SlideShare a Scribd company logo
BUPATI NUNUKAN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR 2 TAHUN 2015
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN/JASA KEPELABUHANAN
PADA PELABUHAN LOKAL, REGIONAL, INTERNASIONAL
DAN ASDP DI KABUPATEN NUNUKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI NUNUKAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah
yang nyata dan bertanggungjawab, perlu digali potensi
dan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah guna
mendukung pembiayaan penyelenggaraan
Pemerintahan dan pelaksanaan Pembangunan
menuju kemandirian Daerah;
b. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, dimana Pelayanan Kepelabuhanan
merupakan salah satu kewenangan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota, sehingga perlunya
pembangunan serta peningkatan pelayanan kepada
masyarakat baik pengguna jasa maupun penyedia
jasa pada sektor perhubungan sehingga perlu adanya
pengaturan dari segi Retribusi Jasa Pelabuhan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu
membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan
tentang Retribusi Pelayanan/Jasa Kepelabuhanan
Pada Pelabuhan Lokal, Regional, Internasional dan
ASDP di Kabupaten Nunukan;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kaupaten Nunukan, Kabupaten
Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai
Timur dan Bontang, (Lembaran Negera Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 389)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3962);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negera Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara RepubliK Indonesia
Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4849);
7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negera
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negera
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5049);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
10.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 229,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5362);
11.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indoenesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan
Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5657);
12.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983
Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3258) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun 1983 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5145);
13.Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2000 tentang
Perkapalan (Lembaran Negara Republik Indsonesia
Tahun 2000 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3929);
14.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
15.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
16.Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negera Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070);
17.Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5093);
18.Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang
Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif
Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5161);
19.Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang
Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan
Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh
Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5179);
20.Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5108);
21.Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negera
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonnesia Nomor 5109);
22.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Angkutan Multi Moda (Lembaran Negera Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5199);
23.Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 6
Tahun 2001 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun
2001 Nomor 6 Seri D Nomor 06);
24.Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 15
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2008
Nomor 15 Seri D Nomor 04);
25.Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Nunukan Tahun 2009 Nomor 4 Seri A Nomor 04);
DEWAN PER
Menetapkan :
Dengan Persetujuan Bersama
WAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
dan
BUPATI NUNUKAN
MEMUTUSKAN :
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN/JASA
KEPELABUHANAN PADA PELABUHAN LOKAL,
REGIONAL, INTERNASIONAL DAN ASDP DI
KABUPATEN NUNUKAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Nunukan.
2. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah
Kabupaten Nunukan.
3. Bupati adalah Bupati Nunukan.
4. Dinas adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintah Daerah
dibidang Kepelabuhanan.
5. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang
meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau
Daerah dengan nama dan bentuk apapun,
persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi,
yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana
pensiun, bentuk usaha tetap serta badan usaha
lainnnya.
6. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Daerah
Kabupaten Nunukan.
7. Retibusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi
adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan pribadi atau Badan.
8. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa
usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang,
fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
9. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip
komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta.
10. Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk
menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban
arus lalu lintas kapal, penumpang dan atau barang,
keselamatan dan keamanan berlayar, tempat
perpindahan intra dan/atau antar moda serta
mendorong perekonomian Nasioanl dan daerah
dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.
11. Pelabuhan adalah tempat terdiri dari daratan dan
perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan Pemerintah dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan
atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi.
12. Pelabuhan penyeberangan adalah pelabuhan umum
untuk kegiatan angkutan penyeberangan.
13. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang
diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum.
14. Terminal Khusus adalah pelabuhan yang dikelola
untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan
tertentu.
15. Pelabuhan Laut adalah pelabuhan umum yang
melayani kegiatan angkutan laut.
16. Pelabuhan Lokal adalah merupakan pelabuhan
pengumpan skunder.
17. Pelabuhan Regional adalah merupakan pelabuhan
pengumpan primer.
18. Pelabuhan Internasional adalah merupakan
pelabuhan utama skunder.
19. Pelabuhan Sungai dan Danau adalah pelabuhan yang
digunakan untuk melayani angkutan sungai dan
danau yang terletak di sungai dan danau.
20. Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri, yang
selanjutnya dapat disingkat DUKS, adalah dermaga
dan fasilitas pendukungnya berada dalam
DLKr/DLKp yang dibangun, dioperasikan dan
digunakan untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu.
21. Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah
atau pemerintahan daerah dipelabuhan sebagai
otoritas yang menyelenggarakan pelabuhan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undanagn
yang berlaku, yaitu otoritas pelabuhan (Port Authority)
atau Unit penyelenggara pelabuhan.
22. Jasa Kepelabuhanan adalah pelayanan yang
disediakan oleh penyelenggara pelabuhan atau Badan
Usaha Kepelabuhanan untuk terlaksana fungsi-fungsi
pelabuhanan.
23. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis
apapun, yang digerakan tenaga mekanik, tenaga
angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang
berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah
permukaan air, serta alat apung dan bangunan
terapung tidak berpindah-pindah.
24. Kapal Niaga adalah kapal yang dipergunakan untuk
mengangkut barang, penumpang dan hewan yang
berkunjung kepelabuhan untuk kepentingan niaga
yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran.
25. Angkutan Laut Pelayaran Rakyat adalah usaha rakyat
yang bersifat tradisional dan mempunyai
karakteristrik tersendiri untuk melaksanakan
angkutan diperairan dengan menggunakan kapal
layar, kapal layar bermotor dan atau kapal motor
sederhana berbendera Indonesian dengan ukuran
tertentu.
26. Angkutan penyeberangan adalah kegiatan angkutan
yang berfungsi sebagai jembatan penggerak yang
menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur
kereta api yang terputus karena adanya perairan,
untuk mengangkut penumpang dan kendaraan
beserta muatannya.
27. Angkutan Laut Luar Negeri adalah kegiatan angkutan
laut dari pelabuhan Indonesia kepelabuhan Luar
Negeri atau sebaliknya, termasuk melanjutkan
kunjungan antar wilayah perairan Indonesia yang
diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut.
28. Labuh/berlabuh adalah suatu keadaan kapal yang
berada dalam situasi diam/tidak bergerak dan
terapung di wilayah perairan serta terikat dengan
menggunakan jangkar.
29. Tambat/bertambak adalah suatu keadaan kapal yang
berada dalam situasi bersandar dan terikat di
dermaga.
30. Etmal adalah satuan untuk menghitung tarif jasa
tambat, dihitung dengan satuan sesuai etmal 24 jam.
31. Gross Tonnage, disebut GT adalah ukuran daya muat
/ kapasitas kapal.
32. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi,
adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah pada
pelabuhan laut sesuai kewenangan dan
peruntukannya.
33. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menurut peraturan perundang-undangan retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
34. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu
yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi
untuk memanfaatkan jasa dan perijinan tertentu dari
Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
35. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat SSRD, adalah bukti pembayaran atau
penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan
cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran
yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
36. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi
yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi
yang terutang.
37. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang
selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat
ketetapan retribusi yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit
retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang
atau seharusnya tidak terutang.
38. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan
tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif
berupa bunga dan/atau denda.
39. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan
menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan retribusi daerah.
40. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana
dibidang retribusi daerah yang terjadi serta
menemukan tersangkanya.
BAB II
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Pelayanan/Jasa Kepelabuhanan
Pada Pelabuhan Lokal, Regional, Internasional dan ASDP
di Kabupaten Nunukan dipungut atas pelayanan jasa
kepelabuhanan termasuk fasilitas lainnya dilingkungan
pelabuhan.
Pasal 3
(1) Objek Retribusi adalah pelayanan jasa
kepelabuhanan, termasuk fasilitas lainnya di
lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah terdiri
dari:
a. Pelabuhan Laut meliputi:
1. Jasa pelayanan kapal:
a) Jasa labuh; dan
b) Jasa tambat.
2. Jasa pelayanan barang:
a) Jasa dermaga; dan
b) Jasa penumpukan.
3. Jasa pelayanan alat non mekanik.
4. Jasa kepelabuhanan lainnya:
a) Tanda masuk (pas) pelabuhan lokal;
b) Pas kendaraan;
c) Pelayanan air bersih;
d) Sewa tanah dan penggunaan perairan;
e) Jasa pemakaian ruangan dalam pelabuhan;
dan
f) Jasa pemanfaatan garis pantai.
b. Pelabuhan Sungai dan Danau meliputi:
1. Jasa pelayanan kapal:
a) Jasa tambat/labuh kapal setiap
dermaga/pinggiran.
2. Jasa pelayanan barang:
a) Jasa dermaga/pinggiran; dan
b) Jasa penumpukan.
3. Jasa Pelabuhan Lainnya:
a) Sewa pemakaian ruangan dalam
pelabuhan; dan
b) Tanda masuk (pas) pelabuhan untuk
kendaraan.
c. Pelabuhan Penyeberangan meliputi:
1. Jasa sandar.
a) Dermaga beton jembatan bergerak;
b) Dermaga beton;
c) Jembatan kayu;
d) Pinggiran/pantai; dan
e) Kapal istirahat pada dermaga.
2. Jasa terminal:
a) Jasa tanda (pas) masuk pelabuhan untuk
kendaraan;
b) Jasa timbang kendaraan;
c) Jasa pemeliharaan dermaga; dan
d) Jasa penitipan kendaraan;
3. Tarif jasa penumpukan barang/hewan.
4. Sewa tanah dan penggunaan perairan.
5. Jasa fasilitas kamar mandi.
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan jasa
kepelabuhanan yang disediakan, dimiliki dan/atau
dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak
swasta.
Pasal 4
(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan
yang memperoleh pelayanan kepelabuhanan
dan/atau menikmati/memakai fasilitas di
lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan
yang telah memperoleh pelayanan kepelabuhanan
dan/atau menikmati/memakai fasilitas di
lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi jasa kepelabuhanan digolongkan kedalam
Golongan Retribusi Jasa Usaha.
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis
pelayanan, jenis fasilitas, frekuensi dan lama
pelayanan dan/atau penggunaan fasilitas.
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN
DALAM PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif
retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh
keuntungan yang layak.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
meliputi biaya administrasi, pelayanan, pembinaan,
pengawasan, pemeliharaan, perawatan dan
kebersihan pelabuhan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
Struktur dan besarnya tarif Retribusi ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam lampiran dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
Retribusi dipungut diwilayah pelayanan kepelabuhan
yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten
Nunukan.
BAB VIII
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 10
(1) Masa Retribusi Jasa Pelayanan Kepelabuhanan
ditetapkan berdasrkan jangka waktu jasa pelayanan.
(2) Saat retribusi terutang adalah saat ditetapknnya
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB IX
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 11
(1) Retribusi terutang dipungut dengan menggunakan
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon,
dan kartu langganan.
(3) Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
BAB X
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 12
(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilunasi
sekaligus.
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat – lambatnya
7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan yang merupakan
tanggal jatuh tempo pembayaran Retribusi.
(3) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar
tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar
2% (dua perseratus) setiap bulan dari Retribusi yang
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih
dengan menggunakan STRD.
(4) Bupati/Pejabat atas permohonan Wajib Retribusi
setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat
memberikan persetujuan kepada Wajib Retribusi
untuk mengangsur atau menunda pembayaran
Retribusi, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua
perseratus) sebulan.
(5) Tata cara pembayaran, pembayaran dengan angsuran
dan penundaan pembayaran Retribusi ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
Pasal 13
(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilakukan di
Kas Daerah atau tempat lain yang ditetapkan oleh
Bupati.
(2) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan menggunakan SSRD.
(3) Bentuk, jenis, ukuran dan tatacara pengisian SSRD,
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB XI
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 14
(1) Untuk melakukan penagihan Retribusi,
Bupati/Pejabat dapat menerbitkan STRD jika Wajib
Retribusi tertentu tidak membayar Retribusi Terutang
tepat pada waktunya atau kurang membayar.
(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) didahului dengan Surat Teguran.
(3) Jumlah kekurangan Retribusi yang terutang dalam
STRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah
dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2%
(dua perseratus) setiap bulan dari Retribusi yang
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(4) Tata cara penagihan Retribusi ditetapkan dengan
Peraturan Bupati.
BAB XII
KEBERATAN
Pasal 15
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan kepada
Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan,
kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat
dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan yang
terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib
Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban
membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan
Retribusi.
Pasal 16
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus
memberi keputusan atas keberatan yang diajukan
dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa
menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau
menambah besarnya Retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu
keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan.
Pasal 17
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau
seluruhnya, Bupati menerbitkan SKRDLB untuk
mengembalikan kelebihan pembayaran Retribusi
dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua
perseratus) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas)
bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan
diterbitkannya SKRDLB.
BAB XIII
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 18
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib
Retribusi dapat mengajukan permohonan
pengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus memberikan
keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak
memberikan suatu keputusan, permohonan
pengembalian pembayaran Retribusi dianggap
dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi
lainnya, kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan
untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi
tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak
diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi
dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Bupati
memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua
perseratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran
kelebihan pembayaran Retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran
Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Bupati.
BAB XIV
KADALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 19
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi
kadaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali
jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di
bidang Retribusi.
(2) Kadaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika:
a. diterbitkan Surat Teguran; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib
Retribusi, baik langsung maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, kadaluwarsa
penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat
Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah
Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan
masih mempunyai utang Retribusi dan belum
melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat
diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau
penundaan pembayaran dan permohonan keberatan
oleh Wajib Retribusi.
Pasal 20
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi
karena hak untuk melakukan penagihan sudah
kadaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang
Retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah
kadaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XV
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 21
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi
dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja
tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
(3) Pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
BAB XVI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 22
(1) Dinas bertanggungjawab atas pelaksanaan Peraturan
Daerah ini.
(2) Pengawasan umum atas pelaksanaan Peraturan ini
dilakukan oleh pejabat yang berwenang.
BAB XVII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 23
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan
Pemerintah Daerah dapat diberikan kewenangan untuk
melaksanakan penyidikan terhadap pelanggaran
terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah
ini sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan
Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang retribusi agar keterangan atau
laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b.meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi atau Badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan
dengan tindak pidana di bidang retribusi;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
pribadi atau badan sehubungan dengan tindak
pidana di bidang retribusi;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain
berkenan dengan tidak pidana di bidang retribusi;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan
bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen
lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di
bidang retribusi;
g. menyuruh berhenti dan/ atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang, benda dan/ atau dokumen yang
dibawa.
h.memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak
pidana di bidang retribusi;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk
kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang
retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut
Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
BAB XVIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 24
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktu
atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2 % (dua perseratus) setiap
bulan dari retribusi yang terhutang yang tidak atau
kurang dibayar dan ditagihkan dengan menggunakan
STRD.
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 25
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan
kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah
diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan
atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah
Retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan penerimaan Negara.
(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelanggaran.
BAB XX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Perjanjian
antara Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan dengan
pengelola Pelabuhan mengenai Perjanjian Kerja sama
Pengoperasian Pelabuhan serta perjanjian lainnya yang
bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 27
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka maka
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 9 Tahun
2005 tentang Retribusi Pelayanan Jasa Kepelabuhanan
(Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2005
Nomor 9 Seri C Nomor 04) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 28
Peraturan Pelaksana Peraturan Daerah ini ditetapkan
paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini
diundangkan.
Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penetapannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan.
Ditetapkan di Nunukan
pada tanggal 7 Maret 2015
BUPATI NUNUKAN,
ttd
BASRI
Diundangkan di Nunukan
pada tanggal 7 Maret 2015
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN,
TOMMY HARUN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2015 NOMOR 2
LEMBARANKABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2015 NOMOR
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN, KALIMANTAN
UTARA: 2/2015
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR 1 TAHUN 2015
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN/JASA
KEPELABUHANAN PADA PELABUHAN LOKAL,
REGIONAL, INTERNASIONAL DAN ASDP DI
KABUPATEN NUNUKAN
a. Jasa Pelabuhan Laut meliputi:
Struktur Retribusi
Besarnya Tarif
Retribusi
Satuan
1. Jasa Pelayanan Kapal:
a. Jasa labuh:
1. kapal yang melaksanakan kegiatan
niaga (kapal niaga)
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
d. kapal yang melakukan kegiatan
tetap diperairan pelabuhan:
1. kapal angkutan laut dalam
negeri.
2. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
2. kapal yang tidak melaksanakan niaga
(kapal non niaga)
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
b. Jasa Tambat:
1. Tambatan dermaga (Besi, Beton dan
Kayu):
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
2. Tambatan dermaga ponton:
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis
3. Tamabatan Breasthing, Dolphin
pelampung:
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
Rp. 400,-
Rp. 150,-
Rp. 100,-
Rp. 100,-
Rp. 100,-
Rp. 400,-
Rp. 150,-
Rp. 100,-
Rp. 400,-
Rp. 150,-
Rp. 100,-
Rp. 400,-
Rp. 100,-
Rp. 100,-
Rp. 400,-
Rp. 100,-
Rp. 100,-
Per GT per 15 hari
Per GT per kunjungan
Per GT per kunjungan
Per GT per Bulan
Per GT per Bulan
Per GT per 15 hari
Per GT per kunjungan
Per GT per kunjungan
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
4. Tambatan pinggiran/garis pantai:
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
2. Jasa Pelayanan Barang:
a. Jasa Dermaga:
1. Barang Ekspor dan Impor.
2. Barang antar pulau :
a. Garam, pupuk dan barang
bulog/sembako
b. Barang cair dan sejenisnya.
3. Kendaraan dan alat berat
a. Roda 2
b. Roda 3
c. Roda 4
d. Roda 6 dan alat berat
b. Jasa Penumpukan:
1. Gedung tertutup.
2. Lapangan .
3. Penyimpanan hewan:
a. kerbau, sapi, kuda dan sejenisnya.
b. Kambing, babi dan sejenisnya.
c. Unggas dan sejenisnya.
3. Jasa Pelayanan alat non mekanik:
Gerobak dorong.
4. Jasa Kepelabuhan Lainnya:
a. Tanda masuk (pas) orang di pelabuhan:
1. Tanda masuk (Pas) orang di pelabuhan
Lokal:
a. Pas harian.
1. Pas penumpang
2. Pas pengantar/pengunjung
b. Pas bulanan
c. Pas tahunan
2. Tanda masuk (Pas) orang di pelabuhan
Regional:
a. Pas harian.
1. Pas penumpang
2. Pas pengantar/pengunjung
b. Pas bulanan
c. Pas tahunan
3. Tanda masuk (Pas) orang di pelabuhan
Internasional
a. Pas harian.
1. Pas penumpang
2. Pas pengantar/pengunjung
b. Pas bulanan
c. Pas tahunan
Rp. 400,-
Rp. 100,-
Rp. 100,-
Rp. 500,-
Rp. 200,-
Rp. 400,-
Rp. 2.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 500,-
Rp. 250,-
Rp. 15.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 200,-
Rp. 2.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 65.000,-
Rp. 750.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 1.650.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 3.300.000,-
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per Ton per M3
Per Ton per M3
Per Ton per M3
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Ton per M3/hari
Per Ton per M3/hari
Per Ekor
Per Ekor
Per Ekor
Per Unit per jam
Per orang sekali masuk
Per orang sekali masuk
Per orang per bulan
Per orang per tahun
Per orang sekali masuk
Per orang sekali masuk
Per orang per bulan
Per orang per tahun
Per orang sekali masuk
Per orang sekali masuk
Per orang per bulan
Per orang per tahun
b. Pas kendaraan:
1. Pas harian:
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Becak,Cikar, Dokar,
Sepeda.
2. Pas Bulanan
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda
3. Pas Tahunan
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda
4. Pelayanan Air Bersih. (keterlibatan PDAM)
5. Sewa tanah dan penggunaan perairan:
a. Untuk menggunakan industri galangan
kapal dan dock kapal:
1. Persewaan tanah pelabuhan
2. Penggunaan perairan untuk bangunan
dan kegiatan lainnya diatas air
b. Untuk bangunan Industri Perusahaan :
1. Persewaan tanah pelabuhan
2. Penggunaan perairan untuk bangunan
dan kegiatan lainnya diatas air
c. Untuk kepentingan lainnya:
1. Toko, Warung, dan sejenisnya
2. Perumahan Penduduk
6. Jasa pemakaian ruangan dalam gedung
a. Usaha .
b. Kantor.
c. Rumah makan /cafeteria/ warung.
d. Ruang tunggu penumpang VIP
Rp. 50.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 1.000,-
Rp.1.500.000,-
Rp. 900.000,-
Rp.60.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 20.000,
Rp.16.500.000,-
Rp. 9.900.000,-
Rp.660.000,-
Rp. 330.000,-
Rp. 220.000,
Rp. -
Rp.1.000,-
Rp. 250,-
Rp. 1.500,-
Rp. 250,-
Rp. 500,-
Rp. 250,-
Rp. 125.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,-
Per Unit per masuk/3
jam
Per Unit per jam
Per Unit per jam
Per Unit per jam
Per Unit per jam
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per M3
per M2 per tahun
per M2 per tahun
per M2 per tahun
per M2 per tahun
per M2 per tahun
per M2 per tahun
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per sekali pakai
b. Jasa Pelabuhan Sungai dan Danau meliputi:
Struktur Retribusi
Besarnya Tarif
Retribusi
Satuan
1. Jasa Pelayanan Kapal:
Jasa Tambat/Labuh Kapal setiap
Dermaga/Pinggiran:
a. Tongkang besi/gandeng.
1. Berbendera luar negeri
2. Berbendera dalam negeri
b. Kapal Motor / Speed Boat:
1. GT. 1 s/d GT. 6
2. GT. 7 s/d GT. 35
3. Diatas GT. 35
c. Perahu Motor/Jukung/Ketinting/Long
Boat
2. Jasa Pelayanan Barang:
a. Jasa Dermaga/Pinggiran:
1. Barang antar pulau:
1. Garam, pupuk/ barang
bulog/sembako.
2. Hewan:
a. kerbau, sapi, kuda dan
sejenisnya.
b. Kambing, babi dan sejenisnya.
c. Unggas dan sejenisnya.
2. Barang lainnya.
3. Kendaraan dan alat berat:
a. Roda 2
b. Roda 3
c. Roda 4
d. Roda 6 dan alat berat
b. Jasa Penumpukan:
1. Gedung tertutup.
2. Lapangan.
3. Penyimpanan hewan:
a. kerbau, sapi, kuda dan sejenisnya.
b. Kambing, babi dan sejenisnya.
c. Unggas dan sejenisnya.
3. Jasa Kepelabuhan lainnya:
a. Sewa pemakaian ruangan dalam
pelabuhan:
1. Usaha.
2. Kantor.
3. Rumah makan /cafeteria/ warung.
4. Ruang tunggu penumpang VIP.
USD. 0.0175
Rp. 15,-
Rp. 5.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 20.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 200,-
Rp. 2.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 400,-
Rp. 2.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 500,-
Rp. 250,-
Rp. 15.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 125.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,-
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Sekali tambat
Sekali tambat
Sekali tambat
Sekali tambat
Per Ton per M3
Per Ekor
Per Ekor
Per Ekor
Per dos/per pack
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Ton per M3/hari
Per Ton per M3/hari
Per Ekor
Per Ekor
Per Ekor
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per Sekali pakai
b. Tanda pas masuk pelabuhan kendaraan:
1. Pas harian:
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Becak,Cikar, Dokar,
Sepeda.
2. Pas Bulanan
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda
3. Pas Tahunan
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda
Rp. 50.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 1.000,-
Rp.1.500.000,-
Rp. 900.000,-
Rp.60.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 20.000,
Rp.16.500.000,-
Rp. 9.900.000,-
Rp.660.000,-
Rp. 330.000,-
Rp. 220.000,
Per Unit per 3 jam
Per Unit per jam
Per Unit per jam
Per Unit per jam
Per Unit per masuk
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
c. Jasa Pelabuhan Penyeberangan Untuk Kapal Lintas Dalam Negeri meliputi:
Struktur Retribusi
Besarnya Tarif
Retribusi
Satuan
1. Jasa sandar:
a. Dermaga beton jembatan bergerak
b. Dermaga beton .
c. Jembatan kayu.
d. Pinggiran / Pantai.
e. Kapal istirahat pada dermaga.
2. Jasa Terminal:
a. Jasa tanda masuk pelabuhan:
1. Tanda masuk pelabuhan/terminal
(penumpang , pengantar, penjemput):
a. Dewasa
b. Anak
2. Tanda masuk bulanan karyawan
perusahaan di pelabuhan kendaraan
bermotor Gol. IV
3. Pas pelabuhan kendaraan bermotor
roda 4 atau lebih yang beroperasi di
pelabuhan
4. Tanda masuk kendaraan:
a. Golongan I. (sepeda, gerobak dan
sejenisnya)
b. Golongan II. (sepeda motor dan
sejenisnya)
c. Golongan III. (sepeda motor 500cc,
roda 3 dan sejenisnya)
Rp. 50,-
Rp. 45,-
Rp. 30,-
Rp. 25,-
Rp. 15,-
Rp. 2.500,-
Rp. 1.500,-
Rp. 10.000,-
Rp. 35.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 3.000,-
Per GT per call
Per GT per call
Per GT per call
Per GT per call
Per GT per jam
Per orang per masuk
Per orang per masuk
Per orang per bulan
Per unit per bulan
Per unit per masuk
Per unit per masuk
Per unit per masuk
d. Golongan IV. (sedan, mini bus,
pick up dan sejenisnya)
e. Golongan V. (bus, truck dan
sejenisnya)
f. Golongan VI. (bus besar, truck
tronton dan sejenisnya)
g. Golongan VII.
h. Golongan VIII.
b. Jasa Timbang Kendaraan
1. Golongan IV.
2. Golongan V.
3. Golongan VI.
4. Golongan VII.
5. Golongan VIII.
c. Jasa Pemeliharaan Dermaga
1. Golongan II.
2. Golongan III.
3. Golongan IV. Penumpang
4. Golongan IV. Barang
5. Golongan V. Penumpang
6. Golongan V. Barang
7. Golongan VI. Penumpang
8. Golongan VI. Barang
9. Golongan VII.
10. Golongan VIII.
11. Barang muatan diatas kendaraan
d. Jasa penitipan kendaraan:
1. Penitipan kendaraan Roda 2. 1 s/d 2
malam
2. Penitipan kendaraan Roda 2. Lebih
dari 2 malam
3. Penitipan kendaraan Roda 4. 1 s/d 2
malam
4. Penitipan kendaraan Roda 4. Lebih
dari 2 malam
3. Tarif jasa penumpukan barang/hewan
a. Gedung tertutup.
b. Lapangan.
c. Penyimpanan hewan:
1. kerbau, sapi, kuda dan sejenisnya.
2. Kambing, babi dan sejenisnya.
3. Unggas dan sejenisnya.
4. Sewa tanah dan penggunaan perairan:
a. Jasa pemakaian ruangan dalam pelabuhan
1. Usaha .
2. Kantor.
3. Rumah makan /cafeteria/ warung.
4. Ruang tunggu penumpang VIP.
b. Untuk kepentingan lainnya:
1. Toko, Warung, dan sejenisnya
2. Perumahan Penduduk
Rp. 10.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 20.000,-
Rp. 75.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 4.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 6.000,-
Rp. 7.000,-
Rp. 10.500,-
Rp. 13.000,-
Rp. 18.000,-
Rp. 17.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 10.800,-
Rp. 12.800,-
Rp. 1.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 7.000,-
Rp. 500,-
Rp. 250,-
Rp. 15.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 125.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 500,-
Rp. 250,-
Per unit per masuk
Per unit per masuk
Per unit per masuk
Per unit per masuk
Per unit per masuk
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per ton
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per Ton per M3/hari
Per Ton per M3/hari
Per ekor
Per ekor
Per ekor
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per sekali pakai
Per M2per tahun
Per M2per tahun
c. Untuk bangunan Industri Perusahaan :
1. Persewaan tanah pelabuhan
2. Penggunaan perairan untuk bangunan
dan kegiatan lainnya diatas air
d. Untuk menggunakan industri galangan
kapal dan dock kapal:
1. Persewaan tanah pelabuhan
2. Penggunaan perairan untuk bangunan
dan kegiatan lainnya diatas air
5. Jasa fasilitas kamar mandi
Mandi/buang air besar
Rp. 1.500,-
Rp. 250,-
Rp.1.000,-
Rp. 250,-
Rp. 1.000,-
Per M2per tahun
Per M2per tahun
Per M2per tahun
Per M2per tahun
Per orang sekali masuk
BUPATI NUNUKAN,
ttd
BASRI

More Related Content

What's hot

Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 13 tahun 2011 tentang pajak air tanah
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 13 tahun 2011 tentang pajak air tanahPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 13 tahun 2011 tentang pajak air tanah
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 13 tahun 2011 tentang pajak air tanahandika_combat
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...
andika_combat
 
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahPerda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Arifuddin Ali.
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
Kota Serang
 
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc901b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90
boy hasibuan
 
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTUPerda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
Ganglumpur KUKAR
 
P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011
Dottoro Izhie
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Arifuddin Ali
 
Perda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerahPerda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerah
Arifuddin Ali
 
Perda no 14_tahun_2010
Perda no 14_tahun_2010Perda no 14_tahun_2010
Perda no 14_tahun_2010i4d
 
No. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumNo. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umum
ppbkab
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoranPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
andika_combat
 
Peraturan pajak mojokerto 2013
Peraturan pajak mojokerto 2013Peraturan pajak mojokerto 2013
Peraturan pajak mojokerto 2013
Laily Aniqoh
 
2011 Pbb menkeu+prov
2011 Pbb menkeu+prov2011 Pbb menkeu+prov
2011 Pbb menkeu+provPA_Klaten
 
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Probolinggo Property
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburan
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburanPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburan
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburan
andika_combat
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
andika_combat
 
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
PA_Klaten
 

What's hot (19)

Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 13 tahun 2011 tentang pajak air tanah
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 13 tahun 2011 tentang pajak air tanahPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 13 tahun 2011 tentang pajak air tanah
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 13 tahun 2011 tentang pajak air tanah
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...
 
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahPerda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH
 
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc901b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90
1b5e680435fc9665394c6f29ae4eca2437c26fc90
 
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTUPerda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
 
P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
 
Perda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerahPerda no-11 2011-pajak_daerah
Perda no-11 2011-pajak_daerah
 
Perda no 14_tahun_2010
Perda no 14_tahun_2010Perda no 14_tahun_2010
Perda no 14_tahun_2010
 
No. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umumNo. 9 ttg retribusi jasa umum
No. 9 ttg retribusi jasa umum
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoranPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
 
Peraturan pajak mojokerto 2013
Peraturan pajak mojokerto 2013Peraturan pajak mojokerto 2013
Peraturan pajak mojokerto 2013
 
2011 Pbb menkeu+prov
2011 Pbb menkeu+prov2011 Pbb menkeu+prov
2011 Pbb menkeu+prov
 
Perda 10 2011
Perda 10 2011Perda 10 2011
Perda 10 2011
 
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburan
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburanPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburan
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburan
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
 
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_print
 

Similar to Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhanan

2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
PA_Klaten
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Arifuddin Ali
 
Peraturan Daerah Khusus Ibukota No 5 Tahun 2014
Peraturan Daerah Khusus Ibukota No 5 Tahun 2014Peraturan Daerah Khusus Ibukota No 5 Tahun 2014
Peraturan Daerah Khusus Ibukota No 5 Tahun 2014
Muhammad Sirajuddin
 
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modalPA_Klaten
 
Perka bkpm ri no 17 tahun 2015
Perka bkpm ri no 17 tahun 2015Perka bkpm ri no 17 tahun 2015
Perka bkpm ri no 17 tahun 2015
HusniMubarak25
 
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...
DONALD VERNANDO RARUNG
 
Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59 Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59
Putroe Phang
 
Perda no-7-tahun-2010-tentang-pajak
Perda no-7-tahun-2010-tentang-pajakPerda no-7-tahun-2010-tentang-pajak
Perda no-7-tahun-2010-tentang-pajak
Echil Ardiyanto
 
Permendagri no 21 tahun 2011
Permendagri no 21 tahun 2011Permendagri no 21 tahun 2011
Permendagri no 21 tahun 2011
hersu12345
 
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Ismed Nur
 
Perda perubahan perda no 18 thn 2013 PBB
Perda perubahan perda no 18 thn 2013 PBBPerda perubahan perda no 18 thn 2013 PBB
Perda perubahan perda no 18 thn 2013 PBB
Arifuddin Ali.
 
Salinan perda apbd ta 2019
Salinan perda apbd ta 2019Salinan perda apbd ta 2019
Salinan perda apbd ta 2019
syahrunNazil1
 
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansusPerda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
apotek agam farma
 
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
fionarazqa
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAMEPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
Kota Serang
 
Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_
id_tribudi
 
Perda 11-tahun-2014
Perda 11-tahun-2014Perda 11-tahun-2014
Perda 11-tahun-2014
Wawan Mardiansyah
 
Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006
hersu12345
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010
transparansiacehtamiang
 

Similar to Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhanan (20)

2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-ok
 
Peraturan Daerah Khusus Ibukota No 5 Tahun 2014
Peraturan Daerah Khusus Ibukota No 5 Tahun 2014Peraturan Daerah Khusus Ibukota No 5 Tahun 2014
Peraturan Daerah Khusus Ibukota No 5 Tahun 2014
 
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal
2012 Perda penyelenggaraan penanaman modal
 
Perka bkpm ri no 17 tahun 2015
Perka bkpm ri no 17 tahun 2015Perka bkpm ri no 17 tahun 2015
Perka bkpm ri no 17 tahun 2015
 
Perda sawah lunto 16_2008
Perda sawah lunto 16_2008Perda sawah lunto 16_2008
Perda sawah lunto 16_2008
 
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...
Perdirjen nomor hk_103-2-14-djpl-16_tentang_tata_cara_penerimaan,_penyetoran,...
 
Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59 Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59
 
Perda no-7-tahun-2010-tentang-pajak
Perda no-7-tahun-2010-tentang-pajakPerda no-7-tahun-2010-tentang-pajak
Perda no-7-tahun-2010-tentang-pajak
 
Permendagri no 21 tahun 2011
Permendagri no 21 tahun 2011Permendagri no 21 tahun 2011
Permendagri no 21 tahun 2011
 
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011
 
Perda perubahan perda no 18 thn 2013 PBB
Perda perubahan perda no 18 thn 2013 PBBPerda perubahan perda no 18 thn 2013 PBB
Perda perubahan perda no 18 thn 2013 PBB
 
Salinan perda apbd ta 2019
Salinan perda apbd ta 2019Salinan perda apbd ta 2019
Salinan perda apbd ta 2019
 
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansusPerda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
 
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
Perda nomor 6 tahun 2010 ttg pajak daerah kota kediri kos (kirim)
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAMEPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
 
Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_Permendagri no 13_thn_2006_
Permendagri no 13_thn_2006_
 
Perda 11-tahun-2014
Perda 11-tahun-2014Perda 11-tahun-2014
Perda 11-tahun-2014
 
Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006
 
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010
Qanun kabupaten aceh tamiang nomor 15 tahun 2010
 

More from Arifuddin Ali

003.ali imran keluarga imran
003.ali imran keluarga imran003.ali imran keluarga imran
003.ali imran keluarga imran
Arifuddin Ali
 
002.al baqarah-sapi betina
002.al baqarah-sapi betina002.al baqarah-sapi betina
002.al baqarah-sapi betina
Arifuddin Ali
 
001.al fatiha-pembukaan
001.al fatiha-pembukaan001.al fatiha-pembukaan
001.al fatiha-pembukaan
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama Desa
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama DesaPerda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama Desa
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama Desa
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki Lima
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki LimaPerda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki Lima
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki Lima
Arifuddin Ali
 
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWTKEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT
Arifuddin Ali
 
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quran
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quranTiga golongan manusia dalam menghadapi al quran
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quran
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi KelurahanPerda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang restoran rumah makan dan jasa boga
Perda Kabupaten Nunukan tentang restoran rumah makan dan jasa bogaPerda Kabupaten Nunukan tentang restoran rumah makan dan jasa boga
Perda Kabupaten Nunukan tentang restoran rumah makan dan jasa boga
Arifuddin Ali
 
Perda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan Hiburan
Perda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan HiburanPerda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan Hiburan
Perda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan Hiburan
Arifuddin Ali
 

More from Arifuddin Ali (20)

003.ali imran keluarga imran
003.ali imran keluarga imran003.ali imran keluarga imran
003.ali imran keluarga imran
 
002.al baqarah-sapi betina
002.al baqarah-sapi betina002.al baqarah-sapi betina
002.al baqarah-sapi betina
 
001.al fatiha-pembukaan
001.al fatiha-pembukaan001.al fatiha-pembukaan
001.al fatiha-pembukaan
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama Desa
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama DesaPerda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama Desa
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama Desa
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan Desa
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki Lima
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki LimaPerda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki Lima
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki Lima
 
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWTKEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT
KEESAAN DAN KEKUASAAN ALLAH SWT
 
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quran
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quranTiga golongan manusia dalam menghadapi al quran
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quran
 
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.
 
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.
 
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi KelurahanPerda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Desa
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang restoran rumah makan dan jasa boga
Perda Kabupaten Nunukan tentang restoran rumah makan dan jasa bogaPerda Kabupaten Nunukan tentang restoran rumah makan dan jasa boga
Perda Kabupaten Nunukan tentang restoran rumah makan dan jasa boga
 
Perda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan Hiburan
Perda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan HiburanPerda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan Hiburan
Perda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan Hiburan
 

Recently uploaded

Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 

Recently uploaded (20)

Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 

Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhanan

  • 1. BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN/JASA KEPELABUHANAN PADA PELABUHAN LOKAL, REGIONAL, INTERNASIONAL DAN ASDP DI KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggungjawab, perlu digali potensi dan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah guna mendukung pembiayaan penyelenggaraan Pemerintahan dan pelaksanaan Pembangunan menuju kemandirian Daerah; b. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana Pelayanan Kepelabuhanan merupakan salah satu kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, sehingga perlunya pembangunan serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat baik pengguna jasa maupun penyedia jasa pada sektor perhubungan sehingga perlu adanya pengaturan dari segi Retribusi Jasa Pelabuhan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan tentang Retribusi Pelayanan/Jasa Kepelabuhanan Pada Pelabuhan Lokal, Regional, Internasional dan ASDP di Kabupaten Nunukan; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
  • 2. 3. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kaupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Bontang, (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 389) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara RepubliK Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4849); 7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052); 8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5362); 11.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoenesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5657);
  • 3. 12.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5145); 13.Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2000 tentang Perkapalan (Lembaran Negara Republik Indsonesia Tahun 2000 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3929); 14.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 16.Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 17.Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5093); 18.Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161); 19.Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179);
  • 4. 20.Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108); 21.Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonnesia Nomor 5109); 22.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multi Moda (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5199); 23.Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 6 Tahun 2001 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2001 Nomor 6 Seri D Nomor 06); 24.Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 15 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2008 Nomor 15 Seri D Nomor 04); 25.Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2009 Nomor 4 Seri A Nomor 04);
  • 5. DEWAN PER Menetapkan : Dengan Persetujuan Bersama WAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN dan BUPATI NUNUKAN MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN/JASA KEPELABUHANAN PADA PELABUHAN LOKAL, REGIONAL, INTERNASIONAL DAN ASDP DI KABUPATEN NUNUKAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Nunukan. 2. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan. 3. Bupati adalah Bupati Nunukan. 4. Dinas adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakan Urusan Pemerintah Daerah dibidang Kepelabuhanan. 5. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta badan usaha lainnnya. 6. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan. 7. Retibusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau Badan. 8. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
  • 6. 9. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. 10. Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra dan/atau antar moda serta mendorong perekonomian Nasioanl dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah. 11. Pelabuhan adalah tempat terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintah dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. 12. Pelabuhan penyeberangan adalah pelabuhan umum untuk kegiatan angkutan penyeberangan. 13. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum. 14. Terminal Khusus adalah pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. 15. Pelabuhan Laut adalah pelabuhan umum yang melayani kegiatan angkutan laut. 16. Pelabuhan Lokal adalah merupakan pelabuhan pengumpan skunder. 17. Pelabuhan Regional adalah merupakan pelabuhan pengumpan primer. 18. Pelabuhan Internasional adalah merupakan pelabuhan utama skunder. 19. Pelabuhan Sungai dan Danau adalah pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan sungai dan danau yang terletak di sungai dan danau. 20. Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri, yang selanjutnya dapat disingkat DUKS, adalah dermaga dan fasilitas pendukungnya berada dalam DLKr/DLKp yang dibangun, dioperasikan dan digunakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.
  • 7. 21. Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah atau pemerintahan daerah dipelabuhan sebagai otoritas yang menyelenggarakan pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undanagn yang berlaku, yaitu otoritas pelabuhan (Port Authority) atau Unit penyelenggara pelabuhan. 22. Jasa Kepelabuhanan adalah pelayanan yang disediakan oleh penyelenggara pelabuhan atau Badan Usaha Kepelabuhanan untuk terlaksana fungsi-fungsi pelabuhanan. 23. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung tidak berpindah-pindah. 24. Kapal Niaga adalah kapal yang dipergunakan untuk mengangkut barang, penumpang dan hewan yang berkunjung kepelabuhan untuk kepentingan niaga yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran. 25. Angkutan Laut Pelayaran Rakyat adalah usaha rakyat yang bersifat tradisional dan mempunyai karakteristrik tersendiri untuk melaksanakan angkutan diperairan dengan menggunakan kapal layar, kapal layar bermotor dan atau kapal motor sederhana berbendera Indonesian dengan ukuran tertentu. 26. Angkutan penyeberangan adalah kegiatan angkutan yang berfungsi sebagai jembatan penggerak yang menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur kereta api yang terputus karena adanya perairan, untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya. 27. Angkutan Laut Luar Negeri adalah kegiatan angkutan laut dari pelabuhan Indonesia kepelabuhan Luar Negeri atau sebaliknya, termasuk melanjutkan kunjungan antar wilayah perairan Indonesia yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut. 28. Labuh/berlabuh adalah suatu keadaan kapal yang berada dalam situasi diam/tidak bergerak dan terapung di wilayah perairan serta terikat dengan menggunakan jangkar. 29. Tambat/bertambak adalah suatu keadaan kapal yang berada dalam situasi bersandar dan terikat di dermaga. 30. Etmal adalah satuan untuk menghitung tarif jasa tambat, dihitung dengan satuan sesuai etmal 24 jam. 31. Gross Tonnage, disebut GT adalah ukuran daya muat / kapasitas kapal.
  • 8. 32. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah pada pelabuhan laut sesuai kewenangan dan peruntukannya. 33. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu. 34. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perijinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan. 35. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. 36. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang. 37. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang. 38. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda. 39. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan retribusi daerah. 40. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
  • 9. BAB II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi Pelayanan/Jasa Kepelabuhanan Pada Pelabuhan Lokal, Regional, Internasional dan ASDP di Kabupaten Nunukan dipungut atas pelayanan jasa kepelabuhanan termasuk fasilitas lainnya dilingkungan pelabuhan. Pasal 3 (1) Objek Retribusi adalah pelayanan jasa kepelabuhanan, termasuk fasilitas lainnya di lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah terdiri dari: a. Pelabuhan Laut meliputi: 1. Jasa pelayanan kapal: a) Jasa labuh; dan b) Jasa tambat. 2. Jasa pelayanan barang: a) Jasa dermaga; dan b) Jasa penumpukan. 3. Jasa pelayanan alat non mekanik. 4. Jasa kepelabuhanan lainnya: a) Tanda masuk (pas) pelabuhan lokal; b) Pas kendaraan; c) Pelayanan air bersih; d) Sewa tanah dan penggunaan perairan; e) Jasa pemakaian ruangan dalam pelabuhan; dan f) Jasa pemanfaatan garis pantai. b. Pelabuhan Sungai dan Danau meliputi: 1. Jasa pelayanan kapal: a) Jasa tambat/labuh kapal setiap dermaga/pinggiran. 2. Jasa pelayanan barang: a) Jasa dermaga/pinggiran; dan b) Jasa penumpukan. 3. Jasa Pelabuhan Lainnya: a) Sewa pemakaian ruangan dalam pelabuhan; dan b) Tanda masuk (pas) pelabuhan untuk kendaraan. c. Pelabuhan Penyeberangan meliputi: 1. Jasa sandar. a) Dermaga beton jembatan bergerak; b) Dermaga beton; c) Jembatan kayu; d) Pinggiran/pantai; dan e) Kapal istirahat pada dermaga.
  • 10. 2. Jasa terminal: a) Jasa tanda (pas) masuk pelabuhan untuk kendaraan; b) Jasa timbang kendaraan; c) Jasa pemeliharaan dermaga; dan d) Jasa penitipan kendaraan; 3. Tarif jasa penumpukan barang/hewan. 4. Sewa tanah dan penggunaan perairan. 5. Jasa fasilitas kamar mandi. (2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan jasa kepelabuhanan yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta. Pasal 4 (1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh pelayanan kepelabuhanan dan/atau menikmati/memakai fasilitas di lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. (2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang telah memperoleh pelayanan kepelabuhanan dan/atau menikmati/memakai fasilitas di lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi jasa kepelabuhanan digolongkan kedalam Golongan Retribusi Jasa Usaha. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan, jenis fasilitas, frekuensi dan lama pelayanan dan/atau penggunaan fasilitas.
  • 11. BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN RETRIBUSI Pasal 7 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat meliputi biaya administrasi, pelayanan, pembinaan, pengawasan, pemeliharaan, perawatan dan kebersihan pelabuhan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8 Struktur dan besarnya tarif Retribusi ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9 Retribusi dipungut diwilayah pelayanan kepelabuhan yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten Nunukan. BAB VIII MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 10 (1) Masa Retribusi Jasa Pelayanan Kepelabuhanan ditetapkan berdasrkan jangka waktu jasa pelayanan. (2) Saat retribusi terutang adalah saat ditetapknnya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB IX TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 11 (1) Retribusi terutang dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.
  • 12. (3) Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB X TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 12 (1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus. (2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan yang merupakan tanggal jatuh tempo pembayaran Retribusi. (3) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua perseratus) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. (4) Bupati/Pejabat atas permohonan Wajib Retribusi setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Retribusi untuk mengangsur atau menunda pembayaran Retribusi, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan. (5) Tata cara pembayaran, pembayaran dengan angsuran dan penundaan pembayaran Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Pasal 13 (1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditetapkan oleh Bupati. (2) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menggunakan SSRD. (3) Bentuk, jenis, ukuran dan tatacara pengisian SSRD, ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB XI TATA CARA PENAGIHAN Pasal 14 (1) Untuk melakukan penagihan Retribusi, Bupati/Pejabat dapat menerbitkan STRD jika Wajib Retribusi tertentu tidak membayar Retribusi Terutang tepat pada waktunya atau kurang membayar.
  • 13. (2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan Surat Teguran. (3) Jumlah kekurangan Retribusi yang terutang dalam STRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua perseratus) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar. (4) Tata cara penagihan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB XII KEBERATAN Pasal 15 (1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. (4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi. (5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi. Pasal 16 (1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan. (2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
  • 14. Pasal 17 (1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, Bupati menerbitkan SKRDLB untuk mengembalikan kelebihan pembayaran Retribusi dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan. (2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB. BAB XIII PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 18 (1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati. (2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut. (5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB. (6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi. (7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
  • 15. BAB XIV KADALUWARSA PENAGIHAN Pasal 19 (1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kadaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi. (2) Kadaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika: a. diterbitkan Surat Teguran; atau b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak langsung. (3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kadaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut. (4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah. (5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi. Pasal 20 (1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapuskan. (2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kadaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XV INSENTIF PEMUNGUTAN Pasal 21 (1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu. (2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
  • 16. (3) Pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB XVI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 22 (1) Dinas bertanggungjawab atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini. (2) Pengawasan umum atas pelaksanaan Peraturan ini dilakukan oleh pejabat yang berwenang. BAB XVII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 23 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah dapat diberikan kewenangan untuk melaksanakan penyidikan terhadap pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b.meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi; d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenan dengan tidak pidana di bidang retribusi; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi;
  • 17. g. menyuruh berhenti dan/ atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda dan/ atau dokumen yang dibawa. h.memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang retribusi; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. BAB XVIII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 24 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktu atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua perseratus) setiap bulan dari retribusi yang terhutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagihkan dengan menggunakan STRD. BAB XIX KETENTUAN PIDANA Pasal 25 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar. (2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan Negara. (3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
  • 18. BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Perjanjian antara Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan dengan pengelola Pelabuhan mengenai Perjanjian Kerja sama Pengoperasian Pelabuhan serta perjanjian lainnya yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 27 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka maka Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 9 Tahun 2005 tentang Retribusi Pelayanan Jasa Kepelabuhanan (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2005 Nomor 9 Seri C Nomor 04) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 28 Peraturan Pelaksana Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini diundangkan. Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penetapannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan. Ditetapkan di Nunukan pada tanggal 7 Maret 2015 BUPATI NUNUKAN, ttd BASRI Diundangkan di Nunukan pada tanggal 7 Maret 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN, TOMMY HARUN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2015 NOMOR 2 LEMBARANKABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2015 NOMOR NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN, KALIMANTAN UTARA: 2/2015
  • 19. LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN/JASA KEPELABUHANAN PADA PELABUHAN LOKAL, REGIONAL, INTERNASIONAL DAN ASDP DI KABUPATEN NUNUKAN a. Jasa Pelabuhan Laut meliputi: Struktur Retribusi Besarnya Tarif Retribusi Satuan 1. Jasa Pelayanan Kapal: a. Jasa labuh: 1. kapal yang melaksanakan kegiatan niaga (kapal niaga) a. kapal angkutan laut luar negeri. b. kapal angkutan laut dalam negeri. c. kapal pelayaran rakyat/kapal perintis. d. kapal yang melakukan kegiatan tetap diperairan pelabuhan: 1. kapal angkutan laut dalam negeri. 2. kapal pelayaran rakyat/kapal perintis. 2. kapal yang tidak melaksanakan niaga (kapal non niaga) a. kapal angkutan laut luar negeri. b. kapal angkutan laut dalam negeri. c. kapal pelayaran rakyat/kapal perintis. b. Jasa Tambat: 1. Tambatan dermaga (Besi, Beton dan Kayu): a. kapal angkutan laut luar negeri. b. kapal angkutan laut dalam negeri. c. kapal pelayaran rakyat/kapal perintis. 2. Tambatan dermaga ponton: a. kapal angkutan laut luar negeri. b. kapal angkutan laut dalam negeri. c. kapal pelayaran rakyat/kapal perintis 3. Tamabatan Breasthing, Dolphin pelampung: a. kapal angkutan laut luar negeri. b. kapal angkutan laut dalam negeri. c. kapal pelayaran rakyat/kapal perintis. Rp. 400,- Rp. 150,- Rp. 100,- Rp. 100,- Rp. 100,- Rp. 400,- Rp. 150,- Rp. 100,- Rp. 400,- Rp. 150,- Rp. 100,- Rp. 400,- Rp. 100,- Rp. 100,- Rp. 400,- Rp. 100,- Rp. 100,- Per GT per 15 hari Per GT per kunjungan Per GT per kunjungan Per GT per Bulan Per GT per Bulan Per GT per 15 hari Per GT per kunjungan Per GT per kunjungan Per GT per Etmal Per GT per Etmal Per GT per Etmal Per GT per Etmal Per GT per Etmal Per GT per Etmal Per GT per Etmal Per GT per Etmal Per GT per Etmal
  • 20. 4. Tambatan pinggiran/garis pantai: a. kapal angkutan laut luar negeri. b. kapal angkutan laut dalam negeri. c. kapal pelayaran rakyat/kapal perintis. 2. Jasa Pelayanan Barang: a. Jasa Dermaga: 1. Barang Ekspor dan Impor. 2. Barang antar pulau : a. Garam, pupuk dan barang bulog/sembako b. Barang cair dan sejenisnya. 3. Kendaraan dan alat berat a. Roda 2 b. Roda 3 c. Roda 4 d. Roda 6 dan alat berat b. Jasa Penumpukan: 1. Gedung tertutup. 2. Lapangan . 3. Penyimpanan hewan: a. kerbau, sapi, kuda dan sejenisnya. b. Kambing, babi dan sejenisnya. c. Unggas dan sejenisnya. 3. Jasa Pelayanan alat non mekanik: Gerobak dorong. 4. Jasa Kepelabuhan Lainnya: a. Tanda masuk (pas) orang di pelabuhan: 1. Tanda masuk (Pas) orang di pelabuhan Lokal: a. Pas harian. 1. Pas penumpang 2. Pas pengantar/pengunjung b. Pas bulanan c. Pas tahunan 2. Tanda masuk (Pas) orang di pelabuhan Regional: a. Pas harian. 1. Pas penumpang 2. Pas pengantar/pengunjung b. Pas bulanan c. Pas tahunan 3. Tanda masuk (Pas) orang di pelabuhan Internasional a. Pas harian. 1. Pas penumpang 2. Pas pengantar/pengunjung b. Pas bulanan c. Pas tahunan Rp. 400,- Rp. 100,- Rp. 100,- Rp. 500,- Rp. 200,- Rp. 400,- Rp. 2.000,- Rp. 3.000,- Rp. 5.000,- Rp. 10.000,- Rp. 500,- Rp. 250,- Rp. 15.000,- Rp. 10.000,- Rp. 5.000,- Rp. 200,- Rp. 2.000,- Rp. 1.000,- Rp. 65.000,- Rp. 750.000,- Rp. 2.000,- Rp. 1.000,- Rp. 150.000,- Rp. 1.650.000,- Rp. 15.000,- Rp. 10.000,- Rp. 300.000,- Rp. 3.300.000,- Per GT per Etmal Per GT per Etmal Per GT per Etmal Per Ton per M3 Per Ton per M3 Per Ton per M3 Per Unit per masuk Per Unit per masuk Per Unit per masuk Per Unit per masuk Per Ton per M3/hari Per Ton per M3/hari Per Ekor Per Ekor Per Ekor Per Unit per jam Per orang sekali masuk Per orang sekali masuk Per orang per bulan Per orang per tahun Per orang sekali masuk Per orang sekali masuk Per orang per bulan Per orang per tahun Per orang sekali masuk Per orang sekali masuk Per orang per bulan Per orang per tahun
  • 21. b. Pas kendaraan: 1. Pas harian: a. Treller, Truk gandeng. b. Truk, Bus besar. c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep. d. Sepeda motor. e. Gerobak, Becak,Cikar, Dokar, Sepeda. 2. Pas Bulanan a. Treller, Truk gandeng. b. Truk, Bus besar. c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep. d. Sepeda motor. e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda 3. Pas Tahunan a. Treller, Truk gandeng. b. Truk, Bus besar. c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep. d. Sepeda motor. e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda 4. Pelayanan Air Bersih. (keterlibatan PDAM) 5. Sewa tanah dan penggunaan perairan: a. Untuk menggunakan industri galangan kapal dan dock kapal: 1. Persewaan tanah pelabuhan 2. Penggunaan perairan untuk bangunan dan kegiatan lainnya diatas air b. Untuk bangunan Industri Perusahaan : 1. Persewaan tanah pelabuhan 2. Penggunaan perairan untuk bangunan dan kegiatan lainnya diatas air c. Untuk kepentingan lainnya: 1. Toko, Warung, dan sejenisnya 2. Perumahan Penduduk 6. Jasa pemakaian ruangan dalam gedung a. Usaha . b. Kantor. c. Rumah makan /cafeteria/ warung. d. Ruang tunggu penumpang VIP Rp. 50.000,- Rp. 15.000,- Rp. 2.000,- Rp. 1.000,- Rp. 1.000,- Rp.1.500.000,- Rp. 900.000,- Rp.60.000,- Rp. 30.000,- Rp. 20.000, Rp.16.500.000,- Rp. 9.900.000,- Rp.660.000,- Rp. 330.000,- Rp. 220.000, Rp. - Rp.1.000,- Rp. 250,- Rp. 1.500,- Rp. 250,- Rp. 500,- Rp. 250,- Rp. 125.000,- Rp. 100.000,- Rp. 150.000,- Rp. 150.000,- Per Unit per masuk/3 jam Per Unit per jam Per Unit per jam Per Unit per jam Per Unit per jam per Unit per bulan per Unit per bulan per Unit per bulan per Unit per bulan per Unit per bulan per Unit per tahunan per Unit per tahunan per Unit per tahunan per Unit per tahunan per Unit per tahunan per M3 per M2 per tahun per M2 per tahun per M2 per tahun per M2 per tahun per M2 per tahun per M2 per tahun Per M2per bulan Per M2per bulan Per M2per bulan Per sekali pakai
  • 22. b. Jasa Pelabuhan Sungai dan Danau meliputi: Struktur Retribusi Besarnya Tarif Retribusi Satuan 1. Jasa Pelayanan Kapal: Jasa Tambat/Labuh Kapal setiap Dermaga/Pinggiran: a. Tongkang besi/gandeng. 1. Berbendera luar negeri 2. Berbendera dalam negeri b. Kapal Motor / Speed Boat: 1. GT. 1 s/d GT. 6 2. GT. 7 s/d GT. 35 3. Diatas GT. 35 c. Perahu Motor/Jukung/Ketinting/Long Boat 2. Jasa Pelayanan Barang: a. Jasa Dermaga/Pinggiran: 1. Barang antar pulau: 1. Garam, pupuk/ barang bulog/sembako. 2. Hewan: a. kerbau, sapi, kuda dan sejenisnya. b. Kambing, babi dan sejenisnya. c. Unggas dan sejenisnya. 2. Barang lainnya. 3. Kendaraan dan alat berat: a. Roda 2 b. Roda 3 c. Roda 4 d. Roda 6 dan alat berat b. Jasa Penumpukan: 1. Gedung tertutup. 2. Lapangan. 3. Penyimpanan hewan: a. kerbau, sapi, kuda dan sejenisnya. b. Kambing, babi dan sejenisnya. c. Unggas dan sejenisnya. 3. Jasa Kepelabuhan lainnya: a. Sewa pemakaian ruangan dalam pelabuhan: 1. Usaha. 2. Kantor. 3. Rumah makan /cafeteria/ warung. 4. Ruang tunggu penumpang VIP. USD. 0.0175 Rp. 15,- Rp. 5.000,- Rp. 10.000,- Rp. 20.000,- Rp. 2.000,- Rp. 200,- Rp. 2.000,- Rp. 3.000,- Rp. 5.000,- Rp. 400,- Rp. 2.000,- Rp. 3.000,- Rp. 5.000,- Rp. 10.000,- Rp. 500,- Rp. 250,- Rp. 15.000,- Rp. 10.000,- Rp. 5.000,- Rp. 125.000,- Rp. 100.000,- Rp. 150.000,- Rp. 150.000,- Per GT per Etmal Per GT per Etmal Sekali tambat Sekali tambat Sekali tambat Sekali tambat Per Ton per M3 Per Ekor Per Ekor Per Ekor Per dos/per pack Per Unit per masuk Per Unit per masuk Per Unit per masuk Per Unit per masuk Per Ton per M3/hari Per Ton per M3/hari Per Ekor Per Ekor Per Ekor Per M2per bulan Per M2per bulan Per M2per bulan Per Sekali pakai
  • 23. b. Tanda pas masuk pelabuhan kendaraan: 1. Pas harian: a. Treller, Truk gandeng. b. Truk, Bus besar. c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep. d. Sepeda motor. e. Gerobak, Becak,Cikar, Dokar, Sepeda. 2. Pas Bulanan a. Treller, Truk gandeng. b. Truk, Bus besar. c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep. d. Sepeda motor. e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda 3. Pas Tahunan a. Treller, Truk gandeng. b. Truk, Bus besar. c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep. d. Sepeda motor. e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda Rp. 50.000,- Rp. 15.000,- Rp. 2.000,- Rp. 1.000,- Rp. 1.000,- Rp.1.500.000,- Rp. 900.000,- Rp.60.000,- Rp. 30.000,- Rp. 20.000, Rp.16.500.000,- Rp. 9.900.000,- Rp.660.000,- Rp. 330.000,- Rp. 220.000, Per Unit per 3 jam Per Unit per jam Per Unit per jam Per Unit per jam Per Unit per masuk per Unit per bulan per Unit per bulan per Unit per bulan per Unit per bulan per Unit per bulan per Unit per tahunan per Unit per tahunan per Unit per tahunan per Unit per tahunan per Unit per tahunan c. Jasa Pelabuhan Penyeberangan Untuk Kapal Lintas Dalam Negeri meliputi: Struktur Retribusi Besarnya Tarif Retribusi Satuan 1. Jasa sandar: a. Dermaga beton jembatan bergerak b. Dermaga beton . c. Jembatan kayu. d. Pinggiran / Pantai. e. Kapal istirahat pada dermaga. 2. Jasa Terminal: a. Jasa tanda masuk pelabuhan: 1. Tanda masuk pelabuhan/terminal (penumpang , pengantar, penjemput): a. Dewasa b. Anak 2. Tanda masuk bulanan karyawan perusahaan di pelabuhan kendaraan bermotor Gol. IV 3. Pas pelabuhan kendaraan bermotor roda 4 atau lebih yang beroperasi di pelabuhan 4. Tanda masuk kendaraan: a. Golongan I. (sepeda, gerobak dan sejenisnya) b. Golongan II. (sepeda motor dan sejenisnya) c. Golongan III. (sepeda motor 500cc, roda 3 dan sejenisnya) Rp. 50,- Rp. 45,- Rp. 30,- Rp. 25,- Rp. 15,- Rp. 2.500,- Rp. 1.500,- Rp. 10.000,- Rp. 35.000,- Rp. 1.000,- Rp. 2.000,- Rp. 3.000,- Per GT per call Per GT per call Per GT per call Per GT per call Per GT per jam Per orang per masuk Per orang per masuk Per orang per bulan Per unit per bulan Per unit per masuk Per unit per masuk Per unit per masuk
  • 24. d. Golongan IV. (sedan, mini bus, pick up dan sejenisnya) e. Golongan V. (bus, truck dan sejenisnya) f. Golongan VI. (bus besar, truck tronton dan sejenisnya) g. Golongan VII. h. Golongan VIII. b. Jasa Timbang Kendaraan 1. Golongan IV. 2. Golongan V. 3. Golongan VI. 4. Golongan VII. 5. Golongan VIII. c. Jasa Pemeliharaan Dermaga 1. Golongan II. 2. Golongan III. 3. Golongan IV. Penumpang 4. Golongan IV. Barang 5. Golongan V. Penumpang 6. Golongan V. Barang 7. Golongan VI. Penumpang 8. Golongan VI. Barang 9. Golongan VII. 10. Golongan VIII. 11. Barang muatan diatas kendaraan d. Jasa penitipan kendaraan: 1. Penitipan kendaraan Roda 2. 1 s/d 2 malam 2. Penitipan kendaraan Roda 2. Lebih dari 2 malam 3. Penitipan kendaraan Roda 4. 1 s/d 2 malam 4. Penitipan kendaraan Roda 4. Lebih dari 2 malam 3. Tarif jasa penumpukan barang/hewan a. Gedung tertutup. b. Lapangan. c. Penyimpanan hewan: 1. kerbau, sapi, kuda dan sejenisnya. 2. Kambing, babi dan sejenisnya. 3. Unggas dan sejenisnya. 4. Sewa tanah dan penggunaan perairan: a. Jasa pemakaian ruangan dalam pelabuhan 1. Usaha . 2. Kantor. 3. Rumah makan /cafeteria/ warung. 4. Ruang tunggu penumpang VIP. b. Untuk kepentingan lainnya: 1. Toko, Warung, dan sejenisnya 2. Perumahan Penduduk Rp. 10.000,- Rp. 15.000,- Rp. 20.000,- Rp. 75.000,- Rp. 150.000,- Rp. 1.000,- Rp. 2.000,- Rp. 3.000,- Rp. 4.000,- Rp. 5.000,- Rp. 5.000,- Rp. 6.000,- Rp. 7.000,- Rp. 10.500,- Rp. 13.000,- Rp. 18.000,- Rp. 17.000,- Rp. 30.000,- Rp. 10.800,- Rp. 12.800,- Rp. 1.000,- Rp. 3.000,- Rp. 5.000,- Rp. 5.000,- Rp. 7.000,- Rp. 500,- Rp. 250,- Rp. 15.000,- Rp. 10.000,- Rp. 5.000,- Rp. 125.000,- Rp. 100.000,- Rp. 150.000,- Rp. 150.000,- Rp. 500,- Rp. 250,- Per unit per masuk Per unit per masuk Per unit per masuk Per unit per masuk Per unit per masuk Per unit Per unit Per unit Per unit Per unit Per unit Per unit Per unit Per unit Per unit Per unit Per unit Per unit Per unit Per unit Per ton Per unit Per unit Per unit Per unit Per Ton per M3/hari Per Ton per M3/hari Per ekor Per ekor Per ekor Per M2per bulan Per M2per bulan Per M2per bulan Per sekali pakai Per M2per tahun Per M2per tahun
  • 25. c. Untuk bangunan Industri Perusahaan : 1. Persewaan tanah pelabuhan 2. Penggunaan perairan untuk bangunan dan kegiatan lainnya diatas air d. Untuk menggunakan industri galangan kapal dan dock kapal: 1. Persewaan tanah pelabuhan 2. Penggunaan perairan untuk bangunan dan kegiatan lainnya diatas air 5. Jasa fasilitas kamar mandi Mandi/buang air besar Rp. 1.500,- Rp. 250,- Rp.1.000,- Rp. 250,- Rp. 1.000,- Per M2per tahun Per M2per tahun Per M2per tahun Per M2per tahun Per orang sekali masuk BUPATI NUNUKAN, ttd BASRI