Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi penjualan produksi usaha daerah di Kabupaten Konawe Selatan. Dokumen ini menjelaskan definisi istilah, ketentuan umum, dan dasar hukum yang menjadi acuan penetapan peraturan ini.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...iniPurwokerto
Peraturan Daerah ini mencabut Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 9 Tahun 1991 tentang Pemberian Uang Perangsang Kepada Dinas Pendapatan Daerah karena tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan terbaru. Peraturan yang dicabut ini secara de facto sudah tidak berlaku karena Dinas Pendapatan Daerah tidak ada lagi, namun perlu dicabut secara resmi untuk ketertiban hukum.
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+provPA_Klaten
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi jasa usaha di Kabupaten Klaten. Dokumen ini menjelaskan definisi istilah yang terkait dengan retribusi jasa usaha seperti pasar, terminal, tempat parkir, dan lainnya. Juga dijelaskan berbagai jenis retribusi jasa usaha seperti retribusi pasar, terminal, tempat rekreasi dan olahraga, serta produksi usaha daerah.
Dokumen tersebut merupakan peraturan daerah tentang retribusi pelayanan pemakaman di Kabupaten Pakpak Bharat. Peraturan ini mengatur tentang penyediaan dan pengelolaan taman pemakaman umum, jenis layanan pemakaman, dan ketentuan retribusi atas layanan tersebut.
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+provPA_Klaten
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi perizinan tertentu di Kabupaten Klaten. Retribusi merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin oleh pemerintah daerah. Perizinan tertentu mencakup pemberian izin kegiatan, pemanfaatan ruang, dan sumber daya alam. Peraturan ini mengatur tentang jenis izin yang dikenakan retribusi seperti IMB untuk mendirikan bangunan.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pemungutan hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Pakpak Bharat. Pemungutan hanya diperbolehkan untuk jenis-jenis tertentu dengan tidak merusak lingkungan, dan membutuhkan izin serta membayar retribusi. Izin berlaku maksimal satu tahun dan dapat diperpanjang satu tahun berikutnya.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...iniPurwokerto
Peraturan Daerah ini menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banyumas untuk tahun 2011 dengan total pendapatan sebesar Rp1,4 triliun, belanja Rp1,5 triliun sehingga defisit Rp85 miliar. Untuk menutup defisit tersebut, pembiayaan bersumber dari sisa anggaran tahun sebelumnya dan pinjaman dengan total Rp121 miliar
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCABUTAN PE...iniPurwokerto
Peraturan Daerah ini mencabut Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 9 Tahun 1991 tentang Pemberian Uang Perangsang Kepada Dinas Pendapatan Daerah karena tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan terbaru. Peraturan yang dicabut ini secara de facto sudah tidak berlaku karena Dinas Pendapatan Daerah tidak ada lagi, namun perlu dicabut secara resmi untuk ketertiban hukum.
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+provPA_Klaten
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi jasa usaha di Kabupaten Klaten. Dokumen ini menjelaskan definisi istilah yang terkait dengan retribusi jasa usaha seperti pasar, terminal, tempat parkir, dan lainnya. Juga dijelaskan berbagai jenis retribusi jasa usaha seperti retribusi pasar, terminal, tempat rekreasi dan olahraga, serta produksi usaha daerah.
Dokumen tersebut merupakan peraturan daerah tentang retribusi pelayanan pemakaman di Kabupaten Pakpak Bharat. Peraturan ini mengatur tentang penyediaan dan pengelolaan taman pemakaman umum, jenis layanan pemakaman, dan ketentuan retribusi atas layanan tersebut.
2011 Retribusi perizinan tertentu setuju menkeu+provPA_Klaten
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi perizinan tertentu di Kabupaten Klaten. Retribusi merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin oleh pemerintah daerah. Perizinan tertentu mencakup pemberian izin kegiatan, pemanfaatan ruang, dan sumber daya alam. Peraturan ini mengatur tentang jenis izin yang dikenakan retribusi seperti IMB untuk mendirikan bangunan.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pemungutan hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Pakpak Bharat. Pemungutan hanya diperbolehkan untuk jenis-jenis tertentu dengan tidak merusak lingkungan, dan membutuhkan izin serta membayar retribusi. Izin berlaku maksimal satu tahun dan dapat diperpanjang satu tahun berikutnya.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDA...iniPurwokerto
Peraturan Daerah ini menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banyumas untuk tahun 2011 dengan total pendapatan sebesar Rp1,4 triliun, belanja Rp1,5 triliun sehingga defisit Rp85 miliar. Untuk menutup defisit tersebut, pembiayaan bersumber dari sisa anggaran tahun sebelumnya dan pinjaman dengan total Rp121 miliar
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pemungutan hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Pakpak Bharat. Pemungutan hanya diperbolehkan untuk jenis-jenis tertentu seperti rotan, damar, madu, dan lainnya dengan tidak merusak lingkungan. Perorangan, koperasi, dan badan usaha harus memiliki izin dari bupati dengan masa berlaku paling lama satu tahun. Pemegang izin wajib membayar retribusi dan menj
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah di Kabupaten Nunukan. Retribusi ini dikenakan kepada pihak yang menggunakan aset-aset milik pemerintah daerah seperti tanah, bangunan, sarana laboratorium, kendaraan bermotor, ruangan, dan sarana olahraga. Peraturan ini menetapkan ketentuan umum, objek, subjek, dasar pengenaan dan penagihan retribusi, serta sanksi pelanggaran.
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahArifuddin Ali.
Peraturan Daerah ini membahas perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Beberapa ketentuan dalam peraturan daerah sebelumnya diubah, termasuk definisi Satuan Kerja Perangkat Daerah, Pajak Hotel, dan Pajak Restoran.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGG...iniPurwokerto
Peraturan Daerah ini menetapkan perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Banyumas tahun 2013 dengan total anggaran meningkat menjadi Rp2,3 triliun dari semula Rp2,1 triliun. Peningkatan terjadi pada pendapatan daerah sebesar Rp145 miliar dan belanja daerah sebesar Rp207 miliar.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak daerah di Kota Probolinggo. Pajak daerah mencakup pajak hotel, restoran, hiburan, dan reklame. Dokumen ini mendefinisikan berbagai istilah terkait empat jenis pajak daerah tersebut dan menjabarkan ketentuan umum mengenai penerapannya.
Direktorat Jenderal Pajak menjelaskan tentang pemotongan dan pemungutan pajak atas penggunaan dana desa, termasuk jenis-jenis pajak yang terkait, contoh perhitungan pajak, dan ketentuan khususnya.
Peraturan Daerah ini membahas tentang pajak daerah di Kabupaten Pakpak Bharat. Pajak daerah tersebut meliputi pajak hotel, restoran, reklame, hiburan, air tanah, parkir, penerangan jalan, dan bumi & bangunan. Peraturan ini juga mengatur tentang subjek, objek, dan prosedur pemungutan pajak daerah.
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...inideedee
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pajak Hotel di Provinsi DKI Jakarta. Pajak Hotel dipungut sebesar 10% dari pembayaran atas pelayanan yang diberikan oleh hotel, motel, losmen dan fasilitas penginapan serupa. Wajib pajak adalah pengusaha fasilitas penginapan tersebut, sedangkan subjek pajak adalah individu atau badan yang membayar pelayanan penginapan. Pajak terutang pada saat pembayaran atau pelayan
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan di Kabupaten Ketapang. Beberapa poin pentingnya adalah menetapkan BPHTB sebagai pajak daerah, mengatur tentang objek pajak, subjek pajak, dasar pengenaan dan tarif pajak, serta sanksi pelanggaran.
Peraturan ini mengatur perubahan kedua atas peraturan sebelumnya tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Perubahan tersebut meliputi penyesuaian definisi istilah, penambahan istilah baru, dan pengaturan mengenai pengelolaan keuangan daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 11 Tahun 2011 mengatur tentang pajak daerah di Kabupaten Nunukan, termasuk jenis pajak daerah, objek pajak, dan ketentuan pelaksanaannya."
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunanKamu Aku
Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Selatan ini mengatur tentang pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan di Kabupaten Konawe Selatan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan ini mengatur ketentuan umum, objek dan subjek pajak, dasar pengenaan, tarif dan cara penghitungan pajak, wilayah pemungutan, penetapan dan pembayaran pajak, penagihan
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai penagihan pajak (STP) meliputi pengertian STP, penyebab diterbitkannya STP, fungsi STP, tata cara pembayaran, kewajiban wajib pajak, sanksi perpajakan dan contoh kasus pengenaan sanksi berdasarkan undang-undang perpajakan.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pemungutan hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Pakpak Bharat. Pemungutan hanya diperbolehkan untuk jenis-jenis tertentu seperti rotan, damar, madu, dan lainnya dengan tidak merusak lingkungan. Perorangan, koperasi, dan badan usaha harus memiliki izin dari bupati dengan masa berlaku paling lama satu tahun. Pemegang izin wajib membayar retribusi dan menj
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah di Kabupaten Nunukan. Retribusi ini dikenakan kepada pihak yang menggunakan aset-aset milik pemerintah daerah seperti tanah, bangunan, sarana laboratorium, kendaraan bermotor, ruangan, dan sarana olahraga. Peraturan ini menetapkan ketentuan umum, objek, subjek, dasar pengenaan dan penagihan retribusi, serta sanksi pelanggaran.
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahArifuddin Ali.
Peraturan Daerah ini membahas perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Beberapa ketentuan dalam peraturan daerah sebelumnya diubah, termasuk definisi Satuan Kerja Perangkat Daerah, Pajak Hotel, dan Pajak Restoran.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGG...iniPurwokerto
Peraturan Daerah ini menetapkan perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Banyumas tahun 2013 dengan total anggaran meningkat menjadi Rp2,3 triliun dari semula Rp2,1 triliun. Peningkatan terjadi pada pendapatan daerah sebesar Rp145 miliar dan belanja daerah sebesar Rp207 miliar.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak daerah di Kota Probolinggo. Pajak daerah mencakup pajak hotel, restoran, hiburan, dan reklame. Dokumen ini mendefinisikan berbagai istilah terkait empat jenis pajak daerah tersebut dan menjabarkan ketentuan umum mengenai penerapannya.
Direktorat Jenderal Pajak menjelaskan tentang pemotongan dan pemungutan pajak atas penggunaan dana desa, termasuk jenis-jenis pajak yang terkait, contoh perhitungan pajak, dan ketentuan khususnya.
Peraturan Daerah ini membahas tentang pajak daerah di Kabupaten Pakpak Bharat. Pajak daerah tersebut meliputi pajak hotel, restoran, reklame, hiburan, air tanah, parkir, penerangan jalan, dan bumi & bangunan. Peraturan ini juga mengatur tentang subjek, objek, dan prosedur pemungutan pajak daerah.
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...inideedee
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pajak Hotel di Provinsi DKI Jakarta. Pajak Hotel dipungut sebesar 10% dari pembayaran atas pelayanan yang diberikan oleh hotel, motel, losmen dan fasilitas penginapan serupa. Wajib pajak adalah pengusaha fasilitas penginapan tersebut, sedangkan subjek pajak adalah individu atau badan yang membayar pelayanan penginapan. Pajak terutang pada saat pembayaran atau pelayan
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan di Kabupaten Ketapang. Beberapa poin pentingnya adalah menetapkan BPHTB sebagai pajak daerah, mengatur tentang objek pajak, subjek pajak, dasar pengenaan dan tarif pajak, serta sanksi pelanggaran.
Peraturan ini mengatur perubahan kedua atas peraturan sebelumnya tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Perubahan tersebut meliputi penyesuaian definisi istilah, penambahan istilah baru, dan pengaturan mengenai pengelolaan keuangan daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 11 Tahun 2011 mengatur tentang pajak daerah di Kabupaten Nunukan, termasuk jenis pajak daerah, objek pajak, dan ketentuan pelaksanaannya."
Abs. no.-8-tahun-2010-ttg-pajak-bea-perolehan-hak-atas-tanah-dan-bangunanKamu Aku
Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Selatan ini mengatur tentang pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan di Kabupaten Konawe Selatan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan ini mengatur ketentuan umum, objek dan subjek pajak, dasar pengenaan, tarif dan cara penghitungan pajak, wilayah pemungutan, penetapan dan pembayaran pajak, penagihan
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai penagihan pajak (STP) meliputi pengertian STP, penyebab diterbitkannya STP, fungsi STP, tata cara pembayaran, kewajiban wajib pajak, sanksi perpajakan dan contoh kasus pengenaan sanksi berdasarkan undang-undang perpajakan.
The Philipswing can be considered the last part of the extensive renovation of The New Rijksmuseum (excluding the recently expressed ambitions of Wim Pijbes regarding the Extension for the XXth Century of course!). It will mostly house all... temporary expositions that the Museum has at stake. In the Amsterdam Office, we have been working on the execution of the project since the Opening of The Rijks, last April 2013. The progress is clearly visible: the new atrium is there, the light shimmers in and old a new merge in a natural way. The ground floor houses mixed public uses, including high end restaurant and exhibition areas. The first floor is close to finishing. At the end of this year the 1st temporary exhibition will be hosted. The 27th of May a press meeting will be organized.
Cassany, daniel (1999) la cocina de la escrituraMaribel Meza
Este documento habla sobre la importancia de la privacidad y la seguridad en línea. Explica que los usuarios deben proteger su información personal mediante contraseñas seguras y software antivirus, y tener cuidado con los sitios web fraudulentos o desconocidos. También recomienda configurar las preferencias de privacidad en las redes sociales para limitar quién puede ver los datos personales.
This short document contains a link and encourages the reader to click on it to access or obtain something. No other context is provided about what would be received by clicking the link or any other details. The document is only promoting clicking a link without any information on what is behind that link.
The document discusses molecular genetics and mutations. It describes the central dogma of biology where DNA is transcribed into RNA which is then translated into protein. It explains the structure of DNA and RNA, and the three types of RNA involved in protein synthesis. The process of transcription and translation are defined. Mutations can be caused by environmental factors and result in changes to DNA sequence. Point mutations and frameshift mutations are described, and the potential effects of mutations on proteins and diseases are discussed.
Adivina de _quienes_son_las_siguientes_cansiones[1]turnedspon8520
This document lists songs by various artists and asks the reader to guess which artist each song belongs to. It includes 3 songs each from Skrillex, Madeon, Slipknot, S.O.A.D, Bl3nd, and Swedish House Mafia. The reader is then asked if they lost or won in guessing the artists correctly and thanked for their attention.
This document describes a contest between Lowe's stores to promote Stanley Black & Decker brands like DEWALT, Bostitch, and Porter Cable. The contest runs from November 11th to December 6th, with stores competing based on the percentage sales lift of focus products versus the same period last year. The first and second place winners will each receive two tickets to a Seahawks football game. Stores must meet merchandising requirements to qualify, and the store with the best football-themed display can win DEWALT shirts.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODA...iniPurwokerto
Peraturan Daerah ini mengatur tentang penanaman modal di Kabupaten Banyumas dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, dan kesejahteraan masyarakat serta menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan memberikan kepastian hukum dan pelayanan yang memadai kepada penanam modal.
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi perpanjangan izin mempekerjakan tenaga kerja asing di Kabupaten Nunukan. Retribusi ini dikenakan kepada pemberi kerja yang memperpanjang izin untuk mempekerjakan tenaga kerja asing. Besarnya retribusi ditentukan berdasarkan tingkat penggunaan jasa oleh pemberi kerja dengan mempertimbangkan biaya penyelenggaraan layanan oleh pemerintah daerah.
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAMEKota Serang
Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 13 Tahun 2008 mengatur tentang Pajak Reklame di Kota Serang. Dokumen ini menjelaskan ketentuan umum tentang pajak reklame, termasuk definisi istilah, nama, objek dan subjek pajak reklame, serta jenis-jenis reklame yang menjadi objek pajak.
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...andika_combat
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak sarang burung walet di Kabupaten Ketapang. Pajak ini merupakan sumber pendapatan daerah yang potensial untuk membiayai pemerintahan daerah. Dokumen ini menjelaskan definisi-definisi kunci terkait pajak sarang burung walet serta ketentuan umum pelaksanaannya.
Peraturan ini mengatur perubahan kedua atas pedoman pengelolaan keuangan daerah meliputi perubahan definisi istilah, pengaturan pendanaan tanggap darurat bencana, dan penganggaran tahun jamak.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak daerah di Kota Tangerang Selatan. Pajak daerah tersebut meliputi pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, parkir, air tanah, sarang burung walet, bumi dan bangunan, serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Tujuannya adalah untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah dan kemakmuran rakyat.
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahakabupaten_pakpakbharat
Peraturan Daerah ini membahas perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 10 Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha. Perubahan ini dimaksudkan untuk mengakomodasi retribusi pelayanan radio publik lokal dan tarif retribusi air bersih, serta menambah definisi dan ketentuan baru terkait objek dan subjek retribusi.
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoranandika_combat
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pajak Restoran di Kabupaten Ketapang, termasuk pengertian istilah, subjek dan objek pajak, serta ketentuan pelaksanaan pemungutan dan penagihan pajak restoran.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUS...iniPurwokerto
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil di Kabupaten Banyumas. Retribusi ini dikenakan kepada warga yang memanfaatkan pelayanan administrasi kependudukan seperti penerbitan dokumen kependudukan. Tujuannya untuk menutup biaya cetak dokumen tersebut.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kabupaten Nunukan. Ada beberapa jenis SIUP yakni SIUP Kecil, Menengah, Besar, dan Perseroan Terbuka. Semua perusahaan perdagangan di Nunukan wajib memiliki SIUP kecuali usaha kecil milik perorangan. SIUP berlaku selama 5 tahun dan harus didaftar ulang. Prosedur penerbitan SIUP diajukan ke Bupati melal
Analisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaianjufrikarim
Penelitian ini menganalisis kelas kemampuan lahan dan tingkat kesesuaian penggunaan lahan di Kabupaten Sidoarjo. Analisis dilakukan dengan membandingkan kondisi saat ini dan rencana tata ruang wilayah. Hasilnya menunjukkan peningkatan laju erosi dan penurunan luas lahan yang sesuai digunakan. Hal ini mengindikasikan perkembangan daerah belum memperhatikan kelas kemampuan lahan.
Dokumen tersebut merupakan panduan pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan pendanaan internal Universitas Halu Oleo tahun 2019. Panduan ini memuat penjelasan mengenai program-program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Halu Oleo beserta tata cara pengajuan proposal, seleksi, pelaksanaan, dan pelaporan kegi
Peta ini menunjukkan lokasi daerah irigasi di Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara yang terdiri dari delapan lokasi yaitu D.I. Lampeapi, D.I. Wawousu, D.I. Mosolo, D.I. Ladianta, D.I. Tekonea, D.I. Kekea, D.I. Lasilowo I, dan D.I. Labeau. Peta ini juga menampilkan batas administratif kabupaten dan kecamatan serta jaringan
Identifikasi lahan potensial untuk pengembangan pariwisata di kabupaten buton...jufrikarim
Pemerintah mengumumkan paket stimulus ekonomi baru untuk menyelamatkan bisnis dan pekerjaan. Paket ini memberi insentif pajak dan bantuan tunai untuk UMKM serta memperpanjang program pengaman sosial. Langkah ini diambil untuk mendorong pemulihan ekonomi selama pandemi Covid-19.
Analisis spasial status hara tanah pada lahan persiapan percetakan sawah di k...jufrikarim
Upaya pencapaian swasembada pangan dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yakni
peningkatan indeks pertanaman (IP) atau peningkatan produktivitas sawah-sawah
eksisting dan penambahan luas baku lahan sawah. Peningkatan produksi padi sawah
melalui perluasan sawah atau ekstensifikasi masih sangat dimungkinkan karena potensi
lahan yang sesuai untuk perluasan sawah masih cukup luas sehingga pendekatan ini
masih sangat memungkinkan untuk dilakukan melalui program perluasan sawah baru.
Program ini harus diawali dengan mengetahui spasial status hara tanah pada lahan
perluasan percetakan sawah. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Oktober 2016
hingga Maret 2017. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui spasial status hara Nitrogen
(N), Fospor (P), Kalium (K), dan pH tanah pada lahan persiapan pencetakan sawah baru
di Kabupaten Bombana. Penelitian ini menggunakan metode survei bebas didasarkan
pada peta administrasi Kabupaten Bombana dengan luas lahan sawah bukaan baru 840,91
ha yang tersebar di 14 Desa. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Parameter yang diamati meliputi Ntotal,
Fospor (P2O5 ekstrak HCl), K-total (K2O ekstrak HCl), dan pH tanah (H2O). Hasil
penelitian menunjukan bahwa N-total terbagi atas dua golongan yakni status rendah
seluas 316,11 ha dan status sedang dengan luas 524,8 ha. Hara P-potensial tanah dengan
dua kategori yaitu status rendah seluas 83,27 ha dan status sedang seluas 757,64 ha. Hara
K-total dengan dua kategori yaitu status sedang dengan luas 444,27 ha dan status tinggi
seluas 396,64 ha. Kondisi pH tanah dengan tiga kategori yaitu agak masam seluas 334,63
ha; masam seluas 59,84 ha; dan netral seluas 446,44 ha.
1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN
NOMOR : /6 TAHUN 2013
TENTANG
RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH
( ( :
. i
J
DITERBITKAN OLEH
BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH
il;
KABUPATEN KONAWE SELATAN
TAHUN 2013
2. PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN
NOMOR /6 TAHUN 2013
TENTANG
RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KONAWE SELATAN,
Menimbang bahwa Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 1998
tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha
Daerah, sudah tidak sesuai lagi pada saat ini
ditinjau dari segi hukum pembentukannya dan
tarif retribusinya sehingga perlu di revisi;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Retribusi Penjualan
Produksi Usaha Daerah;
Mengingat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3209);
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang
Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3478);
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang
Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1QQ2 Nomor 56. Tambahan Lembaran Negara
3. 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Konawe Selatan di
Provinsi Sulawesi Tenggara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4267);
6. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4433);
sebagaimana telah diubah dengan Undang -
Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5073);
7. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
4. 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5015);
10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 147);
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);
12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983
tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1983 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3253);
5. 14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983
tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3258);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 4578);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010
tentang Tata cara Pemberian dan Pemanfaatan
Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Selatan
Nomor 10 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintah yang Menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan
(Lembaran Daerah Kabupaten Konawe Selatan
Tahun 2007 Nomor 10);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Selatan
Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok
pengelolaan Keuangan Daerah Kabhupaten
Konawe Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten
6. Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KONAWE SELATAN
dan
BUPATI KONAWE SELATAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN
TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA
DAERAH DI KABUPATEN KONAWE SELATAN .
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Konawe Selatan.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Konawe Selatandan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah di
Konawe Selatan.
3. Bupati adalah Konawe Selatan.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Konawe Selatan
sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
5. Dinas Perikanan dan Kelautan adalah Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Konawe Selatan.
6. Dinas Pertanian dan Peternakan adalah Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Konawe Selatan.
7. Dinas Perkebunan dan hortikultura adalah Dinas Perkebunan dan
hortikultura Kabupaten Konawe Selatan.
7. 8. Retribusi penjualan produksi usaha daerah yang selanjutnya dapat
disebut retribusi adalah pembayaran atas penjualan hasil produksi
perikanan.
9. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
Peraturan Perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran retribusi.
10. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas
waktu bagi wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa penjualan
produksi perikanan.
11. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD
adalah bukti pembayaran atauPenyetoran retribusi yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang
ditunjuk oleh Bupati.
12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD
adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah Retibusi
yang terhutang.
13. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD
adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau saksi
administrasi berupa bunga dan atau denda.
14. Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau
bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau
mengembangbiakkan tanaman.
15. Mata tempel adalah tunas atau titik tumbuh tanaman atau
bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau
mengembangbiakkan tanaman yang diambil dari bagian ranting atau
cabang tanaman.
16. Hortikultura adalah tanaman jenis buah-buahan, sayuran, rimpang
atau obat-obatan dan tanaman hias.
17. Benih Padi adalah benih tanaman padi dari berbagai varietas, baik
unggul nasional maupun unggul lokal.
18. Benih Dasar yang selanjutnya disingkat BD adalah keturunan
pertama dari benih penjenis yang memenuhi standar mutu kelas
benih dasar, benih ini diberi label berwarna putih.
8. 19. Benih Pokok yang selanjutnya disingkat BP adalah keturunan
pertama dari Benih Dasar atau Benih Penjenis yang memenuhi
standar mutu kelas benih pokok, benih ini diberi label berwarna
ungu.
20. Benih Sebar yang selanjutnya disingkat BR adalah keturunan
pertama Benih Pokok, Benih Dasar atau Benih Penjenis yang
memenuhi standar mutu kelas benih sebar, benih ini diberi label
berwarna biru.
21. Blok Penggandaan Mata Tempel yang selanjutnya disingkat dengan
BPMT adalah tempat yang ditetapkan sebagai lahan pertanaman
pohon induk tanaman buah yang merupakan hasil perbanyakan yang
bahannya berasal dari pertanaman Blok Fondasi, benih ini diberi
label berwarna ungu. Peratanaman pohon induk pada BPMT ini
ditanam dalam Screen House (Rumah Kasa) dan merupakan sumber
penghasil mata tempel/entris atau bahan sambung untuk
perbanyakan berikutnya.
22. Blok Fondasi yang selanjutnya disingkat BF adalah tempat yang
ditetapkan sebagai lahan pertanaman pohon induk tanaman buah
yang merupakan hasil perbanyakan yang bahannya berasal dari
pertanaman Pohon Induk Terpilih (PIT) dan/atau Pohon Induk
Pemulia (PIP), benih ini diberi label berwarna putih. Pertanaman
pohon induk pada BF ini ditanam dalam Screen House (Rumah Kasa)
dan merupakan sumber penghasil mata tempel/entries atau bahan
sambung untuk perbanyakan berikutnya.
23. Unit Produksi Benih Tanaman Hortikultura adalah sarana dan
prasarana pengelolaan untuk memproduksi benih, mata
tempel/entris tanaman hortikultura yang merupakan unit kerja di
bawah dan tidak terpisahkan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura.
24. Unit Produksi Benih Padi adalah sarana dan prasarana pengelolaan
untuk memproduksi benih padi yang merupakan unit keija di bawah
dan tidak terpisahkan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura.
25. Ternak besar dalam hal ini adalah ternak sapi perah.
26. Ternak kecil adalah ternak domba dan kambing.
9. 27. Bibit sapi perah adalah bibit sapi perah yang mempunyai sifat unggul
dan mewariskan serta memenuhi persyaratan tertentu untuk
dikembangbiakkan. Sapi perah culling adalah sapi perah yang tidak
produktif dan tidak menghasilkan anak.
28. Jantan bakalan adalah sapi jantan yang akan dipelihara sebagai
pejantan atau sebagai bakal pembesaran dan atau penggemukan.
29. Susu adalah susu segar dihasilkan dari induk yang dipelihara di unit
usaha dan pelayanan milik pemerintah daerah.
30. Bibit domba dan kambing adalah bibit domba dan kambing yang
mempunyai sifat unggul dan mewariskan serta memenuhi
persyaratan tertentu untuk dikembangbiakan.
31. Domba dan kambing yang tidak produktif adalah domba dan
kambing yang sudah tidak produktif lagi menghasilkan bibit domba
dan kambing dan dapat diperjualbelikan sebagai domba dan kambing
potong.
32. Sapi tidak produktif adalah sapi perah betina yang telah berumur di
atas 8 (delapan) atau telah 5 (lima) kali beranak, dan sapi perah
betina yang tidak menghasilkan susu dan atau anak karena
gangguan reproduksi maupun fisiologi.
33. Benih adalah ikan/udang yang ukuran relatifnya kecil untuk
dibesarkan/dipelihara hingga mencapai ukuran konsumsi.
34. Balai Benih Perikanan adalah perangkat dinas daerah yang ditugasi
menyelenggarakan, perbanyakan benih ikan/udang, penyuluhan dan
pelatihan.
35. Perbanyakkan adalah memproduksi benih tertentu menjadi benih
yang lebih banyak jumlahnya berdasarkan tata cara yang sudah
ditentukan. ,
36. Post Larva adalah Stadia lanjutan setelah stadia mysis pada benih
udang yang perkembangannya sesuai dengan pertambahan umur
(hari).
37. Juvenil adalah Benih udang galah berupa tokolan-tokolan dan
biasanya sama dengan atau lebih besar dari post larva 20.
38. Calon induk ikan adalah ikan hasil seleksi yang disiapkan untuk
induk ikan yang telah melalui tahapan yang baik dan benar.
10. 39. Induk ikan yang tidak produktif adalah induk ikan yang telah melalui
7 (tujuh) kali pembenihan atau usia awal reproduksi 2 tahun dan
dapat diperjualbelikan.
40. Benih ikan adalah benih ikan berkualitas yang telah melalui tahapan
cara pembenihan ikan yang baik dan benar.
41. Harga pasar bibit sapi perah adalah harga ratarata yang diterima
peternak dan pasar hewan Kabupaten Konawe Selatan.
42. Harga pasar sapi potong adalah harga rata-rata sapi potong sesuai
dengan berat badan yang diterima peternak yang berlaku di pasar
hewan Kabupaten Konawe Selatan.
43. Harga pasar bibit domba dan kambing adalah harga rata-rata yang
diterima peternak domba dan kambing yang berlaku di pasar hewan
Kabupaten Konawe Selatan.
44. Harga pasar domba dan kambing potong adalah harga rata-rata
domba dan kambing potong sesuai dengan berat badan yang diterima
peternak yang berlaku di pasar hewan Kaoupaten Konawe Selatan.
45. Harga susu sapi adalah harga susu sapi mumi yang diterima di
koperasi wilayah masing-masing di Kabupaten Konawe Selatan.
46. Harga pasar benih ikan adalah harga rata-rata benih ikan sesuai
dengan jenisnya yang berlaku pada Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
dan pasar ikan Kabupaten Konawe Selatan.
47. Harga pasar calon induk ikan adalah harga ratarata calon induk ikan
sesuai dengan jenisnya yang berlaku pada Unit Pembenihan Rakyat
(UPR) dan pasar ikan Kabupaten Konawe Selatan.
48. Paket calon induk ikan nila terdiri dari 100 ekor induk jantan dan
300 ekor induk betina.
49. Paket calon induk ikan lele terdiri dari 5 ekorinduk jantan dan 10
ekor induk betina.
50. Harga pasar induk ikan yang tidak produktif adalah harga rata-rata
induk ikan yang tidak produktif sesuai dengan jenis dan berat yang
berlaku di pasar ikan dan pasar umum di Kabupaten Konawe
Selatan.
11. V
BAB II
NAMA, OBJEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dipungut
retribusi atas Penjualan ProduksiHasil Usaha Daerah.
Pasal 3
(1) Obyek Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah penjualan
Produksi Usaha Daerah;
(2) Dikecualikan dari Objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah penjualan Produksi oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan
pihak swasta.
Pasal 4
Subyek Retribusi adalah Setiap orang pribadi atau badan yang
memanfaatkan Hasil Pelayanan penjualan Produksi Usaha
DaerahKabupaten Konawe Selatan.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah digolongkan sebagai retribusi
jasa usaha.
12. BAB IV
PENGELOLAAN HASIL USAHA DAERAH
Pasal 6
(1) Untuk meningkatkan mutu hasil usaha perikanan daerah berupa
benih dan hasil lainnya yang berasal dari perikanan dikelola oleh Balai
Benih sebagai unit kerja Dinas;
(2) Balai Benih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan unit
pelaksana teknis daerah yang melayani penjualan benih untuk
keperluan pengguna benih.
BAB V
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 7
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis dan ukuran pelayanan
penjualan Produksi Hasil Usaha DaerahKabupaten Konawe Selatan.
BAB VI
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR
DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif
retribusi didasarkan pada tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang
layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha
swasta sejenis yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga
pasar.
13. BAB VII
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 9
(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan Jenis, Umur, Kwalitas, dan
Produktivitas Hasil Produksi Usaha Daerah Berupa Benih, Bibit dan
Mata Tempel Tanaman Pangan dan Hortikultura;
(2) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis dan ukuran Hasil
Produksi Usaha Daerah Berupa Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan dan Perikanan yang dijual;
(3) Besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sebagai berikut :
a. Benih/bibt tanaman perkebunan terdiri dari :
NO. JENIS BENIH/BIBIT SATUAN TARIF (Rp)
1 2 3 4
1. Kelapa Dalam. Pohon 50,-
2. Kepala Hibrida Pohon 50,-
3. Kakao Lokal Pohon 50,-
4. Kakao Hibrida Pohon 50,-
5. Jambu Mete pohon 50,-
6. Lada Pohon 50,
7. Kopi Pohon 50,
8. Pala Pohon 50,
9. Cengkeh Pohon 50,
10. Vanili pohon 50,
11. Asam Jawa Pohon 50,
12. Kelapa Sawit Pohon 50,
13. Tebu Pohon 50,
14. Aren Pohon 50,
15. Kemiri pohon 50,
16. Jalie Pohon 50,
17. Sagu Pohon 50,
14. 1 2 3 4
18. Tembakau Pohon 50,
19. Nilam Pohon 50,
20. Kapas Kg 50,
21. Kapuk Kg 50,
Produksi Tanaman Perkebunan
NO JENIS PRODUKSI SATUAN TARIF (RP)
1 2 3 4
1. Jambu Mete Olahan Kg 1.000,-
2. Minyak Nilam Liter 1.000,-
3. Jambu Mete Glondongan Kg 100,-
4. Kakao Kg 100,-
5. Lada putih Kg 100,-
6. Kemiri Kg 100,-
7. Kopra Kg 100,-
8. Kopi Kg 100,-
9. Pala Kg 100,-
10. Pinang Kg 100,-
11. Cengkeh Kg 100,-
12. Vanili Kg 100,-
13. Asam jawa Kg 100,-
14. Kapas Kg 100,-
15. Kapuk Kg 100,-
16. Tembakau Kg 100,-
17. Gula merah Kg 100,-
18. Minyak kelapa/VCO Kg 100,-
19. Jahe Kg 100,-
20. Nilam Kg 100,-
21. Kelapa Sawit Kg 100,-
22. Sagu Kg 100,-
23. Atap rumbia Lembar 50,-
24. Kelapa Butir 50,-
15. c. Benih/Bibit Tanaman Holtikultura
NO BENIH SAYURAN SATUAN TARIF (RP)
1 2 3 4
1. Bayan cabut Kg 1.000,-
2. Kacang tunggak Kg 100,-
3. Kacang Panjang Kg 200,-
4. Lombok Kg 2.500,-
5. Semangka Kg 2.500,-
6. Tomat Kg 2.500,-
7. Terang Kg 1.500,-
8. Labu Kg 1.500,-
9. Mentimun Kg 1.500,-
10. Buncis Kg 1.000,-
11. Petsai Kg 1.000,-
12. Kubis Kg 1.000,-
13. Wortel Kg 1.000,-
14. Kangkung Kg 1.000,-
15. Sawi Kg 1.000,-
16. Kentang Kg 100,-
17. Bawang cabut Kg 100,-
18. Bawang merah/putih Kg 100,-
d. Produksi Sayuran
NO BENIH SAYURAN SATUAN TARIF (RP)
1 2 3 4
1 Bayan cabut Kg 100,-
2 Kacang tunggak Kg 100,-
3 Kacang Panjang Kg 100,-
4 Lombok Kg 100,-
5 Semangka Kg 100,-
6 Tomat Kg 100,-
7 Terung Kg 100,-
T oKi i K p 100.-
16. 1 2 3 4
9 Mentimun Kg 100,-
10 Buncis Kg 100,-
11 Petsai Kg 100,-
12 Kubis Kg 100,-
13 Wortel Kg 100,-
14 Kangkung Kg 100,-
15 Sawi Kg 100,-
16 Kentang Kg 100,-
17 Bawang cabut Kg 100,-
18 Bawang merah/putih Kg 100,-
. Bibit Buah-buahan
NO FIBIT BUAH-BUAHAN SATUAN TARIF (RP)
1 2 3 4
1. Anggur stek Kg 100,-
2. Alpukat Kg 100,-
3. Belimbing okulasi Kg 100,-
4. Belimbing unggul lokal Kg 100,-
5. Cempedak Kg 100,-
6. Durian unggul lokal Kg 100,-
7. Durian unggul nasional Kg 100,-
8. Duku seedling Kg 100,-
9. Duku okulasi Kg 100,-
10. Jambu air okulasi Kg 100,-
11. Jambu biji okulasi Kg 100,-
12. Jeruk okulasi Kg 100,-
13. Jeruk purut/nipis okulasi Kg 100,-
14. Jeruk besar okulasi Kg 100,-
15. Kelengkeng okulasi Kg 100,-
16. Kedondong unggul okulasi Kg 100,-
17. Nangka unggul seedling Kg 100,-
18. Nanas Kg 100,-
17. 1 2 3 4
19. Jeruk Kg 100,-
20. Rambutan Kg 100,-
21. Durian Kg 100,-
22. Langsang Kg 100,-
23. Pisang Kg 100,-
24. Mangga Kg 100,-
25. Pepaya Kg 100,-
f. Produksi tanaman obat-obatan.
No. Produksi tanaman obat-
obatan
3 4
1 2 3 4
1 Wijen Kg 100,-
2 Kencur Kg 100,-
3 Temu lawak Kg 100,-
4 Kunyit Kg 100,-
5 Laos Kg 100,-
g. Produksi Buah-buahan
NO PRODUKSI BUAH-BUAHAN SATUAN TARIF (RP)
1 2 3 4
1 Anggur stek Kg 100,-
2 Alpukat Kg 100,-
3 Belimbing okulasi Kg 100,-
4 Belimbing unggul lokal Kg 100,-
5 Cempedak Kg 100,-
6 Diirian unggul lokal Kg 100,-
7 Durian unggul nasional Kg 100,-
8 Duku seedling Kg 100,-
9 Duku okulasi Kg 100,-
10 Jambu air okulasi Kg 100,-
18. 1 2 3 4
11 Jambu biji okulasi Kg 100,-
12 Jeruk okulasi Kg 100,-
13 Jeruk purut/nipis okulasi Kg 100,-
14 Jeruk besar okulasi Kg 100,-
15 Kelengkeng okulasi Kg 100,-
16 Kedondong unggul okulasi Kg 100,-
17 Nangka unggul seedling Kg 100,-
18 Nanas Kg 100,-
19 Jeruk Kg 100,-
20 Rambutan Kg 100,-
21 Durian Kg 100,-
22 Langsang Kg 100,-
23 Pisang Kg 100,-
24 Mangga Kg 100,-
25 Pepaya Kg 100,-
h. Benih terdiri dari :
No Jenis produksi
Perda
2005
Perda
2012
Tarif
1 Benih dasar padi 25 kg 100 Rp. 10.000,00
2 Benih pokok padi 25 kg 75 Rp. 6 .0 0 0,00
3 Benih sebar padi 25 kg 50 Rp. 5.000,00
4 Benih dasar jagung 15 kg 100 Rp. 7.0 00,00
5 Benih pokok jagung 15 kg 75 Rp. 6 .5 0 0,00
6 Benih sebar jagung 15 kg 50 Rp. 6.0 00,00
7 Benih dasar kedelai 10 kg 100 Rp. 9.0 00,00
8 Benih pokok kedelai 10 kg 75 Rp. 8.5 00,00
9 Benih sebar kedelai 10 kg 50 Rp. 7.5 00,00
10
Benih dasar kacang
tanah
15 kg 100 Rp. 9 .5 0 0,00
11
Benih pokok kacang
tanah
15 kg 75 Rp. 8.500,00
1 o
Benih sebar kacang
1■=: Ircr .^n Rn 7 500.00
19. *
i. Bibit terdiri dari :
NO JENIS PRODUKSI SATUAN
RETRIBUSI
TARIF
1
Bibit tanaman jeruk kelas
BPMT
pohon Rp. 15.000,00
2 Bibit tanaman jeruk kelas BR pohon Rp. 4.000,00
3 Bibit rambutan pohon Rp. 4.000,00
4 Bibit mangga pohon Rp. 4.000,00
5 Bibit kasturi pohon Rp. 4.000,00
6 Bibit kueni pohon Rp. 4.000,00
j. Mata tempel terdiri dari :
NO JENIS PRODUKSI SATUAN
RETRIBUSI
TARIF
1
Mata Tempel Tanaman Jeruk
(Blok Fondasi)
Mata
Tempel
Rp. 500,00
2
Mata Tempel Tanaman Jeruk
(Blok Penggandaan Mata Tempel)
Mata
Tempel Rp. 200,00
(4) Besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan sebagai berikut:
a. Peternakan
Jenis produksi Satuan
Retribusi
Tarif
Ternak Besar Sapi perah yang
tidak produktif
Ekor Rp. 15.000,00
Bibit ternak sapi/kerbau potong Ekor Rp. 40.000,00
Bibit kambing dan babi Ekor Rp. 7.500,00
Kambing dan babi yang tidak
produktif
Ekor Rp. 7.500,00
20. Telur Butir Rp 5,00
Kulit sapi/kerbau kg Rp 1.000,00
Kartu ternak sapi/kerba Lembar Rp. 3.000,00
Retribusi/pajak potong ternak
sapi/kerbau
Ekor Rp. 15.000,00
Retribusi/pajak potong ternak
kecil (kambing, babi)
Ekor Rp. 10.000,00
Perikanan.
Jenis produksi Ukuran/umur Satuan Satuan Tarif
1. Benih ikan mas
1 - 3 cm
3 - 5 cm
5 - 8 cm
Gelas
200 ml
Liter
Kg
Rp. 6.500,00
Rp 15.000,00
Rp. 12.000,00
2. Beni ikan nila
3 - 5 cm
5 - 8 cm
8 - 1 2 cm
Liter
Kg
Kg
Rp. 12.000,00
Rp. 10.000,00
Rp. 10.000,00
3. Benih ikan lele
1 - 3 cm
3 - 5 cm
5 - 8 cm
ml
Liter
Kg
Rp. 7.000,00
Rp. 16.000,00
Rp. 11.000,00
4. Benih ikan hias
koi dan komet
3 - 5 cm
5 - 8 cm
8 - 1 2 cm
Ekor
Ekor
Ekor
Rp. 250,00
Rp. 300,00
Rp. 300,00
5. Calon induk ikan
mas
Sesuai dengan
permintaan
Kg Rp. 40.000,00
6. Calon induk ikan
nila
Sesuai dengan
permintaan
Paket Rp. .250.000,00
7. Calon induk ikan
lele
500 - 600 gram
750 - 1000
gram
Paket
Paket
Rp. 500.000,00
Rp. 750.000,00
8. Calon induk ikan Sesuai dengan Ekor
TT'I___
Rp. 30.000,00
(komet)
21. 9. Induk ikan mas
yang sudah tidak
produktif
Sesuai dengan
permintaan
Kg Rp. 25.000,00
10. Induk ikan
nila yang sudah
tidak produktif
Sesuai dengan
permintaan
Kg Rp. 10.000,00
11. Induk ikan
lele yang sudah
tidak produktif
Sesuai dengan
permintaan
Kg Rp. 10.000,00
12. Induk ikan
hias yang sudah
tidak produktif
Sesuai dengan
permintaan
250
gram
Rp. 25.000,00
Besaran Tarif Retribusi Berdasarkan Jenis dan Ukuran Benih Ikan
Air Tawar :
No Jenis Ikan
Tarif Retribusi Sesuai Ukuran (Cm)
Ket1 - 3 3 - 5 5 - 8 8 - 10
1. Ikan Lele Rp. 20,- Rp. 30,- Rp. 60,- Rp. 90,-
2. Ikan Tawes Rp. 30,- Rp. 50,- Rp. 70,-
Rp.
100,-
3. Ikan Gurame
Rp.
100,-
Rp.
150,-
Rp.
250,-
Rp.
500,-
4. Ikan Patin Rp. 30,- Rp. 50,-
Rp.
100,-
Rp.
150,-
5. Ikan Mas Rp. 30,- Rp. 50,-
Rp.
100,-
Rp.
150,-
6. Ikan Nila Rp. 30,- Rp. 50
Rp.
100,-
Rp.
150,-
22. d. Besaran Tarif Retribusi Berdasarkan Jenis dan Ukuran Benih
Udang:
No Jenis Udang
Tarif Retribusi Sesuai Ukuran Ket
PL 12 PL 20 Juvenil
1. Udang Windu Rp. 6,- Rp. 10,- R p.-
2. Udang Vanamei Rp. 8,- Rp. 15,- Rp.-
3. Udang Galah Rp. - R p.- Rp. 20,-
(5) Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali;
(6) Peninjauan tarif retribusi sebagai dimaksud pada ayat (5) dilakukan
dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan
perekonomian;
(7) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
ditetapkan dengan Bupati.
BAB VIII
DAERAH PEMUNGUTAN
Pasal 10
Retribusi penjualan produksi usaha daerah dipungut di wilayah daerah
Kabupaten Konawe Selatan.
BAB IX
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERHUTANG
Pasal 11
Masa Retribusi adalah selama proses kegiatan penjualan produksi Balai
Benih berlangsung.
23. Pasal 12
Retribusi terhutang pada saat ditetapkannya SKRD atau dokumen
lainyang sah. ,
BAB X
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 13
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain
yang sah.
BAB XI
TATACARA PEMBAYARAN
Pasal 14
(1) Retribusi harus dilunasi sekaligus.
(2) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi
diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 15
Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan
penagihan retribusi daerah diatu
r dengan Keputusan Bupati.
Pasal 16
(1) Pengeluaran surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai
awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan setelah 7
(tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran;
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat
teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib Retribusi harus
melunasi Retribusi yang terutang;
24. (3) Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh
pejabat yang ditunjuk.
Pasal 17 i
Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat waktunya atau kurang
membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua
persen) setiap bulan dari besarnya Retribusi yang terutang, tidak atau
kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
Pasal 18
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi menjadi kedaluwarsa
setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat
terutangnya retribusi, kecuali jika wajib retribusi melakukan tindak
pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tertangguh jika :
a. diterbitkan Surat Teguran; atau
b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib Retribusi,baik langsung
maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal ditetapkan surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya
surat teguran tersebut;
(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b, adalah wajib retribusi dengan kesadaran
menyatakan masih mempunyai utang retribusi dan belum
melunasinya kepada pemerintah daerah;
(5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan
pemohon angsuran atau penundaan pembayaran keberatan oleh wajib
retribusi.
Pasal 19
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
25. (2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang
sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa
diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XII
PENGAWASAN
Pasal 20
(1) Bupati melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan
Daerah ini;
(2) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Bupati dapat menunjuk Pejabat tertentu untuk melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini.
BAB XIII
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 21
Bagi petugas pemungut dapat diberikan insentif atas dasar pencapaian
kinerja tertentu dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 22
Besaran dan taxa cara pemberian insentif sebagaimana di maksud dalam
Pasal 21 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
26. BAB XIV
PENYIDIKAN
Pasal 23
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah
diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan
penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Undang - Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah
agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan
jelas;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi
daerah;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen
lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta
melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. Meminta bantuan tenaga ahi dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah;
g. Menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorang meninggalkan
ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung
dan memeriksa identitas orang , benda dan / atau dokumen yang
dibawa;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi
daerah;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
27. j. Menghentikan penyidikan dan / atau;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana dibidang retribusi daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang - undangan.
t
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya
kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara RI
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang - Undang Hukum
Acara pidana.
BAB XV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 24
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya, sehingga
merugikan keuangan daerah, diancam kurungan paling lama 3 (tiga)
bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi
terutang yang tidak atau kurang bayar
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Tindak
Pidana Pelanggaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerima
Negara.
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati.
28. Pasal 26
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Konawe Selatan.
Ditetapkan di Andoolo
pada tanggal 14 Januari 2013
Diundangkan di Andoolo
pada tanggal 14 Januari 2013
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN
H. SARDJUN MOKKE
Y*. /.
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013
NOMOR Ife