ABSTRAK
Fenomena gaya hidup milenial menjadi salah satu bagian dari lanskap kehidupan masyarakat dewasa saat ini. Terdapat tata-tata cara, kebiasaan dan elemen-elemen dalam gaya hidup milenial yang dianggap positif maupun negatif, baik bagi orang tua maupun sang anak yang berasal dari generasi Y atau Millennials. Maka dari itu, penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana fenomena perbedaan pendapat antara orang tua dengan anak yang berasal dari generasi milennial terhadap gaya hidup milennial yang dipraktikan oleh anak-anak tersebut dan bagaimana hal tersebut dapat mengarah kepada konflik dan atau diskusi yang terjadi diantara kedua golongan usia dan/atau generasi tersebut. Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan data secara wawancara, observasi serta studi dokumentasi untuk memperoleh temuan serta mendukung temuan yang diperoleh peneliti. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa antara orang tua dan anak mempunyai pandangan yang berbeda tentang gaya hidup yang milenial. Perbedaan tersebut mengarah kepada hal yang dianggap positif maupun yang dianggap negatif oleh orang tua dari anak yang berasal dari generasi millennial terhadap gaya hidup millennial itu sendiri yang pada akhirnya dapat mengarah kepada konflik maupun diskusi.
Kata kunci : Perbedaan pendapat orang tua dan anak, Millennial, konflik orang tua dan anak
Generasi muda merupakan harapan besar bagi masa depan suatu bangsa namun saat ini banyak dihadapkan pada ancaman penggunaan narkoba. Penggunaan narkoba di kalangan generasi muda Indonesia sangat memprihatinkan dan berpotensi merusak masa depan bangsa. Semua pihak harus bekerja sama memerangi penyebaran narkoba dan mengajak generasi muda menjauhinya.
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019Anindita Dyah Sekarpuri
Modul ini memberikan panduan bagi fasilitator kelompok kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) untuk membantu remaja merencanakan masa depannya dengan lebih baik, terutama terkait kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga. Modul ini dikembangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung program pemberdayaan remaja di Indonesia.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemenuhan nutrisi pada berbagai kelompok usia mulai dari neonatus, bayi, balita, hingga anak pra sekolah. Nutrisi yang dianjurkan berupa ASI eksklusif untuk neonatus dan bayi, sedangkan untuk balita dan anak pra sekolah disarankan makanan pendamping bergizi.
Dokumen tersebut membahas tentang periode pubertas dan remaja. Pubertas adalah masa perubahan fisik dan kematangan seksual pada usia 11-16 tahun yang ditandai dengan tumbuhnya bulu, perubahan suara, dan menstruasi. Remaja adalah masa transisi menuju dewasa yang ditandai dengan pencarian identitas dan belajar mengembangkan tanggung jawab.
Generasi muda merupakan harapan besar bagi masa depan suatu bangsa namun saat ini banyak dihadapkan pada ancaman penggunaan narkoba. Penggunaan narkoba di kalangan generasi muda Indonesia sangat memprihatinkan dan berpotensi merusak masa depan bangsa. Semua pihak harus bekerja sama memerangi penyebaran narkoba dan mengajak generasi muda menjauhinya.
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019Anindita Dyah Sekarpuri
Modul ini memberikan panduan bagi fasilitator kelompok kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) untuk membantu remaja merencanakan masa depannya dengan lebih baik, terutama terkait kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga. Modul ini dikembangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung program pemberdayaan remaja di Indonesia.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemenuhan nutrisi pada berbagai kelompok usia mulai dari neonatus, bayi, balita, hingga anak pra sekolah. Nutrisi yang dianjurkan berupa ASI eksklusif untuk neonatus dan bayi, sedangkan untuk balita dan anak pra sekolah disarankan makanan pendamping bergizi.
Dokumen tersebut membahas tentang periode pubertas dan remaja. Pubertas adalah masa perubahan fisik dan kematangan seksual pada usia 11-16 tahun yang ditandai dengan tumbuhnya bulu, perubahan suara, dan menstruasi. Remaja adalah masa transisi menuju dewasa yang ditandai dengan pencarian identitas dan belajar mengembangkan tanggung jawab.
Makalah ini membahas tentang seks bebas di kalangan remaja dan mahasiswa. Faktor-faktor yang mendorong seks bebas antara lain kurangnya pengetahuan agama, kurang perhatian orang tua, tekanan pasangan, dan kurangnya pengetahuan tentang dampak seks bebas. Makalah ini juga menjelaskan pandangan Islam yang melarang seks sebelum nikah.
ADVOKASI KEMITRAAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG UPAYA-UPAYA KE...Veranica Widi
Dokumen tersebut membahas tentang advokasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa advokasi merupakan upaya strategis untuk memperoleh dukungan terhadap tujuan kesehatan tertentu, sedangkan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar mampu menyelesaikan masalah kesehatan mereka sendiri. Dokumen tersebut juga
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiAsih Astuti
1. Pemerintah memiliki program untuk menangani masalah kesehatan reproduksi melalui 6 komponen utama yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, reproduksi usia lanjut, dan pemberdayaan perempuan
2. Program-program tersebut diimplementasikan dengan strategi seperti peningkatan kesadaran masyarakat, integrasi pelayanan, peningkatan akses pelayanan kesehatan, dan pemberday
Dokumen tersebut membahas mengenai masalah sampah yang semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Sampah perlu diolah menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan dan bernilai ekonomis. Beberapa sumber permasalahan sampah diantaranya kapasitas tempat pembuangan akhir yang terbatas, jarak ke tempat pembuangan yang jauh, serta kurangnya sosialisasi pengelolaan sampah.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik ibu nifas, yang meliputi penjelasan tentang perubahan fisiologi pada masa nifas, standar operasional prosedur pemeriksaan fisik, dan tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi pada ibu nifas."
Dokumen tersebut membahas tentang pola asuh dalam pendidikan anak usia dini. Terdapat tiga jenis pola asuh yaitu otoriter, permisif, dan demokrasi. Pola asuh otoriter mendidik anak dengan keras dan tegas, pola permisif memberikan kebebasan penuh pada anak, sedangkan pola demokrasi menghargai pendapat anak dan orangtua serta memberikan bimbingan. Pola asuh yang paling baik untuk perkembangan anak ad
Buku panduan ini memberikan pedoman bagi mahasiswa D3 Kebidanan STIKES Surabaya dalam melaksanakan praktik klinik kebidanan, mencakup asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan lainnya. Buku ini juga menjelaskan tujuan, proses, dan kompetensi yang harus dicapai mahasiswa dalam praktik kliniknya.
Dokumen tersebut membahas tentang remaja dan perkembangan mereka, termasuk permasalahan yang dihadapi remaja saat ini. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perkembangan kognitif, emosi, dan sosial remaja serta faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan remaja seperti lingkungan keluarga dan masyarakat yang lebih luas.
Pidato membahas bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar yang dapat menyebabkan perubahan sikap dan kepribadian, menurunnya kedisiplinan dan prestasi belajar, serta kemungkinan menjadi pecandu dan melakukan tindakan kriminal. Upaya pencegahan yang disarankan antara lain penyuluhan bahaya narkoba, pendampingan orang tua, dan peningkatan pendidikan moral siswa.
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...literasi digital
Frekuensi tinggi penggunaan media sosial pada anak dan remaja berpotensi membuat mereka
terpapar konten-konten yang berbahaya hingga mengalami adiksi media sosial dan perilaku online
berisiko. Hasil studi perilaku anak di media sosial dengan sampel anak usia 7-17 tahun di daerah
yang mewakili kawasan urban perkotaan ini berusaha memberikan rekomendasi bagi orangtua
untuk memastikan keselamatan anak di dunia maya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah definisi sosial budaya dan beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan seseorang seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi, self concept, dan image kelompok. Dokumen ini juga membahas dampak perubahan sosial budaya terhadap kesehatan dan hubungan antara budaya dengan kesehatan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian kenakalan remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja, dampak pergaulan remaja, dan solusi untuk menanggulangi masalah tersebut.
Makalah ini membahas tentang seks bebas di kalangan remaja dan mahasiswa. Faktor-faktor yang mendorong seks bebas antara lain kurangnya pengetahuan agama, kurang perhatian orang tua, tekanan pasangan, dan kurangnya pengetahuan tentang dampak seks bebas. Makalah ini juga menjelaskan pandangan Islam yang melarang seks sebelum nikah.
ADVOKASI KEMITRAAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG UPAYA-UPAYA KE...Veranica Widi
Dokumen tersebut membahas tentang advokasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa advokasi merupakan upaya strategis untuk memperoleh dukungan terhadap tujuan kesehatan tertentu, sedangkan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar mampu menyelesaikan masalah kesehatan mereka sendiri. Dokumen tersebut juga
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiAsih Astuti
1. Pemerintah memiliki program untuk menangani masalah kesehatan reproduksi melalui 6 komponen utama yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, reproduksi usia lanjut, dan pemberdayaan perempuan
2. Program-program tersebut diimplementasikan dengan strategi seperti peningkatan kesadaran masyarakat, integrasi pelayanan, peningkatan akses pelayanan kesehatan, dan pemberday
Dokumen tersebut membahas mengenai masalah sampah yang semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Sampah perlu diolah menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan dan bernilai ekonomis. Beberapa sumber permasalahan sampah diantaranya kapasitas tempat pembuangan akhir yang terbatas, jarak ke tempat pembuangan yang jauh, serta kurangnya sosialisasi pengelolaan sampah.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik ibu nifas, yang meliputi penjelasan tentang perubahan fisiologi pada masa nifas, standar operasional prosedur pemeriksaan fisik, dan tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi pada ibu nifas."
Dokumen tersebut membahas tentang pola asuh dalam pendidikan anak usia dini. Terdapat tiga jenis pola asuh yaitu otoriter, permisif, dan demokrasi. Pola asuh otoriter mendidik anak dengan keras dan tegas, pola permisif memberikan kebebasan penuh pada anak, sedangkan pola demokrasi menghargai pendapat anak dan orangtua serta memberikan bimbingan. Pola asuh yang paling baik untuk perkembangan anak ad
Buku panduan ini memberikan pedoman bagi mahasiswa D3 Kebidanan STIKES Surabaya dalam melaksanakan praktik klinik kebidanan, mencakup asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan lainnya. Buku ini juga menjelaskan tujuan, proses, dan kompetensi yang harus dicapai mahasiswa dalam praktik kliniknya.
Dokumen tersebut membahas tentang remaja dan perkembangan mereka, termasuk permasalahan yang dihadapi remaja saat ini. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perkembangan kognitif, emosi, dan sosial remaja serta faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan remaja seperti lingkungan keluarga dan masyarakat yang lebih luas.
Pidato membahas bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar yang dapat menyebabkan perubahan sikap dan kepribadian, menurunnya kedisiplinan dan prestasi belajar, serta kemungkinan menjadi pecandu dan melakukan tindakan kriminal. Upaya pencegahan yang disarankan antara lain penyuluhan bahaya narkoba, pendampingan orang tua, dan peningkatan pendidikan moral siswa.
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...literasi digital
Frekuensi tinggi penggunaan media sosial pada anak dan remaja berpotensi membuat mereka
terpapar konten-konten yang berbahaya hingga mengalami adiksi media sosial dan perilaku online
berisiko. Hasil studi perilaku anak di media sosial dengan sampel anak usia 7-17 tahun di daerah
yang mewakili kawasan urban perkotaan ini berusaha memberikan rekomendasi bagi orangtua
untuk memastikan keselamatan anak di dunia maya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah definisi sosial budaya dan beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan seseorang seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi, self concept, dan image kelompok. Dokumen ini juga membahas dampak perubahan sosial budaya terhadap kesehatan dan hubungan antara budaya dengan kesehatan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk pengertian kenakalan remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja, dampak pergaulan remaja, dan solusi untuk menanggulangi masalah tersebut.
Makalah ini membahas permasalahan remaja seperti bahaya merokok, penyimpangan seks, dan penyalahgunaan narkoba/minuman keras. Remaja rentan mengalami masalah psikososial karena perubahan biologis, kognitif, moral, dan psikologis yang terjadi selama masa pubertas dan remaja. Perubahan-perubahan ini dapat memengaruhi perilaku mereka dan menimbulkan resiko.
Dokumen tersebut membahas peran keluarga, khususnya orang tua, dalam membina akhlak remaja. Dokumen menjelaskan bahwa masa remaja merupakan masa transisi yang rentan terhadap pengaruh negatif, sehingga pendidikan akhlak dari orang tua sangat penting. Krisis akhlak yang melanda remaja saat ini disebabkan oleh perkembangan teknologi yang tidak seimbang dengan moral. Keluarga berperan besar dalam membantu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas pola komunikasi keluarga yang dijalani oleh generasi Z berdasarkan perspektif mereka sendiri.
2) Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus untuk menganalisis data hasil Focus Group Discussion.
3) Temuan penelitian menunjukkan bahwa kebersamaan keluarga membutuhkan komitmen, setiap keluarga memiliki batasan keterbukaan yang berbed
UAS PPT - Sosiologi Komunikasi - Kelompok (Sri, Ambar, Tarma).pptxambarwati524616
Pola komunikasi antara orang tua dan anak dalam keluarga broken home membahas komunikasi interpersonal, dampak menjadi anak broken home, dan pembahasan tentang teori belajar sosial Bandura dalam mempengaruhi pola komunikasi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas perbedaan pendapat antara orang tua dan anak mengenai pembelajaran online.
2. Antropologi berkaitan dengan konflik tersebut karena mempelajari segala aspek manusia termasuk konflik antara manusia.
3. Faktor penyebab konflik antara orang tua dan anak adalah perbedaan generasi, gaya hidup, dan persepsi mengenai pembelajaran online.
Dokumen tersebut membahas tentang kenakalan remaja, termasuk penyebabnya (internal dan eksternal) serta cara mengatasinya. Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor seperti gagalnya perkembangan identitas, kontrol diri yang lemah, keluarga yang tidak harmonis, dan lingkungan yang tidak mendukung. Untuk mengatasinya perlu adanya teladan orang dewasa yang baik, dukungan keluarga, pemilihan teman sebaya yang
1. Makalah ini membahas tentang kenakalan remaja dan menjelaskan beberapa dimensi perkembangan remaja yaitu dimensi biologis, kognitif, moral, dan psikologis.
2. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik dan hormonal yang berpengaruh pada pola pikir dan tingkah laku remaja.
3. Remaja mulai membangun identitas diri dan mengembangkan pola berpikir kritis serta kemampuan bermoral.
Teks tersebut membahas tentang pergaulan remaja dan pergaulan bebas. Secara garis besar, teks ini menjelaskan pengertian pergaulan, remaja, dan pergaulan bebas. Selain itu, teks ini juga menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas serta cara mengatasinya.
Makalah ini membahas tentang perkembangan remaja, dimulai dengan latar belakang mengenai pentingnya memahami tugas-tugas perkembangan remaja. Kemudian membahas tentang definisi remaja, ciri-ciri remaja, dan tugas perkembangan yang harus dilalui remaja seperti pencarian jati diri dan kemandirian. Terakhir membahas mengenai perkembangan fisik dan psikologi pada masa remaja awal."
Similar to Perbedaan Pendapat Antara Orang Tua dan Anak Dalam Menanggapi Gaya Hidup Yang Milenial.pdf (20)
Perbedaan Pendapat Antara Orang Tua dan Anak Dalam Menanggapi Gaya Hidup Yang Milenial.pdf
1. PERBEDAAN PENDAPAT ANTARA ORANG TUA DAN ANAK DALAM
MEMAKNAI GAYA HIDUP YANG MILENIAL
Ayla Fianti Syawalia, Elsa Rahma Izzati, Masayu Aviandini, Novalia Agung W. Ardhoyo,
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta
Email : masayuaviandini024@gmail.com
ABSTRAK
Fenomena gaya hidup milenial menjadi salah satu bagian dari lanskap kehidupan
masyarakat dewasa saat ini. Terdapat tata-tata cara, kebiasaan dan elemen-elemen dalam gaya
hidup milenial yang dianggap positif maupun negatif, baik bagi orang tua maupun sang anak
yang berasal dari generasi Y atau Millennials. Maka dari itu, penelitian ini akan membahas
mengenai bagaimana fenomena perbedaan pendapat antara orang tua dengan anak yang berasal
dari generasi milennial terhadap gaya hidup milennial yang dipraktikan oleh anak-anak tersebut
dan bagaimana hal tersebut dapat mengarah kepada konflik dan atau diskusi yang terjadi
diantara kedua golongan usia dan/atau generasi tersebut. Penelitian ini akan dilakukan dengan
pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan data secara wawancara, observasi
serta studi dokumentasi untuk memperoleh temuan serta mendukung temuan yang diperoleh
peneliti. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa antara orang tua dan anak mempunyai
pandangan yang berbeda tentang gaya hidup yang milenial. Perbedaan tersebut mengarah
kepada hal yang dianggap positif maupun yang dianggap negatif oleh orang tua dari anak yang
berasal dari generasi millennial terhadap gaya hidup millennial itu sendiri yang pada akhirnya
dapat mengarah kepada konflik maupun diskusi.
Kata kunci : Perbedaan pendapat orang tua dan anak, Millennial, konflik orang tua dan
anak
2. PENDAHULUAN
Generasi milenial umumnya ditandai dengan peningkatan penggunaan dan keakraban
dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Milenial menghabiskan lebih banyak waktu
untuk melihat layar perangkat mereka, mereka tidak memikirkan orang-orang di sekitar mereka,
mereka lebih peduli dengan urusan mereka sendiri. Minat membaca buku di perpustakaan
menurun, karena generasi milenial lebih suka membaca melalui perangkatnya, generasi
milenial juga harus memiliki akun media sosial dan pusat informasi sebagai sarana komunikasi
utama, generasi milenial lebih memilih untuk melihat melalui media sosial. layar perangkat
daripada televisi dan lebih memilih untuk melakukan pembelian melalui media online daripada
di pasar (Safitri, 2022). Generasi milenial ini berusia antara 18 dan 35 tahun, perkembangan
antara remaja akhir dan dewasa. Masa perubahan, yang dulunya tidak menentu, emosional,
tidak bertanggung jawab dan menghabiskan waktu berinteraksi di media sosial. Namun, remaja
akhir sedang mempersiapkan diri untuk memasuki fase dewasa menjadi pribadi yang utuh dan
kemudian dikaitkan dengan perkembangan pikiran, perasaan, sikap dan pengelolaan emosi.
Generasi milenial telah banyak berubah dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Milenial
memiliki karakteristik yang berbeda dalam memahami realitas kehidupan. Kelebihan dari
generasi ini adalah mereka lebih mudah memahami teknologi, mereka dapat dengan mudah
mengakses banyak masalah pengembangan masyarakat, mereka dapat dengan mudah
mengakses sejumlah besar sumber informasi pendukung melalui internet, generasi milenial
lebih pintar dari generasi sebelumnya. politik, ekonomi, bidang sosial dan lain-lain (Safitri,
2022).
Milenial dan generasi Z dinilai perlu menerapkan gaya hidup minimalis. Permasalahan
generasi muda saat ini adalah gaya hidup yang cenderung boros dan tidak mempedulikan
investasi. Di Indonesia, generasi milenial dan gen Z memiliki kemampuan manajemen
keuangan yang payah akibat gaya hidup yang cenderung lebih boros, sulit menabung, serta
tidak terlalu mempedulikan investasi untuk kebutuhan mendatang. (Tjiasaka, 2022). Ada
beberapa faktor yang membuat generasi milenial dan gen Z boros dan sulit menabung. Faktor
tersebut yaitu akses internet yang luas dan kehadiran e-commerce. Dengan dua kemudahan ini,
milenial dan gen Z cenderung lebih banyak mau dan kemudian boros, (Tjiasaka, 2022)
Masalah yang sering menimbulkan konflik antara orang tua dan remaja antara lain
masalah waktu bermain, pulang larut dan tidak langsung mengikuti perintah orang tua. Perilaku
anak yang melakukan kesalahan lebih dari satu kali membuat orang tua merasa marah, frustasi
3. dan kecewa. Perilaku orang tua saat marah adalah membentak anak dengan suara keras, kesal
dan hukuman fisik. Orang tua menenangkan diri setelah konflik dengan anak mereka dengan
tetap diam. Orang tua menyesal menghukum anak-anak mereka dan anak-anak merasa
menyesal telah melakukan kesalahan. Orang tua dan anak siap untuk menyelesaikan konflik,
dan hubungan orang tua-anak akan membaik kembali. Manajemen konflik yang dilakukan
dalam keluarga Jawa termasuk dalam tipe manajemen konflik konstruktif. Ada tiga jenis
manajemen konflik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yaitu; (1) pemecahan
masalah yang positif melalui diskusi, (2) konfrontasi yang melibatkan kata-kata kasar dan
hukuman, dan (3) penarikan diri yang ditandai dengan penghindaran masalah, penghindaran
diskusi, dan menjaga jarak. Remaja merindukan kebebasan untuk membuat keputusan mandiri
dan membuat pilihan hidup. Keinginan orang tua untuk mengontrol dan mengetahui segala
sesuatu yang dilakukan anak remajanya terkadang membuat remaja tidak nyaman. Dari masa
kanak-kanak hingga remaja, remaja mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk diri
mereka sendiri dan menjadi kurang bergantung pada orang tua mereka. Pada masa ini, remaja
mulai menyembunyikan dan menyimpan rahasia dari orang tuanya. Rahasia perkembangan
remaja bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai tugas perkembangan saat ini. Karena
tentunya ketika remaja memiliki rahasia, membedakan siapa yang berhak tahu dan siapa yang
tidak berhak tahu. Perbedaan pendapat dan keinginan antara orang tua dan remaja yang tidak
mau menceritakan semuanya kepada orang tua merupakan salah satu alasan yang dapat
menimbulkan konflik antara orang tua dan remaja. Tidak semua konflik sebenarnya memiliki
makna negatif. Konflik dapat berdampak positif atau negatif tergantung bagaimana konflik
tersebut ditangani. Konflik yang diselesaikan dengan benar dapat membangun hubungan
orang tua-remaja ke arah yang positif yang ditandai dengan penyesuaian diri remaja, dan
resolusi konflik yang merusak hubungan orang tua-remaja dapat dikaitkan dengan perilaku
remaja yang bermasalah.
Dalam contoh konflik ini terjadi perbedaan pendapat tentang waktu main anak yang
dianggap terlalu larut oleh orang tua. Waktu main anak yang sering melebihi waktu malam
yang orang tua sudah kasih untuk mereka menyebabkan orang tua mereka khawatir dengan
keadaan anaknya di luar sana. Di waktu yang senggang antara orang tua dan anak, mereka
dapat membicarakan konflik ini dengan cara musyawarah bersama dan dibicarakan dengan
kepala dingin alasan mengapa anak melakukan hal negatif tersebut, agar orang tua jaga tahu
alasan anak melakukan hal itu, sehingga dapat menentukan jalan keluarnya dan tidak ada lagi
terjadi konflik seperti itu ke depannya. Setelah dibicarakan dengan baik, anak akan mulai
4. pulang tepat waktu saat keluar rumah dan mulai mengontrol diri mereka agar tidak pulang larut
malam. Setiap manusia berhak memiliki privasi masing-masing, walaupun hubungan mereka
sangat dekat seperti layaknya orang tua dan anak, tetapi mereka berhak memiliki privasi
terhadap diri mereka sendiri. Kejadian ini tentu menimbulkan banyak perdebatan dan menjadi
hal yang sangat rumit untuk diperbincangkan, tetapi juga penting untuk komunikasi antara
orang tua dan anak. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan jalan keluar
dari perdebatan tersebut, sehingga tidak menimbulkan perdebatan yang lebih panjang antara
permasalahan ini.
METODOLOGI
Paradigma penelitian yang digunakan penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme.
Paradigme konstruktivisme merujuk pada adanya pendekatan terhadap konstruksi sosial.
Dalam paradigma konstruktivisme, Karman menjelaskan bahwa proses sosial didapatkan
melalui aksi dan interaksi yang terjadi antara individu yang terjadi secara kontinu hingga pada
akhirnya menghasilkan suatu realitas sosial yang dialami dan dimiliki secara individual
(Karman, 2015). Selain itu, Goffman dalam Tamburaka mengatakan bahwa setiap individu
dapat secara kontinu mengubah definisi dalam simbolisasi mengenai suatu baik itu tindakan
atau action maupun mengenai individu lain ketika bergerak melintasi ruang dan waktu. Dalam
hal ini Goffman mengatakan bahwa setiap orang memiliki lambang atau simbol masing-masing
namun terkadang kita sebagai individu tidak menyadarinya. Selebihnya Goffman mengatakan
bahwa pengalaman seorang individu terhadap realitas berkaitan dengan bagaimana individu
tersebut mampu dalam memaknai situasi yang terdapat dalam kehidupan kesehariannya
(Tamburaka, 2012). Mengacu pada penelitian ini, penelitian ini menggunakan paradigma
konstrutivisme. Sesuai dengan pernyataan yang diusulkan oleh Karman dan Goffman, dapat
dilihat bahwa penelitian mengenai perbedaan pendapat antara orang tua dan anak dalam
menanggapi gaya hidup yang milenial ini mengacu pada bagaimana dua kategori subjek yang
berbeda secara usia yaitu orang tua dan anak, memaknai realitas sosial terkait gaya hidup yang
dalam hal ini adalah gaya hidup milenial berdasarkan dengan pengalaman yang dialami dan
dimiliki oleh dua kategori subjek penelitian tersebut. Sehingga, dalam hal ini penelitian ini
akan melihat bagaimana realitas tersebut dibangun oleh dua kategori subjek penelitian tersebut
yang ditempuh melalui pendekatan kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merujuk pada penelitian yang bersifat induktif
5. yaitu dari khusus ke umum. Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah metode
yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, sedangkan untuk meneliti objek alamiah, di
mana peneliti adalah sebagai instrument kunci dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan
triangulasi. Analisis data bersifat induktif atau kualitatif serta hasil penelitian lebih
menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2011).Berdasarkan pernyataan di atas
maka dapat dilihat bahwasannya kualitatif merujuk pada adanya pemaknaan atas suatu
fenomena yang terjadi. Dalam hal ini para peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif
harus berhasil menemukan makna yang dikonstruksi oleh subjek penelitian atau dalam hal ini
dalam penelitian kualitatif disebut juga sebagai informan(yang mana penyebutan responden
lebih cenderung digunakan dalam penelitian kuantitatif). Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif. Sehingga, peneliti melakukan wawancara mendalam
terhadap para informan mengenai perbedaan pendapat antara orang tua dan anak dalam
menanggapi gaya hidup yang milenial. Peneliti menyusun pedoman wawancara yang
kemudian ditanyakan kepada para informan yang termasuk dalam kategori yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, yaitu berdasar pada kategori usia yaitu usia orang tua dan usia anak.
Pedoman wawancara tersebut diaplikasikan dalam bentuk wawancara mendalam terhadap
informan yang masuk dalam kategori pada penelitian ini. Penelitian yang digunakan dalam
riset ini adalah penlitian deskriptif. Furchan mengatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik
dari penelitian deskriptif, yaitu: 1. Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu
fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan objektivitas
dan dilakukan secara cermat; 2. Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta
tidak ada uji (Furchan, 2004). Sedangkan menurut Kountur, penelitian deskriptif memiliki ciri-
ciri sebagai berikut: 1. Berhubungan dengan keadaan yang terjadi pada saat itu; 2. Menguraikan
suatu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu per satu; 3. Variabel yang
diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan (treatment) (Kountur, 2003). Terdapat 3
jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Wawancara Penelitian ini
menggunakan sumber data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan
atau subjek penelitian. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara mendalam kepada
informan yang termasuk dalam kategori yang dibutuhkan dalam peneltian ini yaitu antara orang
dengan anak untuk memperoleh pandangan terhadap pendapat dalam menanggapi gaya hidup
yang milenial. 2. Observasi Penelitian ini juga menggunakan metode observasi dalam
memperoleh data. Hal yang diobservasi dalam hal ini adalah konflik yang terjadi antara orang
tua dengan anak terkait perbedaan pendapat dalam menanggapi gaya hidup yang milenial yang
tentu berbeda diantara keduanya. Pengamatan konflik tersebut ditempuh melalui melihat secara
6. langsung maupun tidak langsung orang tua yang sedang berdebat dengan anak mengenai
pendapat dalam menanggapi gaya hidup yang milenial. 3. Studi kepustakaan Di samping
wawancara mendalam dan observasi, penelitian ini juga menggunakan studi kepustakaan
dalam memperoleh data untuk menunjang penelitian ini. Studi kepustakaan tersebut dilakukan
dengan mengutip literatur-literatur yang relevan dengan objek penelitian dari buku, artikel
maupun dari hasil penelitian terdahulu. Peneliti mengacu pada literatur-literatur dan bacaan
serta hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan perbedaan pendapat antara orang tua
dan anak dalam menanggapi gaya hidup yang milenia. Maka dari itu, peneliti mengacu pada
literatur yang bersifat bagaimana pendapat orang tua terhadap gaya hidup milenial, pendapat
anak terhadap gaya hidup milenial serta menemukan penelitian terdahulu yang sudah
mengkombinasikan pandangan orang tua dan anak mengenai gaya hidup yang milenial.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian kepada suatu keluarga, yaitu orang
tua dan anak. Yang dimana terjadi konflik nyata yang disebabkan oleh perbedaan pendapat
antara orang tua dan anak dalam menanggapi waktu main. Peneliti melakukan wawancara dan
observasi kepada orang tua dan anak sebagai objek penelitian. Peneliti menggunakan model
Lasswell sebagai petunjuk proses komunikasi yang terjadi antara komunikator dan komunikan.
Orang tua dan anak pada umumnya merupakan manifestasi dari perbedaan antar
generasi. Tantangan yang paling berat bagi orang tua adalah masalah komunikasi akibat
kesenjangan antara nilai-nilai ideal yang diajarkan generasi sebelumnya dengan kenyataan
yang dihadapi generasi sekarang. Tanpa komunikasi yang efektif dan intensif antara orang tua
dan anak, akan timbul kesalahpahaman karena cara berpikir yang berbeda dan dapat
menimbulkan konflik. Mengingat kemudahan akses informasi yang diperoleh melalui
perkembangan teknologi, tidak heran jika anak-anak menemukan atau bahkan meniru hal-hal
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diberikan oleh orang tuanya. . Apalagi jika orang tua
tidak menjelaskan dengan baik nilai-nilai positif yang harus diikuti oleh anak. Jika anak tidak
mendapat tanggapan positif dari orang-orang terdekatnya, mereka akan mencarinya di tempat
lain, seperti di sekolah, di lingkungan sekitar, di internet, di televisi, atau bahkan di jalanan
kota. Komunikasi yang tidak efektif antara orang tua dan anak dapat menimbulkan
7. kecenderungan pembentukan karakter yang kurang baik pada anak. Selain itu, ada
kekhawatiran bahwa anak tersebut memiliki kondisi mental dan sikap yang menyimpang.
Karakteristik buruk para milenial yang erat dengan kemudahan teknologi, seperti
individualis, apatis terhadap lingkungan, mengharapkan kebutuhan atau keinginannya dapat
segera tercapai, lebih fokus terhadap materialistis, konsumeris dan eksistensi diri di media
sosial, kurang peduli terhadap sesama, mungkin akan terjadi pada anak-anak mereka.
Bagaimana para orang tua milenial ini membangun karakter dan konsep diri yang positif
kepada anak-anak mereka. Sedangkan kasu-kasus yang terjadi pada anak akibat perkembangan
teknologi ini semakin marak terjadi. Faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi
perkembangan anak adalah Keberfungsian keluarga dan pola Hubungan Orang tua terhadap
anak.
Fitzpatrick (1994) mengidentifikasi empat tipe keluarga, yaitu (a) tipe konsensus. Jenis
nilai keluarga ini komunikasi terbuka, tetapi otoritas dalam keluarga adalah orang tua. (b) Tipe
Pluralis, tipe keluarga ini adalah tipe keluarga yang cerewet tetapi kurang penurut. (c) Tipe
keluarga protektif, tipe keluarga ini adalah tipe keluarga yang jarang berbicara tetapi sangat
penurut. (d) Tipe “laissez-faire”, tipe keluarga ini adalah tipe keluarga yang jarang berbicara,
sedikit tunduk, dan jarang terlibat. Hubungan keluarga memiliki pengaruh yang besar terhadap
pembentukan konsep diri seorang anak. Dalam bukunya The Psychology of Communication,
Jalaludin Rakhmat menjelaskan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi konsep diri: orang
lain dan kelompok afinitas. Orang lain yang dirujuk oleh George Herbert Meade adalah orang
penting lainnya, yaitu orang yang sangat penting seperti anggota keluarga, kerabat, orang lain
yang tinggal di rumah yang sama. Richard Dewey dan W.J. Humber menyebutnya sebagai
orang lain yang emosional, yaitu orang lain yang memiliki keterikatan emosional dengan kita,
adalah kelompok yang menghubungkan kita secara emosional dan memengaruhi pembentukan
konsep diri kita.
Remaja berusia 16-20an yang menginjak bangku SMA hingga kuliah sering mengalami
konflik nyata dengan orang tua. Konflik tersebut bisa terjadi karena pendewasaan remaja yang
menanggap dirinya sudah cukup usia untuk bisa memilih hidupnya sendiri. Dari sudut pandang
orang tua, orang tua melarang anaknya karena adanya "cinta buta". Cinta buta yang dimaksud
adalah orang tua pernah mengalami hal serupa di masa lalu, sehingga ia tidak mau anaknya
menjadi seperti dirinya karena ada hal yang kurang baik terjadi. Orang tua takut anaknya
mengalami hal buruk. Jadi cinta buta merupakan cinta yang alasannya tidak dapat dicari, suka
8. maupun tidak suka orang tersebut harus nurut terhadap orang yang cinta buta. Masa anak
remaja adalah masa orang tua kehilangan "bayi kecil" mereka, orang tua masih mengganggap
anak mereka adalah bayi kecilnya karena orang tua telah mengurus anaknya dari semenjak
didalam perut hingga lahir dan tumbuh besar. Pengorbanan orang tua untuk anaknya dalam
berbagai hal membuat orang tua selalu ingat bahwa anak mereka adalah bayi kecil mereka
padahal anaknya sudah berumur remaja. Cinta buta yaitu kekhawatiran orang tua yang tidak
bisa diterima secara logika oleh anak.
Anak yang terlalu dilarang oleh orang tua akan memiliki sifat pembohong karena
apapun hal yang akan dilakukan si anak dengan alasan yang jujur pasti orang tuanya melarang,
sehingga anak perlu berbohong memberikan alasan lain agar orang tuanya mengizinkan mereka
untuk melakukan kegiatan diluar. Dengan berbohong, anak akan terus berbohong untuk
menutupi kebohongan lainnya agar tidak ketahuan oleh orang tua.
Masalah yang sering menimbulkan konflik antara orang tua dan remaja antara lain
masalah waktu berrmain, pulang larut dan tidak langsung mengikuti perintah orang tua.
Perilaku anak yang melakukan kesalahan lebih dari satu kali membuat orang tua merasa marah,
frustasi dan kecewa. Perilaku orang tua saat marah adalah membentak anak dengan suara keras,
kesal dan hukuman fisik. Orang tua menenangkan diri setelah konflik dengan anak mereka
dengan tetap diam. Orang tua menyesal menghukum anak-anak mereka dan anak-anak merasa
menyesal telah melakukan kesalahan. Orang tua dan anak siap untuk menyelesaikan konflik,
dan hubungan orang tua-anak akan membaik kembali. Manajemen konflik yang dilakukan
dalam keluarga Jawa termasuk dalam tipe manajemen konflik konstruktif. Ada tiga jenis
manajemen konflik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yaitu; (1) pemecahan
masalah yang positif melalui diskusi, (2) konfrontasi yang melibatkan kata-kata kasar dan
hukuman, dan (3) penarikan diri yang ditandai dengan penghindaran masalah, penghindaran
diskusi, dan menjaga jarak. Remaja merindukan kebebasan untuk membuat keputusan mandiri
dan membuat pilihan hidup. Keinginan orang tua untuk mengontrol dan mengetahui segala
sesuatu yang dilakukan anak remajanya terkadang membuat remaja tidak nyaman. Dari masa
kanak-kanak hingga remaja, remaja mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk diri
mereka sendiri dan menjadi kurang bergantung pada orang tua mereka. Pada masa ini, remaja
mulai menyembunyikan dan menyimpan rahasia dari orang tuanya. Rahasia perkembangan
remaja bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai tugas perkembangan saat ini. Karena
tentunya ketika remaja memiliki rahasia, membedakan siapa yang berhak tahu dan siapa yang
9. tidak berhak tahu. Perbedaan pendapat dan keinginan antara orang tua dan remaja yang tidak
mau menceritakan semuanya kepada orang tua merupakan salah satu alasan yang dapat
menimbulkan konflik antara orang tua dan remaja. Tidak semua konflik sebenarnya memiliki
makna negatif. Konflik dapat berdampak positif atau negatif tergantung bagaimana konflik
tersebut ditangani. Konflik yang diselesaikan dengan benar dapat membangun hubungan
orang tua-remaja ke arah yang positif yang ditandai dengan penyesuaian diri remaja, dan
resolusi konflik yang merusak hubungan orang tua-remaja dapat dikaitkan dengan perilaku
remaja yang bermasalah.
Dalam konflik yang terjadi orang tua merupakan seorang komunikator dan anak
merupakan komunikan. Konflik yang terjadi disini adalah karena anak yang pulang larut
malam setelah beraktivitas diluar dan tidak mengikuti perintah orang tua. Sebelum kejadian
anak pulang larut malam, orang tua sudah memberikan batasan waktu untuk anak pulang. Pada
wawancara yang dilakukan, orang tua memberikan batasan waktu pulang pada anak hingga
pukul 22.00 WIB, tetapi ternyata anaknya baru pulang pukul 23.00 WIB atau bahkan sering
kali tidak pulang kerumah karena menginap di rumah temannya. Pada diwaktu tertentu, anak
tidak memberikan kabar kepada orang tua bila akan pulang ke rumah atau tidak pulang. Hal
tersebut membuat orang tua marah dan khawatir terhadap anak. Alasan orang tua melarang
anak pulang malam sebenarnya beragam, tetapi pada konflik ini orang tua memberikan dua
alasan. Alasan pertama yaitu malam hari adalah waktu yang sangat berbahaya untuk berada
diluar rumah. Dan alasan yang kedua yaitu karena kurangnya rasa percaya keluarga terhadap
anak yang disebabkan oleh tidak terbukanya anak kepada orang tua. Di waktu yang senggang
antara orang tua dan anak, mereka dapat membicarakan konflik ini dengan cara musyawarah
bersama dan dibicarakan dengan kepala dingin alasan anak melakukan hal tersebut. Ternyata
hal tersebut terjadi karena orang tua kurang memberikan waktu untuk bermain seperti teman-
temannya yang lain. Karena sejatinya yang dibutuhkan oleh anak-anak remaja itu hanyalah
ingin bermain bersama dengan teman-temannya. Anak merasa tidak diberika kebebasan untuk
bersenang-senang dengan teman sebayanya menjadi penyebab mengapa anak sering nekat
keluar malam. Setelah orang tua mengetahui penyebab anak mereka selalu pulang malam,
orang tua mulai melakukan diskusi singkat diwaktu-waktu terntentu sehingga anak merasa
dekat dengan orang tua dan percaya kepada orang tuanya. Setelah dibicarakan dengan baik,
anak akan mulai pulang tepat waktu saat keluar rumah dan mulai mengontrol diri mereka agar
tidak pulang larut malam. Setiap manusia berhak memiliki privasi masing-masing, walaupun
10. hubungan mereka sangat dekat seperti layaknya orang tua dan anak, tetapi mereka berhak
memiliki privasi terhadap diri mereka sendiri.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat dilihat bahwa antara anak dengan orang
tua memiliki perbedaan pandangan mengenai gaya hidup yang millennial. Seperti yang telah
disebutkan bahwa pada umumnya orang tua dari generasi millennial adalah orang-orang yang
berasal dari generasi X. Antara generasi X dengan generasi Millennial atau Y tersebut tentunya
memiliki pandangan yang berbeda terhadap gaya hidup millennial. Perbedaan tersebut
mengarah kepada hal yang dianggap positif maupun yang dianggap negatif oleh orang tua dari
anak yang berasal dari generasi millennial terhadap gaya hidup millennial itu sendiri yang pada
akhirnya dapat mengarah kepada konflik maupun diskusi. Sehingga jalan keluar yang tepat
untuk mengakhiri konflik diskusi perbedaan usia adalah dengan saling mengerti keadaan satu
sama lain dan saling terbuka agar terjalin keharmonisan antara oranng tua dan anak.
11. DAFTAR PUSTAKA
Furchan, A. (2004). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Office).
Karman. (2015). Konstruksi Realitas Sosial Sebagai Gerakan Pemikiran. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Komunikasi dan Informatika. 5(3).
Kountur. (2003). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM).
Ningsih (2012). Pengelolaan konflik orang tua-remaja dalam keluarga Jawa. Naskah Publkasi.
Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/20315/15/Naskah_Publikasi.pdf
Rizki (2021). Interaksi komunikasi generasi milenial terhadap orang tua. Repository. Diakses
dari https://repository.ar-
raniry.ac.id/id/eprint/16630/1/Ayu%20Darani%20Rizki%2C%20160401009%2C%20
FDK%2C%20KPI%2C%20082277400564.pdf
Safitri (2022). Milenial dan Gen Z Dinilai Perlu Menerapkan Gaya Hidup Minimalis. Kompas.
Diakses dari https://amp.kompas.com/money/read/2022/01/27/182126126/milenial-
dan-gen-z-dinilai-perlu-menerapkan-gaya-hidup-minimalis
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tamburaka, Apriadi (2012). Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
Koerner, A. F., & Fitzpatrick, M, A. (2002). Understanding Family Communication Patterns
and Family Functioning: The Roles of Conversation Orientation and Conformity
Orientation. Annals of the International Communication Association
Ritchie, L. D., & Fitzpatrick, M. A. (1990). Family communication patterns: Measuring
intrapersonal perceptions of interpersonal relationships. Communication research.
Rakhmat, Jalaludin (2012). The Psychology of Communication. Bandung. Remaja
Rosdakarya