup
memenuhi
demand trafik,
redundancy serta
delay
performance
secara cost
effective
Penempatan
Jaringan backhaul
•Jaringan backhaul
berguna agar satu
BS dengan BS
lainnya dapat
saling
berkomunikasi,
serta sebagai
sarana untuk
memperoleh
akses ke jaringan
lain
10. Kelebihan dan kekurangan masing2 teknologi transport :
1. Dedicated Private
Line
• QOS baik dan bebas kongesti
• Mudah dalam perancangan untuk
mengatasi trafik peak
• Tanpa alternate-rerouting
• Biaya mahal dan sensitif terhadap jarak
• Tidak efisien dalam trafiksporadis
2. ATM • Menyediakan Bandwidth on demand
• Tidak sensitive thd jarak
• built-in rerouting
• Dynamic Bandwidth sharing
• Perancangan lebih kompleks
• Terdapat protocol overhead
• Kemungkinan packet loss dan delay
3. Frame Relay • menggunakan varable frame length
• Perancangan dan konfigurasi mudah
• Pricing tidak sensitive jarak
• kecepatan lebih rendah dibanding ATM
• Kurang bagus untuk suara
• QOS beragam
4. VPN • Jaringan private IP
• Prioritization dan schedulling
• Peningkatan tunneling overhead
• Potensi performance bottlenecks
5. MPLS Teknologi hybrid ATM dan IP routing Implementasi lebih kompleks
6. Carrier ethernet Kecepatan
11. RING
Sederhana, murah dan
handal serta memiliki link
redundancy tetapi terlalu
banyak hop, delay yang
besar dan kurang
skalabilitas
FULLY MESH
Kehandalan tertinggi,
proteksi yang baik dan
tercepat tetapi sangat
mahal dan kurang
mendukung skalabilitas
STAR
Sederhana, terpusat,
membutuhkan 2 hop dan
kinerjanya kuat tetapi
bergantung kepada fungsi
switching dari Hub
TREE
Gabungan STAR dan RING,
bertingkat atau hirarkikal
tetapi bergantung kepada
simpul yang lebih tinggi
12. Asumsi setiap EPC (Evolved Packet Core) mampu menangani
200 Base Station, sehingga dibutuhkan 606/200 ≈ 4 EPC
Dengan rincian :
Ring 1 : 16 BS Urban dan 136 BS Sub-Urban : 5,37 GBps
Ring 2 : 151 Urban : 5,67 Gbps
Ring 3 : 60 BS Urban dan 92 BS Sub-Urban : 5,77 Gbps
Ring 4 : 48 BS Urban dan 103 BS Sub-Urban : 5,27 Gbps
13. 1. Demand User : prediksi permintaan layanan dari potensial pengguna untuk jangka waktu tertentu dengan
memperhatikan data kependudukan, analisa pasar dan distribusi permintaan.
Contoh :
2. Capex (Capital Expenditure) : Capex dapat dihitung dengan asumsi instalasi dari awal atau merupakan
pengembangan dari jaringan yang sudah ada, baik dengan pengadaan sendiri atau bisa juga dengan
menyewa. Capex juga dibuat dengan jangka waktu seperti halnya demand user.
Contoh :
Pengguna LTE Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Perumahan 0 91.575 244.201 396.827 549.453 610.503
Perkantoran 0 32.160 857.60 139.360 192.960 214.400
Pariwisata 0 596 1.588 2.581 3.574 3.971
VoIP 0 124.331 331.550 538.768 745.987 828.874
Total 0 248.663 663.100 1.077.537 1.491.974 1.657.748
% 0 15% 40% 65% 90% 100%
CAPEX (Milyar) Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
eNodeB TDD 104,4 0 0 29,2 29,6 29,6
eNodeB FDD 40 0 0 7 7,5 7,5
EPC 40 0 0 20 0 20
Last Mile 3,41 0 0 0,87 0,89 0,89
Backhaul 11,8 0 0 0 0 0
Instalasi eNodeB 25,575 0 0 6,525 6,675 6,675
Instalasi EPC 0,6 0 0 0,3 0 0,3
Up front fee 320 0 0 0 0 0
Total 545,785 0 0 63,895 44,665 64,965
14. 3. Revenue : penghitungan revenue harus memperhatikan kemampuan daya beli pengguna dan persaingan
harga dengan competitor lainnya, revenue juga dibuat mengikuti jangka waktu dari demand user.
contoh :
4. Opex (Operational Expenditure) : seperti halnya capex, opex juga dihitung mengikuti jangka waktu dan
berkaitan erat dengan capex mengenai pengadaan sendiri atau menyewa dan juga dengan penyusutan nilai
barang.
contoh :
Area Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Perumahan 82,42 219,78 357,14 494,51 549,45
Perkantoran 57,89 154,37 250,85 347,33 385,92
Pariwisata 0,18 0,48 0,77 1,07 1,19
VoIP 74,60 198,93 323,26 447,59 497,32
Total 215,08 573,56 932,03 1290,50 1433,89
Daftar OPEX Harga
Karyawan Rp 5.000.000/karyawan
Pemasaran 3% revenue
Penyusutan Perangkat 10% harga alat
Asuransi dan perawatan 3% harga alat
BHP freq (20% nasional) Rp 32.000.000.000/5 MHz
BHP penyelenggaraan 0,5% revenue
Administrasi 1% revenue
Sewa Lokasi Rp 24.000.000/base station
Operasional Jaringan Rp 50.000.000/base station
Gateway Internet Rp 8.400.000/Mbps
15. 5. Cashflow : merupakan selisih antara akumulasi biaya capex dan opex dengan revenue berdasarkan jangka
waktunya.
contoh :
6. NPV (Net Present Value) : NPV dihitung berdasarkan persamaan dibawah ini dengan memperhatikan bunga
dari kebijakan perbankan. NPV menggambarkan keuntungan pada tahun berjalan
7. IRR (internal Rate Return) : IRR merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya yang juga
menggambarkan kapan investasi mencapi BEP (Break Even Point)
Rincian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
CAPEX 545.79 0.00 0.00 63.90 44.67 64.97
OPEX 200.18 238.19 263.57 295.40 327.38 344.12
Revenue 0.00 215.08 573.56 932.03 1290.50 1433.89
Cash flow -745.97 -23.10 309.98 636.63 963.12 1089.77
Di mana :
t = waktu sesuai dengan jangka waktu perencanaan
Cft = Cashflow pada tahun ke-t
r = rate/bunga acuan
Di mana :
t = waktu sesuai dengan jangka waktu perencanaan
Cft = Cashflow pada tahun ke-t
16. 1. Perancangan Jaring Telekomunikasi Nirkabel dimulai dengan perencanaan jaringan akses, jaringan inti dan analisa
tekno ekonomi.
2. Data kependudukan dan analisa pasar menentukan parameter teknologi dan link budget agar dapat memenuhi
layanan yang diinginkan.
3. Analisa tekno ekonomi akan lebih akurat jika sebelumnya dilakukan survey pasar dan trend perkembangan
teknologi dan kebutuhan pengguna
[1] Dr. Ir. Joko Suryana, Modul Perkuliahan Jaringan Inti Nirkabel, “Sesi 4 Perencanaan Akses dan Core Jaringan
EVDO, Institut Teknologi Bandung, 2015.
[2] Bagus Facsi Aginsa, Tugas Akhir, “Perancangan Jaringan LTE di DKI Jakarta Dengan Menggunakan
Dual Band 2,6 GHz & 700 MHz”, Institut Teknologi Bandung, 2013.
[3] Noman Shabbir, Muhammad T. Sadiq, Hasnain Kashif and Rizwan Ullah4, “Comparison Of Radio Propagation
Models For Long Term Evolution (Lte) Network”, International Journal of Next-Generation Networks (IJNGN)
Vol.3, No.3, September 2011
Editor's Notes
Rincian CAPEX
Harga (Rupiah)
eNodeB FDD
500.000.000/site
eNodeB TDD
400.000.000/site
EPC
20.000.000.000/site
Last Mile
10.000.000/site
Jaringan Backhaul
100.000.000/km
Instalasi Base Station
75.000.000/site
Instalasi EPC
300.000.000/site
Up Front Fee
320.000.000.000