Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi pelayanan/jasa kepelabuhanan pada pelabuhan lokal, regional, internasional dan ASDP di Kabupaten Nunukan. Dokumen ini menjelaskan definisi istilah yang digunakan seperti daerah, bupati, dinas, badan, jasa, pelabuhan dan lainnya. Juga menjelaskan jenis-jenis pelabuhan seperti pelabuhan lokal, regional, internasional dan sungai/danau.
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayekArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi izin trayek di Kabupaten Nunukan. Retribusi izin trayek adalah pembayaran yang diberikan kepada badan hukum untuk menyediakan layanan angkutan penumpang umum di suatu trayek. Peraturan ini mengatur tentang definisi istilah, objek dan subjek retribusi, besaran tarif, dan tata cara pemungutan retribusi izin trayek.
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...inideedee
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pajak Hotel di Provinsi DKI Jakarta. Pajak Hotel dipungut sebesar 10% dari pembayaran atas pelayanan yang diberikan oleh hotel, motel, losmen dan fasilitas penginapan serupa. Wajib pajak adalah pengusaha fasilitas penginapan tersebut, sedangkan subjek pajak adalah individu atau badan yang membayar pelayanan penginapan. Pajak terutang pada saat pembayaran atau pelayan
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...Kota Serang
http://www.kotaserang.com/2013/12/kumpulan-perda-kota-dan-kabupaten-serang.html
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDANG PERHUBUNGAN, PARIWISATA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DI KOTA SERANG
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 4 tahun 2012 tentang pajak penerang...andika_combat
Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang Nomor 4 Tahun 2012 mengatur tentang Pajak Penerangan Jalan. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, dasar hukum, dan ketentuan umum terkait pajak penerangan jalan di Kabupaten Ketapang.
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayekArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi izin trayek di Kabupaten Nunukan. Retribusi izin trayek adalah pembayaran yang diberikan kepada badan hukum untuk menyediakan layanan angkutan penumpang umum di suatu trayek. Peraturan ini mengatur tentang definisi istilah, objek dan subjek retribusi, besaran tarif, dan tata cara pemungutan retribusi izin trayek.
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...inideedee
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pajak Hotel di Provinsi DKI Jakarta. Pajak Hotel dipungut sebesar 10% dari pembayaran atas pelayanan yang diberikan oleh hotel, motel, losmen dan fasilitas penginapan serupa. Wajib pajak adalah pengusaha fasilitas penginapan tersebut, sedangkan subjek pajak adalah individu atau badan yang membayar pelayanan penginapan. Pajak terutang pada saat pembayaran atau pelayan
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...Kota Serang
http://www.kotaserang.com/2013/12/kumpulan-perda-kota-dan-kabupaten-serang.html
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDANG PERHUBUNGAN, PARIWISATA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DI KOTA SERANG
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 4 tahun 2012 tentang pajak penerang...andika_combat
Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang Nomor 4 Tahun 2012 mengatur tentang Pajak Penerangan Jalan. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, dasar hukum, dan ketentuan umum terkait pajak penerangan jalan di Kabupaten Ketapang.
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...andika_combat
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak sarang burung walet di Kabupaten Ketapang. Pajak ini merupakan sumber pendapatan daerah yang potensial untuk membiayai pemerintahan daerah. Dokumen ini menjelaskan definisi-definisi kunci terkait pajak sarang burung walet serta ketentuan umum pelaksanaannya.
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahArifuddin Ali.
Peraturan Daerah ini membahas perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Beberapa ketentuan dalam peraturan daerah sebelumnya diubah, termasuk definisi Satuan Kerja Perangkat Daerah, Pajak Hotel, dan Pajak Restoran.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHKota Serang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak daerah di Kabupaten Serang. Pajak daerah merupakan sumber pendapatan penting bagi daerah untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Peraturan ini mengatur tentang jenis-jenis pajak daerah, subjek dan objek pajak, kewajiban wajib pajak, dan tata cara pemungutan pajak.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi penyelenggaraan di bidang perhubungan di Kota Serang. Retribusi dipungut sebagai pembayaran atas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah dalam bidang perhubungan. Obyek retribusi meliputi izin-izin dan pelayanan terkait transportasi darat. Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan tersebut. Peraturan ini juga mengatur prinsip, str
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTUGanglumpur KUKAR
1.RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
2.RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL
3.RETRIBUSI IZIN GANGGUAN
4.RETRIBUSI IZIN TRAYEK
5.RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi jasa umum yang dikenakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan atas pelayanan kesehatan dan tera serta tera ulang yang diberikan kepada masyarakat. Dokumen ini menjelaskan definisi istilah yang terkait dengan retribusi jasa umum, jenis pelayanan yang dikenakan retribusi, serta ketentuan pelaksanaan pemungutan retribusi.
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi perpanjangan izin mempekerjakan tenaga kerja asing di Kabupaten Nunukan. Retribusi ini dikenakan kepada pemberi kerja yang memperpanjang izin untuk mempekerjakan tenaga kerja asing. Besarnya retribusi ditentukan berdasarkan tingkat penggunaan jasa oleh pemberi kerja dengan mempertimbangkan biaya penyelenggaraan layanan oleh pemerintah daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 11 Tahun 2011 mengatur tentang pajak daerah di Kabupaten Nunukan, termasuk jenis pajak daerah, objek pajak, dan ketentuan pelaksanaannya."
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoranandika_combat
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pajak Restoran di Kabupaten Ketapang, termasuk pengertian istilah, subjek dan objek pajak, serta ketentuan pelaksanaan pemungutan dan penagihan pajak restoran.
Peraturan ini memperbarui Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Ada dua perubahan utama: (1) restoran dengan penjualan di bawah Rp2,5 juta per bulan dikecualikan dari Pajak Restoran, dan (2) tarif Pajak Hiburan untuk beberapa jenis hiburan seperti bioskop dan diskotik diubah.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak daerah di Kota Probolinggo. Pajak daerah mencakup pajak hotel, restoran, hiburan, dan reklame. Dokumen ini mendefinisikan berbagai istilah terkait empat jenis pajak daerah tersebut dan menjabarkan ketentuan umum mengenai penerapannya.
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburanandika_combat
Peraturan Daerah ini membahas tentang pajak hiburan di Kabupaten Ketapang. Pajak hiburan merupakan sumber pendapatan daerah yang potensial untuk membiayai pemerintahan dan pembangunan. Peraturan ini mengatur tentang subjek, objek, dan prosedur pemungutan pajak hiburan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan di Kabupaten Ketapang. Beberapa poin pentingnya adalah menetapkan BPHTB sebagai pajak daerah, mengatur tentang objek pajak, subjek pajak, dasar pengenaan dan tarif pajak, serta sanksi pelanggaran.
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_printPA_Klaten
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pajak Air Tanah di Kabupaten Klaten. Pajak ini dikenakan kepada orang pribadi atau badan yang mengambil dan/atau memanfaatkan air tanah. Regulasi ini mendefinisikan berbagai istilah terkait pajak air tanah dan mengatur mekanisme pemungutan, pelaporan, dan sanksi terkait pajak tersebut.
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+provPA_Klaten
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi jasa usaha di Kabupaten Klaten. Dokumen ini menjelaskan definisi istilah yang terkait dengan retribusi jasa usaha seperti pasar, terminal, tempat parkir, dan lainnya. Juga dijelaskan berbagai jenis retribusi jasa usaha seperti retribusi pasar, terminal, tempat rekreasi dan olahraga, serta produksi usaha daerah.
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah di Kabupaten Nunukan. Retribusi ini dikenakan kepada pihak yang menggunakan aset-aset milik pemerintah daerah seperti tanah, bangunan, sarana laboratorium, kendaraan bermotor, ruangan, dan sarana olahraga. Peraturan ini menetapkan ketentuan umum, objek, subjek, dasar pengenaan dan penagihan retribusi, serta sanksi pelanggaran.
Peraturan Daerah ini membahas tentang transportasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Peraturan ini mengatur tentang pengaturan kembali sistem transportasi guna menunjang pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menyempurnakan peraturan sebelumnya mengenai transportasi yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini. Peraturan ini mengatur tentang ketentuan umum, pengaturan transportasi darat, laut, udara
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...andika_combat
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak sarang burung walet di Kabupaten Ketapang. Pajak ini merupakan sumber pendapatan daerah yang potensial untuk membiayai pemerintahan daerah. Dokumen ini menjelaskan definisi-definisi kunci terkait pajak sarang burung walet serta ketentuan umum pelaksanaannya.
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahArifuddin Ali.
Peraturan Daerah ini membahas perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Beberapa ketentuan dalam peraturan daerah sebelumnya diubah, termasuk definisi Satuan Kerja Perangkat Daerah, Pajak Hotel, dan Pajak Restoran.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAHKota Serang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak daerah di Kabupaten Serang. Pajak daerah merupakan sumber pendapatan penting bagi daerah untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Peraturan ini mengatur tentang jenis-jenis pajak daerah, subjek dan objek pajak, kewajiban wajib pajak, dan tata cara pemungutan pajak.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi penyelenggaraan di bidang perhubungan di Kota Serang. Retribusi dipungut sebagai pembayaran atas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah dalam bidang perhubungan. Obyek retribusi meliputi izin-izin dan pelayanan terkait transportasi darat. Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan tersebut. Peraturan ini juga mengatur prinsip, str
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTUGanglumpur KUKAR
1.RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
2.RETRIBUSI IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL
3.RETRIBUSI IZIN GANGGUAN
4.RETRIBUSI IZIN TRAYEK
5.RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi jasa umum yang dikenakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan atas pelayanan kesehatan dan tera serta tera ulang yang diberikan kepada masyarakat. Dokumen ini menjelaskan definisi istilah yang terkait dengan retribusi jasa umum, jenis pelayanan yang dikenakan retribusi, serta ketentuan pelaksanaan pemungutan retribusi.
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi perpanjangan izin mempekerjakan tenaga kerja asing di Kabupaten Nunukan. Retribusi ini dikenakan kepada pemberi kerja yang memperpanjang izin untuk mempekerjakan tenaga kerja asing. Besarnya retribusi ditentukan berdasarkan tingkat penggunaan jasa oleh pemberi kerja dengan mempertimbangkan biaya penyelenggaraan layanan oleh pemerintah daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 11 Tahun 2011 mengatur tentang pajak daerah di Kabupaten Nunukan, termasuk jenis pajak daerah, objek pajak, dan ketentuan pelaksanaannya."
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoranandika_combat
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pajak Restoran di Kabupaten Ketapang, termasuk pengertian istilah, subjek dan objek pajak, serta ketentuan pelaksanaan pemungutan dan penagihan pajak restoran.
Peraturan ini memperbarui Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Ada dua perubahan utama: (1) restoran dengan penjualan di bawah Rp2,5 juta per bulan dikecualikan dari Pajak Restoran, dan (2) tarif Pajak Hiburan untuk beberapa jenis hiburan seperti bioskop dan diskotik diubah.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak daerah di Kota Probolinggo. Pajak daerah mencakup pajak hotel, restoran, hiburan, dan reklame. Dokumen ini mendefinisikan berbagai istilah terkait empat jenis pajak daerah tersebut dan menjabarkan ketentuan umum mengenai penerapannya.
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburanandika_combat
Peraturan Daerah ini membahas tentang pajak hiburan di Kabupaten Ketapang. Pajak hiburan merupakan sumber pendapatan daerah yang potensial untuk membiayai pemerintahan dan pembangunan. Peraturan ini mengatur tentang subjek, objek, dan prosedur pemungutan pajak hiburan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan di Kabupaten Ketapang. Beberapa poin pentingnya adalah menetapkan BPHTB sebagai pajak daerah, mengatur tentang objek pajak, subjek pajak, dasar pengenaan dan tarif pajak, serta sanksi pelanggaran.
2010 Raperda pajak air tanah penetapan ev_keuangan+gub_printPA_Klaten
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Pajak Air Tanah di Kabupaten Klaten. Pajak ini dikenakan kepada orang pribadi atau badan yang mengambil dan/atau memanfaatkan air tanah. Regulasi ini mendefinisikan berbagai istilah terkait pajak air tanah dan mengatur mekanisme pemungutan, pelaporan, dan sanksi terkait pajak tersebut.
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+provPA_Klaten
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi jasa usaha di Kabupaten Klaten. Dokumen ini menjelaskan definisi istilah yang terkait dengan retribusi jasa usaha seperti pasar, terminal, tempat parkir, dan lainnya. Juga dijelaskan berbagai jenis retribusi jasa usaha seperti retribusi pasar, terminal, tempat rekreasi dan olahraga, serta produksi usaha daerah.
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah-okArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah di Kabupaten Nunukan. Retribusi ini dikenakan kepada pihak yang menggunakan aset-aset milik pemerintah daerah seperti tanah, bangunan, sarana laboratorium, kendaraan bermotor, ruangan, dan sarana olahraga. Peraturan ini menetapkan ketentuan umum, objek, subjek, dasar pengenaan dan penagihan retribusi, serta sanksi pelanggaran.
Peraturan Daerah ini membahas tentang transportasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Peraturan ini mengatur tentang pengaturan kembali sistem transportasi guna menunjang pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menyempurnakan peraturan sebelumnya mengenai transportasi yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini. Peraturan ini mengatur tentang ketentuan umum, pengaturan transportasi darat, laut, udara
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pajak daerah di Kota Tangerang Selatan. Pajak daerah tersebut meliputi pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, parkir, air tanah, sarang burung walet, bumi dan bangunan, serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Tujuannya adalah untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah dan kemakmuran rakyat.
Peraturan ini mengatur perubahan kedua atas pedoman pengelolaan keuangan daerah meliputi perubahan definisi istilah, pengaturan pendanaan tanggap darurat bencana, dan penganggaran tahun jamak.
Peraturan Daerah ini membahas perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Beberapa pasal diubah untuk menyesuaikan dengan perubahan struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten Nunukan serta ketentuan terkait pemberian pengurangan dan pembebasan pajak.
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan untuk tahun 2019, yang merupakan perwujudan dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan telah disepakati antara pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah.
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansusapotek agam farma
Rangkaian peraturan daerah ini membahas tentang retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum di Kota Sukabumi. Dokumen ini mengatur tentang objek, subjek, golongan, cara mengukur tingkat penggunaan jasa, prinsip penetapan tarif, dan struktur besarnya tarif retribusi parkir.
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAMEKota Serang
Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 13 Tahun 2008 mengatur tentang Pajak Reklame di Kota Serang. Dokumen ini menjelaskan ketentuan umum tentang pajak reklame, termasuk definisi istilah, nama, objek dan subjek pajak reklame, serta jenis-jenis reklame yang menjadi objek pajak.
1) Surat Al-i-Imran membahas tentang keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya beserta perintah-perintah agama.
2) Surat ini juga mengisahkan tentang keluarga Nabi Imran dan kelahiran Nabi Isa putera Maryam.
3) Surat ini menekankan pentingnya taat dan berserah diri kepada Allah serta mengingatkan manusia akan hari pembalasan.
1. Surat Al-Fatihah merupakan surah pembuka Al-Quran yang terdiri dari 7 ayat dan membahas tiga unsur pokok iman yaitu ketauhidan, keadilan Ilahi, dan petunjuk jalan yang benar.
2. Surat ini sangat penting dalam pelaksanaan salat sehingga salat dianggap tidak sah apabila tidak membacanya. Terdapat perbedaan pendapat ulama tentang status basmalah.
3. Al-Fatihah memuat unsur-unsur pok
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Arifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Perataturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan tentang Kerja Sama DesaArifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Perataturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 28 Tahun 2006 tentang Kerja Sama Desa
Perda Kabupaten Nunukan tentang Tata cara Pembentukan dan pengelolaan Badan u...Arifuddin Ali
1. Peraturan Daerah ini mengatur tentang tata cara pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa di Kabupaten Nunukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa.
2. Badan Usaha Milik Desa dibentuk oleh pemerintah desa dan masyarakat desa dengan berbadan hukum, kepengurusan terdiri dari pemerintah desa dan masyarakat, serta permodalannya berasal dari berbagai sumber.
3.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Perencenaan pembangunan DesaArifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Perataturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 25 Tahun 2006 tentang Perencenaan pembangunan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang pedoman Pedoman Pembentukan dan mekanisme Pen...Arifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Perataturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan mekanisme Penyusunan Peraturan Perundang undangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan tentang Pedagang Kaki LimaArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pedagang kaki lima di Kabupaten Nunukan. Pedagang kaki lima diwajibkan memiliki izin lokasi dan hanya boleh berjualan di lokasi yang telah ditetapkan pemerintah. Mereka berhak atas pembinaan dan kewajiban untuk mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar akan dikenai sanksi berupa peringatan hingga pencabutan izin atau pembongkaran tempat usaha. Pemerintah
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap
Tiga golongan manusia dalam menghadapi al quranArifuddin Ali
Paragraf pertama menjelaskan bahwa Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Paragraf berikutnya menjelaskan tentang orang-orang munafik yang mengaku beriman tetapi sebenarnya tidak beriman dan hanya menipu diri sendiri. Mereka akan mendapat siksaan karena kemunafikannya.
Perda Kabupaten Nunukan Badan Permusyawaran Desa.Arifuddin Ali
1. Peraturan Daerah ini mengatur tentang Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Kabupaten Nunukan. BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
2. BPD terdiri dari 5-11 orang yang dipilih melalui musyawarah tingkat dusun dan desa. Calon anggota harus berumur minimal 20 tahun dan lulus SD.
3. BPD memiliki wewenang membahas r
Perda Kabupaten Nunukan Kedudukan keuangan kepala Desa dan Perangkat Desa.Arifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang kedudukan keuangan kepala desa dan perangkat desa di Kabupaten Nunukan. Kepala desa dan perangkat desa berhak menerima penghasilan tetap dan tunjangan sesuai kemampuan keuangan desa. Peraturan ini juga mengatur tentang bantuan biaya kesehatan, tunjangan kecelakaan, tunjangan kematian, dan tunjangan kehormatan bagi kepala desa dan perangkat desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.Arifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja ...Arifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 19 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan DesaArifuddin Ali
1. Pemerintah Kabupaten Nunukan menyerahkan sebagian kewenangan pemerintahannya kepada desa-desa di wilayahnya untuk meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat desa.
2. Kewenangan yang dapat diserahkan meliputi bidang pertanian, kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan lainnya sesuai potensi setiap desa.
3. Penyerahan kewenangan dilakukan berdasarkan evaluasi kesiap
Perda Kabupaten Nunukan tentang Perubahan Status Desa Menjadi KelurahanArifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan DesaArifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nunukan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (bupati Nunukan)
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Pembentukan, Penghapusan dan Pengabungan Desa
Perda Kabupaten Nunukan tentang restoran rumah makan dan jasa bogaArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang izin usaha restoran, rumah makan, tempat makan dan jasa boga di Kabupaten Nunukan. Dokumen ini menjelaskan tentang bentuk usaha, pengusahaan, penggolongan kelas restoran dan rumah makan berdasarkan fasilitas, peralatan dan mutu pelayanan. Piagam penggolongan kelas dikeluarkan oleh Bupati untuk jangka waktu 3 tahun dan dapat dicabut jika tidak memenuhi pers
Perda Kabupaten Nunukan tentag Rekreasi dan HiburanArifuddin Ali
Peraturan Daerah ini mengatur tentang izin usaha rekreasi dan hiburan umum di Kabupaten Nunukan, mencakup ketentuan umum, ruang lingkup, bentuk usaha, klasifikasi usaha, dan ketentuan izin."
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi jasa kepelabuhanan
1. BUPATI NUNUKAN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR 2 TAHUN 2015
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN/JASA KEPELABUHANAN
PADA PELABUHAN LOKAL, REGIONAL, INTERNASIONAL
DAN ASDP DI KABUPATEN NUNUKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI NUNUKAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah
yang nyata dan bertanggungjawab, perlu digali potensi
dan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah guna
mendukung pembiayaan penyelenggaraan
Pemerintahan dan pelaksanaan Pembangunan
menuju kemandirian Daerah;
b. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, dimana Pelayanan Kepelabuhanan
merupakan salah satu kewenangan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota, sehingga perlunya
pembangunan serta peningkatan pelayanan kepada
masyarakat baik pengguna jasa maupun penyedia
jasa pada sektor perhubungan sehingga perlu adanya
pengaturan dari segi Retribusi Jasa Pelabuhan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu
membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan
tentang Retribusi Pelayanan/Jasa Kepelabuhanan
Pada Pelabuhan Lokal, Regional, Internasional dan
ASDP di Kabupaten Nunukan;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
2. 3. Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kaupaten Nunukan, Kabupaten
Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai
Timur dan Bontang, (Lembaran Negera Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 389)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3962);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negera Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara RepubliK Indonesia
Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4849);
7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negera
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negera
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5049);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
10.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 229,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5362);
11.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indoenesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan
Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5657);
3. 12.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983
Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3258) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun 1983 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5145);
13.Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2000 tentang
Perkapalan (Lembaran Negara Republik Indsonesia
Tahun 2000 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3929);
14.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
15.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
16.Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negera Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070);
17.Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Kenavigasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5093);
18.Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang
Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif
Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5161);
19.Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang
Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan
Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh
Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5179);
4. 20.Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5108);
21.Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perlindungan Lingkungan Maritim (Lembaran Negera
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonnesia Nomor 5109);
22.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Angkutan Multi Moda (Lembaran Negera Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5199);
23.Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 6
Tahun 2001 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) (Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun
2001 Nomor 6 Seri D Nomor 06);
24.Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 15
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2008
Nomor 15 Seri D Nomor 04);
25.Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Nunukan Tahun 2009 Nomor 4 Seri A Nomor 04);
5. DEWAN PER
Menetapkan :
Dengan Persetujuan Bersama
WAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
dan
BUPATI NUNUKAN
MEMUTUSKAN :
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN/JASA
KEPELABUHANAN PADA PELABUHAN LOKAL,
REGIONAL, INTERNASIONAL DAN ASDP DI
KABUPATEN NUNUKAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Nunukan.
2. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah
Kabupaten Nunukan.
3. Bupati adalah Bupati Nunukan.
4. Dinas adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintah Daerah
dibidang Kepelabuhanan.
5. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang
meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau
Daerah dengan nama dan bentuk apapun,
persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi,
yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana
pensiun, bentuk usaha tetap serta badan usaha
lainnnya.
6. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Daerah
Kabupaten Nunukan.
7. Retibusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi
adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan pribadi atau Badan.
8. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa
usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang,
fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
6. 9. Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip
komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta.
10. Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk
menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban
arus lalu lintas kapal, penumpang dan atau barang,
keselamatan dan keamanan berlayar, tempat
perpindahan intra dan/atau antar moda serta
mendorong perekonomian Nasioanl dan daerah
dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.
11. Pelabuhan adalah tempat terdiri dari daratan dan
perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan Pemerintah dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan
atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi.
12. Pelabuhan penyeberangan adalah pelabuhan umum
untuk kegiatan angkutan penyeberangan.
13. Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang
diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum.
14. Terminal Khusus adalah pelabuhan yang dikelola
untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan
tertentu.
15. Pelabuhan Laut adalah pelabuhan umum yang
melayani kegiatan angkutan laut.
16. Pelabuhan Lokal adalah merupakan pelabuhan
pengumpan skunder.
17. Pelabuhan Regional adalah merupakan pelabuhan
pengumpan primer.
18. Pelabuhan Internasional adalah merupakan
pelabuhan utama skunder.
19. Pelabuhan Sungai dan Danau adalah pelabuhan yang
digunakan untuk melayani angkutan sungai dan
danau yang terletak di sungai dan danau.
20. Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri, yang
selanjutnya dapat disingkat DUKS, adalah dermaga
dan fasilitas pendukungnya berada dalam
DLKr/DLKp yang dibangun, dioperasikan dan
digunakan untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu.
7. 21. Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah
atau pemerintahan daerah dipelabuhan sebagai
otoritas yang menyelenggarakan pelabuhan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undanagn
yang berlaku, yaitu otoritas pelabuhan (Port Authority)
atau Unit penyelenggara pelabuhan.
22. Jasa Kepelabuhanan adalah pelayanan yang
disediakan oleh penyelenggara pelabuhan atau Badan
Usaha Kepelabuhanan untuk terlaksana fungsi-fungsi
pelabuhanan.
23. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis
apapun, yang digerakan tenaga mekanik, tenaga
angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang
berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah
permukaan air, serta alat apung dan bangunan
terapung tidak berpindah-pindah.
24. Kapal Niaga adalah kapal yang dipergunakan untuk
mengangkut barang, penumpang dan hewan yang
berkunjung kepelabuhan untuk kepentingan niaga
yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran.
25. Angkutan Laut Pelayaran Rakyat adalah usaha rakyat
yang bersifat tradisional dan mempunyai
karakteristrik tersendiri untuk melaksanakan
angkutan diperairan dengan menggunakan kapal
layar, kapal layar bermotor dan atau kapal motor
sederhana berbendera Indonesian dengan ukuran
tertentu.
26. Angkutan penyeberangan adalah kegiatan angkutan
yang berfungsi sebagai jembatan penggerak yang
menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur
kereta api yang terputus karena adanya perairan,
untuk mengangkut penumpang dan kendaraan
beserta muatannya.
27. Angkutan Laut Luar Negeri adalah kegiatan angkutan
laut dari pelabuhan Indonesia kepelabuhan Luar
Negeri atau sebaliknya, termasuk melanjutkan
kunjungan antar wilayah perairan Indonesia yang
diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut.
28. Labuh/berlabuh adalah suatu keadaan kapal yang
berada dalam situasi diam/tidak bergerak dan
terapung di wilayah perairan serta terikat dengan
menggunakan jangkar.
29. Tambat/bertambak adalah suatu keadaan kapal yang
berada dalam situasi bersandar dan terikat di
dermaga.
30. Etmal adalah satuan untuk menghitung tarif jasa
tambat, dihitung dengan satuan sesuai etmal 24 jam.
31. Gross Tonnage, disebut GT adalah ukuran daya muat
/ kapasitas kapal.
8. 32. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi,
adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah pada
pelabuhan laut sesuai kewenangan dan
peruntukannya.
33. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang
menurut peraturan perundang-undangan retribusi
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
34. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu
yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi
untuk memanfaatkan jasa dan perijinan tertentu dari
Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
35. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat SSRD, adalah bukti pembayaran atau
penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan
cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran
yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
36. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi
yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi
yang terutang.
37. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang
selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat
ketetapan retribusi yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit
retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang
atau seharusnya tidak terutang.
38. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan
tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif
berupa bunga dan/atau denda.
39. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan
menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan retribusi daerah.
40. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana
dibidang retribusi daerah yang terjadi serta
menemukan tersangkanya.
9. BAB II
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Pelayanan/Jasa Kepelabuhanan
Pada Pelabuhan Lokal, Regional, Internasional dan ASDP
di Kabupaten Nunukan dipungut atas pelayanan jasa
kepelabuhanan termasuk fasilitas lainnya dilingkungan
pelabuhan.
Pasal 3
(1) Objek Retribusi adalah pelayanan jasa
kepelabuhanan, termasuk fasilitas lainnya di
lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah terdiri
dari:
a. Pelabuhan Laut meliputi:
1. Jasa pelayanan kapal:
a) Jasa labuh; dan
b) Jasa tambat.
2. Jasa pelayanan barang:
a) Jasa dermaga; dan
b) Jasa penumpukan.
3. Jasa pelayanan alat non mekanik.
4. Jasa kepelabuhanan lainnya:
a) Tanda masuk (pas) pelabuhan lokal;
b) Pas kendaraan;
c) Pelayanan air bersih;
d) Sewa tanah dan penggunaan perairan;
e) Jasa pemakaian ruangan dalam pelabuhan;
dan
f) Jasa pemanfaatan garis pantai.
b. Pelabuhan Sungai dan Danau meliputi:
1. Jasa pelayanan kapal:
a) Jasa tambat/labuh kapal setiap
dermaga/pinggiran.
2. Jasa pelayanan barang:
a) Jasa dermaga/pinggiran; dan
b) Jasa penumpukan.
3. Jasa Pelabuhan Lainnya:
a) Sewa pemakaian ruangan dalam
pelabuhan; dan
b) Tanda masuk (pas) pelabuhan untuk
kendaraan.
c. Pelabuhan Penyeberangan meliputi:
1. Jasa sandar.
a) Dermaga beton jembatan bergerak;
b) Dermaga beton;
c) Jembatan kayu;
d) Pinggiran/pantai; dan
e) Kapal istirahat pada dermaga.
10. 2. Jasa terminal:
a) Jasa tanda (pas) masuk pelabuhan untuk
kendaraan;
b) Jasa timbang kendaraan;
c) Jasa pemeliharaan dermaga; dan
d) Jasa penitipan kendaraan;
3. Tarif jasa penumpukan barang/hewan.
4. Sewa tanah dan penggunaan perairan.
5. Jasa fasilitas kamar mandi.
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan jasa
kepelabuhanan yang disediakan, dimiliki dan/atau
dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak
swasta.
Pasal 4
(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan
yang memperoleh pelayanan kepelabuhanan
dan/atau menikmati/memakai fasilitas di
lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan
yang telah memperoleh pelayanan kepelabuhanan
dan/atau menikmati/memakai fasilitas di
lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi jasa kepelabuhanan digolongkan kedalam
Golongan Retribusi Jasa Usaha.
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis
pelayanan, jenis fasilitas, frekuensi dan lama
pelayanan dan/atau penggunaan fasilitas.
11. BAB V
PRINSIP DAN SASARAN
DALAM PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif
retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh
keuntungan yang layak.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
meliputi biaya administrasi, pelayanan, pembinaan,
pengawasan, pemeliharaan, perawatan dan
kebersihan pelabuhan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
Struktur dan besarnya tarif Retribusi ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam lampiran dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
Retribusi dipungut diwilayah pelayanan kepelabuhan
yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten
Nunukan.
BAB VIII
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 10
(1) Masa Retribusi Jasa Pelayanan Kepelabuhanan
ditetapkan berdasrkan jangka waktu jasa pelayanan.
(2) Saat retribusi terutang adalah saat ditetapknnya
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB IX
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 11
(1) Retribusi terutang dipungut dengan menggunakan
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon,
dan kartu langganan.
12. (3) Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
BAB X
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 12
(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilunasi
sekaligus.
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat – lambatnya
7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan yang merupakan
tanggal jatuh tempo pembayaran Retribusi.
(3) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar
tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar
2% (dua perseratus) setiap bulan dari Retribusi yang
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih
dengan menggunakan STRD.
(4) Bupati/Pejabat atas permohonan Wajib Retribusi
setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat
memberikan persetujuan kepada Wajib Retribusi
untuk mengangsur atau menunda pembayaran
Retribusi, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua
perseratus) sebulan.
(5) Tata cara pembayaran, pembayaran dengan angsuran
dan penundaan pembayaran Retribusi ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
Pasal 13
(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilakukan di
Kas Daerah atau tempat lain yang ditetapkan oleh
Bupati.
(2) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan menggunakan SSRD.
(3) Bentuk, jenis, ukuran dan tatacara pengisian SSRD,
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB XI
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 14
(1) Untuk melakukan penagihan Retribusi,
Bupati/Pejabat dapat menerbitkan STRD jika Wajib
Retribusi tertentu tidak membayar Retribusi Terutang
tepat pada waktunya atau kurang membayar.
13. (2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) didahului dengan Surat Teguran.
(3) Jumlah kekurangan Retribusi yang terutang dalam
STRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah
dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2%
(dua perseratus) setiap bulan dari Retribusi yang
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(4) Tata cara penagihan Retribusi ditetapkan dengan
Peraturan Bupati.
BAB XII
KEBERATAN
Pasal 15
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan kepada
Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan,
kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat
dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan yang
terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib
Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban
membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan
Retribusi.
Pasal 16
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus
memberi keputusan atas keberatan yang diajukan
dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa
menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau
menambah besarnya Retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu
keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan.
14. Pasal 17
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau
seluruhnya, Bupati menerbitkan SKRDLB untuk
mengembalikan kelebihan pembayaran Retribusi
dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua
perseratus) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas)
bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan
diterbitkannya SKRDLB.
BAB XIII
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 18
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib
Retribusi dapat mengajukan permohonan
pengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus memberikan
keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak
memberikan suatu keputusan, permohonan
pengembalian pembayaran Retribusi dianggap
dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi
lainnya, kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan
untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi
tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak
diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi
dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Bupati
memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua
perseratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran
kelebihan pembayaran Retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran
Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Bupati.
15. BAB XIV
KADALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 19
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi
kadaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali
jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di
bidang Retribusi.
(2) Kadaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika:
a. diterbitkan Surat Teguran; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib
Retribusi, baik langsung maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, kadaluwarsa
penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat
Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah
Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan
masih mempunyai utang Retribusi dan belum
melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat
diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau
penundaan pembayaran dan permohonan keberatan
oleh Wajib Retribusi.
Pasal 20
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi
karena hak untuk melakukan penagihan sudah
kadaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang
Retribusi yang sudah kedaluwarsa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah
kadaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XV
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 21
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi
dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja
tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
16. (3) Pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
BAB XVI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 22
(1) Dinas bertanggungjawab atas pelaksanaan Peraturan
Daerah ini.
(2) Pengawasan umum atas pelaksanaan Peraturan ini
dilakukan oleh pejabat yang berwenang.
BAB XVII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 23
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan
Pemerintah Daerah dapat diberikan kewenangan untuk
melaksanakan penyidikan terhadap pelanggaran
terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah
ini sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan
Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang retribusi agar keterangan atau
laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b.meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi atau Badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan
dengan tindak pidana di bidang retribusi;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
pribadi atau badan sehubungan dengan tindak
pidana di bidang retribusi;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain
berkenan dengan tidak pidana di bidang retribusi;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan
bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen
lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di
bidang retribusi;
17. g. menyuruh berhenti dan/ atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang, benda dan/ atau dokumen yang
dibawa.
h.memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak
pidana di bidang retribusi;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk
kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang
retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut
Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
BAB XVIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 24
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktu
atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi
berupa bunga sebesar 2 % (dua perseratus) setiap
bulan dari retribusi yang terhutang yang tidak atau
kurang dibayar dan ditagihkan dengan menggunakan
STRD.
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 25
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan
kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah
diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan
atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah
Retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan penerimaan Negara.
(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah pelanggaran.
18. BAB XX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Perjanjian
antara Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan dengan
pengelola Pelabuhan mengenai Perjanjian Kerja sama
Pengoperasian Pelabuhan serta perjanjian lainnya yang
bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 27
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka maka
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 9 Tahun
2005 tentang Retribusi Pelayanan Jasa Kepelabuhanan
(Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan Tahun 2005
Nomor 9 Seri C Nomor 04) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 28
Peraturan Pelaksana Peraturan Daerah ini ditetapkan
paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini
diundangkan.
Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penetapannya
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nunukan.
Ditetapkan di Nunukan
pada tanggal 7 Maret 2015
BUPATI NUNUKAN,
ttd
BASRI
Diundangkan di Nunukan
pada tanggal 7 Maret 2015
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN,
TOMMY HARUN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2015 NOMOR 2
LEMBARANKABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2015 NOMOR
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN, KALIMANTAN
UTARA: 2/2015
19. LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
NOMOR 1 TAHUN 2015
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANAN/JASA
KEPELABUHANAN PADA PELABUHAN LOKAL,
REGIONAL, INTERNASIONAL DAN ASDP DI
KABUPATEN NUNUKAN
a. Jasa Pelabuhan Laut meliputi:
Struktur Retribusi
Besarnya Tarif
Retribusi
Satuan
1. Jasa Pelayanan Kapal:
a. Jasa labuh:
1. kapal yang melaksanakan kegiatan
niaga (kapal niaga)
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
d. kapal yang melakukan kegiatan
tetap diperairan pelabuhan:
1. kapal angkutan laut dalam
negeri.
2. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
2. kapal yang tidak melaksanakan niaga
(kapal non niaga)
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
b. Jasa Tambat:
1. Tambatan dermaga (Besi, Beton dan
Kayu):
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
2. Tambatan dermaga ponton:
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis
3. Tamabatan Breasthing, Dolphin
pelampung:
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
Rp. 400,-
Rp. 150,-
Rp. 100,-
Rp. 100,-
Rp. 100,-
Rp. 400,-
Rp. 150,-
Rp. 100,-
Rp. 400,-
Rp. 150,-
Rp. 100,-
Rp. 400,-
Rp. 100,-
Rp. 100,-
Rp. 400,-
Rp. 100,-
Rp. 100,-
Per GT per 15 hari
Per GT per kunjungan
Per GT per kunjungan
Per GT per Bulan
Per GT per Bulan
Per GT per 15 hari
Per GT per kunjungan
Per GT per kunjungan
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
20. 4. Tambatan pinggiran/garis pantai:
a. kapal angkutan laut luar negeri.
b. kapal angkutan laut dalam negeri.
c. kapal pelayaran rakyat/kapal
perintis.
2. Jasa Pelayanan Barang:
a. Jasa Dermaga:
1. Barang Ekspor dan Impor.
2. Barang antar pulau :
a. Garam, pupuk dan barang
bulog/sembako
b. Barang cair dan sejenisnya.
3. Kendaraan dan alat berat
a. Roda 2
b. Roda 3
c. Roda 4
d. Roda 6 dan alat berat
b. Jasa Penumpukan:
1. Gedung tertutup.
2. Lapangan .
3. Penyimpanan hewan:
a. kerbau, sapi, kuda dan sejenisnya.
b. Kambing, babi dan sejenisnya.
c. Unggas dan sejenisnya.
3. Jasa Pelayanan alat non mekanik:
Gerobak dorong.
4. Jasa Kepelabuhan Lainnya:
a. Tanda masuk (pas) orang di pelabuhan:
1. Tanda masuk (Pas) orang di pelabuhan
Lokal:
a. Pas harian.
1. Pas penumpang
2. Pas pengantar/pengunjung
b. Pas bulanan
c. Pas tahunan
2. Tanda masuk (Pas) orang di pelabuhan
Regional:
a. Pas harian.
1. Pas penumpang
2. Pas pengantar/pengunjung
b. Pas bulanan
c. Pas tahunan
3. Tanda masuk (Pas) orang di pelabuhan
Internasional
a. Pas harian.
1. Pas penumpang
2. Pas pengantar/pengunjung
b. Pas bulanan
c. Pas tahunan
Rp. 400,-
Rp. 100,-
Rp. 100,-
Rp. 500,-
Rp. 200,-
Rp. 400,-
Rp. 2.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 500,-
Rp. 250,-
Rp. 15.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 200,-
Rp. 2.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 65.000,-
Rp. 750.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 1.650.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 3.300.000,-
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Per Ton per M3
Per Ton per M3
Per Ton per M3
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Ton per M3/hari
Per Ton per M3/hari
Per Ekor
Per Ekor
Per Ekor
Per Unit per jam
Per orang sekali masuk
Per orang sekali masuk
Per orang per bulan
Per orang per tahun
Per orang sekali masuk
Per orang sekali masuk
Per orang per bulan
Per orang per tahun
Per orang sekali masuk
Per orang sekali masuk
Per orang per bulan
Per orang per tahun
21. b. Pas kendaraan:
1. Pas harian:
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Becak,Cikar, Dokar,
Sepeda.
2. Pas Bulanan
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda
3. Pas Tahunan
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda
4. Pelayanan Air Bersih. (keterlibatan PDAM)
5. Sewa tanah dan penggunaan perairan:
a. Untuk menggunakan industri galangan
kapal dan dock kapal:
1. Persewaan tanah pelabuhan
2. Penggunaan perairan untuk bangunan
dan kegiatan lainnya diatas air
b. Untuk bangunan Industri Perusahaan :
1. Persewaan tanah pelabuhan
2. Penggunaan perairan untuk bangunan
dan kegiatan lainnya diatas air
c. Untuk kepentingan lainnya:
1. Toko, Warung, dan sejenisnya
2. Perumahan Penduduk
6. Jasa pemakaian ruangan dalam gedung
a. Usaha .
b. Kantor.
c. Rumah makan /cafeteria/ warung.
d. Ruang tunggu penumpang VIP
Rp. 50.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 1.000,-
Rp.1.500.000,-
Rp. 900.000,-
Rp.60.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 20.000,
Rp.16.500.000,-
Rp. 9.900.000,-
Rp.660.000,-
Rp. 330.000,-
Rp. 220.000,
Rp. -
Rp.1.000,-
Rp. 250,-
Rp. 1.500,-
Rp. 250,-
Rp. 500,-
Rp. 250,-
Rp. 125.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,-
Per Unit per masuk/3
jam
Per Unit per jam
Per Unit per jam
Per Unit per jam
Per Unit per jam
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per M3
per M2 per tahun
per M2 per tahun
per M2 per tahun
per M2 per tahun
per M2 per tahun
per M2 per tahun
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per sekali pakai
22. b. Jasa Pelabuhan Sungai dan Danau meliputi:
Struktur Retribusi
Besarnya Tarif
Retribusi
Satuan
1. Jasa Pelayanan Kapal:
Jasa Tambat/Labuh Kapal setiap
Dermaga/Pinggiran:
a. Tongkang besi/gandeng.
1. Berbendera luar negeri
2. Berbendera dalam negeri
b. Kapal Motor / Speed Boat:
1. GT. 1 s/d GT. 6
2. GT. 7 s/d GT. 35
3. Diatas GT. 35
c. Perahu Motor/Jukung/Ketinting/Long
Boat
2. Jasa Pelayanan Barang:
a. Jasa Dermaga/Pinggiran:
1. Barang antar pulau:
1. Garam, pupuk/ barang
bulog/sembako.
2. Hewan:
a. kerbau, sapi, kuda dan
sejenisnya.
b. Kambing, babi dan sejenisnya.
c. Unggas dan sejenisnya.
2. Barang lainnya.
3. Kendaraan dan alat berat:
a. Roda 2
b. Roda 3
c. Roda 4
d. Roda 6 dan alat berat
b. Jasa Penumpukan:
1. Gedung tertutup.
2. Lapangan.
3. Penyimpanan hewan:
a. kerbau, sapi, kuda dan sejenisnya.
b. Kambing, babi dan sejenisnya.
c. Unggas dan sejenisnya.
3. Jasa Kepelabuhan lainnya:
a. Sewa pemakaian ruangan dalam
pelabuhan:
1. Usaha.
2. Kantor.
3. Rumah makan /cafeteria/ warung.
4. Ruang tunggu penumpang VIP.
USD. 0.0175
Rp. 15,-
Rp. 5.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 20.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 200,-
Rp. 2.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 400,-
Rp. 2.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 500,-
Rp. 250,-
Rp. 15.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 125.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,-
Per GT per Etmal
Per GT per Etmal
Sekali tambat
Sekali tambat
Sekali tambat
Sekali tambat
Per Ton per M3
Per Ekor
Per Ekor
Per Ekor
Per dos/per pack
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Unit per masuk
Per Ton per M3/hari
Per Ton per M3/hari
Per Ekor
Per Ekor
Per Ekor
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per Sekali pakai
23. b. Tanda pas masuk pelabuhan kendaraan:
1. Pas harian:
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Becak,Cikar, Dokar,
Sepeda.
2. Pas Bulanan
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda
3. Pas Tahunan
a. Treller, Truk gandeng.
b. Truk, Bus besar.
c. Pick up, Minibus, Sedan, Jeep.
d. Sepeda motor.
e. Gerobak, Cikar, Dokar, Sepeda
Rp. 50.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 1.000,-
Rp.1.500.000,-
Rp. 900.000,-
Rp.60.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 20.000,
Rp.16.500.000,-
Rp. 9.900.000,-
Rp.660.000,-
Rp. 330.000,-
Rp. 220.000,
Per Unit per 3 jam
Per Unit per jam
Per Unit per jam
Per Unit per jam
Per Unit per masuk
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per bulan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
per Unit per tahunan
c. Jasa Pelabuhan Penyeberangan Untuk Kapal Lintas Dalam Negeri meliputi:
Struktur Retribusi
Besarnya Tarif
Retribusi
Satuan
1. Jasa sandar:
a. Dermaga beton jembatan bergerak
b. Dermaga beton .
c. Jembatan kayu.
d. Pinggiran / Pantai.
e. Kapal istirahat pada dermaga.
2. Jasa Terminal:
a. Jasa tanda masuk pelabuhan:
1. Tanda masuk pelabuhan/terminal
(penumpang , pengantar, penjemput):
a. Dewasa
b. Anak
2. Tanda masuk bulanan karyawan
perusahaan di pelabuhan kendaraan
bermotor Gol. IV
3. Pas pelabuhan kendaraan bermotor
roda 4 atau lebih yang beroperasi di
pelabuhan
4. Tanda masuk kendaraan:
a. Golongan I. (sepeda, gerobak dan
sejenisnya)
b. Golongan II. (sepeda motor dan
sejenisnya)
c. Golongan III. (sepeda motor 500cc,
roda 3 dan sejenisnya)
Rp. 50,-
Rp. 45,-
Rp. 30,-
Rp. 25,-
Rp. 15,-
Rp. 2.500,-
Rp. 1.500,-
Rp. 10.000,-
Rp. 35.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 3.000,-
Per GT per call
Per GT per call
Per GT per call
Per GT per call
Per GT per jam
Per orang per masuk
Per orang per masuk
Per orang per bulan
Per unit per bulan
Per unit per masuk
Per unit per masuk
Per unit per masuk
24. d. Golongan IV. (sedan, mini bus,
pick up dan sejenisnya)
e. Golongan V. (bus, truck dan
sejenisnya)
f. Golongan VI. (bus besar, truck
tronton dan sejenisnya)
g. Golongan VII.
h. Golongan VIII.
b. Jasa Timbang Kendaraan
1. Golongan IV.
2. Golongan V.
3. Golongan VI.
4. Golongan VII.
5. Golongan VIII.
c. Jasa Pemeliharaan Dermaga
1. Golongan II.
2. Golongan III.
3. Golongan IV. Penumpang
4. Golongan IV. Barang
5. Golongan V. Penumpang
6. Golongan V. Barang
7. Golongan VI. Penumpang
8. Golongan VI. Barang
9. Golongan VII.
10. Golongan VIII.
11. Barang muatan diatas kendaraan
d. Jasa penitipan kendaraan:
1. Penitipan kendaraan Roda 2. 1 s/d 2
malam
2. Penitipan kendaraan Roda 2. Lebih
dari 2 malam
3. Penitipan kendaraan Roda 4. 1 s/d 2
malam
4. Penitipan kendaraan Roda 4. Lebih
dari 2 malam
3. Tarif jasa penumpukan barang/hewan
a. Gedung tertutup.
b. Lapangan.
c. Penyimpanan hewan:
1. kerbau, sapi, kuda dan sejenisnya.
2. Kambing, babi dan sejenisnya.
3. Unggas dan sejenisnya.
4. Sewa tanah dan penggunaan perairan:
a. Jasa pemakaian ruangan dalam pelabuhan
1. Usaha .
2. Kantor.
3. Rumah makan /cafeteria/ warung.
4. Ruang tunggu penumpang VIP.
b. Untuk kepentingan lainnya:
1. Toko, Warung, dan sejenisnya
2. Perumahan Penduduk
Rp. 10.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 20.000,-
Rp. 75.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 1.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 4.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 6.000,-
Rp. 7.000,-
Rp. 10.500,-
Rp. 13.000,-
Rp. 18.000,-
Rp. 17.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 10.800,-
Rp. 12.800,-
Rp. 1.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 7.000,-
Rp. 500,-
Rp. 250,-
Rp. 15.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 125.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 500,-
Rp. 250,-
Per unit per masuk
Per unit per masuk
Per unit per masuk
Per unit per masuk
Per unit per masuk
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per ton
Per unit
Per unit
Per unit
Per unit
Per Ton per M3/hari
Per Ton per M3/hari
Per ekor
Per ekor
Per ekor
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per M2per bulan
Per sekali pakai
Per M2per tahun
Per M2per tahun
25. c. Untuk bangunan Industri Perusahaan :
1. Persewaan tanah pelabuhan
2. Penggunaan perairan untuk bangunan
dan kegiatan lainnya diatas air
d. Untuk menggunakan industri galangan
kapal dan dock kapal:
1. Persewaan tanah pelabuhan
2. Penggunaan perairan untuk bangunan
dan kegiatan lainnya diatas air
5. Jasa fasilitas kamar mandi
Mandi/buang air besar
Rp. 1.500,-
Rp. 250,-
Rp.1.000,-
Rp. 250,-
Rp. 1.000,-
Per M2per tahun
Per M2per tahun
Per M2per tahun
Per M2per tahun
Per orang sekali masuk
BUPATI NUNUKAN,
ttd
BASRI